|
Kamis, 20 Juni 2024 Renungan Katolik Kamis, 20 Juni 2024 - Hari Biasa - Matius 6:7-15 - BcO Hagai 2:10-23#tag: Janganlah kita berdoa dengan bertele-tele, Dia mengetahui apa yang kita perlukan, Biarlah kita datang kepada-Nya dengan tabiat anak-anak, yakni dengan kasih, hormat, dan ketergantungan. Kamis, 20 Juni 2024 Hari Biasa Sir 48:1-14; Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; Matius 6:7-15 BcO Hagai 2:10-23 Warna Liturgi Hijau Matius 6:7-15 6:7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 6:8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 6:9 Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, 6:10 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 6:12 dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 6:13 dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 6:14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. 6:15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Penjelasan: * Janganlah kita berdoa dengan bertele-tele (ay. 7-8). Walaupun inti doa adalah mengangkat jiwa dan mencurahkan isi hati, namun kadang-kadang juga perlu memakai kata-kata, terutama dalam doa bersama; sebab dalam doa semacam ini, kata-kata memang diperlukan, dan sepertinya hal inilah yang sedang disinggung oleh Juruselamat kita. Sebab sebelum itu Ia berkata, apabila kamu (tunggal) berdoa, sedangkan di sini Ia berkata, dalam doamu (jamak), dan juga Doa Bapa Kami yang mengikuti setelah ini, adalah suatu doa bersama. Dalam doa bersama, orang yang mewakili orang lain bisa menjadi tergoda untuk memamerkan keahlian berbahasa dan mengungkapkan diri, dan terhadap hal inilah kita diperingatkan. Janganlah kamu bertele-tele, baik ketika berdoa sendirian ataupun bersama orang lain. Orang-orang Farisi suka melakukan yang demikian, mereka menaikkan doa yang panjang-panjang (23:14). Yang terpenting bagi mereka adalah membuat doa panjang. Sekarang perhatikanlah: . Kesalahan yang di sini ditegur dan dikecam adalah melaksanakan kewajiban doa dengan hanya mementingkan kerja mulut semata, bukan melakukannya dengan ibadah jiwa, tetapi dengan ibadah mulut. Di sini hal tersebut diungkapkan dengan dua kata, Battologia dan Polylogia. (1) Pengulangan bertele-tele -- atau pengulangan kata yang tidak jelas, mengucapkan kata-kata sama berulang-ulang kali tanpa tujuan. Contohnya, Battus, Sub illis montibus erant, erant sub montibus illis, seperti orang bodoh yang hanya meniru-niru suatu perkataan (Pkh. 10:14), Manusia tidak dapat mengatakan apa yang akan terjadi, dan siapa yang dapat mengatakan apa yang bakal dialaminya? Pengulangan demikian merupakan sesuatu yang tidak pantas dan bahkan memuakkan dalam percakapan apa saja, apa lagi dalam percakapan dengan Allah. Tidak semua pengulangan dalam doa yang dikecam di sini, tetapi hanya pengulangan yang sia-sia saja. Kristus sendiri juga berdoa dengan mengucapkan kata-kata yang sama (26:44), karena dorongan hati yang sangat kuat (Luk. 22:44). Begitu pula dengan Daniel (Dan. 9:18-19). Selain itu terdapat pengulangan kata-kata sama yang sangat anggun seperti dalam Mazmur 136. Cara ini bisa saja berguna dalam mengungkapkan perasaan kita dan juga dalam membangkitkan perasaan pada diri orang lain. Namun, pengulangan perkataan yang bersifat takhayul tanpa memerhatikan maknanya, atau pengulangan kata-kata yang membosankan dan kering, yang hanya untuk mengulur doa agar tampak panjang dan hanya untuk pamer perasaan, semuanya ini adalah pengulangan sia-sia yang dikecam di sini. Jika kita sangat suka banyak bicara tetapi tidak bisa berkata-kata langsung kepada tujuannya, ini tidak menyenangkan bagi Allah dan semua orang bijak. (2) Banyaknya kata-kata, atau berpura-pura dan bertele-tele dalam doa, baik karena kesombongan, takhayul, maupun karena beranggapan bahwa Allah perlu diberi tahu atau dibantah oleh kita, atau semata-mata karena terdorong kebodohan dan kekurangajaran, semuanya ini disebabkan karena manusia senang mendengar kata-katanya sendiri. Ini bukan berarti bahwa doa-doa panjang dilarang. Kristus sendiri berdoa sepanjang malam (Luk. 6:12). Doa Salomo juga panjang. Kadang-kadang memang dibutuhkan doa panjang saat keperluan dan perasaan kita berlimpah. Namun, sekadar memperpanjang doa seolah-olah hal ini lebih menyenangkan dan berpengaruh bagi Allah, hal itulah yang di sini dikecam. Bukan banyak berdoa yang dikecam; bukan, sebab kita justru dianjurkan untuk senantiasa berdoa. Yang dikecam adalah terlalu banyak berkata-kata. Bahaya yang ada dalam kesalahan ini adalah jika kita hanya sekadar mengucapkan doa-doa tetapi tidak mendoakannya. Peringatan ini dijelaskan dalam doa Salomo (Pkh. 5:1), biarlah perkataanmu sedikit, dipikirkan dan dipertimbangkan dengan baik. Bawalah sertamu kata-kata (Hos. 14:3), memilih kata-kata (Ayb. 9:14), dan jangan ucapkan hal-hal yang melebihi kuasa kita. . Alasan yang diberikan terhadap hal ini. (1) Ini adalah cara orang kafir, kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Sungguh tidak pantas bila orang Kristen menyembah Allah seperti yang dilakukan orang kafir saat menyembah dewa-dewa mereka. Orang kafir menyembah Allah hanya berdasarkan tuntunan alam. Mereka menjadi bodoh dalam membayangkan apa yang mereka sembah, dan karena itu mereka juga bodoh dalam cara melakukan penyembahan itu. Mereka menyangka bahwa Allah sama dengan diri mereka, sehingga membutuhkan banyak kata agar bisa memahami apa yang disampaikan kepada-Nya atau supaya dapat membuat-Nya menuruti permintaan mereka, seolah-olah Dia begitu lemah dan bodoh, dan sulit untuk menerima permohonan. Karena itulah imam-imam Baal bersusah payah berdoa dari pagi sampai hampir malam dengan melakukan pengulangan bertele-tele, "Ya Baal, jawablah kami, ya Baal, jawablah kami"; dan sia-sia saja permohonan mereka itu. Tetapi Elia, yang tampil dengan tenang dan sabar, menaikkan doa yang sangat ringkas, mula-mula berhasil menurunkan api dari langit, dan kemudian air (1Raj. 18:26, 36). Jerih payah dengan bibir dalam doa, walaupun dijalankan dengan begitu baik, jika hanya sebatas itu saja, akan menjadi jerih payah yang percuma saja. (2) "Janganlah menggunakan cara itu, sebab Bapamu yang di sorga mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Oleh sebab itu, tidak ada gunanya menggunakan begitu banyak kata-kata. Ini bukan lalu berarti kamu tidak perlu berdoa, sebab Allah menghendaki supaya melalui doa kamu mengakui keperluanmu akan Dia dan kebergantunganmu pada Dia, dan setuju dengan janji-janji-Nya. Oleh sebab itu nyatakanlah persoalanmu dan curahkan isi hatimu di hadapan-Nya, dan serahkanlah hal itu kepada-Nya." Pikirkanlah: - Allah yang menjadi tujuan doa kita adalah Bapa kita melalui penciptaan dan kovenan. Oleh karena itu percakapan kita dengan-Nya seharusnya lancar, wajar, dan tidak dibuat-buat. Anak-anak kecil tidak berbicara panjang lebar kepada orangtua mereka saat menginginkan sesuatu. Mereka cukup berkata, "Aduh, kepalaku, kepalaku." Biarlah kita datang kepada-Nya dengan tabiat anak-anak, yakni dengan kasih, hormat, dan ketergantungan. Mereka yang diajar oleh Roh untuk berkata, "ya Abba, ya Bapa," tidak perlu mengucapkan banyak kata. - Dia seorang Bapa yang mengetahui persoalan dan keperluan kita, lebih baik daripada diri kita sendiri. Dia mengetahui apa yang kita perlukan. Mata-Nya menjelajahi seluruh bumi guna mengamati keperluan umat-Nya (2Taw. 16:9). Ia sering memberi sebelum mereka memanggil (Yes. 65:24), dan jauh lebih banyak daripada yang kita doakan (Ef. 3:20). Seandainya Dia tidak memberi umat-Nya apa yang mereka minta, itu adalah karena Dia tahu bahwa mereka tidak membutuhkannya, dan bahwa hal itu tidak baik bagi mereka. Mengenai hal ini, Dia lebih layak menentukan daripada kita. Kita tidak perlu menggunakan banyak kata panjang dalam menyampaikan persoalan kita. Allah lebih tahu daripada yang mampu kita katakan kepada-Nya. Hanya saja, Ia ingin mendengarnya sendiri dari mulut kita. Apa yang kamu kehendaki supaya Aku perbuat bagimu? Setelah memberitahukan keinginan kita, kita harus berkata demikian kepada-Nya, Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku (Mzm. 38:10). Allah begitu tidak terpengaruh oleh panjang atau pun gaya bahasa doa kita, hingga doa syafaat yang paling penuh kuasa adalah yang dinaikkan dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Rm. 8:26). Kita tidak boleh mengatur, tetapi haruslah berserah kepada Allah. BcO Hagai 2:10-23 Pembangunan Bait Suci terancam oleh ikut sertanya orang-orang najis 2:10 (#2-#11) Pada tanggal dua puluh empat bulan yang kesembilan, pada tahun yang kedua zaman Darius, datanglah firman TUHAN kepada nabi Hagai, bunyinya: 2:11 (#2-#12) "Beginilah firman TUHAN semesta alam itu: Tanyakanlah pengajaran kepada para imam. 2:12 (#2-#13) Andaikata seseorang membawa daging kudus dalam punca bajunya, lalu dengan puncanya itu ia menyentuh roti atau sesuatu masakan atau anggur atau minyak atau sesuatu yang dapat dimakan, menjadi kuduskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tidak!" 2:13 (#2-#14) Berkatalah pula Hagai: "Jika seseorang yang najis oleh mayat menyentuh semuanya ini, menjadi najiskah yang disentuh itu?" Lalu para imam itu menjawab, katanya: "Tentu!" 2:14 (#2-#15) Maka berbicaralah Hagai, katanya: "Begitu juga dengan umat ini dan dengan bangsa ini di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, dan dengan segala yang dibuat tangan mereka; dan yang dipersembahkan mereka di sana adalah najis." Pembangunan Bait Suci mendatangkan berkat 2:15 (#2-#16) "Maka sekarang, perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya! Sebelum ditaruh orang batu demi batu untuk pembangunan bait TUHAN, 2:16 (#2-#17) bagaimana keadaanmu? Ketika orang pergi melihat suatu timbunan gandum yang seharusnya sebanyak dua puluh gantang, hanya ada sepuluh; dan ketika orang pergi ke tempat pemerasan anggur untuk mencedok lima puluh takar, hanya ada dua puluh. 2:17 (#2-#18) Aku telah memukul kamu dengan hama dan penyakit gandum dan segala yang dibuat tanganmu dengan hujan batu; namun kamu tidak berbalik kepada-Ku, demikianlah firman TUHAN. 2:18 (#2-#19) Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya -- mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait TUHAN perhatikanlah 2:19 (#2-#20) apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!" 2:20 (#2-#21) Maka datanglah firman TUHAN untuk kedua kalinya kepada Hagai pada tanggal dua puluh empat bulan itu, bunyinya: 2:21 (#2-#22) "Katakanlah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku akan menggoncangkan langit dan bumi 2:22 (#2-#23) dan akan menunggangbalikkan takhta raja-raja; Aku akan memunahkan kekuasaan kerajaan bangsa-bangsa dan akan menjungkirbalikkan kereta dan pengendaranya; kuda dan pengendaranya akan mati rebah, masing-masing oleh pedang temannya. 2:23 (#2-#24) Pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, Aku akan mengambil engkau, hai Zerubabel bin Sealtiel, hamba-Ku -- demikianlah firman TUHAN -- dan akan menjadikan engkau seperti cincin meterai; sebab engkaulah yang Kupilih, demikianlah firman TUHAN semesta alam." ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Jumat, 21 Juni 2024 - Perayaan Wajib St. Aloisius Gonzaga - Matius 6:19-23 - BcO Zakharia 1:1-21 PREV: Renungan Katolik Rabu, 19 Juni 2024 - Romualdus - Matius 6:1-6.16-18 - BcO Hagai 1:1-2:9 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |