misa.lagu-gereja.com        
 
View : 8536 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Minggu, 19 Mei 2019
(Yohanes 13:31-33a,34-35)

Minggu, 19 Mei 2019 - Perintah baru - Yohanes 13:31-33a,34-35 - BcO Why. 18:21-19:10 - HARI MINGGU PASKAH V - warna liturgi Putih

Minggu, 19 Mei 2019  
HARI MINGGU PASKAH V
Kis. 14:21b-27;
Mzm.145:8-9,10-11,12-13ab;
Why. 21:1-5a;
Yohanes 13:31-33a,34-35.
BcO Why. 18:21-19:10.
warna liturgi Putih
   
Yohanes 13:31-33a,34-35
Perintah baru
13:31 Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. 13:32 Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. 13:33a Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu.

 13:34 Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. 13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."


Penjelasan:

* Kepergian Kristus Diberitahukan (13:31-35)
    Percakapan di atas, dan bagian-bagian seterusnya sampai akhir pasal empat belas merupakan percakapan Kristus dengan murid-murid-Nya di meja makan perjamuan itu. Saat perjamuan makan itu selesai, Yudas pun pergi. Tetapi, apakah yang dilakukan Sang Guru bersama kesebelas murid yang masih ada di meja itu? Mereka berbincang-bincang tentang hal-hal yang bermanfaat, untuk mengajari kita supaya mempergunakan kesempatan di meja makan dengan sebaik-baiknya untuk bercakap-cakap dengan para sahabat kita mengenai hal-hal yang rohani. Kristus memulai perbincangan mereka itu. Semakin kita bergiat untuk memperbincangkan hal-hal yang baik dan dengan tujuan untuk membangun, maka kita akan semakin serupa dengan Yesus Kristus. Orang-orang, terutama yang didengar orang banyak oleh karena kedudukan, nama baik dan karunia dan kepemimpinan mereka, haruslah memakai kelebihan mereka itu sebagai kesempatan untuk berbuat baik bagi orang lain. Nah, Tuhan kita Yesus memperbincangkan hal-hal berikut ini bersama para murid-Nya (dan mungkin perbincangan mereka itu jauh lebih luas daripada yang dicatat di sini):

    I. Mengenai rahasia besar dari kematian dan penderitaan-Nya yang belum dapat mereka pahami saat itu. Memikirkannya saja mereka tidak sampai hati, apalagi memahami maknanya. Karena itulah Kristus memberi mereka penjelasan mengenai hal itu supaya salib tidak menjadi batu sandungan lagi. Kristus tidak membuka percakapan ini sampai Yudas telah pergi, sebab Yudas adalah seorang saudara yang palsu. Kehadiran orang jahat biasanya menghalangi percakapan yang membangun. Saat Yudas sudah pergi, Kristus pun berkata, "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan." Karena kepalsuan Yudas telah terbongkar dan ia, yang menjadi noda dalam perjamuan kasih mereka dan membawa aib dalam keluarga mereka, sudah menyingkir, maka sekarang Anak Manusia dipermuliakan. Perhatikan, Kristus dipermuliakan saat perkumpulan orang Kristen dimurnikan: kebejatan dalam gereja-Nya merupakan kehinaan bagi-Nya sehingga pembersihan kebejatan itu akan menghapuskan hinaan tadi. Atau lebih tepat lagi, karena kini Yudas sedang melaksanakan persekongkolan yang akan mengakibatkan kematian Kristus, dan hal itu akan terjadi dengan segera, maka sekarang Anak Manusia dipermuliakan, yang artinya, sekarang Dia disalibkan.
        . Inilah hal yang diajarkan Kristus mengenai penderitaan-Nya, yang amat menghiburkan.
            (1) Bahwa Dia akan dipermuliakan dalam penderitaan-Nya itu.

