misa.lagu-gereja.com        
 
Rabu, 7 Agustus 2024
Sistus II, Kayetanus
Yer 31:1-7; MT Yer 31:10.11-12ab.13;
Matius 15:21-28
BcO Yoel 2:28-3:8
Warna Liturgi Hijau

Matius 15:21-28
Perempuan Kanaan yang percaya
15:21 Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." 15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." 15:27 Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." 15:28 Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

Penjelasan:

* Anak Perempuan Wanita Kanaan Disembuhkan (15:21-28)

Dalam perikop ini diceritakan tentang kisah terkenal mengenai Kristus yang mengusir setan dari anak perempuan seorang wanita Kanaan. Kisah ini unik dan sangat mengejutkan. Di dalamnya orang-orang bukan-Yahudi juga mendapat perhatian dan ada belas kasihan sungguh yang disimpan Kristus bagi mereka. Inilah secercah terang yang akan menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain (Luk. 2:32). Kristus datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya, malah banyak dari antara mereka yang berselisih dengan-Nya dan tersandung karena-Nya. Sekarang lihatlah apa yang terjadi selanjutnya (ay. 21).

I. Yesus pergi dari situ.
Perhatikanlah, dengan adil terang diambil dari orang-orang yang mempermainkannya atau yang memberontak melawannya. Ketika Kristus dan murid-murid-Nya tidak bisa lagi diam di antara mereka, Ia meninggalkan mereka, dan dengan demikian Ia memberikan teladan bagi peraturan yang diberikan-Nya sendiri (10:14), kebaskanlah debunya dari kakimu. Walaupun Kristus sangat tekun menanggung banyak hal, Ia tidak akan selamanya tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa. Ia sudah berkata sebelumnya (ay. 14), "Biarkanlah mereka itu," dan Ia pun berbuat demikian. Perhatikanlah, prasangka-prasangka yang sengaja dibuat untuk menentang Injil dan bantahan-bantahan terhadapnya sering kali membuat Kristus menarik diri dan mengambil kaki dian dari tempatnya (Kis. 13:46, 51).

II. Ketika Kristus pergi dari sana,
Ia menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon (KJV: "pesisir Tirus dan Sidon"). Ia tidak pergi ke kota Tirus dan Sidon (kedua kota itu tidak mendapat bagian untuk melihat mujizat-mujizat Kristus, 11:21-22), melainkan ke bagian wilayah Israel yang terletak di sekitar daerah itu. Ke sanalah Ia pergi, seperti Elia yang pergi ke Sarfat di tanah Sidon (Luk. 4:26), untuk mencari wanita malang ini, yang untuknya Ia menyediakan belas kasihan-Nya. Sewaktu Ia berkeliling untuk berbuat baik, Ia tidak pernah menyimpang dari jalan-Nya. Tempat-tempat yang gelap dan terpencil di ujung-ujung daerah itu pun akan mendapat bagian untuk melihat perbuatan-perbuatan-Nya yang penuh dengan kebaikan dan kelembutan hati. Kalau sekarang baru ujung daerah yang melihat keselamatan dari pada-Nya, maka nanti keselamatan itu bahkan akan sampai ke ujung bumi (Yes. 49:6). Di tempat inilah mujizat itu diadakan, dan dalam kisah ini kita bisa melihat:

. Permohonan wanita Kanaan itu kepada Kristus (ay. 22).
Wanita ini bukan orang Yahudi, ia seorang asing yang tidak termasuk kewargaan Israel. Ia mungkin keturunan dari salah satu bangsa yang dikutuk, seturut perkataan yang ada dalam Alkitab, "Terkutuklah Kanaan." Perhatikanlah, kutukan terhadap suatu bangsa sebagai sebuah badan politik tidaklah selalu berlaku pada setiap orang yang tinggal di dalamnya. Allah akan memanggil sisa-sisa umat-Nya dari segala bangsa, dan Ia akan mengumpulkan bejana-bejana yang terpilih dari semua wilayah pantai, bahkan bejana yang tampak paling tidak memungkinkan untuk dipilih, dan wanita ini datang dari salah satu wilayah pantai itu. Seandainya Kristus pada saat itu tidak berkunjung ke daerah pantai ini, mungkin wanita itu tidak akan pernah datang kepada-Nya, walaupun belas kasihan-Nya layak dicari kendati harus menempuh perjalanan yang jauh. Perhatikanlah, iman dan semangat yang tidak aktif, sering kali akan bangkit kembali ketika diberi kesempatan di depan mata untuk lebih mengenal Kristus dan berada dekat dengan Sang Firman.

Permintaannya sangatlah mendesak.
Ia berseru dengan sungguh-sungguh kepada Kristus. Ia berseru, agak jauh dari Kristus, dan tidak berani menghampiri-Nya terlalu dekat, sebab ia seorang Kanaan, takut jangan sampai membuat marah orang lain.

