misa.lagu-gereja.com        
 
Minggu, 20 Nopember 2016
HARI RAYA
TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM
2Sam. 5:1-3; Mzm. 122:1-2,4-5; Kol. 1:12-20; Luk. 23:35-43.
BcO Dan. 7:1-27 atau Why. 1:4-6,10,12-18; 2:26,28; 3:5,12,20-21
warna liturgi Putih

Lukas23:35 Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah." 23:36 Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia; mereka mengunjukkan anggur asam kepada-Nya 23:37 dan berkata: "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!" 23:38 Ada juga tulisan di atas kepala-Nya: "Inilah raja orang Yahudi". 23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!" 23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." 23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Penjelasan:
* Yesus Disalibkan (23:32-43)

    Dalam perikop ini diceritakan tentang:

    I. Beberapa penggalan kisah mengenai penderitaan Kristus yang juga terdapat dalam Injil Matius dan Injil Markus, yaitu bahwa:
        1. Ada juga dua orang lain, yaitu dua penjahat yang digiring bersama-sama dengan Dia ke tempat pelaksanaan hukuman. Kedua penjahat tersebut mungkin telah dijatuhi hukuman mati sejak beberapa waktu yang lalu, dan pelaksanaannya jatuh pada hari itu. Hal ini mungkin juga merupakan alasan mengapa mereka begitu terburu-buru menyelesaikan persidangan Kristus, supaya Dia dan kedua penjahat itu dapat dihukum mati bersama-sama sekaligus dalam satu pelaksanaan hukuman.
        2. Ia disalibkan di tempat yang dinamakan Kalvari, atau Kranion, bahasa Yunani untuk Golgota, yang berarti tempat tengkorak, sebuah tempat yang kotor dan menjijikkan, untuk menambah penghinaan pada kesengsaraan-Nya, namun justru memiliki makna tersendiri, sebab di sanalah Ia berhasil mengalahkan maut dengan telak. Dia disalibkan. Tangan dan kaki-Nya dipakukan di kayu salib yang tergeletak di tanah, kemudian kayu itu diangkat tinggi dan dipancangkan ke perut bumi, atau ke dalam lubang yang sudah dipersiapkan untuk itu. Kematian seperti itu luar biasa menyakitkan dan memalukan, melebihi kematian dengan cara lain mana pun.
        3. Dia disalibkan di antara kedua penjahat itu, seolah-olah Dialah yang terburuk dari ketiganya. Dengan begitu, Dia bukan saja diperlakukan sebagai seorang pemberontak, melainkan juga terhitung di antara mereka, malah yang terburuk.
        4. Para tentara yang bertugas melaksanakan penghukuman itu merampas jubah-Nya sebagai upah mereka, lalu membuang undi bagi jubah itu: Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Jubah itu hampir tidak punya harga sama sekali, apalagi kalau sampai dibagi-bagi, karena itu, mereka pun membuang undi untuk menentukan siapa yang berhak mendapatkan-Nya.
        5. Saat diangkat di atas kayu salib itu, Ia dihina dan dicerca, diperlakukan serendah-rendahnya dengan segala cara yang bisa dipikirkan orang. Betapa mengherankannya melihat kebiadaban seperti itu bisa ditemukan dalam sifat manusia: Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya, tidak merasa prihatin sama sekali, malahan senang melihat tontonan seperti itu. Kemudian, para pemimpin, yang dianggap terhormat dan bermoral karena jabatan mereka, justru ikut ambil bagian dengan komplotan itu, dan mengejek Dia, memberi contoh pada orang-orang di sekeliling mereka untuk berbuat sama, dengan berkata, "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri." Dengan begitu, Ia dicela karena perbuatan baik yang Ia lakukan, seakan-akan itulah yang menyebabkan mereka menyalibkan-Nya. Mereka berlagak di hadapan-Nya, seakan-akan mereka itu telah menaklukkan Dia, padahal Dia lebih dari seorang pemenang. Mereka menantang-Nya untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dari kayu salib, saat Dia justru sedang menyelamatkan orang lain melalui salib itu. Jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah, biarlah Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri. Mereka tahu bahwa Kristus adalah orang yang dipilih Allah, yang diutus dan dikasihi-Nya. "Jika Ia, sebagai Kristus, akan menyelamatkan bangsa kita dari orang-orang Romawi (sebab hanya itu yang dapat mereka pikirkan tentang Mesias), biarlah Dia menyelamatkan diri-Nya sendiri dari orang-orang Romawi yang kini sedang menguasai-Nya." Karena itulah, para pemimpin Yahudi mengejek-Nya karena Ia justru sepertinya menyerah di tangan orang Romawi, bukannya mengalahkan mereka. Para prajurit Romawi pun mengejek-Nya sebagai Raja orang Yahudi: "Pantaslah jika orang-orang seperti mereka memiliki raja seperti ini, dan pantaslah raja seperti ini bagi orang-orang seperti itu." Mereka pun mengolok-olok Dia (ay. 36-37). Mereka mempermainkan-Nya dan menjadikan penderitaan-Nya itu sebagai bulan-bulanan. Saat mereka minum anggur asam yang biasanya memang menjadi bagian mereka, dengan sombong mereka pun bertanya kepada-Nya apakah Dia ingin bergabung untuk minum bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berkata, "Jika Engkau adalah raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu," sebab orang Romawi memang menghukum-Nya dengan alasan bahwa Dia telah mengaku-ngaku sebagai raja, seperti juga orang Yahudi menghukum Dia karena menganggap-Nya mengaku-ngaku sebagai Mesias.
