misa.lagu-gereja.com        
 
View : 6588 kali
Khotbah Katolik 2018
Sabtu, 7 Juli 2018
(Matius 9:14-17)

Khotbah Katolik Sabtu, 7 Juli 2018 - Matius 9:14-17. BcO Yes. 59:1-14. - Hari Biasa (H)

Sabtu, 7 Juli 2018
Hari Biasa (H).
BcE Am. 9:11-15;
Mzm. 85:9,11-12,13-14;
Matius 9:14-17.
BcO Yes. 59:1-14.
O IbdSore I.
Pekan Biasa XIV
O Pekan II

Matius 9:14-17
Hal berpuasa
9:14 Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami

dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" 9:15 Jawab Yesus kepada mereka:

"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama

mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah

mereka akan berpuasa. 9:16 Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut

pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju itu, lalu

makin besarlah koyaknya. 9:17 Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong

kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan

kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru

pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."

Penjelasan:

* Tanggapan Kristus terhadap Murid-murid Yohanes (9:14-17)

    Keberatan-keberatan yang diajukan orang lain kepada Kristus dan murid-murid-Nya

memberikan kesempatan bagi Kristus untuk membuat pernyataan-pernyataan yang paling

bermanfaat. Begitulah, kepentingan kebenaran sering kali dibantu bahkan oleh perlawanan

yang ditemuinya dari orang-orang yang menyangkalnya, dan dengan demikian hikmat Kristus

membawa kebaikan dari kejahatan, dan ini merupakan contoh ketiga yang kita temui dalam

pasal ini. Pernyataan-Nya tentang kuasa-Nya untuk mengampuni dosa dan kesediaan-Nya

untuk menerima orang berdosa tercetus karena celaan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Jadi di

sini, dari celaan terhadap perilaku murid-murid-Nya, timbullah pernyataan yang

menggambarkan kelemahlembutan-Nya kepada mereka. Perhatikanlah:

    I. Keberatan yang diajukan murid-murid Yohanes kepada murid-murid Kristus karena tidak

berpuasa sesering mereka. Mereka dituduh lagi karena mempraktikkan cara hidup yang bebas,

selain makan dengan para pemungut cukai dan orang berdosa. Keberatan ini menyarankan

agar mereka mengubah cara hidup mereka dengan cara hidup yang lebih ketat. Tampak dari

penulis-penulis Injil lain (Mrk. 2:18 dan Luk. 5:33) bahwa murid-murid orang Farisi juga ikut

bersama mereka. Karena itu, kita mempunyai alasan untuk curiga bahwa mereka inilah yang

memanas-manasi dan memanfaatkan murid-murid Yohanes sebagai juru bicara mereka.

Karena murid-murid Yohanes lebih disukai Kristus dan murid-murid-Nya, maka pasti lebih baik

jika mereka saja yang menyampaikan keberatan itu. Perhatikanlah, bukan sesuatu yang baru

lagi bahwa orang jahat suka mengadu domba orang-orang benar. Jika umat Allah berbeda

sikap atau pikiran, maka orang-orang licik akan mengambil kesempatan ini untuk menabur

perselisihan, memanas-manasi mereka, dan memisahkan mereka satu sama lain, dan dengan

demikian menjadikan mereka sebagai mangsa empuk. Jika murid-murid Yohanes dan murid-

murid Yesus berselisih, kita mempunyai alasan untuk curiga bahwa orang-orang Farisi bekerja

di balik semuanya ini, dengan cara memanas-manasi mereka. Nah, keluhan mereka adalah,

"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Sungguh

menyedihkan bahwa kewajiban-kewajiban beragama yang seharusnya mengukuhkan kasih

yang suci malah dijadikan alasan untuk bertengkar dan berselisih; tetapi inilah yang sering

terjadi, seperti yang kita temui di sini, di mana kita bisa melihat:
        . Bagaimana mereka membangga-banggakan puasa mereka sendiri. "Kami dan orang

Farisi sering berpuasa." Dalam sejarah gereja di segala zaman, berpuasa dijalankan pada

saat-saat tertentu sebagai suatu ibadah. Orang-orang Farisi sangat rajin berpuasa, banyak di

antara mereka berpuasa dua hari seminggu, namun sebagian besar dari mereka adalah orang

munafik dan jahat. Perhatikanlah, orang-orang yang suka mengaku-ngaku sebagai orang

percaya biasanya memang lebih unggul dalam menaati peraturan-peraturan beribadah dan

bahkan dalam hal pengendalian hawa nafsu, namun semuanya ini hanya di luarnya saja.

Murid-murid Yohanes sering berpuasa, sebagian karena mengikuti apa yang dijalankan guru

mereka, karena ia datang tidak makan dan tidak minum (11:18). Memang orang sering suka

meniru pemimpin mereka, walaupun tidak selalu dengan alasan yang sama. Sebagian yang

lain lagi berpuasa karena mau menuruti ajaran guru mereka tentang pertobatan. Perhatikanlah,

ibadah yang lebih berat sering kali sangat diperhatikan oleh orang-orang yang masih berada di

bawah pendisiplinan Roh, yaitu Roh perbudakan. Walaupun ibadah seperti ini baik sesuai

tujuannya, kita harus melampauinya hingga mencapai kehidupan yang penuh sukacita di

dalam Tuhan dan kebergantungan pada-Nya. Inilah yang seharusnya menjadi tujuan ibadah

kita. Begitulah, mereka datang kepada Kristus untuk memberi tahu Dia bahwa mereka sering

berpuasa, setidaknya sering menurut mereka. Perhatikanlah, banyak orang menyebut diri baik

hati (Ams. 20:6). Orang-orang yang mengaku beragama memiliki kecenderungan

membangga-banggakan ketaatan mereka dalam beribadah, terutama jika dengan demikian

mereka dipandang luar biasa. Dan bukan itu saja, mereka bahkan tidak hanya

menyombongkan diri di depan manusia, melainkan juga menyerukannya di hadapan Allah, dan

merasa yakin bahwa mereka telah berlaku benar.
        . Bagaimana mereka mempersalahkan murid-murid Kristus karena tidak berpuasa

sesering mereka. Murid-murid-Mu tidak berpuasa. Mereka tidak tahu bahwa Kristus sudah

memerintahkan para murid-Nya untuk berpuasa secara diam-diam dan berusaha agar mereka

tidak tampak sedang berpuasa. Oleh sebab itu, sangatlah kejam kalau mereka menyimpulkan

bahwa murid-murid Kristus tidak berpuasa hanya karena murid-murid ini tidak mengumum-

umumkan puasa mereka. Perhatikanlah, kita tidak boleh menghakimi kesalehan orang lain

dengan apa yang terlihat oleh mata dan apa yang bisa diamati oleh dunia. Akan tetapi,

andaikata memang benar bahwa murid-murid Kristus tidak berpuasa sesering atau sebegitu

lama dibandingkan mereka, mengapa mereka berpikir bahwa karena ini mereka lebih

beribadah daripada murid-murid Kristus? Perhatikanlah, orang-orang percaya yang sombong

biasanya suka membuat suatu patokan dalam beribadah, dan dengan patokan ini mereka

berusaha mengukur orang lain dan segala sesuatu, seolah-olah semua orang yang berbeda

dari mereka sudah sangat menyimpang di jalan yang salah; seolah-olah semua orang yang

tidak berbuat sebanyak mereka berbuat terlalu sedikit, dan semua orang yang berbuat lebih

banyak dari mereka sudah bertindak berlebih-lebihan. Semuanya ini dengan jelas

membuktikan bahwa orang-orang sombong ini sama sekali tidak memiliki kerendahan dan

kebaikan hati bagi sesamanya.
        . Bagaimana mereka mengadukan keluhan ini kepada Kristus. Perhatikanlah, jika

murid-murid Kristus, entah karena kekeliruan atau karena perintah, melakukan suatu

pelanggaran, pastilah Kristus sendiri akan diberitahukan dan akan dipersalahkan karenanya. O,

Yesus, apakah ini orang-orang Kristen-Mu? Oleh sebab itu, karena kita menawarkan

kehormatan Kristus kepada dunia, kita harus berperilaku baik. Perhatikanlah, perselisihan

dengan Kristus dibawa kepada murid-murid-Nya (ay. 11), dan perselisihan dengan murid-

murid-Nya dibawa kepada Kristus (ay. 14), ini merupakan suatu cara untuk menabur benih

perselisihan dan membunuh kasih, untuk membuat umat melawan hamba Tuhan, hamba

Tuhan melawan umat, dan teman melawan teman.
    II. Pembelaan Kristus bagi murid-murid-Nya dalam masalah ini.

