misa.lagu-gereja.com        
 
View : 13383 kali
Khotbah Katolik 2017
Minggu, 12 Pebruari 2017
(Matius 5:17-37)

Khotbah Katolik Minggu, 12 Pebruari 2017 - Matius 5:17-37. BcO 1 Kor 6:12-20 - Hari Minggu Biasa VI

Minggu, 12 Pebruari 2017
Hari Minggu Biasa VI
Sir. 15:15-20; Mzm. 119:1-2,4-5,17-18,33-34; 1Kor. 2:6-10; Mat. 5:17-37.
BcO 1Kor 6:12-20
warna liturgi Hijau

Matius 5:17-37

Yesus dan hukum Taurat
5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas. 5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. 5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. 5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka. 5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya. 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah. 5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.


Penjelasan:
* Mat 5:17-20 - Bukan untuk meniadakan // Melainkan untuk menggenapinya // Aku berkata // Selama belum lenyap langit dan bumi // Iota // Titik // di dalam Kerajaan Surga. Hidup keagamaanmu ... benar // ahli-ahli Taurat // orang-orang Farisi // masuk ke dalam Kerajaan Surga
Bukan untuk meniadakan. Kristus menjawab tuduhan bahwa diri-Nya melecehkan Perjanjian Lama dengan menyangkal adanya usaha untuk meniadakan atau membatalkan Hukum Taurat. Melainkan untuk menggenapinya. Kristus menanggapi Perjanjian Lama dengan menaati Hukum Taurat secara sempurna. dengan menggenapi semua lambang dan nubuatnya, dan dengan menjalani sepenuhnya hukuman dari Hukum Taurat selaku pengganti orang-orang berdosa. (Karena itu, orang percaya, melalui pembenaran, memiliki kebenaran Kristus yang dikenakan kepada mereka: Rm. 3:20-26; 10:4). Aku berkata (sesungguhnya Aku berkata). Pemakaian pertama rumusan yang mengesankan ini oleh Yesus, menunjukkan suatu pernyataan yang sangat penting. Selama belum lenyap langit dan bumi. Sekalipun oleh beberapa penafsir dianggap sebagai ungkapan yang berarti tidak pernah, pernyataan ini mungkin merupakan suatu acuan eskatologis  (Mat. 24:35; Why. 21:1). Iota. Huruf paling kecil dari abjad Ibrani (yodh).Titik. Proyeksi kecil di atas huruf Ibrani tertentu. Orang-orang yang secara prinsip tidak menentang hukum Allah tetapi telah mengabaikan tuntutan-tuntutan yang kurang penting tidak akan diusir dari Kerajaan itu. tetapi akan memperoleh pahala yang lebih kecil di dalam Kerajaan Surga. Hidup keagamaanmu ... benar. Dibedakan dengan kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hidup menurut hukum Musa hanya secara lahiriah, sekalipun ditaati dengan amat rinci. Kebenaran seorang percaya didasarkan pada kebenaran yang berasal dari Kristus yang diperoleh karena iman (Rm. 3:21, 22). yang memungkinkan ia hidup benar (Rm. 8:2-5). Hanya mereka ini yang boleh masuk ke dalam Kerajaan Surga yang diberitakan oleh Kristus.