Dalam permohonannya ini:
(1) Ia mengungkapkan kesengsaraannya,
"Anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita, kakōs daimonizetai -- dia dikuasai atau dirasuki setan." Ada berbagai macam tingkatan dalam kesengsaraan itu, dan ini adalah tingkat yang paling buruk. Masalah seperti ini sering terjadi pada waktu itu, dan sangat menyengsarakan. Perhatikanlah, kesengsaraan anak-anak adalah kesusahan orangtua, dan tidak ada yang sungguh lebih menyusahkan lagi bila anak-anak mereka dikuasai Iblis. Orangtua yang lemah lembut sungguh cepat merasakan penderitaan anak-anak mereka, yang merupakan darah daging mereka sendiri. "Meskipun ia kerasukan setan, ia tetap anak perempuanku." Penderitaan-penderitaan yang dialami oleh sanak saudara kita tidak membuat kita lepas dari kewajiban untuk menolong mereka, dan karena itu tidak boleh membuat kita tidak lagi sayang kepada mereka. Kesengsaraan dan kesusahan keluarganyalah yang kini membawa wanita itu datang kepada Kristus. Ia datang kepada Kristus bukan untuk mendapat pengajaran, melainkan untuk mendapat kesembuhan. Namun demikian, karena ia datang dengan iman, Kristus tidak menolaknya. Walaupun kita biasa datang kepada Kristus karena kebutuhan, kita tidak akan diusir oleh-Nya. Penderitaan anak perempuannyalah yang memberi wanita ini kesempatan untuk datang memohon kepada Kristus. Turut merasakan penderitaan orang lain merupakan hal yang baik, apalagi jika kita sendiri bisa mendapat keuntungan dan manfaat darinya.

(2) Ia meminta belas kasihan,
"Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud." Ia mengakui-Nya sebagai Mesias, dan inilah hal terbesar yang harus dipegang oleh iman. Iman perlu pengakuan ini supaya mendapat penghiburan. Dari Tuhan kita bisa mengharapkan perbuatan-perbuatan yang penuh kuasa, sebab Ia dapat memerintahkan kelepasan bagi kita. Dari Anak Daud kita bisa mengharapkan segala belas kasihan dan anugerah yang telah dinubuatkan tentang Dia. Meskipun bukan orang Yahudi, wanita Kanaan ini mengakui janji yang dibuat kepada nenek moyang orang Yahudi dan kemuliaan yang dijanjikan bagi keturunan Daud. Orang-orang bukan-Yahudi harus menerima Kekristenan bukan hanya sebagai perbaikan terhadap agama asli mereka, melainkan juga sebagai penyempurnaan terhadap agama Yahudi, dengan pandangan yang tertuju kepada Perjanjian Lama.

Ia memohon, "Kasihanilah aku." Ia tidak membatasi Kristus untuk memberi belas kasihan khusus untuk ini atau itu, melainkan hanya meminta belas kasihan dan belas kasihan saja. Ia tidak meminta kebaikan, melainkan hanya bergantung pada belas kasihan, "Kasihanilah aku." Belas kasihan kepada anak-anak adalah juga belas kasihan kepada orangtua. Kebaikan yang diperlihatkan kepada milik kita adalah juga kebaikan kepada kita, dan kita harus memandangnya demikian. Perhatikanlah, orangtua wajib berdoa bagi anak-anak mereka dengan sungguh-sungguh, terutama bagi jiwa mereka. "Aku mempunyai anak laki-laki, atau anak perempuan, yang sangat menderita karena kehendak hati yang sombong, atau karena roh najis atau roh jahat. Mereka diperbudak oleh roh itu untuk menuruti hawa nafsunya. Tuhan, tolonglah mereka." Masalah seperti ini jauh lebih menyusahkan daripada masalah kerasukan tubuh. Bawalah mereka dalam iman dan doa kepada Kristus, sebab hanya Dialah satu-satunya yang mampu menyembuhkan mereka. Jika orangtua melihat kuasa Iblis dihancurkan dalam jiwa anak-anak mereka, maka mereka juga harus memandangnya sebagai belas kasihan yang besar kepada diri mereka sendiri.

. Tanggapan yang ia terima untuk permohonannya ini sungguh dapat mematahkan semangat. Dalam semua kisah pelayanan Kristus, kita tidak pernah menjumpai tanggapan yang seperti ini. Biasanya Ia mendukung dan memberikan semangat kepada semua orang yang datang kepada-Nya, entah dengan menjawab sebelum mereka memanggil atau mendengar sewaktu mereka masih berbicara. Namun dalam kisah ini kita melihat seorang wanita yang diperlakukan sebaliknya, dan apakah alasannya?

(1) Sebagian orang berpendapat bahwa Kristus berpaling dan tidak mau mengabulkan permintaan wanita yang malang itu sebab Ia tidak mau menyinggung perasaan orang-orang Yahudi dengan berbuat baik sebebas-bebasnya dan seterang-terangnya kepada orang-orang bukan-Yahudi seperti yang dilakukan-Nya kepada mereka sendiri. Sebelumnya Ia memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak menyimpang ke jalan bangsa lain (10:5), dan karena itu Ia sendiri tidak mau terlihat begitu condong kepada bangsa-bangasa lain itu seperti halnya kepada orang-orang Yahudi. Dalam hal ini Ia lebih menahan-nahan keinginan-Nya untuk itu. Atau mungkin lebih tepat,

(2) Kristus memperlakukannya demikian untuk menguji dia. Ia mengetahui apa yang ada dalam hatinya, mengetahui kekuatan imannya, dan seberapa mampu ia, dengan anugerah-Nya, untuk mengatasi keadaan-keadaan yang dapat mematahkan semangat ini. Oleh karena itu, Ia memberinya tanggapan seperti ini, supaya kemurnian imannya membawa puji-pujian, kehormatan, dan kemuliaan (1Ptr. 1:6-7). Ini sama seperti Allah yang menguji Abraham (Kej. 22:1), seperti malaikat yang bergulat dengan Yakub untuk membuat Yakub bergulat (Kej. 32:24). Inti dari kisah tentang wanita Kanaan ini dapat memperjelas banyak cara Kristus yang tidak dimengerti dan sangat membingungkan dalam memelihara umat-Nya, terutama dalam memberikan anugerah kepada mereka. Untuk itulah kisah ini dicatat dalam Injil, yaitu untuk mengajar kita bahwa di balik hal-hal yang mengecewakan masih ada kasih yang terpancar dari wajah-Nya, dan ini untuk mendorong kita bahwa sekalipun Ia hendak membunuh kita, kita tetap bisa mempercayai Dia (KJV).

Perhatikanlah hal-hal yang bisa mengecewakan wanita ini:
[1] Ketika wanita itu berseru kepada Yesus.
Ia sama sekali tidak menjawab dia (ay. 23). Selama ini telinga-Nya selalu terbuka dan selalu memerhatikan seruan-seruan orang yang memohon kepada-Nya, dan bibir-Nya, yang berbicara manis seperti madu, selalu siap memberikan jawaban damai sejahtera. Namun kepada wanita yang malang ini, Ia sama sekali menutup telinga-Nya; dan kendati wanita itu memohon, dia tidak memperoleh derma atau jawaban apa-apa. Sungguh mengherankan mengapa wanita itu tidak langsung pergi saja sambil marah-marah dan berkata, "Inikah Dia yang begitu terkenal akan belas kasihan dan kelembutan-Nya itu? Benarkah perkataan orang bahwa sudah ada begitu banyak orang yang permohonannya didengar dan dijawab oleh-Nya? Masakan akulah pemohon pertama yang ditolak-Nya? Seandainya benar bahwa Ia rela membungkukkan diri-Nya bagi banyak orang, mengapa sekarang Ia begitu jauh dariku?" Namun Kristus tahu apa yang dilakukan-Nya, dan karena itu Ia tidak menjawab, supaya wanita itu lebih sungguh-sungguh lagi memohon kepada-Nya. Ia mendengarkannya, dan berkenan kepadanya, dan menambah kekuatan dalam jiwanya untuk menyampaikan permohonannya (Mzm. 138:3; Ayb. 23:6), meskipun Ia tidak langsung memberikan jawaban seperti yang diharapkan wanita itu. Meskipun seolah-olah menahan belas kasihan yang diinginkan wanita itu, Ia sebenarnya menariknya untuk lebih bersungguh-sungguh lagi dalam meminta belas kasihan. Perhatikanlah, doa yang diterima tidaklah selalu berarti bahwa doa itu langsung dijawab. Kadang-kadang Allah tampak tidak menghiraukan doa-doa umat-Nya, seperti orang yang tertidur atau orang yang bingung (Mzm. 44:24; Yer. 14:9; Mzm. 22:2-3), atau malah seperti orang yang sedang marah kepada mereka (Mzm. 80:5; Rat. 3:8, 44). Namun hal itu dilakukan-Nya untuk membuktikan, dan dengan demikian untuk memperbaiki, iman mereka, supaya ketika Ia nantinya menampakkan diri-Nya kepada mereka, semuanya akan mendatangkan banyak kemuliaan bagi diri-Nya dan mereka pun akan lebih menyambut-Nya. Sebab penglihatan pada akhirnya akan meneguhkan dan tidak akan mengecewakan (Ibr. 2:3; Ayb. 35:14).

[2] Ketika murid-murid mengatakan sesuatu untuk menolong wanita itu, Kristus memberikan alasan mengapa Ia menolaknya, dan ini lebih mematahkan semangat lagi.

Pertama, agak sedikit melegakan bahwa murid-murid bersedia memohon atas namanya. Mereka berkata, "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Memberikan perhatian kepada doa-doa orang saleh itu baik, dan kita harus berkeinginan untuk memiliki perhatian seperti itu. Tetapi murid-murid, walaupun berharap agar wanita itu bisa memperoleh apa yang dia inginkan, mereka malah lebih memikirkan kenyamanan mereka sendiri daripada kepuasan wanita yang malang itu. "Suruhlah ia pergi dengan kesembuhan, sebab ia berteriak-teriak, dan memohon dengan sungguh-sungguh. Ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak, itu mengganggu dan mempermalukan kita." Jika kita terus memaksakan kehendak kita kepada orang lain, bahkan kepada orang yang baik sekalipun, maka ini akan membuat mereka tidak nyaman. Namun tidak demikian dengan Kristus, Ia senang jika orang berseru-seru kepada-Nya.

Kedua, jawaban Kristus kepada murid-murid-Nya menghancurkan segala harapan wanita itu, "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Engkau tahu bahwa Aku hanya diutus kepada mereka, dan wanita itu bukan salah satu dari mereka. Maukah kamu supaya Aku berbuat sesuatu di luar tugas-Ku?" Sebuah desakan jarang dapat menaklukkan akal budi orang bijak yang kukuh; penolakan mereka mengatup mulut, karena didukung dengan alasan yang sangat kuat. Ia tidak hanya menjawab wanita itu, tetapi juga menantangnya, dan menyumbat mulutnya dengan alasan kuat. Benar bahwa wanita itu adalah domba yang hilang, dan seperti halnya orang lain, ia membutuhkan perhatian Kristus, tetapi ia bukan dari umat Israel, yang kepada mereka Kristus pertama-tama diutus (Kis. 3:26), dan karena itu ia tidak bisa mendapat bagian di dalam tugas Kristus atau berhak mendapatkan sesuatu dari tugas-Nya itu. Kristus adalah Pelayan orang-orang bersunat (Rm. 15:8), dan walaupun Ia dimaksudkan untuk menjadi Terang bagi bangsa-bangsa, namun kepenuhan waktu untuk itu belum tiba, tabir belum terbelah, dan tembok pemisah belum diruntuhkan. Pelayanan Kristus secara pribadi dimaksudkan untuk menjadi kemuliaan bagi umat-Nya, Israel. "Jika Aku hanya diutus kepada mereka, apa urusan-Ku dengan orang-orang yang tidak termasuk dalam bilangan mereka." Perhatikanlah, sungguh merupakan pencobaan yang sangat berat apabila kita mengalami suatu peristiwa yang membuat kita bertanya-tanya apakah Kristus juga diutus kepada kita. Akan tetapi, syukur kepada Allah, tidak ada lagi ruang yang tersedia untuk keraguan itu. Pembedaan antara orang Yahudi dan orang bukan-Yahudi sudah dihapus, dan kita yakin bahwa Ia memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang, dan jika bagi banyak orang, mengapa tidak bagiku juga?

Ketiga, ketika wanita itu terus memaksa, Kristus tetap pada pendirian-Nya bahwa tidaklah pantas bagi-Nya untuk melakukan seperti yang dia minta, dan Kristus bukan hanya menolaknya, melainkan juga tampak menegurnya (ay. 26), "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Perkataan ini sungguh dapat memupuskan segala harapannya dan membuatnya putus asa seandainya dia tidak mempunyai iman yang benar-benar kuat. Anugerah Injil dan mujizat-mujizat kesembuhan (yang menyertainya) adalah roti yang disediakan bagi anak-anak. Semuanya itu milik mereka yang telah diangkat menjadi anak (Rm. 9:4), dan ini tidak sama dengan hujan dari langit dan musim-musim buah yang diberikan Allah kepada bangsa-bangsa yang dibiarkan-Nya menuruti jalannya masing-masing (Kis. 14:16-17). Bukan, ini merupakan kebaikan-kebaikan khusus, yang disediakan bagi orang-orang tertentu, yang hidup di dalam kebun yang dipagari. Kristus pernah memberitakan Injil kepada orang-orang Samaria (Yoh. 4:41), tetapi kita tidak pernah membaca mengenai adanya kesembuhan yang diadakan-Nya di antara mereka. Keselamatan datang dari bangsa Yahudi, karena itu tidaklah pantas mencabut hak-hak mereka. Bangsa-bangsa lain dipandang hina oleh orang-orang Yahudi, mereka disebut dan dianggap sebagai anjing jika dibandingkan dengan umat Israel yang begitu luhur dan terhormat, dan Kristus tampak mendukung hal tersebut di sini. Oleh karena itu, Ia memandang bahwa tidaklah pantas bagi orang bukan-Yahudi untuk turut ambil bagian dalam kebaikan-kebaikan yang hanya ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi, lihatlah bagaimana meja-meja semuanya dijungkirbalikkan sekarang. Kini, setelah bangsa-bangsa bukan-Yahudi dibawa ke dalam gereja, orang-orang Yahudi yang berapi-api menjalankan hukum Taurat yang kini disebut anjing (Flp. 3:2).

Nah, inilah yang ditekankan Kristus kepada wanita Kanaan itu, "Bagaimana bisa dia berharap makan roti yang disediakan untuk anak-anak, sedangkan dia bukan anggota keluarga?"

Perhatikanlah:
. Orang yang akan dipermuliakan Kristus, terlebih dulu akan direndahkan-Nya dan dibuat-Nya sadar akan kehinaan dan ketidaklayakan mereka sendiri. Kita harus terlebih dulu melihat diri kita sebagai anjing, yang paling tidak layak mendapatkan belas kasihan Allah, sebelum kita pantas diberi kehormatan dan hak istimewa untuk mendapatkan belas kasihan itu.

. Kristus suka menguji iman yang besar dengan pencobaan yang besar pula, dan kadang-kadang Ia menyimpan pencobaan yang paling perih pada saat-saat akhir, supaya sesudah diuji, kita akan timbul seperti emas. Aturan yang umum ini berlaku juga dalam usaha untuk mendapatkan petunjuk, walaupun di sini hanya digunakan untuk mencobai. Ketetapan-ketetapan khusus dan hak-hak istimewa sebagai anggota gereja adalah roti yang disediakan bagi anak-anak, dan tidak boleh diberikan sembarangan kepada orang yang cemar dan tidak tahu apa-apa mengenai perkara rohani. Perbuatan kasih yang umum harus dibagi-bagikan kepada semua orang, namun kehormatan-kehormatan rohani hanya layak bagi kaum yang beriman. Karena itu, jika kehormatan-kehormatan tersebut sembarangan diberikan begitu saja tanpa peduli dengan keadaan orang, maka ini sama saja dengan membuang-buang roti yang disediakan bagi anak-anak, dan memberikan barang yang kudus kepada anjing (7:6). Procul hinc, procul inde, profani -- Menjauhlah daripadaku, orang cemar!

. Berikut ini kita akan melihat kekuatan iman dan tekadnya dalam melalui segala yang mengecilkan hati ini. Seandainya hal ini terjadi pada banyak orang, mereka pasti akan diam tergagap atau meledak karena emosi. "Penghiburan macam apa ini," begitu mungkin kata mereka, "bagi manusia malang yang sedang kesusahan seperti aku. Mungkin lebih baik aku tinggal di rumah saja daripada datang ke sini hanya untuk dicemooh dan dihina seperti ini. Bukan saja masalah yang menyedihkan ini disepelekan, malah juga dipanggil anjing!" Hati yang angkuh dan tidak rendah hati tidak akan dapat menanggung ini. Bangsa Israel pada waktu itu tidak mempunyai nama baik di mata dunia, dan hinaan kepada orang bukan-Yahudi seperti ini dapat dibalas dengan pedas jika wanita yang malang itu memang sangat tersinggung. Kejadian ini bisa saja membuatnya berpikir-pikir mengenai Kristus dan menggoncangkan pikiran baiknya akan nama baik Kristus yang selama ini sudah dimilikinya. Kita cenderung menghakimi orang sebagaimana kita melihat mereka dalam kehidupan nyata, dan kita berpikir bahwa diri mereka yang sebenarnya adalah seperti pandangan kita terhadap mereka. "Inikah Anak Daud?" (begitu mungkin katanya), "Inikah Dia yang terkenal dengan kebaikan, kelemahlembutan, dan belas kasihan-Nya? Aku tidak mempunyai satu alasan pun untuk menggambarkan Dia dengan sifat-sifat seperti itu, sebab belum pernah aku diperlakukan dengan kasar seperti ini selama hidupku. Seharusnya Ia memperlakukan aku sebaik yang dilakukan-Nya kepada orang lain. Atau kalau tidak, kan tidak seharusnya Ia menempatkanku bersama-sama dengan anjing penjaga kambing domba-Nya. Aku bukan anjing, aku seorang wanita, wanita yang jujur, yang sedang menderita, dan aku yakin tidak sepantasnya aku dipanggil anjing." Namun tidak ada satu pun perkataan seperti ini yang keluar dari mulutnya. Perhatikanlah, orang percaya yang rendah hati dan yang benar-benar mengasihi Kristus hanya akan mengambil sesuatu yang baik dari semua hal yang dikatakan dan diperbuat Kristus, dan ia akan membuatnya menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat.

Ia menerobos segala yang mengecilkan hati ini:
(1) Dengan keinginan yang kudus dan sungguh-sungguh dalam menyampaikan permohonannya. Ini tampak dalam tanggapannya terhadap penolakan yang pertama (ay. 25). Perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata, "Tuhan, tolonglah aku."

[1] Ia terus memohon. Perkataan Kristus membuat murid-murid terdiam, kita tidak lagi mendengar mengenai mereka. Mereka menerima jawaban itu, namun tidak demikian dengan wanita itu. Perhatikanlah, semakin berat beban yang kita rasakan, semakin teguh kita harus berdoa untuk meminta kelepasan darinya. Adalah kehendak Allah supaya kita bertekun dalam doa dengan tidak putus-putusnya, terus-menerus, dan jangan menyerah.

[2] Ia menjadi lebih baik dalam permohonannya ini. Bukannya mempersalahkan Kristus, atau menuduh-Nya yang bukan-bukan, ia malah tampak lebih mempertanyakan dan mempersalahkan dirinya sendiri. Ia takut jangan-jangan waktu pertama kali memohon ia tidak cukup rendah hati dan bersikap hormat, dan karena itu kini ia mendekat dan menyembah Dia, dan bersikap lebih hormat terhadap-Nya daripada sebelumnya. Atau, ia takut kalau sebelumnya ia tidak cukup sungguh-sungguh, dan karena itu ia kini berseru, "Tuhan, tolonglah aku." Perhatikanlah, apabila jawaban bagi doa-doa kita ditunda, Allah dengan demikian ingin mengajar kita untuk berdoa lebih banyak dan lebih baik lagi. Saat itulah waktunya bagi kita untuk bertanya-tanya apa yang kurang dari diri kita dalam doa-doa sebelumnya, supaya apa yang dulu salah dapat diperbaiki nanti. Berbagai kekecewaan yang kita rasakan atas tidak terkabulnya suatu doa seharusnya lebih menyukakan hati kita lagi untuk semakin setia berdoa lagi. Kristus dalam kesengsaraan-Nya makin lebih sungguh-sungguh berdoa.

[3] Wanita itu bertanya apakah ia termasuk di antara orang-orang yang mendapat bagian dalam tugas perutusan Kristus atau tidak. Ia tidak mau berbantah mengenai hal ini dengan-Nya, walaupun mungkin saja dia bisa mengaku mempunyai suatu hubungan keluarga dengan orang Israel. Akan tetapi, "Tidak peduli orang Israel atau bukan, aku datang kepada Anak Daud untuk memohon belas kasihan, dan aku tidak akan membiarkan-Nya pergi jika Ia tidak memberkati aku." Orang-orang Kristen yang lemah banyak membingungkan diri mereka sendiri dengan berbagai pertanyaan dan keraguan tentang keterpilihan mereka sebagai umat Allah, apakah mereka termasuk ke dalam umat Israel atau tidak. Orang-orang seperti itu lebih baik memikirkan tugas apa yang harus mereka kerjakan bagi Allah, dengan terus-menerus berdoa memohon belas kasihan dan anugerah. Mereka lebih baik bersimpuh dalam iman pada kaki Kristus dan berkata, "Kalau terpaksa mati, biarlah aku mati di sini." Dengan begitu, barulah masalah yang mereka hadapi itu akan perlahan-lahan menjadi jernih dengan sendirinya. Jika kita tidak dapat mengatasi ketidakpercayaan dengan akal budi, marilah kita mengatasinya dengan doa. Doa "Tuhan, tolonglah aku," yang diucapkan dengan sungguh-sungguh dan penuh perasaan, akan membantu kita mengatasi berbagai kekecewaan yang kadang-kadang siap menjatuhkan kita dan membuat kita kewalahan.

[4] Permohonannya sangat singkat, tetapi mencakup semuanya dan disampaikan dengan penuh perasaan, "Tuhan, tolonglah aku." Kita bisa memandang hal ini,

Pertama, sebagai ratapannya atas masalah yang dia hadapi. "Jika Mesias hanya diutus kepada umat Israel, Tuhan tolonglah, apa jadinya aku dan keluargaku nanti?" Perhatikanlah, tidaklah sia-sia bagi hati yang hancur untuk meratapi diri sendiri, sebab mata Allah memandang mereka (Yer. 31:18).

Atau, kedua, sebagai permohonannya untuk diberi anugerah agar ia dapat bertahan dalam masa pencobaan ini. Ia merasa sulit mempertahankan imannya ketika dihantam sedemikian rupa seperti ini, dan karena itu ia berdoa, "Tuhan, tolonglah aku. Tuhan, kuatkan imanku sekarang. Tuhan, biarlah tangan kanan-Mu menopang aku sementara jiwaku melekat kepada-Mu" (Mzm. 63:9).

Atau, ketiga, sebagai peneguhan terhadap permohonannya yang semula, "Tuhan, tolonglah aku. Tuhan, berikanlah kepadaku apa yang aku minta." Ia percaya bahwa Kristus dapat dan akan menolongnya, meskipun ia bukan dari umat Israel, karena kalau tidak demikian, ia pasti sudah membatalkan permohonannya. Kendati dengan semuanya itu, ia tetap berpikiran baik tentang Kristus, dan tidak mau melepaskan pegangannya. "Tuhan, tolonglah aku," adalah doa yang baik, jika dipanjatkan dengan benar. Sayang sekali bahwa doa ini dijadikan semacam suatu ejekan, dan biasanya kita menyebut nama Allah dengan sembarangan ketika kita mengucapkannya.

(2) Dengan kecerdikan yang timbul dari iman yang kudus, wanita itu menyampaikan suatu permohonan yang mengejutkan. Kristus menempatkan orang-orang Yahudi sebagai anak-anak, seperti tunas pohon zaitun sekeliling meja Allah, dan menempatkan orang-orang bukan-Yahudi sebagai anjing-anjing di bawah meja. Akan tetapi, wanita ini tidak menyangkal kecocokan perbandingan itu. Perhatikanlah, tidak ada gunanya menentang perkataan Kristus, sekalipun perkataan itu sangat keras bagi kita. Namun wanita yang malang ini, karena tidak dapat menentang perkataan itu, bertekad memanfaatkannya menjadi sesuatu yang baik (ay. 27). "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Nah, mari kita lihat:

[1] Ia mengakuinya dengan sangat rendah hati, "Benar Tuhan." Perhatikanlah, kita tidak bisa merendahkan atau menghina orang percaya yang rendah hati, sebab ia sendirilah yang akan berbicara dengan merendah tentang dirinya sendiri. Ada sebagian orang yang sewaktu berbicara tampak mencela dan mencemooh diri mereka sendiri, tetapi mereka akan tersinggung jika orang lain berbuat demikian kepada mereka. Namun orang yang benar-benar rendah hati akan menerima ucapan-ucapan yang paling menghina sekalipun, dan ia tidak akan menganggapnya sebagai suatu penghinaan. "Benar Tuhan, aku tidak dapat menyangkalnya. Aku memang anjing, dan tidak berhak memakan roti yang disediakan bagi anak-anak." "Daud, perbuatanmu itu bodoh, sangat bodoh." "Benar, Tuhan." "Asaf, perbuatanmu itu seperti binatang di mata Allah." "Benar, Tuhan." "Agur, engkau ini lebih bodoh daripada orang lain." "Benar, Tuhan." "Paulus, engkau dulunya adalah orang yang paling berdosa, paling hina dari semua orang kudus, bahkan tidak layak disebut rasul." "Benar, Tuhan."

