misa.lagu-gereja.com        
 
View : 312 kali
Renungan Katolik 2024
Kamis, 4 April 2024
Renungan Katolik Kamis, 4 April 2024 - Lukas 24:35-48 - BcO Kisah Para Rasul 2:42-3:11 - HARI KAMIS DLM OKTAF PASKAH
#tag:

Kamis, 4 April 2024
HARI KAMIS DLM OKTAF PASKAH
Kis 3:11-26; Mzm 8:2a,5,6-7,8-9;
Lukas 24:35-48
BcO Kisah Para Rasul 2:42-3:11
Warna Liturgi Putih

Lukas 24:35-48
24:35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.
Yesus menampakkan diri kepada semua murid
24:36 Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!" 24:37 Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. 24:38 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? 24:39 Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." 24:40 Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. 24:41 Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" 24:42 Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. 24:43 Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." 24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. 24:46 Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, 24:47 dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. 24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.

Penjelasan:

* Bagaimana kedua murid itu memperkuat bukti tersebut dengan menceritakan apa yang telah mereka lihat (ay. 35): Kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan. Semua perkataan yang Kristus ucapkan kepada mereka di sepanjang perjalanan itu disebutkan di sini sebagai apa yang terjadi di tengah jalan, sebab perkataan itu menimbulkan dampak yang begitu luar biasa terhadap diri mereka; karena apa yang Kristus katakan bukanlah omong kosong belaka, melainkan roh dan kehidupan; segala hal ajaib yang ditimbulkan oleh perkataan-Nya biasanya terjadi di tengah jalan, yaitu di tempat yang tidak terduga. Kedua orang itu juga memberi tahu murid-murid lain tentang bagaimana akhirnya mereka dapat mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti, yaitu saat Dia mengucap berkat bagi mereka, dan lalu Allah pun membuka mata mereka untuk mengenali siapa Dia. Perhatikan, bagi murid-murid Kristus, saling berbagi apa yang diketahui dan dirasakan, sangatlah besar manfaatnya untuk menyingkap dan meneguhkan kebenaran.

* Yesus Menampakkan Diri kepada Semua Murid (24:36-49)

    Di hari kebangkitan-Nya, Kristus menampakkan diri lima kali: kepada Maria Magdalena saat dia sedang sendirian di taman (Yoh. 20:14), kepada para wanita sewaktu mereka hendak memberi tahu murid-murid Yesus (Mat. 28:9), kepada Petrus seorang diri, kepada dua murid yang sedang menuju ke Emaus, dan kini di malam harinya kepada kesebelas murid seperti yang diceritakan dalam ayat-ayat di atas, dan juga dalam Yohanes 20:19.

Perhatikanlah:

I. Kejutan besar yang ditimbulkan oleh penampakan-Nya di antara mereka. Dia datang ke tengah-tengah mereka pada waktu dan kesempatan yang amat tepat, yaitu ketika mereka sedang membandingkan bukti-bukti mengenai kebangkitan-Nya satu sama lain. Sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, dan mungkin juga sedang membahas apakah bukti-bukti yang ada itu cukup untuk memastikan kebenaran mengenai kebangkitan Guru mereka atau tidak, dan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka, dan semua perdebatan mereka itu kini tidak perlu dibahas lagi. Perhatikan, orang-orang yang berusaha sedapat mungkin untuk memakai bukti-bukti yang mereka punya untuk menguatkan hati mereka, bisa mengharapkan jaminan yang bahkan jauh lebih teguh, dan menantikan Roh Kristus yang akan bersaksi bersama-sama dengan roh mereka (seperti halnya Kristus bersaksi bersama-sama dengan para murid-Nya kini, serta meneguhkan kesaksian mereka), bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan dibangkitkan bersama Kristus.

Perhatikan:

. Penghiburan yang diucapkan Kristus untuk mereka: Damai sejahtera bagi kamu. Salam ini menunjukkan bahwa kunjungan Kristus itu diwarnai dengan kasih dan persahabatan. Meskipun mereka telah meninggalkan Dia sendirian dalam penderitaan-Nya, hal pertama yang Ia lakukan adalah justru menengok mereka saat mereka sedang berkumpul bersama-sama, sebab Dia selalu memperlakukan kita lebih baik dari yang pantas kita terima. Karena para murid itu tidak begitu memercayai orang-orang yang telah melihat-Nya, Ia pun datang menghampiri mereka, supaya mereka tidak terus-menerus dipenuhi rasa tidak percaya yang menyedihkan itu. Dia telah berjanji bahwa setelah kebangkitan-Nya, Ia akan segera menemui mereka di Galilea, tetapi karena begitu inginnya Ia bertemu dengan mereka dan menguatkan mereka, Ia pun mempercepat penggenapan janji-Nya dengan menemui mereka di Yerusalem. Perhatikan, Kristus sering kali berbuat hal yang lebih baik dari yang telah Ia katakan, tetapi tidak pernah lebih buruk. Kalimat pertama yang Ia ucapkan kepada mereka adalah, "Damai sejahtera bagi kamu," yang tidak dimaksudkan sebagai pujian, melainkan sebagai penghiburan. Salam itu lumrah diucapkan di antara orang Yahudi, dan Kristus pun ingin menunjukkan kekariban-Nya dengan mereka, sekalipun kini Ia sedang masuk dalam kemuliaan-Nya. Banyak orang di dunia ini segera saja menjadi sombong dan melupakan teman-teman lama begitu mereka berhasil. Tetapi Kristus tidak begitu, Dia tetap bersikap akrab seperti biasanya terhadap murid-murid-Nya. Dengan demikian, kalimat pertama Kristus itu dimaksudkan untuk menyatakan maksud kedatangan-Nya, yaitu bukan untuk bertengkar dengan Petrus karena ia telah menyangkal-Nya, ataupun memarahi semua murid lain karena telah meninggalkan-Nya sendirian. Tidak, justru Ia datang dengan penuh damai, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa Ia telah memaafkan dan telah didamaikan dengan mereka.

. Ketakutan yang dirasakan oleh murid-murid itu (ay. 37): Mereka terkejut, menyangka bahwa mereka melihat hantu, sebab Ia datang di antara mereka tanpa suara, dan tiba-tiba saja telah ada di tengah-tengah mereka tanpa mereka sadari. Kata yang dipakai (Mat. 14:26) saat mereka berteriak, "Itu hantu!" adalah phantasma, yang berarti mahluk halus, tetapi kata yang dipakai di sini adalah pneuma, yang memiliki arti roh. Mereka menyangka itu adalah roh yang tidak disertai tubuh jasmani. Meskipun kita memiliki hubungan dan pertalian dengan dunia roh dan akan segera menuju ke sana, tetap saja selalu menakutkan bila ada suatu roh memperlihatkan diri dan berkata-kata kepada kita saat kita masih ada di dunia ini, sebab hal itu bukanlah sesuatu yang wajar.


II. Kepuasan besar yang mereka rasakan oleh karena perkataan Kristus, yang di dalamnya kita temukan:

. Teguran yang Ia lontarkan karena ketakutan mereka yang tidak beralasan itu: Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (ay. 38).

        Perhatikanlah di sini:

            (1) Setiap kali kita merasa susah, biasanya banyak pikiran buruk yang timbul dalam hati kita dan membuat kita resah. Kadang-kadang, kesusahan itu merupakan dampak dari pikiran yang timbul dalam hati kita: duka dan ketakutan kita bersumber dari hal-hal yang kita khayalkan sendiri. Terkadang, pikiran yang timbul dalam hati juga merupakan akibat dari kesusahan itu, yaitu akibat pergumulan dari luar dan ketakutan yang ada di dalam diri kita. Orang-orang yang sedang susah dan sedih memiliki banyak pikiran yang timbul dari dalam hati mereka yang tidak memuliakan Allah dan membuat mereka sendiri merasa resah. Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu. Tuhan telah meninggalkan dan melupakan aku.
            (2) Di antara pikiran-pikiran yang membuat kita resah itu, banyak yang sebetulnya bersumber dari kesalahpahaman kita sendiri mengenai Kristus. Para murid di sini pun mengira bahwa mereka melihat hantu, padahal yang mereka lihat adalah Kristus, dan karena itulah mereka jadi merasa takut. Kita sering lupa bahwa Kristus itu Saudara sulung kita, dan kita sering menganggap-Nya sejauh jarak yang terbentang antara dunia ini dan dunia roh, sehingga kita pun menjadi ketakutan. Saat Kristus meyakinkan dan merendahkan diri kita dengan Roh-Nya, dan mencobai serta mengubahkan kita dengan suatu kejadian tertentu, kita justru sering salah paham dan mengira Ia akan melukai kita, dan pikiran seperti itu meresahkan diri kita sendiri.
            (3) Tuhan Yesus selalu bisa mengenali segala pikiran buruk yang timbul dalam hati kita, bahkan saat pikiran itu baru saja muncul, dan hal itu tidak menyenangkan hati-Nya. Dia menegur para murid-Nya karena pikiran-pikiran seperti itu, untuk mengajari kita supaya kita pun menegur diri kita sendiri atas hal yang sama. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku? Mengapa engkau resah? Mengapa pikiran yang tidak benar dan tidak baik ini muncul? Pikiran-pikiran seperti itu tidak beralasan dan tidak menghasilkan apa pun, malahan hanya menghalangi sukacita kita dalam Allah, membuat kita tidak layak mengemban tugas kita, memberi celah pada Iblis, dan membuat kita tidak bisa menikmati penghiburan yang telah disediakan bagi kita.
        . Bukti mengenai kebangkitan-Nya yang Ia kemukakan kepada mereka, untuk menghilangkan ketakutan mereka dengan meyakinkan mereka bahwa Ia bukanlah hantu, dan juga untuk meneguhkan iman mereka dalam pengajaran yang kini harus mereka kabarkan ke seluruh dunia. Untuk itu, Ia harus membuat mereka benar-benar yakin mengenai kebangkitan-Nya.

