misa.lagu-gereja.com        
 
View : 11178 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Minggu, 5 Mei 2019
(Yohanes 21:1-19)

Minggu, 5 Mei 2019 - Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias - Yohanes 21:1-19 (Yoh. 21:1-14) - BcO Why. 6:1-17 - warna liturgi Putih

Minggu, 5 Mei 2019   
HARI MINGGU PASKAH III
Kis. 5:27b-32,40b-41; Mzm. 30:2,4,5,6,11,12a,13b; Why. 5:11-14;
Yohanes 21:1-19 (Yoh. 21:1-14).
BcO Why. 6:1-17.
warna liturgi Putih

Yohanes 21:1-19
Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias
21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 21:8 Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu. 21:9 Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 21:10 Kata Yesus kepada mereka: "Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu." 21:11 Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak. 21:12 Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. 21:13 Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu. 21:14 Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.
Gembalakanlah domba-domba-Ku
21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. 21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."


Penjelasan:

* Yoh 21:1-14 - Kristus Bersama Murid-murid-Nya.
    Si penulis kitab Injil seakan sudah menutup catatan sejarahnya dengan pasal yang lalu, namun (seperti yang terkadang dilakukan Paulus dalam surat-suratnya) hal baru terjadi, maka dia pun memulai kembali. Dia mengatakan bahwa ada banyak tanda-tanda lain yang dilakukan Yesus sebagai bukti kebangkitan-Nya. Dan di dalam pasal ini dia menyebutkan salah satu dari banyak tanda-tanda ini, yaitu penampakan Kristus di hadapan beberapa murid-Nya di Laut Tiberias. Mengenai peristiwa ini kita memiliki catatan:

    I. Bagaimana Dia menampakkan diri-Nya kepada mereka pada saat mereka sedang mencari ikan. Ia memenuhi jala mereka, lalu dengan sangat akrab datang dan makan bersama mereka apa yang telah mereka tangkap (ay. 1-14).
    II. Apa yang Dia bicarakan dengan Petrus setelah makan,
        . Mengenai diri-Nya sendiri (ay. 15-19).
        . Mengenai Yohanes (ay. 20-23).
    III. Kesimpulan yang khidmat dari kitab Injil ini (ay. 24-25). Aneh jika ada yang beranggapan bahwa pasal ini ditambahkan oleh orang lain, padahal dengan jelas dikatakan (ay. 24), bahwa murid yang dikasihi Yesus-lah yang memberikan kesaksian mengenai hal-hal ini.

Kristus Bersama Murid-murid-Nya. (21:1-14)

    Di sini kita memiliki catatan tentang penampakan Kristus di hadapan murid-murid-Nya di pantai Danau Tiberias.
    Perhatikanlah:

        . Marilah kita membandingkan penampakan ini dengan penampakan-penampakan yang terjadi sebelumnya. Dalam penampakan-penampakan sebelumnya itu, Kristus memperlihatkan diri-Nya kepada murid-murid-Nya ketika mereka sedang berkumpul dalam sebuah pertemuan yang khidmat (tampaknya pertemuan ibadah) pada suatu hari Tuhan. Pada waktu itu mereka semua sedang bersama-sama, mungkin mengharapkan penampakan-Nya. Namun dalam penampakan kali ini Dia menunjukkan diri-Nya kepada beberapa di antara mereka dalam situasi yang berbeda, pada suatu hari kerja, ketika mereka sedang mencari ikan, dan tidak terlalu memikirkan tentang penampakan-Nya. Kristus memiliki banyak cara supaya diri-Nya dikenal oleh umat-Nya, biasanya dalam ibadah-ibadah, namun kadang kala oleh Roh-Nya Dia mengunjungi mereka ketika mereka sedang mengerjakan urusan sehari-hari, seperti gembala-gembala yang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam (Luk. 2:8), begitu juga di sini (Kej. 16:13).
        . Marilah kita membandingkannya dengan penampakan berikutnya di bukit di Galilea, di mana Yesus menetapkan mereka untuk menemui Dia (Mat. 28:16). Ke sanalah mereka pergi begitu perayaan roti tidak beragi berlalu, dan mempersiapkan diri sebagaimana mereka pandang layak, sampai tiba waktu yang telah ditentukan untuk percakapan atau pertemuan umum ini. Nah, penampakan di bukit ini terjadi sementara mereka sedang menantikan penampakan-Nya itu, sehingga mereka tidak perlu lelah menunggu. Kristus sering kali melakukan yang lebih baik dari pada yang Dia katakan, tetapi tidak pernah melakukan yang lebih buruk. Dia sering kali sudah mengantisipasi segala sesuatu sebelumnya dan berbuat lebih daripada apa yang diharap-harapkan umat-Nya, tanpa sekalipun mengecewakan mereka.

    Mengenai rincian dari kisah tersebut, kita dapat mempelajari,

    I. Kepada siapa Kristus saat itu menampakkan diri-Nya (ay. 2): bukan kepada kedua belas murid seluruhnya, melainkan hanya kepada tujuh orang di antara mereka. Natanael disebutkan sebagai salah seorang di antaranya, yang tidak pernah kita temui lagi setelah pasal 1. Tetapi beberapa orang berpikir dia adalah orang yang sama dengan Bartolomeus, salah satu dari kedua belas murid. Dua orang yang tidak disebutkan namanya kira-kira adalah Filipus dari Betsaida dan Andreas dari Kapernaum.

    Perhatikan di sini:

        . Sungguh baiklah bagi murid-murid Kristus jika mereka sering bersama-sama. Bukan hanya dalam ibadah-ibadah khidmat, tetapi juga dalam pergaulan biasa dan mengenai urusan sehari-hari. Seharusnya dengan cara inilah orang Kristen yang baik membuktikan dan meningkatkan kepedulian mereka satu sama lain, saling menghibur dan saling membangun, baik dengan perkataan maupun teladan.
        . Kristus memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada mereka ketika mereka sedang bersama-sama, bukan hanya untuk menyetujui adanya masyarakat Kristen, melainkan supaya mereka dapat menjadi saksi-saksi bersama atas satu fakta yang sama, sehingga dapat saling menguatkan kesaksian satu sama lain. Di sini ada tujuh orang bersama-sama memberikan bukti. Mengenai hal ini beberapa orang memperhatikan bahwa hukum Romawi menuntut tujuh saksi untuk sebuah wasiat.
        . Tomas adalah salah seorang di antara mereka, dan disebut setelah Petrus, seakan dia sekarang selalu dekat dengan pertemuan-pertemuan para rasul, lebih dari sebelumnya. Suatu hal yang baik jika kegagalan yang disebabkan oleh kecerobohan kita membuat kita lebih berhati-hati setelah itu, supaya jangan ada kesempatan-kesempatan yang terlewatkan.
    II. Bagaimana mereka bekerja (ay. 3).

    Perhatikanlah:

