misa.lagu-gereja.com        
 
View : 5410 kali
Renungan Katolik 2022
Selasa, 29 November 2022
Renungan Katolik Selasa, 29 November 2022 - Lukas 10:21-24 (Penjelasan) - BcO Yesaya 8:1-18 - Hari Biasa Pekan I Adven

Selasa, 29 November 2022
Hari Biasa Pekan I Adven
Yes. 11:1-10; Mzm. 72:2,7-8,12-13,17;
Lukas 10:21-24
BcO Yesaya 8:1-18
Warna Liturgi Ungu

Lukas 10:21-24
Ucapan syukur dan bahagia
10:21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 10:22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 10:23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 10:24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."

Penjelasan:

* Ada dua hal mengapa Ia mengucap syukur:
(1) Atas apa yang dinyatakan Bapa melalui Sang Anak: Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi (ay. 21). Saat memuja Allah, kita harus memandang-Nya baik sebagai Pencipta langit dan bumi maupun sebagai Bapa Kristus Yesus Tuhan kita, dan di dalam Dia, sebagai Bapa kita.

Hal yang disyukuri-Nya adalah:
[1] Bahwa rencana Allah menyangkut pendamaian manusia dengan diri-Nya sendiri dinyatakan kepada beberapa anak manusia, yang mungkin juga pantas untuk mengajar orang lain. Allah sendirilah yang melalui Anak-Nya telah mengatakan hal-hal ini kepada kita, dan oleh Roh-Nya Ia telah menyatakannya di dalam kita. Dia telah menyatakan apa yang selama ini disembunyikan sejak dunia dijadikan.
[2] Bahwa semua itu dinyatakan kepada orang-orang kecil, kepada orang-orang yang rendah dalam kemampuannya, yang leluhur dan pendidikannya tidak menjanjikan sesuatu apa pun yang baik. Mereka hanyalah anak-anak dalam pemikiran, sampai Allah melalui Roh-Nya meningkatkan kemampuan mereka serta memperlengkapi mereka dengan pengetahuan ini dan kemampuan untuk menyampaikannya. Kita patut bersyukur kepada Allah terutama bukan atas kehormatan yang diberikannya kepada orang-orang kecil, melainkan atas kehormatan yang diberikan-Nya kepada diri-Nya sendiri dalam menyempurnakan kekuatan dalam kelemahan.
[3] Bahwa pada saat yang sama ketika Ia menyatakannya kepada orang kecil, Ia menyembunyikannya bagi orang bijak dan orang pandai, yakni para filsuf bukan-Yahudi, dan para guru Yahudi. Ia tidak menyatakan makna Injil kepada mereka ini, atau memakai mereka dalam memberitakan kerajaan-Nya. Syukur kepada Allah bahwa para rasul tidak dipilih dari sekolah-sekolah mereka, sebab:

Pertama, mereka bisa saja mencampuradukkan gagasan mereka dengan pengajaran Kristus sehingga dengan demikian justru merusaknya, seperti yang terbukti di kemudian hari. Kekristenan telah banyak dicemari oleh filsafat Platonis di abad-abad pertama, oleh filsafat Aristotelian di abad-abad berikutnya, serta oleh para guru Yudaisme saat baru didirikan.

Kedua, seandainya para guru Yahudi dan para ahli filsafat itu telah diangkat menjadi rasul, keberhasilan Injil pasti telah dihubungkan dengan pengetahuan, kepandaian, dan kekuatan pemikiran serta kefasihan lidah mereka. Oleh karena itulah mereka tidak boleh diangkat menjadi rasul supaya tidak mengambil terlampau banyak bagi diri sendiri, dan orang lain pun tidak harus menghargai mereka secara berlebihan. Mereka diabaikan karena alasan yang sama yang dipakai untuk mengurangi pasukan Gideon: Masih terlalu banyak rakyat (Hak. 7:4). Paulus memang dididik sebagai orang terpelajar di antara orang bijak dan orang pandai, tetapi ia menjadi orang kecil ketika menjadi rasul. Ia mengesampingkan kata-kata hikmat manusia yang menarik hati, melupakan semuanya itu, dan tidak memamer-mamerkan atau menggunakan pengetahuan apa pun selain tentang Kristus yang disalibkan (1Kor. 2:2, 4).
[4] Bahwa dengan hal ini Allah bertindak melalui kedaulatan: Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Allah memang mau memberikan anugerah-Nya dan pengetahuan tentang Anak-Nya kepada orang-orang yang dianggap tidak layak menerimanya. Ia tidak akan memberikannya kepada mereka yang tampaknya lebih memiliki segala kemampuan untuk menyampaikannya. Inilah yang berkenan bagi Dia, yang pemikiran-Nya jauh melebihi pikiran kita. Ia memilih untuk memercayakan pemberitaan Injil-Nya ke dalam tangan orang-orang yang dengan kekuatan ilahi akan memajukannya dan bukannya ke dalam tangan mereka yang memakai keahlian manusia untuk hanya merusakkannya.