            Sekarang Anak Manusia akan diperhadapkan pada aib dan kebencian yang paling hebat, akan diperolok-olok dengan cara yang sekeji-kejinya, dan dipermalukan oleh sikap pengecut para sahabat-Nya sendiri dan kekurangajaran para musuh-Nya. Namun tetap saja sekarang Ia dipermuliakan, sebab:

                [1] Sekarang Ia akan memenangkan pertempuran melawan Iblis dan seluruh kuasa kegelapan, menghancurkan mereka dan berjaya atas mereka. Kini Ia sedang menyandangkan pedang untuk bersiap menghadapi pertempuran melawan musuh Allah dan musuh manusia, dengan keyakinan besar seakan-akan Dia telah memenangkan pertempuran itu dan telah menanggalkan kembali pedang-Nya itu.
                [2] Sekarang Ia akan mengerjakan keselamatan agung bagi umat-Nya, melalui kematian-Nya yang akan mendamaikan mereka dengan Allah, dan mendatangkan kebenaran dan kebahagiaan kekal bagi mereka. Ia hendak menumpahkan darah yang akan menjadi sumber sukacita dan berkat yang tidak ada habis-habisnya bagi semua orang percaya.
                [3] Kini Dia hendak memberikan sebuah teladan mulia mengenai penyangkalan diri dan kesabaran dengan menanggung salib. Dia hendak memberikan teladan mulia mengenai keberanian dan kebencian terhadap dunia ini, mengenai semangat dalam memuliakan Allah, dan kasih terhadap jiwa-jiwa manusia. Semuanya ini akan membuat-Nya dipuja dan dihormati untuk selama-lamanya. Kristus telah dipermuliakan melalui banyak mujizat yang Ia lakukan, tetapi walaupun begitu, Dia membicarakan kemuliaan yang dialami-Nya saat ini dalam penderitaan-Nya, seakan-akan kemuliaan ini melebihi segala kemuliaan lainnya yang telah Ia peroleh dalam keadaan-Nya yang miskin.
            (2) Bahwa Allah Bapa akan dipermuliakan di dalam penderitaan itu. Penderitaan Kristus merupakan:
                [1] Pemenuhan persyaratan atas penghakiman Allah, untuk mendapatkan keadilan-Nya. Oleh karena itu Allah pun dipermuliakan di dalamnya. Dengan penderitaan itu terjadilah pemulihan atas kesalahan yang telah dilakukan terhadap Dia, yaitu melalui dosa manusia yang menyerang kehormatan-Nya. Pemulihan itu mendatangkan keuntungan besar bagi manusia. Dengan demikian, segala tujuan hukum benar-benar tercapai dan kemuliaan pemerintahan Allah diteguhkan dengan berhasil guna dan dijaga.
                [2] Semua penderitaan itu merupakan perwujudan dari kekudusan dan belas kasihan Allah. Atribut atau sifat-sifat Allah bersinar gemilang dalam penciptaan dan pemeliharaan-Nya, tetapi lebih-lebih lagi melalui pekerjaan penebusan (1Kor. 1:24; 2Kor. 4:6). Allah adalah kasih, dan di sini Ia telah memperlihatkan kasih-Nya itu.
            (3) Bahwa Kristus sendiri akan sangat dipermuliakan setelah penderitaan itu berlalu, karena Allah sendiri juga sungguh dipermuliakan di dalamnya (ay. 32). Perhatikan bagaimana Ia lebih menjelaskan hal itu.
                [1] Ia yakin bahwa Allah akan mempermuliakan-Nya, dan orang-orang yang dipermuliaan Allah sungguh benar-benar mulia. Neraka dan dunia ini bersepakat untuk menghina-Nya, tetapi Allah berketetapan untuk mempermuliakan Dia, dan Allah benar-benar melakukannya. Allah mempermuliakan Kristus dalam penderitaan-Nya dengan tanda-tanda dan keajaiban dahsyat yang menyertainya, yang terjadi baik di langit maupun di bumi, sehingga bahkan dari mulut orang-orang yang menyalibkan-Nya pun terlontar pengakuan bahwa Dia adalah Anak Allah. Tetapi Allah mempermuliakan-Nya terutama setelah penderitaan itu berlalu, yaitu saat Ia mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya dan memberi-Nya nama di atas segala nama.
                [2] Bahwa Allah akan mempermuliakan Kristus dalam diri-Nya sendiri -- en heautō. Artinya bisa,
                    Pertama, di dalam Kristus sendiri. Allah akan mempermuliakan-Nya di dalam diri-Nya sendiri dan tidak hanya dalam kerajaan-Nya di antara umat manusia. Hal ini mendasari kebangkitan-Nya yang cepat itu. Orang biasa mungkin dihormati setelah kematiannya, dalam kenangan akan dia atau melalui keturunannya, tetapi Kristus dihormati dalam diri-Nya sendiri. Atau,
                    Kedua, dalam diri Allah sendiri. Allah akan mempermuliakan Kristus bersama-sama dengan-Nya sebagaimana dijelaskan dalam pasal 17:5. Dia akan duduk bersama Bapa di atas takhta-Nya (Why. 3:21). Inilah kemuliaan sejati.
                [3] Bahwa Allah akan mempermuliakan-Nya dengan segera. Kristus mengarahkan pandangan-Nya kepada sukacita dan kemuliaan yang disediakan bagi Dia, yang bukan hanya dianggap-Nya sebagai sukacita dan kemuliaan yang agung, tetapi juga sangat dekat dengan-Nya. Dan dukacita serta penderitaan-Nya pun singkat dan segera berlalu. Pelayanan-pelayanan baik yang dilakukan bagi para penguasa di dunia ini sering harus menunggu lama sebelum akhirnya mendapat imbalan, tetapi Kristus mendapatkan upah-Nya segera tanpa berlama-lama. Peristiwa kematian sampai kebangkitan-Nya terjadi hanya selama empat puluh jam (atau kurang daripada itu), dan empat puluh hari setelah itu Ia terangkat ke sorga, sehingga dapat dikatakan bahwa Ia langsung dipermuliakan (Mzm. 16:10).
                [4] Semua itu terjadi dengan pertimbangan bahwa Allah dipermuliakan di dalam dan melalui penderitaan Kristus: Menyaksikan bahwa Allah dipermuliakan di dalam Dia, dan menerima penghormatan dari penderitaan-Nya, maka dengan cara yang serupa pula Allah akan mempermuliakan Dia di dalam diri-Nya dan memberi-Nya kehormatan.

