misa.lagu-gereja.com
 
Selasa, 22 November 2022
Peringatan Wajib
St. Sesilia
Why. 14:14-20; Mzm. 96:10,11-12,13;
Lukas 21:5-11
BcO Daniel 6:5-28
Warna Liturgi Merah

Lukas 21:5-11
Bait Allah akan diruntuhkan
21:5 Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: 21:6 "Apa yang kamu lihat di situ -- akan datang harinya di mana tidak ada satu batupun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."
Permulaan penderitaan
21:7 Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?" 21:8 Jawab-Nya: "Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. 21:9 Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera." 21:10 Ia berkata kepada mereka: "Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, 21:11 dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.

Penjelasan:


* Penghakiman Dinubuatkan

I. Dengan penuh kekaguman beberapa orang berbicara mengenai keagungan dan kemegahan Bait Allah. Di antara mereka ada beberapa dari murid-murid Kristus sendiri juga. Mereka berusaha menarik perhatian-Nya terhadap bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan (ay. 5). Bagian luarnya dibangun dengan menggunakan batu-batu yang indah-indah dan bagian dalamnya dipercantik dan diperkaya dengan barang-barang persembahan yang dipersembahkan untuk maksud tersebut; semuanya dipajang di situ. Mereka mengira bahwa Guru mereka akan sama terpesonanya dengan barang-barang tersebut seperti halnya mereka, dan akan sangat menyesali kehancurannya sama seperti mereka. Ketika kita berbicara tentang Bait Allah, harusnya kita berbicara mengenai kehadiran Allah di dalamnya, dan semua ketetapan Allah dijalankan di dalamnya, dan persekutuan yang dimiliki umat-Nya dengan-Nya di sana. Namun, sangatlah disayangkan jika ketika kita berbicara mengenai gereja, kita hanya memusatkan pembicaraan kita mengenai kemegahan dan kekayaannya, keagungan dan kekuasaan pejabat-pejabat dan pemimpin-pemimpin di dalamnya. Karena keindahan raja ada di dalam.

II. Kristus begitu memandang rendah keagungan bangunan Bait Allah ini ketika berbicara mengenainya, dan dengan sedemikian pastinya Ia membicarakan kehancurannya yang tidak lama lagi akan terjadi (ay. 6): "Apa yang kamu lihat di situ, semua yang indah-indah yang sangat kamu kasihi itu, lihatlah, akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, dan beberapa orang yang masih hidup sekarang ini akan tetap hidup untuk menyaksikannya. Bangunan ini, yang kelihatannya sangat indah sehingga tidak ada seorangpun yang tega untuk merobohkannya dan yang kelihatannya begitu kokoh sehingga tidak ada seorang pun yang berpikir bahwa ada orang yang mampu merobohkannya, akan luluh lantak. Hal ini akan terjadi segera setelah Bait Allah rohani dari gereja Injili (yang merupakan inti dari Bait bayangan tersebut) mulai berkembang di dunia ini." Jika jauh-jauh hari kita sudah bisa melihat dengan iman bahwa semua kemuliaan yang tampak dari luar itu akan hancur dan pudar, kita seharusnya tidak mengarahkan hati kita kepadanya seperti orang-orang yang tidak dapat melihat atau tidak ingin melihat jauh ke depan.

III. Dengan rasa penasaran, mereka yang berada di dekat-Nya bertanya-tanya kapan kehancuran yang dahsyat itu akan terjadi: Guru, bilamanakah hal itu akan terjadi? (ay. 7). Biasanya kita cenderung ingin mengetahui hal-hal di masa depan dan waktu terjadinya, padahal hal ini bukanlah menjadi bagian kita untuk mengetahuinya. Sebetulnya, yang harus kita pedulikan untuk kita ketahui adalah apa yang menjadi kewajiban kita dalam menantikan hal-hal tersebut, dan bagaimana kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Mereka bertanya mengenai apakah tandanya, kalau itu akan terjadi? Mereka tidak bertanya mengenai suatu tanda untuk sekarang ini untuk meneguhkan kebenaran nubuat itu sendiri supaya mereka dapat memercayainya (karena perkataan Kristus sudah cukup untuk itu), sebaliknya mereka bertanya mengenai tanda-tanda yang akan tampak nanti ketika penggenapan nubuat tersebut mendekat, untuk mengingatkan mereka nanti. Tanda-tanda zaman inilah yang Kristus ajarkan kepada mereka untuk diamati.

IV. Dengan begitu jelasnya dan lengkapnya Kristus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, sejauh yang perlu untuk mengarahkan mereka dalam menjalankan kewajiban mereka; karena segala pengetahuan layak untuk dicari sejauh hal itu untuk dijalankan.

. Mereka hendaknya mengerti bahwa mereka akan mendengar mengenai kemunculan Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu (ay. 8): Banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku. Ia tidak memaksudkan dalam nama Yesus, walaupun ada beberapa penipu yang berpura-pura diutus oleh-Nya (Kis. 19:13). Yang dimaksudkan-Nya adalah mereka yang berpura-pura menyandang gelar Mesias dan bertindak seperti Dia. Banyak orang berlagak bahwa merekalah yang akan membebaskan bangsa Yahudi dari orang Romawi. Mereka menetapkan kapan saat pembebasan itu akan terjadi. Dengan begitu, mereka menjerat banyak orang menemui kebinasaan mereka. Mereka akan berkata, "Hoti egō eimi -- Akulah Dia," atau "Akulah," seakan-akan memakai nama Allah yang tidak bisa diucapkan itu, Akulah, yang dengannya Ia membuat diri-Nya dikenal ketika Ia datang untuk membebaskan Israel keluar dari Mesir. Mereka menyemangati orang untuk mengikuti mereka dengan menambahkan, "Waktunya semakin dekat ketika kerajaan akan dipulihkan kepada bangsa Israel, dan semua orang yang mengikutiku akan memperoleh bagian di dalamnya."

. Mereka harus sadar bahwa mereka sendiri akan menjadi tanda-tanda dan mujizat-mujizat di Israel. Ketika mereka dianiaya, itulah yang menjadi pertanda awal akan terjadinya kehan-curan kota tersebut dan Bait Allah seperti yang telah Ia nubuatkan sekarang. Bahkan, ini akan menjadi pertanda pertama mengenai kebinasaan mereka yang mendekat: "Sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya. Kiamat akan dimulai dari rumah Allah. Kamu harus lebih dulu menderita kesusahan sebagai peringatan atas mereka, sehingga jika mereka masih bisa menimbang, mereka dapat memikirkannya: Jikalau orang berbuat demikian dengan kayu hidup, apakah yang akan terjadi dengan kayu kering? (1Ptr. 4:17-18) Namun ini belumlah semua. Hal ini harus dilihat bukan hanya sebagai penderitaan atas yang dianiaya, namun sebagai dosa dari para penganiaya. Sebelum penghakiman Allah ditimpakan ke atas mereka, mereka akan memenuhi ukuran kefasikan mereka dengan menganiaya kamu." Perhatikanlah, kebinasaan sekelompok orang selalu didahului oleh dosa mereka, dan tidak ada hal yang mengakibatkan kebinasaan menjadi lebih pasti dan lebih menyakitkan daripada dosa penganiayaan. Ini adalah pertanda bahwa murka Allah sedang menimpa sekelompok orang dengan sepenuh-penuhnya, yaitu ketika murka mereka menimpa hamba-hamba Allah dengan sepenuh-penuhnya.


BcO Daniel 6:5-28
6:5 (#6-#6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!" 6:6 (#6-#7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! 6:7 (#6-#8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. 6:8 (#6-#9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." 6:9 (#6-#10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. 6:10 (#6-#11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. 6:11 (#6-#12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya. 6:12 (#6-#13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali." 6:13 (#6-#14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya." 6:14 (#6-#15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya. 6:15 (#6-#16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!" 6:16 (#6-#17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!" 6:17 (#6-#18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. 6:18 (#6-#19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur. 6:19 (#6-#20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; 6:20 (#6-#21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?" 6:21 (#6-#22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! 6:22 (#6-#23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan." 6:23 (#6-#24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya. 6:24 (#6-#25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka. 6:25 (#6-#26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! 6:26 (#6-#27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. 6:27 (#6-#28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa." 6:28 (#6-#29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.

Penjelasan:


* Dan 6:6-9 - Ke dalam gua singa
Kekuatan rencana itu terletak pada pemanfaatan kesombongan Darius. Semua perkataan dan usulan orang-orang itu menyenangkan nafsu kafir sang raja yang memuliakan diri sendiri. Sebagai seorang yang berumur 62 tahun, dia tahu bahwa jika dia hendak memperoleh kemuliaan, sekaranglah saatnya atau tidak sama sekali! Pernyataan mereka bahwa "semua" penasihat telah bermufakat adalah sebuah dusta, karena Daniel tidak dimintai pendapat. Ke dalam gua singa. Orang-orang Persia yang menjadi penganut Zoroastrian percaya bahwa api adalah sakral. Karena itu bagi mereka, tidaklah tepat untuk membakar jenazah atau menghukum mati dengan api. Orang-orang Zoroastrian (Parsi) sampai sekarang tetap memberikan jenazah kepada burung-burung pemakan bangkai.

* Doa Daniel. 6:11, 12.
Penilaian Allah sendiri tentang Daniel dan nama baiknya di surga membuat doa-doa Daniel layak untuk kita perhatikan dan teladani (bdg. Yoh. 14:14; Dan. 10:11). Kehebatan imannya yang berani dikenal oleh semua orang yang memasuki situasi itu secara simpatik. Dia tetap mempertahankan kebiasaannya yang saleh dan kepercayaannya, seperti yang biasa dilakukannya, di tengah-tengah suatu keadaan yang sangat sulit, demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat.

* Dan 6:10 - Demi didengar // Pergilah ia ke rumahnya ... berdoa // ke arah Yerusalem
Demi didengar. Pertama-tama, doa itu penuh keberanian (bdg. Hus di Constancem 1415 M). Pergilah ia ke rumahnya ... berdoa. Kedua, doa itu sungguh-sungguh saleh, tanpa berpura-pura bersikap jagoan di hadapan umum. Tidak ada pameran keagamaan. Daniel hanya melakukan apa yang dia tahu benar (bdg. Yak. 1:27; Mat. 6:5). Ketiga, doa itu sesuai dengan Alkitab. Sebagaimana Musa, dalam Ulangan 28:36-38, telah menubuatkan pembuangan orang-orang Yahudi, begitu juga dengan kata-kata Salomo dalam II Tawarikh 6:36-39 telah menuliskan tentang ibadah mereka dalam pembuangan. Daniel 6:11, 12 harus dipahami dengan mengingat bagian-bagian Alkitab yang sangat diperlukan ini.

Delapan elemen yang spesifik dari doa yang benar tampak dalam perbandingan. (1) Iman. Daniel mempercayai Firman Allah, karena dia menaatinya dan menjadikannya sebagai dasar doanya. Doa orang-orang buangan harus "berkiblat ke negeri mereka," dan dengan menghadap ke arah Yerusalem Daniel menunjukkan iman yang penuh rasa hormat. (2) Ibadah. Salomo menuliskan "berkiblat ... ke kota," yakni Yerusalem (Ul. 12:5-7; I Taw. 11:4-9; 13:1-14; 15:25-29; II Taw. 3:1, 2; 5:1-14; 7:1-3. Bdg. Yoh. 4:20-22; Kis. 4:12). Daniel tidak bisa benar-benar beribadah di kota suci, tetapi sikap tubuhnya menunjukkan bahwa dia ingin berbuat demikian; dan dalam roh dia melakukannya! (3) Landasan berupa pendamaian melalui darah. "Ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu" adalah pusat upacara persembahan kurban. Sikap tubuh Daniel mengakui hal tersebut (bdg. Ibr. 10:19-22). (4) Kerendahan hati. Ini ditunjukkan dengan penekanan yang jelas dalam sikap tubuh berlutut (bdg. Luk. 18:13, 14). (5) Keteraturan. Tiga kali sehari (bdg. Mzm. 55:16, 17). (6) Permohonan. Berdoa atau dan tetap berdoa. Kata oela' berarti "bersujud dengan permohonan." (7) Ucapan syukur. Memuji, dan lain-lain (bdg. Flp. 4:6). (8) Kesetiaan. Seperti yang biasa dilakukannya.

* Dan 6:11 - Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa // bergegas-gegas masuk
Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa. Di sini, seperti dalam ayat 6, bergegas-gegas masuk memiliki pengertian sekumpulan orang yang hiruk-pikuk. Dalam kejadian sebelumnya, mereka mengerumuni raja dengan usulan-usulan yang menggemparkan dan dalam kejadian kedua mereka mengganggu secara beramai-ramai seorang pelayan publik yang saleh dan lanjut usia dalam doa pribadinya. Tidak ada satu tindakan pun yang patut dipuji.

* Persekongkolan itu Tampaknya Berhasil. 6:14-18.
Darius ternyata terikat dan tercekik oleh hukumnya sendiri. Dengan demikian, dia menunjukkan bahwa kekuasaannya lebih rendah dibandingkan dengan kekuasaan Nebukadnezar, yang berada di atas hukum. Pemerintahan Darius lebih mendekati cita-cita demokrasi, tetapi tidak semutlak demokrasi bangsa Kasdim. Dalam hal itu pemerintahannya kurang kuat sehingga menggenapi apa yang telah diramalkan melalui bagian yang dari perak dalam nubuat tentang patung pada pasal 2. Perhatikan bahwa kesukaan raja kepada Daniel tidak hilang, dan bahwa iman Daniel juga mengilhami sang raja untuk percaya.

* Jawaban yang Ajaib atas Doa Daniel. 6:19-28.
Seandainya Daniel berdoa untuk dirinya sendiri, maka ayat 22-24 menguraikan jawabannya; seandainya untuk raja, maka ayat 17 dari bagian sebelumnya menunjukkan karya Allah di dalam hatinya; seandainya untuk kemuliaan Allah, maka ayat 25-29 menjadi jawabannya. Iman Zoroastrian dari sang raja merupakan bentuk kepercayaan kafir yang paling mirip dengan monoteisme etik Yahudi. Pernyataan ini berbunyi nyaris seolah-olah dia telah "menemukan." Allah dimuliakan melalui kehancuran musuh-musuh-Nya, melalui pengakuan sang raja, dan melalui penghargaan terhadap hamba-Nya.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 23 November 2022 - Lukas 21:12-19 (Penjelasan) - BcO Daniel 8:1-26 (Penjelasan) - Peringatan fakultatif St. Klemens I, Paus, St. Kolumbanus

PREV:
Renungan Katolik Senin, 21 November 2022 - Lukas 21:1-4 (Penjelasan) - BcO Daniel 5:1-17.23-6:1 (Penjelasan) - Peringatan Wajib Santa Perawan Maria Dipersembahkan kepada Allah





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)