|
Sabtu, 20 Juli 2024 Renungan Katolik Sabtu, 20 Juli 2024 - Apollinaris - Matius 12:14-21 - BcO Ayub 7:1-21#tag: Kejahatan Orang-orang Farisi; Kristus Menyingkir Sabtu, 20 Juli 2024 Apollinaris Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Matius 12:14-21 BcO Ayub 7:1-21 Warna Liturgi Hijau Matius 12:14-21 12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Yesus Hamba Tuhan 12:15 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (#12-#15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, 12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: 12:18 "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. 12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. 12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap." Penjelasan: * Kejahatan Orang-orang Farisi; Kristus Menyingkir (12:14-21) Sekalipun berada dalam keadaan yang paling hina, Kristus tetap memperlihatkan martabat kemuliaan-Nya. Sebaliknyalah pula, ketika diliputi dengan segala kehormatan, Ia masih menunjukkan kerendahan hati-Nya. Ketika perbuatan-perbuatan besar yang Ia lakukan memberi-Nya kesempatan untuk menonjolkan diri, Ia justru mengosongkan diri-Nya atau membuat diri-Nya tidak berarti apa-apa. Dalam perikop ini kita melihat: I. Kejahatan terkutuk yang diperbuat oleh orang-orang Farisi terhadap Kristus (ay. 14). Karena marah melihat bukti mujizat-mujizat-Nya yang meyakinkan, mereka keluar dan bersekongkol untuk membunuh Dia. Yang membuat mereka jengkel bukan hanya bahwa dengan mujizat-mujizat-Nya itu Ia membuat kehormatan mereka menjadi pudar oleh kehormatan-Nya, tetapi juga bahwa ajaran yang disampaikan-Nya itu dengan langsung menentang kesombongan, kemunafikan, dan kepentingan duniawi mereka. Tetapi, mereka berpura-pura tidak senang dengan pelanggaran-Nya terhadap hari Sabat, yang menurut hukum Taurat merupakan suatu tindak kejahatan berat (Kel. 35:2). Perhatikanlah, bukanlah hal baru jika orang menutup-nutupi perbuatan-perbuatan mereka yang paling jahat dengan jubah kepalsuan yang paling munafik. Perhatikan bagaimana orang-orang Farisi menangani masalah ini; mereka bersekongkol dan saling membahas bagaimana mereka dapat menjalankan rencana mereka dengan berhasil. Mereka bersekongkol dalam kelompok tertutup, supaya mereka bisa saling menyemangati dan membantu satu sama lain. Perhatikan bagaimana kejamnya mereka; mereka bersekongkol, bukan untuk memenjarakan atau mengucilkan-Nya, melainkan untuk memusnahkan Dia, supaya matilah Dia yang datang supaya kita memperoleh hidup. Betapa besarnya penghinaan yang ditimpakan kepada Yesus Tuhan kita dalam hal ini, mereka memburu-Nya seperti seorang penjahat, dan seperti tulah bagi bangsa-Nya, padahal Dia adalah berkat yang paling besar bagi bangsa-Nya, kemuliaan bagi Israel umat-Nya! II. Penyingkiran Kristus setelah mengetahui hal ini. Ia memilih menyendiri untuk menghindar, bukan dari pekerjaan-Nya, melainkan dari bahaya, sebab saat-Nya belum tiba (ay. 15); Ia menyingkir dari sana. Ia bisa saja mengamankan diri-Nya dengan mujizat, namun Ia memilih melakukannya dengan cara biasa, yaitu dengan menyingkir dan menyendiri, karena dalam hal ini, seperti dalam hal-hal lain, Ia mau tunduk kepada kelemahan-kelemahan yang tidak mengandung dosa dalam sifat manusia kita. Dalam hal ini Ia merendahkan diri-Nya sendiri dengan terdorong untuk berbuat apa yang biasa diperbuat oleh orang yang sungguh tidak berdaya dalam keadaan seperti ini. Dengan demikian Ia juga ingin memberikan contoh untuk suatu perintah yang disampaikan-Nya sendiri: "Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain." Kristus sudah cukup berkata-kata dan melakukan segalanya untuk meyakinkan orang-orang Farisi itu, jika mereka memang bisa diyakinkan dengan akal budi dan mujizat. Namun bukannya menjadi diyakinkan, mereka malah semakin mengeraskan hati dan menjadi buas, sehingga karena itu Ia meninggalkan mereka tanpa dapat disembuhkan (Yer. 51:9). Kristus tidak menyendiri demi kenyamanan-Nya sendiri, atau mencari-cari alasan untuk meninggalkan pekerjaan-Nya. Oh tidak, biasanya ketika menyendiri, Ia masih disibukkan dengan pekerjaan-Nya. Ia malah masih berbuat kebaikan ketika terpaksa menyingkir supaya bisa menyendiri. Dengan demikian Ia memberikan contoh kepada hamba-hamba-Nya untuk melakukan saja apa yang dapat mereka lakukan bilamana mereka tidak dapat melakukan apa yang akan mereka lakukan, dan untuk terus mengajarkan berita Injil bahkan ketika mereka terusir ke tempat-tempat terpencil. Pada saat orang-orang Farisi, yakni para pengajar dan cendekiawan besar bangsa Yahudi, menghalau Kristus dari sana dan membuat-Nya terpaksa menyingkir, orang banyak justru berbondong-bondong mengikuti-Nya; banyak orang mengikuti Yesus dan mendapati-Nya. Hal ini digunakan oleh sebagian orang untuk mencela-Nya, dan mereka memanggil-Nya kepala gerombolan. Tetapi sesungguhnya ini merupakan suatu kehormatan bagi-Nya, yaitu bahwa orang-orang yang tidak berprasangka buruk dan tidak dibutakan oleh kemegahan duniawi mempunyai keinginan dan semangat yang berkobar-kobar pada-Nya, sampai mereka mau mengikuti-Nya ke mana pun Dia pergi, tanpa peduli bahaya apa pun yang akan mengancam mereka bersama-Nya. Ini juga merupakan suatu kehormatan bagi anugerah-Nya, yaitu bahwa kepada orang miskin diberitakan Injil, dan bahwa ketika mereka menerima-Nya, Ia juga menerima mereka dan menyembuhkan mereka semuanya. Kristus datang ke dunia untuk menjadi Tabib umum, menjadi matahari yang menyinari dunia bawah ini, dengan kesembuhan pada sayap-Nya. Walaupun orang-orang Farisi menganiaya Kristus karena Dia berbuat baik, Dia tetap terus berbuat baik dan tidak membiarkan orang lain bertambah buruk oleh karena kejahatan para pemimpin mereka. Perhatikanlah, walaupun sebagian orang bersikap tidak baik terhadap kita, kita tidak boleh bersikap tidak baik juga kepada mereka karena itu. Kristus berusaha supaya di dalam kesendirian-Nya, Dia juga berbuat sesuatu yang bermanfaat. Dia menyembuhkan mereka semuanya, namun dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia (ay. 16). Hal ini dapat dipandang, . Sebagai suatu tindakan yang bijak. Yang membuat berang orang-orang Farisi (ay. 23-24) terutama bukanlah karena mujizat-mujizat itu sendiri, melainkan karena pernyataan-pernyataan orang tentang mujizat-mujizat tersebut. Oleh sebab itu Kristus, walaupun tidak berhenti berbuat baik, sedapat mungkin Ia melakukannya tanpa banyak keributan supaya tidak menyinggung mereka dan membahayakan diri-Nya sendiri. Perhatikanlah, ketika orang yang baik dan bijak ingin berbuat baik, mereka tidak ingin membuat perbuatan baiknya itu dijadikan bahan pembicaraan orang, sebab yang mereka harapkan hanyalah penerimaan Allah, dan bukan pujian manusia. Juga dalam masa-masa penderitaan, walaupun kita harus berani untuk terus melakukan kewajiban kita, kita harus melihat-lihat keadaan di sekeliling kita dan mengaturnya sedemikian rupa supaya kita tidak terlalu membuat jengkel orang yang mencari-cari kesempatan untuk melawan kita; cerdiklah seperti ular (10:16). . Ini juga bisa dipandang sebagai suatu penghakiman yang benar terhadap orang-orang Farisi, yang tidak pantas lagi untuk mendengar lebih lanjut tentang mujizat-mujizat-Nya, sebab mereka sudah meremehkan begitu saja mujizat-mujizat yang telah mereka lihat. Dengan menutup mata mereka terhadap terang, mereka sudah kehilangan manfaat dari terang itu. . Sebagai suatu kerendahan hati dan penyangkalan diri. Walaupun dalam mengadakan mujizat-mujizat-Nya Kristus bermaksud membuktikan bahwa diri-Nya adalah Mesias, dan dengan demikian membawa orang untuk percaya kepada-Nya, dan supaya tujuan itu terpenuhi mujizat-mujizat itu harus diketahui oleh orang banyak, namun terkadang Ia menyuruh orang untuk merahasiakannya. Hal ini untuk memberi kita contoh tentang kerendahan hati dan untuk mengajar kita agar kita tidak mengumandangkan kepada orang betapa baik atau bergunanya kita, atau mempunyai keinginan untuk melakukan demikian. Kristus ingin agar murid-murid-Nya tidak seperti orang-orang yang melakukan berbagai kebaikan hanya supaya dilihat orang. III. Digenapinya nas Kitab Suci dalam semuanya ini (ay. 17). Kristus menarik diri untuk menyendiri dan menyepi, supaya meskipun Ia tersembunyi, Firman Allah dapat digenapi, dan dengan demikian Firman itu bisa dijelaskan serta dimuliakan, yang merupakan suatu hal yang selalu diinginkan-Nya. Nas Kitab Suci yang di sini dikatakan digenapi adalah Yesaya 42:1-4, yang dikutip sebagian besar dalam perikop ini (ay. 18-21). Bagian yang dikutip tersebut menunjukkan bagaimana Yesus Tuhan kita begitu lembut dan tenang, namun juga berhasil, dalam melaksanakan pekerjaan-Nya, yang contohnya dapat kita lihat dalam bacaan-bacaan sebelumnya. Perhatikanlah di sini: . Berkenannya Bapa kepada Kristus (ay. 18), "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan." Dari sini bisa kita ketahui: (1) Bahwa Juruselamat kita adalah Hamba Allah dalam karya agung penebusan kita. Dalam karya ini Ia menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Bapa (Ibr. 10:7), dan menetapkan diri-Nya untuk melayani rancangan anugerah-Nya serta segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya, demi memperbaiki keretakan yang telah diakibatkan oleh pengingkaran manusia. Sebagai seorang Hamba, Ia ditugasi pekerjaan yang agung, dan juga diberi kepercayaan yang besar. Ini merupakan bagian dari kerendahan hati-Nya, yaitu bahwa walaupun Dia tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, namun dalam mengerjakan keselamatan kita, Ia mengambil rupa hamba, menerima hukum Taurat, dan masuk ke dalam ikatan perjanjian itu. Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat (Ibr. 5:8). Raja ini mempunyai semboyan: Aku melayani. (2) Bahwa Yesus Kristus dipilih oleh Allah sebagai satu-satunya orang yang paling pantas dan paling sesuai untuk menangani karya agung penebusan kita. Dia adalah Hamba-Ku yang Kupilih sebagai par negotio -- yang pantas untuk melakukan pekerjaan ini. Tidak ada orang selain Dia yang mampu melakukan pekerjaan Penebus atau yang pantas untuk memakai mahkota Penebus. Dia adalah seorang pilihan dari antara bangsa itu (Mzm. 89:20), dipilih oleh