misa.lagu-gereja.com        
 
Selasa, 6 Desember 2022
Peringatan fakultatif
St. Nikolaus
Yes. 40:1-11; Mzm. 96:1-2,3,10ac,11-12,13;
Matius 18:12-14
BcO Yesaya 35:1-10
Warna Liturgi Ungu

Matius 18:12-14
Perumpamaan tentang domba yang hilang
18:12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang."

Penjelasan:

* Mat 18:12-14
Kedudukan penting dari orang percaya yang paling rendah sekalipun diilustrasikan dengan perumpamaan tentang Domba yang Hilang. Karena sang gembala sangat memperhatikan setiap domba yang hilang, betapa pentingnya kewajiban kita untuk tidak meremehkan orang-orang yang tidak begitu beruntung. Perumpamaan ini dalam kesempatan yang lain (Luk. 15:4-7) dipergunakan untuk mengilustrasikan keselamatan orang-orang berdosa.

*  Perhatian lembut Bapa di sorga terhadap anak-anak-Nya yang kecil dan kepedulian-Nya terhadap keselamatan mereka. Hal ini digambarkan dalam suatu perbandingan (ay. 12-14). Amatilah bagaimana pernyataannya ditegaskan secara bertingkat: Malaikat Tuhan adalah pelayan mereka, Anak Allah adalah penyelamat mereka, dan untuk melengkapi kehormatan mereka, Allah sendiri adalah sahabat mereka. Tidak ada seorang pun yang boleh merebut mereka dari tangan Bapa-Ku (Yoh. 10:28).

Pertama, kita lihat perumpamaan yang digunakan di sini (ay. 12-13). Seorang gembala yang kehilangan satu dari seratus ekor dombanya tidak akan tinggal diam, sebaliknya, dengan gigih ia akan mencarinya, dan ia akan sangat bersukacita ketika menemukannya. Sesungguhnya, kasihnya kepada seekor yang tersesat itu lebih besar daripada kepada kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak tersesat. Rasa takut akan kehilangan domba yang satu itu dan kejutan ketika menemukannya kembali, membuat dia sangat bersuka hati.

Hal ini dapat diterapkan pada:
- Keadaan manusia yang telah terjatuh ke dalam dosa secara umum. Kita seperti seekor domba yang tersesat. Malaikat-malaikat yang tidak terjatuh dalam dosa adalah seperti sembilan puluh sembilan domba lain yang tidak pernah tersesat. Kristus akan mencari orang-orang yang tersesat sampai ke atas gunung-gunung dan tetap mendaki untuk mencarinya walaupun sangat lelah. Ketika sudah ditemukan, Kristus akan sangat bersukacita. Akan ada lebih banyak sukacita di sorga untuk pendosa yang bertobat daripada malaikat-malaikat yang tidak pernah tersesat.

- Orang-orang yang percaya, yang akan jatuh oleh batu sandungan yang diletakkan di tengah-tengah jalan oleh kelicikan orang-orang yang menyesatkan mereka dari jalan yang benar. Meskipun hanya satu dari seratus domba yang tersesat (karena domba sering kali mudah tersesat), namun satu yang tersesat itu akan dicari dengan segala upaya, dan akan ada kesukaan besar ketika yang tersesat itu sudah ditemukan. Oleh karena itu, orang yang menyebabkan kesesatan itu pasti akan mendapat penghukuman yang hebat. Jika ada sukacita di sorga atas kembalinya salah satu dari hamba-hamba yang kecil ini, maka juga akan ada murka di sorga terhadap orang-orang fasik yang menyesatkan mereka. Perhatikanlah, kasih dan perhatian Allah tidak hanya akan diberikan kepada kawanan domba-Nya secara umum, namun juga kepada setiap domba dan anak domba yang terhitung dalam kawanan tersebut. Walaupun jumlahnya banyak, Ia sangat cepat merasa rindu dengan setiap dari mereka, karena Ia adalah Sang Gembala Agung, namun juga, tidaklah mudah bagi seekor dari mereka untuk hilang, karena Ia adalah Sang Gembala yang Baik. Ia sangat mengenal kawanan domba-Nya lebih dari siapa pun juga, karena Ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya (Yoh. 10:3). Lihatlah gambaran lengkap perumpamaan ini dalam Yehezkiel 34:2, 10, 16, 19.

- Inti dari perumpamaan ini (ay. 14) adalah bahwa Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang. Lebih banyak yang tersirat daripada yang tersurat. Bukan keinginan Allah bahwa satu pun dari domba-domba-Nya akan binasa, namun:
                        . Adalah kehendak-Nya bahwa anak-anak-Nya yang kecil ini akan selamat karena hal ini adalah bagian dari rencana dan sukacita-Nya. Allah telah merencanakan dan mencurahkan perhatian-Nya dan pasti akan melaksanakannya. Adalah kehendak perintah-Nya agar kita semua melakukan semampu kita untuk menunjang maksud-Nya ini dan tidak menghalang-halanginya.
                        . Perhatian-Nya mencakup setiap anggota dalam kawaan tersebut, bahkan yang terhina sekali pun. Kita sering berpikir, bukanlah masalah yang besar jika hanya satu atau dua domba tersesat atau terperangkap. Itu tidak menjadi masalah. Namun, kasih dan perhatian Allah melampaui pikiran kita.
                        . Di sini tersirat bahwa mereka yang menyesatkan anak-anak-Nya yang kecil ini ke dalam kebinasaan telah menentang kehendak Allah dan telah membangkitkan murka-Nya, sehingga walaupun mereka jatuh ke dalam kebinasaan, hukuman akan diperhitungkan kepada mereka yang menyebabkannya, karena Ia adalah Allah yang cemburu dan tidak rela jika kemuliaan-Nya diinjak-injak (Yes. 3:15). Mengapa kamu menyiksa umat-Ku dan menganiaya orang-orang yang tertindas? (Mzm. 76:9-10).

Perhatikanlah, Kristus memanggil Allah (ay. 19) sebagai Bapa-Ku yang di sorga dan Bapamu yang di sorga (ay. 14). Hal ini menyiratkan bahwa Ia tidak merasa malu untuk menyebut murid-murid-Nya yang miskin sebagai saudara-saudara-Nya, karena bukankah Ia dan mereka mempunyai satu Bapa? Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu (Yoh. 20:17). Oleh karena itu, apa yang menjadi milik kita adalah karena itu telah menjadi milik-Nya. Hal ini memberikan dasar jaminan keselamatan bagi anak-anak-Nya yang kecil, karena Bapa di sorga adalah juga Bapa mereka, dan oleh karena itu, Ia akan selalu ada untuk melindungi mereka. Seorang ayah akan menjaga semua anak-anaknya, tetapi terutama ia sangat lembut terhadap yang kecil (Kej. 33:13). Allah adalah Bapa yang berdiam di sorga bagi hamba-hamba-Nya yang kecil. Ia berdiam di tempat yang mahatinggi, sehingga Ia bisa melihat segala penderitaan yang menimpa mereka. Ia berdiam di tempat yang mahakuasa, sehingga Ia bisa mengadakan pembalasan atas nama mereka. Ini adalah sumber sukacita bagi anak-anak-Nya yang kecil, karena Allah adalah Saksi (Ayb. 16:19) dan Pelindung mereka di sorga (Mzm. 68:6).


BcO Yesaya 35:1-10
Keselamatan bagi umat TUHAN
35:1 Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; 35:2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita. 35:3 Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah. 35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" 35:5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka. 35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; 35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan. 35:8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. 35:9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, 35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Penjelasan:

* Khotbah II: Berkat pada Jalan Kekudusan (35:1-10)
Berbeda sekali dengan hari depan orang-orang yang tidak bertobat, yaitu dunia yang menentang Allah, adalah hari depan umat Allah. 1, 2. Bermekarannya tumbuhan padang gurun melambangkan perubahan batin yang terjadi pada jiwa yang telah ditebus. Sebaliknya dari gersang tak berbuah dan mati secara rohani, muncul bunga cantik dari iman yang baru bersemi serta keagungan yang lebih matang dari pohon aras Libanon. Sampai tingkat tertentu, orang-orang yang ditebus ini mencerminkan kemuliaan sang Juruselamat yang telah datang untuk menebus mereka. 3, 4. Allahmu akan datang. Jaminan yang menghibur orang yang berputus asa dan berkecil hati, bahwa Tuhan akan campur tangan dalam kejadian-kejadian di dunia, untuk membuat masyarakat tunduk pada tuntutan keadilan dan untuk menyelamatkan umat-Nya dari para penindas mereka. 5-7. Suatu jaminan bahwa kekuatan Allah akan menggantikan ketidakberdayaan manusia. Orang-orang percaya akan dapat melihat kebenaran Allah dan mendengar suara-Nya, hidup menurut jalan-Nya tanpa rintangan, dan menyatakan kesaksian dan pujian. Kekayaan dan makanan yang memuaskan akan merupakan bagian tetap mereka, bukan lagi kepanasan serta kehausan seperti pada masa lalu ketika mereka belum lahir baru. Perhatikan, tanah pasir yang hangat, mungkin adalah istilah Ibrani untuk "fatamorgana di padang pasir," yang mengecoh orang haus yang berjalan di padang pasir dengan pandangan menyesatkan seolah-olah ada air di bawah langit di sana. 8-10. Umat yang ditebus akan hidup menurut jalan kudus, di mana kekotoran moral akan ditiadakan, demikian juga singa-singa rakus yang melambangkan kejahatan Iblis. Di jalan itu orang bodoh atau yang tidak berhati-hati pun, jika mereka telah ditebus dan lahir baru, bisa lewat dan tidak tersesat. Orang-orang yang pergi ke Kota Kudus melalui jalan raya ini dari Babel, yaitu Kota Kebinasaan, akan ditandai oleh sukacita khusus yang tidak dikenal oleh dunia, mereka akan menyanyikan pujian syukur yang tidak pernah bisa dinyanyikan oleh orang yang tidak diselamatkan.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 7 Desember 2022 - Matius 11:28-30 (Penjelasan) - BcO Rut 1:1-22 (Penjelasan) - Peringatan Wajib St. Ambrosius

PREV:
Renungan Katolik Senin, 5 Desember 2022 - Lukas 5:17-26 - BcO Yesaya 34:1-17 - Hari Biasa Pekan II Adven





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)