misa.lagu-gereja.com        
 
Jumat, 3 Mei 2024
Pesta
St. Filipus dan Yakobus
1Kor. 15:1-8; Mzm. 19:2-3,4-5;
Yohanes 14:6-14.
BcO Kisah Para Rasul 5:12-32 atau 1Kor 1:17-2:5 atau 1Kor. 4:1-16
Warna Liturgi Merah
MT/BPI Edisi Baru: 165, 957 Lama: -

Baca Juga:

Yohanes 14:6-14
14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." 14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Penjelasan:



*  Atas keluhan karena ketidaktahuan ini, yang mengandung keinginan untuk diajar, Kristus memberikan jawaban yang lengkap (ay. 6-7). Tomas telah menanyakan ke mana Ia hendak pergi, dan juga jalan menuju ke sana. Kristus menjawab kedua pertanyaan ini dan memanfaatkan apa yang telah dikatakan-Nya pada waktu-waktu sebelumnya, bahwa mereka seharusnya tidak memerlukan jawaban seandainya saja mereka mengerti dengan benar apa yang telah dikatakan-Nya selama ini, sebab mereka telah mengenal Dia, yang adalah jalan. Mereka mengenal Bapa, yang adalah ujung atau tujuan akhir dari jalan itu. Oleh sebab itu, ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ. Percayalah kepada Allah sebagai ujung jalan itu, dan kepada-Ku sebagai jalannya (ay. 1). Dengan cara inilah kamu benar-benar telah melakukan apa yang harus kamu perbuat.

(1) Ia berbicara tentang diri sendiri sebagai jalan (ay. 6). Tidak tahukah kamu jalan ke situ? Akulah jalan, dan hanya Aku sendiri, karena tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Di sini Kristus menyampaikan hal-hal besar mengenai diri-Nya, yang menunjukkan kepada kita:
                [1] Hakikat perantaraan-Nya: Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup.
                    Pertama, marilah kita terlebih dahulu memikirkan hal-hal ini secara terpisah.
                        . Kristus adalah jalan, yakni jalan raya yang disebut-sebut oleh Yesaya (Yes. 35:8). Kristus adalah jalan itu sendiri, karena Ia telah masuk ke dalam tempat yang kudus dengan darah-Nya sendiri (Ibr. 9:12). Dia adalah jalan kita, karena kita masuk melalui Dia. Melalui pengajaran dan teladan-Nya, Ia mengajar kita perihal kewajiban-kewajiban kita. Melalui kebaikan dan perantaraan-Nya, Ia menghasilkan kebahagiaan kita. Dengan demikian, Dia adalah jalan. Di dalam Dia, Allah dan manusia bertemu dan dipersatukan. Kita tidak mampu mencapai pohon kehidupan melalui keadaan tanpa dosa, tetapi Kristus merupakan jalan menuju ke situ. Melalui Kristus sebagai jalan, hubungan pun terjalin dan terpelihara di antara sorga dan bumi. Malaikat-malaikat Allah naik dan turun. Doa-doa kita sampai kepada Allah, dan berkat-berkat-Nya datang kepada kita melalui Kristus. Inilah jalan lama yang membawa kepada perhentian. Murid-murid mengikut Dia, dan Kristus mengatakan bahwa dengan demikian mereka telah mengikuti jalan itu, dan selama mereka tetap mengikut Dia, mereka tidak akan pernah tersesat dari jalan itu.
                        . Dia adalah kebenaran.
                            (1) Sebagai kebenaran yang bertolak belakang dengan gambaran dan bayang-bayang. Kristus adalah hakikat dari semua gambaran dalam Perjanjian Lama. Oleh sebab itu gambaran-gambaran dalam Perjanjian Lama itu disebut gambaran saja dari yang sebenarnya (Ibr. 9:24). Kristus adalah roti yang benar (6:32), kemah sejati (Ibr. 8:2).
                            (2) Sebagai kebenaran yang bertolak belakang dengan kepalsuan dan kekeliruan. Ajaran Kristus merupakan ajaran yang sejati. Bila kita mencari kebenaran, kita hanya perlu belajar tentang kebenaran seperti yang ada di dalam Yesus.
                            (3) Sebagai kebenaran yang bertolak belakang dengan pikiran yang keliru dan kebohongan. Dia bersikap tulus pada semua orang yang percaya kepada-Nya, setulus kebenaran itu sendiri (2Kor. 1:20).
                        . Dia adalah hidup, karena kita dikatakan hidup bagi Allah bila kita hidup hanya di dalam dan melalui Yesus Kristus (Rm. 6:11). Kristus ada di dalam diri kita untuk jiwa kita, seperti halnya jiwa bagi tubuh kita. Kristus adalah kebangkitan dan hidup.
                    Kedua, marilah kita memikirkan ketiga hal ini bersama-sama dan mengaitkannya satu sama lain. Kristus adalah jalan dan kebenaran dan hidup.