* Mat 5:21-26 - Siapa yang membunuh // Harus dihukum // Marah // Kafir // Jahil // jahil // Neraka yang menyala-nyala // Di atas mezbah // Sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, // Berdamai dahulu // Lawanmu // Sebelum engkau membayar hutangmu // penjara
Ilustrasi pertama: pembunuhan. Yesus menunjukkan bagaimana penggenapan hukum Taurat oleh diri-Nya itu lebih mendalam daripada sekadar ketaatan lahiriah saja. Siapa yang membunuh menandai suatu perluasan tradisional dari Keluaran 20:13, tetapi tetap hanya berkenaan dengan tindakan membunuh. Harus dihukum. Dilaksanakan oleh pengadilan sipil Yahudi. sebagaimana dilandaskan pada Ulangan 16:18 (lihat juga Josephus, Antiquities, iv.8.14). Marah. Naskah-naskah yang terbaik menghilangkan 'tanpa alasan,' sekalipun Efesus 4:16 menunjukkan bahwa pembatasan ter tentu dapat diselipkan. Kafir (Rica). Mungkin berarti "kepala kosong" (dari istilah Aram yang artinya "yang kosong"). Jahil. Karena rangkaian julukan ini pada umumnya semakin pedas, Bruce menanggap Kafir sebagai menghina kepala orang, sedangkan jahil sebagai menghina watak seseorang (ExpGT, I, 107). Neraka yang menyala-nyala. Secara harfiah mengacu kepada lembah Hinom di luar Yerusalem, di mana sampah, limbah dan bangkai dibakar, sehingga merupakan suatu kiasan yang cocok untuk tempat penyiksaan abadi. (Sejarah Hinom yang menyeramkan dapat dibaca di Yer. 7:31, 32; II Taw. 28:3; 33:6; II Raj. 23:10.) Kristus menunjukkan bahwa akar pembunuhan adalah dalam hati seorang yang marah, dan Ia berjanji bahwa dalam Kerajaan-Nya hukuman yang dapat dilaksanakan sebelum pembunuhan dapat dilaksanakan. Di atas mezbah. Petunjuk bahwa khotbah ini bercorak Yahudi. Sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, maksudnya, apabila Anda telah melakukan kesalahan kepada saudara Anda. Berdamai dahulu mewajibkan si calon penyembah berdamai dahulu dengan orang yang tersinggung itu agar persembahannya berkenan (bdg. Mzm. 66:18). Lawanmu. Pihak dengan siapa kita bersengketa (bdg. Luk. 12:58, 59). Sebab penghakiman sedang menjelang, orang-orang yang bersalah sebaiknya berdamai secepat mungkin. Sebelum engkau membayar hutangmu. Mungkin suatu kejadian sesungguhnya di dalam Kerajaan Surga. Tetapi, apabila penjara melambangkan neraka, maka kemungkinan pelunasan dan pembebasan yang tersirat hanya berlaku pada perumpamaan ini dan bukan pada penafsirannya juga. Alkitab dengan jelas menyebutkan bahwa orang-orang yang ada di neraka akan berada di sana untuk selama-lamanya (Mat. 25:41, 46) sebab hutang mereka tidak akan mungkin terbayar.

* Mat 5:27-30 - Setiap orang yang memandang // Matamu yang kanan // mata // tangan) // hati // neraka
Ilustrasi kedua: perzinaan. Yesus menunjukkan bahwa dosa yang digambarkan dalam Keluaran 20:14 lebih mendalam daripada tindakan lahiriah. Setiap orang yang memandang merupakan ciri orang yang penglihatannya tidak dikendalikan oleh pengekang yang kudus, sehingga menghasilkan tujuan kotor untuk menginginkan wanita itu. Tindakan lahiriah akan menyusul manakala kesempatan tersedia. Matamu yang kanan. Kepada orang yang menyalahkan mata atas terjadinya dosa ini, Yesus menunjukkan prosedur wajar yang harus dilakukan. Sebagaimana kita memotong bagian-bagian tubuh yang sakit untuk memelihara yang sehat, demikian pula mata (atau tangan) yang sudah demikian tercemar memerlukan penanganan tegas. Tentu saja Yesus ingin agar para pendengar-Nya melihat bahwa sumber dosa yang sesungguhnya tidak terdapat di dalam organ tubuh tetapi di dalam hati. Hati seseorang yang jahat harus diubah apabila dia ingin lolos dari kehancuran akhir di dalam neraka (Gehena; lihat tafsiran 5:22).

* Mat 5:31-32 - surat cerai // Zina // Menjadikan istrinya berzina
Ilustrasi ketiga: perceraian. Peraturan Musa (Ul. 24:1) melindungi wanita dari pikiran laki-laki yang berubah mendadak dengan menetapkan perlunya surat cerai. Tetapi, perceraian merupakan suatu konsesi bagi dosa manusia (Mat. 19:8). Peraturan Musa tentang "tidak senonoh" telah diterangkan secara beraneka ragam, dari zina (Shamai) hingga perasaan tidak senang yang tidak berarti dari pihak suami (Hilel). Di dalam adat Yahudi hanya laki-laki yang dapat memperoleh perceraian. Zina. Beberapa orang membatasi pengertian istilah ini hanya pada adat Yahudi yang melukiskan perzinaan sebagai ketidaksetiaan selama masa pertunangan saja (bdg. Masalah Yusuf, 1:18, 10), sehingga mereka tidak menemukan lagi alasan untuk cerai saat ini. Pihak yang lain memahami "zina" sebagai sama dengan percabulan, yakni seperti yang dimaksudkan oleh kata zina dalam nas ini yang merupakan satu-satunya alasan yang disahkan Kristus untuk bercerai. Jelas tidak ada alasan lain lagi untuk bercerai selain alasan satu ini. Menjadikan istrinya berzina. Pada umumnya dipahami sebagai suatu kemungkinan, sebab sang istri mungkin terpaksa menikah lagi. Karena hal ini belum tentu terjadi, Lenski menafsirkan bentuk pasif yang sulit ini sebagai menyebabkan si wanita ternoda sebagai pezina (Interpretation of St. Matthews Gospel, hlm. 230-235), dan ia menganggap dosa ini sebagai kecurigaan tidak adil terhadap pihak yang dirugikan.

* Mat 5:33-37 - Sumpah palsu // Janganlah sekali-kali bersumpah // Demi langit // langit, bumi, // Yerusalem; // Jika ya, hendaklah katakan: ya // Apa yang lebih daripada itu // si jahat
Ilustrasi keempat: sumpah. Dasar Perjanjian Lamanya adalah Imamat 19:12 dan Ulangan 23:21 (bdg. Kel. 20:7). Sumpah palsu. Mengucapkan sumpah palsu. Penyalahgunaan adat bersumpah oleh orang Yahudi membuat Yesus mengatakan, Janganlah sekali-kali bersumpah. Sulit mencari dalih untuk melanggar pengajaran ini (lihat juga Yak. 5:12). Jadi orang percaya tidak boleh bersumpah untuk menguatkan pernyataannya. Bahkan pemerintah pada umumnya bersedia menerima penegasan dan bukan sumpah apabila diperlukan. Demi langit. Orang Yahudi memanfaatkan keahlian mereka untuk mengelompokkan berbagai macam sumpah, dan pada umumnya tidak menerima sumpah yang tidak menyebut Allah secara khusus. Yesus menunjukkan bahwa pemikiran licik yang menipu itu tidak benar, karena Allah masih saja terkait apabila orang melibatkan langit, bumi, atau Yerusalem; dan bahkan sumpah demi kepala sendiri pun melibatkan Dia yang menguasai kepala. Jika ya, hendaklah katakan: ya. Suatu penegasan atau penyangkalan yang sungguh-sungguh sudah cukup bagi orang percaya. Apa yang lebih daripada itu. Dengan menambahkan sumpah pada pernyataan kita, kita mengakui bahwa biasanya pernyataan kita tidak dapat dipercaya atau kita merendahkan diri kita ke tingkat pendusta, yang mengikuti si jahat. Bandingkan Yohanes 8:44.


BcO 1 Korintus 6:12-20
Nasihat terhadap percabulan
6:12 Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun. 6:13 Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. 6:14 Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. 6:15 Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! 6:16 Atau tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, demikianlah kata nas: "Keduanya akan menjadi satu daging." 6:17 Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. 6:18 Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? 6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!