                Perhatikan:

                    Pertama, ketika Kristus ditinggikan, di sana ada penghargaan atas penghinaan yang telah diterima-Nya, dan imbalan karena Ia mau menanggung semua itu. Karena Ia telah merendahkan diri-Nya, maka Allah sangat meninggikan Dia. Jika Bapa mendapat keuntungan besar melalui kematian Kristus, maka kita boleh merasa yakin bahwa Anak tidak akan kehilangan apa-apa di dalamnya. Lihatlah kovenan di antara mereka (Yes. 53:12).
                    Kedua, orang-orang yang giat bekerja untuk kemuliaan Allah pasti akan mendapat kebahagiaan, karena mereka juga akan dipermuliakan bersama-sama dengan-Nya.
        . Inilah yang diajarkan Kristus kepada mereka berkaitan dengan penderitaan-Nya. Pengajaran-Nya ini mampu menggugah hati mereka yang tadinya begitu lambat untuk mengerti (ay. 33): Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu, dst. Ada dua hal yang dianjurkan Kristus di sini, untuk mendorong murid-murid-Nya supaya mempergunakan kesempatan yang mereka miliki sekarang ini.

        Ada dua perkataan yang sungguh bermakna:

            (1) Bahwa masa tinggal-Nya di dunia ini, untuk bersama mereka di situ, hanya tinggal sebentar lagi. Anak-anak-Ku. Seruan-Nya ini lebih menonjolkan kelembutan dan belas kasihan-Nya daripada menyoroti kelemahan mereka. Dia berbicara kepada mereka dengan kasih sayang seorang ayah, sebab kini Ia akan segera meninggalkan mereka dan meninggalkan berkat-berkat-Nya untuk mereka. Jadi ketahuilah, bahwa hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Apakah kita memahami pernyataan itu sebagai petunjuk atas kematian ataukah kenaikan-Nya, maknanya tetap sama saja, yaitu hanya sedikit waktu yang tersisa bagi-Nya untuk bersama-sama dengan mereka, dan karenanya:
                [1] Biarlah mereka mempergunakan kesempatan yang mereka punyai saat ini. Jika mereka memiliki pertanyaan bagus untuk diajukan, jika mereka membutuhkan nasihat, arahan atau penghiburan, biarlah mereka mengutarakannya segera, sebab hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kita harus memanfaatkan segala bantuan yang kita punya bagi jiwa kita selagi kita memilikinya, sebab kita tidak akan selalu memiliki itu. Bantuan itu pasti akan diambil dari kita, atau malah kita yang dipisahkan darinya.
                [2] Biarlah mereka tidak terlalu bergantung pada kehadiran-Nya secara fisik, seolah-olah kebahagiaan dan penghiburan mereka hanya ada di dalam tubuh jasmani-Nya. Tidak, mereka justru harus mulai berpikir untuk hidup tanpa kehadiran fisik Kristus. Mereka tidak boleh terus menjadi anak-anak, melainkan harus berjalan sendiri tanpa inang pengasuh. Cara dan sarana hanya ditujukan untuk seketika saja, dan bukan untuk dijadikan andalan setiap waktu, melainkan untuk dimanfaatkan supaya kita dapat berdiri sendiri, karena itulah maksud tujuannya.
            (2) Mereka akan mendapati bahwa jalan untuk mengikuti-Nya ke dunia lain untuk bersama-sama dengan Dia di sana sangat sulit untuk ditempuh. Apa yang telah Ia katakan kepada orang Yahudi (7:34), Ia katakan pula kepada murid-murid-Nya, sebab mereka juga harus diingatkan dengan pemikiran sama yang dipakai untuk menyadarkan dan menginsafkan para pendosa.

            Di sini Kristus memberi tahu mereka:

                [1] Bahwa mereka akan merasa kehilangan Dia saat Ia telah pergi nanti. Kamu akan mencari Aku, yang berarti "kamu akan berharap bahwa Aku ada bersama-sama dengan kamu lagi." Kita sering kali belajar mengenai betapa berharganya belas kasihan itu justru saat kita tidak lagi menjumpainya. Meskipun kehadiran Sang Penghibur benar-benar menolong mereka dalam kesesakan dan kesusahan, tetapi tidak sama rasanya dengan kehadiran fisik Kristus bagi orang-orang yang telah terbiasa ditemani oleh-Nya. Tetapi perhatikanlah, kepada orang-orang Yahudi, Kristus berkata, "Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan Aku." Tetapi kepada murid-murid-Nya Ia hanya berkata, "Kamu akan mencari Aku." Hal ini menekankan bahwa meskipun mereka tidak akan menemukan hadirat jasmani-Nya seperti halnya orang-orang Yahudi itu, mereka akan menemukan penggantinya yang setara, dan usaha mereka dalam mencari-Nya itu tidak akan sia-sia. Saat mencari mayat-Nya dalam kubur, mereka tidak menemukannya, namun begitu, tidak sia-sia mereka mencari.
                [2] Bahwa mereka tidak dapat pergi ke tempat yang Ia tuju, dan hal itu menimbulkan pendapat yang mulia di benak mereka mengenai Dia yang akan pergi menuju ke sebuah dunia yang tidak dapat dimasuki dan tidak kelihatan, untuk berdiam di dalam terang yang tidak dapat didekati oleh siapa pun. Pada saat yang bersamaan, perkataan-Nya itu juga membuat mereka merasa betapa rendahnya mereka, sehingga mereka perlu benar-benar merenungkan keadaan mereka di masa depan. Kristus memberi tahu mereka bahwa mereka tidak dapat mengikuti-Nya (sebagaimana Yosua memberi tahu orang-orangnya bahwa mereka tidak dapat melayani Tuhan) hanya untuk memacu mereka supaya lebih giat dan lebih bersungguh-sungguh lagi. Mereka tidak dapat mengikuti-Nya sampai ke kayu salib, sebab mereka tidak memiliki keberanian dan tekad yang cukup. Ketidakmampuan mereka itu terlihat saat mereka semua kabur meninggalkan Dia. Mereka juga tidak dapat mengikuti-Nya sampai ke mahkota-Nya, sebab mereka belum layak untuk itu, pekerjaan dan pertempuran mereka belum selesai.
    II. Kristus memberi tahu mereka mengenai tugas agung untuk saling mengasihi (ay. 34-35): kamu harus saling mengasihi. Kini Yudas sudah pergi dan telah membuktikan bahwa dirinya adalah seorang saudara palsu, tetapi mereka tidak boleh memendam kedengkian dan kecurigaan satu sama lain, sebab hal itu akan mencemari kasih: meskipun ada seorang Yudas di antara mereka, tetapi tidak semua dari mereka itu Yudas. Karena sekarang api permusuhan orang-orang Yahudi terhadap Kristus dan para pengikut-Nya semakin menjadi-jadi, mereka pun harus sadar bahwa mereka pun akan menghadapi perlakuan yang sama seperti yang diterima Guru mereka. Karena itu, mereka harus mengandalkan kasih untuk saling menguatkan satu sama lain. Di sini ada tiga alasan yang ditekankan mengenai pentingnya saling mengasihi:
        . Perintah dari Guru mereka (ay. 34): Aku memberikan perintah baru kepada kamu. Kristus tidak hanya mengusulkan kasih sebagai hal yang baik dan menyenangkan, atau menasihatkan hal itu sebagai sesuatu yang luar biasa dan menguntungkan, melainkan juga menyatakannya sebagai sebuah perintah dan menjadikannya sebagai salah satu hukum dasar dalam kerajaan-Nya. Hal ini selaras dengan perintah untuk percaya kepada Kristus (1Yoh. 3:23; 1Ptr. 1:22). Ini merupakan perintah dari Penguasa kita yang memiliki hak untuk mengatur kita dengan hukum-Nya. Ini juga merupakan perintah dari Sang Penebus kita, yang memberikan hukum tersebut kepada kita untuk menyembuhkan segala penyakit rohani kita, dan mempersiapkan kita untuk berkat yang kekal. Ini merupakan sebuah perintah baru, yang artinya,
            (1) Merupakan sebuah perintah yang diperbaharui. Ini adalah sebuah perintah yang telah ada dari mulanya (1Yoh. 2:7), sama tuanya dengan hukum alam, dan merupakan perintah agung kedua dari hukum (Taurat) Musa. Akan tetapi, karena perintah itu juga merupakan salah satu dari perintah agung Perjanjian Baru, dari Kristus sebagai Sang Pemberi hukum yang baru, maka perintah itu disebut sebuah perintah yang baru. Perintah itu bagaikan sebuah buku lama yang diterbitkan kembali setelah diperbaiki dan diperluas. Perintah ini telah begitu dirusak oleh kebiasaan gereja Yahudi sampai-sampai dapat disebut sebuah perintah baru saat Kristus menghidupkannya kembali dan menaruhnya di dalam cahaya yang sejati. Hukum balas dendam telah begitu meluas, dan mementingkan diri sendiri telah menjadi sesuatu yang disanjung tinggi sehingga hukum kasih terlupakan sebagai sesuatu yang telah usang dan ketinggalan zaman. Karena itulah, begitu keluar dalam keadaan baru dari mulut Kristus, hukum itu pun terasa baru bagi semua orang.
            (2) Itu merupakan perintah yang luar biasa, seperti sebuah lagu baru yang terdengar merdu, sangat menyenangkan.
            (3) Perintah itu bersifat kekal, begitu baru dan akan selalu tetap begitu, sebagai perintah baru yang tidak akan pernah menjadi usang (Ibr. 8:13). Kasih akan selalu baru sampai selama-lamanya, bahkan saat iman dan pengharapan telah menjadi usang.
            (4) Sebagaimana Kristus memberikannya, perintah itu benar-benar baru. Sebelumnya ada perintah yang berbunyi, Kasihilah sesamamu manusia, tetapi kini kamu harus mengasihi satu sama lain. Perintah itu ditekankan dengan cara yang lebih mendatangkan keuntungan bagi semua pihak, karena ditetapkan sebagai kewajiban yang harus dilakukan secara timbal balik oleh satu sama lain.
        . Teladan dari Juruselamat mereka merupakan sebuah alasan lain mengapa mereka harus saling mengasihi: sama seperti Aku telah mengasihi kamu. Inilah yang menjadikannya sebuah perintah baru, yaitu bahwa aturan dan alasan untuk mengasihi (sama seperti Aku telah mengasihi kamu) benar-benar baru dan sebelumnya tersembunyi dari segala zaman dan angkatan.

        Pahamilah hal ini sebagai:

            (1) Seluruh kasih Kristus yang telah ditunjukkan-Nya kepada murid-murid-Nya, yang telah mereka alami sendiri selama Dia ada bersama-sama dengan mereka. Dia selalu berbicara lemah lembut dengan mereka, sepenuh hati peduli dengan mereka, dan mengajari, menasihati, serta menghibur mereka demi kesejahteraan mereka sendiri. Dia juga berdoa dengan dan untuk mereka, membela mereka saat mereka dituduh macam-macam. Ia menanggung beban mereka ketika mereka dijatuhkan, dan secara terang-terangan bahkan mengakui mereka lebih daripada ibu, saudara perempuan dan saudara laki-laki-Nya sendiri. Dia menegur mereka jika mereka keliru, tetapi tetap bersabar terhadap kegagalan mereka, memaafkan mereka, selalu memikirkan yang terbaik yang dapat mereka lakukan, dan tidak pernah membesarkan kesalahan-kesalahan yang remeh. Demikianlah Ia telah mengasihi mereka. Bahkan, Dia baru saja membasuh kaki mereka. Jadi, begitulah mereka harus saling mengasihi dan terus mengasihi sampai pada kesudahannya. Atau,
            (2) Hal itu dapat dipahami sebagai sebuah tindakan kasih yang istimewa kepada segenap murid-Nya, yang kini hendak dilakukan-Nya sebentar lagi, yaitu dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri bagi mereka. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada itu (15:13). Bukankah Ia telah mengasihi kita semua dengan cara seperti itu? Maka dari itu, layaklah kalau kini Dia juga mengharapkan kita untuk saling mengasihi. Bukan berarti bahwa kita harus mampu melakukan sesuatu yang serupa dengan yang dilakukan-Nya bagi orang lain (Mzm. 49:8), tetapi bahwa kita harus mengasihi satu sama lain dengan cara yang sama seperti yang ditunjukkan-Nya. Kita harus menjadikan kasih Kristus itu sebagai teladan dan membiarkan kasih-Nya itu membimbing kita. Kasih kita terhadap sesama haruslah tanpa pamrih dan selalu tersedia, tekun dan berharga, terus-menerus dan tidak kenal lelah. Kasih itu harus mengasihi jiwa-jiwa satu sama lain. Kita juga harus saling mengasihi untuk alasan dan pertimbangan ini, yaitu karena Kristus telah mengasihi kita terlebih dahulu (Rm. 15:1, 3; Ef. 5:2, 25; Flp. 2:1-5).
        . Nama baik bagi pengakuan iman mereka (ay. 35): Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. Perhatikanlah, kita tidak hanya diharuskan untuk menunjukkan kasih, tetapi benar-benar hidup dengan berurat akar di dalamnya, sehingga kita tetap memilikinya, bahkan saat sepertinya tidak ada kesempatan untuk menunjukkannya. Kasih kita harus selalu ada dan tersedia. "Dengan begitu semua orang akan tahu bahwa kamu adalah pengikut-Ku bila kamu mengikut teladan-Ku dalam hal ini." Perhatikan, kasih persaudaraan merupakan lambang dari para pengikut Kristus. Melalui kasih inilah Dia mengenali mereka, dan melalui kasihlah mereka dapat mengenali satu sama lain (1Yoh. 2:14), dan karena kasih yang sama pula mereka akan dikenal oleh orang lain. Inilah tanda pengenal bagi keluarga-Nya, sifat atau karakter yang membedakan para murid-murid-Nya itu dari orang lain. Kristus menghendaki supaya mereka memperhatikan kasih ini, karena dalam hal kasihlah mereka mengungguli