        6. Tulisan yang ada di atas kepala-Nya, yang menunjukkan kejahatan-Nya, adalah Inilah raja orang Yahudi (ay. 38). Maksud mereka, Dia dihukum mati karena mengaku-ngaku sebagai raja orang Yahudi. Akan tetapi, Allah memaksudkan hal itu sebagai pernyataan mengenai siapa Dia sesungguhnya, walaupun keadaan-Nya saat itu sangat hina. Dialah raja orang Yahudi, raja jemaat-Nya, dan salib itu adalah jalan menuju mahkota kehidupan-Nya. Kalimat itu ditulis dalam tiga bahasa yang dipelajari orang saat itu, yaitu Yunani, Latin dan Ibrani, sebab mereka yang telah mengenal Kristuslah yang menjadi orang-orang yang terpelajar. Kalimat itu ditulis dalam ketiga bahasa tersebut agar dapat diketahui dan dibaca oleh semua kalangan, tetapi Allah merancangkannya sebagai lambang bahwa Injil Kristus harus dikabarkan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem, dan dibaca dalam segala bahasa. Filsafat orang-orang bukan Yahudi memasyhurkan bahasa Yunani, hukum dan pemerintahan Romawi membuat bahasa Latin terkenal, tetapi bahasa Ibrani mengungguli keduanya sebab bahasa itulah yang dipakai dalam Perjanjian Lama. Dalam ketiga bahasa inilah Yesus dinobatkan sebagai raja. Oleh sebab itu, para cendekiawan muda yang bersusah payah mempelajari ketiga bahasa itu harus bertekad untuk mengenal Kristus secara lebih mendalam lagi melalui penguasaan mereka akan bahasa-bahasa tersebut.
    II. Dalam Injil Lukas ini ada perkataan luar biasa yang tidak kita dapati sebelumnya dalam dua kitab lain.
        1. Doa Kristus bagi para musuh-Nya (ay. 34): Ya Bapa, ampunilah mereka. Ada tujuh perkataan luar biasa yang diucapkan Kristus setelah Ia dipakukan di kayu salib dan sebelum Ia mati, dan inilah perkataan yang pertama. Salah satu alasan mengapa Dia harus mati di kayu salib adalah supaya Ia dapat terus berkhotbah sampai akhir hayat-Nya, sehingga Dia bisa memuliakan Bapa-Nya dan membangun iman mereka yang ada di sekeliling-Nya. Dia mengucapkan doa tersebut, segera setelah Ia dipakukan di kayu salib, atau mungkin saat mereka masih memakukan-Nya.
        Di dalam doa itu terkandung:
            (1) Sebuah permintaan: Ya Bapa, ampunilah mereka. Orang pasti mengira Ia seharusnya berdoa demikian, "Bapa, habisilah mereka. Kiranya Tuhan melihat semuanya ini, dan membalaskannya." Dosa yang mereka lakukan ini memang layak untuk tidak diampuni dan tidak pantas mendapat belas kasihan. Namun, nyatanya, mereka justru malah didoakan secara khusus. Dia berdoa untuk para pemberontak, seperti sudah dinubuatkan sebelumnya (Yes. 53:12). Ditambah dengan doanya yang lain dalam Yohanes 17, maka kedua doa tersebut menyempurnakan contoh doa syafaat yang Ia panjatkan: di Injil Yohanes Ia berdoa bagi para orang kudus, dan di sini untuk orang-orang berdosa. Perkataan yang diucapkan Kristus di atas kayu salib memiliki makna yang lebih dalam daripada yang tampak dari luar, sebagaimana juga penderitaan yang dialami-Nya. Perkataan itu merupakan kalimat perantara yang menerangkan maksud dan makna kematian-Nya: "Ya Bapa, ampunilah mereka, bukan hanya orang-orang ini, tetapi juga semua orang yang akan bertobat dan percaya pada Injil," dan Dia maksudkan bahwa pengampunan diberikan hanya dengan syarat-syarat ini saja. "Bapa, Aku menderita dan mati supaya orang-orang berdosa yang malang ini dapat diampuni."