Inilah dua bukti yang Ia tunjukkan kepada mereka:

(1) Ia menunjukkan tubuh-Nya kepada mereka, terutama tangan dan kaki-Nya. Mereka pun dapat melihat bahwa Ia memiliki bentuk tubuh, perawakan serta kemiripan yang persis sama dengan sosok Guru mereka. Akan tetapi, bukankan itu hantu-Nya? "Tidak," jawab Kristus. "Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: kamu bisa lihat sendiri kalau Aku punya tangan dan kaki, dan dengan demikian tubuh ini benar-benar nyata. Kamu lihat, Aku bisa menggerak-gerakkan tangan dan kaki-Ku, sebab tubuh ini tubuh yang hidup. Kamu juga bisa melihat bekas tancapan paku di tangan dan kaki-Ku ini, karena tubuh ini adalah tubuh yang sama, yang telah kamu lihat tergantung di kayu salib, dan bukan tubuh orang lain." Dia mengemukakan sebuah prinsip, bahwa hantu tidak ada daging dan tulangnya, tidak terdiri dari materi kasar yang berbentuk dan memiliki anggota-anggota badan yang berbeda-beda sebagaimana tubuh kita. Kristus tidak menerangkan apa itu roh (nanti kita juga tahu saat kita memasuki dunia roh), tetapi menjelaskan apa yang bukan menjadi ciri-ciri roh: hantu tidak ada daging dan tulangnya. Dia juga berkata, "Aku sendirilah ini, yang telah kamu kenal dengan baik dan bergaul dekat dengan kalian. Aku sendirilah ini, di dalam-Ku kamu punya alasan untuk bersuka, dan bukannya merasa takut." Orang-orang yang benar-benar mengenal Kristus, dan mengetahui bahwa Ia adalah milik mereka, tidak punya alasan untuk merasa takut saat Ia menampakkan diri atau mendekati mereka.

- Dia memperlihatkan diri kepada mereka, menunjukkan tangan dan kaki-Nya yang telah ditusuk paku. Kristus membiarkan bekas luka itu tetap ada dalam tubuh kemuliaan-Nya supaya hal itu menjadi bukti bahwa tubuh itu benar-benar milik-Nya dan Ia pun tidak keberatan membiarkannya terlihat. Setelah itu, Ia juga menunjukkan bekas-bekas luka itu kepada Tomas, sebab Kristus tidak merasa malu akan penderitaan yang harus ditanggung-Nya bagi kita. Karena itu kita pun tidak boleh merasa malu dengan penderitaan-Nya itu, atau dengan penderitaan yang harus kita jalani bagi Dia. Seperti halnya Ia telah menunjukkan luka-luka-Nya kepada para murid untuk meneguhkan amanat-Nya kepada mereka, demikian pula Ia telah menunjukkan luka-luka tersebut kepada Bapa-Nya untuk meneguhkan peran-Nya sebagai perantara antara kita dan Bapa. Kristus tampil di sorga sebagai Anak Domba seperti telah disembelih (Why. 5:6), darah-Nya berbicara (Ibr. 12:24). Dia menjadi perantara demi menunaikan penebusan yang dijalankan-Nya. Kepada Bapa Ia pun mengatakan hal yang sama dengan yang telah diucapkan-Nya kepada para murid-Nya di sini, "Lihatlah tangan dan kaki-Ku" (Za. 13:6-7).

- Dia meminta mereka untuk menyentuh-Nya: Rabalah Aku dan lihatlah. Sebelumnya, Dia tidak mengizinkan Maria untuk memegang-Nya (Yoh. 20:17), tetapi kini, Ia memperbolehkan para murid untuk melakukannya supaya mereka yang akan mengabarkan kebangkitan-Nya dan akan teraniaya karenanya dapat benar-benar diteguhkan terlebih dahulu. Dia menyuruh mereka untuk meraba-Nya supaya mereka yakin bahwa Ia bukanlah hantu. Jika hantu atau mahluk halus itu memang tidak ada (tetapi jelas di sini serta di bagian-bagian lain bahwa para murid memercayai keberadaan mereka), saat itu adalah saat yang tepat untuk memberi tahu mereka mengenai kebenaran tersebut, yaitu dengan mengatakan pada mereka bahwa hantu itu tidak ada. Di sini Kristus sepertinya menerima begitu saja kepercayaan mereka bahwa hantu itu ada, dan karena itu Ia membuktikan bahwa Ia bukan hantu. Pada zaman dulu memang banyak sekali orang murtad, yang lebih saya anggap sebagai atheis, yang tidak percaya bahwa Kristus memiliki tubuh jasmani yang nyata. Bagi mereka Kristus hanya seperti hantu saja, yang tidak benar-benar lahir ataupun mengalami penderitaan. Gagasan-gagasan liar seperti ini, katanya, dianut oleh pengikut-pengikut Valentin dan Manikheisme, dan juga para pengikut Simon Si Penyihir. Orang-orang ini dinamakan Doketai [penganut doketisme -- pen.] dan Phantysiastai. Terpujilah Allah, bidah-bidah ini semuanya sudah lama lenyap, dan kita pun tahu serta yakin bahwa Yesus Kristus bukanlah hantu atau mahluk halus, melainkan benar-benar memiliki tubuh jasmani yang nyata, bahkan setelah Ia dibangkitkan.

(2) Dia makan bersama-sama dengan mereka, untuk menunjukkan bahwa Ia benar-benar memiliki tubuh yang nyata, dan bahwa Ia mau berbincang akrab dengan para murid-Nya, seperti antara sahabat dengan sahabat. Petrus sangat menekankan hal itu (Kis. 10:41): Kami telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.

- Saat mereka melihat tangan dan kaki-Nya, mereka tidak tahu harus berkata apa, mereka belum percaya karena girangnya dan heran (ay. 41). Kelemahan membuat mereka tidak percaya, belum percaya, eti apistounton auton -- mereka masih tidak percaya. Kelambanan para murid Kristus dalam memercayai kebangkitan-Nya semakin memberi bukti bahwa memang benar Kristus telah bangkit. Mereka tidak mencuri mayat-Nya lalu berkata, "Dia sudah bangkit," seperti yang dituduhkan para imam kepala. Kalau benar Dia tidak bangkit, pasti murid-murid yang lamban untuk percaya itu sudah berkata terus-menerus bahwa Dia tidak bangkit. Sikap mereka yang tidak mudah percaya dan terus menuntut bukti terkuat mengenai kebangkitan-Nya menunjukkan bahwa ketika akhirnya mereka menjadi percaya juga dan bersedia menanggung segala risikonya, semuanya karena memang sudah sungguh terbukti bahwa kebangkitan-Nya itu benar-benar terjadi. Namun, meskipun kelambanan mereka untuk memercayai kebangkitan Kristus adalah kelemahan mereka, kekeliruan itu tetap dapat diampuni. Sebab, ketidakpercayaan mereka bukan diakibatkan karena mereka menyepelekan bukti yang sudah tampak itu, tetapi

pertama,
mereka belum percaya karena girangnya, sebagaimana Yakub yang pertama-tama tidak bisa percaya bahwa Yusuf masih hidup, sebab berita itu terdengar terlalu muluk di telinganya. Bila iman dan pengharapan lemah, tetapi kasih dan keinginan sangat kuat, maka iman yang lemah itu akan diteguhkan dan tidak akan dikecewakan.

Kedua,
mereka heran, sebab mereka tidak hanya mengira kabar itu terlalu muluk, tetapi juga terlalu mustahil untuk menjadi kenyataan, sebab mereka telah melupakan Kitab Suci dan besarnya kuasa Allah.

- Untuk lebih meyakinkan dan menguatkan mereka, Dia pun meminta sesuatu untuk dimakan. Dia duduk untuk makan dengan dua orang murid di Emaus, tetapi tidak dikatakan bahwa Ia benar-benar makan bersama mereka. Jadi, kini, supaya tidak jadi batu sandungan, Dia pun benar-benar makan bersama kedua murid itu dan para murid yang lain, untuk menunjukkan bahwa tubuh-Nya itu benar-benar telah hidup kembali, sekalipun Dia kini tidak makan, minum dan bercakap-cakap dengan mereka untuk seterusnya seperti sebelumnya (dan tidak seperti yang diperbuat Lazarus setelah ia bangkit, sebab Lazarus tidak hanya hidup lagi, tetapi juga kembali menjalani kehidupannya seperti sebelumnya, lalu mati lagi), sebab hal itu tidak sesuai dengan keadaan yang hendak Ia masuki setelah Ia bangkit. Mereka memberinya sepotong ikan goreng (ay. 42, dalam KJV dikatakan, "Mereka memberi-Nya sepotong ikan bakar dan madu" -- pen.). Madu itu mungkin ditambahkan sebagai saus ikan goreng itu, sebab Kanaan merupakan tanah yang melimpah dengan madu. Makanan itu hanya seadanya saja, tetapi bila memang itu yang biasa menjadi hidangan sehari-hari para murid, sang Guru pun akan makan hidangan yang sama, sebab dalam kerajaan Bapa kita nanti, mereka akan makan hidangan yang serupa dengan makanan-Nya, makan dan minum bersama-Nya dalam kerajaan-Nya.

. Hikmat yang Ia berikan kepada mereka mengenai firman Allah yang telah mereka dengar dan baca, yang menimbulkan iman di hati mereka akan kebangkitan Kristus, sehingga semua penghalang pun tersingkirkan.
            (1) Ia mengingatkan mereka akan firman yang telah mereka dengar dari mulut-Nya sendiri saat Ia masih bersama-sama dengan mereka, seperti yang juga telah dilakukan oleh malaikat sebelumnya (ay. 44): Inilah perkataan-Ku, yang telah sering kali Kukatakan kepadamu secara pribadi ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu. Kita pasti akan lebih memahami apa yang Kristus lakukan, jika saja kita mengingat apa yang telah Ia katakan, dan cepat tanggap untuk membandingkan keduanya.
            (2) Dia mengingatkan mereka akan firman yang telah mereka baca dalam Perjanjian Lama, seperti yang telah ditunjukkan oleh perkataan yang telah Ia ucapkan kepada mereka: Harus digenapi semua yang ada tertulis. Kristus telah memberikan sebuah petunjuk umum untuk mengarahkan harapan mereka, yaitu bahwa apa pun yang mereka dapati dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias memang harus digenapi dalam diri-Nya, baik mengenai penderitaan-Nya maupun mengenai kerajaan-Nya. Segala hal mengenai diri-Nya telah Allah persatukan dalam semua nubuat tersebut, sehingga semua itu tidak boleh dipisahkan di dalam penggenapannya. Semuanya harus digenapi, bahkan yang terberat, tersulit, sampai yang paling menyakitkan. Kristus tidak boleh mati sebelum Dia mengalami semuanya itu, sebab jika tidak begitu, maka Ia tidak bisa berkata, "Sudah selesai." Di sini disebutkan beberapa bagian Perjanjian Lama yang masing-masing mengandung hal-hal yang berkaitan dengan Kristus, yaitu kitab hukum Musa, atau Pentateukh, atau kelima kitab yang ditulis Musa, lalu kitab para nabi, yang tidak hanya terdiri atas kitab yang memuat nubuat saja, tetapi juga kitab-kitab mengenai sejarah yang ditulis oleh orang-orang dengan karunia bernubuat, serta Kitab Mazmur, yang memuat tulisan-tulisan lain yang disebut dengan Hagiographa. Lihatlah bagaimana Allah mewahyukan kehendak-Nya dalam berbagai cara penulisan, tetapi semuanya berasal dari satu Roh yang sama, yang melalui semua tulisan itu memberitahukan kedatangan dan kerajaan Mesias; sebab tentang Dialah semua nabi bersaksi.
            (3) Ia bekerja dalam pikiran mereka saat itu juga, sehingga pikiran mereka pun terbuka. Ia membuat mereka mengerti maksud dan makna yang sesungguhnya dari nubuat-nubuat Perjanjian Lama mengenai Kristus, dan membuat mereka melihat bagaimana semuanya itu digenapi dalam diri-Nya: Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (ay. 45). Sebelumnya, dalam percakapan Kristus dengan kedua murid-Nya, Ia menyingkapkan tabir yang menyelubungi tulisan-tulisan itu dengan membukakan Kitab Suci, tetapi sekarang Ia menyingkapkan tabir yang menyelubungi hati dengan membukakan pikiran mereka.


. Perintah yang Ia berikan kepada mereka sebagai para rasul, yang akan menegakkan kerajaan-Nya di dunia ini. Saat Guru mereka masih ada bersama-sama dengan mereka, mereka berharap akan mendapatkan tempat-tempat kehormatan. Karena itulah mereka merasa sangat kecewa sewaktu Ia mati. "Tidak," kata-Nya, "justru kamu baru saja hendak memasuki tempat-tempat terhormat itu. Kamu harus menjadi saksi dari semuanya ini (ay. 48), untuk memberitakan semuanya ini ke seluruh dunia. Namun, bukan sekadar menyampaikannya sebagai berita biasa, melainkan untuk menegaskannya sebagai bukti yang telah dipakai dalam mengadili perkara besar yang telah begitu lama terbentang di antara Allah dan Iblis, dan di dalam peradilan ini, penguasa dunia ini harus diruntuhkan dan dilemparkan ke luar. Kamu adalah saksi yang telah melihat dan mendengar dengan mata-telinga kamu sendiri sehingga kamu benar-benar yakin akan semuanya ini. Karena itu, pergilah dan yakinkanlah dunia ini. Roh yang sama yang telah membukakan pikiranmu akan menyertaimu juga untuk membukakan pikiran orang-orang lain."

Nah, di sini mereka diberi tahu tentang:
Kabar yang harus mereka beritakan. Mereka harus mengabarkan Injil, mereka harus menyampaikan Perjanjian Baru sebagai penggenapan menyeluruh dari Perjanjian Lama, sebagai kelanjutan dan kesudahan dari pewahyuan ilahi. Mereka harus membawa Alkitab mereka (terutama saat mereka berkhotbah di hadapan orang Yahudi; bahkan Petrus, dalam khotbah pertamanya di hadapan orang-orang bukan Yahudi, menyuruh mereka untuk menyelidiki kitab para nabi, Kis. 10:43), dan harus memperlihatkan kepada orang-orang apa yang tertulis mengenai Mesias dalam Perjanjian Lama, kemuliaan dan karunia kerajaan-Nya, lalu memberi tahu bagaimana semuanya digenapi dalam diri Tuhan Yesus, sesuai dengan apa yang mereka ketahui.
                [1] Kebenaran Injil yang agung mengenai kematian dan kebangkitan Yesus Kristus ini harus dikumandangkan kepada seluruh anak-anak manusia (ay. 46): Demikianlah yang ada tertulis dalam buku bermeterai mengenai rencana-rencana ilahi sejak kekekalan, yaitu di bagian perjanjian penebusan; dan hal ini tertulis dalam kitab Perjanjian Lama yang dapat dibaca semua orang, yang antara lain memuat rahasia-rahasia yang telah dibukakan, bahwa Mesias harus menderita, sebab rencana sorgawi memang harus terlaksana dengan saksama supaya tak ada satu pun firman Allah yang gagal. "Pergilah dan beritakan kepada dunia,"
                    pertama, "bahwa Kristus menderita, sebagaimana telah dituliskan tentang Dia. Pergi, dan beritakan tentang Kristus yang disalibkan. Janganlah malu akan salib-Nya, jangan malu karena Yesus yang menderita. Beri tahu mereka apa yang Dia derita dan mengapa Dia menderita, dan bagaimana segenap firman dalam Perjanjian Lama digenapi dalam penderitaan-Nya itu. Katakan kepada mereka bahwa Ia memang harus menderita, sebagai syarat untuk menebus dosa dunia dan menyelamatkan manusia dari maut dan kebinasaan: Bahkan, melalui semua penderitaan itulah Ia justru disempurnakan (Ibr. 2:10).
                    Kedua, "bahwa Ia bangkit dari antara orang mati pada hari ketiga, sehingga dengan demikian, bukan saja aib kayu salib menjadi terhapuskan, tetapi juga telah terbukti bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, dan dalam hal ini, firman Allah juga tergenapi (1Kor. 15:3-4). Pergi dan katakan kepada dunia betapa seringnya kamu melihat Dia setelah Dia bangkit dari antara orang mati, dan bagaimana akrabnya kamu telah berbincang-bincang dengan Dia. Kamu telah melihat dengan mata sendiri (sebagaimana yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya ketika ia mengungkapkan siapa dirinya sebenarnya, seolah-olah dia baru saja hidup lagi), bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu (Kej. 45:12). Jadi, pergilah dan beritakan kepada mereka bahwa Dia yang tadinya mati kini hidup kembali, dan hidup selamanya, dan Ia memegang kunci maut dan kerajaan maut."
                [2] Kewajiban agung yang diperintahkan Injil mengenai pertobatan harus ditekankan kepada anak-anak manusia. Pertobatan dari dosa harus disampaikan dalam nama Kristus dan dengan kuasa-Nya (ay. 47). Semua anak manusia di mana pun harus dipanggil dan diperintahkan untuk bertobat (Kis. 17:30). "Pergi dan beritakan kepada semua orang bahwa Allah yang telah menciptakan, dan Tuhan yang menebus mereka, ingin supaya begitu mendengar kabar ini, mereka harus segera berbalik dari segala berhala mereka, dan menyembah Allah yang telah menciptakan mereka. Tidak hanya itu, mereka juga harus berhenti mementingkan perkara duniawi dan kedagingan. Mereka harus berbalik dan menyembah Allah di dalam Kristus, harus menghentikan segala kebiasaan dan perbuatan dosa. Hati dan hidup mereka harus diubahkan, dan mereka semuanya harus dibentuk dan diperbarui."
                [3] Hak istimewa penebusan dosa yang terdapat dalam Injil harus ditawarkan kepada semua orang, dan semua orang harus diyakinkan bahwa hak ini akan diberikan kepada semua orang yang bertobat dan percaya kepada Injil. "Pergi dan katakan kepada dunia yang berdosa dan berada di bawah hukuman kutuk Allah ini bahwa penebusan sudah dianugerahkan, sehingga semua orang yang bertobat dan percaya dapat ikut ambil bagian di dalamnya. Mereka bukan saja akan diampuni, tetapi juga akan diberikan tempat kehormatan. Katakan kepada mereka bahwa mereka kini memiliki pengharapan."


BcO Kisah Para Rasul 2:42-3:11
2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, 2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Petrus menyembuhkan orang lumpuh
3:1 Pada suatu hari menjelang waktu sembahyang, yaitu pukul tiga petang, naiklah Petrus dan Yohanes ke Bait Allah. 3:2 Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. 3:3 Ketika orang itu melihat, bahwa Petrus dan Yohanes hendak masuk ke Bait Allah, ia meminta sedekah. 3:4 Mereka menatap dia dan Petrus berkata: "Lihatlah kepada kami." 3:5 Lalu orang itu menatap mereka dengan harapan akan mendapat sesuatu dari mereka. 3:6 Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" 3:7 Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki orang itu. 3:8 Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. 3:9 Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil memuji Allah, 3:10 lalu mereka mengenal dia sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah Bait Allah, sehingga mereka takjub dan tercengang tentang apa yang telah terjadi padanya.

Khotbah Petrus di Serambi Salomo
3:11 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di serambi yang disebut Serambi Salomo.



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Jumat, 5 April 2024 - Yohanes 21:1-14 - BcO Kisah Para Rasul 3:12-4:4 - HARI JUMAT DLM OKTAF PASKAH

PREV:
Renungan Katolik Rabu, 3 April 2024 - Lukas 24:13-35 - BcO Kisah Para Rasul 2:22-41 - HARI RABU DLM OKTAF PASKAH





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)