misa.lagu-gereja.com        
 
Rabu, 17 Januari 2024
Perayaan Wajib
St. Antonius
1Sam. 17:32-33,37,40-51; Mzm. 144:1,2,9-10;
Markus 3:1-6
BcO Kejadian 14:1-24
Warna Liturgi Putih

Baca Juga:


Markus 3:1-6
Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat
3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" 3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Penjelasan:

* Orang yang Mati Sebelah Tangannya Dipulihkan; Banyak Orang Disembuhkan (3:1-12)
Di sini, seperti sebelumnya, Tuhan Yesus sibuk bekerja, pertama di rumah ibadat, dan kemudian di tepi danau, untuk mengajar kita bahwa kehadiran-Nya tidak boleh dibatasi di satu atau lain tempat. Sebaliknya, di mana pun orang berkumpul bersama di dalam nama-Nya, apakah itu di rumah ibadat atau di tempat lain, di sanalah Ia berada di tengah mereka. Di setiap tempat, Ia akan menjumpai umat-Nya dan memberkati mereka, karena demikianlah yang menjadi kehendak-Nya, yaitu supaya semua orang berdoa di mana pun juga. Sekarang, di sini kita diberitahukan mengenai apa yang dikerjakan-Nya.

I. Ketika Ia masuk lagi ke rumah ibadat, Ia menambah kesempatan di sana untuk berbuat baik dan, sudah tentu, untuk menyampaikan pengajaran-Nya, dan setelah itu Ia membuat mujizat untuk menegaskan khotbah-Nya itu, atau setidaknya untuk menegaskan kebenaran ini, bahwa diperbolehkan berbuat baik pada hari Sabat. Kisah ini dituturkan juga dalam Matius 12:9.

. Keadaan orang sakit ini memilukan, tangannya mati sebelah sehingga ia tidak mampu bekerja mencari nafkah. Orang-orang yang demikian pantas dikasihani, jadi marilah kita menolong orang-orang yang tidak berdaya seperti ini.

. Orang-orang yang hadir di sana sangat berhati jahat, baik terhadap si sakit maupun terhadap Sang Tabib. Alih-alih menjadi perantara bagi sesamanya yang malang, mereka malah berusaha menghalangi kesembuhannya, karena mereka mengisyaratkan bahwa bila Kristus menyembuhkan orang ini pada hari Sabat, mereka akan menuduh-Nya sebagai seorang yang melanggar ketentuan hari Sabat. Menentang seorang dokter atau ahli bedah untuk menolong seorang sakit yang sedang menderita dengan cara yang biasa saja sudah merupakan hal yang tidak masuk akal. Lebih konyol lagi menentang Dia yang menyembuhkan tanpa upaya apa pun, selain dengan mengucapkan sepatah kata.

. Kristus memperlakukan para pengamat ini dengan sangat adil dan jujur, terlebih dahulu Ia menangani mereka, sebisa mungkin untuk mencegah jangan sampai mereka merasa tersinggung.

(1) Ia berusaha menguji kebenaran penilaian mereka. Ia meminta orang sakit itu berdiri (ay. 3), dengan harapan agar hati mereka tergerak oleh belas kasihan ketika melihatnya, dan tidak memandang kesembuhannya sebagai suatu tindak kejahatan karena rasa malu. Kemudian Yesus mengetuk hati nurani mereka sendiri. Meskipun keadaannya begitu sudah jelas, dengan senang hati Ia mengatakan maksudnya lagi, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik, seperti yang Ku-rencanakan, atau berbuat jahat, seperti yang kalian rencanakan? Mana yang lebih baik, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Adakah pertanyaan lain yang lebih tepat daripada ini? Karena mereka melihat pertanyaan ini bisa berbalik menyerang mereka, mereka diam saja. Perhatikanlah, orang yang sungguh keras kepala dalam ketidakpercayaan mereka biasanya selalu diam membisu mengenai kebenaran bila tidak ada yang dapat diucapkannya untuk menentang kebenaran itu. Dan sekalipun tidak bisa melawan lagi, mereka tidak akan menyerah.

(2) Ketika mereka memberontak terhadap terang itu, Ia berdukacita karena kedegilan mereka (ay. 5); Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka. Dosa yang Ia perhatikan adalah kedegilan hati mereka, ketidakpekaan mereka terhadap bukti melalui mujizat-mujizat-Nya, dan kekakuan pendirian mereka untuk tetap tidak percaya. Kita mendengar apa yang keliru dikatakan, dan melihat apa yang keliru dikerjakan; tetapi Kristus melihat jauh ke dalam pada akar kepahitan di dalam hati, pada kebutaan dan kekerasan hati itu. 

