misa.lagu-gereja.com
 
View : 6256 kali
Mengenal Katolik
Minggu, 19 Nopember 2017

Pengadilan Khusus sesaat setelah kematian dan Pengadilan Umum pada akhir zaman

Sejak awal bulan November ini, kita sudah banyak berbicara tentang Api Penyucian, atau Purgatorium.

Sungguh menyedihkan ketika mendapati ada saudara/i yang mengaku Katolik namun menolak, minimal tidak mempercayai, keberadaan Api Penyucian.

Hal ini mengingat semakin lemahnya katekisasi yang ada pada kita.

Akibatnya, bukan hanya kita semakin menelantarkan jiwa-jiwa malang yang sementara menderita di Api Penyucian, namun juga kita sementara menelantarkan jiwa kita sendiri di Api Penyucian kelak.

Karena kita sementara mengajarkan -oleh ketidakpercayaan kita akan Api Penyucian- supaya orang-orang tidak perlu mendoakan jiwa kita yang sementara menderita di Api Penyucian kelak.

Api Penyucian tidaklah abadi. Api Penyucian hanyalah tempat atau kondisi sementara waktu guna memurnikan jiwa kita sebelum layak bersatu dengan Allah selamanya.

Jadi setelah manusia meninggal dunia, dia akan langsung diadili oleh Kristus. Pengadilan ini disebut Pengadilan Khusus (lih. Ibr 9:27; Luk 16:19-31).

"Begitu jiwa meninggalkan tubuh, maka jiwa tersebut diadili" ~ St. Agustinus

Pengadilan Khusus ini disebut juga Pengadilan Pribadi karena setiap jiwa dihakimi secara pribadi oleh Yesus sendiri. Sebab bukankah Dia sendiri mengajarkan bahwa gaji pekerja tidak boleh ditunda (lih Im 19:13) ? Maka melalui Pengadilan Pribadi ini, Dia sendiri memenuhi peraturan tersebut, dengan memberi ganjaran kepada mereka yang telah melakukan tugasnya di dunia dengan setia seturut perintah-perintah-Nya.

"Kematian adalah penghargaan perbuatan baik, mahkota dari panen." ~ St. Ambrosius

Jadi Yesus sendiri akan duduk sebagai Hakim (lih. Yoh 5:22). Jangan bayangkan lagi Yesus yang berbelas kasih dan siap sedia mengampuni dosa, sebab pada saat itu Dia tampil sebagai Hakim Agung yang akan menunjukkan keadilan-Nya yang tidak terpisah dari kasih-Nya.

Dia akan mengadili kita, lengkap dengan segala pikiran, perkataan, perbuatan, dan bahkan kelalaian kita. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.

"Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibr 4:13, bdk. Ams 16:2)

Apalagi suara hati kita turut bersaksi, sehingga kita juga tidak dapat berbohong (lih. Rm 2:15-16).

KGK (Katekismus Gereja Katolik)
1022 Pengadilan khusus adalah "Pada saat kematian, setiap manusia menerima ganjaran abadi dalam jiwanya yang tidak dapat mati. Ini berlangsung dalam satu pengadilan khusus, yang menghubungkan kehidupannya dengan Kristus: entah masuk ke dalam kebahagiaan surgawi melalui suatu penyucian (bdk. Konsili Lyon: DS 857-858; Konsili Firense: DS 1304-1306; Konsili Trente: DS 1820), atau langsung masuk ke dalam kebahagiaan surgawi (bdk. Benediktus XII: DS 1000-1001; Yohanes XXII: DS 990) ataupun mengutuki diri untuk selama-lamanya (bdk. Benediktus XII: DS 1002)"

Dari sini kita mengetahui bahwa Pengadilan Khusus/Pribadi memberikan keputusan, jiwa orang-orang yang meninggal dunia harus terlebih dahulu masuk ke dalam Api Penyucian atau sudah bisa langsung masuk ke Surga atau terkutuk selamanya di dalam Neraka.

Mereka yang harus dimurnikan terlebih dahulu dalam Api Penyucian, meninggal dunia dalam kondisi rahmat, artinya tidak dalam keadaan berdosa berat, namun belum sempurna dalam kasih, masih harus melunasi utang hukuman atas dosa-dosa yang pernah diperbuatnya.

Karena itu, bersyukurlah, karena Allah menyediakan Api Penyucian untuk proses pemurnian jiwa-jiwa. Tanpa adanya Api Penyucian, celakalah jiwa kita !

Sedangkan Pengadilan Terakhir terjadi ketika kedatangan Kristus yang kedua pada akhir zaman (lih. Luk 8:17; Mat 25:32-33).

Pada saat itulah, terjadi kebangkitan badan. Semua jiwa, baik yang sudah berbahagia di Surga, ataupun masih menderita di Api Penyucian, atau yang terkutuk di Neraka, akan mendapatkan kembali tubuhnya masing-masing yang sudah dibangkitkan.

Kemudian jiwa dan badan yang telah dipersatukan ini akan masuk ke dalam Pengadilan Terakhir.

Pengadilan Terakhir disebut juga Pengadilan Umum karena tidak lagi bersifat pribadi antara jiwa dengan Yesus, namun terbuka di hadapan semua ciptaan.

Pada saat inilah, segala perbuatan baik dan jahat dipermaklumkan di hadapan semua mahluk, "sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak diketahui dan diumumkan."(Luk 8:17).

Yesus akan duduk sebagai Hakim Agung yang mengadili semua orang, dan pengadilan ini dimaksudkan untuk menyatakan kebijaksanaan dan keadilan Tuhan kepada semua ciptaan.

Jadi tidak ada lagi segala sesuatu yang 'relatif' di sini. Yang salah dinyatakan salah, yang benar dinyatakan benar, dan ini berlaku pada semua orang.

Orang-orang yang baik mendapat penghargaan di hadapan semua ciptaan, dan sebaliknya, orang-orang yang jahat menerima hukuman, juga di hadapan semua ciptaan.

Demikianlah pada saat itu, seluruh bangsa akan dikumpulkan di hadapan tahta Kristus, dan Dia akan mengadili semua orang: yang baik akan dipisahkan dengan yang jahat seperti memisahkan domba dan kambing (lih. Mat 25:32-33).

Jadi bisa dikatakan, Pengadilan Umum ini merupakan semacam 'pengumuman' hasil Pengadilan Pribadi setiap jiwa, di hadapan segala ciptaan yang lain.

Sehingga Pengadilan Terakhir menjadi momen penting yang menjadi dasar pengharapan Kristiani sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapa Suci Paus Benediktus XVI dalam surat ensikliknya Spe Salvi (Diselamatkan di dalam Pengharapan) 44:

Sebab pada saat Pengadilan Terakhir, pengorbanan para martir dan orang benar akan mendapat penghargaan. Orang-orang yang jahat akan memandang orang-orang yang baik dan berkata dengan menyesal, "Dia itulah yang dahulu menjadi tertawaan kita, dan buah cercaan kita ini, orang-orang yang bodoh... ia terbilang di antara anak-anak Allah dan bagiannya terdapat di antara Para Kudus... Kita inilah yang tersesat dari jalan kebenaran dan cahaya kebenaran tidak menerangi kita..." (lih. Keb 5:3-6).

Hasil Pengadilan Umum ini akan membawa penghargaan ataupun penghukuman, bagi jiwa dan badan. Tubuh dan jiwa yang bersatu di Surga, apabila ia memang layak menerima 'penghargaan' tersebut, akan mengalami kebahagiaan sempurna dan kekal di dalam Tuhan.

Sebaliknya, tubuh dan jiwa yang terkutuk masuk ke Neraka, jika Keadilan Ilahi menentukan demikian, sesuai dengan perbuatan manusia itu sendiri, akan mengalami siksa kekal.

Setelah Pengadilan Terakhir, yang ada hanyalah Surga dan Neraka. Tidak ada lagi Api Penyucian, sebab jiwa terakhir di dalam Api Penyucian telah beralih ke Surga.

Api Penyucian tidak akan ada lagi karena tidak ada lagi jiwa yang masih membutuhkan proses pemurnian. Segala sesuatu telah dinyatakan dengan sempurna dalam Pengadilan Umum, dan setiap orang telah memperoleh konsekuensi dari segala perbuatannya.

Secara singkat, perbedaan antara Pengadilan Khusus sesaat setelah kematian dan Pengadilan Umum pada akhir zaman adalah sebagai berikut:

1. Pengadilan Khusus bersifat pribadi, antara jiwa orang yang meninggal dengan Kristus, sedangkan Pengadilan Terakhir diadakan di hadapan semua makhluk.

2. Pada Pengadilan Khusus, yang diadili adalah jiwa manusia, sehingga setelah mendapat keputusan (surga, neraka, atau api penyucian), yang masuk ke dalamnya hanya jiwa saja. Sedangkan sesudah Pengadilan Terakhir, yang diadakan setelah kebangkitan badan, jiwa manusia akan bersatu lagi dengan tubuhnya, dan keduanya akan masuk ke dalam kebahagiaan abadi (Surga), ataupun siksa abadi (Neraka). Tidak ada lagi Api Penyucian.

Untuk bacaan lebih lanjut, artikel-artikel berikut sangat berguna.
http://www.katolisitas.org/apa-yang-terjadi-setelah-kemati.../
http://www.katolisitas.org/apakah-hubungan-antara-api-peny.../
http://www.katolisitas.org/apakah-pada-saat-pengadilan-ter.../
http://www.katolisitas.org/kristus-akan-datang-mengadili-o.../
http://www.katolisitas.org/lazarus-dan-orang-kaya-pengadil.../

[Pax Christi]

Label:   Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian 



Daftar Label dari Kategori Mengenal Katolik
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo Santa 8 September - Pesta kelahiran Santa Perawan Maria

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Bunda Maria tanpa noda: apa maksudnya?

PREV:
Tahun Liturgi Dalam Katolik





Arsip Mengenal Katolik..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)