(2) Atas apa yang menjadi rahasia di antara Bapa dan Anak (ay. 22).
                [1] Keyakinan kuat Bapa terhadap Anak-Nya: Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku, seluruh hikmat dan pengetahuan, seluruh kuasa dan wewenang (otoritas), serta seluruh anugerah dan penghiburan yang disediakan bagi sisa-sisa yang terpilih. Semua ini diserahkan ke dalam tangan Tuhan Yesus. Di dalam diri-Nyalah kepenuhan segala sesuatu harus berdiam, dan dari diri-Nyalah segala kepenuhan itu diturunkan: Dia adalah Sang Wali agung yang mengurus semua urusan kerajaan Allah.
                [2] Saling pengertian mendalam yang ada di antara Bapa dan Anak, serta kesadaran bersama yang tidak dimiliki makhluk lainnya: tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak itu, atau bagaimana jalan pikiran-Nya, selain Bapa, yang telah menciptakan-Nya sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala (Ams. 8:22). Begitu pula tidak ada yang tahu siapakah Bapa, dan segala rencana-Nya, selain Anak, yang bersandar di dada-Nya sejak kekekalan sebagai anak kesayangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya (Ams. 8:30), dan kepada mereka Anak menyatakan Bapa-Nya melalui Roh. Injil adalah penyataan Yesus Kristus. Kepada-Nyalah kita berutang atas semua pengungkapan yang dinyatakan kepada kita mengenai kehendak Allah bagi keselamatan kita. Di sini Ia berbicara tentang kepercayaan yang diberikan Bapa kepada-Nya atas hal tersebut, sesuatu yang sangat menyukakan hati-Nya dan membuat-Nya merasa bersyukur kepada Bapa-Nya.

* Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya alangkah berbahagianya mereka karena hal-hal ini dinyatakan kepada mereka (ay. 23-24). Sesudah menghadap Bapa-Nya, berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya, dengan tujuan membuat mereka menyadari betapa berbahagianya mereka dan betapa hal itu membawa kemuliaan dan kehormatan bagi Allah, bahwa mereka mengetahui rahasia-rahasia kerajaan Allah dan dipakai untuk membimbing orang lain untuk juga mengetahui segala rahasia itu.

Alasannya:
            (1) Hal ini sungguh merupakan suatu langkah besar menuju sesuatu yang lebih baik. Walaupun pengetahuan semata mengenai rahasia-rahasia kerajaan Allah ini tidak dapat menyelamatkan, namun pengetahuan ini membawa kita ke jalan menuju keselamatan itu: Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Dalam hal inilah Allah memberkati mereka, dan jika mereka tidak melakukan kesalahan, ini akan menjadi keberkatan kekal bagi mereka.
            (2) Hal ini sungguh merupakan langkah besar yang jauh mengatasi apa yang dialami orang-orang yang telah mendahului mereka, bahkan para kudus yang hebat dan orang-orang kesukaan Sorga sekalipun: "Banyak nabi dan orang benar (seperti yang tertulis dalam Mat. 13:17), banyak nabi dan raja" (seperti yang tertulis dalam Lukas di sini), "ingin melihat dan mendengar hal-hal yang tiap hari kamu alami secara dekat, tetapi tidak melihatnya dan tidak mendengarnya." Kehormatan dan kebahagiaan para orang kudus dari Perjanjian Baru jauh melebihi yang dimiliki orang-orang seperti para nabi dan raja-raja dari Perjanjian Lama, walaupun mereka pun sangat berkenan di hati Allah. Orang-orang kudus Perjanjian Lama hanya memperoleh gagasan-gagasan umum mengenai anugerah dan kemuliaan kerajaan Mesias secara tersirat saja. Hal ini membuat mereka sangat berharap semoga saja nasib mereka ditentukan untuk bisa mengalami hari-hari yang penuh berkat itu, dan supaya mereka dapat melihat hakikat yang sebenarnya dari segala hal yang hanya mereka lihat dengan samar-samar itu. Perhatikanlah, dengan mengingat segala keuntungan besar yang kita dapatkan dalam terang Perjanjian Baru, yang melebihi apa yang didapatkan mereka yang hidup di zaman Perjanjian Lama, kita seharusnya menjadi lebih tergugah untuk bertekun dalam terang itu. Sebab jika kita tidak melakukannya, ini akan memperparah hukuman atas diri kita karena tidak memanfaatkan kesempatan ini sepenuhnya.


BcO Yesaya 8:1-18

Anak nabi sebagai tanda
8:1 Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Ambillah sebuah batu tulis besar dan tuliskanlah di atasnya dengan tulisan biasa: Maher-Syalal Hash-Bas." 8:2 Maka aku memanggil dua saksi yang dapat dipercaya, yaitu imam Uria dan Zakharia bin Yeberekhya. 8:3 Kemudian aku menghampiri isteriku; ia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Namailah dia: Maher-Syalal Hash-Bas, 8:4 sebab sebelum anak itu tahu memanggil: Bapa! Ibu! maka kekayaan Damsyik dan jarahan Samaria akan diangkut di depan raja Asyur."
Penyerbuan Asyur ke Yehuda
8:5 TUHAN melanjutkan lagi firman-Nya kepadaku: 8:6 "Oleh karena bangsa ini telah menolak air Syiloah yang mengalir lamban, dan telah tawar hati terhadap Rezin dan anak Remalya, 8:7 sebab itu, sesungguhnya, Tuhan akan membuat air sungai Efrat yang kuat dan besar, meluap-luap atas mereka, yaitu raja Asyur dengan segala kemuliaannya; air ini akan meluap melampaui segenap salurannya dan akan mengalir melampaui segenap tebingnya, 8:8 serta menerobos masuk ke Yehuda, ibarat banjir yang meluap-luap hingga sampai ke leher; dan sayap-sayapnya yang dikembangkan akan menutup seantero negerimu, ya Imanuel!" 8:9 Ketahuilah, hai bangsa-bangsa, dan terkejutlah, perhatikanlah, ya segala pelosok bumi, berikatpingganglah, dan terkejutlah; berikatpingganglah dan terkejutlah! 8:10 Buatlah rancangan, tetapi akan gagal juga; ambillah keputusan, tetapi tidak terlaksana juga, sebab Allah menyertai kami!
Yesaya terpaksa bersembunyi
8:11 Sebab beginilah firman TUHAN kepadaku, ketika tangan-Nya menguasai aku, dan ketika Ia memperingatkan aku, supaya jangan mengikuti tingkah laku bangsa ini: 8:12 "Jangan sebut persepakatan segala apa yang disebut bangsa ini persepakatan, dan apa yang mereka takuti janganlah kamu takuti dan janganlah gentar melihatnya. 8:13 Tetapi TUHAN semesta alam, Dialah yang harus kamu akui sebagai Yang Kudus; kepada-Nyalah harus kamu takut dan terhadap Dialah harus kamu gentar. 8:14 Ia akan menjadi tempat kudus, tetapi juga menjadi batu sentuhan dan batu sandungan bagi kedua kaum Israel itu, serta menjadi jerat dan perangkap bagi penduduk Yerusalem. 8:15 Dan banyak di antara mereka akan tersandung, jatuh dan luka parah, tertangkap dan tertawan." 8:16 Aku harus menyimpan kesaksian ini dan memeteraikan pengajaran ini di antara murid-muridku. 8:17 Dan aku hendak menanti-nantikan TUHAN yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia. 8:18 Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah diberikan TUHAN kepadaku adalah tanda dan alamat di antara orang Israel dari TUHAN semesta alam yang diam di gunung Sion.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 30 November 2022 - Matius 4:18-22 (Penjelasan) - BcO 1 Korintus 1:17-2:5 (Penjelasan) - PESTA ST. ANDREAS, Rasul

PREV:
Renungan Katolik Senin, 28 November 2022 - Matius 8:5-11 - BcO Yesaya 7:1-17 - Hari Biasa Pekan I Adven





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)