Perhatikanlah:
- Bagaimana Ia merasa masygul oleh dosa itu; Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka, karena banyaklah jumlah mereka itu sampai mengurung-Nya, dan Ia memandang mereka dengan marah. Amarah-Nya mungkin tampak di wajah-Nya. Amarah-Nya seperti amarah Allah, tanpa kegelisahan sedikit pun pada diri-Nya, melainkan disebabkan oleh tindakan jahat kita. Perhatikanlah, dosa orang-orang berdosa sangat tidak menyenangkan bagi Yesus Kristus. Dan cara untuk menjadi marah, namun tidak menjadikan kemarahan itu berdosa, adalah seperti marahnya Kristus, yaitu terhadap dosa. Semoga para pendosa yang bebal hati gemetar membayangkan amarah-Nya ini, amarah yang akan ditunjukkan-Nya tidak lama lagi waktu Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka ketika hari murka-Nya tiba.

- Bagaimana Ia mengasihani orang berdosa; Ia berdukacita karena kedegilan mereka, sebagaimana Allah berdukacita selama empat puluh tahun karena kedegilan nenek moyang mereka di padang gurun. Perhatikanlah, betapa besarnya dukacita Tuhan Yesus ketika melihat orang-orang berdosa menuju kehancuran mereka sendiri dan tetap kukuh melawan segala cara yang dipakai untuk meyakinkan dan memulihkan mereka, karena Ia tidak menginginkan seorang pun binasa. Hal ini merupakan alasan yang baik mengapa kedegilan hati kita dan hati orang lain seharusnya menjadi dukacita kita juga.

. Kristus memperlakukan si sakit dengan sangat ramah; Ia memintanya mengulurkan tangan dan dengan segera sembuhlah dia. 
Perhatikanlah:
(1) Dengan ini Kristus mengajar kita agar tetap teguh dalam melaksanakan tugas kita betapapun kuatnya perlawanan yang harus kita hadapi. Kita harus menghindari mencari keringanan, kesenangan, dan kenyamanan diri, agar tidak menyinggung orang lain, bahkan orang yang tanpa alasan merasa tersinggung. Namun, ini tidak berarti kita tidak diperbolehkan untuk memiliki rasa puas dalam melayani Allah dan berbuat baik, sekalipun diperlakukan tidak adil. Tidak ada seorang pun yang bisa bersikap lebih lembut daripada Kristus dalam memberikan perlawanan. Meskipun begitu, alih-alih menyuruh pergi dan membiarkan orang sakit ini tidak tersembuhkan, tanpa gentar Ia menentang semua ahli Taurat dan orang Farisi yang mengepung-Nya.

(2) Melalui peristiwa ini Ia memberikan sebuah contoh kepada kita mengenai kesembuhan yang timbul oleh karena anugerah-Nya atas jiwa-jiwa yang malang. Secara rohani tangan kita lumpuh, kekuatan jiwa dilemahkan oleh dosa, dan tidak mampu melakukan yang baik. Hari penyembuhan yang agung jatuh pada hari Sabat, sedangkan tempat penyembuhannya adalah di rumah ibadat, dan kuasa penyembuhannya berasal dari Kristus. Perintah Injil sama seperti yang tercatat di sini, dan perintah itu sangat masuk akal dan benar. Meskipun tangan kita lumpuh dan kita tidak mampu mengulurkannya sendiri, kita harus tetap berusaha, harus, semampu kita, untuk mengangkatnya kepada Allah di dalam doa, untuk meraih Kristus serta kehidupan kekal, dan menggunakan semuanya itu untuk berbuat baik. Bila kita berusaha sebaik mungkin, kuasa akan datang bersama firman Kristus, dan Ia akan mengadakan kesembuhan. Meskipun tangan kita lumpuh, namun bila kita tidak bersedia mengulurkannya, salah kita sendiri bila kita tidak disembuhkan. Namun, bila kita melakukannya dan disembuhkan, Kristus dengan kuasa dan anugerah-Nya-lah yang harus mendapatkan semua kemuliaan.

. Musuh-musuh Kristus berlaku sangat biadab terhadap-Nya. Seharusnya pekerjaan belas kasihan seperti itu sudah menarik kasih mereka kepada-Nya, dan keajaibannya menimbulkan iman mereka kepada Dia. Namun, alih-alih berlaku seperti itu, orang-orang Farisi, yang berlagak menjadi orang-orang bijaksana di dalam jemaat, dan kaum Herodian, yang berlagak menjadi pendukung negara, meskipun saling memiliki kepentingan yang bertolak belakang, segera bersengkongkol untuk membunuh Dia. Perhatikanlah, mereka yang menderita karena berbuat baik akan menderita seperti yang dialami Tuhan mereka.