            Perhatikan:
                [1] Hal luar biasa yang dibayar dan diperoleh dengan susah payah oleh Kristus melalui kematian-Nya adalah pengampunan dosa bagi kita.
                [2] Inilah mengapa Kristus berdoa bagi semua orang yang bertobat dan percaya kepada apa yang dilakukan-Nya. Darah-Nya berteriak, Ya Bapa, ampunilah mereka.
                [3] Orang yang paling berdosa sekalipun dapat mengharapkan belas kasihan melalui Kristus, jika mereka bertobat. Sekalipun mereka itu yang menganiaya dan membunuh Dia, Dia tetap berdoa supaya Bapa mengampuni mereka.
            (2) Sebuah pembelaan: sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, sebab jika mereka tahu, mereka tidak akan menyalibkan Dia (1Kor. 2:8). Ada sebuah tabir yang menyelubungi kemuliaan-Nya dan sebuah lagi menghalangi pengertian mereka, jadi bagaimana mungkin mereka bisa melihat melalui dua tabir tersebut? Mereka menanggungkan darah-Nya pada diri mereka sendiri dan anak-anak mereka, tetapi, jika saja mereka tahu apa yang telah mereka perbuat, mereka pasti menyesalinya.
            Perhatikan:
                [1] Orang-orang yang menyalibkan Kristus tidak tahu apa yang mereka perbuat. Mereka yang menjelek-jelekkan agama tidak tahu apa yang mereka katakan, dan hal itu terjadi karena mereka memang tidak bersedia mengetahuinya.
                [2] Terdapat ketidaktahuan yang boleh dikatakan bisa mengurangi tingkat kesalahan sebuah dosa, yaitu kebodohan yang diakibatkan kurangnya sarana pengetahuan atau kemampuan untuk menerima pengarahan, karena kurangnya pendidikan atau kelalaian. Orang-orang yang menyalibkan Kristus sengaja dibiarkan dalam keadaan seperti itu oleh para pemimpin mereka, dan telah dicekoki dengan prasangka buruk terhadap Kristus, sehingga mereka menyangka bahwa mereka berbuat bakti bagi Allah (Yoh. 16:2) dengan melakukan apa yang kini mereka perbuat terhadap Kristus dan ajaran-Nya. Mereka patut dikasihani dan didoakan. Tak lama kemudian, doa Kristus ini pun terjawab, sebab banyak dari antara mereka yang ikut terlibat dalam kematian Kristus kemudian bertobat setelah mendengarkan khotbah Petrus. Hal ini dicatat supaya menjadi teladan bagi kita juga.
                    Pertama, kita harus memanggil Allah sebagai Bapa dalam setiap doa kita, dan datang kepada-Nya dengan hormat dan percaya, layaknya seorang anak terhadap ayahnya.
                    Kedua, hal besar yang harus kita minta kepada Allah adalah pengampunan dosa, baik bagi kita sendiri maupun bagi orang lain.
                    Ketiga, kita harus berdoa bagi musuh-musuh kita, dan bagi mereka yang membenci dan menganiaya kita dengan tidak membesar-besarkan kesalahan mereka seperti yang seharusnya kita lakukan dengan kesalahan-kesalahan kita (mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat, mungkin saja hal itu tidak disengaja). Kita juga harus bersungguh-sungguh berdoa kepada Allah untuk meminta pengampunan bagi dosa-dosa yang telah mereka perbuat terhadap kita. Inilah contoh yang diperagakan Kristus sendiri sesuai dengan aturan yang diberikan-Nya (Mat. 5:44-45, kasihilah musuh-musuhmu). Dan aturan-Nya ini semakin dipertegas lagi di sini, sebab jika Kristus saja mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh-Nya yang keji seperti itu, bagaimana mungkin kita tidak mau mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh kita?
        2. Pertobatan seorang penjahat di kayu salib, yang merupakan contoh gemilang dari kemenangan Kristus atas pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, bahkan di saat Dia kelihatannya justru sudah dikalahkan oleh mereka. Kristus disalibkan di antara dua orang penjahat, dan setiap penjahat itu menggambarkan dua dampak berbeda yang ditimbulkan salib Kristus terhadap anak-anak manusia yang mendengar pemberitaan Injil. Mereka berdua adalah penjahat yang sama-sama bersalah di hadapan Allah. Nah, salib Kristus memang bukan hanya dapat menjadi bau kehidupan yang menghidupkan bagi sebagian orang, tetapi juga bau kematian yang mematikan bagi sebagian orang yang lain. Bagi mereka yang binasa, hal itu memang merupakan suatu kebodohan, tetapi bagi mereka yang diselamatkan, hal itu adalah hikmat dan kekuatan Allah.
