|
Minggu, 4 Juni 2017 (Yohanes 20:19-23)Khotbah Katolik Minggu, 4 Juni 2017 Yohanes 20:19-23 BcO Roma 8:5-27 - HARI RAYA PENTAKOSTAHARI RAYA PENTAKOSTA Kis. 2:1-11; Mzm. 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34; 1Kor. 12:3b-7,12-13; Yohanes 20:19-23 BcO Roma 8:5-27 warna liturgi Merah Yohanes 20:19-23 Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" 20:20 Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. 20:21 Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu." 20:22 Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: "Terimalah Roh Kudus. 20:23 Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada." Penjelasan: * Yoh 20:19 - Takut pada orang-orang Yahudi // Damai sejahtera bagi kamu // Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya // Murid-murid itu bersukacita (bdg. 16:22) Setelah menerima berita dari Maria, sekarang para murid mendapat kesempatan pertama sebagai kelompok untuk melihat Yesus yang telah bangkit. Hari itu adalah malam hari kebangkitan. Takut pada orang-orang Yahudi. Hal ini wajar mengingat larinya mereka dari taman, pertanyaan Hanas tentang mereka (18:19), dan pandangan yang diciptakan oleh ajaran Yesus yang mengatakan bahwa apabila Dia menderita maka mereka juga akan menderita (Mat. 16:24; Yoh. 15:20). Implikasinya jelas bahwa Yesus masuk lewat pintu yang tertutup. Dia memiliki kemampuan untuk membuat diri-Nya menjadi roh. Damai sejahtera bagi kamu (bdg. 14:27; 16:33). 20. Ucapan damai sejahtera menghilangkan ketakutan. Sekarang tepat keadaannya untuk menunjukkan identitas diri-Nya. Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya. Menurut Lukas, pembuktian yang lebih jelas diperlukan untuk meyakinkan mereka (Luk. 4:24; 37:43). Murid-murid itu bersukacita (bdg. 16:22). * Yoh 20:21 - Damai sejahtera Damai sejahtera yang pertama (ay. 19) adalah untuk menenangkan hati mereka; yang kedua adalah untuk mempersiapkan mereka guna menghadapi pernyataan baru tentang penugasan mereka (bdg. 17:18). Tidak ada yang diubah dalam rencana sang Guru bagi mereka. * Yoh 20:22 - Dia menghembusi mereka Dia menghembusi mereka. Peristiwa ini mengingatkan kita akan penciptaan manusia (Kej. 2:7), seakan-akan untuk mengumumkan penciptaan baru, yang merupakan hasil dari penerimaan Roh Kudus dan bukan penghembusan nafas oleh Allah (bdg. 7:39). Hal ini tidak harus meniadakan setiap hubungan dengan Roh pada saat-saat pemuridan yang lebih awal dan juga tidak harus meniadakan kedatangan Roh atas mereka pada hari Pentakosta. Di sini Roh merupakan perlengkapan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang ada di depan, yang diuraikan berikut ini. * Yoh 20:23 Kristus memberikan kuasa kepada para rasul dan mungkin kepada orang lain (bdg. Luk. 24:33 dst.) untuk mengampuni dan untuk menahan dosa orang. "Para rasul harus memiliki pengertian yang pasti tentang hati manusia (seperti yang dalam kasus-kasus tertentu diberikan kepada seorang rasul, Kis. 5:3). atau pengampunan dosa yang mereka beritakan harus disampaikan dengan syarat. Tidak seorang pun dapat melakukan alternatif yang pertama. Jadi, apa yang diserahkan Tuhan kita kepada para murid-Nya, kepada Gereja-Nya, adalah hak yang benar untuk menyatakan. di dalam nama-Nya, bahwa ada pengampunan bagi dosa manusia, dan apa syarat-syaratnya agar dosa-dosa tersebut diampuni" (Milligan & Moulton, Commentary on John). Tercakup di dalam ini ialah kematian Kristus (luka-luka-Nya ditunjukkan), kebangkitan-Nya (dinyatakan dengan kehadiran-Nya sendiri), dan hasilnya berupa penugasan untuk pergi dan bersaksi tentang Dia, pemberian perlengkapan untuk melaksanakan tugas tersebut, serta amanat itu sendiri yang berpusat pada pengampunan dosa. BcO Roma 8:5-27 8:5 Sebab mereka yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging; mereka yang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh. 8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera. 8:7 Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. 8:8 Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. 8:9 Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. 8:10 Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran. 8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu. 8:12 Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, tetapi bukan kepada daging, supaya hidup menurut daging. 8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup. 8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. 8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 8:16 Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. 8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Pengharapan anak-anak Allah 8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. 8:19 Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. 8:20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, 8:21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. 8:22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. 8:23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. 8:24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang dilihatnya? 8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. 8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus. Penjelasan: * Perhatikanlah bagaimana kita bisa tahu bahwa kita mempunyai ciri-ciri ini (ay. 5, dst.). (1) Dengan melihat apa yang kita pikirkan. Bagaimana kita tahu apakah kita hidup menurut daging atau menurut Roh? Dengan memeriksa apa yang kita pikirkan, perkara-perkara daging atau perkara-perkara roh. Kesenangan daging, keuntungan dan kehormatan duniawi, perkara-perkara indrawi dan sementara, itu semua adalah perkara-perkara daging, yang dipikirkan oleh orang-orang yang tidak diperbaharui. Perkenanan Allah, kesejahteraan jiwa, kepedulian akan hidup kekal, itu semua adalah perkara-perkara Roh, yang betul-betul dipikirkan oleh mereka yang hidup menurut Roh. Apa yang dipikirkan orang, itulah jati dirinya. Pikiran kita adalah hal-hal yang kita pikirkan. Seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia (Ams. 23:7). Ke mana pikiran-pikiran paling senang melayang? Apa yang paling puas dipikirkannya? Pikiran adalah tempat bersemayamnya hikmat. Ke mana arahnya rencana-rencana dan rancangan-rancangan? Apakah kita lebih bijak demi dunia atau demi jiwa kita? Phronousi ta tēs sarkos - mereka memikirkan hal-hal yang dari daging, begitulah kata itu diartikan (Mat. 16:23). Apa yang kita pikirkan adalah masalah besar, kebenaran-kebenaran apa, berita-berita apa, penghiburan-penghiburan apa yang paling kita sukai, dan paling menyenangkan bagi kita. Nah, untuk memperingatkan kita agar waspada terhadap keinginan daging, Paulus menunjukkan betapa keinginan daging akan membawa kesengsaraan dan bahaya besar. Dan ia membandingkannya dengan keunggulan dan penghiburan yang tak terucapkan dari keinginan roh. [1] Keinginan daging adalah maut (ay. 6). Keinginan daging adalah kematian rohani, jalan yang pasti menuju kematian kekal. Keinginan daging adalah kematian jiwa, sebab keinginan daging berarti terpisahnya jiwa dari Allah, sementara hidup jiwa ada di dalam persatuan dan persekutuannya dengan Allah. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang mati, semati-matinya jiwa. Orang yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati (1Tim. 5:6), tidak hanya mati menurut hukum sebagai orang yang bersalah, tetapi juga mati di dalam keadaannya sebagai daging. Kematian mencakup semua kesengsaraan. Jiwa yang bersifat kedagingan adalah jiwa yang sengsara. Tetapi keinginan Roh, phronēma tou pneumatos- pikiran rohani (hikmat yang dari atas, asas hidup berdasarkan anugerah) adalah hidup dan damai sejahtera. Keinginan roh adalah ketenteraman dan kebahagiaan jiwa. Kehidupan jiwa terdapat pada persatuannya dengan perkara-perkara rohani di dalam pikiran. Jiwa yang dikuduskan adalah jiwa yang hidup, dan hidup itu adalah damai sejahtera. Itu hidup yang sangat nyaman. Semua jalan hikmat rohani adalah jalan damai sejahtera. Itu adalah hidup dan damai sejahtera di dunia lain, dan juga di dunia ini. Keinginan roh adalah kehidupan dan damai sejahtera kekal yang sudah dimulai sekarang, dan merupakan suatu pertanda yang pasti akan penyempurnaannya kelak. [2] Keinginan daging adalah permusuhan terhadap Allah (ay. 7), dan ini lebih buruk daripada hidup menurut daging. Hidup menurut daging berbicara tentang pendosa yang bersifat kedagingan sebagai orang mati, dan ini buruk. Tetapi keinginan daging berbicara bahwa dia adalah manusia Iblis. Ia bukan hanya musuh, tetapi juga permusuhan itu sendiri. Ini bukan hanya berarti terasingnya jiwa dari Allah, tetapi juga perlawanan jiwa menentang Allah. Ia memberontak terhadap wewenang-Nya, mengacaukan rancangan-Nya, menentang kepentingan-Nya, meludahi wajah-Nya, dan menginjak-injak bagian utama-Nya. Adakah permusuhan yang lebih besar dari ini? Musuh bisa saja berdamai, tetapi permusuhan tidak. Betapa hal ini harus membuat kita rendah hati dan waspada terhadap keinginan daging! Akankah kita menumbuhkan dan memanjakan sesuatu yang merupakan permusuhan terhadap Allah Pencipta kita, Pemilik kita, Pemimpin kita, dan Pemberi yang maha murah? Untuk membuktikan ini, Paulus menegaskan bahwa keinginan daging tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya. Kekudusan hukum Allah, dan ketidakkudusan keinginan daging, tidak dapat didamaikan seperti halnya terang dan gelap. Manusia daging bisa saja, oleh kuasa anugerah ilahi, ditundukkan kepada hukum Allah, tetapi keinginan daging tidak akan pernah bisa. Keinginan daging harus dihancurkan dan diusir. Lihatlah betapa menyedihkannya kehendak manusia yang rusak diperbudak oleh dosa. Sepanjang keinginan daging menang, kita tidak condong pada hukum Allah. Oleh sebab itu, apabila terjadi perubahan, itu karena kuasa anugerah Allah, bukan karena kehendak bebas manusia. Dari sini Paulus menyimpulkan bahwa (ay. 8), mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah. Orang yang hidup dalam daging dan tidak diperbaharui, di bawah kuasa dosa yang memerintah, tidak dapat melakukan apa yang berkenan kepada Allah, karena tidak adanya anugerah, asas yang berkenan kepada Allah, dan kepentingan di dalam Kristus, Sang Pengantara yang berkenan kepada Allah. Bahkan korban orang fasik adalah kekejian (Ams. 15:8). Berkenan kepada Allah adalah tujuan tertinggi kita, yang mustahil dicapai oleh mereka yang hidup dalam daging. Mereka tidak bisa berkenan kepada-Nya, bahkan, tidak bisa tidak, mereka pasti membuat Dia murka. Kita dapat mengetahui keadaan dan ciri-ciri kita, (2) Dengan mencari tahu apakah kita memiliki Roh Allah dan Kristus atau tidak (ay. 9): Kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh. Ini mengungkapkan dua keadaan jiwa yang amat berbeda. Semua orang kudus memiliki daging dan roh dalam diri mereka. Tetapi hidup dalam daging dan hidup dalam Roh adalah dua hal yang berlawanan. Itu berarti dikalahkan dan ditundukkannya kita oleh salah satu dari kedua asas ini. Seperti yang biasa dikatakan orang, ia hanyut dalam cinta, atau ia hanyut dalam kemabukan, maksudnya ia ditaklukkan olehnya. Sekarang, yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah kita hidup dalam daging atau dalam Roh. Dan bagaimana kita bisa mengetahuinya? Ah, tentu saja dengan mencari tahu apakah Roh Allah berdiam dalam diri kita. Roh yang berdiam dalam diri kita merupakan bukti terbaik dari keberadaan kita di dalam Roh, sebab berdiam itu harus dilakukan secara timbal balik (1Yoh. 4:16): ia berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Roh melawat banyak orang yang tidak diperbaharui dengan undangan-undangan-Nya, yang mereka tolak dan mereka buang. Tetapi dalam diri semua orang yang dikuduskan Ia berdiam. Di sana Ia tinggal dan memerintah. Di sana Ia seperti orang di rumahnya sendiri, di mana Ia tinggal sepanjang hari dan merasa betah, dan mempunyai kuasa. Sudah sepatutnyalah kita bertanya kepada hati kita, siapa yang berdiam di sana, siapa yang memerintah di sana, dan siapa yang menjaga rumah di sana? Kepentingan siapa yang diutamakan? Selain itu, Paulus menambahkan satu pedoman umum untuk menguji: Jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus. Menjadi milik Kristus (maksudnya, menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, salah satu dari anak-anak-Nya, hamba-hamba-Nya, sahabat-sahabat-Nya, yang bersatu dengan Dia) adalah satu hak istimewa dan kehormatan yang banyak diaku-aku orang, walaupun mereka tidak mempunyai bagian atau hak dalam perkara itu. Orang kepunyaan-Nya hanyalah mereka yang memiliki Roh-Nya, maksudnya, [1] Yang dipenuhi roh seperti Dia, yaitu lemah lembut, rendah hati, cinta damai, sabar, dan murah hati seperti Dia. Kita tidak bisa mengikuti jejak-Nya kecuali kita memiliki Roh-Nya. Sikap dan kecondongan jiwa kita harus disesuaikan dengan teladan Kristus. [2] Yang dihidupkan dan dipimpin oleh Roh Kudus Allah, sebagai Roh yang menguduskan, Guru, dan Penghibur. Memiliki Roh Kristus adalah sama dengan memiliki Roh Allah yang berdiam di dalam diri kita. Tetapi yang dua itu pada akhirnya menjadi satu, sebab semua orang yang dihidupkan oleh Roh Allah sebagai Pemimpin mereka, diserupakan dengan Roh Kristus sebagai Teladan mereka. Nah, gambaran tentang ciri-ciri orang yang memiliki hak istimewa pertama ini, yaitu kebebasan dari penghukuman, harus diterapkan kepada semua hak istimewa lain yang akan kita lihat selanjutnya. * Hak-hak Istimewa Orang Percaya (Roma 8:17-25) Dalam perikop di atas, Rasul Paulus menjelaskan jenis keempat dari kebahagiaan orang-orang percaya, yang sangat cemerlang, yaitu hak untuk mendapat kemuliaan di kehidupan yang akan datang. Hak ini pantas diikutsertakan dalam kedudukan kita sebagai anak, sebab sebagaimana dengan diangkat sebagai anak membuat kita berhak mendapatkan kemuliaan, demikian pula watak sebagai anak melayakkan dan mempersiapkan kita untuk kemuliaan itu. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris (ay. 17). Dalam harta warisan duniawi, aturan ini tidak berlaku, hanya anak sulung yang menjadi ahli waris. Tetapi jemaat Tuhan adalah jemaat yang terdiri dari anak-anak sulung, sebab mereka semua adalah ahli waris. Sorga adalah warisan yang diwarisi oleh semua orang kudus. Mereka tidak masuk sorga sebagai orang yang memperolehnya karena jasa atau usaha mereka sendiri, melainkan sebagai ahli waris, murni karena perbuatan Allah, sebab Allahlah yang menjadikan orang menjadi ahli-ahli waris. Orang-orang kudus adalah ahli waris, meskipun di dunia ini mereka ahli waris yang belum cukup umur. Lihat Galatia 4:1-2. Masa di mana mereka berada sekarang adalah masa pendidikan dan persiapan untuk mendapat warisan. Betapa hal ini harus menghibur semua anak Allah, bahwa betapapun sedikitnya harta benda yang mereka miliki sekarang, namun sebagai ahli waris, mereka sesungguhnya memiliki warisan lebih dari cukup! Kehormatan dan kebaha giaan seorang ahli waris terletak pada nilai dan harga dari apa yang diwarisinya. Kita juga membaca bahwa ada orang yang hanya mewarisi angin. Oleh sebab itu, di sini diberikan rangkuman dari dasar-dasar yang menjadikan mereka ahli waris. 1. Orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah. Tuhan sendirilah yang menjadi bagian dari warisan orang-orang kudus (Mzm. 16:5), milik pusaka yang menyenangkan hati (Mzm. 16:6). Orang-orang kudus adalah imam-imam rohani, yang milik pusakanya adalah Tuhan (Bil. 18:20). Memandang Allah dan menikmati Allah adalah warisan yang akan diperoleh orang-orang kudus. Allah sendiri akan diam bersama-sama dengan mereka, dan akan menjadi Allah mereka (Why. 21:3). 2. Mereka akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus. Kristus, sebagai Pengantara, dikatakan akan mewarisi segala yang ada (Ibr. 1:2), dan orang percaya yang sungguh-sungguh, oleh karena persatuan mereka dengan Dia, akan memperoleh semuanya ini (Why. 21:7). Mereka yang sekarang ambil bagian dalam Roh Kristus, sebagai saudara-saudara-Nya, nanti akan, sebagai saudara-saudara-Nya, ikut ambil bagian dalam kemuliaan-Nya (Yoh. 17:24), akan duduk bersama-sama dengan Dia di atas takhta-Nya (Why. 3:21). Tuhan, siapakah manusia itu, sehingga Engkau demikian meninggikannya! Nah, kemuliaan yang akan datang ini dibicarakan lebih lanjut sebagai upah atas penderitaan-penderitaan sekarang, dan sebagai pencapaian dari harapan-harapan sekarang. I. Sebagai upah atas penderitaan-penderitaan orang kudus sekarang, dan upah itu besar: Jika kita menderita bersama-sama dengan Dia (ay. 17), atau sejauh kita menderita bersama-sama dengan Dia. Keadaan jemaat di dunia ini sekarang selalu menderita, terutama pada masa jemaat mula-mula. Menjadi orang Kristen berarti pasti akan menderita. Nah, untuk menghibur mereka dalam penderitaan-penderitaan itu, Paulus memberi tahu mereka bahwa mereka menderita bersama-sama dengan Kristus, yaitu demi Dia, demi kehormatan-Nya, demi kesaksian hati nurani yang baik, dan mereka akan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Mereka yang menderita bersama-sama dengan Daud ketika ia dikejar-kejar, diangkat oleh dia dan bersama-sama dengan dia ketika dia naik takhta. Lihat 2 Timotius 2:12. Lihatlah apa untungnya menderita bagi Kristus. Walaupun kita mungkin kalah untuk Dia, kita tidak akan, dan tidak bisa, menjadi pihak yang dikalahkan pada akhirnya melalui Dia. Dengan keyakinan-keyakinan akan hal inilah Injil dipenuhi. Nah, supaya orang-orang kudus yang menderita mendapat dukungan dan penghiburan yang kuat untuk pengharapan mereka akan sorga, Paulus membuat timbangan (ay. 18), dalam membanding-bandingkan penderitaan sekarang dan kemuliaan nanti, yang mana yang patut dipilih? 1. Di ujung timbangan yang satu, ia menaruh penderitaan zaman sekarang. Penderitaan orang-orang kudus hanyalah penderitaan zaman sekarang. Penderitaan itu tidak menghantam lebih dalam daripada hal-hal yang ada di seluruh kurun waktu, tidak berlangsung lebih lama daripada zaman sekarang (2Kor. 4:17). Penderitaan itu ringan dan hanya untuk sementara. Sehingga pada penderitaan, ia menulis tekél: penderitaan itu ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan. 2. Di ujung timbangan yang satunya lagi, ia menaruh kemuliaan, dan mendapatinya berat, sangat berat tak terhingga: Kemuliaan yang akan dinyatakan. Dalam keadaan kita sekarang, kita tidak saja kurang bisa menikmati, tetapi juga kurang mengetahui kemuliaan itu (1Kor. 2:9; 1Yoh. 3:2): kemuliaan itu akan dinyatakan nanti. Kemuliaan itu melampaui apa yang selama ini kita lihat dan kita ketahui: pemberian-pemberian yang kita terima sekarang memang manis dan berharga, sangat berharga, sangat manis. Tetapi ada sesuatu yang akan datang, sesuatu di balik tabir, yang akan bersinar mengalahkan semuanya. Akan dinyatakan kepada kita. Tidak hanya dinyatakan kepada kita, untuk kita lihat, tetapi juga dinyatakan di dalam kita, untuk kita nikmati. Kerajaan Allah ada di dalam kamu, dan akan tetap begitu sampai pada kekekalan. 3. Ia menyimpulkan bahwa penderitaan-penderitaan sekarang tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan itu - ouk axia pros tēn doxan. Orang-orang kudus tidak berjasa apa-apa untuk mendapat kemuliaan itu. Dan, jika menderita untuk Kristus saja tidak dianggap sebagai jasa, apalagi perbuatan-perbuatan kita sendiri. Penderitaan-penderitaan itu tidak boleh sama sekali menghambat dan menakut-nakuti kita sehingga kita tidak mengejar kemuliaan itu dengan tekun dan sungguh-sungguh.Penderitaan-penderitaan itu kecil dan sebentar saja, dan hanya menyangkut tubuh, tetapi kemuliaan nanti akan melimpah dan besar, dan menyangkut jiwa, dan kekal adanya. Hal ini diperhitungkan Paulus. Aku perhitungkan - logizomai (TB: Aku yakin). Ini bukan suatu keputusan yang dibuat secara gegabah dan tiba-tiba, melainkan hasil dari pertimbangan yang sangat sungguh-sungguh dan matang. Ia berpikir-pikir dalam hatinya, menimbang-nimbang alasan dari dua sisi, dan kemudian membuat keputusan. Oh, betapa jauh berbedanya apa yang dikatakan firman dan apa yang dirasakan dunia tentang penderitaan-penderitaan zaman sekarang! Aku perhitungkan, seperti seorang akuntan yang menghitung-hitung saldo. Pertama-tama, ia menjumlah harga yang harus dibayar demi Kristus dalam penderitaan-penderitaan zaman sekarang, dan ia mendapati bahwa harganya sangat kecil. Kemudian ia menjumlah apa yang disediakan bagi kita oleh Kristus dalam kemuliaan yang akan dinyatakan, dan ia mendapati bahwa jumlahnya tak terhingga, melampaui semua pemikiran. Harga yang dibayar tergantikan secara berlipat-lipat ganda, dan kerugian-kerugiannya tertutupi secara tak terhingga. Kalau begitu, siapa yang takut menderita bagi Kristus? Sebab sebagaimana Dia mendahului kita dalam penderitaan, demikian pula Dia tidak akan ketinggalan dalam memberikan imbalan kepada kita. Nah, Paulus adalah penilai yang andal dalam hal ini, dan siapa pun bisa berhitung seperti itu. Ia tidak hanya menghitung berdasarkan keahlian, tetapi juga berdasarkan pengalaman, sebab ia mengetahui kedua-duanya. Ia tahu apa penderitaan-penderitaan zaman sekarang itu. Lihat 2 Korintus 11:23-28. Dan ia tahu apa kemuliaan sorga itu. Lihat 2 Korintus 12:3-4. Dan, setelah melihat keduanya, ia memberikan penilaian ini di sini. Tidak ada satu pun yang menyamai bagaimana rasanya memandang dengan iman kemuliaan yang akan dinyatakan, untuk mendukung dan menopang roh di bawah segala penderitaan zaman sekarang. Penghinaan karena Kristus tampak sebagai kekayaan bagi orang yang pandangannya terarah pada upah itu (Ibr. 11:26). II. Sebagai pencapaian dari segala impian dan harapan orang-orang kudus pada saat ini (ay. 19, dst.). Sebagaimana orang-orang kudus menderita demi kemuliaan yang akan dinyatakan, demikian pula mereka menanti-nantikannya. Sorga pasti mereka dapatkan, sebab Allah dengan Roh-Nya tidak akan membangkitkan dan menggugah harapan-harapan itu hanya untuk dipupuskan dan dikecewakan pada akhirnya. Ia akan menepati kepada hamba-hamba-Nya perkataan-Nya yang telah membuat mereka berharap (Mzm. 119:49), dan karena itu sorga akan terasa manis bagi mereka. Sebab, jika harapan yang tertunda menyedihkan hati, maka pasti keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan (Ams. 13:12). Sekarang, Paulus mengamati pengharapan akan kemuliaan ini, 1. Dalam seluruh makhluk (ay. 19-22). Pasti kemuliaan yang besar, yang melampaui dunia ini, yang begitu amat dinanti-nantikan dan dirindu-rindukan oleh seluruh makhluk. Pemahaman terhadap ayat 19-22 seperti ini mengandung suatu kesulitan, yang sedikit membingungkan para penafsir. Dan yang semakin membingungkan lagi adalah karena ucapan ini tidak dibuat di kitab lain mana pun, yang bisa dibandingkan dengannya. Dengan makhluk di sini, kita tidak memahaminya seperti yang dilakukan sebagian orang, sebagai dunia bangsa-bangsa bukan Yahudi dan pengharapan mereka akan Kristus dan Injil. Ini penjelasan yang sangat ganjil dan dipaksakan. Sebaliknya, dengan makhluk di sini dimaksudkan seluruh kerangka alam, terutama kerangka dunia bawah sini, yaitu seluruh ciptaan, semua tatanan benda-benda mati dan makhluk-makhluk hidup, yang, karena keselarasan dan kebergantungan mereka satu sama lain, dan karena mereka semua membentuk satu dunia, disebutkan satu saja sebagai makhluk (atau ciptaan, KJV: creature). Pengertian Rasul Paulus untuk keempat ayat ini dapat kita pahami sebagai berikut: (1) Bahwa sekarang ini, karena dosa manusia, seluruh makhluk ditundukkan kepada kesia-siaan (ay. 20). Ketika manusia berdosa, tanah dikutuk karena manusia, dan bersamanya semua makhluk atau ciptaan (terutama makhluk-makhluk atau ciptaan dunia bawah ini, yang kita ketahui) ditaklukkan kepada kutuk itu, mengalami perubahan dan menjadi fana. Di bawah perbudakan kebinasaan (ay. 21). Pada makhluk ada ketidakmurnian, kerusakan, dan kelemahan karena kejatuhan manusia: ciptaan menjadi ter cemar dan ternoda, sebagian besar keindahan dunia lenyap. Ada permusuhan antara satu makhluk dan makhluk lain. Mereka semua, satu per satu, mengalami perubahan dan kerusakan yang terus-menerus, rentan pada hajaran penghakiman-penghakiman Allah terhadap manusia. Ketika dunia ditenggelamkan, beserta hampir semua makhluk di dalamnya, pada saat itulah dunia betul-betul ditundukkan kepada kesia-siaan. Segala jenis makhluk dirancang untuk, dan sedang bergegas akan, hancur lebur tak bersisa oleh api. Dan bukan bagian terkecil dari kesia-siaan dan perbudakan mereka bahwa mereka digunakan, atau lebih tepatnya disalahgunakan, oleh manusia sebagai alat-alat dosa. Makhluk-makhluk sering kali disalahgunakan dengan cara yang menghina Pencipta mereka, menyakiti anak-anak-Nya, atau melayani musuh-musuh-Nya. Bilamana ciptaan-Nya dijadikan sebagai makanan dan pemicu hawa nafsu kita, maka itu berarti mereka ditaklukkan kepada kesia-siaan, mereka ditawan oleh hukum dosa. Dan ini bukan oleh kehendak mereka sendiri, bukan oleh pilihan mereka sendiri. Semua makhluk menginginkan penyempurnaan dan puncak kebaikan mereka sendiri. Apabila mereka dijadikan alat-alat dosa, itu bukan oleh kehendak mereka sendiri. Atau, mereka ditawan oleh hukum dosa seperti itu bukan karena dosa mereka sendiri, yang sudah mereka perbuat, melainkan karena dosa manusia: Oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya. Adam berbuat dosa, dan menurunkan dosa itu kepada semua makhluk. Karena semua makhluk diserahkan kepada Adam, maka ketika dia melalui dosa menyerahkan dirinya kepada perbudakan kebinasaan, ia menyerahkan makhluk-makhluk lain juga bersamanya. Allah menghukum Adam sesuai hukum. Ia menjatuhkan hukuman kepada makhluk-makhluk karena dosa manusia, yang olehnya mereka diperbudak. Dan kuk ini mereka tanggung (kasihan makhluk-makhluk itu), dengan harapan agar mereka tidak akan selalu menanggungnya. Ep' elpidi hoti kai, dst. - dalam pengharapan bahwa makhluk itu sendiri juga, begitulah kalimat itu disambung dalam banyak salinan Alkitab bahasa Yunani. Kita mempunyai alasan untuk merasa kasihan kepada makhluk-makhluk yang malang itu, sebab karena dosa kita, mereka ditaklukkan kepada kesia-siaan. (2) Bahwa segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin dalam kesia-siaan dan kebinasaan ini (ay. 22). Ini bahasa kiasan. Dosa adalah beban bagi seluruh ciptaan. Dosa orang-orang Yahudi, dalam menyalibkan Kristus, menimbulkan gempa bumi. Berhala adalah beban pada binatang yang lelah (Yes. 46:1). Terdengar seruan dari seluruh ciptaan melawan dosa manusia. Batu berseru-seru dari tembok (Hab. 2:11), dan ladang berteriak (Ayb. 31:38). (3) Bahwa makhluk, yang sekarang terbeban seperti itu, pada masa pemulihan segala sesuatu, akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah (ay. 21). Saat itu mereka tidak akan lagi ditaklukkan kepada kesia-siaan dan kebinasaan, dan kepada dampak-dampak lain dari kutuk itu. Sebaliknya, dunia bawah ini akan diperbaharui: ketika ada langit yang baru, maka akan ada bumi yang baru (2Ptr. 3:13; Why. 21:1). Dan akan ada kemuliaan yang diberikan kepada segala makhluk, yang akan mengalami kemajuan yang pesat dan sesuai (menurut kodrat masing-masing), sama seperti akan ada kemuliaan bagi anak-anak Allah menurut kodrat mereka. Api pada zaman akhir akan menjadi api yang memurnikan, bukan api yang menghanguskan dan membinasakan. Apa yang akan terjadi dengan jiwa binatang-binatang, yang turun ke bawah, tidak ada yang tahu. Tetapi tampak dari Kitab Suci bahwa akan ada semacam pemulihan terhadap mereka. Dan jika ada orang yang bertanya, apa gunanya mereka bagi orang-orang kudus yang sudah dimuliakan? Kita boleh menduga bahwa mereka akan berguna bagi orang-orang kudus sama seperti mereka berguna bagi Adam dalam kemurniannya. Dan apabila pemulihan mereka itu hanya dimaksudkan untuk menggambarkan hikmat, kuasa, dan kebaikan Pencipta mereka, maka itu cukup. Bandingkan dengan Mazmur 96:10-13; 98:7-9. Biarlah langit bersukacita di hadapan TUHAN, sebab Ia datang. (4) Bahwa oleh karena itu makhluk sungguh-sungguh mengharapkan dan menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan (ay. 19). Perhatikanlah, pada saat kedatangan Kristus untuk kali kedua, akan ada penyataan anak-anak Allah. Sekarang, orang-orang kudus adalah umat Allah yang tersembunyi, gandum tampak terselip di dalam tumpukan sekam. Tetapi nanti mereka akan dinyatakan. Belum nyata apa keadaan kita kelak (1Yoh. 3:2), tetapi nanti kemuliaan akan diungkapkan. Anak-anak Allah akan tampil dalam warna-warna asli mereka. Penebusan makhluk ini ditunda sampai nanti. Sebab, sebagaimana dengan manusia dan untuk manusia mereka terkena kutuk, demikian pula dengan manusia dan untuk manusia mereka akan dibebaskan. Segala kutuk dan kenajisan yang sekarang melekat pada makhluk akan dihapuskan, ketika orang-orang yang sudah menderita bersama-sama dengan Kristus di bumi akan bertakhta bersama-sama dengan Dia di bumi ini. Peristiwa ini diharapkan dan dinantikan oleh seluruh makhluk. Maka beralasan mengapa mulai saat ini orang baik harus berbelas kasihan kepada binatangnya. 2. Dalam semua orang kudus, yang adalah makhluk-makhluk ciptaan baru (ay. 23-25). Perhatikanlah, (1) Dasar-dasar dari pengharapan ini dalam diri orang-orang kudus. Karena kita sudah menerima karunia sulung Roh, maka itu menggugah keinginan-keinginan kita dan mendorong harapan-harapan kita, dan kedua-duanya mengangkat pengharapan-pengharapan kita. Buah-buah sulung menguduskan dan menjamin buah-buah lain dalam satu batang. Anugerah adalah buah-buah pertama kemuliaan. Anugerah adalah kemuliaan yang dimulai. Kita, sesudah menerima berkeranjang-keranjang buah di padang belantara ini, tidak bisa tidak pasti merindukan panen yang sepenuhnya di Kanaan sorgawi. Bukan hanya mereka saja - bukan hanya makhluk-makhluk yang tidak mampu mendapat kebahagiaan karunia sulung Roh, melainkan juga bahkan kita, yang menerimanya dengan begitu melimpah sekarang ini, tidak bisa tidak pasti merindukan sesuatu yang jauh lebih besar lagi. Dengan memiliki karunia sulung Roh, kita memiliki apa yang sangat berharga, tetapi kita belum memiliki semua yang kita inginkan. Kita juga mengeluh dalam hati kita, yang menggambarkan kekuatan dan rahasia keinginan-keinginan ini. Kita mengeluh bukan dengan membuat suara gaduh, seperti orang-orang munafik yang meratap di pembaringan karena gandum dan anggur, melainkan dengan rintihan di dalam hati, yang paling cepat menembus sorga dibandingkan apa pun juga. Atau, kita merintih di antara kita sendiri. Ini merupakan suara bulat dan keinginan bersama seluruh jemaat, semuanya sepakat dalam hal ini: Datanglah Tuhan Yesus, datanglah segera. Rintihan menggambarkan suatu keinginan yang amat sungguh-sungguh dan gigih, jiwa merana bila keinginan itu tidak lekas terpenuhi. Segala karunia dan penghiburan yang diterima sekarang adalah selaras dengan banyaknya keluhan yang amat sakit. Bukan sakit perih seperti orang yang kesakitan dijemput ajal, melainkan seperti wanita yang merasa sakit bersalin. Ini keluhan sebagai gejala kehidupan, bukan kematian. (2) Tujuan dari pengharapan ini. Apa yang sedang kita inginkan dan nantikan seperti itu? Apa yang ingin kita dapatkan? Pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Walaupun jiwa merupakan bagian utama dari manusia, namun Tuhan telah menyatakan bahwa Dia juga untuk tubuh, dan telah menyediakan kehormatan dan kebahagiaan yang amat besar untuk tubuh. Kebangkitan di sini disebut sebagai pembebasan tubuh. Pada saat kebangkitan, tubuh akan diselamatkan dari kuasa dosa dan maut, dan perbudakan kebinasaan. Dan, meskipun tubuh ini hina, ia akan diperbaharui dan diperindah, dan dijadikan seperti tubuh Kristus yang mulia (Flp. 3:21; 1Kor. 15:42). Ini disebut pengangkatan anak. [1] Pengangkatan ini adalah pengangkatan yang dinyatakan di hadapan seluruh dunia, para malaikat dan manusia. Sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi itu belum tampak, kehormatan kita sekarang tertutup awan. Tetapi nanti, Allah di hadapan semua orang akan mengakui semua anak-Nya. Perbuatan-Nya mengangkat kita sebagai anak, yang sekarang ditulis, ditandai, dan dimeteraikan, nanti akan diakui, dinyatakan, dan diberitakan. Sebagaimana Kristus dulu, demikian pula orang-orang kudus nanti, akan dinyatakan sebagai anak-anak Allah dengan kuasa, dengan kebangkitan dari orang mati (1:4). Pada saat itu, kenyataan mereka sebagai anak-anak Allah tidak bisa dipungkiri lagi. [2] Pengangkatan ini adalah pengangkatan yang sempurna dan tuntas. Anak-anak Allah mempunyai tubuh dan juga jiwa. Dan, sebelum tubuh itu dibawa ke dalam pembebasan anak-anak Allah yang mulia, pengangkatan mereka sebagai anak belumlah sempurna. Tetapi nanti pengangkatan itu akan lengkap, ketika Panglima keselamatan kita membawa banyak orang kepada kemuliaan (Ibr. 2:10). Inilah yang kita nantikan, dengan harapan bahwa tubuh kita akan diam dengan tenteram (Mzm. 16:9-10). Hari-hari yang ditentukan bagi kita, kita nantikan, hingga perubahan ini datang, ketika Ia memanggil, dan kita pun akan menyahut, dan Dia akan rindu kepada buatan tangan-Nya (Ayb. 14:14-15). (3) Kesesuaian pengharapan ini dengan keadaan kita sekarang (ay. 24-25). Kebahagiaan kita tidak terletak pada apa yang kita miliki sekarang: Kita diselamatkan dalam pengharapan. Dalam hal ini, sama seperti dalam hal-hal lain, Allah telah menjadikan masa sekarang sebagai masa ujian dan pencobaan, sehingga upah kita tidak kasat mata. Orang yang ingin berhubungan dengan Allah harus berhubungan atas dasar kepercayaan. Sudah diakui bahwa salah satu dari anugerah utama orang Kristen adalah pengharapan (1Kor. 13:13), yang dengan sendirinya menyiratkan suatu hal baik yang akan datang, yang merupakan tujuan dari pengharapan itu. Iman menghormati janji, mengharapkan apa yang dijanjikan. Iman adalah bukti, dan harapan adalah penantian, dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah ibu dari pengharapan. Kita menantikannya dengan tekun. Dalam mengharapkan kemuliaan ini, kita perlu bersabar dalam menanggung penderitaan-penderitaan yang kita hadapi di jalan menuju ke sana, dan tetap bersabar apabila kemuliaan itu tidak lekas datang. Jalan kita sukar dan panjang, tetapi Dia yang akan datang, pasti akan datang, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. Oleh sebab itu, walaupun Ia tampak menangguhkan kedatangan-Nya, sudah sepatutnya kita menantikan Dia. Label: Yohanes 20:19-23
Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017 Lukas 10:13-16(1) Lukas 10:17-24(1) Lukas 10:25-37(1) Lukas 11:27-28(1) Lukas 14:1,7-11(1) Lukas 18:1-8(1) Lukas 1:39-56(1) Lukas 20:27-40(1) Lukas 24:13-35(1) Lukas 2:22-40(1) Lukas 6:12-19(1) Lukas 6:43-49(1) Lukas 7:1-10(1) Lukas 8:16-18(1) Lukas 8:4-15(1) Lukas 9:43b-45(1) Markus 13:33-37(1) Matius 10:17-22(1) Matius 10:26-33(1) Matius 10:37-42(1) Matius 13:1-23(1) Matius 13:24-43(1) Matius 16:13-20(1) Matius 17:1-9(2) Matius 18:1-5,10(1) Matius 1:1-25(1) Matius 20:1-16a(1) Matius 21:28-32(1) Matius 21:33-43(1) Matius 25:31-46(1) Matius 4:1-11(1) Matius 4:12-23(1) Matius 5:13-16(1) Matius 5:17-37(1) Matius 5:38-48(1) Matius 6:24-34(1) Matius. 5:1-12(1) Yohanes 10:1-10(1) Yohanes 11:1-45(1) Yohanes 14:1-12(1) Yohanes 14:15-21(1) Yohanes 1:1-18(1) Yohanes 1:29-34(1) Yohanes 20:19-23(1) Yohanes 3:16-18(1) Yohanes 4:5-42(1) Yohanes 9:1-41(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Khotbah Katolik Minggu, 11 Juni 2017 Yohanes 3:16-18 BcO Efesus 1:1-14 atau Apresiasi diri dan karunia - 1Korintus 2:1-16 - HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS PREV: Khotbah Katolik 2017 Minggu, 28 Mei 2017 - Hari Minggu Komunikasi Sedunia - Yohanes 17:1-11a BcO 1 Yohanes 3:18-24 - HARI MINGGU PASKAH VII All Garis Besar 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |