misa.lagu-gereja.com        
 
Selasa, 9 Mei 2023  
Hari biasa Pekan V Paskah
Kis. 14:19-28; Mzm. 145:10-11,12-13b,21;
Yohanes 14:27-31a
BcO Wahyu 20:1-15
Warna Liturgi Putih

Yohanes 14:27-31a
14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. 14:28 Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. 14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi. 14:30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku. 14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."


Penjelasan:



*  Yoh 14:27

Damai sejahtera1045 Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Dalam ayat 16-17 dan 26 Dia menceritakan kedatangan Roh Kudus, yang memungkinkan hati yang bebas dari rasa gelisah. Mungkinkah tema yang sama diteruskan dalam ayat ini? Syalom yang Dia tinggalkan bagi mereka adalah syalom Roh Kudus. Bagi dunia tanpa Kristus, damai sejahtera adalah suatu harapan yang hampa, tetapi bagi manusia yang didiami Roh Kudus, damai sejahtera dapat menjadi kenyataan.

Carson1046 mencatat bahwa damai sejahtera adalah ciri khas Kerajaan Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, misalnya dalam Yesaya 9:6-7; 52:7; 54:13; 57:19; Yehezkiel 37:26; dan Hagai 2:10. Damai sejahtera itu sudah tampil dalam masa kini (Kisah Para Rasul 10:36; Roma 1:7; 5:1; dan 14:17), karena dalam Yesus Kristus masa depan sudah hadir pada masa kini.1047

Ungkapan Janganlah gelisah... hatimu juga diucapkan dalam ayat 1. Ungkapan ini merupakan suatu perintah yang baku. Perintah ini wajib bagi setiap orang percaya. Kita tidak boleh berdalih, karena perintah ini disertai dengan kunci penerapannya, yaitu adanya Roh Kudus dan damai sejahtera dari Tuhan Yesus. Pasal yang berikut menceritakan hubungan "pokok anggur dan rantingnya", suatu ajaran yang memungkinkan ketaatan pada perintah ini.


* Kata-kata Penghiburan Kristus (14:28-31)

    Di sini Kristus memberi murid-murid-Nya alasan lain mengapa hati mereka tidak boleh gelisah dengan kepergian-Nya. Alasan tersebut yaitu bahwa, karena hati-Nya sendiri tidak gelisah. Di sini Ia menyampaikan kepada mereka hal apa yang membuat-Nya mampu memikul salib dan mengabaikan kenistaannya, supaya mereka dapat berpaling kepada-Nya, dan berlomba dengan tekun.
    Ia menghibur diri:

    I. Bahwa meskipun Ia akan pergi, Ia akan datang kembali: "Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu, dan sekarang Aku mengatakannya lagi, Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu." Perhatikanlah, apa yang telah kita dengar perihal ajaran Kristus, terutama yang menyangkut kedatangan-Nya yang kedua, tidak perlu lagi disampaikan kepada kita berulang-ulang. Pada waktu kita di bawah kuasa gejolak hati, dukacita, ketakutan, atau kekhawatiran, kita akan lupa bahwa Kristus akan datang kembali (Flp. 4:5). Kristus menguatkan hati-Nya dengan hal ini, di tengah penderitaan dan kematian-Nya, bahwa Ia akan datang kembali, dan hal ini juga harus dapat menghibur kita saat kita harus berpisah saat kematian. Kita akan pergi untuk datang kembali. Kepergian kita saat meninggalkan teman-teman kita hanyalah untuk sejenak, bukan untuk selamanya (1Tes. 4:13-14).

    II. Bahwa Ia pergi kepada Bapa-Nya: "Sekiranya kamu mengasihi Aku, seperti yang kamu katakan dalam kesedihanmu, kamu tentu akan bersukacita dan bukannya bersedih, sebab meskipun Aku meninggalkanmu, Aku juga berkata, Aku pergi kepada Bapa-Ku, bukan hanya Bapa-Ku, tetapi Bapa-mu juga. Kepergian-Ku memberi kemuliaan kepadaKu dan keuntungan bagimu, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku."

    III. Bahwa kepergian-Nya, dibandingkan dengan nubuatan-nubuatan yang disampaikan sebelumnya, akan menjadi sarana untuk meneguhkan iman murid-murid-Nya (ay. 29): "Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, bahwa Aku harus mati dan bangkit kembali, naik kepada Bapa, dan mengutus Penghibur itu, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi." Perhatikanlah alasan ini (13:19; 16:4). Kristus menyampaikan kepada murid-murid-Nya perihal kematian-Nya, meskipun Ia tahu bahwa hal ini akan membuat mereka bingung dan sedih, karena sesudah itu, hal ini akhirnya akan berakibat baik bagi peneguhan iman mereka dalam dua hal:
        . Bahwa Dia yang mengatakan hal-hal ini sebelum terjadi, memiliki kemampuan ilahi untuk melihat sesuatu yang bakal dialami, dan mengetahui lebih dulu apa yang akan terjadi. Ketika Rasul Paulus pergi ke Yerusalem, ia tidak tahu apa yang menantinya di sana, tetapi Kristus tahu.
        . Bahwa hal-hal yang dinubuatkan-Nya itu sejalan dengan maksud dan tujuan ilahi, dan bukannya merupakan keputusan yang diambil dengan tiba-tiba, melainkan sesuai dengan kebijaksanaan kekal. Oleh sebab itu, mereka tidak boleh gelisah akan sesuatu yang justru akan meneguhkan iman mereka, dan dengan begitu berakibat baik bagi kepentingan mereka sendiri. Karena ujian bagi iman kita sangatlah berharga, meskipun untuk itu sekarang ini kita harus mengalami dukacita oleh berbagai-bagai pencobaan (1Ptr. 1:6)

    IV. Bahwa Ia yakin dengan kemenangan-Nya atas Iblis, dengan siapa Ia tahu Ia harus bergumul pada saat kepergian-Nya (ay. 30): "Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, karena memang tidak banyak lagi yang harus Kukatakan, kecuali yang dapat ditangguhkan sampai terjadi Pencurahan Roh." Setelah peristiwa ini, Ia memang banyak berbincang-bincang dengan mereka (ps. 15 dan 16). Namun, dibandingkan dengan apa yang telah dikatakan-Nya selama ini, tidak banyak lagi yang hendak disampaikan-Nya. Waktu-Nya tinggal sedikit, dan oleh sebab itu Ia sekarang lebih banyak berbicara kepada mereka, karena tidak lama lagi kesempatan itu akan lenyap. Perhatikanlah, kita harus senantiasa berusaha keras untuk berbicara langsung pada tujuan, karena ada kemungkinan kita tidak punya banyak waktu lagi untuk berbicara banyak. Kita tidak tahu kapan kita akan berhenti bernafas, dan oleh karena itu kita harus selalu menghirup sesuatu yang baik. Bila kita jatuh sakit dan sekarat, mungkin saat itu kita tidak mampu lagi berbicara banyak kepada orang-orang di sekitar kita. Oleh sebab itu, apa pun nasihat baik yang bisa kita berikan kepada mereka, biarlah kita berikan sementara kita masih sehat. Salah satu alasan mengapa Ia tidak berbicara banyak kepada mereka saat itu adalah karena kini ada tugas lain yang menanti-Nya: Penguasa dunia ini datang. Ia menyebut Iblis penguasa dunia ini (12:31). Murid-murid-Nya memimpikan Guru mereka menjadi penguasa dunia ini, sementara mereka sendiri menjadi penguasa-penguasa lain di bawah Dia. Namun, Kristus mengatakan kepada mereka bahwa penguasa dunia ini adalah musuh-Nya, begitu juga penguasa-penguasa lain dunia ini, yang digerakkan dan dikuasai olehnya (1Kor. 2:8). Tetapi ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.