BcO Kejadian 14:1-24

Abram mengalahkan raja-raja di Timur dan menolong Lot
14:1 Pada zaman Amrafel, raja Sinear, Ariokh, raja Elasar, Kedorlaomer, raja Elam, dan Tideal, raja Goyim, terjadilah, 14:2 bahwa raja-raja ini berperang melawan Bera, raja Sodom, Birsya, raja Gomora, Syinab, raja Adma, Syemeber, raja Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar. 14:3 Raja-raja yang disebut terakhir ini semuanya bersekutu dan datang ke lembah Sidim, yakni Laut Asin. 14:4 Dua belas tahun lamanya mereka takluk kepada Kedorlaomer, tetapi dalam tahun yang ketiga belas mereka memberontak. 14:5 Dalam tahun yang keempat belas datanglah Kedorlaomer serta raja-raja yang bersama-sama dengan dia, lalu mereka mengalahkan orang Refaim di Asyterot-Karnaim, orang Zuzim di Ham, orang Emim di Syawe-Kiryataim 14:6 dan orang Hori di pegunungan mereka yang bernama Seir, sampai ke El-Paran di tepi padang gurun. 14:7 Sesudah itu baliklah mereka dan sampai ke En-Mispat, yakni Kadesh, dan mengalahkan seluruh daerah orang Amalek, dan juga orang Amori, yang diam di Hazezon-Tamar. 14:8 Lalu keluarlah raja negeri Sodom, raja negeri Gomora, raja negeri Adma, raja negeri Zeboim dan raja negeri Bela, yakni negeri Zoar, dan mengatur barisan perangnya melawan mereka di lembah Sidim, 14:9 melawan Kedorlaomer, raja Elam, Tideal, raja Goyim, Amrafel, raja Sinear, dan Ariokh, raja Elasar, empat raja lawan lima. 14:10 Di lembah Sidim itu di mana-mana ada sumur aspal. Ketika raja Sodom dan raja Gomora melarikan diri, jatuhlah mereka ke dalamnya, dan orang-orang yang masih tinggal hidup melarikan diri ke pegunungan. 14:11 Segala harta benda Sodom dan Gomora beserta segala bahan makanan dirampas musuh, lalu mereka pergi. 14:12 Juga Lot, anak saudara Abram, beserta harta bendanya, dibawa musuh, lalu mereka pergi -- sebab Lot itu diam di Sodom. 14:13 Kemudian datanglah seorang pelarian dan menceritakan hal ini kepada Abram, orang Ibrani itu, yang tinggal dekat pohon-pohon tarbantin kepunyaan Mamre, orang Amori itu, saudara Eskol dan Aner, yakni teman-teman sekutu Abram. 14:14 Ketika Abram mendengar, bahwa anak saudaranya tertawan, maka dikerahkannyalah orang-orangnya yang terlatih, yakni mereka yang lahir di rumahnya, tiga ratus delapan belas orang banyaknya, lalu mengejar musuh sampai ke Dan. 14:15 Dan pada waktu malam berbagilah mereka, ia dan hamba-hambanya itu, untuk melawan musuh; mereka mengalahkan dan mengejar musuh sampai ke Hoba di sebelah utara Damsyik. 14:16 Dibawanyalah kembali segala harta benda itu; juga Lot, anak saudaranya itu, serta harta bendanya dibawanya kembali, demikian juga perempuan-perempuan dan orang-orangnya.
Pertemuan Abram dengan Melkisedek
14:17 Setelah Abram kembali dari mengalahkan Kedorlaomer dan para raja yang bersama-sama dengan dia, maka keluarlah raja Sodom menyongsong dia ke lembah Syawe, yakni Lembah Raja. 14:18 Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. 14:19 Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, 14:20 dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. 14:21 Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram: "Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu." 14:22 Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu: "Aku bersumpah demi TUHAN, Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: 14:23 Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. 14:24 Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya masing-masing."



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Kamis, 18 Januari 2024 - Markus 3:7-12 - BcO Kejadian 15:1-21 - Hari Biasa Pembukaan Pekan Doa Sedunia untuk Persatuan Umat Kristen

PREV:
Renungan Katolik Selasa, 16 Januari 2024 - Markus 2:23-28 - BcO Kejadian 12:1-9; 13:2-18. - Hari Biasa





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)