        . Kesepakatan mereka untuk pergi mencari ikan. Mereka tidak tahu persis apa yang harus mereka lakukan dengan diri mereka sendiri. Kalau aku, kata Petrus, Aku pergi menangkap ikan. Kalau begitu kami pergi juga dengan engkau, kata mereka, supaya kita dapat tetap bersama-sama. Meskipun pada umumnya dua orang yang berbeda tidak dapat memiliki pikiran yang sama, tetapi mereka dapat. Beberapa orang berpendapat bahwa mereka melakukan kesalahan dengan kembali kepada perahu dan jala yang telah mereka tinggalkan. Tetapi, jika mereka bersalah maka Kristus tidak akan menunjukkan persetujuan-Nya dengan cara mengunjungi mereka. Mereka patut dihargai, karena mereka melakukan ini,
            (1) Untuk memanfaatkan setiap waktu yang ada dan tidak bermalas-malasan. Mereka belum ditugaskan untuk mengabarkan kebangkitan Kristus. Pengutusan mereka sudah ada dalam perencanaan, tetapi belum digenapi. Saat untuk mengambil tindakan masih akan tiba. Mungkin Guru mereka telah menyuruh mereka untuk tidak mengatakan apa pun tentang kebangkitan-Nya sampai setelah kenaikan-Nya, bahkan sampai setelah pencurahan Roh Kudus, dan kemudian mereka harus memulai di Yerusalem. Sekarang, untuk sementara, daripada tidak melakukan apa-apa, mereka hendak pergi mencari ikan. Bukan untuk bersenang-senang, melainkan untuk bekerja. Ini adalah contoh kerendahan hati mereka. Walaupun mereka sudah diangkat untuk diutus oleh Kristus, sebagaimana Dia diutus oleh Bapa, namun mereka tidak membanggakan diri mereka, melainkan mengingat gunung batu yang dari padanya mereka terpahat. Ini juga adalah contoh kerajinan mereka, yang menunjukkan bahwa mereka adalah suami-suami yang baik di zaman mereka. Sementara mereka menunggu, mereka tidak mau bermalas-malasan. Orang-orang yang ingin dapat mempertanggungjawabkan waktu mereka dengan sukacita sebaiknya berusaha mengumpulkan dan memanfaatkan setiap potongan waktu yang tersisa.
            (2) Supaya mereka dapat mengurus diri mereka sendiri dan tidak menjadi beban bagi siapa pun. Selama Guru mereka ada bersama-sama dengan mereka, orang-orang yang melayani Dia bersikap baik kepada mereka. Tetapi sekarang setelah mempelai itu diambil dari mereka, mereka harus berpuasa pada hari-hari itu, dan oleh sebab itu tangan mereka sendiri, seperti tangan Paulus, harus bekerja untuk memenuhi keperluan mereka, dan karena alasan inilah Kristus bertanya kepada mereka, Adakah kamu mempunyai lauk-pauk? Ini mengajar kita untuk tetap tenang melakukan pekerjaan dan dengan demikian makan makanan kita sendiri.
        . Kekecewaan yang mereka alami dalam mencari ikan. Malam itu mereka tidak menangkap seekor pun, sekalipun, kemungkinannya, mereka telah sepanjang malam bekerja keras, seperti dalam Lukas 5:5. Lihatlah kesia-siaan dunia ini, tangan orang yang rajin sering kali kembali dengan hampa. Bahkan orang-orang yang baik bisa saja kurang berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan, walaupun mereka sudah berlaku jujur. Mungkin saja bagi kita untuk berusaha mengerjakan kewajiban kita, namun tidak berhasil. Demikianlah Allah Sang Pemelihara telah mengatur agar sepanjang malam itu mereka tidak menangkap apa pun, supaya ikan tangkapan yang ajaib pada pagi hari dapat menjadi lebih indah dan lebih dapat diterima hati. Di balik kekecewaan-kekecewaan yang bagi kita sangat menyedihkan, Allah sering kali memiliki rancangan-rancangan yang sangat murah hati. Manusia memang berkuasa atas ikan-ikan di laut, tetapi ikan-ikan itu tidak selalu tunduk pada perintahnya. Hanya Allah yang tahu arus lautan, dan memerintahkan apa yang melewatinya.
    III. Dengan cara apa Kristus membuat diri-Nya dikenali oleh murid-murid-Nya. Dikatakan (ay. 1), "Ia menampakkan diri." Tubuh-Nya, walaupun merupakan sebuah tubuh yang nyata dan sesungguhnya, adalah tubuh yang sudah bangkit, seperti yang akan terjadi dengan tubuh kita kelak, sebuah tubuh rohani, dan karena itu hanya dapat dilihat ketika Dia berkenan untuk membuatnya terlihat. Atau, lebih tepatnya, datang dan pergi begitu cepat sehingga berada di satu tempat lalu di tempat lainnya dalam waktu singkat, dalam sekejap mata. Empat hal dapat dipelajari dari penampakan Kristus kepada murid-murid-Nya itu:
        . Dia menampakkan diri-Nya kepada mereka pada waktu yang tepat (ay. 4): Ketika hari mulai siang, setelah malam kerja keras yang tidak menghasilkan apa-apa, Yesus berdiri di pantai. Waktu yang paling sering Kristus pilih untuk membuat diri-Nya dikenali oleh umat-Nya adalah ketika mereka sedang berada dalam kegagalan. Ketika mereka berpikir bahwa mereka telah kehilangan arah, Dia akan membuat mereka menyadari bahwa mereka tidak kehilangan Dia. Sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi, jika Kristus datang, terdengar sorak-sorai. Kristus menampakkan diri-Nya kepada mereka, bukan berjalan di atas air, karena, setelah bangkit dari antara orang mati, Ia tidak bersama dengan mereka seperti sebelumnya, melainkan berdiri di pantai, karena sekarang merekalah yang harus pergi ke arah-Nya. Beberapa penulis klasik menunjukkan makna penting hal ini, bahwa Kristus, dengan menyelesaikan pekerjaan-Nya, telah melalui sebuah lautan yang berangin keras, yaitu lautan darah, dan sampai di pantai yang aman dan tenang, di mana Dia berdiri dalam kemenangan. Sedangkan, para murid, dengan pekerjaan mereka di hadapan mereka, masih berada di lautan, dalam kerja keras dan bahaya. Inilah penghiburan bagi kita, ketika perjalanan kita sulit dan banyak rintangan, bahwa Guru kita ada di pantai, dan kita sedang bergegas ke arah Dia.
        . Dia menampakkan diri-Nya kepada mereka secara perlahan-lahan. Para murid, walaupun mereka sudah mengenal Dia dengan akrab, tidak dapat tahu seketika itu juga, bahwa itu adalah Yesus. Mereka tidak terlalu mengharapkan akan melihat Dia di situ, dan tidak benar-benar melihat dengan saksama ke arah Dia, sehingga mengira Dia orang biasa yang sedang menunggu kedatangan perahu mereka, untuk membeli ikan mereka. Perhatikanlah, Kristus sering lebih dekat dengan kita daripada yang kita pikirkan, dan setelah kita menyadarinya, itu akan menjadi penghiburan bagi kita.
        . Dia menampakkan diri-Nya kepada mereka dengan tindakan belas kasihan-Nya (ay. 5). Dia memanggil mereka anak-anak, paidia -- "Anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk? Adakah ikan yang kalian tangkap?"

        Di sini:

