misa.lagu-gereja.com
 
Sabtu, 20 Agustus 2022
Peringatan Wajib
St. Bernardus
Yeh. 43:1-7a; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14;
Matius 23:1-12
BcO Pengkhotbah 11:7-12:14
Warna Liturgi Putih
Gospel, Matthew 23:1-12

Matius 23:1-12
----------------------------
Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Penjelasan:


* Mat 23:1-12
Peringatan terhadap orang Farisi. Bagian ini secara khusus ditujukan kepada para murid, sekalipun diucapkan di depan banyak orang.

* Mat 23:2 - Menduduki kursi Musa
Menduduki kursi Musa. Maksudnya, mereka menduduki kedudukan Musa sebagai penafsir Hukum di antara kamu.

* Mat 23:3-4 - Sebab itu turutilah dan lakukankah segala yang mereka ajarkan
Sebab itu turutilah dan lakukankah segala yang mereka ajarkan. Sejauh ajaran mereka menyajikan apa yang diberikan oleh Musa, orang wajib menaatinya. Janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka. Termasuk dalam perbuatan mereka ialah penafsiran yang dicari-cari dan diselewengkan dari Hukum, yang memungkinkan mereka mencemoohkan makna rohani Perjanjian Lama. Banyak hal yang mereka tambahkan pada hukum Taurat, yang dilukiskan di sini sebagai beban-beban berat, merupakan bagian dari perbuatan mereka. Mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Sekalipun kasuistik pada rabi pasti bisa menemukan jalan keluar untuk mengelak hal-hal yang tidak menyenangkan, pernyataan ini mungkin berarti bahwa mereka tidak pernah melakukan apa-apa untuk memperingan beban itu (menyentuh merupakan lawan dari meletakkan).

* Mat 23:5 - Tali sembahyang // Jumbai yang panjang
Tali sembahyang. Kantong-kantong kecil yang berisi lembaran-lembaran perkamen kecil yang bertuliskan Keluaran 13:2-10; 11-17; Ulangan 6:4-9; 11:13-22. Kantong-kantong ini diikat dengan tali dan digantungkan pada dahi dam lengan kiri. Kebiasaan ini muncul setelah Pembuangan karena pemahaman yang sangat lahiriah tentang Keluaran 13:16. Orang Farisi memakai tali sembahyang untuk memamerkan diri. Jumbai yang panjang. Dipakai pada keempat sudut dari jubah luar, sesuai dengan Bilangan 15:38 dan Ulangan 22:12. Yesus memakai jumbai semacam itu (Mat. 9:20; 14:36), tetapi orang Farisi memanjangkan jumbai mereka untuk pamer.

* Mat 23:6-7 - Tempat terhormat // perjamuan // rumah ibadat // penghormatan // Rabi
Tempat terhormat di perjamuan dan rumah ibadat adalah tempat yang diinginkan oleh orang Farisi, disamping penghormatan berlebihan di tempat-tempat umum, sehingga orang memperhatikan kedudukan mereka yang tinggi. Rabi. Sebuah panggilan yang sama dengan guru dan dipakai oleh orang untuk menyebut para pembina rohani mereka.

* Mat 23:8-12 - Rabi, Bapa // Guru, // Barangsiapa terbesar
Kata-kata berikutnya ditujukan khusus kepada murid-murid-Nya. Para pengikut Kristus tidak boleh berusaha untuk disebut Rabi, Bapa atau Guru, seperti halnya orang Farisi. Sekalipun demikian, larangan ini tidak mutlak melarang adanya pejabat maupun penggunaan sebutan yang cocok, sebab Paulus menyebut dirinya "bapa" dari orang Korintus dan menyebut Timotius "anakku" (I Kor. 4:15, 17). Barangsiapa terbesar jelas menunjukkan adanya perbedaan pangkat. Tetapi sikap rendah hati harus menguasai orang percaya, bukan ambisi mementingkan diri dari orang Farisi yang mengambil alih kekuasaan milik Allah.

BcO Pengkhotbah 11:7-12:14
----------------------------
11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari itu baik bagi mata; 11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
Nasihat bagi pemuda-pemudi
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! 11:10 Buanglah kesedihan dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan. 12:1 Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!", 12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan, 12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur, 12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk, 12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi -- karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan, 12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, 12:7 dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. 12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
Akhir kata
12:9 Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal. 12:10 Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur. 12:11 Kata-kata orang berhikmat seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala. 12:12 Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan. 12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang. 12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.

Penjelasan:


* Pkh 12:1 - Ingatlah akan Penciptamu // Sebelum matahari // matahari, terang, bulan, bintang-bintang // awan-awan
Ingatlah akan Penciptamu. Barangkali lebih baik diterjemahkan, Karena itu, ingatlah Penciptamu, sebab sang penulis kelihatannya merangkum apa yang baru saja dikatakannya. 2. Sebelum matahari. Kiasan dalam ayat ini dan ayat berikutnya menimbulkan tafsiran bermacam-macam, tetapi banyak penafsir menganggap bagian ini sebagai perluasan nasihat penulis kepada pembacanya agar menikmati kemudaan mereka. Jadi ayat-ayat ini mungkin merupakan alegori tentang kebusukan masa tua dan mendekatnya kematian. Unsur-unsur matahari, terang, bulan, bintang-bintang dan awan-awan melukiskan masa tua sebagai topan yang menutupi terang serta benda-benda di langit, sehingga tidak ada kehangatan atau terang, artinya tidak ada kesenangan dalam hidup.

* Pkh 12:3 - Penjaga-penjaga rumah // Penjaga-penjaga // orang-orang kuat // perempuan-perempuan penggiling // melihat dari jendela
Penjaga-penjaga rumah. Di sini sang penulis mengibaratkan tubuh manusia sebagai sebuah rumah. Penjaga-penjaga adalah tangan dan lengan, orang-orang kuat adalah kaki Yang menjadi lemah, perempuan-perempuan penggiling adalah beberapa gigi yang belum tanggal, dan yang melihat dari jendela adalah mata yang sudah semakin kabur.

* Pkh 12:4 - Pintu-pintu di tepi jalan tertutup // pintu // Bunyi penggilingan // Semua penyanyi perempuan
Pintu-pintu di tepi jalan tertutup. Dalam bahasa Ibraninya bentuk dari kata pintu menunjukkan rangkap dua, karenanya mengandung arti " dua pintu" atau "pinta rangkap," barangkali mengacu pada telinga-telinga yang sudah semakin tuli. Bunyi penggilingan menunjuk pada soal mengunyah tanpa gigi. Seorang tua yang sulit tidur digambarkan dengan fakta bahwa dia bangun saat terdengar kicauan burung. Semua penyanyi perempuan barangkali adalah nada-nada musik yang dengan susah payah didengar karena pendengaran orang itu sudah terganggu.

* Pkh 12:5 - Orang menjadi takut tinggi // ketakutan ... di jalan, // Pohon badam, // Belalang menyeret dirinya dengan susah payah
Orang menjadi takut tinggi. Ini mungkin menunjuk pada pendeknya nafas yang membuat orang sulit mendaki. Orang dilanda ketakutan ... di jalan, sebab dia tidak bisa mempercayai kakinya yang lemah ketika dia harus melewati jalan yang sempit dan ramai. Pohon badam, mungkin menggambarkan rambut yang memutih. Kendatipun bunga-bunga pohon badam sebenarnya berwarna merah muda, tetapi dari kejauhan, ketika pohon tersebut berbunga tampak putih seperti salju. Belalang menyeret dirinya dengan susah payah, merupakan gambaran tentang orang tua keriput yang hampir tidak dapat menggerakkan anggota badannya yang kaku serta punggungnya yang bungkuk. Frasa, nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi, secara harfiah merujuk pada buah arbei yang tidak dapat lagi meningkatkan nafsu birahi; jenis arbei ini mengandung zat perangsang yang dapat membangkitkan nafsu birahi atau selera secara fisik.

* Pkh 12:6 - Rantai perak // Tempayan // roda
Rantai perak. Ini menggambarkan sebuah pelita mahal terbuat dari emas dan perak, yang digantung pada atap. Rantainya putus sehingga pelita tersebut jatuh ke lantai. Minyak tumpah dari pelita yang pecah itu dan terangnya lenyap. Terang atau pelita adalah lambang untuk kehidupan. Tempayan dan roda menyampaikan gagasan yang sama, tetapi dari lambang menimba air. Tempayannya pecah sehingga tidak bisa lagi menampung air, yakni kehidupan; rodanya patah sehingga air tidak bisa lagi ditimba.

* Pkh 12:7 - Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula // roh
Dan debu kembali menjadi tanah seperti semula. Di sini tergambar secara nyata anggapan umum tentang apa yang terjadi setelah manusia mati: tubuh kembali kepada asalnya (bdg. 3:20; Kej. 2:7); dan roh, yaitu napas kehidupan, kembali kepada sumbernya (bdg. Kej. 2:7; Ayb. 34:14, 15; Mzm. 104:29). Manusia berhenti hidup sebagai manusia.

* TUJUAN SANG PENGKHOTBAH (12: 9,10).
Tujuan dari hikmatnya, kata sang penulis, ialah mengajarkannya kepada orang lain. Dia berusaha melakukan hal ini secara efektif dan jujur.

* Pkh 12:10 - Mendapat kata-kata yang menyenangkan // kebenaran
Mendapat kata-kata yang menyenangkan. Sang penulis berusaha membuat pengajarannya menarik agar mendapat perhatian para pendengarnya, tetapi dia tidak pernah mengorbankan kejujuran atau kebenaran untuk mempertahankan pendengarnya.

* PUJIAN ATAS AJARAN-AJARANNYA (12:11, 12).
Mengaku menerima ajarannya melalui penyataan langsung dari Allah, sang penulis menyatakan bahwa karena itu para pendengarnya tidak perlu ke tempat lain untuk mencari kebenaran.

* Pkh 12:11 - Seperti paku-paku yang tertancap // Orang berhikmat, // satu gembala
Seperti paku-paku yang tertancap. Ajaran-ajaran ini adalah kebenaran, yang padanya orang dapat menambatkan hidupnya dengan aman. Orang berhikmat, kumpulan orang-orang berhikmat. Yang dimaksud dengan satu gembala oleh sang penulis bukan seorang pengajar seperti Salomo, melainkan Allah yang sering disebut dengan gelar itu (bdg. Mzm. 23: 1). Karena itu dia menunjukkan bahwa pengajarannya adalah pemberian Allah.

* Pkh 12:12 - Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya // anakku,
Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya. Dengan menyapa para pendengarnya sebagai anakku, penulis memperingatkan untuk tidak membaca dan mempelajari yang tidak berguna. Pembaca seharusnya memusatkan perhatian pada ajaran-ajaran sang penulis, sebab ajaran-ajaran itu diilhamkan oleh Allah.

* KESIMPULAN DARI SOAL TERSEBUT (12:13, 14).
Setelah mempertimbangkan segala sesuatu, yaitu berbagai pengalaman dan kekacauan mental yang pernah dialami sang penulis, maka Yang terbaik dalam hidup adalah menghormati Allah secara semestinya sepanjang hidup.

* Pkh 12:13 - Takutlah akan Allah // takut
Takutlah akan Allah. Dasar dari kehidupan ialah takut akan Allah, yaitu menghormati Dia, mengakui secara semestinya tentang siapa Dia dan apa yang dimintanya dari manusia dalam kehidupan sehari-hari (bdg. Ams. 15:33; Yes. 11:3).

* Pkh 12:14 - Setiap perbuatan ke pengadilan // perbuatan // yang tersembunyi
Setiap perbuatan ke pengadilan. Baik perbuatan manusia maupun segala sesuatunya yang tersembunyi akan diadili oleh Allah. Dalam pandangan Allah sikap hati adalah penting, demikian pula tindakan-tindakan manusia di hadapan umum.

Kenyataannya, sang penulis tidak mengatakan apa-apa lagi dalam ayat-ayat terakhir ini, kecuali apa yang telah dikatakannya di seluruh kitab yaitu nikmatilah hidup sepanjang Anda bisa. Itu hanya bisa dilakukan dengan takut akan Allah; sebab Allah mengendalikan segala sesuatu, dan Dia dapat diharapkan akan memberikan upah kepada orang benar dan hukuman kepada orang jahat.

Penulis Kitab Pengkhotbah sering disebut sebagai seorang pesimis, tetapi belum tentu begitu. Dia ingin mengetahui lebih banyak jawaban-jawaban atas teka-teki kehidupan daripada yang sejauh ini telah diketahuinya, tetapi Allah dengan pemeliharaanNya tidak membuka rahasia itu. Sekalipun demikian, sang penulis telah menemukan bahwa hidup terpisah dari Allah adalah sia-sia. Manusia mencapai "kehidupan yang baik" dengan cara menghormati Allah. Bahwa "kebaikan tertinggi," menurut penulis ini adalah terutama kebahagiaan fisik, tidak boleh mengaburkan persoalannya. Dia lebih mengutamakan kesenangan lahiriah serta dorongan hatinya; dia tidak mengenal perkara-perkara yang lebih tinggi. Tetapi, dia tidak pernah berhenti beriman kepada Allah. Sang pengkhotbah belajar untuk menyesuaikan diri dengan berbagai paradoks kehidupan, setelah menyadari, sebagaimana Ayub, bahwa hidup tidak akan menunggu solusi atas semua masalah di dalamnya.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Minggu, 21 Agustus 2022 - Lukas 13:22-30 (Penjelasan) - BcO Titus 1:1-16 - Gospel, Luke 13:22-30 - HARI MINGGU BIASA XXI

PREV:
Renungan Katolik Jumat, 19 Agustus 2022 - Matius 22:34-40 (Penjelasan) - BcO Pengkhotbah 8:5-9:10 (Penjelasan) - Peringatan fakultatif St. Yohanes Eudes





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)