misa.lagu-gereja.com        
 
View : 8002 kali
Khotbah Katolik 2018
Minggu, 1 Juli 2018
(Markus 5:21-43)

Khotbah Katolik Minggu, 1 Juli 2018 - Markus 5:21-43 - BcO Neh 4:1-23 - Pekan Biasa XIII O Pekan I

Pekan Biasa XIII O Pekan I
Minggu, 1 Juli 2018
Hari Minggu Biasa XIII (H). E KemSyah.
BcE Keb. 1:13-15; 2:23-24;
Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b;
2Kor. 8:7,9,13-15; Markus 5:21-43 (Mrk. 5:21-24,35-43).
O AllTuh.
BcO Neh 4:1-23.

Markus 5:21-43
Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit

pendarahan
5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong

datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 5:22 datanglah seorang kepala

rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-

Nya 5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir

mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap

hidup." 5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong

mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 5:25 Adalah di situ seorang perempuan

yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 5:26 Ia telah berulang-ulang

diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun

sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 5:27 Dia

sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia

mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah

saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia

merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 5:30 Pada ketika itu juga Yesus

mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang

banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 5:31 Murid-murid-Nya menjawab:

"Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau

bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat

siapa yang telah melakukan hal itu. 5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar

ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus

dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 5:34 Maka kata-Nya kepada

perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat

dan sembuhlah dari penyakitmu!" 5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari

keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau

menyusah-nyusahkan Guru?" 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan

berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 5:37 Lalu Yesus tidak

memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara

Yakobus. 5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang

ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada

orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 5:40

Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan

ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 5:41 Lalu

dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata

kepadamu, bangunlah!" 5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab

umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 5:43 Dengan sangat

Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh

mereka memberi anak itu makan.

Penjelasan:

* Penyembuhan Perempuan yang Sakit Pendarahan (5:21-34)

    Oleh karena orang Gerasa ingin Kristus meninggalkan daerah mereka, Dia tidak tinggal

berlama-lama di situ supaya tidak menyusahkan mereka, tetapi menyeberang lagi dengan

perahu, seperti pada waktu Ia datang (ay. 21), dan di seberang sana orang banyak

mengerumuni Dia. Perhatikanlah, jika ada yang menolak Kristus, maka ada yang lain yang

menerima dan menyambut-Nya. Jika Injil dipandang rendah di suatu tempat, maka Injil itu

akan menyeberangi sungai dan pergi ke tempat lain yang lebih bersedia menyambutnya. Di

antara orang banyak yang berdesak-desakan di dekat-Nya ini,

    I. Ada seseorang yang datang secara terang-terangan untuk memohon kesembuhan atas

seorang anak yang sedang sakit. Orang ini merupakan salah seorang pejabat penting di rumah

ibadat, yaitu salah seorang pemimpin ibadah di sinagoge atau, seperti menurut pendapat

beberapa ahli, merupakan salah seorang hakim dalam dewan kehormatan, yang biasanya ada

di setiap kota dan terdiri atas dua puluh tiga orang. Nama orang ini tidak disebutkan dalam

Matius, tetapi di sini namanya disebutkan, yaitu Yairus atau Yair (Hak. 10:3). Walaupun ia

seorang pejabat tinggi, ia menyapa Kristus dengan sangat rendah hati dan hormat. Ketika ia

melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya, dan menghormati-Nya sebagai seorang

besar walaupun dari luar Ia tidak tampak demikian. Dengan mendesak ia memohon dengan

sangat kepada Yesus, seperti orang yang bersungguh-sungguh hati dan yang tidak hanya

menghargai belas kasih yang sedang dicarinya, tetapi juga tahu bahwa ia tidak bisa

mendapatkan yang dicarinya itu di tempat lain. Masalah yang dihadapinya adalah bahwa dia

mempunyai seorang anak perempuan, sekitar dua belas tahun umurnya, anak kesayangan

keluarga, yang sekarang hampir mati; namun ia percaya bahwa jika Kristus bersedia datang

dan meletakkan tangan-Nya atasnya, anaknya itu akan kembali lagi, bahkan dari gerbang

kematian. Pertama-tama dia berkata, "Anakku hampir mati" (menurut Markus), tetapi setelah

itu, sesudah mendengar informasi baru yang disampaikan kepadanya, dia berkata, "Anakku

perempuan baru saja meninggal" (menurut Matius); walaupun begitu, orang ini tetap

meneruskan permintaannya (Luk. 8:42-49). Kristus langsung setuju dan pergi dengannya (ay.