    V. Bahwa kepergian-Nya sejalan dengan dan untuk menaati kehendak Bapa-Nya. Iblis tidak mampu mencabut nyawa-Nya dengan paksa, namun Ia memang akan mati: supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa (ay. 31).

    Kita dapat memahami ini:

        . Sebagai penegasan atas hal yang sering dikatakan-Nya, bahwa pekerjaan-Nya sebagai Pengantara merupakan bukti bagi dunia,
            (1) Perihal kesesuaian-Nya dengan Bapa. Melalui hal ini tampaklah bahwa Ia mengasihi Bapa. Sama seperti kematian-Nya bagi manusia menjadi bukti kasih-Nya untuk keselamatan mereka, demikian pula halnya dengan kasih-Nya kepada Allah bahwa Ia mati demi kemuliaan Bapa dan demi menggenapi tujuan-tujuan-Nya. Biarlah dunia tahu bahwa di antara Bapa dan Anak tidak ada kasih yang terhilang. Sama seperti Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya, begitu pula Anak mengasihi Bapa, dan menyerahkan nyawa-Nya ke dalam tangan-Nya.
            (2) Perihal ketaatan-Nya kepada Bapa: "Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku -- Aku melakukan yang diperintahkan kepada-Ku dengan cara yang diperintahkan." Perhatikanlah, bukti paling baik dari kasih kita kepada Bapa adalah melakukan seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita. Sama seperti Kristus mengasihi Bapa dan mematuhi-Nya, bahkan sampai mati, demikianlah kita harus mengasihi Kristus dan mematuhi-Nya. Pandangan Kristus pada perintah Bapa membuat-Nya bersedia menderita dan mati, memberi-Nya sukacita dan kemampuan untuk mengalahkan sifat keengganan. Hal ini mengangkat aib salib, yaitu bahwa apa yang dilakukan-Nya adalah atas perintah Bapa. Perintah Allah cukup untuk memampukan kita untuk menanggung hal yang paling dibenci orang lain, dan oleh sebab itu cukup juga bagi kita untuk menanggung apa yang paling berat bagi kita: Inilah kehendak Dia yang menciptakanku, yang mengutusku.




BcO Wahyu 20:1-15

Kerajaan seribu tahun
20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di tangannya; 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya, 20:3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya. 20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. 20:5 Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. 20:6 Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, seribu tahun lamanya.
Iblis dihukum
20:7 Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, 20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. 20:9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, 20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.
Hukuman yang terakhir
20:11 Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya. 20:12 Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu. 20:13 Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. 20:14 Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. 20:15 Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Penjelasan:



* Masa Seribu Tahun; Peperangan dengan Gog dan Magog (20:1-10)

        I. Nubuat tentang diikatnya Iblis. Kepada siapa pekerjaan ini dipercayakan, yaitu seorang malaikat dari sorga. Kristus tidak pernah kekurangan kuasa dan alat untuk mematahkan kuasa Iblis. Pelaksanaan pekerjaan ini (ay. 2-3). Kekuatan si naga maupun kelicikan si ular tidaklah cukup untuk menyelamatkan si Iblis. Malaikat melemparkannya ke dalam jurang maut. Iblis dipenjarakan kembali, dan dirantai di sana. Malaikat menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya. Kita dapati kurun waktu Iblis dikurung, yaitu seribu tahun, dan sesudah itu ia akan dilepaskan kembali untuk sedikit waktu lamanya.
        II. Gambaran tentang pemerintahan para kudus selama waktu ketika Iblis diikat (ay. 4-6). Siapa mereka itu yang menerima kehormatan yang sedemikian besar ini, yaitu mereka yang telah menderita bagi Kristus dan semua orang yang setia mengikuti-Nya. Kehormatan dianugerahkan kepada mereka. Mereka dibangkitkan dari kematian dan hidup kembali. Mereka memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun. Orang-orang yang menderita bersama Kristus akan memerintah bersama Kristus. Ini disebut kebangkitan pertama, yang dianugerahkan tidak kepada siapa pun selain yang melayani Kristus dan menderita bagi Dia. Kebahagiaan para hamba Allah ini. Mereka berbahagia dan kuduslah (ay. 6). Tidak ada orang yang berbahagia selain yang hidup kudus, dan semua orang yang hidup kudus akan berbahagia. Mereka diamankan dari kuasa kematian yang kedua. Mereka yang mengalami kebangkitan rohani akan diselamatkan dari kuasa kematian kedua.
        III. Gambaran tentang pertempuran dahsyat, sangat hebat, tetapi singkat dan menentukan. Kekangan terhadap Iblis akhirnya diangkat. Selama dunia ini masih berlangsung, kuasa Iblis di dalamnya tidak akan dihancurkan seluruhnya. Begitu Iblis dilepaskan, langsung saja ia jatuh kembali ke pekerjaan lamanya, menyesatkan bangsa-bangsa, sehingga mengaduk-aduk mereka untuk berperang melawan para kudus dan hamba-hamba Allah. Upaya-upaya Iblis yang terakhir tampaknya paling hebat (ay. 8). Yang menjadi para panglima tinggi dalam pasukan di bawah naga ini adalah Gog dan Magog. Mengenai keduanya ini kita hanya baca dalam Yehezkiel 38:2, di mana banyak ujud dalam nubuatnya dipinjam dalam nubuat di Kitab Wahyu. Barisan dan kedudukan pasukan yang menakutkan ini (ay. 9). Celaka dan hukuman terhadap pasukan besar yang hebat ini, Iblis. Sekarang ia dilemparkan ke dalam neraka, bersama kedua perwira utamanya, binatang dan nabi palsu itu, untuk disiksa siang malam sampai selama-lamanya.


* Takhta Pengadilan Kristus (20:11-15)

    Sesudah habis binasa kerajaan Iblis, tibalah gambaran tentang hari penghakiman. Ini akan menjadi hari yang besar, hari besar, ketika kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus.
        1. Kita akan melihat takhta putih yang besar, sangat mulia dan adil dan benar sepenuhnya.
        2. Sang Hakim, Tuhan Yesus Kristus. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya.
        3. Orang-orang yang akan dihakimi (ay. 12). Tidak ada orang yang dianggap hina sampai tidak punya talenta untuk dimintai pertanggungan jawab, dan tidak ada yang menganggap diri orang besar sampai bisa menghindar dari peradilan pengadilan ini. Tidak hanya yang masih hidup saat kedatangan Kristus, tetapi juga semua yang mati sebelumnya.
        4. Aturan penghakiman ditetapkan: dibuka semua kitab. Kitab kemahatahuan Allah, dan kitab hati nurani pendosa. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu Kitab Suci, kitab hukum sorga, peraturan hidup.
        5. Perkara yang diadili: perbuatan orang-orang, apa yang telah mereka lakukan dan apakah itu baik atau jahat.
        6. Hasil dari peradilan dan hukumannya. Semua orang yang telah mengikat perjanjian dengan maut dan telah mengadakan persetujuan dengan dunia maut (Yes. 28:15) akan dihukum bersama sekutu-sekutu neraka mereka, dilemparkan bersama mereka ke dalam lautan api. Tetapi orang-orang yang namanya tertulis di dalam kitab itu akan dinyatakan benar dan diputus bebas oleh Sang Hakim.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 10 Mei 2023 - Pegang Erat - Yohanes 15:1-8 (Penjelasan) - BcO Wahyu 21:1-8 - Yohanes dari Avila

PREV:
Renungan Katolik Senin, 8 Mei 2023 - Cobalah kamu saling mengasihi - Yohanes 14:21-26 (Penjelasan) - BcO Wahyu 19:11-21 - Hari biasa Pekan V Paskah





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)