orang lain, yaitu bahwa mereka saling mengasihi. Dalam hal kasih itu pulalah Guru mereka menjadi begitu ternama. Segala apa yang didengar orang mengenai Dia pastilah berkenaan dengan kasih-Nya, kasih-Nya yang agung itu. Karena itulah, jika Anda melihat orang-orang yang memiliki kasih lebih besar daripada yang biasanya kita lihat, Anda akan berkata, "Pastilah mereka ini pengikut Kristus, mereka telah bersama-sama dengan Yesus." Nah, melalui ini semua terlihat bahwa:
            (1) Hati Kristus begitu rindu melihat murid-murid-Nya saling mengasihi satu sama lain. Dalam hal inilah mereka harus benar-benar menonjol. Sementara cara duniawi mengajarkan orang untuk mementingkan diri sendiri, mereka harus benar-benar memperhatikan satu dengan yang lainnya. Kristus tidak berkata, Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu membuat mujizat, sebab orang yang dapat melakukan mujizat pun tidak berarti apa-apa jika ia tidak memiliki kasih (1Kor. 13:1-2). Sebaliknya, Ia berkata, jikalau kamu saling mengasihi, yang berakar dari penyangkalan diri dan rasa syukur terhadap Kristus. Inilah yang dikehendaki Kristus menjadi jati diri dari agama-Nya, sifat utama dari gereja-Nya yang sejati.
            (2) Merupakan sebuah kehormatan besar bagi para murid-murid Kristus bila mereka unggul dalam hal mengasihi satu sama lain. Tidak ada hal lain yang akan membuat mereka begitu disegani dan dihormati oleh orang lain selain karena kasih. Lihatlah betapa kasih itu sangat dashyat dan mempesonakan (Kis. 2:46-47). Tertullian menyatakan kasih sebagai kemuliaan gereja mula-mula, karena orang-orang Kristen dikenal oleh karena kasih sayang mereka satu sama lainnya. Musuh-musuh mereka memperhatikan hal itu dan berkata, Lihatlah betapa orang-orang Kristen ini saling mengasihi (Apol. ps. 39).
            (3) Jika para pengikut Kristus tidak saling mengasihi, mereka bukan hanya akan mendatangkan cercaan yang tidak selayaknya bagi pengakuan iman mereka, tetapi juga menunjukkan alasan yang layak untuk mencurigai ketulusan mereka sendiri. Oh Yesus! Inikah orang-orang Kristen milikmu, orang-orang yang penuh hawa nafsu, jahat, dengki dan bejat ini? Inikah kulit luar anak-anak-Mu? Saat saudara seiman kita sedang memerlukan bantuan dan kita berkesempatan untuk menolong mereka, saat mereka memiliki pendapat dan kebiasaan yang berbeda dengan kita, atau dalam cara tertentu merupakan saingan kita atau membuat kita jengkel, dan dengan begitu kita memiliki kesempatan untuk merendah dan mengampuni, maka dalam perkara-perkara seperti itulah akan tampak apakah kita memiliki tanda pengenal sebagai murid-murid Kristus atau tidak.



Label:   Yohanes 13:31-33a,34-35 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Sabtu, 25 Mei 2019 - Dunia membenci Yesus dan murid-murid-Nya - Yohanes 15:18-21 - BcO Why. 22:10-21 - Beda Venerabilis, Gregorius VII, Maria Magdalena de Pazzi - warna liturgi Putih

PREV:
Sabtu, 18 Mei 2019 - Yohanes 14:7-14 - BcO Why. 18:1-20 - Yohanes I (Paus), Leonardus Murialdo, Willem Toulouse, Feliks dari Cantalice - warna liturgi Putih





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)