                    Artinya:

                        . Dia adalah awal, pertengahan, dan akhir. Di dalam Dia kita harus berangkat, melanjutkan perjalanan, dan menyelesaikannya. Sebagai kebenaran, Dia adalah penuntun jalan kita. Sebagai hidup, Dia adalah akhir atau ujung jalan itu.
                        . Dia adalah jalan yang baru dan yang hidup (Ibr. 10:20). Di dalam jalan itu terdapat kebenaran dan hidup, begitu pula di akhir jalan itu.
                        . Dia adalah jalan yang benar menuju kehidupan, satu-satunya jalan yang benar. Jalan-jalan yang lain mungkin saja tampak benar, tetapi ujungnya adalah jalan kematian.
                [2] Perlunya Kristus sebagai Pengantara: Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. Manusia yang telah jatuh harus datang kepada Allah sebagai Hakim, tetapi tidak dapat datang kepada-Nya sebagai Bapa, kecuali melalui Kristus sebagai Pengantara. Kita tidak dapat memenuhi kewajiban datang kepada Allah melalui pertobatan dan tindakan ibadah tanpa Roh dan anugerah Kristus. Kita juga tidak dapat memperoleh kebahagiaan datang kepada Allah sebagai Bapa kita tanpa kebaikan dan kebenaran-Nya. Dia adalah Imam Besar yang kita akui, Pembela kita.
            (2) Ia berbicara mengenai Bapa-Nya sebagai ujung dari jalan itu (ay. 7): "Sekiranya kamu mengenal Aku dengan benar, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini, melalui kemuliaan yang telah kamu lihat di dalam diri-Ku dan pengajaran yang telah kamu dengar dari Aku, kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia."

            Di sini terdapat:

                [1] Teguran tersembunyi terhadap kebebalan dan kecerobohan mereka karena tidak mau mengenal karib Yesus Kristus, meskipun mereka senantiasa mengikuti dan menyertai-Nya: Sekiranya kamu mengenal Aku. Mereka memang kenal Dia, tetapi tidak mengenal-Nya dengan sungguh seperti seharusnya. Mereka tahu bahwa Dia adalah Kristus, tetapi tidak melanjutkan untuk mengenal Allah di dalam Dia. Kristus telah mengatakan kepada orang-orang Yahudi (8:19), "Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku," dan di sini Ia juga mengatakan hal yang sama kepada murid-murid-Nya. Sulit memang untuk mengatakan mana yang lebih aneh, kebodohan degil orang-orang yang memusuhi terang, atau kekurangan dan kesalahan anak-anak terang yang mempunyai kesempatan yang begitu besar untuk mengenal. Seandainya mereka telah mengenal Kristus dengan benar, mereka tentunya akan tahu bahwa kerajaan-Nya bersifat rohani dan bukan dari dunia ini, bahwa Dia telah turun dari sorga, dan oleh sebab itu harus kembali ke sorga. Bila ini yang dilakukan, mereka tentunya akan mengenal Bapa-Nya juga, serta tahu ke mana Ia hendak pergi saat berkata, Aku pergi kepada Bapa, kepada kemuliaan di dunia lain, bukan di dunia ini. Jika kita mengenal Kekristenan dengan lebih baik, kita tentunya akan mengenal agama alamiah dengan lebih baik pula.
                [2] Berita menyenangkan bahwa Ia merasa puas dengan kesungguhan hati mereka, meskipun mereka lemah dalam pengertian. "Selanjutnya, setelah Aku memberikan petunjuk ini kepadamu, yang akan menjadi kunci bagi semua pengajaran yang telah Kuberikan kepadamu sampai saat ini, Aku hendak memberitahukan kepadamu, kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia, karena kamu telah mengenal Aku dan melihat Aku." Dalam wajah Kristus kita dapat melihat kemuliaan Allah, seperti kita melihat bapa di dalam diri anaknya yang mirip dengannya. Kristus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa sebenarnya mereka tidak bodoh seperti kelihatannya. Karena, meskipun mereka anak kecil, mereka telah mengenal Bapa (1Yoh. 2:13). Perhatikanlah, banyak dari antara murid-murid Kristus memiliki pengetahuan dan anugerah lebih daripada yang mereka perkirakan, dan Kristus memperhatikan hal ini serta merasa senang dengan kebaikan yang ada di dalam diri mereka meskipun mereka sendiri tidak menyadarinya. Karena orang-orang yang mengenal Allah tidak langsung saat itu juga menyadari bahwa mereka mengenal Dia (1Yoh. 2:3).