[2] Caranya dalam memanfaatkan perkataan ini menjadi suatu permohonan sungguh cerdik, "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Dengan sebuah kecerdasan yang unik, dan kecekatan serta kepandaian rohani, ia mampu memahami masalah inti yang dapat digunakan sebagai balasan terhadap apa yang tampak sebagai penghinaan. Perhatikanlah, iman yang hidup dan bekerja akan sanggup membuat apa yang melawan kita menjadi berbalik mendukung kita. Dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan. Karena ketidakpercayaan, kita sering kali keliru mengira kawan sebagai lawan, dan menyimpulkan sesuatu yang buruk bahkan dari perkataan yang menghibur (Hak. 13:22-23), namun dengan iman kita dapat menemukan semangat bahkan dalam keadaan yang mengecilkan hati sekalipun, kita bisa semakin mendekat kepada Allah dengan berpegang pada tangan yang bahkan terjulur untuk menjatuhkan kita. Alangkah baiknya jika kesenangan kita adalah takut akan Tuhan (Yes. 11:3)

Ia memohon, "Namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Benar, bahwa makanan utuh dan teratur hanya disediakan untuk anak-anak, tetapi remah-remah yang sedikit, yang tidak berarti, dan yang biasanya diabaikan saja dibiarkan untuk dimakan anjing. Dan anjing yang menunggu di bawah meja dan berharap akan remah-remah itu tidak akan dipersalahkan karenanya. Kita orang-orang bukan-Yahudi yang malang ini tidak dapat berharap akan pelayanan dan mujizat-mujizat Anak Daud yang diadakan hanya untuk orang-orang Yahudi. Tetapi sekarang mereka sudah mulai bosan dengan makanan mereka itu, dan bermain-main dengannya, mereka mencari-cari suatu kesalahan di dalamnya, dan membuang remah-remahnya. Pastilah, sebagian dari makanan yang sudah hancur itu jatuh ke orang-orang bukan-Yahudi yang malang. "Aku memohon kesembuhan yang sambil lalu saja sifatnya, hanya remah-remahnya saja. Walaupun jatuhnya dari potongan roti berharga yang sama, tetapi itu hanyalah secuil yang tidak bernilai dibandingkan berpotong-potong roti yang dimiliki anak-anak itu." Perhatikanlah, apabila kita sudah mulai kekenyangan dengan roti yang disediakan bagi anak-anak, kita harus ingat akan banyak orang yang akan senang bila memakan remah-remahnya. Kalau makanan kita, yang berupa hak-hak istimewa rohani kita, dibagi-bagi, itu akan menjadi makanan pesta bagi banyak jiwa (Kis. 13:42). Lihatlah di sini:

Pertama, kerendahan hati dan kebutuhan membuat wanita itu senang makan remah-remah itu. Orang-orang yang sadar bahwa mereka tidak pantas mendapat apa-apa akan bersyukur untuk apa saja yang bisa mereka terima. Kita siap menerima belas kasihan Allah yang terbesar hanya jika kita melihat diri kita tidak layak mendapatkan belas kasihan-Nya yang terkecil sekalipun. Yang paling kecil dari Kristus sangatlah berharga bagi orang percaya, sekalipun itu hanya berupa remah-remah roti kehidupan.

Kedua, imannya mendorong dia untuk mengharapkan remah-remah itu. Jika pada meja seorang pembesar saja ada anjing-anjing yang diberi makan di bawahnya seperti layaknya anak-anak, masakan pada meja Kristus tidak bisa ada anjing juga? Perhatikanlah, ia menyebut meja itu meja tuannya. Karena itu, jika dia seekor anjing, maka dia adalah anjing-Nya. Bukanlah sesuatu yang buruk bagi kita untuk berada dalam hubungan yang paling rendah dengan Kristus. "Walaupun tidak layak disebut anak, jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan-Mu. Malah kalau bisa, tempatkanlah aku bersama anjing-anjing di luar rumah, sebab di rumah Bapaku ada banyak makanan yang berlimpah-limpah" (Luk. 15:17-19). Berdiam di rumah Allah itu indah, meskipun hanya di ambang pintunya saja.

. Keberhasilan dan akhir yang membahagiakan dari kisah ini. Ia keluar dari perjuangan itu dengan pujian dan penghiburan. Dan, walaupun ia seorang wanita Kanaan, ia membuktikan dirinya sebagai seorang putri Israel sejati, yang seperti raja, bergumul dengan Allah, dan menang. Sebelumnya Kristus menyembunyikan wajah-Nya dari dia, tetapi sekarang Ia mengasihinya dengan kasih setia abadi (ay. 28). Maka Yesus berkata, "Hai ibu, besarlah imanmu." Ini seperti Yusuf yang menunjukkan dirinya kepada saudara-saudaranya, "Aku Yusuf," dan dengan demikian juga di sini Yesus berkata, "Aku Yesus." Sekarang Ia mulai berbicara seperti diri-Nya sendiri dan menunjukkan wajah-Nya yang sebenarnya. Tidak selamanya Ia akan berbantah.

(1) Ia memuji imannya. "Hai ibu, besar imanmu."

Perhatikanlah:
- Imannyalah yang dipuji Kristus. Ada kebaikan-kebaikan lain yang bersinar terang dalam tingkah lakunya, yakni hikmat, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan ketekunan dalam berdoa atau memohon. Namun, semuanya ini merupakan buah dari imannya, dan hal terpuji inilah yang sungguh menjadi pusat perhatian Kristus. Sebab, dari semua kebaikan, imanlah yang paling memuliakan Kristus, maka oleh sebab itu, dari semua kebaikan, Kristus paling memuliakan iman.

- Betapa besar iman wanita ini.
Perhatikanlah:
Pertama, walaupun iman semua orang kudus sama berharganya, namun tidak semua orang mempunyai iman yang sama kuat. Orang-orang percaya tidak mempunyai ukuran dan postur tubuh yang sama.

