misa.lagu-gereja.com        
 
Senin, 26 Februari 2024
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Dan. 9:4b-10; Mzm. 79:8,9,11,13;
Lukas 6:36-38
BcO Keluaran 14:10-31
Warna Liturgi Ungu

Lukas 6:36-38
6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Hal menghakimi
6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."

Penjelasan:

* Nasihat tentang Keadilan dan Ketulusan Hati
Semua perkataan Kristus dalam ayat-ayat di atas sudah kita baca dalam Injil Matius. Sebagian dalam Matius 7, dan sisanya dalam pasal-pasal lain. Ini adalah perkataan-perkataan yang sering digunakan Kristus. Perkataan-perkataan ini cukup disebutkan saja karena mudah dijelaskan. Grotius berpendapat bahwa di sini cukup mudah untuk mencari hubungan antara perkataan yang satu dengan yang lain. Ini adalah kata-kata mutiara, seperti amsal atau perumpamaan Salomo.

Perhatikanlah di sini:
    I. Kita harus sangat berhati-hati dalam mencela orang lain, sebab kita sendiri pun perlu mengingat diri kita sendiri: "Oleh sebab itu janganlah kamu menghakimi, sebab dengan demikian kamu pun tidak akan dihakimi. Oleh karena itu janganlah kamu menghukum orang lain, sebab dengan demikian kamu pun tidak akan dihukum (ay. 37). Bermurahhatilah terhadap orang lain dengan tidak menyimpan kesalahan orang lain, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan segala sesuatu. Maka orang lain pun akan bermurah hati juga terhadap kamu. Jika Allah tidak mau menghakimi dan menghukummu, orang juga tidak akan melakukannya." Mereka yang berbelas kasih kepada orang lain akan mendapati orang lain berbelas kasih juga kepada mereka.

    II. Jika kita memiliki roh yang suka memberi dan mengampuni, kita akan memetik keuntungannya.
Ampunilah dan kamu akan diampuni. Jika kita mengampuni kerugian yang ditimbulkan orang lain atas diri kita, maka orang lain pun akan mengampuni kecerobohan kita juga. Jika kita mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita, maka Allah akan mengampuni kesalahan kita terhadap-Nya Dia pasti akan memperhatikan orang berbudi luhur yang merancang hal-hal yang luhur (ay. 38), Berilah, dan kamu akan diberi. Allah, dalam pemeliharaan-Nya, akan mengganti kerugianmu. Hal itu dipinjamkan kepada-Nya, dan Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu (Ibr. 6:10), melainkan akan membayarnya kembali. Orang lain akan mencurahkannya ke dalam ribaanmu, sebab Allah sering memakai orang lain sebagai alat-Nya, bukan saja untuk membalaskan dendam-Nya, tetapi juga untuk menyampaikan imbalan-Nya oleh sebab kebenaran. Jika kita memberi dengan cara yang benar kepada orang lain di saat mereka membutuhkan, Allah akan menggerakkan hati orang lain untuk memberi kepada kita di saat kita memerlukan, dan memberi dengan berlimpah, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang. Mereka yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Allah akan memberikan imbalan dengan berkelimpahan.

    III. Kita harus berharap diperlakukan sama seperti kita memperlakukan orang lain. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Orang yang memperlakukan orang lain dengan keras harus mengakui, seperti yang dilakukan Adoni-Bezek (Hak. 1:7), bahwa Allah adil ketika orang lain juga memperlakukan mereka dengan keras. Mereka harus sadar bahwa mereka juga akan beroleh balasan atas perbuatan mereka. Tetapi mereka yang memperlakukan orang lain dengan baik hati, boleh berharap bahwa bila tiba saatnya, Allah akan memberi mereka teman-teman yang akan memperlakukan mereka dengan baik hati pula. Walaupun pemeliharaan Allah tidak selalu mengikuti aturan ini karena imbalan jasa itu yang sejati dan sepenuh-penuhnya disimpan untuk dunia lain, namun, biasanya kita diberi bagian yang cukup untuk mencegah kita dari tindak kekerasan serta untuk mendorong kita melakukan tindakan yang baik.
    IV. Mereka yang membiarkan diri dituntun orang-orang yang bodoh dan salah, besar kemungkinan akan binasa bersama orang-orang tersebut (ay. 39): Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Dapatkah orang Farisi yang dibutakan oleh kesombongan, prasangka, dan sikap fanatik, menuntun orang buta ke jalan yang benar? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Bagaimana mungkin mereka dapat mengharapkan hasil lain? Orang-orang yang membiarkan diri dituntun oleh pendapat umum dan adat istiadat dunia ini adalah orang-orang yang juga buta. Mereka ini dituntun oleh orang buta, dan akan binasa bersama dunia yang duduk di dalam kegelapan. Mereka yang dengan acuh tak acuh memberanikan diri mengikuti kebanyakan orang melakukan kejahatan, mengikuti orang buta di jalan lebar yang menuju kepada kebinasaan.

