|
Minggu, 1 Juli 2018 (Markus 5:21-43)Khotbah Katolik Minggu, 1 Juli 2018 - Markus 5:21-43 - BcO Neh 4:1-23 - Pekan Biasa XIII O Pekan IMinggu, 1 Juli 2018 Hari Minggu Biasa XIII (H). E KemSyah. BcE Keb. 1:13-15; 2:23-24; Mzm. 30:2,4,5-6,11,12a,13b; 2Kor. 8:7,9,13-15; Markus 5:21-43 (Mrk. 5:21-24,35-43). O AllTuh. BcO Neh 4:1-23. Markus 5:21-43 Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan 5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 5:22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki- Nya 5:23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup." 5:24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya. 5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." 5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 5:30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" 5:31 Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?" 5:32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 5:33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 5:34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" 5:35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" 5:36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: "Jangan takut, percaya saja!" 5:37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 5:38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 5:39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!" 5:40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 5:41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" 5:42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 5:43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorangpun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan. Penjelasan: * Penyembuhan Perempuan yang Sakit Pendarahan (5:21-34) Oleh karena orang Gerasa ingin Kristus meninggalkan daerah mereka, Dia tidak tinggal berlama-lama di situ supaya tidak menyusahkan mereka, tetapi menyeberang lagi dengan perahu, seperti pada waktu Ia datang (ay. 21), dan di seberang sana orang banyak mengerumuni Dia. Perhatikanlah, jika ada yang menolak Kristus, maka ada yang lain yang menerima dan menyambut-Nya. Jika Injil dipandang rendah di suatu tempat, maka Injil itu akan menyeberangi sungai dan pergi ke tempat lain yang lebih bersedia menyambutnya. Di antara orang banyak yang berdesak-desakan di dekat-Nya ini, I. Ada seseorang yang datang secara terang-terangan untuk memohon kesembuhan atas seorang anak yang sedang sakit. Orang ini merupakan salah seorang pejabat penting di rumah ibadat, yaitu salah seorang pemimpin ibadah di sinagoge atau, seperti menurut pendapat beberapa ahli, merupakan salah seorang hakim dalam dewan kehormatan, yang biasanya ada di setiap kota dan terdiri atas dua puluh tiga orang. Nama orang ini tidak disebutkan dalam Matius, tetapi di sini namanya disebutkan, yaitu Yairus atau Yair (Hak. 10:3). Walaupun ia seorang pejabat tinggi, ia menyapa Kristus dengan sangat rendah hati dan hormat. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya, dan menghormati-Nya sebagai seorang besar walaupun dari luar Ia tidak tampak demikian. Dengan mendesak ia memohon dengan sangat kepada Yesus, seperti orang yang bersungguh-sungguh hati dan yang tidak hanya menghargai belas kasih yang sedang dicarinya, tetapi juga tahu bahwa ia tidak bisa mendapatkan yang dicarinya itu di tempat lain. Masalah yang dihadapinya adalah bahwa dia mempunyai seorang anak perempuan, sekitar dua belas tahun umurnya, anak kesayangan keluarga, yang sekarang hampir mati; namun ia percaya bahwa jika Kristus bersedia datang dan meletakkan tangan-Nya atasnya, anaknya itu akan kembali lagi, bahkan dari gerbang kematian. Pertama-tama dia berkata, "Anakku hampir mati" (menurut Markus), tetapi setelah itu, sesudah mendengar informasi baru yang disampaikan kepadanya, dia berkata, "Anakku perempuan baru saja meninggal" (menurut Matius); walaupun begitu, orang ini tetap meneruskan permintaannya (Luk. 8:42-49). Kristus langsung setuju dan pergi dengannya (ay. 24). II. Ada satu orang lagi yang datang diam-diam untuk mencuri kesembuhan (kalau saya boleh mengatakannya demikian) untuk dirinya sendiri, dan dia memperoleh kesembuhan yang dicarinya. Penyembuhan itu terjadi dalam perjalanan, ketika Kristus hendak pergi membangkitkan putri Yairus, dan Dia diikuti oleh orang banyak. Lihatlah bagaimana Kristus memanfaatkan waktu-Nya, sehingga tidak satu pun kesempatan berharga yang hilang. Banyak dari pengajaran-pengajaran-Nya, dan beberapa dari mujizat-mujizat-Nya, dinyatakan di tepi jalan; kita harus berbuat kebaikan bukan hanya ketika kita duduk di rumah, melainkan juga ketika kita dalam perjalanan (Ul. 6:7). Sekarang perhatikanlah: . Masalah menyedihkan yang dialami oleh wanita malang ini. Dia sudah menderita pendarahan selama dua belas tahun, dan ini pasti telah sangat membuatnya lemah, menyengsarakan hidupnya, dan akan segera mengancam nyawanya. Dia sudah pergi ke berbagai tabib terbaik yang bisa dia kunjungi, dan memakai obat-obatan serta pengobatan yang mereka berikan. Selama dia mempunyai sesuatu yang dapat diberikan kepada tabib-tabib itu, mereka membuatnya terus berharap bahwa mereka bisa menyembuhkan dia. Tetapi sekarang, setelah dia menghabiskan semua yang dimiliknya, maka mereka memvonis bahwa dia tidak bisa disembuhkan. Lihatlah di sini: (1) Bahwa "kulit ganti kulit," dan orang akan memberikan segala yang dipunyainya untuk ganti nyawa dan kesehatannya. Wanita ini sudah menghabiskan semua yang dimilikinya untuk tabib-tabib. (2) Kasihan pasien-pasien yang dokternya justru menjadi penyakit yang paling parah bagi mereka, yaitu mereka yang menderita karena dokter-dokternya, dan bukannya disembuhkan oleh mereka. (3) Mereka yang tidak menjadi lebih baik oleh obat, biasanya menjadi lebih buruk, dan penyakitnya semakin mengakar. (4) Orang biasanya tidak datang kepada Kristus sampai mereka sudah mencari berbagai pertolongan lain terlebih dahulu dengan sia-sia, dan mendapati, yang pasti akan terjadi, bahwa dokter-dokter itu tidak berguna. Orang akan menemukan Kristus sebagai tempat perlindungan yang pasti, bahkan bagi mereka yang menjadikan-Nya sebagai tempat pelarian terakhir. . Iman kuat yang dimiliki wanita itu akan kuasa Kristus untuk bisa menyembuhkannya. Dia berkata dalam hatinya, walaupun tampaknya tidak ada peristiwa sebelumnya yang mendorongnya untuk berkata seperti ini, "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh" (ay. 28). Dia percaya bahwa Kristus menyembuhkan, bukan sebagai seorang nabi, dengan kekuatan yang berasal dari Allah, melainkan sebagai Anak Allah, yaitu dengan kekuatan yang ada secara bawaan dalam diri-Nya sendiri. Masalah yang dihadapi wanita itu membuatnya tidak dapat menyampaikan masalah tersebut secara terang-terangan, seperti yang dilakukan orang lain dalam menyampaikan penderitaan mereka, dan oleh sebab itu dia hanya bisa berharap untuk disembuhkan secara pribadi, dan memang imannya sesuai dengan masalahnya itu. . Akibat menakjubkan yang dihasilkan oleh jamahannya. Di tengah-tengah orang banyak itu dia mendekati Yesus dari belakang, dan setelah bersusah payah berhasil menjamah jubah-Nya, lalu seketika itu juga dia merasa sudah sembuh (ay. 29). Darah yang terus mengalir kini mengering, dan tiba-tiba dia merasa sekujur tubuhnya sehat walafiat seperti sediakala sebelum menderita sakit. Dengan demikian, tampak bahwa kesembuhan itu merupakan mujizat, karena mereka yang disembuhkan dari penyakit semacam itu dengan cara-cara alami biasanya menjadi pulih secara perlahan dan bertahap, bukan per saltum -- secara sekaligus; tetapi bagi Allah, pekerjaan-Nya sempurna. Perhatikanlah, mereka yang disembuhkan Kristus dari penyakit akibat dosa, seperti penyakit pendarahan itu, pasti mengalami perubahan ke arah yang lebih baik secara menyeluruh. . Pertanyaan Kristus mengenai pasien-Nya yang tersembunyi dan dorongan yang Ia berikan kepadanya setelah mengetahui siapa orangnya. Kristus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya (ay. 30). Dia mengetahui hal itu bukan karena Ia merasa tenaga-Nya berkurang karena terserap keluar, melainkan karena Dia merasakannya dari dalam jiwa-Nya pada saat tenaga itu mengalir keluar, dan juga karena secara bawaan selalu timbul rasa senang pada jiwa-Nya pada saat berbuat baik. Oleh karena ingin melihat pasien-Nya, Kristus bertanya, bukan dengan kesal seperti orang yang merasa dihina di depan umum, melainkan dengan lembut seperti orang yang peduli, "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Murid-murid- Nya, dengan menunjukkan sikap kasar, hampir mengolok-olok Dia karena bertanya seperti itu (ay. 31); "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya, Siapa yang menjamah Aku?" Kristus mengabaikan penghinaan itu dan memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu, bukan supaya bisa menyalahkan orang itu atas kelancangannya, melainkan supaya Dia bisa memuji dan membangun imannya, dan supaya dengan tindakan serta perbuatan-Nya sendiri Dia bisa menjamin dan meneguhkan kesembuhan itu, serta membenarkan atau tidak menyalahkan apa yang telah diperolehnya dengan cara sembunyi-sembunyi itu. Dia tidak perlu orang lain untuk memberitahu-Nya mengenai hal ini, karena sekarang mata-Nya tertuju pada orang ini. Perhatikanlah, seperti dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, demikian pula tindakan iman yang sembunyi-sembunyi juga diketahui oleh Tuhan Yesus, dan berada di bawah pengawasan-Nya. Jika orang percaya memperoleh kekuatan dari Kristus dari jarak yang begitu dekat, maka Kristus mengetahuinya dan senang akan hal itu. Wanita malang itu, sebagai akibatnya, memperlihatkan dirinya kepada Tuhan Yesus (ay. 33), dengan takut dan gemetar, tidak tahu apa yang akan diperbuat Kristus. Perhatikanlah, pasien-pasien Kristus sering gemetar ketika mereka sebenarnya mempunyai alasan untuk bergembira. Wanita ini bisa saja memperlihatkan dirinya dengan berani, karena mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya. Tetapi di sini, dia malah menjadi takut dan gemetar setelah tahu kejadian itu. Ini memang suatu kejutan, tetapi belum berupa kejutan yang menyenangkan. Jadi, dia tersungkur di depan Yesus. Perhatikanlah, bagi mereka yang takut dan gemetar tiada hal baik lain yang dapat dilakukan selain tersungkur di bawah kaki Yesus, untuk merendahkan diri di hadapan-Nya dan berserah kepada-Nya. Kemudian wanita itu memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Perhatikanlah, kita tidak boleh malu mengatakan kepada orang lain mengenai hal-hal tersembunyi yang terjadi di antara Kristus dan jiwa kita. Kalau hati kita digerakkan untuk itu, kita harus menyampaikan apa yang telah Ia perbuat untuk jiwa kita dan membagikan kepada orang lain pengalaman kesembuhan kita melalui kekuatan-Nya. Semua ini kita lakukan untuk memuliakan Dia dan untuk membangun iman orang lain. Dengan memikirkan semuanya ini, yaitu bahwa tiada hal yang tersembunyi di hadapan Kristus, maka seharusnya kita merasa terdorong untuk mengakui semuanya kepada-Nya. Lihat betapa membangunnya kata-kata yang Ia ucapkan kepada wanita ini (ay. Mrk 5:34), "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau." Perhatikanlah, Kristus