            (1) Salah satu dari kedua penjahat itu berkeras hati sampai pada kesudahannya. Di sana, di dekat salib Kristus, ia malah menghujat Dia, seperti yang dilakukan orang-orang lainnya (ay. 39): Katanya, bukankah Engkau adalah Kristus seperti yang dikatakan mereka tentang-Mu? Selamatkanlah diri-Mu dan kami. Meskipun ia kini sedang mengalami kesakitan dan ada dalam bayang-bayang lembah maut, dia tetap tidak mau merendahkan rohnya yang sombong, dan tidak mau berbicara baik-baik dengan rekan sependeritaannya. Tidak, tidak demikian halnya dengan rekan yang satu ini. Sekalipun engkau menumbuk orang bodoh dalam lesung, kebodohannya tidak akan lenyap dari padanya. Tidak ada satu kesusahan pun yang mampu mengubah hati orang fasik, bahkan terkadang kesusahan itu justru mengobarkan kejahatan mereka, dan bukannya mematikannya. Dia menantang Kristus untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dan juga mereka. Perhatikan, memang ada orang-orang yang masih bisa-bisanya berharap untuk diselamatkan oleh Kristus, padahal mereka telah berbuat kurang ajar dengan menghujat-Nya; bahkan lebih dari itu, sangka mereka, bila Kristus tidak menyelamatkan mereka, Dia tidaklah layak dipandang sebagai Juruselamat.
            (2) Penjahat yang satunya lagi justru dilembutkan hatinya pada saat-saat terakhirnya. Dalam Matius dan Markus dikatakan bahwa kedua penjahat itu, yaitu mereka yang disalibkan bersama-sama dengan Dia, mencela Dia juga. Sebagian orang berpendapat, hal itu hanya dimaksudkan untuk salah satu di antaranya. Namun, menurut sebagian orang lagi, pada awalnya, kedua penjahat itu sama-sama mencela-Nya, sampai salah satu di antara mereka diubahkan hatinya dengan cara yang ajaib, sehingga perkataannya pun seketika berubah. Penjahat ini diselamatkan di detik-detik terakhir saat dia hampir jatuh dalam cengkeraman tangan Iblis, dan menjadi bukti dari belas kasih dan karunia ilahi. Iblis pun gigit jari, mengaum marah bagaikan singa yang baru saja kehilangan mangsanya. Akan tetapi, hal ini tidak dimaksudkan untuk mendorong siapa pun untuk menunda-nunda pertobatan dan berharap akan memperoleh belas kasih ketika mereka mendekati ajal, sebab, sekalipun tidak pernah ada istilah terlambat untuk bertobat, pertobatan yang lambat itu pun jarang sekali adalah pertobatan yang benar. Belum tentu setiap orang akan memiliki kesempatan untuk bertobat sesaat sebelum mereka mati. Semua pasti tidak akan mendapatkan kesempatan seperti yang didapat oleh penjahat yang bertobat ini, sebab kesempatan yang dikaruniakan kepadanya memang sangat istimewa. Dia tidak pernah mendapatkan penawaran kasih karunia Kristus sebelumnya, tetapi kini dia dijadikan contoh untuk memperlihatkan kuasa kasih karunia Kristus, justru pada saat Dia disalibkan dalam kelemahan. Setelah Kristus menaklukkan Iblis melalui kebinasaan Yudas dan pemeliharaan-Nya atas Petrus, Ia pun sekali lagi memamerkan kemenangan-Nya atas Iblis melalui pertobatan penjahat ini, sebagai contoh dari apa yang akan Ia lakukan. Kita bisa melihat bahwa kejadian ini memang luar biasa, jika kita memperhatikan:
                [1] Karya kasih karunia Allah yang luar biasa dalam diri penjahat itu, yang tampak dari apa yang ia katakan. Di sini banyak sekali bukti mengenai pertobatan yang terjadi dalam diri orang itu dalam jangka waktu yang teramat singkat.
                    Pertama, lihat apa yang ia katakan kepada penjahat yang satunya lagi (ay. 40-41).
