misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 12 Mei 2024
HARI MINGGU PASKAH VII
Hari Minggu Komunikasi Sedunia
Kis. 1:15-17,20a,20c-26; Mzm. 103:1-2,11-12,19-20ab; 1Yoh. 4:11-16;
Yohanes 17:11b-19.
BcO Kisah Para Rasul 24:1-6.8b-27
Warna Liturgi Putih
MT/BPI Edisi Baru: 090, 959 Lama: 835, 959
Saran Nyanyian: PS 520, 616, 617, 618, 619, 620, 621, 622

Yohanes 17:11b-19
17:11b dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. 17:12 Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. 17:13 Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. 17:14 Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17:15 Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. 17:16 Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. 17:17 Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. 17:18 Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; 17:19 dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.

Penjelasan:


* Doa Syafaat Kristus (17:11-16)
Setelah Kristus memanjatkan permohonan-permohonan umum untuk menyerahkan murid-murid-Nya ke dalam pemeliharaan Bapa, selanjutnya Ia mengajukan permohonan khusus bagi mereka, dan,

. Semua permohonan itu berkaitan dengan berkat-berkat rohani dalam segala sesuatu yang bersifat sorgawi. Kristus tidak berdoa supaya mereka menjadi kaya dan hebat di dunia ini, atau supaya mereka mendapat kedudukan yang tinggi dan dihormati, melainkan supaya mereka tidak jatuh ke dalam dosa dan supaya mereka diperlengkapi untuk melaksanakan kewajiban mereka dan dibawa kembali ke sorga dengan aman. Perhatikanlah, kesejahteraan jiwa adalah kesejahteraan yang terbaik. Karena inilah Kristus datang, yaitu untuk membeli dan mengaruniakan kesejahteraan bagi jiwa kita. Sebab itu, kita pun diajarkan untuk pertama-tama berusaha mendapatkannya, baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain.

. Permohonan-permohonan khusus-Nya itu merupakan berkat yang paling sesuai dengan keadaan dan kondisi murid-murid pada saat itu. Cocok dengan kepentingan dan kebutuhan mereka yang beragam. Perhatikanlah, doa syafaat Kristus selalu tepat sesuai masalah yang dihadapi. Sang Pembela kita di hadapan Bapa mengenal seluruh seluk-beluk kekurangan dan beban kita, keadaan genting dan kesukaran kita, dan tahu betul bagaimana harus mengantarai setiap kebutuhan tersebut dalam syafaat-Nya. Misalnya ketika Ia mendoakan marabahaya yang mengincar Petrus, sekalipun Petrus sendiri tidak menyadarinya pada saat itu (Luk. 22:32), Aku telah berdoa untuk engkau.

. Dia begitu panjang lebar mengutarakan segenap permohonan-Nya, memanjatkan semua itu ke hadapan Bapa-Nya dan memenuhi mulut-Nya dengan alasan-alasan mengapa Ia mendoakan semua permohonan itu. Dengan ini Ia hendak mengajarkan kita supaya bertekun dan bergiat di dalam doa kita, mencurahkan segenap isi hati kita di dalam doa, dan bersikeras dengan maksud kita di hadapan takhta anugerah. Dia mengajarkan kita untuk bergumul seperti yang dilakukan Yakub, Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.

    Nah, hal pertama yang didoakan Kristus bagi murid-murid-Nya dalam ayat-ayat di atas adalah pemeliharaan atas mereka, dan untuk ini Ia menyerahkan mereka semua ke dalam perlindungan Bapa-Nya. Dia meminta supaya mereka dilindungi dari bahaya-bahaya yang mengintai, marabahaya yang datang dari dunia yang masih mereka tempati ini beserta dengan kejahatan-kejahatan yang ada di dalamnya.

Kini perhatikanlah:

    I. Permintaan itu sendiri: Peliharalah mereka dari dunia ini. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan mereka dari dunia ini:
        . Dengan mengambil mereka dari dalamnya. Akan tetapi, Kristus tidak berdoa untuk menyelamatkan mereka dengan cara seperti ini: Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, yang artinya:
            (1) "Aku tidak meminta supaya mereka cepat-cepat dibawa pergi melalui kematian." Jika dunia ini hanya akan menjadi pengganggu bagi mereka, maka cara tercepat untuk mengamankan mereka adalah dengan cepat-cepat menggiring mereka ke dunia yang lebih baik lagi, yang akan memperlakukan mereka dengan lebih baik. Kirimkanlah kereta kuda berapi untuk menjemput mereka ke sorga. Ayub, Elia, Yunus, dan Musa juga berdoa supaya mereka dienyahkan dari dunia, saat mereka mengalami hal-hal yang menyusahkan mereka. Akan tetapi, Kristus tidak mau berdoa seperti itu bagi para murid-Nya, oleh sebab dua alasan:
                [1] Sebab Dia datang untuk menaklukkan dan bukannya untuk mendukung keinginan dan hasrat berkobar-kobar yang membuat manusia begitu tidak sabaran menanggung hidupnya dan ingin mati saja. Ia menghendaki supaya kita memikul salib kita, bukannya melarikan diri dari salib itu.
                [2] Sebab Dia memiliki pekerjaan yang harus mereka lakukan di dunia ini. Meskipun membenci mereka (Kis. 22:22), sehingga tidak layak bagi mereka (Ibr. 11:38), tetapi dunia ini tidak bisa menghancurkan mereka. Karena belas kasihan-Nya kepada dunia yang gelap ini, Kristus pun tidak menghendaki supaya terang dihapuskan dari dalamnya, melainkan terus dinyalakan, terutama demi kebaikan orang-orang yang akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan mereka. Janganlah mereka juga ikut diambil dari dunia ini pada waktu Guru mereka pergi dari sana. Setiap dari mereka harus mati syahid pada waktunya, tetapi tidak sebelum mereka menyelesaikan kesaksian mereka.
   
Perhatikanlah:
            (1) Kesetiaan Kristus dalam menjaga para murid-Nya: Selama Dia bersama mereka, Dia memelihara mereka, dan pemeliharaan-Nya bagi mereka itu tidaklah sia-sia. Dia memelihara mereka di dalam nama Allah, menjaga mereka supaya tidak jatuh ke dalam kekeliruan atau dosa yang berbahaya, supaya tidak menjadi seperti kaum Farisi, yang berniat untuk mempengaruhi mereka dengan segala cara. Dia menjaga mereka supaya mereka tidak meninggalkan Dia dan kembali kepada hal-hal remeh yang dulu telah mereka tinggalkan demi Dia. Dia tetap mengawasi dan memelihara mereka sewaktu Dia mengutus mereka untuk mengajar. Bukankah mereka selalu ada di hati-Nya? Banyak orang mengikuti Dia, tetapi karena tersandung oleh suatu hal, lalu pergi menjauh. Tetapi kedua belas murid ini, Ia memelihara mereka supaya tidak pergi dari-Nya. Dia memelihara mereka supaya tidak jatuh ke dalam cengkeraman musuh yang berikhtiar mencabut nyawa mereka. Dia memelihara mereka saat Ia menyerahkan diri-Nya sendiri (18:9). Selama Dia bersama mereka, maka Dia memelihara mereka dengan cara yang terlihat, yaitu melalui petunjuk-petunjuk yang mereka dengar, atau melalui mujizat-mujizat yang terjadi di depan mata mereka. Tetapi saat Ia pergi dari mereka, mereka harus dipelihara dengan cara yang lebih bersifat rohani. Penghiburan dan sokongan yang nyata terlihat kadang kala diberikan dan kadang kala ditahan. Akan tetapi, saat penghiburan dan sokongan itu ditarik kembali, sekali-kali mereka tidak akan dibiarkan tanpa penghiburan. Apa yang dikatakan Kristus di sini mengenai pengikut-pengikut-Nya saat itu, juga berlaku bagi semua orang kudus selama mereka ada di dunia ini. Kristus memelihara mereka di dalam nama Allah.

            Hal ini menyiratkan:

                [1] Bahwa mereka lemah dan tidak bisa menjaga diri mereka sendiri. Tangan mereka tidak cukup mampu untuk melakukannya.
                [2] Bahwa di mata Allah, mereka berharga untuk dipelihara. Mereka berharga dan terpandang di mata-Nya. Mereka adalah harta dan permata-Nya.
                [3] Bahwa keselamatan mereka telah dirancangkan, sebab untuk itulah mereka dipelihara (1Ptr. 1:5). Sebagaimana orang jahat ditetapkan untuk mengalami hari kebinasaan, demikian pula orang benar dipelihara untuk mengalami hari yang penuh berkat.
                [4] Bahwa mereka ada di bawah tanggung jawab Tuhan Yesus, sebab tugas-Nya adalah memelihara mereka dan bersedia menanggung bahaya sebagai Gembala yang baik untuk menjaga keselamatan domba-domba-Nya.
            (2) Pertanggungjawaban menenteramkan yang Dia berikan mengenai tugas pekerjaan-Nya: Tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa. Perhatikan, Yesus Kristus pasti akan memelihara semua orang yang diberikan kepada-Nya sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang akan benar-benar binasa. Mereka mungkin saja mengira bahwa mereka sudah binasa atau hampir binasa dalam bahaya yang mengintai, tetapi sudah merupakan kehendak Bapa bahwa Kristus tidak kehilangan satu pun dari mereka, dan Dia memang tidak akan kehilangan satu pun (6:39). Hal ini akan terbukti suatu hari nanti saat mereka datang berkumpul bersama-sama dan tidak ada satu pun dari mereka yang hilang.
            (3) Sebuah cap jelek ditimpakan kepada Yudas sebagai seorang yang tidak termasuk di dalam pemeliharaan-Nya. Yudas memang ada di antara orang-orang yang diberikan kepada Kristus, tetapi dia bukan salah satu dari mereka. Kristus membicarakan Yudas seakan-akan ia memang telah binasa, sebab dia telah meninggalkan persekutuan dengan Guru dan rekan-rekannya yang lain, dan menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam cengkeraman Iblis, dan sebentar lagi ia akan jatuh ke tempat yang wajar baginya. Memang dia sudah seperti binasa saja layaknya. Akan tetapi, kemurtadan dan kebinasaan Yudas bukanlah cela bagi Guru atau keluarganya, sebab:
                [1] Dia adalah orang yang telah ditentukan untuk binasa, sehingga ia bukanlah salah satu dari mereka yang diberikan kepada Kristus untuk dipelihara. Dia layak untuk binasa, dan Allah membiarkan dirinya menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan itu. Dia adalah anak si perusak itu, seperti Kain, yang berasal dari si jahat. Musuh besar yang akan dihanguskan Allah itu disebut sebagai yang harus binasa, sebab dia adalah seorang manusia durhaka (2Tes. 2:3). Menyedihkan sekali mendapati seseorang yang harus binasa ternyata adalah salah satu dari para rasul. Tidak satu pun kedudukan atau nama besar di dalam gereja, ataupun hak-hak istimewa dan kesempatan dalam mendapatkan anugerah, atau jabatan dan penampilan luar seseorang mampu menjaminnya dari kebinasaan, bila hatinya tidak benar di hadapan Allah. Mereka yang hanya pura-pura mengaku percaya pada akhirnya terbukti akan binasa seperti Yudas, yang lebih cinta akan uang. Tindakan Kristus yang memisahkan Yudas dari orang-orang yang diberikan kepada-Nya (sebab ei mÄ” mengandung arti berlawanan, dan bukannya pengecualian) menunjukkan bahwa kebenaran dan agama yang sejati tidak boleh tercemar gara-gara pengkhianatan orang-orang munafik (1Yoh. 2:19).
                [2] Kitab Suci digenapi. Dosa Yudas sudah diketahui oleh hikmat Allah dan diberitahukan melalui firman-Nya jauh sebelumnya. Namun, peristiwa yang terjadi setelah nubuatan tersebut merupakan penggenapan, dan bukan berarti bahwa peristiwa itu dipicu oleh nubuatan itu (Mzm. 41:10; 69:26; 109:8). Kita pasti merasa amat heran melihat pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang murtad, seandainya saja kita tidak diberi tahu mengenai hal itu sebelumnya.
        . Alasan Kristus berdoa untuk keselamatan mereka adalah bahwa kini Dia harus meninggalkan mereka dan tidak lagi dapat mengawasi mereka seperti yang telah Ia lakukan sampai saat itu (ay. 11): "Peliharalah mereka sekarang, supaya pekerjaan yang sudah Kulakukan di antara mereka selagi Aku masih berada bersama mereka tidak menjadi sia-sia. Peliharalah mereka supaya mereka menjadi satu dengan Kita, sama seperti Kita berdua adalah satu." Kita akan membicarakan hal ini nanti (ay. 21), tetapi untuk sementara ini, lihatlah di sini:
            (1) Dengan sukacita seperti apa Dia membicarakan keberangkatan-Nya. Dia mengungkapkan semua itu dengan penuh kemenangan dan kegembiraan, menunjuk kepada dunia yang Ia tinggalkan dan juga dunia ke mana Ia dipindahkan.
                [1] "Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia. Kini, selamat tinggal kepada dunia yang selalu menimbulkan masalah ini. Cukup sudah Aku berada di dalamnya, dan kini saatnya telah tiba bagi-Ku untuk tidak ada lagi di sana. Karena Aku telah menunaikan tugas yang harus Kukerjakan di sini, maka kini urusan-Ku dengannya pun sudah selesai. Tidak ada lagi yang harus Kukerjakan selain keluar dari dunia ini secepat mungkin." Perhatikanlah, bagi orang-orang yang memiliki rumah di dunia lain, berpikir mengenai tidak ada lagi di dalam dunia ini seharusnya mendatangkan sukacita, sebab, jika kita sudah menyelesaikan semua yang harus kita kerjakan di dunia ini, apa lagi yang dapat mengikat kita untuk tetap tinggal? Jadi, saat giliran kita untuk menghadapi maut telah tiba, kita dapat berkata dengan penuh kemenangan kudus, "Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, dunia yang gelap dan penuh tipu daya ini, dunia yang miskin dan hampa ini, dunia yang kotor dan penuh pencobaan ini. Aku tidak lagi harus disusahkan oleh duri dan semak belukar di dalamnya, tidak lagi terancam oleh perangkap dan jebakannya. Kini aku tidak lagi perlu mengembara di padang gurun yang mengerikan ini, tidak lagi diombang-ambingkan oleh lautan yang bergejolak ini. Kini Aku tidak ada lagi di dalam dunia, dapat meninggalkannya dengan penuh kegirangan dan mengucapkan selamat tinggal untuk selamanya."
                [2] Dan Aku datang kepada-Mu. Pergi dan lepas dari dunia ini barulah setengah dari penghiburan yang diperoleh Kristus yang hendak mati itu, dan juga bagi orang-orang Kristen yang sedang menghadapi penderitaan maut. Setengahnya lagi justru merupakan penghiburan yang lebih baik, yaitu datang kepada Bapa untuk duduk dan menikmati hadirat-Nya tanpa gangguan atau halangan apa pun lagi. Perhatikanlah, orang-orang yang mengasihi Allah pasti merasa senang memikirkan bisa datang kepada-Nya sekalipun harus melewati lembah kekelaman. Saat kita pergi untuk beralih dari tubuh, maka itu artinya adalah untuk menetap pada Tuhan, seperti anak-anak yang dijemput pulang dari sekolah menuju rumah ayah mereka. "Kini Aku datang kepada-Mu yang telah Aku pilih dan layani, dan yang Kurindukan dengan segenap jiwaku. Kepada Engkau sumber cahaya dan hidup, mahkota dan pusat berkat dan sukacita. Kini kerinduanku akan terpuaskan, harapanku terkabul, kebahagiaanku sempurna, sebab Aku datang kepada-Mu."
            (2) Keprihatinan mendalam yang Ia tunjukkan bagi orang-orang yang Ia tinggalkan: "Tetapi mereka masih ada di dalam dunia. Aku telah mengetahui betapa jahatnya dunia ini, jadi bayangkan bagaimana jadinya dengan anak-anak kesayangan-Ku ini, yang harus tetap tinggal di sana? Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka. Mereka akan kehilangan hadirat-Ku, jadi biarlah mereka bisa merasakan kehadiran-Mu. Kini mereka lebih memerlukan pemeliharaan, sebab Aku mengutus mereka untuk menjelajahi dunia lebih jauh daripada yang pernah mereka masuki. Mereka harus bertolak ke tempat yang dalam, dan berkutat dalam riak gelombang yang lebih dahsyat, dan mereka akan tenggelam jika Engkau tidak melindungi mereka."

            Perhatikanlah di sini:

                [1] Bahwa, saat Tuhan kita Yesus hendak pergi kepada Bapa, Dia masih tetap memiliki kepedulian yang mendalam bagi orang-orang kepunyaan-Nya yang masih ada di dunia ini. Ia terus mengasihani mereka. Nama mereka selalu ada di dalam hati-Nya, terukir di kedua telapak tangan-Nya dengan paku-paku di salib-Nya itu. Saat mereka tidak dapat lagi melihat-Nya, mereka tidak lantas menjadi luput dari pengawasan-Nya, apalagi dari pikiran-Nya. Kita seharusnya merasa kasihan kepada mereka yang baru saja dilahirkan ke dalam dunia ini pada saat kita hampir selesai melaluinya, dan terhadap orang-orang yang ditinggalkan saat kita meninggalkan dunia ini.
                [2] Bahwa, saat Kristus hendak mengungkapkan kebutuhan mendesak para murid-Nya akan pemeliharaan ilahi, Dia hanya berkata, "Mereka masih ada di dalam dunia." Kalimat ini sudah cukup mengungkapkan betapa besarnya mara bahaya yang dihadapi orang-orang yang telah ditetapkan untuk pergi ke sorga. Dunia ini akan membuyarkan perhatian dan merayu mereka, juga akan membenci dan menganiaya mereka dengan kejam.
        . Dia mengungkapkan betapa puasnya mereka nanti bila mengetahui bahwa mereka terlindung dengan aman, dan betapa leganya Dia melihat mereka semua bisa merasa tenteram: Aku mengatakan semuanya ini supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka (ay. 13).


        Di sini kita melihat:

            (1) Permusuhan dunia terhadap para pengikut Kristus. Selagi Kristus ada bersama-sama dengan mereka saja dunia telah membenci mereka, padahal perlawanan mereka terhadap dunia ini kecil saat itu, jadi bagaimana pula jadinya nanti bila mereka mengabarkan Injil dengan lebih gencar lagi dan menjungkir-balikkan dunia. "Bapa, tetaplah menjadi sahabat mereka," kata Kristus, "sebab nanti mereka pasti akan memiliki banyak musuh. Biarlah mereka memiliki kasih-Mu, sebab kebencian dunia akan selalu menguntit mereka. Di tengah-tengah tebaran panah api, biarlah mereka dipagari dengan anugerah-Mu yang seperti perisai." Membela pihak yang lemah dan menolong orang yang tidak berdaya merupakan kehormatan bagi Allah. Kasihanilah mereka, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak mereka.
            (2) Alasan timbulnya permusuhan itu, yang memperkuat permohonan tersebut.
                [1] Di sini tersirat bahwa salah satu alasannya adalah karena mereka telah menerima firman Allah seperti yang telah diberikan kepada mereka melalui tangan Kristus, padahal kebanyakan pihak di dunia ini justru menolaknya dan bertekad untuk melawan para pemeluk dan penyebar firman itu. Perhatikanlah, orang-orang yang menerima kemauan dan firman Kristus yang baik harus bersiap menghadapi perlakuan dan perkataan dunia yang jahat. Para pelayan Injil terutama sangat dibenci oleh dunia ini, sebab mereka memanggil orang-orang keluar dari sana dan memisahkan mereka, serta mengajari mereka supaya tidak menuruti dunia ini, dan dengan begitu menghukumnya bersalah. "Ya Bapa, peliharalah mereka, sebab karena Engkaulah mereka menghadapi bahaya seperti itu. Mereka menderita demi Engkau." Begitu pulalah sang penulis Mazmur memohon, Sebab oleh karena Engkaulah aku menanggung cela (Mzm. 69:8). Perhatikanlah, orang-orang yang dengan setia mematuhi firman Kristus yang mulia itu berhak mendapatkan perlindungan istimewa pada saat-saat yang penuh pencobaan (Why. 3:10). Apa yang menyebabkan seorang mati syahid juga bisa mendatangkan sukacita bagi orang yang menderita.
                [2] Alasan lainnya dinyatakan dengan lebih jelas: dunia membenci mereka karena mereka bukan dari dunia. Firman Kristus datang dengan kuasa kepada orang-orang yang bukan dari dunia ini. Firman itu bekerja dalam diri orang-orang yang menerimanya dan mengasihinya, dan melepaskan keterikatan mereka dari kekayaan dunia serta membuat mereka berbalik dari kejahatan dunia ini. Oleh karena itu, dunia pun menjadi luar biasa benci kepada mereka.
        . Dia menyatakan pembelaan-Nya dalam permohonan bagi mereka, agar mereka mau menuruti kehendak-Nya dan tidak mau mengikuti arus dunia ini (ay. 16): "Ya Bapa, peliharalah mereka, sebab mereka mengikuti Roh dan pikiran-Ku. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia." Jadi, orang-orang yang dapat menyerahkan diri mereka dengan iman ke dalam perlindungan Allah adalah,
            (1) Orang-orang yang serupa dengan Kristus selagi ada di dunia ini, dan yang mengikuti jejak-Nya. Allah akan mengasihi orang-orang yang seperti Kristus.
            (2) Orang-orang yang tidak memusatkan perhatian mereka kepada perkara duniawi atau mengabdikan diri mereka untuk melayani perkara duniawi tersebut.


* Doa Syafaat Kristus (17:17-19)

    Hal berikut yang Ia doakan bagi mereka adalah supaya mereka dikuduskan. Bukan hanya dipelihara dari yang jahat saja, melainkan juga dijadikan baik.

    I. Inilah permohonan-Nya (ay. 17): Kuduskanlah mereka dalam kebenaran, melalui firman-Mu, sebab firman-Mu adalah kebenaran. Firman-Nya memang benar, karena firman-Nya adalah kebenaran itu sendiri. Kristus ingin supaya mereka dikuduskan,
        . Sebagai orang Kristen. Ya Bapa, jadikanlah mereka kudus, dan hal ini akan menjadi perlindungan bagi mereka (1Tes. 5:23).

Perhatikanlah:
                    Pertama, doa Kristus bagi semua orang kepunyaan-Nya adalah supaya mereka dikuduskan. Jika mereka tidak dikuduskan, Dia akan malu untuk mengakui mereka sebagai milik-Nya, baik di sini maupun di dunia sana. Dia juga akan malu untuk melibatkan mereka dalam pekerjaan-Nya ataupun mempersembahkan mereka kepada Bapa-Nya. Jadi mereka harus dikuduskan.
                    Kedua, orang-orang yang telah dikuduskan melalui anugerah justru masih perlu dikuduskan lebih dan lebih lagi. Bahkan para murid pun harus tetap berdoa untuk mendapatkan anugerah yang menguduskan itu. Sebab, celakalah kita jika Dia yang memimpin kita dalam iman tidak membawa iman kita itu kepada kesempurnaan. Tidak melangkah maju berarti mundur. Dia yang telah kudus harus tetap kudus, bahkan lebih kudus lagi, terus maju ke depan dan terbang ke atas, seperti orang yang belum mencapai apa-apa.
                    Ketiga, Allah-lah yang menguduskan dan membenarkan (2Kor. 5:5).
                    Keempat, saat kita berdoa meminta anugerah yang menguduskan, kita boleh dikuatkan, karena Kristus pun meminta hal yang sama kepada Allah bagi kita.
            (2) Sarana untuk menyampaikan anugerah ini -- dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. Bukan berarti bahwa Yang Mahakudus Allah Israel dibatasi oleh suatu sarana tertentu, tetapi di dalam permufakatan tentang damai, antara lain telah diputuskan dan disepakati,
                [1] Bahwa semua kebenaran yang perlu harus teringkas dan tercakup di dalam firman Allah. Pewahyuan ilahi, seperti yang kini ada sebagai firman yang tertulis, bukan saja merupakan satu-satunya kebenaran yang murni, melainkan juga merupakan seluruh kebenaran tanpa cela sedikit pun.
                [2] Bahwa firman kebenaran ini harus menjadi sarana lahiriah yang biasa bagi pengudusan kita, tetapi bukan pengudusan itu sendiri. Sebab jika begitu, maka firman itu akan selalu bersifat menguduskan. Sebaliknya, firman itu hanya merupakan alat yang biasa dipakai oleh Roh untuk memulai dan meneruskan pekerjaan baik-Nya. Firman itu benih untuk kelahiran kembali (1Ptr. 1:23), dan makanan bagi kehidupan yang baru (1Ptr. 2:1-2).
        . Sebagai hamba-hamba Allah. "Kuduskanlah mereka, pisahkanlah mereka bagi diri-Mu dan bagi pelayanan-Mu. Biarlah panggilan kerasulan mereka disahkan di sorga." Para nabi dikatakan sudah dikuduskan (Yer. 1:5). Begitu pula para imam dan kaum Lewi. Kuduskanlah mereka, artinya,
            (1) "Layakkanlah mereka bagi jabatan mereka itu, dengan anugerah-anugerah Kristiani dan karunia-karunia pelayanan, supaya mereka layak menjadi para pelayan Perjanjian Baru."
            (2) "Pisahkanlah mereka bagi jabatan pelayanan itu (Rm. 1:1).

            Aku telah memanggil mereka, dan mereka setuju. Bapa, katakanlah Amin bagi panggilan dan persetujuan mereka itu."

            (3) "Akuilah mereka dalam jabatan itu. Biarlah tangan-Mu senantiasa menyertai mereka. Kuduskanlah mereka dengan atau dalam kebenaran-Mu, sebagai kebenaran yang berlawanan dengan bayangan atau kepalsuan. Kuduskanlah mereka senyata-nyatanya, bukan sekadar bersifat upacara keagamaan saja seperti yang terjadi dengan para imam Lewi melalui pengurapan dan korban. Kuduskanlah mereka bagi kebenaran-Mu, bagi firman kebenaran-Mu, untuk menjadi pemberita kebenaran-Mu kepada dunia. Sebagaimana para imam dikuduskan untuk melayani di mezbah, kuduskanlah mereka juga untuk mengabarkan Injil" (1Kor. 9:13-14). Perhatikanlah:
                [1] Yesus Kristus menjadi pengantara bagi para hamba-Nya dengan kepedulian yang mendalam. Dia menunjukkan kepada Bapa-Nya bahwa mereka layak mendapat anugerah-Nya. Mereka dipersembahkan sebagai bintang-bintang di tangan kanan-Nya di hadapan Bapa-Nya.
                [2] Hal terbesar yang perlu diminta dari Allah bagi para pelayan Injil adalah supaya mereka dikuduskan, dipisahkan secara menyeluruh dari dunia ini, supaya mereka membaktikan diri sepenuhnya kepada Allah. Juga, supaya mereka mengalami sendiri dalam hati mereka kuasa pengaruh firman yang mereka beritakan kepada orang lain itu. Biarlah mereka memiliki Urim dan Tumim, cahaya dan kejujuran (integritas).
    II. Di sini kita mendapati dua alasan yang memperkuat permohonan Kristus mengenai pengudusan bagi para murid-Nya:
        . Amanat yang mereka emban dari-Nya (ay. 18): "Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia untuk menjadi utusan-Mu di antara anak-anak manusia, maka kini saat Aku dipanggil kembali, Aku pun telah mengutus mereka ke dalam dunia sebagai wakil-wakil-Ku." Di sini,
            (1) Kristus berbicara mengenai tugas-Nya dengan penuh keyakinan: Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia. Pendiri agama Kristen yang agung ini memperoleh amanat dan petunjuk dari Dia yang merupakan asal dan tujuan dari seluruh agama. Dia diutus oleh Allah untuk mengatakan apa yang telah disampaikan-Nya, untuk melakukan apa yang telah dilakukan-Nya, dan untuk menjadi pribadi seperti yang tampak dalam diri-Nya bagi mereka yang percaya kepada-Nya. Semuanya ini menghibur hati-Nya ketika Ia menjalankan tugas-Nya, dan ini seharusnya juga menghibur kita berlimpah-limpah, yang bergantung kepada-Nya. Wewenang-Nya berasal dari atas, sebab dari sana jugalah tugas-Nya berasal.
            (2) Dia membicarakan amanat yang telah diberikan-Nya kepada murid-murid-Nya dengan sukacita yang besar: "Demikian pula Aku telah mengutus mereka untuk melakukan tugas yang sama dan untuk menjalankan rancangan yang sama," yaitu untuk memberitakan ajaran sama yang telah Ia beritakan, dan untuk meneguhkan bukti-bukti yang sama dengan tanggung jawab yang sama pula. Juga, untuk membaktikan diri kepada orang-orang setia lainnya yang telah dipercayakan kepada mereka. Dia memberi mereka amanat-Nya berdasarkan amanat yang diterima-Nya sendiri. Hal ini menguatkan jabatan mereka itu, sebab berasal dari Kristus. Jelas ada keterkaitan erat antara amanat yang diberikan kepada para pelayan perdamaian dengan amanat yang diberikan kepada Sang Pengantara. Dia disebut sebagai Rasul (Ibr. 3:1), Pelayan (Rm. 15:8), juga Utusan, (Mal. 3:1). Hanya saja, para murid diutus sebagai para hamba, sementara Dia adalah Anak. Nah, di sini terlihat alasannya,
                [1] Mengapa Kristus begitu memedulikan mereka dan mengapa kepentingan mereka begitu terpatri dalam hati-Nya? Karena Dia sendiri telah menempatkan mereka ke dalam suatu tugas yang sulit, yang memerlukan banyak kecakapan untuk dapat dijalankan dengan semestinya. Perhatikanlah, setiap orang yang diutus oleh Kristus akan selalu didampingi-Nya. Dia juga akan selalu memperhatikan kepentingan orang-orang yang Ia pekerjakan. Dia akan memampukan kita untuk melakukan apa yang Ia titahkan, dan akan selalu menopang kita dalam melaksanakannya.
                [2] Mengapa Ia menyerahkan mereka kepada Bapa-Nya? Sebab Dia peduli dengan perkara mereka. Tugas mereka merupakan kelanjutan dari tugas-Nya, seakan-akan tugas itu adalah pekerjaan tambahan yang berasal dari tugas-Nya. Kristus menerima persembahan-persembahan di antara manusia (Mzm. 68:19), lalu Ia memberikan semua itu kepada manusia (Ef. 4:8), dan karena itulah Ia memohonkan bantuan Bapa-Nya untuk menjamin dan meneguhkan pemberian-pemberian itu, serta menegaskan pemberian-Nya bagi mereka. Bapa menguduskan-Nya saat Dia mengutus-Nya ke dalam dunia (10:36). Kini, karena mereka juga diutus seperti halnya Dia, maka biarlah mereka juga dikuduskan.
        . Jasa baik-Nya bagi mereka dipakai-Nya juga untuk menguatkan permohonan-Nya (ay. 19): Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka.

        Di sini kita lihat:

            (1) Bagaimana Kristus menempatkan diri-Nya sendiri sehubungan dengan pekerjaan dan jabatan-Nya sebagai Sang Pengantara: Aku menguduskan diri-Ku. Dia membaktikan seluruh diri-Nya untuk menjalankan tugas-Nya dan semua bagian di dalam tugas-Nya itu, terutama bagian yang akan Ia lakukan kini -- oleh Roh yang kekal mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat. Sebagai Imam sekaligus juga Mezbah, Ia telah menguduskan diri-Nya sendiri sebagai korban persembahan. Saat Dia berkata, "Ya Bapa, permuliakanlah nama-Mu -- Ya Bapa, jadilah kehendak-Mu -- Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku," Dia membayar lunas semua yang harus Ia tanggung. Dengan demikian, Dia telah menguduskan diri-Nya sendiri. Inilah yang Dia ungkapkan kepada Bapa-Nya, sebab pengantaraan yang dilakukan-Nya dibuat demi kepuasaan Sang Bapa: Ia telah masuk ke dalam tempat yang kudus dengan membawa darah-Nya sendiri (Ibr. 9:12) sebagaimana seorang Imam Agung pada hari Pendamaian, yang memercikkan darah binatang korban dan membakar wangi-wangian di belakang tabir pada saat yang bersamaan (Im. 16:12, 14).
            (2) Rancangan jasa Kristus bagi para murid-Nya sejauh itu: semua itu bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan, artinya, supaya mereka mati syahid, begitulah yang ditafsirkan sebagian orang. "Aku mengorbankan diri-Ku sendiri supaya mereka pun dikorbankan bagi kemuliaan Allah dan bagi kebaikan gereja." Paulus pun membicarakan persembahan dirinya sendiri sebagai korban (Flp. 2:17; 2Tim. 4:6). Apa pun itu yang membuat kematian semua orang yang dikasihi-Nya berharga di mata TUHAN, semuanya itu berutang kepada kematian Tuhan Yesus. Akan tetapi saya lebih suka mengartikannya secara lebih umum, yaitu supaya mereka menjadi orang-orang kudus dan hamba-hamba Allah yang benar-benar cakap dan layak di hadapan Allah.
                [1] Jabatan dalam pelayanan telah dibeli oleh darah Kristus dan merupakan salah satu buah dari penebusan yang Dia lakukan. Kebaikan dan nilai jabatan pelayanan dikarenakan oleh jasa Kristus. Berdasarkan hukum Taurat, para imam disucikan dengan darah lembu dan kambing, tetapi para hamba Injil dikuduskan melalui darah Yesus.
                [2] Kekudusan sejati yang dimiliki oleh semua orang Kristen yang saleh merupakan buah dari kematian Kristus. Oleh kematian-Nya ini pemberian Roh Kudus ditebus bagi kita. Dia menyerahkan diri-Nya bagi jemaat-Nya, untuk menguduskannya (Ef. 5:25-26). Dan Dia yang merancangkan tujuannya tentu saja merancangkan berbagai sarananya juga, supaya dikuduskan oleh kebenaran, yaitu kebenaran yang disaksikan oleh Kristus saat Ia datang ke dalam dunia. Demi untuk meneguhkan kebenaran itu pula Dia sampai rela mati. Firman kebenaran itu mendapatkan kekuatan dan kuasa yang menguduskan melalui kematian Kristus. Beberapa orang menafsirkannya demikian, yaitu supaya mereka dikuduskan dalam kebenaran, artinya benar-benar dikuduskan: sebab, oleh karena Allah harus dilayani, kita harus dikuduskan dalam roh dan kebenaran. Dan inilah yang didoakan Kristus bagi semua orang yang menjadi kepunyaan-Nya, sebab inilah kehendak-Nya: pengudusan mereka. Jadi mereka juga harus mendoakan hal yang sama.


 

BcO Kisah Para Rasul 24:1-6.8b-27

Paulus di hadapan Feliks
24:1 Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus. 24:2 Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia, katanya: "Feliks yang mulia, oleh usahamu kami terus-menerus menikmati kesejahteraan, dan oleh kebijaksanaanmu banyak sekali perbaikan yang telah terlaksana untuk bangsa kami. 24:3 Semuanya itu senantiasa dan di mana-mana kami sambut dengan sangat berterima kasih. 24:4 Akan tetapi supaya jangan terlalu banyak menghabiskan waktumu, aku minta, supaya engkau mendengarkan kami sebentar dengan kemurahan hatimu yang terkenal itu. 24:5 Telah nyata kepada kami, bahwa orang ini adalah penyakit sampar, seorang yang menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia yang beradab, dan bahwa ia adalah seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. 24:6 Malahan ia mencoba melanggar kekudusan Bait Allah. Oleh karena itu kami menangkap dia dan hendak menghakiminya menurut hukum Taurat kami.

24:8b dapatlah engkau mengetahui segala sesuatu yang kami tuduhkan kepadanya." 24:9 Dan juga orang-orang Yahudi menyokong dakwaan itu dengan mengatakan, bahwa perkara itu sungguh demikian. 24:10 Lalu wali negeri itu memberi isyarat kepada Paulus, bahwa ia boleh berbicara. Maka berkatalah Paulus: "Aku tahu, bahwa sudah bertahun-tahun lamanya engkau menjadi hakim atas bangsa ini. Karena itu tanpa ragu-ragu aku membela perkaraku ini di hadapanmu: 24:11 Engkau dapat memastikan, bahwa tidak lebih dari dua belas hari yang lalu aku datang ke Yerusalem untuk beribadah. 24:12 Dan tidak pernah orang mendapati aku sedang bertengkar dengan seseorang atau mengadakan huru-hara, baik di dalam Bait Allah, maupun di dalam rumah ibadat, atau di tempat lain di kota. 24:13 Dan mereka tidak dapat membuktikan kepadamu apa yang sekarang dituduhkan mereka kepada diriku. 24:14 Tetapi aku mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi. 24:15 Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak benar. 24:16 Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. 24:17 Dan setelah beberapa tahun lamanya aku datang kembali ke Yerusalem untuk membawa pemberian bagi bangsaku dan untuk mempersembahkan persembahan-persembahan. 24:18 Sementara aku melakukan semuanya itu, beberapa orang Yahudi dari Asia mendapati aku di dalam Bait Allah, sesudah aku selesai mentahirkan diriku, tanpa orang banyak dan tanpa keributan. 24:19 Merekalah yang sebenarnya harus menghadap engkau di sini dan mengajukan dakwaan mereka, jika mereka mempunyai sesuatu terhadap aku. 24:20 Namun biarlah orang-orang yang hadir di sini sekarang menyatakan kejahatan apakah yang mereka dapati, ketika aku dihadapkan di Mahkamah Agama. 24:21 Atau mungkinkah karena satu-satunya perkataan yang aku serukan, ketika aku berdiri di tengah-tengah mereka, yakni: Karena hal kebangkitan orang-orang mati, aku hari ini dihadapkan kepada kamu." 24:22 Tetapi Feliks yang tahu benar-benar akan Jalan Tuhan, menangguhkan perkara mereka, katanya: "Setibanya kepala pasukan Lisias di sini, aku akan mengambil keputusan dalam perkaramu." 24:23 Lalu ia menyuruh perwira itu tetap menahan Paulus, tetapi dengan tahanan ringan, dan tidak boleh mencegah sahabat-sahabatnya melayani dia. 24:24 Dan setelah beberapa hari datanglah Feliks bersama-sama dengan isterinya Drusila, seorang Yahudi; ia menyuruh memanggil Paulus, lalu mendengar dari padanya tentang kepercayaan kepada Yesus Kristus. 24:25 Tetapi ketika Paulus berbicara tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut dan berkata: "Cukuplah dahulu dan pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau." 24:26 Sementara itu ia berharap, bahwa Paulus akan memberikan uang kepadanya. Karena itu ia sering memanggilnya untuk bercakap-cakap dengan dia. 24:27 Tetapi sesudah genap dua tahun, Feliks digantikan oleh Perkius Festus, dan untuk mengambil hati orang Yahudi, ia membiarkan Paulus tetap dalam penjara.



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 13 Mei 2024 - Yohanes 16:29-33 - BcO Kisah Para Rasul 25:1-27 - Santa Perawan Maria dr Fatima

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 11 Mei 2024 - Yohanes 16:23b-28 - BcO Kisah Para Rasul 23:12-35 - Hari Biasa Pekan VI Paskah





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)