misa.lagu-gereja.com
 
View : 4832 kali
Renungan Katolik 2022
Minggu, 6 November 2022
Renungan Katolik Minggu, 6 November 2022 - Lukas 20:27-38 (Penjelasan) - BcO 1 Makabe 1:1-24 - HARI MINGGU BIASA XXXII

Minggu, 6 November 2022
HARI MINGGU BIASA XXXII
Ha 2Mak. 7:1-2,9-14; Mzm. 17:1,5-6,8b,15; 2Tes. 2:16-3:5;
Lukas 20:27-38
BcO 1 Makabe 1:1-24
Warna Liturgi Hijau

Lukas 20:27-38
Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan
20:27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 20:28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 20:29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 20:31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 20:32 Akhirnya perempuan itupun mati. 20:33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 20:34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 20:35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 20:36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 20:37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 20:38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup."

Penjelasan:

* Luk 20:27 - Orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan
Orang Saduki yang jumlahnya lebih sedikit daripada orang Farisi, merupakan golongan imam yang lebih tertarik pada politik ketimbang pada agama. Mereka menaati dengan ketat hukum tertulis dari kelima kitab pertama tulisan Musa, dengan menolak penafsiran yang diperluas oleh tradisi. Mereka tidak percaya adanya malaikat, atau adanya roh atau adanya hidup sesudah kematian (bdg. Kis. 23:8).

* Luk 20:28 - Musa menulis perintah ini untuk kita: jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati
Kasus yang mereka kemukakan didasarkan pada Hukum Musa (Ul. 25:5-10). Hukum ini mengatakan bahwa apabila seorang laki-laki meninggal dunia dan belum mempunyai anak, maka saudara laki-lakinya harus menikahi sang janda dan mendapatkan seorang anak laki-laki untuk melanjutkan memiliki harta orang yang meninggal. Tujuan dari hukum ini ialah mencegah punahnya sebuah keluarga. Di dalam hal ini; kasusnya murni merupakan hipotesis.

* Luk 20:33 - Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya?
Orang Saduki mempergunakan kasus ini sebagai argumentasi kunci untuk membuktikan bahwa hidup sesudah kematian itu tidak ada. Apabila ketujuh saudara itu secara bergiliran menjadi suami perempuan tersebut di dunia ini, maka dia tentu akan merupakan istri tujuh orang di dunia yang akan datang. Apabila hal ini terjadi maka berarti Hukum Taurat mengizinkan di dalam kehidupan yang akan datang sesuatu yang tidak diizinkan dalam kehidupan saat ini. Kesimpulan semacam itu mustahil; karenanya, menurut mereka tidak mungkin ada kehidupan sesudah kematian.

* Luk 20:34 - Jawab Yesus kepada mereka
Orang Saduki memiliki logika yang benar, tetapi dasar pemikiran yang salah. Mereka memiliki anggapan yang alah bahwa kehidupan sesudah kematian itu keadaannya akan sama dengan kehidupan saat ini. Yesus menegaskan bahwa dalam kehidupan sesudah kematian tidak akan ada pernikahan atau kematian.

* Luk 20:37 - Tentang bangkitnya orang-orang mati
Setelah mengatasi argumentasi negatif mereka, Tuhan memberikan suatu argumentasi positif dengan menggunakan metode yang sama.

* Pertanyaan Orang Saduki tentang Kebangkitan (20:27-38)

    Perbincangan dengan kaum Saduki telah kita temukan sebelumnya dalam Injil Matius dan Markus, persis seperti yang terdapat di sini, hanya saja gambaran yang Kristus berikan mengenai dunia yang akan datang lebih lengkap dan luas di sini.
    Amatilah:

    I. Di setiap zaman ada saja manusia-manusia dengan pikiran cemarnya berusaha untuk merombak pokok-pokok ajaran agama wahyu. Seperti halnya pada zaman kita ada kaum deis (yang menolak campur tangan ilahi atas hukum alam), yang menyebut diri mereka pemikir-pemikir bebas, namun sebenarnya adalah pemikir-pemikir palsu. Begitu juga pada masa Juruselamat kita, ada kaum Saduki yang mencela ajaran mengenai kebangkitan dari antara orang mati dan kehidupan di dunia yang akan datang, walaupun hal tersebut dengan jelas disingkapkan dalam Perjanjian Lama dan merupakan dasar iman Yahudi. Kaum Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan dan dunia yang akan datang apa pun, demikian yang diartikan dengan anastasis. Bukan hanya raga tidak akan kembali hidup, jiwa pun tidak berlanjut dalam kehidupan, tidak ada dunia roh, tidak ada upah dan ganjaran atas apa yang telah dilakukan secara ragawi. Jika hal-hal ini diterima, maka runtuhlah agama kita ini seluruhnya.

    II. Biasanya orang-orang yang berencana untuk memutarbalikkan suatu kebenaran dari dan tentang Allah akan mengaduk-aduk dan membebani kebenaran itu dengan berbagai persoalan. Inilah yang dilakukan kaum Saduki. Ketika bermaksud melemahkan iman orang mengenai ajaran kebangkitan, mereka mengajukan pertanyaan yang meragu-ragukan kebenaran ajaran tersebut. Dengan pertanyaan ini, mereka berharap tidak akan ada jawaban memuaskan yang bisa meyakinkan orang. Pokok masalahnya mungkin sesuatu yang nyata, setidaknya mungkin begitu, mengenai seorang perempuan yang mempunyai tujuh suami. Sekarang, dalam hal kebangkitan, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya?, walaupun tidak penting lagi siapa yang menjadi suaminya karena ketika kematian mengakhirinya, hubungan tersebut juga tidak akan berlanjut.

    III. Ada perbedaan besar antara keadaan anak-anak manusia di bumi ini dan keadaan anak-anak Allah di sorga, suatu ketidaksamaan yang sangat jauh antara dunia ini dan dunia yang lain itu. Karena itu, kita melakukan kesalahan kepada diri kita sendiri, dan melakukan kesalahan terhadap kebenaran Kristus, jika kita membentuk pemahaman kita mengenai dunia roh itu berdasarkan kehidupan ragawi kita dalam dunia ini sekarang ini.

    IV. Merupakan kebenaran yang tidak terbantahkan lagi bahwa ada kehidupan yang lain setelah ini, dan ada penemuan-penemuan penting mengenai kebenaran ini pada masa-masa awal gereja (ay. 37-38): Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, dan hal ini ditunjukkannya kepada kita saat ia menyebut Tuhan, seperti Tuhan menyebut diri-Nya sendiri, sebagai Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Abraham, Ishak, dan Yakub pada saat itu telah mati menurut pandangan dunia kita. Mereka telah meninggalkan dunia kita ini bertahun-tahun lamanya, dan jasad mereka telah menjadi debu dalam gua Makhpela. Jadi, bagaimana mungkin Allah dapat berkata, "Aku (sekarang ini) adalah Allah Abraham?" Mengapa Ia tidak berkata, "Aku dulunya adalah Allah Abraham?" Tidak masuk akal bahwa Allah yang hidup dan Sumber kehidupan masih terus mengait-ngaitkan diri-Nya dengan mereka sebagai Allah mereka jika tidak ada lagi yang tersisa dari mereka selain apa yang tersimpan di dalam gua tersebut, yang tidak dapat dibedakan dari debu biasa. Dengan demikian, kita harus menyimpulkan bahwa mereka pada waktu itu sedang berada di dunia yang lain, karena Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Lukas di sini menambahkan, "Sebab di hadapan Dia semua orang hidup," yakni mereka semua, seperti Abraham, Ishak dan Yakub, yang sungguh-sungguh percaya. Walaupun mereka mati, namun mereka sungguh-sungguh hidup; jiwa mereka, yang kembali kepada Allah yang mengaruniakannya (Pkh. 12:7), terus hidup bersama-Nya sebagai Bapa dari segala roh: dan tubuh mereka akan hidup kembali pada akhir zaman oleh kuasa Allah, karena Ia menyebut hal-hal yang tidak ada seakan-akan ada, karena Ia adalah Allah yang menghidupkan orang mati (Rm. 4:17). Namun, masih ada maksud lain lagi ketika Allah sendiri menyebut diri-Nya Allah para leluhur tersebut. Ia hendak mengatakan bahwa Ia adalah sukacita dan bagian dari mereka, Allah Yang Maha Kuasa bagi mereka (Kej. 17:1), upah yang sangat besar bagi mereka (Kej. 15:1). Sekarang jelas terlihat melalui sejarah para leluhur ini bahwa Allah tidak pernah melakukan hal-hal tersebut bagi mereka ketika mereka masih hidup di dunia ini, jadi pasti ada kehidupan lain setelah ini, dan di sanalah janji-Nya untuk memenuhi mereka dengan niat agung-Nya digenapi-Nya dengan sepenuh-penuhnya, yaitu bahwa Ia akan menjadi Allah mereka sekalipun mereka telah mati, yang mampu dilakukan-Nya, karena di hadapan Dia semua orang hidup. Dengan demikian, Ia telah membuat semua jiwa yang tinggal dengan-Nya berbahagia, semua orang, setiap orang.

* Istri siapa?
Bukan karena ingin tahu orang Saduki bertanya tentang kehidupan setelah kematian, karena mereka sendiri tidak percaya akan hal itu. Namun mereka tahu bahwa Yesus percaya pada kehidupan setelah kematian. Itu sebabnya mereka mengajukan pertanyaan yang sekiranya dapat mempermalukan Yesus di depan orang banyak. Dengan mengacu pada hukum yang tertera di Ul. 25:5 (28), mereka bercerita tentang seorang wanita yang sampai menikahi tujuh orang bersaudara karena mereka meninggal dunia secara berturut-turut tanpa menghasilkan keturunan (29-32). Lalu siapa yang berhak disebut sebagai suami wanita itu pada hari kebangkitan (33)?

Yesus menjelaskan bahwa kehidupan sesudah kematian berbeda dengan kehidupan yang dikenal di bumi (34-35). Juga bukan merupakan kelanjutan dari kehidupan yang dijalani di dunia. Orang-orang beriman akan mendapat bagian dalam kebangkitan dan ambil bagian dalam sifat kekal, yang merupakan natur keilahian Allah. Karena itu tidak perlu lagi melanjutkan keturunan melalui sebuah pernikahan (35).

Yesus mengingatkan tentang Musa yang mendengar pernyataan Allah mengenai diri-Nya, yakni bahwa Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub (37). Jika hidup mereka hanya berakhir di dalam kematian, Allah tidak akan menyebut diri-Nya sebagai Allah mereka. Sebab Ia adalah Allah orang hidup, bukan Allah orang mati (38)! Pengajaran Yesus ini menjelaskan bahwa hanya ada satu momen hidup yang akan berakhir dengan kematian. Tidak ada reinkarnasi! Setelah itu kita harus mempertanggungjawabkan hidup kita di hadapan Allah. Kebangkitan menjadi pengharapan bagi orang-orang yang percaya kepada Allah, Sumber hidup. Jika Allah tetap Allah Abraham, Ishak, dan Yakub sesudah mereka mati, berarti Abraham, Ishak, dan Yakub tetap hidup dan kelak mereka akan dibangkitkan. Kematian tidak dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah. Sebaliknya kematian akan menjadi awal hidup kita bersama Allah.


BcO 1 Makabe 1:1-24
Raja Aleksander dan pengganti-penggantinya
1
Aleksander bin Filipus, orang Makedonia, telah merebut kekuasaan. Maka bertolaklah ia dari negeri Kitim dan dikalahkannyalah Darius, raja Persia dan Media. Ia sendiri menjadi raja menggantikan Darius, pertama-tama atas negeri Helas.
2
Ia mengadakan banyak peperangan dan direbutnya pelbagai kota berbenteng dan disembelihnya raja beberapa negeri.
3
Ia menembus sampai ke ujung-ujung bumi dan dirampasinya amat banyak bangsa. Dan bumi berdiam diri di hadapan Aleksander. Maka ia menjadi tinggi hati dan congkak.
4
Dihimpun olehnya pasukan yang sangat kuat dan dikuasai olehnya berbagai negeri, bangsa dan penguasa yang wajib memberikan upeti kepadanya.
5
Ia jatuh sakit akhirnya di tempat tidurnya dan merasa akan mati.
6
Maka dipanggilnyalah para penjabatnya yang terkemuka, yang sejak masa mudanya dididik bersama dengannya. Waktu masih hidup ia membagi-bagikan kerajaannya kepada mereka.
7
Adapun Aleksander menjadi raja selama dua belas tahun, lalu mangkat.
8
Para penjabatnya menjadi berkuasa, masing-masing di wilayahnya sendiri.
9
Setelah Aleksander mangkat maka mereka sekalian mengenakan mahkota dan demikianpun anak mereka sesudahnya, bertahun-tahun lamanya. Merekapun banyak berbuat jahat di bumi.


Antiokhus Epifanes dan masuknya kebudayaan Yunani di Israel
10
Dari pada mereka itulah terbit sebuah tunas yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes putera raja Antiokhus. Ia telah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes menjadi raja dalam tahun seratus tiga puluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani.
11
Di masa itu tampil dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata: "Marilah kita pergi dan mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa di keliling kita. Sebab sejak kita menyendiri maka kita ditimpa banyak malapetaka."
12
Usulnya itu diterima baik.
13
Maka beberapa orang dari kalangan rakyat bersedia untuk menghadap raja. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain.
14
Kemudian orang-orang itu membangun di Yerusalem sebuah gelanggang olah raga menurut adat bangsa-bangsa lain.
15
Merekapun memulihkan kulup mereka pula dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat.


Antiokhus Epifanes merampasi Bait Allah dan mengejar orang-orang Yahudi
16
Setelah kokoh kuat kerajaannya maka Antiokhus bermaksud memerintah juga di negeri Mesir, supaya dengan demikian merajai kedua kerajaan itu.
17
Maka ia memasuki negeri Mesir dengan banyak pasukan, yaitu kereta perang, gajah, pasukan berkuda dan angkatan laut yang besar.
18
Mulailah ia berperang melawan Ptolemeus raja Mesir, yang dikalahkan lalu melarikan diri. Dalam pada itu banyak orang tewas karena luka.
19
Kota-kota berbenteng di negeri Mesir direbut dan dirampasi oleh Antiokhus.
20
Sesudah mengalahkan Mesir dalam tahun seratus empat puluh tiga maka kembalilah Antiokhus dan menyerbu Israel serta naik menyerang kota Yerusalem dengan tentara besar.
21
Ia memasuki Bait Suci dengan congkaknya. Diangkutnyalah mezbah emas, kandil, segala perkakasnya,
22
meja roti sajian, bokor penyiram, cawan, perukupan emas, tabir, semua karangan dan segenap perhiasan emas yang ada pada muka Bait Allah, yang seluruh lapis emasnya direnggutkan oleh Antiokhus.
23
Diambilnya juga perak, emas dan perkakas berharga serta harta benda tersembunyi yang ditemukannya.
24
Kemudian Antiokhus pulang ke negerinya dengan membawa semuanya itu, setelah ditumpahkannya banyak darah dan diucapkannya kata-kata yang congkak sekali.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 7 November 2022 - Lukas 17:1-6 - BcO 1 Makabe 1:41-64 - Hari Biasa

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 5 November 2022 - Lukas 16:9-15 (Penjelasan) - BcO Keb. 18:1-15a; 19:4-9 - Hari Biasa Hari Sabtu Imam





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)