                        1. Dia menegurnya karena menghujat Kristus, sebagai orang yang tidak takut kepada Allah dan tidak memiliki kesadaran mengenai agama sedikit pun: Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah? Kalimatnya itu menyiratkan bahwa rasa takut terhadap Allah-lah yang mengekangnya untuk tidak ikut-ikutan orang banyak dalam melakukan hal keji itu. "Aku takut kepada Allah, sehingga aku tidak mau melakukannya, tidakkah engkau juga demikian?" Semua orang yang dapat melihat menganggap sikap itu sebagai kejahatan terburuk orang-orang fasik, yaitu bahwa mereka sama sekali tidak memiliki rasa takut akan Allah. "Jika engkau memiliki sedikit saja rasa kemanusiaan dalam dirimu, maka engkau tidak akan tega menghina orang yang sama-sama sedang menderita bersamamu, sebab engkau pun ada dalam keadaan yang sama. Engkau juga sekarat. Karena itu, tidak pantas bagimu untuk menghina orang lain yang juga hampir mati, apa pun yang dicontohkan orang-orang jahat itu."
                        2. Dia mengakui bahwa dia layak menerima penghukuman itu: Kita memang selayaknya dihukum. Mereka berdua mungkin dihukum karena suatu kejahatan yang sama, sehingga dia pun bisa berkata dengan yakin, "Kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita." Perbuatannya yang istimewa ini semakin memperbesar makna kasih karunia ilahi. Kedua orang tersebut telah menjadi rekan dalam perbuatan dosa dan derita, tetapi hanya satu yang diselamatkan, sementara yang lainnya binasa. Keduanya selalu bersama-sama, namun kini, yang seorang dibawa dan yang lain ditinggalkan. Dia tidak berkata, "Engkau layak dihukum," melainkan "kita."
                        Perhatikan, orang yang benar-benar bertobat mengakui keadilan Allah dalam hukuman yang mereka terima atas dosa mereka. Allah telah melakukan hal yang benar, dan kitalah yang berbuat jahat.
                        1. Dia percaya bahwa Kristus tidak sepantasnya dihukum seperti itu. Meskipun Ia didakwa dalam dua sidang pengadilan dan diperlakukan layaknya seorang penjahat bejat, namun, melalui tindak tanduk-Nya dalam penderitaan-Nya, penjahat yang bertobat ini yakin bahwa Yesus tidak berbuat sesuatu yang salah, ouden atopon -- sesuatu yang ganjil atau yang menyalahi tabiat-Nya. Imam-imam kepala menginginkan supaya Ia disalibkan di antara dua orang penjahat, sebagai salah satu dari antara mereka, namun penjahat ini justru memiliki kesadaran yang lebih besar dari mereka, dan mengakui bahwa Kristus bukanlah salah satu dari mereka. Tidak disebutkan di sini apakah dia pernah mendengar tentang Kristus dan pekerjaan-Nya yang ajaib, tetapi Roh kasih karunia mencerahinya dengan pengetahuan ini dan membuat dia bisa berkata, "Orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
                    Kedua, lihatlah apa yang ia katakan kepada Tuhan kita Yesus: Tuhan, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja (ay. 42). Inilah doa dari seorang pendosa yang hampir mati kepada sang Juruselamat yang juga ada di ambang kematian. Bagi Kristus, adanya orang yang masih berdoa memohon kepada-Nya meskipun Dia sedang dihina dan direndahkan di kayu salib merupakan sebuah kehormatan. Bagi si penjahat, berdoa kepada-Nya merupakan sebuah sukacita. Mungkin dia tidak pernah berdoa sebelumnya, tetapi kini dia didengar dan diselamatkan di saat-saat terakhir. Selama kita masih hidup, selalu ada pengharapan, dan selama masih ada pengharapan, selalu ada ruang untuk berdoa.
                        1. Perhatikan imannya dalam doa itu. Dalam pengakuan dosanya (ay. 41), dia bertobat terhadap Allah. Kemudian, dalam permintaan selanjutnya, dia menemukan iman terhadap Tuhan Yesus Kristus. Dia mengakui-Nya sebagai Tuhan yang memiliki kerajaan, dan percaya bahwa Dia sedang memasuki kerajaan itu, dan memiliki kuasa di dalamnya, dan mereka yang dikasihi-Nya akan berbahagia. Pada saat-saat seperti itu, percaya dan mengakui semua ini adalah sebuah hal yang amat mulia. Saat itu, Kristus ada dalam keadaan yang begitu hina: ditinggalkan para murid-Nya, dicaci oleh bangsa-Nya sendiri, menderita sebagai seorang pendusta, dan tidak ditolong oleh Bapa-Nya sendiri. Penjahat itu mengakui imannya ini bahkan sebelum segala peristiwa ajaib yang memuliakan Kristus dalam penderitaan-Nya terjadi, sebelum peristiwa yang mencengangkan si kepala pasukan itu. Sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah kita jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Penjahat ini percaya akan kehidupan sesudah mati, dan menginginkan kebahagiaan dalam kehidupan itu. Tidak seperti penjahat yang satunya lagi yang ingin diselamatkan dari kayu salib, ia justru ingin tetap ada dalam pemeliharaan ilahi setelah kayu salib selesai menimpakan hal yang terburuk kepadanya.
                        2. Perhatikan kerendahan hatinya dalam doa itu. Dia hanya minta supaya Tuhan mengingatnya. Dia tidak berdoa, "Tuhan, pilihlah aku" (seperti yang diperbuat para murid dalam Mat. 20:21), sekalipun dia sebenarnya memiliki kehormatan yang tidak dimiliki murid-murid Kristus, karena dia telah minum dari cawan Kristus dan dibaptis oleh-Nya dalam penderitaan-Nya, entah dengan tangan kanan atau tangan kiri-Nya, saat murid-murid Kristus sendiri justru telah meninggalkan-Nya. Jadi, rasanya wajar kalau dia berani bertanya mengenai siapa yang akan duduk di sisi kanan dan kiri-Nya sebagaimana yang pernah ditanyakan para murid-Nya. Orang yang sepenanggungan dan sependeritaan biasanya mendapatkan hak istimewa seperti itu (Yer. 52:31-32).
                        Namun, hal itu sama sekali jauh dari pikiran penjahat ini. Ia hanya memohon, Tuhan, ingatlah aku, sambil menunjukkan dalam keadaan seperti apa ia ingin diingat oleh Kristus. Permintaan seperti itu juga diminta Yusuf kepada juru minuman istana, ingatlah aku (Kej. 40:14), namun yang ini malah dikabulkan lebih cepat. Juru minuman itu melupakan Yusuf, tetapi Kristus mengingat si penjahat ini.
                        1. Ada keteguhan dan kesungguhan dalam doa itu, sebab dia sedang meregang nyawanya saat memohon, "Tuhan, ingatlah aku, dan itu saja cukup untukku. Aku tidak mau apa-apa lagi. Ke dalam tangan-Mu aku serahkan perkaraku." Perhatikan, kita harus sungguh-sungguh ingin dan berdoa supaya Kristus mengingat kita, karena kini Ia ada dalam kerajaan-Nya, dan hal itu pun cukup untuk membuat kita ada dalam damai sejahtera, baik waktu kita masih hidup maupun setelah kita mati. Kristus ada dalam kerajaan-Nya dan berdoa syafaat bagi kita. "Tuhan, ingatlah aku, dan jadilah perantaraku." Dia sedang berkuasa dalam kerajaan-Nya. "Tuhan, ingatlah aku, dan berkuasalah dalam diriku melalui Roh-Mu." Dia sedang mempersiapkan tempat bagi umat kepunyaan-Nya. "Tuhan, ingatlah aku, dan persiapkanlah sebuah tempat bagiku. Ingatlah aku waktu aku mati, ingatlah aku saat hari kebangkitan tiba" (Ayb. 14:13).
                [2] Berkat istimewa yang diberikan Kristus baginya. Kata Yesus kepadanya, sebagai jawaban atas doanya, "Aku berkata kepadamu, Aku yang adalah Ya dan Amin, Saksi yang setia, aku berkata amin mengenai doa ini dan mengesahkannya, bahkan engkau akan mendapatkan lebih dari apa yang tadi engkau minta. Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (ay. 43).
                Perhatikan:
                    Pertama, kepada siapa kalimat tersebut ditujukan: kepada si penjahat yang bertobat itu, dan bukan kepada temannya yang satunya lagi. Kristus yang ada di kayu salib bertindak sama seperti Kristus yang duduk di atas takhta, sebab sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: yang seorang pergi dengan kutukan, sedangkan yang lainnya memperoleh berkat. Meskipun saat itu Kristus sedang mengalami kesakitan yang luar biasa, Ia masih punya kata-kata penghiburan bagi orang bertobat yang telah menyerahkan dirinya kepada Dia. Perhatikan, pendosa yang terbesar sekalipun tidak saja akan mendapatkan pengampunan dari dosa mereka, tetapi juga akan mendapat sebuah tempat di taman firdaus Allah melalui Kristus (Ibr. 9:15), jika mereka sungguh-sungguh bertobat. Hal ini semakin memuliakan kekayaan kasih karunia yang diberikan dengan cuma-cuma, yaitu bahwa para pemberontak dan pengkhianat yang bertobat bukan saja hanya akan diampuni, tetapi juga akan diberkati.
                    Kedua, oleh siapa kalimat tersebut diucapkan. Kalimat itu merupakan kalimat syafaat lainnya yang diucapkan Kristus. Meskipun diucapkan dalam suatu keadaan khusus, sesungguhnya di dalamnya terkandung sebuah tujuan umum yang menerangkan maksud dan makna sebenarnya dari penderitaan-Nya, yaitu bahwa Ia mati untuk membayar pengampunan dosa bagi kita (ay. 34), serta untuk menebus hidup yang kekal bagi kita. Dengan kata-kata tersebut, kita telah dibuat mengerti bahwa Yesus Kristus mati untuk membuka pintu kerajaan sorga bagi semua orang percaya yang sudah bertobat dan berubah menjadi taat.
                        1. Di sini, Kristus memberi tahu kita bahwa Dia sendiri sedang menuju firdaus, yaitu hades -- dunia yang tidak kelihatan. Jiwanya sebagai manusia sedang dipindahkan ke suatu tempat yang dihuni oleh jiwa-jiwa yang telah terpisah dari raga mereka. Bukan ke tempat jiwa-jiwa yang terkutuk dibuang, melainkan ke dalam firdaus, yaitu tempat mereka yang terberkati berada. Dengan ini, Dia meyakinkan kita bahwa pengorbanan-Nya telah diterima dan Bapa sangat berkenan kepada-Nya, sebab kalau tidak begitu, Dia pasti tidak akan bisa pergi ke firdaus. Hal itu merupakan awal dari sukacita yang terbentang di hadapan-Nya. Pandangan yang tertuju kepada sukacita inilah yang membuat hati-Nya menjadi terhibur. Dia pergi menuju takhta-Nya melalui salib, sehingga kita pun tidak boleh berharap untuk menempuh jalur yang sebaliknya, atau ingin disempurnakan tanpa mengalami penderitaan.
                        2. Dia memberi tahu semua orang percaya yang telah bertobat bahwa mereka akan bersama-sama dengan Dia di tempat itu. Kini, sebagai seorang imam, Dia sedang mempersiapkan kebahagiaan ini untuk mereka. Sedangkan sebagai seorang raja, Dia telah siap untuk menganugerahkan sukacita besar itu saat mereka telah siap menerimanya. Lihatlah bagaimana sukacita sorga telah dipersiapkan bagi kita.
                            (1) Tempat itu adalah firdaus, taman yang penuh dengan kesenangan, Taman Firdaus Allah (Why. 2:7) merujuk kepada taman Eden, tempat di mana nenek moyang kita pernah ditempatkan sewaktu mereka belum berdosa. Melalui Adam yang kedua, kita dikaruniai kembali segala yang telah hilang akibat dosa Adam yang pertama, malahan lebih dari itu, kita boleh masuk ke firdaus sorgawi, dan bukan hanya sekadar firdaus yang ada di bumi.
                            (2) Kita akan bersama-sama dengan Kristus di sana. Itulah kebahagiaan sorgawi, yaitu bisa melihat Kristus, duduk bersama-Nya, dan menikmati kemuliaan-Nya (Yoh. 17:24).
                            (3) Hal itu terjadi segera setelah kita mati: Hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku, malam ini, sebelum besok tiba. Jiwa-jiwa orang yang setia, setelah mereka dibebaskan dari beban kedagingan, akan segera berada dalam sukacita dan kebahagiaan. Roh orang benar langsung disempurnakan. Lazarus mati dan segera dihiburkan. Paulus juga mati dan langsung bersama-sama dengan Kristus (Flp. 1:23).


BcO Daniel 7:1-27
Keempat binatang dan anak manusia
7:1 Pada tahun pertama pemerintahan Belsyazar, raja Babel, bermimpilah Daniel dan mendapat penglihatan-penglihatan di tempat tidurnya. Lalu dituliskannya mimpi itu, dan inilah garis besarnya: 7:2 Berkatalah Daniel, demikian: "Pada malam hari aku mendapat penglihatan, tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar, 7:3 dan empat binatang besar naik dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. 7:4 Yang pertama rupanya seperti seekor singa, dan mempunyai sayap burung rajawali; aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia, dan kepadanya diberikan hati manusia. 7:5 Dan tampak ada seekor binatang yang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang; ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada di dalam mulutnya di antara giginya. Dan demikianlah dikatakan kepadanya: Ayo, makanlah daging banyak-banyak. 7:6 Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang yang lain, rupanya seperti macan tutul; ada empat sayap burung pada punggungnya, lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. 7:7 Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, dan ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi; ia melahap dan meremukkan, dan sisanya diinjak-injaknya dengan kakinya; ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu; lagipula ia bertanduk sepuluh. 7:8 Sementara aku memperhatikan tanduk-tanduk itu, tampak tumbuh di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu itu tercabut; dan pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. 7:9 Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar; 7:10 suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya; seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. 7:11 Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar. 7:12 Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai pada waktu dan saatnya. 7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya. 7:14 Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. 7:15 Maka aku, Daniel, terharu karena hal itu, dan penglihatan-penglihatan yang kulihat itu menggelisahkan aku. 7:16 Lalu kudekati salah seorang dari mereka yang berdiri di sana dan kuminta penjelasan tentang semuanya itu. Maka berkatalah ia kepadaku dan diberitahukannyalah kepadaku maknanya: 7:17 Binatang-binatang besar yang empat ekor itu ialah empat raja yang akan muncul dari dalam bumi; 7:18 sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya. 7:19 Lalu aku ingin mendapat penjelasan tentang binatang yang keempat itu, yang berbeda dengan segala binatang yang lain, yang sangat menakutkan, dengan gigi besinya dan kuku tembaganya, yang melahap dan meremukkan dan menginjak-injak sisanya dengan kakinya; 7:20 dan tentang kesepuluh tanduk yang ada pada kepalanya, dan tentang tanduk yang lain, yakni tanduk yang mempunyai mata dan yang mempunyai mulut yang menyombong, yang tumbuh sehingga patahlah tiga tanduk, dan yang lebih besar rupanya dari tanduk-tanduk yang lain. 7:21 Dan aku melihat tanduk itu berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka, 7:22 sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan. 7:23 Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya. 7:24 Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja. 7:25 Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. 7:26 Lalu Majelis Pengadilan akan duduk, dan kekuasaan akan dicabut dari padanya untuk dimusnahkan dan dihancurkan sampai lenyap. 7:27 Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.

Penjelasan:
Tegaklah dalam iman!
Penglihatan-penglihatan yang didapat Nebukadnezar dan Belsyazar berisi pesan-pesan Allah tentang situasi masa itu. Namun penglihatan yang didapat Daniel berbicara tentang hal-hal yang akan terjadi dimasa datang.

Penglihatan itu begitu dahsyat sehingga Daniel merasa gelisah (ayat 15, 28). Mengapa? Ia melihat empat binatang aneh keluar dari laut. Yang pertama, rupanya seperti seekor singa, yang kedua seperti beruang, yang ketiga seperti macan tutul, dan yang keempat adalah binatang yang paling dahsyat dan menakutkan. Yang lebih ajaib, ia melihat Tuhan (ayat 9-10). Lalu ia mendapat penjelasan tentang semua itu. Keempat binatang menggambarkan empat kerajaan besar di dunia, yaitu Babel, Media-Persia, Yunani, dan Roma. Mengapa Allah memakai binatang untuk menggambarkan keempat negara itu? Tampaknya dimata Allah, keempat kerajaan itu memiliki karakter bagai binatang buas, merasa berkuasa atas mereka yang lemah. Padahal masa depan dan kelangsungan hidup orang-orang yang merasa diri kuat, ada di tangan Tuhan jua.

Mengapa Tuhan memberikan penglihatan masa depan kepada Daniel? Karena Ia memahami penderitaan umat-Nya dan mengasihani mereka. Memang akan bangkit empat kerajaan besar yang angkuh, melawan Allah, dan menindas umat Allah. Namun melalui mimpi Daniel, Allah menyatakan perlindungan kepada umat-Nya. Ia akan menghukum bangsa-bangsa itu dan menyediakan suatu kerajaan yang tak akan pernah berakhir. Anak-Nya sendiri yang akan memerintah.

Penglihatan Daniel ini berbicara bukan hanya untuk umat Tuhan zaman Daniel saja. Untuk zaman sekarang juga. Allah yang hidup dari zaman ke zaman, Allah yang berkarya di sepanjang sejarah manusia, adalah Allah yang setia memerhatikan umat-Nya dari satu generasi ke generasi berikut. Maka bila kita merasa teraniaya dan disingkirkan karena iman kepada Kristus, jangan pernah mundur! Tetaplah tegak berdiri dalam iman, karena akan ada saat Allah mengokohkan kerajaan-Nya dan menghakimi mereka yang melawan Dia!





Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2016
Ayub 1:1-22(1)
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 11:15-26(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 11:29-32(1)
Lukas 11:37-41(1)
Lukas 12:39-48(1)
Lukas 12:49-53(1)
Lukas 12:54-59(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 15:1-10(1)
Lukas 1:39-45(1)
Lukas 20:27-38(1)
Lukas 21:5-19(1)
Matius 11:2-11(1)
Matius 1:18-24(1)
Matius 24:37-44(1)
Matius 3:1-12(1)
Matius 5:1-12a(1)
Yohanes 1:1-18(2)
Yohanes 6:37-40(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA




Arsip Khotbah Katolik 2016..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)