* Filipus bertanya perihal Bapa (ay. 8), dan Kristus menjawabnya (ay. 9-11).

    Di sini kita bisa amati:

        . Permintaan Filipus untuk mengenal Bapa secara lebih jelas.

        Biasanya ia tidak begitu berani berbicara seperti beberapa murid lainnya. Namun, karena begitu rindu mendapat penerangan lebih lanjut, ia berseru, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Filipus mendengarkan apa yang dikatakan Kristus kepada Tomas dan berpegang pada kata-kata terakhir yang diucapkan-Nya, kamu telah melihat Dia. "Tidak," sahut Filipus, "justru itulah yang kami inginkan, justru kami ingin agar kami sudah melihat Dia: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

            (1) Hal ini menyiratkan adanya kerinduan mendalam untuk mengenal Allah sebagai seorang Bapa. Permohonannya adalah, "Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, buatlah kami mengenal Dia dalam hubungan semacam itu." Ia memohonkan hal ini bukan bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi murid-murid yang lain. Permohonannya adalah, itu sudah cukup bagi kami. Ia bukan saja mengakuinya sendiri, tetapi juga untuk mewakili rekan-rekannya. Biarkanlah kami melihat Bapa satu kali saja, dan itu sudah cukup bagi kami. Jansenius [seorang theolog Belanda -- pen.] berkata, "Walaupun Filipus tidak bermaksud begitu, di sini Roh Kudus, melalui bibirnya, bermaksud mengajar kita bahwa kepuasan dan kebahagiaan jiwa diperolah karena memandang dan menikmati hadirat Allah (Mzm. 16:11; 17:15). Di dalam pengenalan akan Allah sajalah pengertian itu bisa tenang dan memperoleh kepuasannya. Di dalam pengenalan akan Allah sebagai Bapa kita, jiwa dapat dipuaskan. Melihat Bapa adalah bagaikan sorga di bumi yang memenuhi kita dengan sukacita yang tidak terkatakan.

            (2) Seperti yang dikatakan Filipus di sini, kata-katanya menyiratkan bahwa ia belum cukup puas mengenal Bapa melalui penjelasan yang dianggap cukup oleh Kristus. Ia ingin hal ini dijelaskan, dan mendesak-Nya untuk menyatakan lebih lanjut melalui hal-hal yang tidak kalah dari penampakan kemuliaan Allah seperti yang ditunjukkan kepada Musa (Kel. 33:22) dan kepada para tua-tua Israel (Kel. 24:9-11). "Biarkan kami melihat Bapa dengan mata kepala kami, seperti kami melihat Engkau, itu sudah cukup bagi kami. Kami tidak akan mengganggu-Mu lagi dengan pertanyaan, ke mana Engkau pergi." Hal ini bukan saja menunjukkan kelemahan imannya, tetapi juga ketidaktahuannya mengenai cara Injil menyatakan Bapa, yaitu dengan cara rohani, bukan dengan merasa atau melihat secara jasmani. Ia menyangka bahwa melihat Allah seperti itu akan cukup bagi mereka. Padahal, orang yang benar-benar melihat Dia bukannya merasa cukup, tetapi mencari diri mereka dan berlaku busuk dengan membuat patung. Ketetapan-ketetapan Kristus memiliki segalanya yang lebih baik untuk meneguhkan iman kita daripada yang bisa dilakukan berbagai cara hasil penemuan kita sendiri.

        . Jawaban Kristus mengarahkannya kepada hal-hal yang sudah diketahui perihal Bapa (ay. 9-11).
            (1) Kristus mengarahkannya kepada apa yang telah dilihatnya (ay. 9). Ia mencela Filipus karena kebodohan dan kecerobohannya itu: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, sekarang ini sudah lebih dari tiga tahun Aku bergaul akrab denganmu, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami? Masakan engkau hendak meminta sesuatu yang sudah engkau miliki?"

            Di sini:

                [1] Kristus menegurnya karena dua hal:
                    pertama, karena tidak memanfaatkan dengan baik pengenalannya akan Kristus itu, seperti yang seharusnya dilakukan olehnya, untuk mengenal-Nya secara khusus dan jelas: "Engkau tidak mengenal Aku, yang sudah sekian lama kau ikuti, dan bercakap-cakap begitu sering denganmu?" Ketika pertama kali berjumpa dengan-Nya, Filipus menyatakan bahwa ia tahu Kristus adalah Sang Mesias (1:45). Namun, sampai saat ini ia tidak mengenal Bapa di dalam Dia. Banyak orang yang tahu banyak tentang firman Tuhan dan perkara-perkara ilahi, justru tidak berhasil banyak seperti yang diharapkan dari mereka. Ini terjadi karena mereka tidak mencerna semua gagasan yang telah mereka miliki dan menyempurnakannya. Banyak yang mengenal Kristus, namun tidak mengetahui apa yang seharusnya bisa mereka ketahui tentang diri-Nya, atau tidak melihat apa yang seharusnya mereka lihat di dalam diri-Nya. Hal yang memperburuk kebodohan Filipus adalah karena ia sudah memperoleh kesempatan begitu banyak untuk meningkatkan diri: Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu. Perhatikanlah, semakin lama kita menikmati sarana pengetahuan dan anugerah, akan semakin tidak termaafkan apabila kita didapati kurang dalam pengetahuan dan anugerah itu. Kristus mengharapkan agar kecakapan kita harus setara ukurannya dengan kedudukan kita, agar kita tidak tetap seperti bayi. Karena itu biarlah kita bertanya kepada diri sendiri: "Sudah begitu lamakah aku menjadi pendengar berbagai khotbah, mempelajari Kitab Suci, menjadi murid Kristus, namun tetap begitu lemah di dalam pengenalan akan Kristus Yesus, dan begitu tidak memahami ajaran tentang kebenaran?"
                    Kedua, Kristus menegurnya karena kelemahannya dalam hal mendoakan apa yang dimintanya, Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Perhatikanlah, di sini tampak sekali kelemahan murid-murid Kristus karena mereka tidak tahu bagaimana seharusnya berdoa (Rm. 8:26), dan bahkan sering kali salah berdoa (Yak. 4:3), karena meminta hal yang tidak dijanjikan atau meminta sesuatu yang sebenarnya sudah diberikan, dalam arti yang sudah dijanjikan, seperti dalam masalah ini.

                [2] Kristus mengajarnya, dan memberinya asas yang bukan sekadar memuliakan Kristus secara umum dan menuntun kita kepada pengenalan tentang Allah di dalam Dia, tetapi juga meneguhkan apa yang telah dikatakan Kristus (ay. 7): Kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. Dan ini menjawab permintaan Filipus, Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Kristus pun berkata bahwa masalah itu akan segera terpecahkan, karena barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa.

Pertama, semua orang yang telah melihat Kristus sebagai manusia telah melihat Bapa di dalam Dia, jika Iblis tidak membutakan pikiran mereka, dan menghalangi mereka memandang Kristus sebagai gambaran Allah (2Kor. 4:4).
                    Kedua, semua orang yang melihat Kristus dengan iman telah melihat Bapa di dalam Dia, meskipun mereka tidak langsung menyadarinya. Di dalam terang pengajaran Kristus, mereka melihat Allah sebagai Bapa segala terang. Di dalam mujizat-mujizat, mereka melihat Allah Yang Mahakuasa, tangan Allah. Kekudusan Allah bersinar dalam kesucian hidup Kristus yang tanpa cela. Anugerah Allah tampak dalam semua perbuatan anugerah yang dilakukan Kristus.
            (2) Kristus mengarahkannya kepada apa yang sudah sepantasnya dipercayai olehnya (ay. 10-11): "Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku, sehingga dengan melihat Aku engkau telah melihat Bapa? Apakah engkau belum mempercayai ini? Bila belum, percayalah kata-kata-Ku, dan percayalah sekarang."

                [1] Lihatlah di sini apa yang harus kita percayai: Bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku. Artinya, seperti yang telah dikatakan-Nya (10:30), Aku dan Bapa adalah satu. Kristus berbicara tentang Bapa dan diri-Nya sendiri sebagai dua pribadi, namun sungguh-sungguh satu adanya, bukan dua, dan tidak terceraikan. Dengan mengenal Kristus sebagai Allah segala allah, Terang segala terang, Allah yang mengatasi segala allah, yang diperanakkan, bukan diciptakan, dan satu hakikat dengan Bapa, dan yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, kita juga mengenal Bapa. Dengan melihat Dia, kita telah melihat Bapa. Di dalam Kristus kita melihat lebih banyak kemuliaan Allah daripada yang dilihat oleh Musa di Gunung Horeb.
                [2] Lihatlah di sini dua sebab mengapa kita harus mempercayai hal ini: Kita harus mempercayainya.

                    Pertama, berdasarkan perkataan-Nya sendiri: Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri. Lihat ps. 7:16, Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri. Bagi mereka, apa yang dikatakan-Nya sekadar merupakan perkataan manusia, yang mengungkapkan pendapat sendiri sesuka hati. Namun, sebenarnya hikmat Allah sendirilah yang menyatakannya kepada-Nya dan kehendak Allah sajalah yang menyokongnya. Hal itu dikatakan-Nya bukan dari diri-Nya sendiri, tetapi dari pikiran Allah sesuai dengan kebijaksanaan yang kekal.
                    Kedua, berdasarkan pekerjaan-Nya: Bapa, yang diam di dalam Aku, Dia-lah yang melakukan pekerjaan-Nya, dan oleh sebab itu percayalah kepada-Ku karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Perhatikanlah:

. Telah dikatakan bahwa Bapa diam di dalam Dia, ho en emoi menōn -- Dia tinggal di dalam Aku, melalui penyatuan hakikat (natur) ilahi dan manusiawi yang tidak terpisahkan: belum pernah Allah mempunyai bait suci untuk menjadi tempat kediaman-Nya di bumi seperti tubuh Tuhan Yesus (2:21). Di sinilah Syekina sejati, yang di dalam Kemah Suci hanyalah merupakan gambaran semata. Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kol. 2:9). Bapa diam di dalam Kristus supaya di dalam-Nya, Ia dapat ditemui sebagai manusia di mana Ia berdiam. Carilah TUHAN, carilah Dia di dalam Kristus, dan Ia berkenan ditemui, sebab di dalam Kristus-lah Ia berdiam.

. Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. Kristus menyampaikan banyak perkataan penuh kuasa dan melakukan banyak pekerjaan penuh belas kasihan, dan Bapalah yang mengerjakan semuanya di dalam diri-Nya. Juga, karya penebusan secara umum merupakan pekerjaan Allah sendiri.

. Kita harus mempercayai hal ini, karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. Sama seperti kita harus mempercayai keberadaan dan kesempurnaan Allah berdasarkan pekerjaan penciptaan yang menyatakan kemuliaan-Nya, begitu pula kita harus mempercayai pewahyuan Allah kepada manusia di dalam Yesus Kristus berdasarkan pekerjaan Sang Penebus. Dengan tampaknya pekerjaan-pekerjaan yang ajaib itu (Mat. 14:2), tampak pula diri-Nya dan Allah di dalam Dia. Perhatikanlah, mujizat-mujizat Kristus merupakan bukti akan pengutusan ilahi-Nya, bukan saja untuk menyadarkan orang-orang yang tidak percaya, tetapi juga untuk meneguhkan iman murid-murid-Nya sendiri (2:11; 5:36; 10:37).


* Kata-kata Penghiburan Kristus (14:12-14)

    Murid-murid yang sangat sedih karena memikirkan perpisahan dengan Guru mereka, juga sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi dengan diri mereka bila Ia sudah pergi nanti. Sementara masih berada bersama mereka, Ia menjadi penopang bagi mereka, menjaga perilaku mereka, dan senantiasa memperhatikan mereka. Namun, bila Ia meninggalkan mereka, mereka akan seperti domba yang tidak bergembala, mangsa yang empuk bagi orang-orang yang hendak mengejar dan menangkap mereka. Sekarang, untuk menghapus ketakutan mereka, di sini Kristus meyakinkan mereka supaya mengenakan kuasa yang mampu untuk membantu mereka bertahan. Sama seperti Kristus memiliki segala kuasa, mereka pun, dalam nama-Nya, akan memperoleh kuasa di sorga dan di bumi.

    I. Kuasa yang besar di bumi (ay. 12): Barangsiapa percaya kepada-Ku (Aku tahu engkau percaya), ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan. Dengan menyatakan bahwa orang lain juga akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar seperti yang dilakukan-Nya, hal ini tidak melemahkan bukti yang diajukan Kristus mengenai pekerjaan-pekerjaan-Nya sendiri bahwa Dia satu dengan Bapa. Sebaliknya, hal ini justru menguatkan bukti-Nya itu, karena mujizat-mujizat yang dilakukan para rasul dilakukan di dalam nama-Nya, dan melalui iman di dalam Dia. Hal ini semakin memberi kebesaran bagi kuasa-Nya dibandingkan apa pun juga, karena ini berarti bahwa Ia bukan saja mengadakan mujizat sendiri, melainkan juga memberikan kuasa kepada orang lain untuk melakukannya.
        . Dia meyakinkan mereka akan dua hal:
            (1) Bahwa mereka akan dimampukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang telah dilakukan-Nya, dan bahwa mereka akan memiliki kuasa yang lebih besar guna melakukan semua itu, dibandingkan ketika Ia pertama kalinya mengutus mereka (Mat. 10:8). Apakah Kristus menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, dan mentahirkan orang kusta? Demikian pulalah yang harus mereka lakukan. Apakah Ia meyakinkan orang berdosa hingga bertobat, dan menarik banyak orang kepada-Nya? Demikian pulalah yang harus mereka lakukan. Meskipun Ia akan pergi, pekerjaan itu tidak boleh berhenti ataupun sirna, melainkan harus dilanjutkan dengan penuh semangat dan keberhasilan seperti dulu. Dan pekerjaan itu pun masih terus berlangsung sampai sekarang ini.
            (2) Bahwa mereka akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar daripada itu.
                [1] Di dalam kerajaan duniawi ini, mereka harus mengadakan mujizat-mujizat yang lebih besar. Memang tidak ada mujizat yang kecil, tetapi menurut pengertian kita, beberapa tampak lebih besar daripada yang lain. Kristus pernah menyembuhkan melalui jumbai jubah-Nya, tetapi Petrus mengadakan hal ini dengan bayangannya (Kis. 5:15), sedangkan Paulus melalui saputangan yang pernah dipakainya (Kis. 19:12). Kristus mengadakan mujizat selama dua atau tiga tahun di satu negeri, tetapi para pengikut-Nya mengadakan mujizat dalam nama-Nya selama berabad-abad di berbagai negeri. Engkau akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar, jika memang diperlukan, demi kemuliaan Allah. Doa yang lahir dari iman, jika diperlukan, dapat memindahkan gunung.
                [2] Di dalam kerajaan anugerah. Mereka akan meraih kemenangan yang lebih gemilang melalui Injil, dibandingkan ketika Kristus masih hidup di bumi. Sebenarnya, dimenangkannya sebagian besar penduduk dunia ini bagi Kristus, di bawah berbagai tekanan lahiriah, sudah merupakan mujizat terbesar dari semuanya. Saya berpendapat bahwa hal ini terutama merujuk pada karunia bahasa. Hal ini merupakan akibat langsung yang terjadi saat pencurahan Roh, yang merupakan mujizat yang bersifat tetap terhadap akal budi, karena dengan akal budi itu kata-kata dibentuk dan dipakai untuk tujuan yang begitu mulia itu, yakni pemberitaan Injil ke semua bangsa dalam bahasa mereka sendiri. Hal ini merupakan tanda yang lebih besar untuk orang yang tidak beriman (1Kor. 14:22), dan lebih penuh kuasa untuk mempertobatkan mereka, dibandingkan dengan mujizat apa pun.
        . Alasan yang diberikan Kristus untuk hal ini adalah, Sebab Aku pergi kepada Bapa:
            (1) "Sebab Aku pergi, sudah seharusnya engkau memiliki kuasa seperti itu, supaya pekerjaan itu tidak terlantar karena ketidakhadiran-Ku."
            (2) "Sebab Aku pergi kepada Bapa, Aku akan punya hak untuk melengkapimu dengan kuasa itu, Sebab Aku pergi kepada Bapa untuk mengutus Penghibur itu, dari siapa kamu akan menerima kuasa," (Kis. 1:8). Pekerjaan-pekerjaan besar yang mereka lakukan dalam nama Kristus merupakan bagian dari kemuliaan yang Ia dapatkan ketika Ia ditinggikan, tatkala Ia naik ke tempat tinggi (Ef. 4:8).


II. Kuasa besar di sorga: "Apa juga yang kamu minta, Aku akan melakukannya (ay. 13-14), sama seperti Israel, yang merupakan penguasa bersama Allah. Oleh sebab itu kamu akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, karena kamu sangat berkepentingan di dalam Aku, seperti juga Aku di dalam Bapa-Ku."

    Perhatikanlah:

. Dengan cara bagaimana mereka harus memelihara hubungan dengan-Nya, dan menerima kuasa dari-Nya, ketika Ia telah pergi kepada Bapa -- melalui doa. Ketika sahabat-sahabat karib akan pindah dan saling terpisah, mereka akan menyiapkan sarana untuk saling berkirim kabar. Demikianlah pula, ketika Kristus hendak pergi kepada Bapa-Nya, Ia mengatakan kepada murid-murid-Nya bagaimana mereka dapat menulis surat kepada-Nya setiap saat, dan mengirimkan surat-surat mereka dengan cara yang aman, tanpa perlu merasa khawatir kalau-kalau surat itu tidak sampai atau tercecer di jalan: "Biarlah Aku mendengar kabar darimu lewat doa, doa yang lahir dari iman, dan engkau akan mendengar dari-Ku lewat Roh itu." Beginilah cara lama untuk berhubungan dengan Sorga, sejak orang mulai memanggil nama TUHAN. Namun, melalui kematian-Nya, Kristus telah membuka jalan itu dengan lebih lebar, dan sampai sekarang pun jalan itu masih terbuka bagi kita. Di sini terdapat:
            (1) Kerendahan hati diajarkan: kamu minta. Walaupun mereka telah meninggalkan segalanya bagi Kristus, mereka tidak dapat menuntut apa pun dari-Nya sebagai utang. Mereka harus menjadi pemohon yang rendah hati, mintalah atau akan mati kelaparan, mintalah atau akan binasa.
            (2) Kebebasan diizinkan: "Mintalah apa saja, apa saja yang baik dan pantas bagimu. Apa saja, asalkan engkau tahu apa yang engkau minta, boleh engkau minta. Engkau boleh meminta bantuan dalam pekerjaanmu, mulut yang bijaksana, pemeliharaan dari tangan musuh-musuhmu, kuasa untuk mengadakan mujizat bilamana memang dibutuhkan, dan bagi keberhasilan pelayanan demi pertobatan jiwa-jiwa. Mintalah agar supaya mendapatkan penjelasan, bimbingan, dan pembelaan." Kebutuhan memang berbeda-beda, tetapi mereka akan disambut di takhta anugerah bagi setiap kebutuhan.

. Di dalam nama siapa mereka harus mengajukan permohonan mereka: Mintalah dalam nama-Ku. Meminta dalam nama Kristus adalah:
            (1) Memohon jasa baik dan perantaraan-Nya, dan bergantung pada permohonan dalam nama-Nya itu. Orang-orang kudus di zaman Perjanjian Lama memperhatikan hal ini saat mereka berdoa demi Tuhan sendiri (Dan. 9:17), dan demi yang diurapi (Mzm. 84:10). Namun, perantaraan Kristus dibuat menjadi lebih jelas oleh Injil, sehingga karena itulah kita dimampukan untuk meminta dalam nama-Nya dengan lebih nyata. Waktu Kristus mengajarkan Doa Bapa Kami, hal ini tidak disisipkan, sebab ketika itu mereka tidak begitu memahami hal ini seperti di kemudian hari, ketika Roh dicurahkan. Bila kita meminta dalam nama kita sendiri, kita tidak dapat berharap untuk berhasil, karena sebagai orang asing, kita tidak mempunyai nama di sorga. Sebagai orang berdosa, kita mempunyai nama buruk di sana. Namun, nama Kristus adalah nama yang baik dan terkenal di sorga, nama-Nya sangat mulia.
            (2) Bertujuan untuk kemuliaan-Nya dan menjadikan hal ini sebagai tujuan akhir dari semua doa kita.
        . Keberhasilan apa yang dapat mereka raih melalui doa-doa mereka: "Apa pun yang kamu minta, Aku akan melakukannya," (ay. 13). Dan lagi (ay. 14), "Aku akan melakukannya. Engkau boleh merasa yakin bahwa Aku akan melakukannya. Bukan saja akan dilakukan, tetapi Aku akan memastikan bahwa itu sudah dilakukan, atau memberi perintah supaya dilaksanakan. Aku akan melakukannya." Karena Ia bukan saja memiliki kepentingan untuk menjadi perantara, tetapi juga kuasa seorang raja yang berdaulat, yang duduk di sebelah kanan Allah, yang bertindak dan melaksanakan segala sesuatu di dalam kerajaan Allah. Melalui iman dalam nama-Nya, kita bisa mendapatkan apa yang kita mintakan.

. Karena alasan apa doa-doa mereka akan terkabul: Supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Artinya:
(1) Hal ini harus menjadi tujuan dan pandangan mata mereka ketika meminta. Hal ini harus menjadi pusat pertemuan dari seluruh keinginan dan doa kita. Kepada hal inilah semua ini harus diarahkan, supaya Allah di dalam Kristus boleh dihormati melalui pelayanan kita dan di dalam keselamatan kita. Dikuduskanlah nama-Mu adalah doa yang dijawab dan didahulukan, sebab jikalau hati tulus dalam hal ini, maka hal ini akan menguduskan semua permohonan lainnya.

 (2) Inilah yang menjadi tujuan Kristus dalam mengabulkan doa itu, dan demi hal ini Ia akan melakukan apa yang mereka minta, supaya dengan demikian kemuliaan Bapa di dalam Anak diwujudkan. Hikmat, kuasa, dan kebaikan Allah semakin dimuliakan di dalam Penebus oleh kuasa yang diturunkan dari Dia dan dihasilkan dalam nama-Nya serta untuk pelayanan-Nya, rasul-rasul dan pelayan-pelayan-Nya dimampukan melakukan hal-hal sebesar itu, baik dalam bukti-bukti pengajaran mereka maupun dalam semua keberhasilannya.


BcO Kisah Para Rasul 5:12-32
Tanda-tanda dan mujizat-mujizat
5:12 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. 5:13 Orang-orang lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka sangat dihormati orang banyak. 5:14 Dan makin lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan, 5:15 bahkan mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari mereka. 5:16 Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.
Rasul-rasul dilepaskan dari penjara
5:17 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. 5:18 Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu memasukkan mereka ke dalam penjara kota. 5:19 Tetapi waktu malam seorang malaikat Tuhan membuka pintu-pintu penjara itu dan membawa mereka ke luar, katanya: 5:20 "Pergilah, berdirilah di Bait Allah dan beritakanlah seluruh firman hidup itu kepada orang banyak." 5:21 Mereka mentaati pesan itu, dan menjelang pagi masuklah mereka ke dalam Bait Allah, lalu mulai mengajar di situ. Sementara itu Imam Besar dan pengikut-pengikutnya menyuruh Mahkamah Agama berkumpul, yaitu seluruh majelis tua-tua bangsa Israel, dan mereka menyuruh mengambil rasul-rasul itu dari penjara. 5:22 Tetapi ketika pejabat-pejabat datang ke penjara, mereka tidak menemukan rasul-rasul itu di situ. Lalu mereka kembali dan memberitahukan, 5:23 katanya: "Kami mendapati penjara terkunci dengan sangat rapihnya dan semua pengawal ada di tempatnya di muka pintu, tetapi setelah kami membukanya, tidak seorangpun yang kami temukan di dalamnya." 5:24 Ketika kepala pengawal Bait Allah dan imam-imam kepala mendengar laporan itu, mereka cemas dan bertanya apa yang telah terjadi dengan rasul-rasul itu. 5:25 Tetapi datanglah seorang mendapatkan mereka dengan kabar: "Lihat, orang-orang yang telah kamu masukkan ke dalam penjara, ada di dalam Bait Allah dan mereka mengajar orang banyak."
Rasul-rasul di hadapan Mahkamah Agama -- Nasihat Gamaliel
5:26 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. 5:27 Mereka membawa keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, 5:28 katanya: "Dengan keras kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada kami." 5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. 5:30 Allah nenek moyang kita telah membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh. 5:31 Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa. 5:32 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati Dia."



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Sabtu, 4 Mei 2024 - Yohanes 15:18-21 - BcO Kisah Para Rasul 20:1-16 - Hari Biasa Pekan V Paskah Hari Sabtu Imam

PREV:
Renungan Katolik Kamis, 2 Mei 2024 - Yohanes 15:9-11 - BcO Kisah Para Rasul 19:1-20 - Perayaan Wajib St. Atanasius





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)