Penjelasan:
* Melawan Percabulan (1 Korintus 6:12-20)

    Ayat kedua belas dan bagian awal ayat ketiga belas ini tampaknya berkaitan dengan perbantahan sebelumnya yang pernah terjadi di antara orang-orang Kristen perihal perbedaan soal makanan, namun kemudian menjadi pengantar bagi peringatan selanjutnya yang menentang percabulan. Kaitannya cukup jelas jika kita perhatikan ketetapan yang terkenal dari para rasul itu (Kis. 15), di mana larangan memakan makanan tertentu digabungkan dengan larangan melakukan percabulan. Nah, tampaknya ada beberapa orang dari jemaat di Korintus yang begitu bebas dalam melakukan hal percabulan seperti halnya kebebasan memakan semua makanan, terutama karena perbuatan percabulan itu tidak dianggap sebagai dosa menurut hukum di negeri mereka. Mereka siap berkata, bahkan di dalam hal percabulan, segala sesuatu halal bagiku. Di sini Rasul Paulus menentang kesombongan yang merusak ini. Ia memberi tahu mereka bahwa banyak hal yang halal pada dasarnya tidaklah berguna pada waktu-waktu tertentu dan dalam keadaan-keadaan khusus. Lagi pula, seharusnya orang-orang Kristen tidak hanya mempertimbangkan apa yang halal untuk dilakukan, tetapi juga apa yang pantas untuk mereka lakukan, dengan mempertimbangkan pengakuan iman, tabiat, hubungan-hubungan, dan semua pengharapan mereka. Mereka harus sangat berhati-hati supaya jangan memperlakukan kebenaran umum ini terlampau jauh sehingga dapat membawa mereka masuk ke dalam perhambaan, baik dalam bentuk penyesatan yang licik ataupun kecenderungan yang bersifat duniawi. Segala sesuatu halal bagiku, kata Paulus, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun (ay. 12). Bahkan di dalam hal-hal yang dianggap halal sekalipun, ia tidak mau tunduk pada suatu kuasa yang dapat merampas kuasa yang ada pada dirinya. Sama sekali ia tidak menganggap halal bahwa perkara-perkara mengenai Allah dikuasai oleh pengaruh-pengaruh kuasa apa pun yang dari dunia ini. Perhatikanlah, ada suatu kebebasan yang digunakan Kristus untuk membebaskan kita, dan dalam kebebasan inilah kita harus berdiri teguh. Namun, pasti Paulus tidak akan pernah menggunakan kebebasan ini untuk membiarkan dirinya diperhamba oleh berbagai hawa nafsu kedagingan apa pun. Walaupun semua makanan dianggap halal, ia tidak akan pernah menjadi orang yang rakus atau pemabuk. Terlebih lagi, ia tidak akan pernah menyalahgunakan kebebasan yang halal ini untuk menyetujui dosa percabulan. Walaupun percabulan ini diperbolehkan oleh hukum orang Korintus, namun perbuatan ini merupakan pelanggaran terhadap hukum alam dan sama sekali tidak pantas bagi orang-orang Kristen. Ia tidak akan menyalahgunakan kebebasan tentang makan dan minum ini untuk mendorong keinginan makan dan minum secara berlebihan, atau untuk memper turutkan nafsu jasmaniah. "Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan (ay. 13), walaupun perut diciptakan untuk menerima makanan, dan makanan ditentukan untuk mengisi perut, namun jika itu tidak cocok bagiku, terlebih lagi kalau hal itu akan menyusahkan dan kemungkinan besar dapat memperhamba diriku, atau jika hal itu membahayakan diriku untuk diperhambakan oleh perut dan nafsu makanku, maka lebih baik aku tidak makan dan minum. Tetapi keduanya akan dibinasakan Allah, setidaknya hubungan di antara makanan dan perut itu. Akan tiba waktunya tubuh manusia tidak membutuhkan asupan makanan lagi." Beberapa tokoh dahulu kala berpendapat bahwa hal ini harus dipahami sebagai pemberakhiran fungsi perut dan juga makanan. Dan, walaupun tubuh yang sama akan dibangkitkan pada hari yang mulia itu, namun tidak bersama-sama dengan semua anggota tubuhnya. Beberapa anggota tubuh sama sekali tidak akan diperlukan lagi di kehidupan yang akan datang, seperti perut misalnya, saat orang tidak akan pernah merasa lapar, haus, dan tidak perlu makan atau minum lagi. Namun, apakah hal ini benar atau tidak, nanti akan tiba waktunya kebutuhan dan penggunaan makanan akan dihapuskan. Perhatikanlah, pengharapan bahwa kita akan memiliki tubuh tanpa keinginan-keinginan jasmaniah di kehidupan yang akan datang merupakan alasan yang sangat baik bagi kita untuk berdiri kuat supaya tidak berada di bawah kuasa keinginan-keinginan itu dalam kehidupan sekarang ini. Tampak bagi saya bahwa inilah maksud dari penjelasan rasul Paulus, dan jelas bahwa bagian ini berkaitan dengan peringatannya terhadap percabulan, walaupun ada beberapa orang yang mengaitkan bagian ini dengan bagian penjelasan sebelumnya mengenai gugatan perkara hukum, khususnya gugatan di hadapan hakim-hakim yang tidak mengenal Allah dan musuh-musuh agama yang sejati. Mereka berpendapat, walaupun Rasul Paulus ingin menunjukkan bahwa sah-sah saja untuk menuntut hak kita, namun hal itu tidak selalu pantas, dan sama sekali tidak layak bagi orang-orang Kristen untuk mengajukan tuntutan untuk perkara-perkara sepele itu di bawah kuasa hakim-hakim, penasihat-penasihat hukum, dan pengacara-pengacara yang tidak mengenal Allah. Namun, tampaknya mengaitkan bagian ini dengan bagian mengenai masalah hukum itu tidaklah begitu wajar. Sangat jelas bahwa Paulus menggunakan penjelasan tentang tubuh dan makanan ini untuk beralih ke masalah percabulan: Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh (ay. 13). Makanan dan perut untuk masing-masing satu sama lain, namun tidak demikian halnya dengan percabulan dan tubuh.
        I. Tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan. Ini adalah alasan pertama yang digunakan Paulus terhadap dosa ini. Dosa ini yang memberikan nama buruk bagi penduduk Korintus yang tidak mengenal Allah, dan orang-orang Korintus yang telah bertobat dan percaya kepada Kekristenan tetap sangat menyukai dosa itu. Alasan Rasul Paulus ini menghalangi niat hati dan kebiasaan mereka. Tubuh bukanlah untuk percabulan. Tubuh tidak pernah diciptakan untuk maksud seperti itu, melainkan untuk Tuhan, untuk melayani dan mempermuliakan Allah. Tubuh harus menjadi alat kebenaran yang membawa kepada pengudusan (Rm. 6:19), dan itulah sebabnya tubuh tidak pernah boleh dijadikan alat kecemaran. Tubuh dimaksudkan untuk menjadi anggota tubuh Kristus, dan itulah sebabnya tubuh tidak boleh diserahkan kepada percabulan (ay. 15). Dan Tuhan untuk tubuh, artinya, seperti anggapan beberapa orang, Kristus harus menjadi Tuhan atas tubuh, memiliki hak dan kuasa atas tubuh itu, setelah Ia sendiri telah mengenakan tubuh jasmani dan turut mengambil bagian dalam kodrat kita, supaya Ia dapat menjadi Kepala dari jemaat-Nya dan Kepala dari segala yang ada (Ibr. 2:5, 18). Perhatikanlah, kita harus berhati-hati supaya jangan sampai menggunakan apa yang menjadi milik Kristus seolah-olah sebagai milik kita sendiri, apa lagi untuk mempermalukan Dia.
        II. Beberapa orang memahami ayat terakhir ini, Tuhan untuk tubuh sebagai berikut. Tuhan adalah untuk kebangkitan dan pemuliaan dari tubuh, sesuai dengan ayat 14 yang mengikutinya, yang menjadi alasan kedua melawan dosa ini. Kehormatan untuk dibangkitkan dan dimuliakan diberikan atas tubuh kita: Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya (ay. 14). Itu terjadi oleh kuasa-Nya yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya (Flp. 3:21). Adalah suatu kehormatan bagi tubuh bahwa Yesus Kristus dibangkitkan dari kematian, dan juga akan menjadi kehormatan bagi tubuh kita bahwa ia akan dibang kitkan. Jadi marilah kita jangan menyalahgunakan tubuh-tubuh itu dengan berbuat dosa dan menjadikannya hina. Jika tubuh-tubuh itu tetap dipertahankan kekudusannya, walaupun sekarang ada dalam keadaan hina, nanti akan dijadikan serupa dengan tubuh Kristus yang mulia. Harapan akan adanya kebangkitan menuju kemuliaan harus dapat mencegah orang-orang Kristen untuk tidak mencemarkan tubuh mereka dengan berbagai hawa nafsu kedagingan.
        III. Alasan ketiga adalah karena kehormatan itu sudah dikenakan di atas tubuh: Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? (ay. 15). Jika jiwa dipersatukan kepada Kristus melalui iman, maka manusia secara utuh menjadi anggota dari tubuh rohaniah-Nya. Dengan demikian, tubuh itu telah ada dalam persekutuan dengan Kristus, sama seperti jiwa. Betapa mulianya hal ini bagi orang-orang Kristen! Tubuh dagingnya sungguh menjadi bagian dari tubuh rohaniah Kristus. Perhatikanlah, sangatlah baik untuk mengetahui dalam hubungan terhormat seperti apa kita berada, supaya dengan begitu kita dapat berusaha keras untuk menjadi sesuai dengan hubungan itu. Karena itu Rasul Paulus melanjutkan, jadi akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak! Atau, akankah kulenyapkan anggota-anggota Kristus? Kalau sampai hal ini terjadi, bukankah ini suatu pelanggaran yang teramat besar, teramat keji? Tidakkah itu akan teramat sangat mempermalukan Kristus dan mempermalukan diri kita sendiri sejadi-jadinya? Ya ampun, menyerahkan anggota Kristus menjadi anggota perempuan cabul, melacurkan mereka untuk maksud yang begitu rendah! Pemikiran semacam itu harus dibenci dan dijauhi. Sekali-kali tidak. Tidak tahukah kamu, bahwa siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia? Sebab, Paulus berkata, keduanya akan menjadi satu daging. Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia (ay. 16-17). Tidak ada lagi yang dapat menghancurkan segala hubungan dan persekutuan terhormat dari seorang Kristen selain dosa percabulan ini. Orang Kristen mengikatkan dirinya pada Tuhan dalam persekutuan dengan Kristus, dan oleh iman menjadi bagian dari Roh-Nya. Roh hidup, bernafas, dan bergerak di dalam kepala dan anggota-anggota. Kristus dan murid-murid-Nya yang setia adalah satu (Yoh. 17:21-22). Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada perempuan cabul, menjadi satu tubuh dengan dia, sebab keduanya akan menjadi satu daging, oleh persetubuhan, yang hanya dapat dilakukan dalam hubungan pernikahan, sesuai dengan ketetapan Allah. Nah, akankah seseorang yang telah bersatu sedemikian dekatnya dengan Kristus sehingga menjadi satu roh dengannya, terikat erat juga dengan perempuan cabul sehingga menjadi satu tubuh dengan dia? Bukankah menyatukan Kristus dengan percabulan merupakan suatu perbuatan yang keji? Masih adakah penghinaan yang lebih besar daripada yang dilakukannya ini terhadap diri sendiri dan kita semua? Masih adakah perbuatan lain lagi yang membuat kita tidak sejalan dengan pengakuan iman dan hubungan kita dengan Kristus? Perhatikanlah, dosa percabulan mendatangkan kerugian besar bagi kepala dan Tuhan seorang Kristen, serta mendatangkan kehinaan besar dan noda bagi pengakuan imannya. Oleh karena itu, tidak heran kalau Rasul Paulus berkata, "Jauhkanlah dirimu dari percabulan (ay. 18), hindarilah, jauhkan dirimu dari jangkauan godaan itu, dari hal-hal yang merangsang. Arahkan mata dan pikiranmu kepada hal-hal dan pikiran-pikiran lain." Alia vitia pugnando, sola libido fugiendo vincitur - perbuatan-perbuatan buruk lain dapat dikalahkan dengan pertempuran, tetapi yang ini hanya dapat dikalahkan dengan cara melarikan diri, demikianlah nasihat dari banyak bapa-bapa gereja.
        IV. Alasan keempat adalah bahwa percabulan merupakan dosa terhadap tubuh kita sendiri. Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri (ay. 18). Setiap dosa, artinya, setiap dosa lain, setiap perbuatan dosa luar, dilakukan di luar dirinya. Perbuatan dosa luar demikian tidak terlampau banyak menyalahgunakan tubuh seperti sebagian dosa lainnya, seperti halnya anggur bagi seorang pemabuk, makanan bagi orang yang rakus, dan seterusnya. Dosa seperti itu juga tidak memberikan kuasa atas tubuh kepada orang lain, juga tidak terlampau mendatangkan cela dan membawa aib bagi tubuh. Secara khas dosa percabulan disebut kenajisan, pencemaran, karena tidak ada dosa yang mengandung begitu banyak kekejian luar di dalamnya, khususnya di dalam diri seorang Kristen. Ia berdosa terhadap tu buhnya sendiri. Ia mencemarkannya, ia merendahkannya, menjadikannya satu tubuh dengan makhluk keji yang dengannya ia berbuat dosa. Ia melontarkan kehinaan yang keji atas apa yang sangat dimuliakan oleh Sang Penebus dengan mengikatkannya menjadi satu dengan diri-Nya sendiri. Perhatikanlah, kita tidak boleh membuat tubuh kita yang hina ini menjadi semakin hina dengan cara berbuat dosa terhadapnya.
