misa.lagu-gereja.com
 
Selasa, 1 November 2022
HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS
Why. 7:2-4,9-14; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; 1Yoh. 3:1-3;
Matius 5:1-12a
BcO Wahyu 4:1-11 atau Why. 5:1-14
Warna Liturgi Putih
MT/BPI Edisi Baru: 184, 956 Lama: 841, 956
Saran Nyanyian: PS 616, 618, 641, 642, 643, 700

Baca Juga:

Matius 5:1-12a
Ucapan bahagia
5:1 Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. 5:2 Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya: 5:3 "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. 5:5 Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi. 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. 5:7 Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. 5:9 Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. 5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. 5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. 5:12 Bersukacita dan bergembiralah,

Penjelasan:

* Mat 5:1 - Orang banyak // Bukit // Murid-murid-Nya
Orang banyak. Sebuah acuan kepada kerumunan orang dari ayat sebelumnya, dan suatu petunjuk bahwa khotbah ini diberitakan ketika pelayanan di Galilea sedang hebat-hebatnya. Bukti selanjutnya ialah pengajaran yang terkandung dalam khotbah ini sudah tingkat lanjutan. Bukit. Sebuah dataran menanjak yang tidak disebutkan namanya, rupanya dekat Kapernaum di mana Yesus menemukan tempat yang datar untuk berbicara (Luk. 6:17). Murid-murid-Nya. Lukas menunjukkan bahwa dua belas murid baru saja dipilih (Luk. 6:12-16) dan khotbah ini terutama ditujukan kepada mereka (bdg. Luk. 6:20). Sekalipun demikian, sebagian khotbah tersebut didengar oleh orang banyak (Mat. 7:28: Luk. 6:17).

* Mat 5:3 - Berbahagialah // Yang miskin // empunya // Kerajaan Surga
Berbahagialah (diberkatilah). Bahagia. Sebuah gambaran mengenai kondisi batin seorang percaya. Bila melukiskan seseorang yang di dalam kehendak Allah, sesungguhnya yang dimaksudkan adalah orang yang "sudah selamat." Mazmur 1 memberikan gambaran Perjanjian Lama mengenai orang yang berbahagia, yang menunjukkan sifat dasarnya melalui hal-hal yang ia lakukan. Demikian pula Ucapan Bahagia ini terutama bukanlah sejumlah janji kepada perseorangan, melainkan melukiskan ciri-ciri orang yang sudah dilahirkan kembali. Yang miskin (miskin rohani). Lawan dari sombong rohani. Mereka yang sudah menyadari kemiskinan dirinya di dalam hal-hal rohani dan membiarkan Kristus memenuhi kebutuhan tersebut telah menjadi yang empunya (ahli waris) Kerajaan Surga.

* Mat 5:4-5 - Berdukacita // Yang lembah lembut // Memiliki // bumi
Berdukacita (meratap: bdg. Yes. 61:3). Perasaan sedih yang mendalam atas dosa merupakan ciri khas orang yang berbahagia. Tetapi suatu pertobatan murni akan menghasilkan kesejahteraan bagi orang percaya. Karena Kristus telah menanggung dosa setiap orang, kesejahteraan dari pengampunan yang penuh sudah tersedia (I Yoh. 1:9). Yang lembah lembut. Disebutkan hanya oleh Matius. Jelas mengingatkan kepada Mazmur 37:11. Sumber kelemahlembutan ini adalah Kristus (Mat. 11:28, 29), yang mencurahkannya pada saat manusia menyesuaikan kehendak mereka dengan kehendak-Nya. Memiliki (mewarisi) bumi. Kerajaan Mesianis yang di bumi.

* Mat 5:6-9 - Yang lapar dan haus akan kebenaran // Murah hatinya // Suci hatinya // Membawa damai
Yang lapar dan haus akan kebenaran. Suatu kerinduan yang amat mendalam untuk memperoleh kebenaran pribadi. Kerinduan semacam itu merupakan bukti ketidakpuasan dengan tingkatan rohani yang dicapai saat ini (kontras dengan orang Farisi, Luk. 18:9 dst.) Murah hatinya (bdg. Mzm. 18:25). Orang yang bertindak dengan belas kasihan dapat mengharapkan kemurahan yang sama dari manusia dan Allah. Suci hatinya. Orang yang moralnya tidak tercemar dosa, perhatian atau kesetiaannya tidak bercabang. Bagi mereka ini, selaku pemilik sifat dasar murni Allah, diberi penglihatan yang tak terhalang tentang Allah, sesuatu yang akan mencapai puncak penggenapannya pada saat Kristus datang kembali (I Kor. 13:12; I Yoh. 3:2). Membawa damai. Sebagaimana adalah "Allah damai sejahtera" (Ibr. 13:20). dan Kristus adalah "saja Damai" (Yes. 9:5), demikian pula pembawa damai di dalam Kerajaan akan dikenal sebagai orang yang memiliki sifat dasar Allah. dan akan dihormati secara selayaknya.

* Mat 5:10-12 - Dianiaya oleh sebab kebenaran // Nabi-nabi
Dianiaya oleh sebab kebenaran. Pada saat peresmian kerajaan Mesianis, kesalahan-kesalahan semacam ini akan diluruskan. Dan di dalam kerajaan ini pun kehadiran orang berdosa akan memungkinkan adanya kejahatan. walaupun akan langsung ditindak. Nabi-nabi. Para nabi Perjanjian Lama yang menubuatkan kerajaan ini dan memberitakan sifatnya yang benar juga menghadapi tantangan yang sama (Yeremia, Yer. 20:2: Zakharia, II Taw. 24:21).

BcO Wahyu 4:1-11
Kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang
4:1 Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. 4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. 4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya. 4:4 Dan sekeliling takhta itu ada dua puluh empat takhta, dan di takhta-takhta itu duduk dua puluh empat tua-tua, yang memakai pakaian putih dan mahkota emas di kepala mereka. 4:5 Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah. 4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal; di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang. 4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasar yang sedang terbang. 4:8 Dan keempat makhluk itu masing-masing bersayap enam, sekelilingnya dan di sebelah dalamnya penuh dengan mata, dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru siang dan malam: "Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang akan datang." 4:9 Dan setiap kali makhluk-makhluk itu mempersembahkan puji-pujian, dan hormat dan ucapan syukur kepada Dia, yang duduk di atas takhta itu dan yang hidup sampai selama-lamanya, 4:10 maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, sambil berkata: 4:11 "Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan."

Penjelasan:

* Why 4:1-3 - lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga // takhta // permata yaspis, // permata // zamrud // suatu pelangi,
Sebagaimana Kitab Wahyu dibuka dengan penyebutan takhta Allah, dan surat terakhir yakni kepada jemaat yang ketujuh ditutup dengan penyebutan takhta Kristus, demikian pula di sini penglihatan nubuat besar yang pertama diawali dengan pernyataan: lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga (lih. Dan. 7:9). Sebuah takhta ialah lambang dari pemerintahan dan kekuasaan. Yohanes berusaha untuk mencatat penglihatan tentang Allah yang mirip dengan yang dilihat oleh Musa (Kel. 19:9, 19), Yesaya (6:5) dan Yehezkiel (1:26, 28). Sang pelihat menyamakan apa yang dilihatnya dengan tiga buah batu permata: permata yaspis, sebuah batu permata transparan bagaikan kaca atau batu kristal, permata sardis yang berwarna merah, dan zamrud yang berwarna hijau. Batu pertama dan batu terakhir pada penutup dada imam besar ialah permata sardis dan yaspis (Kel. 28:17, 20). Diperkirakan batu-batu permata ini melambangkan kekudusan. murka, dan kemurahan. Di sekeliling takhta terdapat suatu pelangi, yang melambangkan kasih karunia, atau seperti yang dikatakan oleh Hengstenberg, "kasih karunia yang muncul sesudah kemurkaan."

* Why 4:4-5 - dua puluh empat tua-tua // mahkota // ketujuh Roh Allah
Kumpulan besar yang pertama di surga kini diperkenalkan: dua puluh empat tua-tua yang duduk di atas dua puluh empat takhta yang diletakkan di sekitar takhta Allah (lih. juga 11:16) dengan berpakaian jubah putih sambil memakai mahkota (stephanoi) yang terbuat dari emas. Stephanoi adalah mahkota yang dianugerahkan kepada orang yang telah menang. Banyak penafsir telah berusaha untuk mengidentifikasi kedua puluh empat tua-tua tersebut, tetapi banyak orang akan setuju dengan Govett bahwa mereka itu adalah "para penasihat takhta yang paham akan rencana dari sang raja dan mampu menyampaikan pemahaman kepada Yohanes selaku hamba Allah" (Robert Govett, Lectures on the Apocalvpre, in loco). Dua puluh empat sebagai angka lambang hanya dijumpai di dalam kitab ini dan di dalam kitab inipun hanya berkaitan dengan para penatua ini (5:8; 11:16; 19:4). (Untuk pembahasan yang terinci mengenai identitas para penatua ini lihat G. H. Lang, The Revelation of Jesus Christ, hlm. 124-136). Dari takhta muncul kilat, suara, guntur dan di samping itu Yohanes melihat tujuh obor yang menyala yang diidentifikasi olehnya sebagai ketujuh Roh Allah. Konsep tentang tujuh Roh Allah pastilah mengacu kepada kesempurnaan dan kepenuhan dari semua kegiatan Oknum Tritunggal yang ketiga.

* Why 4:6-7 - lautan kaca // empat makhluk,
Di hadapan takhta terdapat lautan kaca (bdg. Kel. 24:10), yang rupanya menunjukkan bahwa keadaan laut sebelumnya - yang penuh badai dan ombak berbahaya, lambang dari penghasutan manusia di bumi - kini telah ditaklukkan. Kelompok yang lain, empat makhluk, diperkenalkan - yang satu seperti singa, yang berikutnya seperti anak lembu, yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan yang terakhir seperti burung nazar yang sedang terbang (mirip dengan yang dilihat Yehezkiel, 1:5-14, 15-22; 10:20-22). Swete, dengan keringkasannya yang khas, dengan tepat mengatakan. "Keempat bentuk itu menunjukkan apa yang paling luhur, paling kuat, paling bijaksana dan paling cepat di antara makhluk hidup. Alam, termasuk manusia, diwakili di hadapan takhta ikut ambil bagian dalam penggenapan kehendak Tuhan dan penyembahan kepada keagungan Tuhan" (H. B. Swete, The Apocalypse of St. John, in loco). Mereka ini muncul kembali dalam 6:7; 7:11; 14:3; 15:7; 19:4.

* Why 4:8-11
Seiring dengan diperkenalkannya keempat makhluk hidup kita menemukan puji-pujian pertama dari dua puluh puji-pujian yang dinyanyikan oleh berbagai kelompok di sepanjang Kitab Wahyu ini. Lima di antaranya terdapat dalam dua pasal ini yang mendahului pembukaan meterai. Dua yang pertama merupakan puji-pujian kepada Allah; satu dinyanyikan oleh keempat makhluk yang menyerukan kekudusan Allah (4:8) dan satunya dinyanyikan oleh kedua puluh empat tua-tua yang mengakui bahwa Allah adalah sang Khalik. Kata-kata pembukaan dari puji-pujian yang pertama mengingatkan kita akan Yesaya 6:3, yang secara teknis dalam himnologi kuno dikenal dengan nama trisagion (kidung tiga lapis). Kidung yang ketiga dan keempat dipanjatkan kepada Anak Domba, dan dinyanyikan oleh kedua kelompok yang sama, yang berisi pengakuan bahwa Anak Domba itu layak membuka kitab kehidupan (5:9, 10; 5:11, 12). Kidung kelima dipanjatkan kepada Allah dan Anak Domba oleh "semua makhluk yang di sorga dan yang di bumi dan yang di bawah bumi" (5:13) dan menganggap mereka sebagai sumber berkat, kehormatan, kemuliaan dan kekuasaan.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 2 November 2022 - Yohanes 6:37-40 - BcO 1 Kor 15:12-34 - PENGENANGAN ARWAH SEMUA ORANG BERIMAN

PREV:
Renungan Katolik Senin, 31 Oktober 2022 - Lukas 14:12-14 (Penjelasan) - BcO Kebijaksanaan 9:1-18 - Hari Biasa





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)