misa.lagu-gereja.com        
 
Sabtu, 17 September 2022
Peringatan fakultatif
St. Robertus Bellarminus, St. Hildegardis dr Bingen
1Kor. 15:35-37,42-49; Mzm. 56:10,11-12,13-14;
Lukas 8:4-15.
BcO Barukh 3:9-15,24-4:4
Warna Liturgi Hijau

Lukas 8:4-15
Perumpamaan tentang seorang penabur
8:4 Ketika orang banyak berbondong-bondong datang, yaitu orang-orang yang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, berkatalah Ia dalam suatu perumpamaan: 8:5 "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. 8:6 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. 8:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. 8:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 8:9 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. 8:11 Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah. 8:12 Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. 8:13 Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. 8:14 Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. 8:15 Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

Penjelasan:

* Perumpamaan tentang Seorang Penabur
Kalau perikop pertama yang telah kita bahas di atas tadi diawali dengan uraian tentang kegigihan Kristus dalam memberitakan Injil (ay. 1), maka perikop ini diawali dengan uraian tentang kegigihan orang banyak dalam mendengarkan khotbah-Nya (ay. 4). Ia berjalan keliling dari kota ke kota untuk berkhotbah, sehingga bisa saja kita berpikir bahwa orang-orang di setiap kota itu sudah puas mendengarkan Dia saat Ia mengunjungi kota-kota mereka (kita tahu ada orang-orang yang bersikap seperti ini). Namun, ternyata di sini terdapat juga orang-orang yang datang dari kota ke kota menggabungkan diri pada Yesus, dan tidak sabar menunggu sampai Ia datang kepada mereka, atau merasa telah mendengar cukup banyak saat Ia meninggalkan mereka. Mereka menggabungkan diri pada-Nya saat Ia berjalan menghampiri mereka, tetapi juga mengikuti-Nya saat Ia meninggalkan mereka. Dan Kristus sendiri pun tidak mencari-cari alasan dengan memanfaatkan hal ini untuk tidak pergi dari kota ke kota, bahwa orang-orang dari kota-kota itu sudah datang kepada-Nya, jadi Ia tidak perlu mengunjungi mereka. Sebab, meskipun ada yang mendatangi-Nya, namun, kebanyakan orang tidak punya keinginan menyala-nyala untuk datang kepada-Nya. Itulah sebabnya mengapa Ia begitu merendahkan diri sehingga mau datang kepada mereka, karena Ia berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari-Nya (Yes. 65:1).

Di sini sepertinya terdapat kumpulan orang yang sangat banyak, orang banyak berbondong-bondong datang. Ada ikan berlimpah-limpah yang siap untuk dijaring. Dan Ia siap dan bersedia untuk mengajar, sama seperti orang banyak itu juga siap untuk diajar.

Dalam ayat-ayat ini kita temukan:

Aturan-aturan dan peringatan-peringatan yang penting dan sangat baik dalam mendengar firman-Nya. Aturan-aturan ini disampaikan-Nya melalui perumpamaan penabur, disertai penjelasan dan penerapannya, dan hal ini telah dua kali kita baca sebelumnya dengan lebih terperinci.

    Ketika Kristus menyampaikan perumpamaan ini:

        . Para murid ingin mengetahui artinya (ay. 9). Mereka bertanya kepada-Nya, apa maksud perumpamaan itu. Perhatikanlah, kita harus memiliki keinginan sungguh untuk mengetahui maksud yang sebenarnya dan seluas-seluasnya dari firman yang kita dengar, supaya kita tidak salah mengerti.
        . Kristus menyadarkan mereka betapa beruntungnya mereka karena beroleh kesempatan mengetahui rahasia dan makna firman-Nya, yang tidak didapatkan orang lain: Kepadamu diberi karunia (ay. 10). Perhatikanlah, orang-orang yang ingin menerima pengajaran dari Kristus harus mengetahui dan memikirkan betapa istimewanya hak yang mereka peroleh karena mendapatkan pengajaran dari-Nya, betapa istimewanya hak itu karena boleh dibimbing menuju terang, sementara orang lain tetap berada dalam kegelapan yang sangat pekat. Berbahagialah kita dan berutang budi selamanya karena anugerah yang cuma-cuma, jika hal yang sama merupakan perumpamaan bagi orang lain dan sekadar menjadi penghibur hati bagi mereka, hal tersebut justru menjadi kebenaran yang terbuka jelas bagi kita, yang olehnya kita dicerahi, dikendalikan dan dibentuk.

        Sekarang, dari perumpamaan itu sendiri dan juga penjelasannya, perhatikanlah bahwa:

            (1) Hati manusia seperti tanah bagi benih atau firman Allah.

            Hati itu mampu menerimanya dan menghasilkan buah darinya. Namun, kecuali benih itu ditabur di dalamnya, tanah itu tidak akan menghasilkan apa pun yang berharga. Karena itu penting sekali untuk mempersatukan benih dengan tanah itu. Untuk apa benih yang kita baca dalam Kitab Suci itu, jika tidak ditaburkan? Dan untuk apa tanah dalam hati kita, jika tidak ditaburi dengan benih itu?

            (2) Keberhasilan menanam benih sangat bergantung pada sifat dan keadaan tanahnya, apakah siap atau tidak siap menerima benih itu. Firman Allah adalah bagi kita, bau kehidupan yang menghidupkan, atau bau kematian yang mematikan.
            (3) Iblis adalah musuh yang tidak kentara dan pendendam, yang suka mencegah kita memperoleh manfaat dari firman Allah. Ia merampas firman itu dari dalam hati pendengar yang acuh tak acuh, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan (ay. 12).

            (4) Ketika firman Allah didengarkan dengan acuh tak acuh, biasanya juga terdapat rasa benci terhadapnya. Di sini ditambahkan dalam perumpamaan itu bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan diinjak orang (ay. 5). Mereka yang dengan sengaja menutup telinga terhadap firman itu, sebenarnya telah menginjak-injaknya di bawah kaki. Mereka menghina perintah TUHAN.
            (5) Orang-orang yang terkesan oleh firman tetapi tidak berakar dan sebentar saja, akan menampakkan kemunafikan mereka saat pencobaan datang, bagaikan benih yang jatuh di tanah berbatu-batu sehingga tidak berakar (ay. 13). Orang-orang seperti ini percaya sebentar saja. Pengakuan mereka tampak menjanjikan, tetapi dalam masa pencobaan mereka murtad dari maksud awal yang baik itu. Tidak peduli pencobaan itu berasal dari senyuman atau kemuraman dunia ini, tetap saja mereka mudah dikalahkan olehnya.
            (6) Sama seperti hal-hal lainnya, kenikmatan hidup adalah duri-duri berbahaya dan jahat yang menghimpit benih firman yang baik. Hal ini ditambahkan di sini (ay. 14) dan tidak dicatat dalam kitab-kitab Injil yang lain. Orang-orang yang tidak terjerat dalam kekhawatiran hidup ini, yang tidak terpedaya dengan tipu daya kekayaan, janganlah membangga-banggakan diri bahwa mereka sudah mati terhadap hal-hal tersebut, karena mereka bisa saja dijauhkan dari sorga bila terperosok dalam kemalasan dan terbuai dalam kenyamanan dan kesenangan indrawi, walaupun bebas dari tipu daya kekayaan. Hal-hal yang menyukakan indra, sekalipun diperbolehkan, bisa merusak jiwa, bila dinikmati secara berlebihan.
            (7) Tidaklah cukup bila menghasilkan buah saja, buah itu juga harus sempurna, harus matang betul. Jika tidak, ini sama saja dengan tidak menghasilkan buah sama sekali. Istilah tidak berbuah yang digunakan dalam Injil Matius dan Markus sama artinya dengan istilah tidak menghasilkan buah yang matang yang digunakan di sini. Karena factum non dicitur quod non perseverat -- ketekunan diperlukan untuk menghasilkan kesempurnaan suatu pekerjaan.
            (8) Tanah yang baik, yang menghasilkan buah yang matang, adalah hati yang jujur dan baik, yang siap menerima pengajaran dan perintah (ay. 15). Hati yang bebas dari pencemaran dosa, terpancang dengan teguh pada Allah dan kewajiban terhadap-Nya, hati yang tulus dan lembut, yang tergetar mendengar firman itu, itulah hati yang tulus dan baik, yang setelah mendengar firman itu, mengertinya (seperti yang dikatakan dalam Matius), menyambutnya (seperti yang tertulis dalam Markus), dan menyimpannya (seperti yang tertulis di sini), karena tanah bukan sekadar menyambut, tetapi juga menyimpan benih itu. Perut bukan sekadar menerima, tetapi juga menyimpan makanan.


BcO Barukh 3:9-15,24-4:4
Kebijaksanaan, milik khusus umat Allah
9
Dengarkanlah, hai Israel, segala perintah kehidupan, condongkanlah telinga untuk mengenal kearifan.
10
Apa sebabnya, hai Israel, apa sebabnya maka engkau berada di negeri musuhmu serta menjadi tua di negeri yang asing
11
dan menajiskan dirimu dengan yang mati dan terbilang di antara mereka yang turun ke dunia orang mati?
12
Engkau telah meninggalkan sumber kebijaksanaan!
13
Jikalau engkau berjalan di jalan Allah, niscaya selamanya engkau diam dengan damai sejahtera.
14
Belajarlah di mana ada kearifan, di mana kekuatan dan di mana pengertian, supaya sekaligus kauketahui tempat umur panjang dan kehidupan, tempat cahaya mata dan damai sejahtera.
15
Siapakah telah menemukan tempat kebijaksanaan, siapakah telah masuk ke dalam perbendaharaannya?

24
Hai Israel! Alangkah megahnya Rumah Allah, dan betapa mujurlah daerah milik-Nya!
25
Sungguh besar dan tidak berbatas tinggi dan tidak terukur!
26
Di sana dilahirkanlah para raksasa, yang tersohor di masa yang purba, besar perawakannya, dan mahirlah mereka dalam perang.
27
Namun bukan merekalah yang dipilih Allah, dan mereka tidak dianugerahi-Nya jalan pengetahuan.
28
Mereka jatuh binasa karena tidak mempunyai kearifan, jatuh binasa oleh karena kepandirannya.
29
Siapakah telah naik ke sorga mengambil kebijaksanaan serta menurunkannya dari awan?
30
Siapakah telah mengarungi laut lalu mendapatinya serta memperolehnya dengan emas pilihan?
31
Tiada seorangpun mengetahui jalannya, atau mengenal lorong yang menuju kepadanya.
32
Tetapi Yang Mahatahu mengetahuinya dan dengan pengertian-Nya mendapatinya; Ia menyediakan bumi untuk selama-lamanya dan mengisinya dengan hewan yang berkaki empat;
33
Ia mengirim cahaya yang lalu pergi, memanggil cahaya yang dengan gentar mendengarkan.
34
Sekalian bintang gemerlapan di tempat penjagaannya dan bersukacita;
35
pabila dipanggil oleh Allah semua menyahut: "Kami sini!" Gemerlapanlah semua dengan sukacita bagi Pembuatnya.
36
Itulah Dia Allah kita! Tiada satupun yang terbilang di samping-Nya.
37
Segala jalan pengetahuan ditemukan oleh-Nya, lalu dianugerahkan-Nya kepada Yakub, hamba-Nya, kepada Israel, yang dikasihi-Nya.
38
Sesudahnya kebijaksanaan tampil di bumi, lalu bergaul di tengah-tengah manusia.

Barukh 4 - genggamlah kebijaksanaan itu, berjalanlah menuju kilauan di hadapan cahayanya
1
Kebijaksanaan itu ialah kitab ketetapan-ketetapan Allah, hukum Taurat yang tinggal tetap untuk selama-lamanya. Semua yang berpegang kepadanya memperoleh kehidupan, sedangkan yang meninggalkannya mendapat kematian.
2
Berbaliklah, hai Yakub, genggamlah kebijaksanaan itu, berjalanlah menuju kilauan di hadapan cahayanya.
3
Kemuliaan itu jangan kauserahkan kepada orang lain, atau kemujuranmu kepada bangsa yang asing.
4
Berbahagialah kita ini, hai Israel, oleh karena kita mengetahui apa yang berkenan pada Tuhan.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Minggu, 18 September 2022 - Lukas 16:1-13 (Penjelasan) - BcO Tobias 1:1-22 - HARI MINGGU BIASA XXV

PREV:
Renungan Katolik Jumat, 16 September 2022 - Lukas 8:1-3 (Penjelasan) - BcO Barukh 1:14-2:5; 3:1-8 - Peringatan Wajib St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)