        V. Alasan kelima terhadap dosa percabulan ini adalah karena tubuh orang-orang Kristen merupakan bait Roh Kudus yang diam di dalam mereka, dan yang mereka peroleh dari Allah (ay. 19). Orang yang telah dipersatukan dengan Kristus, menjadi satu roh dengan Dia. Orang itu telah diserahkan kepada Kristus, dan dengan demikian telah dikuduskan dan dipisahkan untuk digunakan-Nya, sehingga dimiliki, ditempati, dan dihuni oleh Roh Kudus. Inilah gagasan yang tepat mengenai suatu bait suci, yaitu tempat Allah berdiam, kudus untuk digunakan-Nya, oleh pernyataan-Nya sendiri dan penyerahan diri makhluk-Nya. Bait orang-orang Kristen sejati semacam itu adalah milik Roh Kudus. Bukankah Roh Kudus itu Allah sendiri? Namun, kesimpulannya jelas bahwa karena itu kita tidak menjadi milik kita sendiri. Kita sudah menyerahkan diri kepada Allah, dimiliki dan dipakai oleh Allah, bahkan merupakan keuntungan dari pembelian yang telah dilakukan bagi kita, kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Singkatnya, tubuh kita diciptakan bagi Allah dan ditebus untuk Dia. Jika kita adalah orang-orang Kristen yang sejati, bila tubuh kita diserahkan kepada-Nya, dan Dia menempati dan mendiami tubuh kita oleh Roh-Nya. Dengan demikian, tubuh kita bukanlah milik kita sendiri, melainkan milik-Nya. Jadi, akankah kita menajiskan bait-Nya, mencemarkannya, melacurkannya, serta menyerahkannya untuk digunakan dan untuk melayani percabulan? Sungguh suatu bentuk pencemaran yang mengerikan! Ini berarti merampasi Allah habis-habisan. Perhatikanlah, bait Roh Kudus harus dijaga kesuciannya. Tubuh kita harus dipelihara sebagaimana adanya milik-Nya, sebagaimana yang pantas untuk digunakan dan didiami-Nya.
        VI. Rasul Paulus menunjukkan bahwa kita harus memuliakan Allah, baik dengan tubuh kita maupun dengan roh kita, yang adalah milik-Nya (ay. 20, KJV). Ia menciptakan tubuh dan roh kita, Ia menebus keduanya, dan itulah sebabnya keduanya menjadi milik-Nya, dan harus digunakan dan dipekerjakan untuk melayani Dia. Itulah sebabnya keduanya tidak boleh dicemari, dipisahkan dari Dia, dan dilacurkan oleh kita. Tidak, itu tidak boleh terjadi, tubuh dan roh harus dijaga sebagai perkakas yang layak digunakan oleh Tuhan kita. Kita harus memandang diri kita sebagai kudus bagi Tuhan, dan menggunakan tubuh kita sebagai milik yang menjadi hak-Nya, serta yang telah dikuduskan untuk digunakan dan untuk melayani Dia. Kita harus memuliakan Allah dengan tubuh dan roh kita, yang adalah milik-Nya. Itulah sebabnya, dengan penuh kepastian kita harus menjauhkan diri dari percabulan. Tidak saja dengan cara menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan percabulan yang nyata, tetapi juga dari perzinahan di dalam hati, seperti yang pernah disebut oleh Tuhan kita (Mat. 5:28). Tubuh dan roh harus dijaga kesuciannya, supaya Allah dapat dimuliakan oleh keduanya. Allah akan dihina ketika keduanya dicemarkan oleh dosa yang seperti binatang itu. Itulah sebabnya, jauhkanlah dirimu dari percabulan, bahkan dari setiap dosa. Gunakan tubuhmu untuk memuliakan dan melayani Tuhan dan Pencipta kita. Perhatikanlah, kita bukanlah pemilik dari diri kita, juga tidak memiliki kuasa atas diri kita sendiri. Karena itu, kita tidak boleh menggunakan diri kita sesuai keinginan dan kesenangan kita sendiri, tetapi harus sesuai dengan kehendak-Nya dan untuk kemuliaan-Nya. Dia yang memiliki kita, dan kepada-Nya kita harus menyembah (Kis. 27:23).

 
Label:   Matius 5:17-37 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017
Lukas 10:13-16(1)
Lukas 10:17-24(1)
Lukas 10:25-37(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 14:1,7-11(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:39-56(1)
Lukas 20:27-40(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 6:12-19(1)
Lukas 6:43-49(1)
Lukas 7:1-10(1)
Lukas 8:16-18(1)
Lukas 8:4-15(1)
Lukas 9:43b-45(1)
Markus 13:33-37(1)
Matius 10:17-22(1)
Matius 10:26-33(1)
Matius 10:37-42(1)
Matius 13:1-23(1)
Matius 13:24-43(1)
Matius 16:13-20(1)
Matius 17:1-9(2)
Matius 18:1-5,10(1)
Matius 1:1-25(1)
Matius 20:1-16a(1)
Matius 21:28-32(1)
Matius 21:33-43(1)
Matius 25:31-46(1)
Matius 4:1-11(1)
Matius 4:12-23(1)
Matius 5:13-16(1)
Matius 5:17-37(1)
Matius 5:38-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Matius. 5:1-12(1)
Yohanes 10:1-10(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 14:1-12(1)
Yohanes 14:15-21(1)
Yohanes 1:1-18(1)
Yohanes 1:29-34(1)
Yohanes 20:19-23(1)
Yohanes 3:16-18(1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Minggu, 19 Pebruari 2017 warna liturgi Hijau Matius 5:38-48

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 5 Pebruari 2017 - Matius 5:13-16. BcO 1 Korintus 1:1-17 - Hari Minggu Biasa V


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2017..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)