Hikmat Kekal untuk melayani dan mendapatkan kehormatan itu, yang untuknya tidak ada manusia atau malaikat yang memenuhi syarat; tidak ada seorang pun kecuali Kristus, sehingga dalam segala hal Dialah yang paling unggul. Kristus tidak menunjuk diri-Nya sendiri untuk melakukan pekerjaan ini, melainkan dipilih karena dipandang layak untuk itu. Kristus adalah Pilihan Allah, sehingga Dia merupakan Pemimpin semua orang pilihan, sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita (Ef. 1:4). (3) Bahwa Yesus Kristus adalah Yang Dikasihi Allah, Anak-Nya yang terkasih. Sebagai Allah, Ia berada di pangkuan Bapa sejak kekekalan (Yoh. 1:18), setiap hari Ia menjadi kesenangan-Nya (Ams. 8:30). Sebelum adanya segala waktu, ada hubungan dan jalinan kasih yang kekal dan yang tidak dapat dipahami antara Bapa dan Anak, dan dengan demikian TUHAN telah menciptakan Dia sebagai permulaan pekerjaan-Nya (Ams. 8:22) (KJV, "TUHAN telah memiliki-Nya pada permulaan pekerjaan-Nya"). Sebagai Pengantara, Bapa mengasihi-Nya. Ketika Tuhan berkehendak membuat-Nya menderita, Ia menyerahkan diri-Nya kepada kehendak Bapa, karena itulah Bapa mengasihi-Nya (Yoh. 10:17). (4) Bahwa Yesus Kristus adalah orang yang kepada-Nya Allah berkenan, yang kepada-Nya jiwa-Nya berkenan, dan ini menggambarkan kepuasan tertinggi yang bisa dibayangkan. Allah telah menyatakan, dengan suara dari sorga, bahwa Dia-lah Anak terkasih yang kepada-Nya Ia berkenan. Bapa berkenan kepada-Nya, karena Dialah satu-satunya yang siap dan dengan gembira melaksanakan perbuatan ajaib yang sangat dirindukan Allah, dan Allah berkenan kepada kita di dalam Dia, sebab Allah membuat kita dapat diterima melalui Dia yang dikasihi-Nya (Ef. 1:6). Segala keuntungan yang dimiliki atau yang dapat dimiliki di dalam Allah oleh manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, didasarkan atas dan berutang pada perkenaan Allah dalam Yesus Kristus, sebab tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Dia (Yoh. 14:6). . Janji Bapa kepada-Nya dalam dua hal. (1) Bahwa dalam segala hal Ia sangat memenuhi syarat untuk melakukan pekerjaan-Nya. Roh TUHAN akan ada pada-Nya, roh hikmat dan pengertian (Yes. 11:2-3). Orang yang dipanggil Allah untuk melayani-Nya pasti akan diperlengkapi-Nya dengan baik supaya memenuhi syarat untuk melakukan pelayanan itu, dan dengan demikian akan tampak jelas bahwa Allah-lah yang memang telah memanggil mereka untuk maksud-Nya itu, seperti Musa (Kel. 4:12). Kristus, sebagai Allah, setara dengan Bapa dalam kuasa dan kemuliaan, sedangkan sebagai Pengantara, Ia menerima kuasa dan kemuliaan dari Bapa, dan Ia menerima supaya Ia dapat memberi. Segala sesuatu yang diberikan Bapa kepada-Nya, untuk memperlengkapi-Nya dalam melakukan pekerjaan-Nya, diringkas dalam pernyataan ini, "Roh Allah ada pada-Nya." Inilah minyak sebagai tanda kesukaan yang dengannya Ia diurapi melebih teman-teman sekutu-Nya (Ibr. 1:9). Ia menerima Roh, bukan dalam ukuran, melainkan dengan tidak terbatas (Yoh. 3:34). Perhatikanlah, siapa pun yang dipilih Allah, dan yang kepadanya Ia berkenan, Ia pasti akan menaruh Roh-Nya pada orang itu. Apabila Allah menganugerahkan kasih-Nya, Ia menganugerahkan kasih yang menyerupai kasih-Nya. (2) Bahwa Ia akan sangat berhasil dalam usaha-Nya. Orang yang diutus Allah pasti akan diakui-Nya. Ini sudah dijamin oleh janji yang diberikan kepada Yesus Tuhan kita, yaitu bahwa kehendak TUHAN akan terlaksana oleh-Nya (Yes. 53:10). Di sini kita melihat suatu gambaran akan terlaksananya kehendak Allah itu, yaitu: [1] Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Kristus secara pribadi memberitakan Injil kepada orang-orang yang tinggal di daerah perbatasan dengan daerah bangsa-bangsa bukan Yahudi (lih. Mrk. 3:6-8), dan melalui para rasul-Nya Ia memaklumkan Injil-Nya, yang di sini disebut hukum atau penghakiman-Nya, kepada bangsa-bangsa. Cara dan jalan keselamatan, dan penghakiman yang diserahkan kepada Anak, bukan hanya dijalankan-Nya sebagai Imam Besar kita, melainkan juga ditunjukkan dan dimaklumkan-Nya sebagai Nabi besar kita. Injil, sebagai peraturan bagi perbuatan dan perkataan, yang mempunyai kuasa untuk memperbarui dan memperbaiki hati dan hidup manusia, akan diberitakan kepada bangsa-bangsa bukan-Yahudi. Hukum-hukum Allah selama ini hanya disampaikan khusus kepada orang Yahudi (Mzm. 147:19), namun sering telah dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama bahwa hukum-hukum itu juga akan dimaklumkan kepada bangsa-bangsa. Karena itu hendaklah orang-orang bukan-Yahudi tidak terkejut akan hal ini seperti orang-orang Yahudi yang tidak percaya itu, apalagi sampai menjadi jengkel. [2] Pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap (ay. 21). Ia akan memaklumkan hukum-hukum-Nya kepada mereka, agar mereka dapat memerhatikan dan menjalankan apa yang Ia maklumkan kepada mereka, dan dibentuk olehnya sehingga mereka hanya bergantung kepada-Nya, berbakti kepada-Nya, dan hidup menurut hukum-Nya itu. Perhatikanlah, rancangan agung dari Injil adalah untuk membawa orang supaya percaya kepada nama Yesus Kristus. Yesuslah nama-Nya, Juruselamat, nama yang mulia, yang dengannya Ia dipanggil. Nama-Nya itu bagaikan minyak wangi yang tumpah menebarkan aroma harumnya; TUHAN-lah Kebenaran kita. Kutipan penulis Injil ini mengikuti Septuaginta (atau mungkin edisi-edisi terkemudian dari Septuaginta yang mengikuti penulis Injil ini). Dalam Alkitab Ibrani, Yesaya 42:4 itu berbunyi, "Segala pulau mengharapkan pengajaran-Nya." Pulau-pulau dari bangsa-bangsa bukan-Yahudi dikatakan sebagai bangsa-bangsa keturunan Yafet (Kej. 10:5), yang tentang dia dikatakan, "Allah meluaskan kiranya tempat kediaman Yafet, sehingga ia tinggal dalam kemah-kemah Sem" (Kej. 9:27). Permohonan ini sekarang digenapi, ketika pulau-pulau (kata nabi), dan bangsa-bangsa (kata penulis Injil ini) mengharapkan pengajaran-Nya, dan percaya kepada nama-Nya. Bandingkanlah keduanya secara bersama-sama dan perhatikanlah bahwa mereka yang dengan yakin percaya pada nama Kristus-lah yang akan mengharapkan pengajaran-Nya, dengan ketekadan hati supaya diatur olehnya. Perhatikan juga bahwa pengajaran yang kita harapkan adalah pengajaran iman, pengajaran untuk percaya pada nama-Nya. Inilah perintah agung-Nya, yaitu bahwa supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus (1Yoh. 3:23). . Nubuat tentang Kristus, dan bagaimana Dia melakukan pekerjaan-Nya dengan lembut dan tenang (ay. 19-20). Ayat tersebut dikutip terutama ketika Kristus mau menyendiri dan menyingkir. (1) Bahwa Ia akan terus melanjutkan pekerjaan-Nya tanpa ribut-ribut atau pamer diri. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak. Kristus dan kerajaan-Nya datang tanpa tanda-tanda lahiriah (Luk. 17:20-21). Ketika yang Sulung diperanakkan ke dalam dunia, tidak ada suatu upacara khusus yang diadakan untuk menyambut-Nya. Ia masuk tanpa diketahui orang banyak, dan tidak ada pelopor-pelopor yang menyatakan-Nya sebagai Raja. Ia telah ada di dalam dunia, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Maka dari itu, kelirulah orang-orang yang terus mengharapkan seorang Juruselamat yang datang dengan segala kemegahan. Orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan, "Lihat, Kristus ada di sini," atau, "Lihat, Ia ada di sana." Ia berbicara dalam suara yang lembut, yang membuat semua orang terpesona, tetapi tidak menakutkan seorang pun. Ia tidak berusaha membuat keributan, melainkan datang dengan diam-diam seperti embun. Ia berkata dan berbuat dengan sangat rendah hati dan dengan penyangkalan diri yang sungguh-sungguh. Kerajaan-Nya adalah kerajaan rohani, dan karena itu tidak boleh diajukan dengan paksaan atau kekerasan, atau dengan keinginan berlebihan yang tidak pantas. Tidak, Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa. (2) Bahwa Ia akan terus melanjutkan pekerjaan-Nya tanpa kekerasan dan kekasaran (ay. 20). Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya. Sebagian orang mengartikan pernyataan ini sebagai kesabaran-Nya dalam menghadapi orang jahat. Sebab mudah saja bagi-Nya untuk menghancurkan orang-orang Farisi itu seperti Ia memutuskan buluh yang patah terkulai, dan mematikan mereka dalam sekejap seperti memadamkan sumbu yang pudar nyalanya. Namun demikian, Ia tidak mau melakukannya sampai hari penghakiman, ketika semua musuh-Nya akan dibuat menjadi tumpuan kaki-Nya. Sebagian orang yang lain lebih mengartikannya sebagai kuasa dan anugerah-Nya dalam menopang orang yang lemah. Rancangan Injil-Nya secara umum adalah untuk menetapkan jalan keselamatan yang mendorong orang untuk menjadi tulus, meskipun ada banyak kelemahan. Jalan keselamatan ini tidak bersikeras menginginkan kepatuhan tanpa dosa, melainkan menerima hati yang lurus dan rela. Mengenai orang-orang yang mengikuti Kristus dengan lemah lembut, takut, dan sangat gemetar ini, perhatikanlah: - Bagaimana keadaan mereka digambarkan di sini: mereka seperti buluh yang patah terkulai dan sumbu yang pudar nyalanya. Orang yang baru percaya itu lemah seperti buluh yang patah terkulai, dan kelemahan mereka itu seperti sumbu yang pudar nyalanya. Mereka memang mempunyai sedikit kehidupan, tetapi kehidupan itu seperti buluh yang patah terkulai. Mereka memang sedikit panas, tetapi panas itu bagaikan panas sumbu yang pudar nyalanya. Murid-murid Kristus pada waktu itu masih lemah, dan banyak orang seperti ini dalam keluarga-Nya. Anugerah dan kebaikan dalam diri mereka seperti buluh yang patah terkulai, kejahatan dan keburukan dalam diri mereka seperti sumbu yang pudar nyalanya, seperti sumbu lilin yang ketika dimatikan masih mengeluarkan asap. - Seperti apa belas kasihan Yesus Tuhan kita terhadap mereka? Ia tidak mau mematahkan semangat mereka, apalagi menolak atau membuang mereka. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan dan diinjak-injak, melainkan akan ditopang dan dibuat sekuat pohon cemara atau pohon kelapa yang subur. Lilin yang baru dinyalakan, walaupun hanya berasap dan tidak berapi, tidak akan ditiup mati, melainkan ditiup supaya besar apinya. Hari peristiwa-peristiwa yang kecil adalah hari peristiwa-peristiwa yang berharga, dan karena itu Ia tidak akan meremehkannya, melainkan akan membuatnya menjadi hari peristiwa-peristiwa yang besar (Za. 4:10). Perhatikanlah, Yesus Tuhan kita bersikap lembut terhadap orang yang mempunyai anugerah yang benar, walaupun mereka lemah di dalamnya (Yes. 40:11; Ibr. 5:2). Ia bukan hanya ingat bahwa kita ini debu, melainkan juga bahwa kita ini daging. - Kebaikan dan keberhasilan dari semuanya ini ditunjukkan dalam pernyataan, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Hukum yang dimaklumkan-Nya kepada bangsa-bangsa akan menang, Ia akan terus maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan (Why. 6:2). Baik pemberitaan Injil di dalam dunia maupun kuasa Injil di dalam hati manusia akan menang. Anugerah akan mengatasi kejahatan, dan pada akhirnya akan disempurnakan dalam kemuliaan. Hukum Kristus akan dibawa pada kemenangan, karena ketika Ia menghakimi, Ia akan menaklukkan. Ia akan membawa hukum kepada kebenaran, seperti yang tertulis dalam Yesaya 42:3. Kebenaran dan kemenangan mempunyai banyak persamaan, karena agunglah kebenaran itu, dan ia akan menang. BcO Ayub 7:1-21 Hidup itu berat 7:1 "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan? 7:2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya, 7:3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan. 7:4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari. 7:5 Berenga dan abu menutupi tubuhku, kulitku menjadi keras, lalu pecah. 7:6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan. 7:7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik. 7:8 Orang yang memandang aku, tidak akan melihat aku lagi, sementara Engkau memandang aku, aku tidak ada lagi. 7:9 Sebagaimana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dalam dunia orang mati tidak akan muncul kembali. 7:10 Ia tidak lagi kembali ke rumahnya, dan tidak dikenal lagi oleh tempat tinggalnya. 7:11 Oleh sebab itu akupun tidak akan menahan mulutku, aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku, mengeluh dalam kepedihan hatiku. 7:12 Apakah aku ini laut atau naga, sehingga Engkau menempatkan penjaga terhadap aku? 7:13 Apabila aku berpikir: Tempat tidurku akan memberi aku penghiburan, dan tempat pembaringanku akan meringankan keluh kesahku, 7:14 maka Engkau mengagetkan aku dengan impian dan mengejutkan aku dengan khayal, 7:15 sehingga aku lebih suka dicekik dan mati dari pada menanggung kesusahanku. 7:16 Aku jemu, aku tidak mau hidup untuk selama-lamanya. Biarkanlah aku, karena hari-hariku hanya seperti hembusan nafas saja. 7:17 Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, 7:18 dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kauuji setiap saat? 7:19 Bilakah Engkau mengalihkan pandangan-Mu dari padaku, dan membiarkan aku, sehingga aku sempat menelan ludahku? 7:20 Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? Mengapa Engkau menjadikan aku sasaran-Mu, sehingga aku menjadi beban bagi diriku? 7:21 Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku? Karena sekarang aku terbaring dalam debu, lalu Engkau akan mencari aku, tetapi aku tidak akan ada lagi." ___
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024 Lagu Anak(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik: Hari Minggu Biasa XVI 2024 - Markus 6:30-34 & Ayub 11:1-20 PREV: Renungan Katolik - Jumat, 19 Juli 2024 Hari Biasa - Matius 12:1-8 - BcO Ayub 6:1-30 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |