misa.lagu-gereja.com
 
Selasa, 13 Desember 2022
Peringatan Wajib
St. Lusia
Zef. 3:1-2,9-13; Mzm. 34:2-3,6-7,17-18,19,23;
Matius 21:28-32
BcO Mikha. 4:1-7
Warna Liturgi Merah

Matius 21:28-32
Perumpamaan tentang dua orang anak
21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur. 21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. 21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. 21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. 21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."

Penjelasan:

* Pemimpin yang buta.
Mana lebih baik, mengatakan "ya", tetapi tidak melakukannya atau mengatakan "tidak", tetapi kemudian melakukannya? Itu yang Tuhan Yesus tanyakan kepada para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Jawaban mereka menjadi dasar untuk Tuhan Yesus menghakimi mereka (ayat 31).

Para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi adalah pemimpin-pemimpin agama yang seperti anak sulung dalam kisah Tuhan Yesus tadi. Merekalah yang pertama-tama diberikan firman Tuhan. Tetapi sayang, mereka tidak menindaklanjutinya dengan memercayai lalu melakukan kehendak Surga. Akibatnya mereka tetap tinggal di luar Kerajaan Allah. Hal sebaliknya terjadi. Para pemungut cukai dan perempuan sundal adalah seperti anak kedua yang menyesali sikap berdosa mereka dan bertobat ketika Yohanes pembaptis menegor mereka. Contoh jelas kedua kelompok ini ternyata tidak membuat para pemimpin agama itu menyesali sikap mereka itu dan bertobat (ayat 32).

Mengapa para pemimpin agama ini begitu sulit untuk percaya dan bertobat? Pertama, mereka menganggap diri lebih tinggi daripada kebanyakan orang. Yang perlu bertobat adalah orang berdosa, bukan mereka. Kedua, para pemimpin agama ini dibutakan oleh status mereka. Mereka merasa bahwa sebagai pemimpin agama tidak mungkin mereka ditolak oleh Allah. Status menghalangi mereka untuk bertobat.

Masalah yang sama terjadi kini. Banyak pemimpin juga aktivis rohani yang tidak peka (baca: buta) akan kebutuhan pembaruan hidup dan ketaatan kepada firman. Mereka terlalu yakin dengan status mereka sehingga gagal untuk rendah hati menerima teguran. Akibatnya ganda. Mereka sendiri tidak masuk ke Kerajaan Surga dan menghalang-halangi orang lain untuk masuk (menjadi batu sandungan). Tuhan Yesus akan menghakimi mereka kelak, sama seperti Ia menghakimi para pemimpin agama bangsa Yahudi.

* Mat 21:28-32 - aku tidak mau // pergi juga, // pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal
Perumpamaan Tentang Dua Orang Anak. Hanya Matius yang mencatat tiga perumpamaan (bdg. Mrk. 12:1, "dalam perumpamaan" ) yang diucapkan pada kesempatan ini, selaku tanggapan terhadap pejabat Sanhedrin yang mempersoalkan kekuasaan Yesus. Perumpamaan Tentang Dua Orang Anak ini ditafsirkan oleh Yesus sebagai melukiskan tanggapan bertentangan dari golongan yang tersisih secara religius dan para pemimpin mereka terhadap pelayanan Yohanes, yang merupakan persiapan bagi pelayanan Yesus sendiri. Anak laki-laki (sesungguhnya, anak) yang semula mengatakan aku tidak mau tetapi kemudian menyesal (bertobat) dan pergi juga, melukiskan pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal, golongan tersisih secara religius yang akhirnya menerima amanat Yohanes. Banyak di antara mereka menjadi pengikut Yesus (Luk. 5:35). Anak yang mengatakan aku pergi tetapi tidak pergi, melukiskan para pemimpin agama yang semula memberikan semacam persetujuan secara angkuh kepada Yohanes (Yoh. 5:35), tetapi tidak pernah ikut dengan sungguh-sungguh (Luk. 7:29, 30). Jadi, para pemungut cukai dan perempuan sundal itu, dengan menanggapi Yohanes, menunjukkan bahwa mereka siap untuk Kerajaan Allah Mesianis. Jalan Kebenaran (II Ptr. 2:21) melukiskan pemberitaan Yohanes (bdg. 22:16, "jalan Allah") yang dikaitkan dengan Nuh (II Ptr. 2:5), dan mungkin merupakan isi pemberitaan Yohanes, bukan perilaku pribadinya.


BcO Mikha 4:1-7

Sion sebagai pusat kerajaan damai
4:1 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana, 4:2 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem." 4:3 Ia akan menjadi hakim antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. 4:4 Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya. 4:5 Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.
Penyelamatan puteri Sion
4:6 Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengumpulkan mereka yang pincang, dan akan menghimpunkan mereka yang terpencar-pencar dan mereka yang telah Kucelakakan. 4:7 Mereka yang pincang akan Kujadikan pangkal suatu keturunan, dan yang diusir suatu bangsa yang kuat, dan TUHAN akan menjadi raja atas mereka di gunung Sion, dari sekarang sampai selama-lamanya.

Penjelasan:

* Mi 4:1 - Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir // Gunung rumah Tuhan // ke sana,
Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir (atau akhir, harf. setelah). Setelah hari-hari penghakiman yang digambarkan pada pasal sebelumnya. Frase ini biasanya dipakai oleh para nabi untuk menunjukkan zaman Mesias (bdg. Hos. 3:5). C. F. Keil menyatakan: "Pemuliaan yang dinubuatkan atas gunung Bait Suci ditentukan untuk masa penggenapan Kerajaan Allah" (The Twelve Minor Prophets, II, 456). Gunung rumah Tuhan secara spiritual akan ditinggikan melampaui semua gunung. Bangsa-bangsa akan berduyun-duyun (seperti sungai) ke sana, atas kemauan sendiri, sebab Allah akan berada di sana.

* Mi 4:2 - mengajar // jalan-jalan-Nya // pengajaran ini
Mereka akan mengajak dan mendorong sesamanya, dan TUHAN akan menjadi gurunya. Kata Ibrani untuk mengajar berasal dari sebuah kata yang berarti "melemparkan tombak" atau "melepaskan anak panah. Artinya menjadi "menyebabkan adanya penjelasan," sama dengan "mengajar atau mendidik." Hal yang dijelaskan itu dikenal sebagai "taurat" atau pengajaran. Kata ini tidak hanya dipakai untuk Taurat Musa saja melainkan untuk keseluruhan Perjanjian Lama; sebab itu ajaran-ajaran mengenai Mesias pun termasuk di dalamnya. Semua bangsa harus berduyun-duyun menuju tempat tinggal TUHAN untuk belajar mengenai Mesias, sebab mereka akan, merindukan jalan-jalan-Nya. TUHAN akan mengajar maksud-maksud dan tuntutan-tuntutan-Nya, dan akan mungkin bagi manusia untuk menempuh jalan tersebut sebab pengajaran ini (Ibr. torĂ¢) akan keluar dari Sion.

* Mi 4:3 - Ia akan menjadi hakim ... dan akan menjadi wasit // suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh
Ia akan menjadi hakim ... dan akan menjadi wasit (harf., mengadili). TUHAN akan bertindak sebagai hakim di antara bangsa-bangsa yang berselisih, menetapkan sebagai benar suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh. Mereka akan berhenti berperang dan akan mengubah peralatan perang menjadi alat damai. Hal ini kembali menunjuk pada ketetapan hati bangsa-bangsa untuk berjalan menempuh jalan-jalan TUHAN, dan pada keluarnya pengajaran dari Yerusalem (ay. 2). Di Yerusalem, tempat kediaman raja-raja, terdapat konsep tentang kedudukan dan otoritas raja serta juga penghakiman. Kedamaian adalah buah dari pengajaran tentang Firman Tuhan.

* Mi 4:4-5 - masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan // nama TUHAN Allah
Dengan tidak lagi belajar untuk perang, masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan (bdg. Za. 3:10). Ini bisa terjadi, karena TUHAN, Allah Israel, adalah Oknum kekal yang ada dengan sendirinya, bukan diciptakan. Berbeda dengan Dia, allah-allah kafir tidak memiliki kehidupan, dan yang menyembah mereka akan binasa. Orang-orang yang berjalan demi nama TUHAN Allah (ay. 5) akan memiliki kedamaian kekal.

* Janji tentang Kembalinya Orang-orang Buangan. 4:6, 7.
Sabda TUHAN adalah bahwa orang-orang buangan akan kembali, namun pada "hari-hari yang "terakhir" (ay. 1), setelah menderita dan mengalami penghakiman. TUHAN akan mengumpulkan mereka yang pincang dan terbuang, orang-orang yang dengan kejam dibawa ke pembuangan, yang dibuat menderita oleh Tuhan akibat dosa-dosa mereka. Mereka ini akan menjadi pangkal suatu keturunan (ay. 7) atau orang-orang yang masih tersisa yang dikatakan oleh para nabi (bdg. Yes. 37:32; 46:3; Yer. 23:3; Am. 5:15). Orang-orang yang dibuang itu akan menjadi bangsa yang kuat milik TUHAN sendiri. Dan Dia akan menjadi raja atas mereka di gunung Sion mulai dari kepulangan mereka bahkan sampai selama-lamanya. (Lih. penutup dari ps. 5 sebagai penggenapan nubuatan ini.)




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 14 Desember 2022 - Peringatan Wajib St. Yohanes dr Salib Warna Liturgi Putih

PREV:
Renungan Katolik Senin, 12 Desember 2022 - Matius 21:23-27 (Penjelasan) - BcO 1 Tawarikh 17:1-15 (Penjelasan) - Peringatan fakultatif Santa Perawan Maria Guadalupe





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)