misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 6 Oktober 2024
Hari Minggu
Biasa XXVII
Kej. 2:18-24; Mzm. 128:1-2,3,4-5,6; Ibr. 2:9-11;
Markus 10:2-16 (Mrk. 10:2-12).
BcO Sirakh 1:1-20
MT/BPI Edisi Baru: 112, 957 Lama: 846, 957
Saran Nyanyian: PS 616, 617, 619, 662, 663, 664
Warna Liturgi Hijau

Markus 10:2-16
10:2 Maka datanglah orang-orang Farisi, dan untuk mencobai Yesus mereka bertanya kepada-Nya: "Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya?" 10:3 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Apa perintah Musa kepada kamu?" 10:4 Jawab mereka: "Musa memberi izin untuk menceraikannya dengan membuat surat cerai." 10:5 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Justru karena ketegaran hatimulah maka Musa menuliskan perintah ini untuk kamu. 10:6 Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, 10:7 sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, 10:8 sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. 10:9 Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." 10:10 Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 10:11 Lalu kata-Nya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap isterinya itu. 10:12 Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zinah."
Yesus memberkati anak-anak
10:13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 10:14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 10:15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 10:16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

Penjelasan:




*     Kita mendapati-Nya berdebat dengan orang Farisi, yang iri dengan kemajuan jangkauan pelayanan rohani-Nya, dan melakukan apa pun yang mereka bisa untuk menghalangi dan menentang-Nya, mengalihkan perhatian-Nya dan membingungkan-Nya untuk menghasut orang-orang untuk menentang-Nya.

Dalam hal ini kita melihat:
. Orang Farisi mengawali dengan sebuah pertanyaan mengenai perceraian (ay. 2), Apakah seorang suami diperbolehkan menceraikan isterinya? Sebenarnya ini merupakan sebuah pertanyaan yang baik, jika saja ditanyakan pada tempatnya dan dengan kerendahan hati untuk mengetahui kehendak Allah mengenai hal tersebut. Tetapi pertanyaan ini sudah mereka rencanakan untuk mencobai Dia, karena mereka sudah menunggu-nunggu cara untuk menentang-Nya, dan kesempatan untuk menguji Dia, karena mau tidak mau Yesus harus menjawab pertanyaan mereka itu. Para pelayan Tuhan harus waspada, supaya tidak terjerat oleh pertanyaan-pertanyaan palsu.

. Kristus menjawab mereka dengan sebuah pertanyaan (ay. 3), "Apa perintah Musa kepada kamu?" Ini ditanyakan-Nya kepada mereka untuk menunjukkan rasa hormat-Nya kepada hukum Musa dan untuk memperlihatkan bahwa Ia tidak datang untuk melenyapkannya, serta untuk mengajak mereka untuk memberikan penghormatan yang adil terhadap seluruh tulisan Musa dan membandingkan satu bagian dengan bagian yang lain dari hukum itu.

. Keterangan jelas yang mereka temukan dalam hukum Musa mengenai perceraian (ay. 4). Kristus bertanya, "Apa perintah Musa kepada kamu?" Mereka mengakui bahwa Musa hanya mengizinkan atau memperbolehkan seorang laki-laki untuk membuat surat cerai terhadap isterinya dan menyuruhnya pergi (Ul. 24:1). "Jika kamu akan melakukannya, kamu harus menulis surat cerai, menyerahkannya ke tangan perempuan itu, menyuruh dia pergi, dan tidak boleh kembali lagi kepadanya."

. Dalam jawaban-Nya, Yesus tetap berpegang pada ajaran yang telah ditetapkan-Nya dari semula mengenai masalah ini, yaitu bahwa "setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah" (Mat. 5:32). Dan untuk menjelaskan hal ini, Ia memperlihatkan:

(1) Bahwa alasan mengapa Musa, dalam hukumnya, mengizinkan perceraian, adalah supaya mereka tidak menyalahgunakan izin tersebut; karena izin tersebut diberikan justru karena ketegaran hati mereka (ay. 5), kalau-kalau, jika mereka tidak diizinkan untuk menceraikan sang istri, mereka akan membunuhnya. Dengan demikian, sebenarnya tidak seorang pun diperbolehkan membuang istrinya, jadi mereka harus mengakui bahwa mereka sendirilah yang tegar hati sampai menuntut diberikannya izin tersebut.