    V. Para pengikut Kristus tidak dapat mengharapkan perlakuan lebih baik di dunia ini daripada yang diterima Guru mereka (ay. 40). Janganlah sekali-kali mereka menjanjikan kehormatan atau kesenangan dunia kepada diri sendiri, lebih daripada yang diterima Kristus, atau menginginkan kemewahan dan kebesaran dunia yang tidak pernah diinginkan dan bahkan senantiasa dihindari-Nya, atau mempergunakan kuasa-Nya untuk hal-hal duniawi, yang tidak dimaksudkan-Nya. Sebaliknya, barangsiapa mau menjadi murid yang sempurna, yang telah matang, biarlah ia menjadi seperti gurunya -- mati terhadap dunia dan segala sesuatu di dalamnya, sama seperti Gurunya. Biarlah ia menjalani hidup penuh kerja keras dan penyangkalan diri seperti Gurunya, dan menjadikan dirinya pelayan bagi yang lain. Biarlah ia merendah, bekerja keras, dan melakukan kebaikan sebisa mungkin, maka lengkaplah ia sebagai seorang murid.

    VI. Orang-orang yang bertugas menegur dan memperbaiki orang lain harus memastikan bahwa mereka sendiri tanpa cacat, salah, dan cela (ay. 41-42).
        . Orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri biasanya suka mencela kesalahan orang lain. Sungguh menggelikan bila ada yang begitu cepat melihat kesalahan kecil dalam diri orang lain, seperti selumbar di mata, sementara mereka sendiri sama sekali tidak menyadari balok di dalam mata mereka.

        . Orang yang tidak bisa menolong dirinya sendiri, sama sekali tidak layak membantu mengubah hidup orang lain. Bagaimana mungkin engkau dapat menawarkan bantuan kepada saudaramu untuk mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matanya, yang membutuhkan mata yang jeli serta tangan yang mantap, sedangkan engkau sendiri mempunyai balok di dalam matamu sendiri dan tidak mengeluhkannya?

        . Oleh karena itu, mereka yang ingin melayani orang lain harus terlebih dulu menunjukkan bahwa mereka mencemaskan jiwa sendiri. Membantu mengeluarkan selumbar di mata saudara kita memang pekerjaan yang baik, tetapi untuk itu, kita harus melayakkan diri dengan memulai dari diri sendiri. Melalui contoh yang kita berikan, melalui hidup kita yang telah diubahkan, kita bisa membantu orang lain mengubah hidup mereka.

    VII. Kita dapat berharap bahwa perkataan dan tindakan orang akan sesuai dengan diri mereka yang sebenarnya, sesuai dengan keadaan hati mereka yang sebenarnya, dan sesuai dengan asas-asas yang mereka anut.

        . Hati manusia seperti pohon, sedangkan perkataan dan perbuatannya adalah buah yang sesuai dengan sifat pohon itu (ay. 43-44). Jika seseorang benar-benar baik, jika terdapat suatu asas anugerah di dalam hatinya, dan jiwa yang mengarah pada Allah dan sorga, walaupun buah yang dihasilkannya tidak berlimpah dan beberapa di antaranya hancur, walaupun adakalanya dirinya bagaikan pohon di musim dingin, ia tidak akan menghasilkan buah yang tidak baik. Bisa saja ia tidak melakukan semua kebaikan terhadap engkau sebagaimana seharusnya, namun dia tidak akan menyakitimu. Sekalipun tidak mampu mengubah kebiasaan buruk, ia tidak akan merusakkan kebiasaan yang baik. Jika buah yang dihasilkan seseorang ternyata tidak baik, jika pikiran dan kelakukannya rusak, jika tingkah lakunya kasar, jika dia seorang pemabuk atau penipu, jika ia suka mengumpat atau berdusta, jika dalam segala hal ia bersikap tidak adil atau tidak wajar, jika buah yang dihasilkannya tidak baik, maka engkau dapat memastikan bahwa dia bukanlah pohon yang baik. Di lain pihak, tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik, meskipun pohon itu menghasilkan daun hijau. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Kalau suka, engkau bisa saja menancapkan buah ara pada duri dan menggantungkan buah anggur di semak duri, tetapi keduanya tidak mungkin merupakan hasil alami pohon-pohon itu. Jadi engkau juga tidak mungkin mengharapkan perilaku baik dari orang-orang yang mempunyai watak buruk. Jika buahnya baik, engkau boleh menyimpulkan bahwa pohonnya juga baik. Jika tingkah lakunya kudus, saleh, dan apa adanya, walaupun engkau tidak dapat mengenal hatinya dengan sempurna, engkau boleh berharap bahwa orang itu tulus di hadapan Allah. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Namun, orang bebal mengatakan kebebalan (Yes. 32:6) dan pengalaman orang zaman sekarang pun sesuai dengan peribahasa zaman dulu, bahwa dari orang fasik timbul kefasikan (1Sam. 24:14).
        . Hati adalah perbendaharaan, sedangkan perkataan dan tindakan adalah barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan itu (ay. 45). Kita sudah membacanya dalam Matius 12:34-35. Kasih Allah dan Kristus yang bertakhta dalam hati memerintah atas orang itu sehingga ia menjadi orang yang baik, dan baiklah apa yang dikeluarkannya dari perbendaharaannya yang baik itu. Namun, bila cinta akan dunia dan keinginan daging memerintah atas dirinya, maka hatinya akan menyimpan perbendaharaan yang jahat, dari mana orang yang jahat senantiasa mengeluarkan barang yang jahat. Dari apa yang dikeluarkan itu, engkau bisa tahu apa yang ada di dalam hati itu, seperti orang mengetahui apakah isi tempayan itu air atau anggur melalui apa yang dicedok darinya (Yoh. 2:8). Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Apa yang biasa diucapkan mulut, yang diucapkan dengan nikmat dan senang hati, biasanya sesuai dengan apa yang ada di dalam hati: Siapa yang berasal dari bumi akan berkata-kata dalam bahasa bumi (Yoh. 3:31). Bukanlah berarti bahwa orang baik tidak mungkin mengeluarkan perkataan yang buruk, atau orang jahat tidak bisa menggunakan perkataan yang baik untuk sesuatu yang jahat. Namun, pada umumnya hati manusia sama seperti kata-kata yang dikeluarkannya, entah sia-sia atau bersungguh-sungguh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengisi hati kita, bukan sekadar dengan hal yang baik, melainkan dengan berlimpah-limpah.

    VIII. Tidaklah cukup untuk sekadar mendengarkan perkataan Kristus. Kita harus melakukannya juga. Tidaklah cukup untuk mengaku-ngaku bahwa kita ini memiliki hubungan dengan-Nya, sebagai hamba-hamba-Nya. Kita harus dengan sadar menaati-Nya juga.

        . Sungguh merupakan penghinaan bagi-Nya untuk memanggil-Nya Tuhan, Tuhan, seakan-akan kita telah sepenuhnya menaati perintah-Nya dan mengabdikan diri melayani-Nya, tetapi tidak sungguh-sungguh menjalankan kehendak-Nya serta melayani kepentingan-kepentingan kerajaan-Nya. Kita hanya akan mengejek-Nya, sama seperti mereka yang dengan penuh cemoohan berkata, "Salam, hai raja orang Yahudi!," jika kita terus memanggil-Nya Tuhan, Tuhan, tetapi berjalan mengikuti keinginan hati dan mata sendiri. Untuk apa kita memanggilnya Tuhan, Tuhan dalam doa (bdk. Mat. 7:21-22), jika kita tidak menaati perintah-perintah-Nya? Orang yang memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.

        . Jika kita menyangka bahwa sekadar memeluk agama dapat menyelamatkan kita, bahwa mendengarkan perkataan Kristus tanpa melakukannya akan membawa kita ke sorga, maka kita telah menipu diri sendiri. Ia menggambarkan hal ini melalui sebuah perumpamaan (ay. 47-49), yang menunjukkan:

(1) Bahwa hanya mereka yang berdiri teguh di masa pencobaan, yang tidak sekadar datang kepada Kristus untuk belajar, dan tidak hanya mendengarkan perkataan-Nya tetapi juga melakukannya, yang berpikir, berbicara, dan bertindak dalam segala sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan-Nya sajalah yang bersungguh-sungguh berusaha bagi jiwa dan kekekalan mereka. Mereka bagaikan rumah yang dibangun di atas batu. Mereka ini adalah orang-orang yang mengerjakan dengan sungguh-sungguh ibadah mereka, seperti orang yang menggali dalam-dalam, yang menemukan pengharapan mereka di dalam Kristus, Sang Batu Zaman (dan tidak ada dasar lain yang dapat digunakan untuk membangun). Mereka inilah orang-orang yang membekali diri untuk hari kemudian, yang bersiap-siap menghadapi hal terburuk, yang mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya (1Tim. 6:19).

Mereka yang melakukan demikian, berbuat baik bagi diri sendiri, sebab:
- Dalam masa pencobaan dan aniaya, mereka akan berdiri utuh. Ketika orang lain meninggalkan kesetiaan mereka seperti benih yang jatuh di tanah berbatu, mereka akan berdiri dengan teguh dalam Tuhan.

- Hati mereka akan tetap penuh dengan penghiburan, damai sejahtera, pengharapan, dan sukacita di tengah kesukaran yang hebat. Badai dan banjir penderitaan tidak akan mengejutkan mereka, sebab kaki mereka terpancang di atas batu, batu yang lebih tinggi daripada badai dan banjir.

- Keselamatan kekal mereka telah terjamin. Mereka aman di tengah maut dan penghukuman. Orang percaya yang taat dipelihara dalam kekuatan Kristus, melalui iman menuju keselamatan, dan tidak akan pernah binasa.

(2) Bahwa orang-orang yang sekadar mendengarkan perkataan Kristus tetapi tidak hidup menurut perkataan-perkataan-Nya itu, hanyalah menyiapkan diri untuk mengalami kekecewaan berat. Barangsiapa yang mendengar tetapi tidak melakukannya (yang mengetahui kewajibannya tetapi hidup dengan mengabaikannya), adalah seperti orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ia menghibur diri dengan pengharapan tanpa dasar. Pengharapannya itu akan terbukti sia-sia justru pada saat ia teramat membutuhkan penghiburan, saat ia mengharapkan untuk memperoleh mahkota pengharapannya itu. Ketika banjir melanda rumahnya, robohlah rumah itu. Pasir tempat rumah itu dibangun tersapu habis, dan runtuhlah rumah itu. Demikianlah harapan orang durhaka, ketika Allah menghabisinya dan menuntut nyawanya. Hidupnya seperti sarang laba-laba yang menggelantung.


BcO Keluaran 14:10-31

14:10 Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, 14:11 dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? 14:12 Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." 14:13 Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14:14 TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."
Menyeberangi Laut Teberau
14:15 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. 14:16 Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. 14:17 Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. 14:18 Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda." 14:19 Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka. 14:20 Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu. 14:21 Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 14:22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:23 Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka -- segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda -- sampai ke tengah-tengah laut. 14:24 Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. 14:25 Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." 14:26 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." 14:27 Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 14:28 Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. 14:29 Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 14:30 Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 14:31 Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada TUHAN dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu.



___



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2024
Lagu Anak(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Selasa, 27 Februari 2024 - Matius 23:1-12 - BcO Keluaran 16:1-18.35 - Hari Biasa Pekan II Prapaskah

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 25 Februari 2024 - Markus 9:2-10 - BcO Keluaran 13:17-14:9 - HARI MINGGU PRAPASKAH II





Arsip Renungan Katolik 2024..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)