24).
    II. Ada satu orang lagi yang datang diam-diam untuk mencuri kesembuhan (kalau saya

boleh mengatakannya demikian) untuk dirinya sendiri, dan dia memperoleh kesembuhan yang

dicarinya. Penyembuhan itu terjadi dalam perjalanan, ketika Kristus hendak pergi

membangkitkan putri Yairus, dan Dia diikuti oleh orang banyak. Lihatlah bagaimana Kristus

memanfaatkan waktu-Nya, sehingga tidak satu pun kesempatan berharga yang hilang. Banyak

dari pengajaran-pengajaran-Nya, dan beberapa dari mujizat-mujizat-Nya, dinyatakan di tepi

jalan; kita harus berbuat kebaikan bukan hanya ketika kita duduk di rumah, melainkan juga

ketika kita dalam perjalanan (Ul. 6:7). Sekarang perhatikanlah:
        . Masalah menyedihkan yang dialami oleh wanita malang ini.

        Dia sudah menderita pendarahan selama dua belas tahun, dan ini pasti telah sangat

membuatnya lemah, menyengsarakan hidupnya, dan akan segera mengancam nyawanya. Dia

sudah pergi ke berbagai tabib terbaik yang bisa dia kunjungi, dan memakai obat-obatan serta

pengobatan yang mereka berikan. Selama dia mempunyai sesuatu yang dapat diberikan

kepada tabib-tabib itu, mereka membuatnya terus berharap bahwa mereka bisa

menyembuhkan dia. Tetapi sekarang, setelah dia menghabiskan semua yang dimiliknya, maka

mereka memvonis bahwa dia tidak bisa disembuhkan. Lihatlah di sini:

            (1) Bahwa "kulit ganti kulit," dan orang akan memberikan segala yang dipunyainya

untuk ganti nyawa dan kesehatannya. Wanita ini sudah menghabiskan semua yang dimilikinya

untuk tabib-tabib.
            (2) Kasihan pasien-pasien yang dokternya justru menjadi penyakit yang paling parah

bagi mereka, yaitu mereka yang menderita karena dokter-dokternya, dan bukannya

disembuhkan oleh mereka.
            (3) Mereka yang tidak menjadi lebih baik oleh obat, biasanya menjadi lebih buruk,

dan penyakitnya semakin mengakar.
            (4) Orang biasanya tidak datang kepada Kristus sampai mereka sudah mencari

berbagai pertolongan lain terlebih dahulu dengan sia-sia, dan mendapati, yang pasti akan

terjadi, bahwa dokter-dokter itu tidak berguna. Orang akan menemukan Kristus sebagai

tempat perlindungan yang pasti, bahkan bagi mereka yang menjadikan-Nya sebagai tempat

pelarian terakhir.
        . Iman kuat yang dimiliki wanita itu akan kuasa Kristus untuk bisa menyembuhkannya.

Dia berkata dalam hatinya, walaupun tampaknya tidak ada peristiwa sebelumnya yang

mendorongnya untuk berkata seperti ini, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh"

(ay. 28). Dia percaya bahwa Kristus menyembuhkan, bukan sebagai seorang nabi, dengan

kekuatan yang berasal dari Allah, melainkan sebagai Anak Allah, yaitu dengan kekuatan yang

ada secara bawaan dalam diri-Nya sendiri. Masalah yang dihadapi wanita itu membuatnya

tidak dapat menyampaikan masalah tersebut secara terang-terangan, seperti yang dilakukan

orang lain dalam menyampaikan penderitaan mereka, dan oleh sebab itu dia hanya bisa

berharap untuk disembuhkan secara pribadi, dan memang imannya sesuai dengan masalahnya

itu.
        . Akibat menakjubkan yang dihasilkan oleh jamahannya. Di tengah-tengah orang banyak

itu dia mendekati Yesus dari belakang, dan setelah bersusah payah berhasil menjamah

jubah-Nya, lalu seketika itu juga dia merasa sudah sembuh (ay. 29). Darah yang terus

mengalir kini mengering, dan tiba-tiba dia merasa sekujur tubuhnya sehat walafiat seperti

sediakala sebelum menderita sakit. Dengan demikian, tampak bahwa kesembuhan itu

merupakan mujizat, karena mereka yang disembuhkan dari penyakit semacam itu dengan

cara-cara alami biasanya menjadi pulih secara perlahan dan bertahap, bukan per saltum --

secara sekaligus; tetapi bagi Allah, pekerjaan-Nya sempurna. Perhatikanlah, mereka yang

disembuhkan Kristus dari penyakit akibat dosa, seperti penyakit pendarahan itu, pasti

mengalami perubahan ke arah yang lebih baik secara menyeluruh.
        . Pertanyaan Kristus mengenai pasien-Nya yang tersembunyi dan dorongan yang Ia

berikan kepadanya setelah mengetahui siapa orangnya. Kristus mengetahui, bahwa ada tenaga

yang keluar dari diri-Nya (ay. 30). Dia mengetahui hal itu bukan karena Ia merasa tenaga-Nya

berkurang karena terserap keluar, melainkan karena Dia merasakannya dari dalam jiwa-Nya

pada saat tenaga itu mengalir keluar, dan juga karena secara bawaan selalu timbul rasa

senang pada jiwa-Nya pada saat berbuat baik. Oleh karena ingin melihat pasien-Nya, Kristus

bertanya, bukan dengan kesal seperti orang yang merasa dihina di depan umum, melainkan

dengan lembut seperti orang yang peduli, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid-

Nya, dengan menunjukkan sikap kasar, hampir mengolok-olok Dia karena bertanya seperti itu

(ay. 31); "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan

Engkau bertanya, Siapa yang menjamah Aku?" Kristus mengabaikan penghinaan itu dan

memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu, bukan supaya

bisa menyalahkan orang itu atas kelancangannya, melainkan supaya Dia bisa memuji dan

membangun imannya, dan supaya dengan tindakan serta perbuatan-Nya sendiri Dia bisa

menjamin dan meneguhkan kesembuhan itu, serta membenarkan atau tidak menyalahkan apa

yang telah diperolehnya dengan cara sembunyi-sembunyi itu. Dia tidak perlu orang lain untuk

memberitahu-Nya mengenai hal ini, karena sekarang mata-Nya tertuju pada orang ini.

Perhatikanlah, seperti dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, demikian pula tindakan

iman yang sembunyi-sembunyi juga diketahui oleh Tuhan Yesus, dan berada di bawah

pengawasan-Nya. Jika orang percaya memperoleh kekuatan dari Kristus dari jarak yang begitu

dekat, maka Kristus mengetahuinya dan senang akan hal itu. Wanita malang itu, sebagai

akibatnya, memperlihatkan dirinya kepada Tuhan Yesus (ay. 33), dengan takut dan gemetar,

tidak tahu apa yang akan diperbuat Kristus. Perhatikanlah, pasien-pasien Kristus sering

gemetar ketika mereka sebenarnya mempunyai alasan untuk bergembira. Wanita ini bisa saja

memperlihatkan dirinya dengan berani, karena mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.

Tetapi di sini, dia malah menjadi takut dan gemetar setelah tahu kejadian itu. Ini memang

suatu kejutan, tetapi belum berupa kejutan yang menyenangkan. Jadi, dia tersungkur di depan

Yesus. Perhatikanlah, bagi mereka yang takut dan gemetar tiada hal baik lain yang dapat

dilakukan selain tersungkur di bawah kaki Yesus, untuk merendahkan diri di hadapan-Nya dan

berserah kepada-Nya. Kemudian wanita itu memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.

Perhatikanlah, kita tidak boleh malu mengatakan kepada orang lain mengenai hal-hal

tersembunyi yang terjadi di antara Kristus dan jiwa kita. Kalau hati kita digerakkan untuk itu,

kita harus menyampaikan apa yang telah Ia perbuat untuk jiwa kita dan membagikan kepada

orang lain pengalaman kesembuhan kita melalui kekuatan-Nya. Semua ini kita lakukan untuk

memuliakan Dia dan untuk membangun iman orang lain. Dengan memikirkan semuanya ini,

yaitu bahwa tiada hal yang tersembunyi di hadapan Kristus, maka seharusnya kita merasa

terdorong untuk mengakui semuanya kepada-Nya. Lihat betapa membangunnya kata-kata yang

Ia ucapkan kepada wanita ini (ay. Mrk 5:34), "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan

engkau." Perhatikanlah, Kristus menaruh hormat atas iman, karena iman memberikan

kehormatan kepada Kristus. Jadi, lihatlah apa yang dilakukan oleh iman di bumi disahkan di

sorga; Kristus berkata, "Sembuhlah dari penyakitmu!" Perhatikanlah, jika iman kita mengamini

kuasa dan janji Allah, dengan berkata "Begitulah adanya, maka biarlah terjadi padaku

demikian," maka Allah dalam anugerah-Nya juga akan mengamini doa-doa dan harapan yang

timbul dari iman kita itu, dengan berkata "Jadilah demikian, dan begitulah akan terjadi atas

dirimu." Sebab itu, "Pergilah dengan selamat; merasa puaslah karena kesembuhanmu benar-

benar terjadi dan terlaksana dengan baik, dan tenangkanlah dirimu karenanya." Perhatikanlah,

mereka yang dengan iman disembuhkan dari penyakit-penyakit rohani pasti akan pergi dengan

selamat dan damai.

* Putri Yairus Dihidupkan Kembali (5:35-43)

    Penyakit dan kematian masuk ke dalam dunia melalui dosa dan ketidaktaatan Adam yang

pertama, tetapi dengan anugerah Adam yang kedua, baik penyakit maupun kematian itu

dikalahkan. Di sini, setelah menyembuhkan penyakit yang tak tersembuhkan, Kristus terus

maju dan menang atas maut, seperti pada awal pasal ini ketika Dia menang atas Iblis yang

ganas.

    I. Suatu berita sedih disampaikan kepada Yairus, bahwa anaknya sudah mati, dan oleh

sebab itu, jika Kristus sama seperti tabib-tabib lain, kedatangan-Nya sudah terlambat. Selagi

masih ada kehidupan, maka ada harapan dan kesempatan untuk menggunakan berbagai

sarana; tetapi ketika kehidupan sudah direnggut, maka segala sesuatunya sudah tidak berguna

lagi; "Apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" (ay. 35). Biasanya, bila kejadian

seperti ini terjadi, maka orang akan berpikir "Masalah ini sudah ditakdirkan, kehendak Allah

sudah terjadi, dan aku berserah saja, aku menerimanya; TUHAN yang memberi, dan TUHAN

yang mengambil. Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku, siapa

tahu Tuhan mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati,

mengapa aku harus berpuasa? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali

lagi kepadaku." Dengan perkataan demikian kita bisa menenangkan diri pada saat-saat seperti

itu, supaya dengan demikian jiwa kita belajar tenang bagaikan seorang anak yang disapih dari

ibunya. Namun, peristiwa yang kita lihat di sini sungguh luar biasa, kematian anak ini tidak

mengakhiri cerita ini, seperti yang biasanya terjadi.
    II. Kristus menghibur ayah yang sedang kesusahan itu agar tetap berharap bahwa

permohonannya kepada Kristus untuk anaknya itu tidaklah sia-sia. Walaupun di tengah

perjalanan-Nya Kristus masih menyembuhkan orang lain, Dia tidak akan menderita karenanya,

dan juga tidak akan menjadi rugi karena keuntungan yang diperoleh oleh orang lain itu;

Jangan takut, percaya saja. Kita bisa beranggapan bahwa Yairus mungkin diam sejenak,

berpikir apakah dia masih harus meminta Kristus untuk datang atau tidak; tetapi bukankah

pada saat kita berkabung, dan juga pada waktu sakit, kita membutuhkan anugerah Allah dan

penghiburan-Nya, dan karena itu memerlukan doa-doa dari hamba Allah dan saudara-saudari

seiman? Oleh sebab itu, Kristus segera memutuskan apa yang akan dilakukan-Nya dalam hal

ini, "Jangan takut bahwa kedatangan-Ku tidak akan ada gunanya, percaya saja bahwa Aku

akan membuatnya menjadi sesuatu yang baik." Perhatikanlah:
        . Kita tidak boleh berputus asa atas saudara-saudara kita yang sudah meninggal, juga

tidak boleh berduka atas mereka seperti orang yang tidak mempunyai harapan. Lihatlah apa

yang dikatakan kepada Rahel, yang tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka

tidak ada lagi; Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata,

sebab masih ada harapan untuk hari depanmu, anak-anak akan kembali ke daerah mereka

(Yer. 31:15-17). Oleh sebab itu jangan takut, jangan khawatir.
        . Iman adalah satu-satunya obat untuk kedukaan dan ketakutan yang menggelisahkan

pada saat-saat seperti ini, biarlah iman menghentikan kedukaan dan ketakutan itu, Hanya,

percayalah saja. Tetaplah yakin dalam Kristus, dan bergantunglah pada-Nya, maka Ia akan

melakukan apa yang terbaik. Percayalah akan kebangkitan, dan janganlah takut.
    III. Kristus pergi ke rumah tempat anak yang terbaring mati itu dengan orang-orang

pilihan-Nya. Di tengah kerumunan orang ramai Dia memberikan keuntungan kepada wanita

malang yang terakhir kali disembuhkan-Nya itu, namun, kini Ia menyuruh orang ramai itu

bubar dan tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali murid-murid kesayangan-

Nya, Petrus, Yakobus, dan Yohanes; suatu jumlah yang memadai untuk menjadi saksi mujizat,

dan bukan jumlah orang yang berlebihan yang akan menimbulkan kesan seolah-olah Dia ingin

pamer.
    IV. Kristus menghidupkan kembali anak yang sudah mati itu; suasana dalam kisah ini

sangat mirip dengan yang terdapat dalam Injil Matius, hanya saja di sini kita dapat

mengamati:
        . Bahwa anak itu sangat disayangi, karena sanak saudara dan tetangga-tetangganya

menangis dan meratap dengan suara nyaring. Memang sangatlah menyakitkan bila apa yang

mekar bagaikan bunga begitu cepat terpotong dan layu sebelum berkembang; yaitu ketika

anak yang seharusnya memberi kepada kita penghiburan menjadi duka besar bagi kita.
        . Bahwa tidak dapat disanggah lagi kalau anak itu benar-benar mati. Ejekan mereka

kepada Kristus karena berkata Anak ini tidak mati, tetapi tidur, walaupun sangat patut ditegur,

merupakan bukti akan hal ini.
        . Bahwa Kristus mengusir mereka yang tidak layak untuk menjadi saksi mujizat, yang

hanya ribut dengan kedukaan mereka dan tidak tahu akan hal-hal mengenai Allah. Mereka

tidak mengerti Kristus ketika Dia berkata mengenai kematian sebagai tidur, mereka begitu

menghina dan mengejek-Nya karena berkata demikian.
        . Bahwa Kristus membawa orangtua anak itu untuk menjadi saksi mujizat, karena Dia

bisa melihat iman mereka dan dengan begitu mau menghibur mereka dengan mujizat itu.

Mereka sungguh orang benar, karena mereka berkabung dengan tenang.
        . Bahwa Kristus menghidupkan kembali anak itu melalui suatu perkataan yang

mengandung kuasa, yang tercatat di sini, dan tercatat dalam bahasa Aram, yakni bahasa yang

dituturkan Kristus, untuk lebih memastikan apa yang dikatakan-Nya, "Talita kum, Hai Anak,

Aku berkata kepadamu, bangunlah." Menurut Dr. Lightfoot, biasanya orang Yahudi dulu ketika

memberikan obat kepada orang sakit, akan berkata, "Bangunlah dari penyakitmu," yang

artinya Kami berharap supaya engkau bisa bangun. Akan tetapi, kepada orang yang sudah

mati, Kristus berkata, "Bangunlah dari kematian," yang artinya, Aku perintahkan agar engkau

bangun. Ada yang lebih lagi di sini, orang mati tidak mempunyai kekuatan untuk bangkit, dan

oleh sebab itu, ada kuasa yang menyertai perkataan ini dan membuatnya bekerja. Da quod

jubes, et jube quod vis -- Berilah apa yang engkau perintahkan, dan perintahkan apa yang

engkau kehendaki. Kristus bekerja sewaktu Ia memberikan perintah, dan bekerja melalui

perintah itu, dan oleh sebab itu bisa memerintahkan apa saja yang diinginkan-Nya, bahkan

kepada orang mati untuk bangkit. Seperti inilah panggilan Injil ditujukan kepada kita yang dari

asalnya sudah mati akibat pelanggaran dan dosa, dan kita tidak mampu bangkit dari kematian

kita itu dengan kekuatan kita sendiri, seperti anak ini. Akan tetapi, perkataan, "Bangunlah, dan

bangkitlah dari antara orang mati," ini akan berhasil dan tidak sia-sia bila langsung diikuti

dengan perkataan, Kristus akan bercahaya atas kamu (Ef. 5:14). Melalui perkataan atau firman

Kristuslah kita diberi kehidupan rohani, Engkau harus hidup (Yeh. 16:6).
        . Bahwa anak itu, segera setelah hidupnya kembali, bangkit berdiri dan berjalan (ay.

42). Kita akan hidup lagi secara rohani bila kita bangkit dari tempat tidur kemalasan dan

kecerobohan kita, bila kita berjalan dalam kesalehan, berjalan naik dan turun dalam nama dan

kekuatan Kristus. Bahkan mereka yang berumur dua belas tahun pun diharapkan untuk

berjalan seperti orang yang sudah dihidupkan kembali oleh Kristus, supaya mereka tidak

berjalan menuruti kesia-siaan pikiran mereka sendiri.
        . Bahwa semua yang melihat dan mendengar tentang mujizat itu kagum akan mujizat

tersebut dan akan Dia yang melakukannya; Semua orang yang hadir sangat takjub. Tidak bisa

tidak, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang hebat dan luar biasa dalam mujizat ini,

namun, meskipun begitu mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat atau pikirkan

dengan kejadian itu. Kekaguman mereka ini seharusnya membangkitkan iman yang hidup,

tetapi rupanya ini hanya sebatas keheranan atau ketakjuban saja.
        . Bahwa Kristus berusaha menutupi mujizat itu; Dengan sangat Ia berpesan kepada

mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Mujizat ini diketahui oleh beberapa

orang secukupnya, dan Kristus belum menginginkan hal itu diberitakan ke mana-mana, karena

kebangkitan-Nya sendiri yang akan menjadi contoh agung mengenai kuasa-Nya atas maut, dan

oleh sebab itu, pemberitaan contoh-contoh lain harus ditunda sampai bukti yang agung itu

diberikan, biarlah satu bagian bukti dirahasiakan dulu sampai bagian bukti yang lain, yang

merupakan bukti utama, sudah siap diberitakan.
        . Bahwa Kristus memperhatikan agar anak itu diberi makan. Melalui hal ini tampak

bahwa anak itu dibangkitkan bukan hanya untuk hidup, melainkan juga untuk berada dalam

kesehatan yang baik, sehingga dia mempunyai nafsu makan; sebagaimana bayi-bayi yang lahir

baru dalam rumah Kristus pun menginginkan susu yang murni (1Ptr. 2:1-2). Dapat juga

diamati bahwa, seperti ketika pertama kali Ia menciptakan manusia, Ia segera menyediakan

makanan untuknya, dan makanannya keluar dari tanah yang darinya manusia itu diciptakan

(Kej. 1:29), jadi sekarang ketika Dia memberikan hidup baru, Dia memastikan agar ada

sesuatu diberikan untuk dimakan; karena Dia yang memberikan kehidupan, Dia juga bisa

dipercaya untuk memberikan penghidupan, karena hidup itu lebih penting daripada makanan

(Mat. 6:25). Apabila Kristus sudah memberikan kehidupan rohani, maka Dia akan

menyediakan makanan untuk menyokong dan menumbuhkan kehidupan itu sampai kepada

hidup kekal, karena Dia tidak akan meninggalkan, atau ingin meninggalkan, pekerjaan

tangan-Nya sendiri.


Label:   Markus 5:21-43 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018
Lukas 12:8-12(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:57-66(1)
Lukas 21:25-28(1)
Lukas 21:34-36(1)
Lukas 2:41-51(1)
Lukas 8:4-15(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 10:35-45(1)
Markus 10:46-52(1)
Markus 11:27-33(1)
Markus 12:28-34(1)
Markus 14:12-16(1)
Markus 3:20-35(1)
Markus 4:26-34(1)
Markus 5:21-43(1)
Markus 6:1-6(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1)
Markus 7:31-37(1)
Markus 8:27-35(1)
Markus 9:30-37(1)
Matius 12:14-21(1)
Matius 23:1-12(1)
Matius 28:16-20(1)
Matius 9:14-17(1)
Yohanes 17:11b-19(1)
Yohanes 19:25-27(1)
Yohanes 1:47-51(1)
Yohanes 6:60-69(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Sabtu, 7 Juli 2018 - Matius 9:14-17. BcO Yes. 59:1-14. - Hari Biasa (H)

PREV:
Khotbah Katolik Sabtu, 30 Juni 2018 - Matius 8:5-17. BcO Neh. 2:9-20 - Hari Biasa (H)


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2018..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)