(2) Bahwa upaya yang dilakukan Musa terhadap lembaga pernikahan, menurut sejarah ini, adalah untuk menentang perceraian, yang maksudnya sama saja dengan melarang terjadinya perceraian itu. Karena itu, jika pertanyaannya adalah "Apa perintah Musa kepada kamu?" (ay. 3), maka jawabannya haruslah, "Walaupun dengan sebuah ketetapan yang sifatnya hanya sementara Musa mengizinkan perceraian kepada orang Yahudi, namun sebenarnya dengan alasan kekekalan ia melarang perceraian itu kepada semua keturunan Adam dan Hawa, dan itulah hukum yang harus kita patuhi."

Musa mengatakan kepada kita:
                [1] Bahwa Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, seorang laki-laki dan seorang perempuan, supaya Adam tidak bisa meninggalkan istrinya dan mengambil perempuan lain, karena memang tidak ada perempuan lain lagi waktu itu, dan ini merupakan isyarat bagi anak-anak laki-lakinya bahwa mereka tidak boleh berbuat demikian.
                [2] Bilamana laki-laki dan perempuan ini, menurut peraturan Allah, bersatu dalam satu ikatan pernikahan yang kudus, hukumnya adalah bahwa seorang pria harus meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya (ay. 7), yang tidak hanya menunjukkan kedekatan dari hubungan mereka, tetapi juga keabadiannya. Laki-laki tersebut harus sedemikan dekatnya dengan istrinya sehingga tidak dapat dipisahkan.
                [3] Hasil dari hubungan ini adalah bahwa, walaupun mereka itu dua, mereka kini sudah menjadi satu, menjadi satu daging (ay. 8). Persatuan di antara mereka merupakan persatuan paling intim yang pernah ada, dan, seperti yang diutarakan Dr. Hammond, merupakan hal yang suci yang tidak boleh dinodai.
                [4] Allah sendiri yang telah mempersatukan mereka; Ia bukan saja, sebagai Pencipta, memperlengkapi mereka untuk saling menghibur dan menolong, tetapi Ia juga, dalam hikmat dan kebaikan, telah menetapkan mereka yang bersatu itu untuk hidup bersama dalam kasih sampai maut memisahkan mereka. Pernikahan bukanlah penemuan manusia, tetapi merupakan lembaga ilahi, karena itu harus diperhatikan dengan segala kesalehan, dan lebih dari itu, karena pernikahan itu merupakan kiasan yang penuh misteri mengenai kesatuan yang tak terpisahkan antara Kristus dan Gereja-Nya.

Sekarang, dari semua ini Ia menarik kesimpulan, bahwa laki-laki tidak boleh menjauhkan diri dari istrinya, karena Allah telah mendekatkan mereka sedemikian rupa. Ikatan yang telah diikat oleh Allah sendiri tidak boleh dilepaskan dengan begitu saja. Seorang laki-laki yang bermaksud menceraikan istrinya karena pelanggaran apa saja, sebaiknya memikirkan nasibnya sendiri, jika Allah memperlakukan dia dengan cara yang sama (Yes. 50:1; Yer. 3:1).

. Pembicaraan Kristus dengan murid-murid-Nya, secara pribadi, mengenai masalah ini (ay. 10-12). Murid-murid ini sangat beruntung memperoleh kesempatan untuk berbicara secara pribadi dengan Kristus, bukan hanya mengenai rahasia Injil, tetapi juga tentang kewajiban-kewajiban moral, sehingga hati mereka bisa dipuaskan. Dalam pembicaraan pribadi ini, tidak ada hal lain lagi yang disinggung selain hukum yang ditetapkan Kristus mengenai hal perceraian ini, yaitu bahwa barangsiapa menceraikan istrinya, lalu menikah dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan "terhadap isterinya" itu. Ia bersalah kepada istrinya, karena melanggar perjanjian dengan istrinya itu (ay. 11). Kristus menambahkan, jika seorang perempuan menceraikan suaminya, melarikan diri dari suaminya, meninggalkan suaminya dengan persetujuan, dan menikah dengan laki-laki lain, perempuan itu berbuat zinah (ay. 12), dan tidak ada alasan apa pun baginya untuk mengatakan bahwa ia melakukannya dengan persetujuan dari suaminya. Hikmat dan anugerah, kekudusan dan kasih, yang memerintah di dalam hati, akan membuat perintah-perintah tersebut menjadi ringan walaupun menurut pemikiran daging mungkin merupakan kuk yang berat.


* Kasih Kristus kepada Anak-anak (10:13-16)

Kejadian di atas menunjukkan pembawaan yang ramah dan lembut dalam memperhatikan anak-anak kecil, yang merupakan sifat luar biasa yang dimiliki oleh Yesus Tuhan kita. Sifat ini bukan hanya mendorong anak-anak kecil untuk menyerahkan diri mereka kepada Kristus sejak mereka masih sangat muda, tetapi juga bisa menyemangati orang-orang dewasa, yang selalu sadar akan kelemahan dan sifat kekanak-kanakan mereka, dan karena itu menjadi tidak berdaya dan tidak berguna akibat kelemahan itu, persis seperti anak-anak. Dalam perikop ini diceritakan tentang:

I. Anak-anak kecil dibawa kepada Kristus (ay. 13).
Orangtua atau pengasuh mereka, membawa mereka kepada Kristus, supaya Ia menjamah mereka, sebagai tanda bahwa Ia memerintah atas dan memberkati mereka. Tidak tampak bahwa anak-anak itu memerlukan kesembuhan jasmani atas penyakit apa saja. Mereka juga belum mempunyai kemampuan untuk diajar, tetapi tampaknya,
        . Bahwa para orangtua itu sangat peduli dengan keadaan jiwa anak-anak mereka, yang merupakan bagian yang paling penting, dan inilah yang seharusnya menjadi perhatian utama dari para orangtua mengenai anak-anak mereka, karena jiwa merupakan bagian utama dari kehidupan mereka, dan apabila jiwa mereka baik, maka baik pula hidup mereka itu.
        . Para orangtua itu percaya bahwa berkat Kristus akan mendatangkan kebaikan bagi jiwa anak-anak mereka, sehingga mereka membawa anak-anak itu kepada-Nya, supaya Ia menjamah mereka. Mereka melakukan ini dengan kesadaran bahwa Ia dapat menjangkau hati mereka, jika tidak ada lagi yang dapat dikatakan atau diperbuat orangtua terhadap mereka. Sekarang Kristus ada di sorga, dan kita boleh menyerahkan anak-anak kita kepada-Nya, karena dari situ Ia dapat menjangkau mereka dengan berkat-Nya. Dengan demikian, kita bisa bertindak dengan iman untuk mendapatkan kepenuhan dan kebesaran anugerah-Nya karena inilah kebaikan yang selalu Ia berikan kepada keturunan orang yang setia, yaitu pewaris perjanjian bersama Abraham, dan pewaris janji untuk kita dan anak cucu kita, khususnya janji besar mengenai pencurahan Roh-Nya atas keturunan kita, dan berkat-Nya kepada anak cucu kita (Yes. 44:3).

II. Murid-murid menghalangi anak-anak dibawa kepada Kristus,
Murid-murid memarahi orang-orang yang membawa anak-anak tersebut; seolah-olah mereka tahu pasti pikiran Guru mereka dalam hal ini, padahal belum lama berselang Ia memperingatkan mereka untuk tidak menyesatkan anak-anak kecil.

III. Dorongan yang diberikan Kristus.
. Ia merasa sangat sedih karena murid-murid-Nya menghalau anak-anak itu menjauh daripada-Nya; Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah (ay. 14). "Apa maksud kalian? Apakah kalian mau menghalangi-Ku untuk melakukan yang baik, untuk melakukan yang baik bagi generasi penerus ini, bagi kawanan domba-domba kecil ini?" Kristus sangat marah terhadap murid-murid-Nya sendiri jika mereka mengacaukan orang-orang yang berniat datang kepada-Nya atau hendak membawa anak-anak mereka kepada-Nya.

. Ia memerintahkan supaya anak-anak tersebut dibawa kepada-Nya, dan tidak boleh ada perkataan atau perbuatan apa pun untuk menghalang-halangi mereka. Biarkan anak-anak kecil, segera setelah mereka mampu berdiri sendiri, untuk datang kepada-Ku, sehingga mereka bisa memanjatkan doa permohonan mereka kepada-Ku dan menerima pengajaran dari-Ku. Anak-anak kecil dengan puji-pujian mereka akan selalu siap disambut di takhta anugerah.

. Ia mengakui mereka sebagai anggota jemaat-Nya, seperti halnya dalam jemaat Yahudi. Ketika datang untuk meneguhkan Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia, Ia memakai kesempatan tersebut untuk mengumumkan bahwa Kerajaan Allah itu mengakui anak-anak kecil sebagai warga Kerajaan itu, dan mengakui hak istimewa mereka sebagai warga. Demikianlah, Kerajaan Allah itu harus diteruskan oleh orang-orang demikian, mereka harus disambut ketika masih kecil, supaya mereka bisa dijaga sejak itu untuk menanggung nama Kristus.

. Supaya bisa diakui dan diberkati oleh Kristus, kita semua harus memiliki sifat dan pembawaan seperti yang terdapat pada anak-anak kecil. Kita harus menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil (ay. 15), yaitu, kita harus menanggapi Kristus dan anugerah-Nya seperti yang dilakukan anak-anak kecil kepada orangtua, pengasuh, dan guru mereka. Kita harus memiliki rasa ingin tahu seperti anak-anak, harus belajar seperti anak-anak (yang sedang dalam usia belajar), dan dalam belajar itu harus percaya, Oportet discentem credere -- Seorang pelajar harus percaya. Pikiran seorang anak seperti kertas putih (tabula rasa -- kosong sama sekali), kita bisa menuliskan apa saja yang kita kehendaki dalam pikiran mereka itu. Demikianlah, pikiran kita juga haruslah seperti itu terhadap Roh Kudus. Anak-anak berada di bawah perintah; demikian juga kita seharusnya. Tuhan, apakah yang Engkau inginkan untuk aku lakukan? Kita harus menyambut Kerajaan Allah seperti yang telah dilakukan Samuel kecil, Bersabdalah, Tuhan, karena hamba-Mu mendengarkan. Anak-anak kecil bergantung pada hikmat dan pemeliharaan orangtua mereka, digendong oleh mereka, pergi ke mana saja mereka disuruh oleh orangtua mereka, dan mengambil apa yang disediakan bagi mereka. Seperti inilah kita harus menyambut Kerajaan Allah itu, dengan kesabaran dan kerendahan hati terhadap Yesus Kristus, serta dengan ketergantungan penuh pada-Nya, untuk mendapatkan kekuatan dan kebenaran, pengajaran, serta persediaan dan kecukupan hidup.

. Ia menerima anak-anak itu dan memberikan apa yang diinginkan bagi mereka (ay. 16); Ia memeluk anak-anak itu, untuk menunjukkan bahwa Ia peduli dan mengasihi mereka. Ia meletakkan tangan-nya atas mereka, seperti yang diinginkan, untuk memberkati mereka. Lihatlah bagaimana Ia melakukan lebih dari yang diinginkan para orangtua ini; mereka memohon agar Dia menjamah anak-anak ini, tetapi Ia melakukan lebih dari itu.
            (1) Ia memeluk anak-anak itu. Sekarang firman Tuhan digenapi (Yes. 40:11), Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya. Dulu Yesus sendiri digendong oleh Simeon tua (Luk. 2:28), dan sekarang giliran-Nya menggendong anak-anak ini, tetapi tanpa mengeluh atas beban mereka (seperti yang dilakukan Musa ketika ia diperintahkan untuk membawa bangsa Israel, si anak perengek itu, dalam pangkuannya, seperti pak pengasuh memangku anak yang menyusu, Bil. 11:12), tetapi bergembira karenanya. Jika kita dengan cara yang benar membawa anak-anak kita kepada Kristus, Ia akan menggendong mereka, tidak hanya dalam pelukan kuasa dan pemeliharaan-Nya, tetapi juga di dalam pelukan belas kasihan dan anugerah (Yeh. 16:8); mereka akan terbungkus dalam pelukan abadi.
            (2) Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka, yang menandakan penganugerahan Roh-Nya atas mereka (karena begitulah maksudnya tangan Tuhan) dan pemisahan mereka untuk diri-Nya.
            (3) Ia memberkati mereka dengan berkat rohani yang dibawa-Nya serta ketika datang ke dunia ini. Anak-anak kita akan berbahagia hanya jika mereka bisa memperoleh Berkat dari Sang Pengantara sebagai bagian berharga bagi hidup mereka. Memang benar, kita tidak membaca bahwa Ia membaptis anak-anak ini. Baptisan belum diatur sepenuhnya sebagai pintu masuk ke dalam Gereja sampai setelah kebangkitan Kristus. Jadi waktu itu Ia benar-benar menegaskan bahwa anak-anak itu merupakan anggota sah dari Gereja, dan dengan tanda yang lain menganugerahkan berkat-Nya kepada mereka. Semuanya ini sekarang ditetapkan melalui upacara baptisan, yang merupakan meterai janji, bagi kita dan anak cucu kita.


BcO Sirakh 1:1-20
Tuhanlah sumber kebijaksanaan

1 Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya.

2 Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya?

3 Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?

4 Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.

5 Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya?

6 Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya.

7 Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya.

8 Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.

9 Ketakutan akan Tuhan adalah kemuliaan dan kebanggaan, kesukaan dan puncak kegembiraan.

10 Ketakutan akan Tuhan menyegarkan hati, memberikan sukacita, keriangan dan umur panjang.

11 Orang yang takut akan Tuhan akhirnya mendapat sejahtera, dan pada hari ajalnya dipuji.

12 Awal kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan bersama dengan orang setiawan diciptakan dalam kandungan ibu mereka.

13 Laksana dasar abadi ia telah bersarang di tengah-tengah manusia, dan dengan setia tinggal pada keturunan mereka.

14 Takut akan Tuhan adalah kepenuhan kebijaksanaan, yang memabukkan manusia dengan pelbagai buahnya,

15 serta memenuhi seluruh rumah mereka dengan harta benda, dan semua gudang mereka dengan hasilnya.

16 Puncak kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan iapun menumbuhkan kesejahteraan dan kesehatan segar.

17 Tuhan telah melihat serta membilang kebijaksanaan, lalu menghujankan pengertian dan pengetahuan yang arif. Kebijaksanaan mempertinggi kemuliaan semua orang yang memilikinya.

18 Pangkal kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan ranting-rantingnya adalah umur yang panjang.

19 Amarah yang tak adil tidak dapat dibenarkan, sebab keterlaluan amarah menjadi keruntuhan manusia.

20 Orang yang sabar bertahan sampai pada waktu tepat, kemudian akan terbit sukacita baginya.




___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik mulai Senin, 7 Oktober 2024 sd. Minggu, 13 Oktober 2024

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 29 September 2024 - Hari Minggu Biasa XXVI 2024 - Markus 9:38-43,45,47-48 & Yudith 2:1-6; 3:6; 4:1-2.9-15





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)