menaruh hormat atas iman, karena iman memberikan kehormatan kepada Kristus. Jadi, lihatlah apa yang dilakukan oleh iman di bumi disahkan di sorga; Kristus berkata, "Sembuhlah dari penyakitmu!" Perhatikanlah, jika iman kita mengamini kuasa dan janji Allah, dengan berkata "Begitulah adanya, maka biarlah terjadi padaku demikian," maka Allah dalam anugerah-Nya juga akan mengamini doa-doa dan harapan yang timbul dari iman kita itu, dengan berkata "Jadilah demikian, dan begitulah akan terjadi atas dirimu." Sebab itu, "Pergilah dengan selamat; merasa puaslah karena kesembuhanmu benar- benar terjadi dan terlaksana dengan baik, dan tenangkanlah dirimu karenanya." Perhatikanlah, mereka yang dengan iman disembuhkan dari penyakit-penyakit rohani pasti akan pergi dengan selamat dan damai. * Putri Yairus Dihidupkan Kembali (5:35-43) Penyakit dan kematian masuk ke dalam dunia melalui dosa dan ketidaktaatan Adam yang pertama, tetapi dengan anugerah Adam yang kedua, baik penyakit maupun kematian itu dikalahkan. Di sini, setelah menyembuhkan penyakit yang tak tersembuhkan, Kristus terus maju dan menang atas maut, seperti pada awal pasal ini ketika Dia menang atas Iblis yang ganas. I. Suatu berita sedih disampaikan kepada Yairus, bahwa anaknya sudah mati, dan oleh sebab itu, jika Kristus sama seperti tabib-tabib lain, kedatangan-Nya sudah terlambat. Selagi masih ada kehidupan, maka ada harapan dan kesempatan untuk menggunakan berbagai sarana; tetapi ketika kehidupan sudah direnggut, maka segala sesuatunya sudah tidak berguna lagi; "Apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" (ay. 35). Biasanya, bila kejadian seperti ini terjadi, maka orang akan berpikir "Masalah ini sudah ditakdirkan, kehendak Allah sudah terjadi, dan aku berserah saja, aku menerimanya; TUHAN yang memberi, dan TUHAN yang mengambil. Selagi anak itu hidup, aku berpuasa dan menangis, karena pikirku, siapa tahu Tuhan mengasihani aku, sehingga anak itu tetap hidup. Tetapi sekarang ia sudah mati, mengapa aku harus berpuasa? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali lagi kepadaku." Dengan perkataan demikian kita bisa menenangkan diri pada saat-saat seperti itu, supaya dengan demikian jiwa kita belajar tenang bagaikan seorang anak yang disapih dari ibunya. Namun, peristiwa yang kita lihat di sini sungguh luar biasa, kematian anak ini tidak mengakhiri cerita ini, seperti yang biasanya terjadi. II. Kristus menghibur ayah yang sedang kesusahan itu agar tetap berharap bahwa permohonannya kepada Kristus untuk anaknya itu tidaklah sia-sia. Walaupun di tengah perjalanan-Nya Kristus masih menyembuhkan orang lain, Dia tidak akan menderita karenanya, dan juga tidak akan menjadi rugi karena keuntungan yang diperoleh oleh orang lain itu; Jangan takut, percaya saja. Kita bisa beranggapan bahwa Yairus mungkin diam sejenak, berpikir apakah dia masih harus meminta Kristus untuk datang atau tidak; tetapi bukankah pada saat kita berkabung, dan juga pada waktu sakit, kita membutuhkan anugerah Allah dan penghiburan-Nya, dan karena itu memerlukan doa-doa dari hamba Allah dan saudara-saudari seiman? Oleh sebab itu, Kristus segera memutuskan apa yang akan dilakukan-Nya dalam hal ini, "Jangan takut bahwa kedatangan-Ku tidak akan ada gunanya, percaya saja bahwa Aku akan membuatnya menjadi sesuatu yang baik." Perhatikanlah: . Kita tidak boleh berputus asa atas saudara-saudara kita yang sudah meninggal, juga tidak boleh berduka atas mereka seperti orang yang tidak mempunyai harapan. Lihatlah apa yang dikatakan kepada Rahel, yang tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi; Cegahlah suaramu dari menangis, dan matamu dari mencucurkan air mata, sebab masih ada harapan untuk hari depanmu, anak-anak akan kembali ke daerah mereka (Yer. 31:15-17). Oleh sebab itu jangan takut, jangan khawatir. . Iman adalah satu-satunya obat untuk kedukaan dan ketakutan yang menggelisahkan pada saat-saat seperti ini, biarlah iman menghentikan kedukaan dan ketakutan itu, Hanya, percayalah saja. Tetaplah yakin dalam Kristus, dan bergantunglah pada-Nya, maka Ia akan melakukan apa yang terbaik. Percayalah akan kebangkitan, dan janganlah takut. III. Kristus pergi ke rumah tempat anak yang terbaring mati itu dengan orang-orang pilihan-Nya. Di tengah kerumunan orang ramai Dia memberikan keuntungan kepada wanita malang yang terakhir kali disembuhkan-Nya itu, namun, kini Ia menyuruh orang ramai itu bubar dan tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali murid-murid kesayangan- Nya, Petrus, Yakobus, dan Yohanes; suatu jumlah yang memadai untuk menjadi saksi mujizat, dan bukan jumlah orang yang berlebihan yang akan menimbulkan kesan seolah-olah Dia ingin pamer. IV. Kristus menghidupkan kembali anak yang sudah mati itu; suasana dalam kisah ini sangat mirip dengan yang terdapat dalam Injil Matius, hanya saja di sini kita dapat mengamati: . Bahwa anak itu sangat disayangi, karena sanak saudara dan tetangga-tetangganya menangis dan meratap dengan suara nyaring. Memang sangatlah menyakitkan bila apa yang mekar bagaikan bunga begitu cepat terpotong dan layu sebelum berkembang; yaitu ketika anak yang seharusnya memberi kepada kita penghiburan menjadi duka besar bagi kita. . Bahwa tidak dapat disanggah lagi kalau anak itu benar-benar mati. Ejekan mereka kepada Kristus karena berkata Anak ini tidak mati, tetapi tidur, walaupun sangat patut ditegur, merupakan bukti akan hal ini. . Bahwa Kristus mengusir mereka yang tidak layak untuk menjadi saksi mujizat, yang hanya ribut dengan kedukaan mereka dan tidak tahu akan hal-hal mengenai Allah. Mereka tidak mengerti Kristus ketika Dia berkata mengenai kematian sebagai tidur, mereka begitu menghina dan mengejek-Nya karena berkata demikian. . Bahwa Kristus membawa orangtua anak itu untuk menjadi saksi mujizat, karena Dia bisa melihat iman mereka dan dengan begitu mau menghibur mereka dengan mujizat itu. Mereka sungguh orang benar, karena mereka berkabung dengan tenang. . Bahwa Kristus menghidupkan kembali anak itu melalui suatu perkataan yang mengandung kuasa, yang tercatat di sini, dan tercatat dalam bahasa Aram, yakni bahasa yang dituturkan Kristus, untuk lebih memastikan apa yang dikatakan-Nya, "Talita kum, Hai Anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah." Menurut Dr. Lightfoot, biasanya orang Yahudi dulu ketika memberikan obat kepada orang sakit, akan berkata, "Bangunlah dari penyakitmu," yang artinya Kami berharap supaya engkau bisa bangun. Akan tetapi, kepada orang yang sudah mati, Kristus berkata, "Bangunlah dari kematian," yang artinya, Aku perintahkan agar engkau bangun. Ada yang lebih lagi di sini, orang mati tidak mempunyai kekuatan untuk bangkit, dan oleh sebab itu, ada kuasa yang menyertai perkataan ini dan membuatnya bekerja. Da quod jubes, et jube quod vis -- Berilah apa yang engkau perintahkan, dan perintahkan apa yang engkau kehendaki. Kristus bekerja sewaktu Ia memberikan perintah, dan bekerja melalui perintah itu, dan oleh sebab itu bisa memerintahkan apa saja yang diinginkan-Nya, bahkan kepada orang mati untuk bangkit. Seperti inilah panggilan Injil ditujukan kepada kita yang dari asalnya sudah mati akibat pelanggaran dan dosa, dan kita tidak mampu bangkit dari kematian kita itu dengan kekuatan kita sendiri, seperti anak ini. Akan tetapi, perkataan, "Bangunlah, dan bangkitlah dari antara orang mati," ini akan berhasil dan tidak sia-sia bila langsung diikuti dengan