    Kristus bisa saja menegur murid-murid Yohanes dengan pertanyaan mereka sendiri,

"Mengapa kalian sering berpuasa? Apakah kalian benar-benar tahu mengapa kalian berpuasa?

Oh tidak, sesungguhnya banyak orang yang menjalankan kewajiban ibadah di luarnya saja dan

mereka sendiri tidak tahu mengapa dan untuk apa mereka melakukannya." Kristus tidak mau

menjawab mereka demikian, Ia hanya membenarkan apa yang dilakukan murid-murid-Nya.

Ketika murid-murid-Nya tidak tahu apa yang harus mereka katakan, Ia sudah menyiapkan

sesuatu untuk dikatakan bagi mereka. Perhatikanlah, seperti halnya hikmat mendapat

kehormatan apabila dibuktikan kebenarannya oleh anak-anaknya, demikian pula anak-anaknya

akan berbahagia apabila mereka semua dibenarkan oleh hikmat itu sendiri. Apa yang kita

lakukan sesuai dengan perintah dan petunjuk Kristus pasti akan didukung dan dikuatkan-Nya,

dan kita dengan yakin bisa berserah kepada-Nya untuk menjaga nama baik kita.
    Ada dua hal yang ditekankan Kristus dalam membela murid-murid-Nya untuk tidak

berpuasa.

        . Bahwa saat itu bukanlah saat yang tepat bagi mereka untuk menjalankan kewajiban

berpuasa (ay. 15). "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama

mempelai itu bersama mereka?" Perhatikanlah, jawaban Kristus disusun dengan begitu baik

sehingga bisa membenarkan apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya sendiri, tanpa harus

mengecam apa yang sudah ditetapkan Yohanes atau yang diperbuat murid-murid Yohanes

sendiri. Ketika orang-orang Farisi memanas-manasi perselisihan ini, mereka berharap Kristus

akan mempersalahkan entah murid-murid-Nya sendiri atau murid-murid Yohanes, tetapi Ia

tidak mempersalahkan keduanya. Perhatikanlah, kalau suatu saat kita dipersalahkan dengan

tidak adil, maka yang harus kita pedulikan adalah membersihkan nama baik kita sendiri, dan

janganlah menuduh balik orang lain atau mengotori nama baik orang lain. Ada banyak jalan

yang tersedia yang bisa kita manfaatkan untuk membenarkan apa yang kita lakukan tanpa

harus mengecam orang yang kelakuannya berbeda dengan kita.

        Nah, untuk menguatkan pembelaan-Nya, Kristus menggunakan ungkapan sukacita dan

kegembiraan yang biasanya dialami selama berlangsungnya acara pernikahan. Saat itu segala

perasaan sedih dan dukacita tidaklah pantas dan tidak pada tempatnya, seperti yang terjadi

pada pernikahan Samson (Hak. 14:17). Sekarang kita lihat,

            (1) Murid-murid Kristus adalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki yang diundang ke

pesta pernikahan dan disambut baik di sana, sedangkan murid-murid orang Farisi tidaklah

demikian. Mereka adalah anak-anak hamba perempuan (Gal. 4:25), yang terus hidup dalam

kegelapan dan ketakutan. Perhatikanlah, pengikut-pengikut Kristus yang setia, yang memiliki

Roh yang menjadikan mereka anak-anak Allah, akan menghadiri pesta yang tidak ada henti-

hentinya, sedangkan orang-orang yang memiliki roh perbudakan dan ketakutan tidak dapat

bersukacita seperti orang lain (Hos. 9:1).
            (2) Murid-murid Kristus memiliki mempelai laki-laki bersama mereka, namun tidak

demikian halnya dengan murid-murid Yohanes. Guru mereka pada waktu itu sedang berada di

penjara dan mendekam di sana dalam bahaya yang terus mengancam hidupnya, dan

karenanya saat itu merupakan saat yang tepat bagi mereka untuk sering berpuasa. Saat seperti

itu akan datang kepada murid-murid Kristus ketika mempelai laki-laki harus diambil dari

mereka dan ketika tubuh-Nya tidak bisa hadir bersama-sama mereka, dan ketika itulah mereka

harus berpuasa. Pikiran bahwa sebentar lagi Dia akan pergi dan berpisah dari mereka

membuat mereka sangat sedih (Yoh. 16:6). Pencobaan dan penderitaan menimpa mereka

ketika Dia sudah pergi, dan ini memberi mereka kesempatan untuk berduka dan berdoa, yakni

untuk berpuasa. Perhatikanlah:
                [1] Yesus Kristus adalah Mempelai laki-laki bagi Jemaat-Nya dan murid-murid-Nya

adalah sahabat-sahabat mempelai laki-laki itu. Kristus berbicara tentang diri-Nya kepada

murid-murid Yohanes dengan menggunakan perumpamaan ini karena Yohanes sendiri

menggunakannya ketika Ia menyebut dirinya sahabat mempelai laki-laki (Yoh. 3:29). Jika

dengan petunjuk ini mereka mengingat apa yang dikatakan guru mereka sebelumnya, maka

mereka sendiri akan tahu jawaban bagi pertanyaan mereka sendiri.
                [2] Sahabat-sahabat mempelai laki-laki cenderung mengalami banyak perubahan

dan pergantian di dunia ini; mereka menyerukan belas kasihan dan penghakiman.
                [3] Sahabat-sahabat mempelai laki-laki merasa bersedih atau bergembira

tergantung pada banyak sedikitnya mereka merasakan kehadiran mempelai laki-laki bersama

mereka. Ketika Ia ada bersama mereka, cahaya Allah bersinar atas mereka, dan semuanya

menjadi baik, tetapi ketika Ia pergi, walaupun hanya sebentar saja, mereka menjadi gelisah

dan melangkah dengan berat. Kehadiran dan kedekatan matahari dengan bumi membuat

datangnya siang dan musim panas, sedangkan ketidakhadiran dan jauhnya mendatangkan

malam dan musim dingin. Kristus adalah segala-galanya bagi sukacita jemaat-Nya.
                [4] Setiap kewajiban harus dilakukan sesuai pada musimnya (Pkh. 7:14; Yak.

5:13). Ada saat untuk berduka dan ada saat untuk tertawa, dan untuk setiap saat ini kita harus

menyesuaikan diri dan menghasilkan buah pada musimnya. Dalam hal puasa, kita harus

memperhatikan cara-cara yang sesuai dengan anugerah Allah kepada kita; ketika Dia berduka

untuk kita, kita harus meratap; dan juga, kita harus memperhatikan masa-masa

pemeliharaan-Nya terhadap kita; ada waktu ketika Tuhan, TUHAN semesta alam menyuruh

orang untuk menangis dan meratap; demikian pula, kita harus memerhatikan tugas-tugas

tertentu yang ada di hadapan kita (17:21; Kis. 13:2).
        . Bahwa mereka tidak cukup kuat untuk melakukan kewajiban itu. Hal ini dikemukakan

dalam dua perumpamaan: yang pertama menambalkan secarik kain yang belum susut pada

baju yang tua, yang hanya akan memperbesar koyak baju yang tua itu (ay. 16), yang kedua

mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, yang hanya akan

menghancurkan kantong kulit itu (ay. 17). Murid-murid Kristus tidak mampu menjalankan

kegiatan-kegiatan yang berat ini sebaik yang dilakukan murid-murid Yohanes dan orang-orang

Farisi. Alasannya, seperti yang dikemukakan cendekiawan Dr. Whitby: di antara orang-orang

Yahudi, tidak hanya ada sekte Farisi dan Esen yang menjalankan kehidupan yang keras, tetapi

juga ada sekolah-sekolah bagi para nabi, di mana murid-muridnya sering kali hidup di

pegunungan dan padang belantara, dan banyak dari antara mereka berasal dari Nazaret.

Mereka juga mempunyai sekolah-sekolah pribadi untuk melatih orang menjalankan disiplin

yang ketat. Dari sekolah-sekolah inilah mungkin banyak dari murid-murid Yohanes dan

orang-orang Farisi berasal; sementara murid-murid Kristus, karena mereka langsung dipanggil

dari pekerjaan-pekerjaan duniawi, belum terbiasa dengan praktik-praktik agama yang keras

semacam itu, dan ini tidak cocok bagi mereka. Selain itu praktik-praktik semacam ini juga

tidak cocok untuk pekerjaan mereka yang lain. Perhatikanlah:
            (1) Beberapa kewajiban beragama lebih keras dan lebih sulit dibandingkan

kewajiban-kewajiban beragama yang lain, seperti kain yang belum susut dan anggur baru,

yang membutuhkan tekad yang sangat teguh dan sangat tidak enak bagi tubuh jasmani;

seperti itulah ibadah puasa dan kewajiban-kewajiban yang menyertainya.
            (2) Yang terbaik dari antara murid-murid Kristus pun harus melewati masa kanak-

kanak terlebih dahulu; tidak semua pohon di kebun Kristus bertumbuh sama, demikianlah,

tidak semua murid-Nya ada dalam pertumbuhan yang sama. Di dalam Kristus ada murid yang

baru menjadi bayi dan ada juga yang sudah bertumbuh.
            (3) Dalam mengarahkan orang untuk menjalankan kewajiban-kewajiban agama,

kelemahan dan kekurangan orang Kristen yang masih belum dewasa haruslah

dipertimbangkan. Seperti halnya makanan harus diberikan sesuai dengan usia masing-masing

orang (1Kor. 3:2; Ibr. 5:12), begitu pula pekerjaan mereka harus disesuaikan dengan

kemampuan mereka. Kristus tidak akan mengatakan suatu hal yang tidak mampu ditanggung

oleh murid-murid-Nya (Yoh. 16:12). Orang-orang percaya yang baru menerima Yesus tidak

boleh diberikan kewajiban-kewajiban yang sangat keras pada awalnya; kalau tidak, mereka

akan merasa kecil hati. Seperti inilah pemeliharaan Allah terhadap umat Israel-Nya ketika Ia

membawa mereka keluar dari Mesir. Ia tidak menuntun mereka melewati orang-orang Filistin

(Kel. 13:17-18). Demikian halnya dengan pemeliharaan Yakub akan anak-anak dan hewan

ternaknya, di mana ia tidak mau membebani mereka dengan pekerjaan yang terlalu berat (Kej.

33:13). Dan seperti ini jugalah Kristus memelihara anak-anak yang masih kecil dalam keluarga

kerajaan-Nya dan dalam kawanan domba-Nya; dengan lemah lembut Ia membimbing mereka.

Ketiadaan pemeliharaan seperti ini sering kali membuat kantong kulit menjadi hancur dan

anggur menjadi tumpah; pengakuan banyak orang menjadi gagal dan tidak menghasilkan

apa-apa karena kurang berhati-hati pada awal-awalnya. Perhatikanlah, dalam berbuat baik kita

bisa saja berbuat terlalu berlebihan dan melampaui kebenaran; dan perbuatan yang

keterlaluan yang demikian bisa jadi disebabkan oleh tipu muslihat Iblis.

* Yang baru meniadakan yang lama.
Pada malam hari orang menyalakan lampu atau lilin supaya tidak kegelapan. Bila matahari

sudah terbit semua alat penerang itu tidak lagi diperlukan. Demikian juga dengan semua

upacara agama yang biasa dipraktikkan orang-orang Farisi, para ahli Taurat, termasuk

murid-murid Yohanes pembaptis. Pada dasarnya peraturan-peraturan itu, misalnya berpuasa

(ayat 14), dibuat untuk menolong orang mengharapkan kedatangan Mesias. Akan tetapi, Yesus

Sang Mesias sudah hadir di tengah-tengah mereka. Mereka seharusnya berhenti menanti, dan

mulai menikmati sukacita kehadiran-Nya (ayat 15).
Tuhan Yesus ingin menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk sekadar menambalkan atau

menambahkan sesuatu yang baru kepada ajaran agama yang lama. Kata "lama" (Yun.: palaios)

berarti aus atau usang karena pemakaian. Ajaran Yahudi telah menjadi begitu tidak fleksibel

karena akumulasi dari tradisi-tradisi nonalkitabiah selama berabad-abad. Ajaran Yahudi

tersebut sudah berubah menjadi upacara semata-mata yang malah menjauhkan mereka dari

Allah. Tuhan Yesus bukan sedang menambahkan ajaran baru ke dalam wadah yang lama itu.

Ia sedang menyatakan bahwa masa yang baru (neos) dan kerajaan yang baru (kainos) sudah

tiba dengan kehadiran-Nya. Dengan demikian, mereka yang ingin berbagian dalam kerajaan

yang baru itu harus meninggalkan semua pemahaman agama dan sikap hidup yang lama lalu

menerima Kristus dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Apakah pesan Yesus ini dapat diartikan sebagai menolak tradisi rohani orang Kristen masa

kini? Ya dan tidak. Kita tetap perlu bergereja, berdoa, membaca Firman, dsb. Namun, semua

kebiasaan rohani tersebut menjadi sia-sia kalau kita tidak intim dengan Tuhan Yesus.

* Mat 9:14-17 - murid-murid Yohanes // Orang Farisi berpuasa // Sahabat // sahabat

mempelai laki-laki // Mempelai // dari mereka // pada waktu itulah mereka akan berpuasa //

Secarik kain yang belum susut // Anggur yang baru, // kantong kulit yang tua

14-17. Percakapan dengan murid-murid Yohanes ini pasti juga terjadi pada jamuan makan di

rumah Matius (perhatikan kaitan erat di dalam Luk. 5:33). Orang Farisi berpuasa. (Orang

Farisi sering berpuasa.) Selain puasa tahunan yang satu hari berdasarkan Alkitab (pada Hari

Raya Pendamaian), telah ditambahkan puasa Senin dan Kamis, dilaksanakan oleh orang Farisi

dan yang lainnya, termasuk murid-murid Yohanes (Luk. 5:33). Jawaban Kristus mengingatkan

pada pernyataan Yohanes sendiri (Yoh. 3:29), yang melukiskan pelayanan Tuhan kita sebagai

pesta pernikahan. Sahabat-sahabat mempelai laki-laki. Para pendamping mempelai laki-laki

yang mendampinginya. Pada saat Kristus sang Mempelai laki-laki diambil dari mereka melalui

kematian yang mengerikan, pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Berpuasa secara benar

dilakukan karena kesusahan (baca dukacita), bukan karena ritus. Secarik kain yang belum

susut. Secarik kain penambal yang tidak susut dan tidak dikanji pada saat seluruh pakaian itu

dicuci akan merobek dan menyusutkan kain yang kepadanya kain tadi ditambalkan. Anggur

yang baru, anggur yang belum diragikan, akan mengoyakkan kantong kulit yang tua yang

tidak memiliki daya kekenyalan lagi. Jadi Kristus dan amanat-Nya itu jauh lebih berarti

daripada Yudaisme kontemporer yang ditambal sulam atau diremajakan.

Label:   Matius 9:14-17 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018
Lukas 12:8-12(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:57-66(1)
Lukas 21:25-28(1)
Lukas 21:34-36(1)
Lukas 2:41-51(1)
Lukas 8:4-15(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 10:35-45(1)
Markus 10:46-52(1)
Markus 11:27-33(1)
Markus 12:28-34(1)
Markus 14:12-16(1)
Markus 3:20-35(1)
Markus 4:26-34(1)
Markus 5:21-43(1)
Markus 6:1-6(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1)
Markus 7:31-37(1)
Markus 8:27-35(1)
Markus 9:30-37(1)
Matius 12:14-21(1)
Matius 23:1-12(1)
Matius 28:16-20(1)
Matius 9:14-17(1)
Yohanes 17:11b-19(1)
Yohanes 19:25-27(1)
Yohanes 1:47-51(1)
Yohanes 6:60-69(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Minggu, 8 Juli 2018 - Markus 6:1-6. BcO Ams. 1:1-7,20-33. - Hari Minggu Biasa XIV (H)

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 1 Juli 2018 - Markus 5:21-43 - BcO Neh 4:1-23 - Pekan Biasa XIII O Pekan I


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2018..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)