            (1) Sapaan-Nya sangat akrab. Dia berbicara kepada mereka seperti kepada anak-anak-Nya, dengan kepedulian dan kelembutan seorang bapa: Anak-anak. Walaupun sekarang Dia telah ada dalam keadaan dipermuliakan, Dia berbicara kepada murid-murid-Nya dengan kebaikan dan kasih sayang yang sama seperti biasanya. Mereka bukan anak-anak jika dilihat dari segi umur, namun mereka adalah anak-anak-Nya, anak-anak yang telah Allah berikan kepada-Nya.
            (2) Pertanyaan-Nya sangat baik: "Adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Sebagai seorang bapa yang lemah lembut, Dia bertanya mengenai anak-anak-Nya, apakah mereka diperlengkapi dengan apa yang layak bagi mereka, karena kalau tidak, Dia akan mengurus persediaan mereka. Perhatikan, Tuhan untuk tubuh (1Kor. 6:13). Kristus mengambil tanggung jawab atas kebutuhan fana umat-Nya, dan telah menjanjikan kepada mereka bukan hanya anugerah yang cukup, melainkan juga makanan yang pantas. Sesungguhnya mereka akan dipelihara (Mzm. 37:3, KJV; TB: berlakulah setia -- pen.). Kristus melihat ke dalam gubuk orang miskin, dan bertanya, "Anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Dengan demikian Dia mengajak mereka untuk membentangkan permasalahan mereka di hadapan-Nya, dan dengan doa yang disertai iman menyatakan dalam segala hal keinginan mereka kepada Dia. Ia akan membuat mereka untuk tidak khawatir tentang apa pun juga, karena Ia yang memelihara mereka dan mengurus mereka. Dalam hal ini Kristus telah memberi kita contoh kepedulian penuh belas kasihan bagi saudara-saudara kita. Ada banyak kepala keluarga miskin yang tidak dapat bekerja, atau gagal dalam bekerja, sehingga jatuh dalam kesukaran. Kepada mereka orang kaya seharusnya menanyakan demikian, "Adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Karena orang yang paling kekurangan biasanya paling sedikit berteriak. Terhadap pertanyaan ini para murid memberikan jawaban yang singkat, dan, menurut beberapa orang, dengan nada ketidakpuasan dan kekesalan. Mereka mengatakan, "Tidak ada," tanpa memberi dia sapaan ramah dan hormat apa pun seperti yang Dia berikan kepada mereka. Sungguh bukan yang terbaik yang mereka kembalikan untuk membalas kasih Tuhan Yesus. Kristus memberikan pertanyaan tersebut kepada mereka, bukan karena Dia tidak mengetahui kebutuhan mereka, melainkan karena Dia hendak mengetahuinya dari mereka. Orang-orang yang hendak menerima persediaan dari Kristus harus mengakui diri mereka hampa dan kekurangan.
        . Dia menampakkan diri-Nya dengan perbuatan penuh kuasa-Nya, dan ini menyempurnakan pengenalan mereka akan Dia (ay. 6): Dia menyuruh mereka menebarkan jala di sebelah kanan perahu, sisi yang berlawanan dengan tempat mereka sedang menebarkan jala. Lalu, mereka yang tadinya akan pulang dengan tangan kosong, diperkaya dengan ikan tangkapan yang banyak. Di sini kita mendapati,
            (1) Perintah-perintah yang Kristus berikan kepada mereka, dan janji yang ditambahkan kepada perintah-perintah tersebut: Tebarkanlah jalamu di tempat yang Aku tunjukkan, maka akan kamu peroleh. Bagi Dia tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi, bahkan penghuni bawah air sekalipun (Ayb. 26:5), Dia mengetahui di sisi sebelah mana kawanan ikan itu berada, dan ke sisi itulah Dia mengarahkan mereka. Perhatikanlah, pemeliharaan Allah meluas sampai kepada hal-hal yang paling kecil dan tidak terduga. Karena itu, sungguh berbahagialah mereka yang mengetahui bagaimana menerima petunjuk dalam mengerjakan urusan-urusan mereka, dan mengakuinya dalam segala jalan mereka.
            (2) Ketaatan mereka terhadap perintah-perintah ini, dan keberhasilan nyata yang didapat karenanya. Walaupun murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus, namun mereka mau menerima saran dari siapa pun. Mereka tidak menyuruh orang asing itu supaya mengurus urusannya sendiri dan tidak mencampuri urusan mereka, melainkan menerima saran-Nya. Dengan bersikap patuh seperti itu kepada seorang asing, tanpa sadar mereka telah menuruti Guru mereka. Dan hasilnya sungguh baik, karena sekarang mereka memiliki tangkapan yang membayar semua jerih payah mereka. Perhatikan, orang-orang yang rendah hati, rajin, dan sabar (walaupun pekerjaan mereka mungkin mendapat rintangan) akan dimahkotai. Terkadang mereka hidup sampai melihat pekerjaan mereka mengalami perubahan yang menggembirakan, setelah banyak pergumulan dan usaha tanpa hasil. Tidak ada kerugian yang disebabkan karena mematuhi perintah Kristus. Orang-orang yang kemungkinan besar berhasil adalah yang mengikuti hukum firman, tuntunan Roh Kudus, dan petunjuk Allah Sang Pemelihara. Inilah yang dimaksudkan dengan menebarkan jala di sebelah kanan perahu. Sekarang, peristiwa penangkapan ikan tersebut dapat dipandang,
                [1] Sebagai sebuah mujizat: mujizat ini dirancang untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus dibangkitkan dalam kekuatan, walaupun ditaburkan dalam kelemahan, dan bahwa segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya, tidak terkecuali ikan-ikan di laut. Kristus menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya dengan melakukan untuk mereka apa yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain mana pun, termasuk hal-hal yang tidak mereka harapkan.
                [2] Sebagai sebuah belas kasihan bagi mereka, untuk persediaan yang tepat dan berlimpah-limpah bagi kebutuhan mereka. Ketika kepandaian dan kerja keras mereka gagal, kuasa Kristus datang tepat waktu untuk kelegaan mereka. Dia mau menjaga supaya orang-orang yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk Dia tidak akan kekurangan hal baik apa pun. Ketika kita sedang sangat membutuhkan, Jehovah-jireh.
                [3] Sebagai kenangan akan belas kasihan yang ditunjukkan-Nya dahulu, ketika Ia membalas jasa Petrus yang telah meminjamkan perahunya (Luk. 5:4, dst.). Mujizat ini sangat mirip mujizat itu, sehingga pasti mengingatkan Petrus akan peristiwa tersebut, sehingga bisa menolong dia untuk mengambil manfaatnya. Kedua mujizat tersebut sangat mempengaruhi dia, karena terjadi tepat dalam situasi dirinya, dalam bidang pekerjaannya sendiri. Kemurahan hati yang diberikan kemudian dirancang untuk mengingatkan kembali akan kemurahan hati yang sebelumnya, supaya roti yang sudah dimakan janganlah dilupakan.
                [4] Sebagai suatu misteri (sesuatu yang sukar dipahami), namun sangat penting bagi pekerjaan yang kini Kristus tugaskan kepada mereka dalam pengutusan yang semakin luas. Para nabi telah berusaha menjala jiwa-jiwa, dan tidak mendapatkan satu pun, atau hanya sedikit, namun para rasul, yang menurunkan jala sesuai perkataan Kristus, telah sangat berhasil. Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak (Gal. 4:27). Mereka sendiri, dalam menjalankan misi mereka sebelumnya, ketika mereka pertama kali dijadikan penjala manusia, hanya berhasil sedikit jika dibandingkan dengan yang sekarang mereka capai. Ketika, tidak lama setelah ini, tiga ribu orang bertobat dalam satu hari, saat itulah jala ditebarkan di sebelah kanan perahu. Ini sungguh memberi semangat kepada pelayan-pelayan Kristus, supaya mereka terus bertekun dalam pekerjaan mereka. Satu tangkapan yang menggembirakan pada akhirnya mungkin cukup untuk membayar kerja keras selama bertahun-tahun dalam menjala dengan Injil.
    IV. Bagaimana para murid menyambut penampakan Kristus (ay. 7-8). Kita menemukan,
        . Bahwa Yohanes adalah murid yang paling cerdas dan cepat tanggap. Dia yang dikasihi Yesus adalah orang pertama yang mengatakan, "Itu Tuhan," karena kepada orang-orang yang dikasihi-Nya Kristus akan menunjukkan diri-Nya dengan cara yang istimewa. Rahasia-Nya ada bersama orang-orang kesukaan-Nya. Yohanes telah mengikuti Gurunya dalam berbagai penderitaan-Nya, lebih dekat dibandingkan dengan murid-murid lainnya, dan oleh karena itu dia memiliki pandangan yang lebih jelas dan penilaian yang lebih tajam dibandingkan dengan yang lainnya, sebagai imbalan atas kesetiaannya itu. Ketika hanya Yohanes sendiri yang menyadari bahwa itu adalah Tuhan, dia menyampaikan pengetahuannya itu kepada orang-orang yang sedang bersama-sama dengan dia. Karena, kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. Orang-orang yang mengenal Kristus secara pribadi seharusnya berusaha keras membawa orang lain untuk berkenalan dengan-Nya. Kita tidak perlu menguasai-Nya sendiri, karena di dalam Dia ada cukup untuk kita semua. Yohanes memberi tahu Petrus secara khusus apa yang dipikirkannya, bahwa itu adalah Tuhan, karena dia tahu Petrus pasti akan senang melihat Dia, lebih daripada murid-murid lainnya. Walaupun Petrus telah menyangkal Gurunya, namun, setelah dia bertobat dan diterima kembali ke dalam persekutuan para murid, mereka bersikap bebas dan akrab dengannya seperti sebelumnya.
        . Bahwa Petrus adalah murid yang paling bersemangat dan bergairah. Begitu mendengar bahwa itu adalah Tuhan (dia percaya pada perkataan Yohanes), perahu itu pun tidak dapat menahannya, dan dia pun tidak dapat menunggu sampai perahu mencapai daratan. Langsung saja dia terjun ke danau, supaya dapat menjadi yang pertama menemui Kristus.
            (1) Ia menunjukkan rasa hormatnya kepada Kristus dengan mengenakan pakaiannya, supaya dia dapat tampil di hadapan Gurunya dengan pakaian terbaik yang dia miliki, dan dengan terburu-buru dia segera mendatangi-Nya. Tadinya dia hanya mengenakan pakaian dalamnya, karena pekerjaan yang dilakukannya berat dan dia sudah memutuskan untuk mengerahkan segala upaya untuk mengerjakannya. Mungkin pakaian nelayan tersebut terbuat dari kulit, atau kain minyak, sehingga dapat menahan air, seperti yang dulu dia biasa kenakan setelah menjala ikan ketika masih sepenuhnya bekerja sebagai nelayan. Pakaian inilah yang sekarang dia kenakan supaya dapat secepat mungkin melintasi air mendatangi Kristus.
            (2) Petrus menunjukkan rasa kasihnya yang kuat kepada Kristus, dan keinginannya yang sungguh-sungguh untuk dapat bersama-Nya, dengan melompat ke dalam danau, melangkah susah payah atau berenang menuju pantai untuk mendatangi-Nya. Pada waktu ia berjalan di atas air ke arah Kristus (Mat. 14:28-29), dikatakan bahwa Petrus turun dari perahu dengan hati-hati, namun di sini dikatakan Ia terjun ke dalam danau dengan buru-buru. Tidak peduli tenggelam atau berenang, ia mau menunjukkan keinginan baik dan tujuannya untuk bersama Yesus. "Jika Kristus sampai membuatku," pikirnya, "tenggelam dan gagal mencapai Dia, itu pantas kudapatkan karena telah menyangkal Dia." Petrus sudah diampuni, dan ia menunjukkan bahwa karena itu ia sangat mengasihi Dia, dengan bersedia menghadapi bahaya dan menanggung penderitaan untuk mendatangi-Nya. Orang-orang yang pernah bersama-sama dengan Yesus akan bersedia mengarungi lautan yang dilanda badai, bahkan lautan darah, untuk datang kepada-Nya. Dan terpujilah persaingan di antara murid-murid Kristus yang berusaha untuk menjadi yang pertama mencapai Dia.
        . Bahwa murid-murid lainnya bersikap hati-hati dan memiliki hati yang jujur. Walaupun mereka tidak dikuasai emosi kegirangan sampai terjun ke danau seperti Petrus, namun mereka berusaha sekuat tenaga untuk mempercepat perahu mereka menuju pantai (ay. 8): Murid-murid yang lain, termasuk Yohanes yang pertama menyadari bahwa itu adalah Kristus, datang perlahan, namun mereka juga datang kepada Kristus. Nah, di sini kita perhatikan,
            (1) Betapa Allah membagikan karunia-karunia-Nya dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa murid unggul, seperti Petrus dan Yohanes, sangat menonjol dalam hal karunia-karunia dan anugerah-anugerah, dan oleh karena itu berbeda dengan saudara-saudara mereka, sedangkan yang lain hanyalah murid-murid biasa, yang memperhatikan tugas mereka dan setia kepada-Nya, namun tidak berbuat apa pun yang membuat diri mereka luar biasa. Namun, baik yang satu maupun yang lainnya, baik yang menonjol maupun yang biasa-biasa saja, akan duduk bersama-sama dengan Kristus dalam kemuliaan, bahkan mungkin yang terakhir akan menjadi yang terdahulu. Di antara murid-murid yang unggul, beberapa di antaranya, seperti Yohanes, jelas suka merenung, memiliki karunia-karunia pengetahuan yang besar, dan mengabdi pada gereja dengan karunia-karunia tersebut. Yang lainnya, seperti Petrus, jelas giat dan berani, kuat dan melakukan hal-hal luar biasa, dan karena itu sangat berguna bagi generasi mereka. Beberapa orang berguna sebagai mata gereja, yang lainnya sebagai tangan gereja, dan semuanya bagi kebaikan tubuh.
            (2) Betapa besar perbedaan yang mungkin ada di antara sebagian orang benar dengan sebagian lainnya dalam cara mereka menghormati Kristus, namun semuanya berkenan kepada-Nya. Beberapa lebih banyak melayani Kristus dengan tindakan-tindakan pengabdian, serta ungkapan semangat keagamaan yang luar biasa, dan mereka melakukannya dengan baik, mereka melakukannya untuk Tuhan. Petrus tidak seharusnya dicela karena menceburkan dirinya ke laut, melainkan dipuji karena semangat dan kasih sayangnya yang besar. Begitu pula orang-orang yang, karena mengasihi Kristus, meninggalkan perkara-perkara dunia, bersama Maria, untuk duduk dekat kaki-Nya. Tetapi yang lainnya lebih banyak melayani Kristus dalam berbagai urusan dunia. Mereka tetap berada di atas kapal, menyeret jala, dan membawa ikan ke pantai, seperti murid-murid lainnya dalam perikop ini. Orang-orang seperti itu tidak seharusnya dicela sebagai orang-orang yang duniawi, karena mereka, dalam pekerjaan mereka, juga benar-benar melayani Kristus seperti yang lain, bahkan ketika mereka melayani meja. Jika semua murid melakukan apa yang Petrus lakukan, apa jadinya dengan ikan dan jala-jala mereka? Namun, sebaliknya juga, jika Petrus melakukan apa yang murid-murid lainnya lakukan, kita akan kekurangan perbuatan yang penuh semangat kudus ini. Kristus berkenan kepada keduanya, dan kita juga harus demikian.
            (3) Bahwa ada beberapa cara membawa murid-murid Kristus pergi dari lautan dunia ini ke pantai kepada-Nya. Beberapa orang dibawa kepada-Nya melalui kematian yang kejam, seperti para martir yang menceburkan diri mereka ke laut karena semangat mereka bagi Kristus. Yang lainnya dibawa kepada-Nya melalui kematian alami, menyeret jala, yang kurang menakutkan. Namun pada akhirnya kedua kelompok ini bertemu dengan Kristus di pantai yang aman dan tenang.
    V. Jamuan apa yang Tuhan Yesus berikan kepada mereka ketika mereka sampai di pantai.
        . Ia sudah menyiapkan perbekalan untuk mereka. Ketika mereka sampai di darat, basah dan kedinginan, letih dan lapar, mereka menemukan api unggun di situ untuk menghangatkan diri dan mengeringkan tubuh mereka, serta ikan dan roti, perbekalan yang layak sebagai makanan yang enak.
            (1) Kita tidak perlu ingin tahu dan menanyakan dari mana api, ikan, dan roti itu berasal, lebih daripada dari mana daging yang dibawa burung-burung gagak kepada Elia. Dia yang dapat menggandakan roti dan ikan pasti dapat membuat yang baru jika Dia mau, atau mengubah batu menjadi roti, atau mengutus malaikat-malaikat-Nya untuk mengambilnya di tempat yang Dia ketahui terdapat roti di sana. Tidak pasti apakah perbekalan ini disiapkan di tempat terbuka, atau di dalam semacam pondok nelayan atau gubuk di pantai, namun tidak ada yang megah atau sangat indah di sini. Kita seharusnya puas dengan hal-hal yang sederhana, karena Kristus pun demikian.
            (2) Kita boleh merasa terhibur oleh tindakan kepedulian Kristus kepada murid-murid-Nya ini. Dengan kepedulian-Nya itu Dia hendak menyediakan segala yang kita butuhkan, dan mengetahui apa yang kita perlukan. Dengan baik hati Dia memenuhi kebutuhan para nelayan itu, ketika mereka datang dalam keadaan letih karena pekerjaan mereka. Sebab, sesungguhnya akan dipelihara orang-orang yang percaya kepada Tuhan dan melakukan kebaikan. Ini menjadi dorongan semangat bagi pelayan-pelayan Kristus, yang Dia jadikan penjala-penjala manusia, bahwa mereka boleh mengandalkan Dia yang mempekerjakan mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan jika mereka tidak mendapatkan dorongan semangat di dunia ini, sehingga seperti Paulus harus mengalami lapar, dahaga, dan kerap kali berpuasa, baiklah mereka mencukupkan diri mereka dengan apa yang mereka miliki di dunia ini. Karena, mereka memiliki persediaan hal-hal yang lebih baik dan akan makan dan minum semeja dengan Kristus di dalam Kerajaan-Nya (Luk. 22:30). Tidak lama sebelum itu, murid-murid telah menjamu Kristus dengan sepotong ikan goreng (Luk. 24:42), dan sekarang, sebagai seorang teman, Dia membalas kebaikan hati mereka, dan menjamu mereka dengan seekor ikan. Oh tidak, malah dengan ikan tangkapan yang banyak Dia membalas mereka lebih dari seratus kali lipat.
        . Yesus meminta beberapa ekor ikan yang baru mereka tangkap, dan mereka memberikannya (ay. 10-11).

        Perhatikanlah di sini:

            (1) Perintah yang Kristus berikan kepada mereka untuk membawa ikan tangkapan mereka ke pantai: "Bawa ikan yang sudah kamu tangkap ke sini sekarang, dan mari kita makan beberapa ekor," bukan karena Dia membutuhkannya dan tidak bisa menyiapkan makanan untuk mereka tanpa ikan-ikan itu, melainkan,
                [1] Dia ingin supaya mereka makan hasil jerih payah tangan mereka (Mzm. 128:2). Apa yang didapat dengan berkat Allah atas kerja keras dan usaha jujur kita sendiri, jika disertai dengan Tuhan memberi kita kuasa untuk menikmatinya, dan bersenang-senang dalam jerih payah kita, maka ada sifat manis tersendiri di dalamnya. Dikatakan mengenai orang yang malas, bahwa dia tidak akan menangkap buruannya (KJV: dia tidak akan memanggang apa yang dia dapat dari pergi berburu -- pen.). Dia tidak akan merasa sanggup untuk menguliti hasil buruan yang dengan susah payah dia dapatkan (Ams. 12:27). Namun dengan ini Kristus hendak mengajar kita untuk memanfaatkan apa yang kita miliki.
                [2] Dia ingin supaya mereka merasakan karunia-karunia dari rahmat-Nya yang ajaib, supaya mereka dapat menjadi saksi-saksi bagi kuasa maupun kebaikan-Nya. Manfaat-manfaat yang Kristus limpahkan kepada kita bukanlah untuk dikubur dan disimpan, melainkan untuk dikeluarkan dan digunakan.
                [3] Dia ingin memberikan sebuah contoh jamuan rohani yang disediakan-Nya bagi semua orang percaya. Dalam contoh di sini, jamuan itu sungguh lepas dan akrab, yaitu Dia makan bersama-sama dengan mereka, dan mereka bersama-sama dengan Dia. Kemurahan hati mereka menyenangkan hati-Nya, dan penghiburan-Nya menyenangkan hati mereka. Apa yang Dia kerjakan di dalam mereka diterima-Nya dari mereka.
                [4] Pelayan-pelayan Tuhan, yang adalah penjala-penjala manusia, harus membawa semua yang mereka tangkap kepada Tuan mereka, karena keberhasilan mereka tergantung pada-Nya.
            (2) Kepatuhan mereka pada perintah ini (ay. 11). Dikatakan (ay. 6), mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan, artinya mereka merasa kesulitan, karena itu melebihi kemampuan mereka. Namun Dia yang memerintahkan mereka untuk membawanya ke pantai telah membuatnya menjadi mudah. Tanpa pengaruh lebih lanjut dari anugerah ilahi, para penjala manusia itu, ketika telah menangkap jiwa-jiwa di dalam jala Injil, tidak dapat membawa jiwa-jiwa itu ke pantai, serta tidak dapat meneruskan dan menyelesaikan pekerjaan baik yang telah mereka mulai. Dialah yang menolong kita untuk menangkap jiwa-jiwa, dan yang tanpa pertolongan-Nya kita tidak akan dapat menangkap satu jiwa pun. Lalu, jika Dia tidak menolong kita untuk mempertahankan mereka dan membawa mereka ke darat, yaitu membangun mereka di atas dasar iman mereka yang paling suci, maka akhirnya kita akan kehilangan mereka (1Kor. 3:7).

            Perhatikanlah:

                [1] Siapa yang paling giat dalam membawa ikan-ikan ke darat: yaitu Petrus, yang, seperti dalam contoh sebelumnya (ay. 7), telah menunjukkan kasih yang lebih bersemangat kepada diri Tuannya daripada murid-murid lainnya, begitu juga di sini dia menunjukkan bahwa dia lebih siap untuk menaati perintah Tuannya. Namun semua yang setia maju dengan cara yang tidak sama.
                [2] Jumlah ikan yang mereka tangkap. Mereka ingin tahu jumlah ikan-ikan itu dan menghitungnya, mungkin dengan tujuan untuk menentukan bagian masing-masing. Jumlah seluruhnya adalah seratus lima puluh tiga ekor, dan semuanya ikan-ikan besar. Ini jauh lebih banyak daripada yang mereka butuhkan untuk persediaan mereka saat itu, namun mereka dapat menjualnya, dan uangnya dapat dipakai untuk urusan mereka di Yerusalem, karena tidak lama lagi mereka harus segera kembali ke sana.
                [3] Tindakan kepedulian Kristus kepada mereka lebih lanjut, yang lebih menambah mujizat dan belas kasihan-Nya itu: Sungguhpun sebanyak itu, dan penuh ikan-ikan besar, jala itu tidak koyak, sehingga mereka tidak kehilangan seekor ikan pun, ataupun merusakkan jala mereka. Dikatakan dalam Lukas 5:6 [dalam kesempatan lain -- pen.] Jala mereka mulai koyak. Mungkin juga jala ini adalah jala pinjaman, karena mereka sudah lama meninggalkan jala mereka sendiri, dan jika demikian, Kristus hendak mengajar kita untuk memelihara barang yang kita pinjam, seakan itu adalah milik kita sendiri. Baguslah jika jala mereka tidak koyak, karena saat itu mereka tidak memiliki waktu luang untuk memperbaiki jala-jala mereka seperti dulu. Jala Injil sudah menangkap banyak orang, tiga ribu orang dalam satu hari, namun tidak menjadi koyak, masih tetap berkuasa untuk membawa jiwa-jiwa kepada Allah.
        . Kristus mengundang mereka untuk makan. Karena Ia melihat mereka menjaga jarak dan tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan, Ia memanggil mereka dengan sangat akrab, "Marilah dan sarapanlah."
            (1) Lihatlah di sini betapa bebasnya Kristus dengan murid-murid-Nya. Dia memperlakukan mereka sebagai teman. Dia tidak berkata, "Marilah dan tunggulah," atau "Marilah dan layanilah Aku," melainkan Marilah dan sarapanlah. Bukan "Pergilah sarapan sendiri," sebagaimana seharusnya para hamba, melainkan, Marilah dan sarapanlah dengan-Ku. Ajakan yang baik hati ini secara tidak langsung bisa menggambarkan,
                [1] Panggilan yang Kristus berikan kepada murid-murid-Nya untuk masuk ke dalam persekutuan dalam anugerah dengan-Nya di sini. Segala sesuatu sudah siap; Marilah dan sarapanlah. Kristus adalah sebuah perjamuan makan; marilah dan makanlah Dia, daging-Nya adalah benar-benar makanan dan darah-Nya adalah benar-benar minuman. Kristus adalah seorang sahabat; marilah dan makanlah bersama dengan Dia, Dia akan menyambutmu (Kid. 5:1).
                [2] Panggilan yang akan Dia berikan untuk masuk ke dalam sukacita-Nya, dalam kemuliaan yang akan datang. Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku; Marilah dan duduklah makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Kristus memiliki segala yang diperlukan untuk menjamu semua sahabat-sahabat-Nya dan pengikut-pengikut-Nya. Ada cukup tempat dan persediaan untuk mereka semua.
            (2) Lihatlah betapa hormatnya murid-murid di hadapan Kristus. Mereka agak malu menggunakan kebebasan yang Dia tawarkan, dan jika dilihat dari bagaimana Dia membujuk mereka untuk mengambil lauk mereka, tampaknya mereka sempat berdiri diam. Untuk makan dengan seorang pembesar, seorang pembesar yang demikian penting, mereka memperhatikan baik-baik apa yang ada di depan mereka. Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, "Siapakah Engkau?" Ini mungkin saja,
                [1] Karena mereka tidak mau bersikap lancang terhadap-Nya. Walaupun mungkin saat itu Dia tampil dengan sedikit samaran pada awalnya, sama seperti terhadap dua orang murid ketika ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia, namun ada alasan yang sangat bagus yang membuat mereka untuk berpikir bahwa itu adalah Dia dan tidak mungkin orang lain. Atau,
                [2] Karena mereka tidak mau terlalu jauh mengungkapkan kebodohan mereka. Dia sudah menunjukkan tindakan kuasa dan kebaikan-Nya, jadi benar-benar bodohlah jika mereka sampai menanyakan apakah itu Dia atau bukan. Ketika Allah, dalam pemeliharaan-Nya, memberi kita bukti-bukti masuk akal atas kepedulian-Nya terhadap tubuh kita, dan dalam kemurahan hati-Nya memberi kita bukti-bukti nyata atas maksud baik-Nya bagi jiwa kita, serta perbuatan baik-Nya terhadap tubuh dan jiwa kita, maka kita harus merasa malu atas ketidakpercayaan kita, dan tidak seharusnya sampai menanyakan apa yang sudah begitu jelas Dia nyatakan. Keragu-raguan yang tidak beralasan harus dihilangkan, bukan dihidupkan.
        . Dia mengambilkan makanan untuk mereka, sebagai tuan yang mengadakan perjamuan makan (ay. 13). Menyadari bahwa mereka masih malu dan takut-takut, Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, beberapa potong untuk masing-masing mereka, demikian juga ikan itu. Tidak diragukan Dia pasti mengucapkan berkat dan memanjatkan syukur (sama seperti dalam Lukas 24:30), namun, karena itu adalah kebiasaan-Nya yang sudah dikenal dan selalu dilakukan-Nya, maka tidak perlu diceritakan lagi.
            (1) Jamuannya hanya biasa-biasa saja. Hanya makan dengan ikan, tanpa dibumbui. Tidak ada yang megah, tidak ada yang menimbulkan keheranan. Persediaan banyak, namun sederhana dan biasa-biasa saja. Rasa lapar adalah saus yang terbaik. Walaupun sudah mencapai keadaan dipermuliakan, Kristus menunjukkan diri-Nya hidup dengan makan, bukan menunjukkan diri-Nya seorang penguasa dengan mengadakan pesta jamuan. Orang-orang yang tidak dapat merasa puas dengan roti dan ikan tanpa saus dan anggur, akan sulit merasa senang makan dengan Kristus di sini.
            (2) Kristus sendiri yang memulai. Walaupun mungkin dengan tubuh kemuliaan-Nya itu Dia tidak perlu makan, namun Dia hendak menunjukkan bahwa Dia sungguh-sungguh memiliki tubuh yang sebenar-benarnya, yang mampu makan. Para rasul memberikan ini sebagai sebuah bukti untuk kebangkitan-Nya, yaitu bahwa mereka telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia (Kis. 10:41).
            (3) Dia membagi-bagikan lauk kepada semua tamu-Nya. Dia bukan hanya menyediakannya untuk mereka dan mengajak mereka, tetapi juga membagi-bagikannya sendiri di antara mereka dan meletakkannya ke tangan mereka. Demikianlah kita berutang kepada-Nya karena sudah membayar lunas dan menerapkan manfaat-manfaat penebusan. Dia memberi kita kekuatan untuk menikmatinya.

            Penulis Injil menghentikan ceritanya ketika mereka makan, dan memberikan keterangan ini (ay.14): Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, atau kepada sebagian besar murid-murid-Nya, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. Itulah hari ketiga, demikianlah menurut beberapa orang. Pada hari Dia bangkit Dia menampakkan diri-Nya lima kali. Terus, hari kedua penampakan-Nya adalah malam hari ketujuh itu, dan yang ini adalah hari yang ketiga. Atau ini adalah penampakan-Nya yang ketiga di hadapan sejumlah besar murid bersama-sama. Walaupun Dia sudah menampakkan diri kepada Maria, kepada para perempuan, kepada dua orang murid, dan kepada Kefas, namun sebelum ini Dia hanya dua kali menampakkan diri kepada mereka bersama-sama sekaligus. Peristiwa penampakan-Nya ini diperhatikan dan dicatat di sini,

                [1] Untuk meneguhkan kebenaran tentang kebangkitannya. Penglihatan digandakan dua kali lipat, bahkan tiga kali lipat, supaya hal itu menjadi pasti. Orang-orang yang tidak percaya pada pertanda pertama akan menjadi percaya pada suara pertanda-pertanda berikutnya.
                [2] Sebagai contoh kebaikan Kristus yang terus berlanjut bagi murid-murid-Nya. Sekali, dan lagi, dan ketiga kalinya, Dia mengundang mereka. Mengingat lawatan-lawatan Kristus yang murah hati adalah suatu hal yang baik, karena Dia mengingatnya, dan lawatan-lawatan itu akan diingat untuk menentang kita, jika sikap hidup kita tidak layak untuk lawatan-lawatan-Nya itu, seperti yang terjadi pada Salomo, ketika dia diingatkan bahwa Tuhan Allah Israel telah menampakkan diri kepadanya dua kali. Itulah ketiga kalinya. Apakah kita sudah membuat kemajuan yang sebagaimana mestinya sejak yang pertama dan kedua? (2Kor. 12:14). Itulah ketiga kalinya, dan mungkin saja itu yang terakhir kalinya.


* Percakapan Kristus dengan Petrus (21:15-19)

    Di sini diceritakan mengenai percakapan Kristus dengan Petrus setelah sarapan. Begitu banyak diceritakan mengenai Kristus di sini, yakni,

    I. Dia menguji kasih Petrus kepada-Nya, dan memberinya tugas berkenaan dengan umat-Nya (ay. 15-17).

    Perhatikanlah:

        . Kapan Kristus mulai berbicara dengan Petrus. Hal itu terjadi setelah mereka sarapan: mereka semua sudah makan, sudah kenyang, dan mungkin sedang dihibur dengan perkataan yang meneguhkan seperti yang biasa dilakukan Tuhan kita Yesus pada waktu makan. Kristus telah mengetahui bahwa apa yang harus dikatakan-Nya kepada Petrus akan membuatnya gelisah. Oleh karena itu, Yesus tidak ingin mengatakannya sampai mereka selesai makan, karena Dia tidak mau merusak acara sarapan Petrus. Petrus menyadari bahwa dirinya telah membuat Gurunya merasa jengkel, dan mungkin menduga bahwa ia tidak akan menerima apa pun selain teguran akibat pengkhianatan dan sikapnya yang tidak tahu berterima kasih. "Seperti inikah kebaikan hatimu kepada sahabatmu? Bukankah Aku telah memberitahumu betapa engkau ini seorang pengecut?" Bukan itu saja. Ia mungkin sangat yakin bahwa namanya akan dicoret dari daftar nama para murid, dan akan dikeluarkan dari kelompok yang keramat ini. Dua atau tiga kali Petrus telah melihat Gurunya sejak kebangkitan-Nya, dan Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun mengenai hal seperti ini kepadanya. Kita bisa menduga bahwa Petrus penuh dengan keraguan mengenai posisinya di hadapan Gurunya, kadang-kadang ia mengharapkan yang terbaik, karena ia telah menerima perkenanan dari-Nya bersama-sama dengan yang lain. Namun juga bukannya tanpa rasa takut sedikit pun, kalau-kalau pada akhirnya datang kecaman atas segala yang telah dilakukannya. Namun sekarang, akhirnya Gurunya melepaskan Petrus dari penderitaannya, mengatakan apa yang harus dikatakan-Nya kepadanya, dan meneguhkan dia pada posisinya sebagai seorang rasul. Yesus tidak terburu-buru memberi tahu Petrus mengenai kesalahannya, namun menundanya untuk sementara waktu. Dia tidak memberitahukan hal itu kepadanya pada saat yang tidak tepat, sehingga mengacaukan kebersamaan saat sedang makan. Sebaliknya, sesudah mereka sarapan bersama, sebagai tanda berdamai kembali, maka berbicaralah Dia dengan Petrus mengenai hal itu, tidak seperti berbicara dengan seorang penjahat, tetapi seperti dengan seorang teman. Petrus telah mencela dirinya sendiri atas perbuatannya, dan oleh karena itu Kristus pun tidak mencela dia, atau menyinggung perbuatannya itu langsung, tetapi hanya menyiratkannya. Selain itu, karena Yesus merasa senang dengan ketulusan Petrus, kesalahan itu tidak saja diampuni, namun juga dilupakan. Malah Kristus menunjukkannya betapa Dia masih tetap mengasihinya seperti sebelumnya. Dalam hal ini Yesus telah memberikan kita suatu contoh yang menguatkan kita mengenai kelemahlembutan-Nya terhadap para petobat. Dengan demikian juga Ia telah mengajar kita, supaya kita pun memulihkan mereka yang jatuh dengan roh kelemahlembutan.
        . Apa yang dibicarakan. Ada satu pertanyaan sama diajukan sebanyak tiga kali, jawaban yang sama diberikan sebanyak tiga kali, dan balasan yang sama diberikan tiga kali, dengan sedikit sekali perubahan, namun demikian itu bukan merupakan pengulangan yang sia-sia. Hal yang sama diulangi oleh Juruselamat kita. Dia mengatakannya untuk lebih menggugah hati Petrus, dan juga para murid lain yang hadir. Hal tersebut diulangi oleh penulis Injil, ketika ia menuliskannya, untuk lebih menggugah hati kita, dan semua orang yang membacanya.
            (1) Tiga kali Kristus bertanya kepada Petrus apakah dia mengasihi-Nya atau tidak. Pada mulanya, pertanyaannya adalah, "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"

            Perhatikanlah:

                [1] Bagaimana Yesus memanggil Petrus: "Simon, anak Yohanes." Yesus berbicara kepada Petrus dengan menyebut namanya, untuk lebih menggugah hatinya, seperti yang terdapat dalam Lukas 22:31: "Simon, Simon." Yesus tidak memanggilnya Kefas, atau Petrus, nama yang telah diberikan Yesus kepadanya (karena ia telah kehilangan keyakinannya akan kekuatan dan keteguhannya, sebagaimana ditunjukkan oleh nama-nama tersebut), tetapi dengan nama aslinya, yaitu Simon. Namun demikian, Dia tidak berbicara kepada Petrus dengan perkataan yang kasar, tidak menyebutnya dengan nama panggilan yang lain, meskipun dia layak untuk itu. Sebaliknya Yesus memanggilnya seperti ketika Dia menyebutnya berbahagia, Simon bin Yunus (Mat. 16:17). Yesus memanggilnya anak Yunus (atau Yohanes atau Yohanan), untuk mengingatkan dia tentang asal usulnya, tentang buruknya asal usulnya itu, dan betapa ia sesungguhnya tidak layak atas kehormatan yang telah diterimanya.
                [2] Bagaimana Yesus bertanya dengan sungguh-sungguh kepada Petrus: "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"
                    Pertama, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Jika kita hendak menguji apakah kita memang adalah murid Kristus, ini harus kita pertanyakan, apakah kita mengasihi-Nya? Namun ada alasan khusus mengapa Kristus mengajukan pertanyan yang demikian kepada Petrus.
                        . Kejatuhan Petrus telah memunculkan alasan untuk mempertanyakan kasihnya: "Petrus, Aku mempunyai alasan untuk meragukan kasihmu. Karena jika engkau mengasihi Aku, engkau tidak akan malu dan takut untuk mengakui Aku di dalam penderitaan-Ku. Bagaimana mungkin engkau dapat berkata bahwa engkau mengasihi Aku, jika hatimu tidak ada pada-Ku?" Perhatikanlah, kita tidak boleh menganggapnya sebagai suatu hinaan apabila ketulusan kita dipertanyakan ketika kita sendiri telah melakukan sesuatu yang membuat ketulusan kita dapat dipertanyakan. Sesudah mengalami kejatuhan yang mengguncangkan, kita harus berhati-hati untuk tidak menapak terlalu cepat, supaya jangan sampai kita menapak di atas dasar yang keliru. Pertanyaan itu sangat menyentuh. Dia tidak bertanya, "Takutkah engkau kepada-Ku? Apakah engkau menghormati Aku? Apakah engkau mengagumi Aku?", melainkan, "Apakah engkau mengasihi Aku? Buktikanlah itu, dan pelanggaranmu itu akan lalu, dan tidak akan pernah dibicarakan lagi." Petrus telah mengakui dirinya sendiri sebagai seorang petobat, menunjukkan air matanya, dan menyatakan kembalinya kepada kumpulan para murid. Sekarang ia berada dalam masa percobaannya sebagai seorang petobat. Namun pertanyaan yang diterimanya bukanlah, "Simon, berapa banyak engkau telah menangis? Berapa lama engkau telah berpuasa, dan jiwamu merana?", melainkan, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Inilah yang akan membuat pernyataan tobat yang lain dapat diterima. Hal yang paling diperhatikan oleh Kristus dalam diri para petobat adalah bagaimana mereka memandang Dia dalam pertobatan mereka. Dosanya yang banyak itu telah diampuni, bukan karena ia banyak menangis, namun karena ia telah banyak berbuat kasih [Luk. 7:47 -- pen.].
                        . Tugas Petrus menyediakan kesempatan bagi dia untuk membuktikan pengamalan kasihnya. Sebelum Kristus mempercayakan domba-domba-Nya di bawah penjagaan Petrus, Dia bertanya kepadanya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Kristus sedemikian memperhatikan umat-Nya sehingga Dia tidak akan mempercayakan mereka kepada siapa pun kecuali kepada orang yang mengasihi Dia. Orang yang mengasihi Dia akan mengasihi juga segala milik-Nya demi Dia. Mereka yang tidak sungguh-sungguh mengasihi Kristus tidak akan pernah sungguh-sungguh mengasihi jiwa-jiwa manusia. Dengan sendirinya mereka tidak akan mempedulikan keadaan jiwa-jiwa itu sebagaimana seharusnya. Seorang pelayan tidak akan mengasihi pekerjaannya jika ia tidak mengasihi Tuannya. Tidak ada yang lain kecuali kasih Kristus yang akan membuat para pelayan berangkat dengan sukacita, melewati segala kesukaran dan rintangan yang mereka jumpai dalam pekerjaan mereka (2Kor. 5:13-14). Kasih ini akan membuat pekerjaan mereka terasa mudah, dan membuat mereka sungguh-sungguh bertekad dalam mengerjakannya.
                    Kedua, "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" pleion toutōn.
                        . "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada engkau mengasihi mereka ini, lebih daripada engkau mengasihi orang-orang ini? Apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada kasihmu kepada Yakobus atau Yohanes, sahabat-sahabat dekatmu, atau Andreas, rekan dan saudaramu sendiri?" Mereka yang tidak mengasihi Kristus dengan benar adalah mereka yang tidak mengasihi-Nya lebih dari sahabat baik mereka di dunia ini. Mereka akan menunjukkan ini ketika Kristus diperhadapkan dengan sahabat mereka itu. Atau, "lebih dari pada barang-barang ini, perahu dan jala ini -- lebih dari semua kenikmatan yang diperoleh saat menjala ikan, yang bagi beberapa orang menjadi suatu kesenangan -- lebih dari perolehan hasil pancingan, yang bagi sementara orang merupakan panggilan hidup mereka." Mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Kristus adalah yang mengasihi Dia lebih daripada segala kesenangan jasmani dan segala keuntungan dunia ini. "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari engkau mengasihi semua pekerjaan yang sedang engkau kerjakan ini? Jika demikian, tinggalkanlah semuanya itu, untuk bekerja sepenuhnya untuk memelihara umat-Ku." Demikian menurut Dr. Whitby.
                        . "Apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka mengasihi Aku, lebih daripada kasih murid-murid yang lain ini kepada-Ku?" Dengan demikian, pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk mengecam Petrus atas bualannya yang congkak, Biarpun mereka semua akan menyangkal Engkau, aku tidak. "Masihkah engkau berpikir demikian?" Atau, untuk menyatakan kepadanya bahwa sekarang ia memiliki alasan yang lebih untuk mengasihi-Nya daripada alasan yang dimiliki murid-murid yang lain, karena dia menerima lebih banyak pengampunan daripada yang lainnya, karena dosanya menyangkal Kristus lebih besar daripada dosa mereka karena meninggalkan Dia. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia? (Luk. 7:42). Perhatikanlah, kita semua harus belajar untuk menjadi lebih unggul dalam kasih kita kepada Kristus. Berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam mengasihi Kristus tidaklah menimbulkan perselisihan. Ini juga bukanlah suatu perilaku yang tidak sopan.
                    Ketiga, yang kedua dan ketiga kalinya Kristus mengajukan pertanyaan ini,
                        . Dia tidak menyertakan perbandingan lebih dari pada mereka ini, karena Petrus, dalam jawabannya, dengan rendah hati tidak menyertakannya, tidak mau membandingkan dirinya dengan saudara-saudaranya, tidak mau menonjolkan dirinya di hadapan mereka. Meskipun kita tidak dapat mengatakan, kita mengasihi Kristus lebih daripada orang lain, namun kita akan diterima jika kita dapat berkata, kita sungguh mengasihi-Nya.
                        . Pada akhirnya Dia mengubah kata yang digunakan-Nya, sebagaimana pada naskah aslinya. Dalam dua pertanyaan yang pertama, kata aslinya adalah Agapas me -- "Apakah engkau memiliki rasa kasih sayang bagi-Ku?" Petrus menjawab dengan menggunakan kata yang lain, lebih tegas, Philō se -- "Aku mengasihi Engkau dengan sungguh-sungguh." Saat mengajukan pertanyaan untuk terakhir kalinya, Kristus menggunakan kata tersebut, "Dan apakah engkau sungguh mengasihi Aku dengan sangat?"
            (2) Tiga kali Petrus memberikan jawaban yang sama kepada Kristus: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau."

            Perhatikanlah:

                [1] Petrus tidak berpura-pura mengasihi Kristus lebih daripada murid-murid yang lain. Sekarang dia merasa malu dengan perkataan gegabah yang diucapkannya, "Biarpun mereka semua akan menyangkal Engkau, aku tidak." Dia mempunyai alasan untuk malu karenanya. Perhatikan, meskipun kita harus berusaha untuk menjadi lebih baik daripada yang lain, kita harus dengan rendah hati menganggap yang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri, karena kita mengetahui lebih banyak kejahatan dari kita sendiri daripada kejahatan saudara-saudara kita.
                [2] Namun demikian Petrus mengakui lagi dan lagi bahwa ia mengasihi Kristus: "Benar Tuhan, tentu aku mengasihi Engkau. Aku tidak layak hidup jika aku tidak mengasihi Engkau." Petrus memiliki penghargaan dan penilaian yang tinggi akan Dia, suatu perasaan berterima kasih atas kebaikan-Nya, dan sepenuhnya mengabdikan diri demi kemuliaan dan kepentingan-Nya. Kerinduannya tertuju kepada Dia, tanpa-Nya dia akan hancur. Sukacitanya ada di dalam Dia, di dalam-Nya dia akan menjadi girang tidak terkira. Ini sama saja dengan pengakuan akan pertobatan atas dosanya, karena menghina seseorang yang kita kasihi merupakan suatu hal yang mendukakan kita. Ini juga menjadi suatu janji untuk terus mengikuti Dia di masa mendatang, "Tuhan, aku mengasihi Engkau, dan tidak akan meninggalkan Engkau." Kristus berdoa supaya imannya jangan gugur (Luk. 22:32), dan karena imannya tidak gugur, kasihnya juga tidak, karena iman bekerja melalui kasih. Petrus telah kehilangan haknya untuk menyatakan bahwa dia punya hubungan dengan Kristus. Sekarang ia akan diakui kembali, oleh karena pertobatannya. Kristus menguji Petrus dalam hal ini, "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan Petrus menjawab masalah ini, "Tuhan, Aku mengasihi Engkau." Perhatikanlah, mereka yang sungguh-sungguh dapat berkata, melalui anugerah, bahwa mereka mengasihi Yesus Kristus, dapat memperoleh penghiburan atas bagian yang mereka miliki di dalam Dia, meskipun mereka memiliki kelemahan dalam tindakan mereka sehari-hari.
                [3] Petrus meminta kepada Kristus sendiri untuk membuktikannya: "Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Dan ketiga kalinya bahkan lebih tegas: "Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Petrus tidak meyakinkan rekan-rekannya sesama murid untuk bersaksi bagi dia -- karena mungkin saja mereka terperdaya olehnya. Dia juga tidak berpikir bahwa kata-katanya akan dipercaya, sebab kepercayaan itu sudah hilang. Namun, Petrus mengundang Yesus sendiri untuk bersaksi, karena,
                    Pertama, Petrus yakin bahwa Kristus tahu segala sesuatu, dan khususnya Dia mengetahui isi hati, dan Dia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita (16:30).
                    Kedua, Petrus merasa puas dengan kenyataan bahwa Kristus yang mengetahui segala sesuatu, mengetahui ketulusan kasihnya kepada-Nya, dan dia siap untuk membuktikan kasihnya itu dengan perkenanan-Nya. Bagi orang munafik, pikiran bahwa Kristus mengetahui segala sesuatu merupakan suatu hal yang mengerikan, karena kemahatahuan ilahi akan menjadi saksi yang melawan dia. Namun bagi seorang Kristen yang tulus, merupakan suatu penghiburan bahwa ia dapat membela diri: Saksiku ada di sorga, Yang memberi kesaksian bagiku ada di tempat yang tinggi. Kristus mengenal kita lebih baik daripada kita mengenal diri kita sendiri. Meskipun kita tidak mengetahui kejujuran kita sendiri, Dia mengetahuinya.
                [4] Maka sedih hati Petrus ketika Kristus bertanya kepadanya untuk ketiga kalinya, "Apakah engkau mengasihi Aku?" (ay. 17)
                    Pertama, karena hal itu mengingatkan dirinya akan penyangkalannya sebanyak tiga kali terhadap Kristus, dan dengan jelas dia dinubuatkan akan berbuat demikian. Lalu menangislah ia tersedu-sedu [KJV: Ketika merenungkan hal itu menangislah ia -- pen.] Setiap ingatan akan dosa yang telah lalu, bahkan dosa yang telah diampuni, membangkitkan kesedihan seorang petobat yang sejati. Engkau akan merasa malu, waktu Aku mengadakan pendamaian bagimu.
                    Kedua, karena hal itu membuat Petrus takut kalau-kalau Gurunya menubuatkan kesalahannya yang berikut, yang akan berlawanan dengan pengakuan kasihnya kepada Yesus, seperti yang dilakukannya sebelumnya dan disangkalinya. "Tentu," pikir Petrus, "Guruku tidak akan membuat aku merasa sedemikian tersiksa jika Dia tidak melihat adanya alasan untuk itu. Apa jadinya aku jika aku dicobai lagi?" Kesedihan yang saleh menghasilkan kehati-hatian dan rasa takut (2Kor. 7:11).
            (3) Tiga kali Kristus memercayakan pemeliharaan umat-Nya kepada Petrus: Gembalakanlah domba-domba-Ku, gembalakanlah domba-domba-Ku, gembalakanlah domba-domba-Ku.
            &nbs
Label:   Yohanes 21:1-19 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 14 Desember - Santo Yohanes dari Salib, Santo Venantius Fortunatus (Uskup dan Pengaku Iman), Santo Spiridion (Uskup dan Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Sabtu, 11 Mei 2019 - Murid-murid yang mengundurkan diri di Galilea - Yohanes 6:60-69 - BcO Why. 11:1-19 - Ignatius dari Laconi, Benincasa - warna liturgi Putih

PREV:
Sabtu, 4 Mei 2019 - Yohanes 6:16-21 - BcO Why. 5:1-14 - Peregrinus Laziozi, Yosef Maria Rubio - warna liturgi Putih





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)