Kedua, kebesaran iman banyak terletak pada keteguhan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang maha mencukupi, sekalipun dalam keadaan yang mengecilkan hati. Kebesaran iman juga tergantung pada kegigihan kita untuk mengasihi dan memercayai-Nya sebagai Teman, bahkan ketika Ia tampak sedang menentang kita sebagai Musuh. Inilah iman yang sungguh hebat!

Ketiga, iman yang lemah, jika benar, tidak akan ditolak, tetapi iman yang besar pasti akan dipuji dan akan sangat menyenangkan hati Kristus, sebab di antara orang-orang yang percayalah Ia paling dipuja. Karena itulah Kristus memuji iman si perwira (lihat ps. 8), yang juga bukan orang Yahudi, sebab ia mempunyai iman yang kuat akan kuasa Kristus. Demikianlah, wanita ini juga dipuji Kristus, karena ia mempunyai iman yang besar akan kehendak baik Kristus. Kedua orang ini diterima-Nya.

(2) Ia menyembuhkan anak perempuannya, "Jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki. Aku tidak bisa menolak memberikan apa-apa kepadamu, ambillah apa yang kau cari." Perhatikanlah, orang-orang yang sungguh-sungguh percaya dapat memperoleh apa yang mereka minta. Apabila kehendak kita sesuai dengan kehendak firman Kristus, maka kehendak-Nya akan serupa dengan keinginan kita. Orang-orang yang tidak menolak Kristus akan mendapati bahwa Ia tidak akan menolak mereka pada akhirnya, meskipun untuk sementara waktu Ia tampak menyembunyikan wajah-Nya dari mereka. "Engkau ingin agar dosa-dosamu diampuni, kejahatan-kejahatanmu disingkirkan, dan sifat-sifatmu dikuduskan, jadilah kepadamu seperti yang kau kehendaki. Dan apa lagi yang kau inginkan?" Apabila kita datang kepada Kristus, seperti halnya wanita yang malang ini, untuk berdoa melawan Iblis dan kerajaannya, dan kita sehati sejiwa dengan doa-doa Kristus sebagai Sang Pengantara, maka akan terjadilah seperti yang kita kehendaki. Walaupun Iblis dapat menampi Petrus dan menggocoh Paulus, namun melalui doa Kristus dan anugerah-Nya yang mencukupi, kita akan lebih dari pada orang-orang yang menang (Luk. 22:31-32; 2Kor. 12:7-9; Rm. 16:20).

Maka terjadilah peristiwa itu menurut perkataan Kristus. Seketika itu juga anaknya sembuh. Mulai dari saat itu ia tidak pernah lagi menderita kerasukan setan. Iman sang ibu berhasil membawa kesembuhan bagi sang anak. Meskipun orang yang sakit itu berada jauh dari Kristus, hal ini tidaklah menjadi halangan bagi keberhasilan perkataan-Nya. Dia berfirman, maka terjadilah.


BcO Yoel 2:28-3:8
Hari TUHAN
2:28 "Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. 2:29 Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu. 2:30 Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. 2:31 Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu. 2:32 Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas."
Hukuman atas musuh-musuh Israel
3:1 "Sebab sesungguhnya pada hari-hari itu dan pada waktu itu, apabila Aku memulihkan keadaan Yehuda dan Yerusalem, 3:2 Aku akan mengumpulkan segala bangsa dan akan membawa mereka turun ke lembah Yosafat; Aku akan berperkara dengan mereka di sana mengenai umat-Ku dan milik-Ku sendiri, Israel, oleh karena mereka mencerai-beraikannya ke antara bangsa-bangsa dan membagi-bagi tanah-Ku, 3:3 oleh karena mereka membuang undi mengenai umat-Ku, menyerahkan seorang anak laki-laki karena seorang sundal, dan menjual seorang anak perempuan karena anggur untuk diminum. 3:4 Lagi apakah sangkut pautmu dengan Aku, hai Tirus dan Sidon dan seluruh wilayah Filistin? Apakah kamu ini hendak membalas perbuatan-Ku? Apabila kamu melakukan sesuatu terhadap Aku, maka dengan cepat, dengan segera Aku akan membalikkan perbuatanmu itu kepadamu sendiri. 3:5 Oleh karena kamu telah mengambil perak-Ku dan emas-Ku dan telah membawa barang-barang-Ku yang berharga yang indah-indah ke tempat-tempat ibadahmu, 3:6 dan telah menjual orang-orang Yehuda dan orang-orang Yerusalem kepada orang Yunani dengan maksud menjauhkan mereka dari daerah mereka. 3:7 Sesungguhnya Aku akan menggerakkan mereka dari tempat ke mana kamu menjual mereka, dan Aku akan membalikkan perbuatanmu itu ke atas kepalamu sendiri. 3:8 Aku akan menjual anak-anakmu laki-laki dan perempuan kepada orang-orang Yehuda dan mereka akan menjual anak-anakmu itu kepada orang-orang Syeba, kepada suatu bangsa yang jauh, sebab TUHAN telah mengatakannya."


___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Kamis, 8 Agustus 2024 - Matius 16:13-23 - BcO Yoel 3:9-21 - Perayaan Wajib St. Dominikus

PREV:
Renungan Katolik Selasa, 6 Agustus 2024 - Markus 9:2-10 - BcO 2 Korintus 3:7-4:6 - Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)