perkataan, Kristus akan bercahaya atas kamu (Ef. 5:14). Melalui perkataan atau firman Kristuslah kita diberi kehidupan rohani, Engkau harus hidup (Yeh. 16:6). . Bahwa anak itu, segera setelah hidupnya kembali, bangkit berdiri dan berjalan (ay. 42). Kita akan hidup lagi secara rohani bila kita bangkit dari tempat tidur kemalasan dan kecerobohan kita, bila kita berjalan dalam kesalehan, berjalan naik dan turun dalam nama dan kekuatan Kristus. Bahkan mereka yang berumur dua belas tahun pun diharapkan untuk berjalan seperti orang yang sudah dihidupkan kembali oleh Kristus, supaya mereka tidak berjalan menuruti kesia-siaan pikiran mereka sendiri. . Bahwa semua yang melihat dan mendengar tentang mujizat itu kagum akan mujizat tersebut dan akan Dia yang melakukannya; Semua orang yang hadir sangat takjub. Tidak bisa tidak, mereka mengakui bahwa ada sesuatu yang hebat dan luar biasa dalam mujizat ini, namun, meskipun begitu mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat atau pikirkan dengan kejadian itu. Kekaguman mereka ini seharusnya membangkitkan iman yang hidup, tetapi rupanya ini hanya sebatas keheranan atau ketakjuban saja. . Bahwa Kristus berusaha menutupi mujizat itu; Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu. Mujizat ini diketahui oleh beberapa orang secukupnya, dan Kristus belum menginginkan hal itu diberitakan ke mana-mana, karena kebangkitan-Nya sendiri yang akan menjadi contoh agung mengenai kuasa-Nya atas maut, dan oleh sebab itu, pemberitaan contoh-contoh lain harus ditunda sampai bukti yang agung itu diberikan, biarlah satu bagian bukti dirahasiakan dulu sampai bagian bukti yang lain, yang merupakan bukti utama, sudah siap diberitakan. . Bahwa Kristus memperhatikan agar anak itu diberi makan. Melalui hal ini tampak bahwa anak itu dibangkitkan bukan hanya untuk hidup, melainkan juga untuk berada dalam kesehatan yang baik, sehingga dia mempunyai nafsu makan; sebagaimana bayi-bayi yang lahir baru dalam rumah Kristus pun menginginkan susu yang murni (1Ptr. 2:1-2). Dapat juga diamati bahwa, seperti ketika pertama kali Ia menciptakan manusia, Ia segera menyediakan makanan untuknya, dan makanannya keluar dari tanah yang darinya manusia itu diciptakan (Kej. 1:29), jadi sekarang ketika Dia memberikan hidup baru, Dia memastikan agar ada sesuatu diberikan untuk dimakan; karena Dia yang memberikan kehidupan, Dia juga bisa dipercaya untuk memberikan penghidupan, karena hidup itu lebih penting daripada makanan (Mat. 6:25). Apabila Kristus sudah memberikan kehidupan rohani, maka Dia akan menyediakan makanan untuk menyokong dan menumbuhkan kehidupan itu sampai kepada hidup kekal, karena Dia tidak akan meninggalkan, atau ingin meninggalkan, pekerjaan tangan-Nya sendiri. Label: Markus 5:21-43
Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018 Lukas 12:8-12(1) Lukas 13:1-9(1) Lukas 18:1-8(1) Lukas 1:57-66(1) Lukas 21:25-28(1) Lukas 21:34-36(1) Lukas 2:41-51(1) Lukas 8:4-15(1) Markus 10:13-16(1) Markus 10:35-45(1) Markus 10:46-52(1) Markus 11:27-33(1) Markus 12:28-34(1) Markus 14:12-16(1) Markus 3:20-35(1) Markus 4:26-34(1) Markus 5:21-43(1) Markus 6:1-6(1) Markus 6:30-34(1) Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1) Markus 7:31-37(1) Markus 8:27-35(1) Markus 9:30-37(1) Matius 12:14-21(1) Matius 23:1-12(1) Matius 28:16-20(1) Matius 9:14-17(1) Yohanes 17:11b-19(1) Yohanes 19:25-27(1) Yohanes 1:47-51(1) Yohanes 6:60-69(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Khotbah Katolik Sabtu, 7 Juli 2018 - Matius 9:14-17. BcO Yes. 59:1-14. - Hari Biasa (H) PREV: Khotbah Katolik Sabtu, 30 Juni 2018 - Matius 8:5-17. BcO Neh. 2:9-20 - Hari Biasa (H) All Garis Besar 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |