misa.lagu-gereja.com        
 
View : 5884 kali
Katolik News
11 April 2020

Pesan Paus Fransiskus pada Misa Vigili Paskah - 11 April 2020

#tag:

Paskah: Harapan dan Pengutusan

"Setelah hari Sabat" (Mat 28:1), para  perempuan pergi ke kubur. Inilah bagaimana Injil Vigili suci ini  dimulai: dengan hari Sabat. Sabat adalah Trihari Suci yang cenderung  kita abaikan ketika dengan tidak sabar kita menanti peralihan dari salib  hari Jumat menuju Alleluia hari Minggu Paskah. Tetapi, tahun ini kita  sedang mengalami, melebihi sebelumnya, keheningan Hari Sabtu Suci yang  luar biasa. Kita bisa membayangkan diri kita dalam posisi para perempuan  tersebut pada hari itu. Mereka, seperti kita, dihadapkan pada drama  penderitaan, sebuah tragedi yang tak terharapkan yang terjadi seluruhnya  begitu tiba-tiba. Mereka telah melihat kematian dan kematian itu  membebani hati mereka. Kepedihan bercampur aduk dengan ketakutan: apakah  mereka akan mengalami nasib yang sama seperti Sang Guru? Kemudian juga  ada ketakutan akan masa depan dan semua yang perlu dibangun kembali.  Sebuah kenangan yang menyakitkan, sebuah harapan yang terpatahkan. Bagi  mereka, bagi kita, itu adalah saat yang paling kelam.

Namun dalam situasi ini, para perempuan  tidak membiarkan diri mereka lumpuh. Mereka tidak menyerah pada suramnya  kesedihan dan kekecewaan, mereka tidak menutup diri secara moral, atau  melarikan diri dari kenyataan. Mereka sedang melakukan sesuatu yang  sederhana namun luar biasa: menyiapkan rempah-rempah di rumah untuk  mengurapi tubuh Yesus. Mereka tidak berhenti mengasihi; dalam kekelaman  hati mereka, mereka menyalakan api belas kasih. Bunda Maria menghabiskan  hari Sabtu itu, hari yang akan didedikasikan kepadanya, dalam doa dan  harapan. Ia menanggapi kesedihan dengan percaya pada Tuhan. Tanpa  sepengetahuan para perempuan ini sedang mempersiapkan, dalam kekelaman  Sabat, "fajar pada hari pertama minggu itu", hari yang akan mengubah  sejarah. Yesus, seperti sebuah benih yang terkubur di tanah, akan  membuat kehidupan yang baru berkembang di dunia; dan para perempuan ini,  dengan doa dan kasih, membantu menjadikan harapan itu berkembang.  Betapa banyak orang, dalam hari-hari yang menyedihkan ini, telah  melakukan dan masih melakukan apa yang dilakukan para perempuan itu,  menaburkan benih harapan! Dengan laku sederhana kepedulian, kasih  sayang, dan doa.

Ketika fajar, para perempuan pergi ke  kubur. Di sana malaikat berkata kepada mereka, "Janganlah kamu takut. Ia  tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit" (ayat 5-6). Mereka mendengar  kata-kata kehidupan bahkan ketika mereka berdiri di depan kubur... Dan  kemudian mereka berjumpa dengan Yesus, sang pemberi segala harapan, yang  meneguhkan pesan tersebut dan berkata: "Jangan takut" (ayat 10). Jangan  takut, jangan menyerah pada ketakutan: Inilah pesan harapan. Pesan itu  ditujukan kepada kita, hari ini. Inilah kata-kata yang diulangi Allah  juga kepada kita pada malam ini.

Malam ini kita memperoleh hak dasariah  yang tidak pernah dapat diambil dari diri kita: hak untuk berharap. Hak  untuk berharap adalah sebuah harapan yang baru dan hidup yang berasal  dari Allah. Hak untuk berharap bukan sekadar optimisme; hak untuk  berharap bukan sebuah tepukan di punggung atau sebuah kata pengobar  semangat yang kosong. Hak untuk berharap adalah karunia dari surga, yang  tidak dapat kita peroleh sendiri. Selama pekan-pekan ini, kita terus  mengulangi, "Semua akan baik-baik saja", berpegang teguh pada keindahan  kemanusiaan kita dan memperkenankan kata-kata pengobar semangat muncul  dari hati kita. Tetapi seiring berlalunya waktu dan ketakutan tumbuh,  bahkan harapan yang paling teguh sekalipun bisa lenyap. Harapan Yesus  berbeda. Ia menanamkan dalam hati kita keyakinan bahwa Allah sanggup  menjadikan segalanya berjalan baik karena bahkan dari kubur pun Ia  membawa kehidupan.

Kubur adalah tempat di mana tidak ada  seorang pun yang telah memasukinya dapat pergi. Tetapi Yesus keluar  kubur demi kita; Ia bangkit demi kita, membawa kehidupan di mana ada  kematian, memulai kisah yang baru di tempat di mana sebuah batu telah  ditempatkan. Ia, yang menggulingkan batu yang menutup pintu masuk kubur,  juga dapat mengenyahkan batu-batu di dalam hati kita. Jadi, janganlah  kita menyerah berpasrah menerima nasib; janganlah kita meletakkan sebuah  batu di depan harapan. Kita dapat dan harus berharap karena Allah  setia. Ia tidak meninggalkan kita; Ia mengunjungi kita dan masuk ke  dalam situasi kepedihan, penderitaan, dan kematian kita. Terang-Nya  mengenyahkan kekelaman kubur: hari ini Ia ingin terang itu menembus  bahkan ke sudut-sudut kehidupan kita yang paling kelam. Saudara-saudari  yang terkasih, bahkan sekalipun dalam hatimu, kamu telah mengubur  harapan, janganlah menyerah: Allah lebih besar. Kekelaman dan kematian  tidak memiliki kata akhir. Kuatlah, karena bersama Allah tidak ada yang  lenyap!

Kuatkan hatimu. Inilah kata yang sering  diucapkan Yesus dalam Injil. Hanya sekali orang lain mengatakannya,  untuk memberi semangat seseorang yang membutuhkan:  "Kuatkan hatimu,  berdirilah, Ia (Yesus) memanggil engkau!" (Mrk 10:49). Dialah, Yesus  yang bangkit, yang membangkitkan kita dari kebutuhan kita. Jika, dalam  perjalananmu, kamu merasa lemah dan rapuh, atau jatuh, jangan takut,  Allah mengulurkan bantuan dan berkata kepadamu: "Kuatkan hatimu!". Kamu  dapat mengatakan, seperti halnya Don Abbondio (dalam novel Manzoni),  "Kuatkan hatimu bukanlah sesuatu yang dapat kamu berikan pada dirimu  sendiri" (I Promessi Sposi, XXV). Benar, kamu tidak bisa memberikannya  kepada dirimu sendiri, tetapi kamu bisa menerimanya sebagai karunia.  Yang harus dilakukan kamu semua adalah membuka hatimu dalam doa dan  menggulingkan, entah bagaimana, batu yang diletakkan di pintu masuk  hatimu itu agar terang Yesus bisa masuk. Kamu hanya perlu memohon  kepada-Nya: "Yesus, datanglah kepadaku di tengah ketakutanku dan  bersabdalah juga kepadaku: Kuatkan hatimu!" Bersama Engkau, Tuhan, kami  sudi dicobai tetapi tidak terguncang. Dan, kesedihan apa pun dapat  bersemayam di dalam diri kami, kami akan diperkuat dalam harapan, karena  bersama Engkau salib akan menuju kebangkitan karena Engkau ada bersama  kami dalam kelamnya malam kami; Engkau pasti berada di tengah-tengah  ketidakpastian kami, sabda yang berbicara dalam keheningan kami, dan  tidak ada yang bisa merampas kami dari kasih-Mu kepada kami.

Ini adalah pesan Paskah, pesan harapan.  Pesan Paskah mengandung bagian kedua, pengutusan. "Pergi dan katakanlah  kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea" (Mat 28:10),  Yesus mengatakan. "Ia mendahului kamu ke Galilea" (ayat 7), kata  malaikat itu. Tuhan mendahului kita. Sangat membesarkan hati mengetahui  bahwa Ia mendahului kita dalam kehidupan maupun dalam kematian; Ia  mendahului kita ke Galilea, yaitu, ke tempat yang bagi-Nya dan  murid-murid-Nya membangkitkan gagasan tentang kehidupan sehari-hari,  keluarga dan pekerjaan. Yesus menginginkan kita membawa harapan di sana,  kepada kehidupan kita sehari-hari. Bagi para murid, Galilea juga  merupakan tempat untuk mengingat, karena Galilea adalah tempat di mana  mereka pertama kali dipanggil. Kembali ke Galilea berarti mengingat  bahwa kita telah dikasihi dan dipanggil oleh Allah. Kita perlu  melanjutkan perjalanan, mengingatkan diri kita bahwa kita dilahirkan dan  dilahirkan kembali berkat undangan yang diberikan secara cuma-cuma  kepada kita karena kasih. Hal ini senantiasa merupakan titik tempat kita  dapat memulai lagi, terutama di saat-saat krisis dan pencobaan.

Tetapi masih ada lagi. Galilea adalah  wilayah terjauh dari tempat mereka berada: dari Yerusalem. Dan tidak  hanya secara geografis. Galilea juga merupakan tempat terjauh dari  kesakralan Kota Suci. Galilea adalah wilayah di mana orang-orang dari  berbagai agama tinggal: "Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain" (Mat  4:15). Yesus mengutus mereka ke sana dan meminta mereka untuk memulai  lagi dari sana. Apa yang dikatakan hal ini kepada kita? Bahwa pesan  harapan tidak seharusnya dibatasi pada tempat-tempat sakral kita tetapi  seharusnya dibawa kepada semua orang. Karena setiap orang membutuhkan  kepastian, dan jika kita, yang telah menjamah "Sabda hidup" (1Yoh 1:1)  tidak memberikannya, siapa lagi? Alangkah indahnya menjadi umat  Kristiani yang menawarkan penghiburan, yang menanggung beban orang lain  dan yang memberi dorongan semangat: para pembawa pesan kehidupan dalam  sebuah saat kematian! Di setiap Galilea, di setiap wilayah keluarga  manusia yang menjadi milik kita semua dan yang merupakan bagian dari  kita - karena kita semua adalah saudara dan saudari - semoga kita  membawa kidung kehidupan! Marilah kita membungkam tangisan kematian,  tidak ada lagi peperangan! Semoga kita menghentikan produksi dan  perdagangan persenjataan, karena kita membutuhkan roti, bukan senjata.  Perkenankan pengguguran kandungan dan pembunuhan orang tak berdosa  berakhir. Semoga hati orang-orang yang berkecukupan terbuka untuk  mengisi tangan kosong orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan  mereka yang paling sederhana sekalipun.

Para perempuan itu, pada akhirnya,  "memeluk" kaki Yesus (Mat 28:9); kaki yang telah melakukan perjalanan  begitu jauh untuk menemui kita, hingga titik masuk dan keluar dari  kubur. Para perempuan memeluk kaki yang telah menginjak-injak kematian  dan membuka jalan harapan. Hari ini, sebagai para peziarah yang mencari  harapan, kami berpegang teguh pada Engkau, Yesus yang bangkit. Kami  berpaling dari kematian dan membuka hati kami bagi-Mu, karena Engkau  adalah Sang Kehidupan itu sendiri.

Sumber / diterjemahkan oleh:
https://karyakepausanindonesia.org/2020/04/12/homili-paus-fransiskus-pada-misa-vigili-paskah-11-april-2020/



Daftar Label dari Kategori Katolik News
Pesta Pembaptisan Tuhan(2)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Ini Doa Indulgensi untuk Arwah di Api Penyucian (Memasuki Awal November)

PREV:
Jadwal siaran langsung Pekan Suci 2020 dari Gereja Katedral St. Petrus Bandung





Arsip Katolik News..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)