misa.lagu-gereja.com
 
View : 6541 kali
Renungan Katolik 2022
Minggu, 2 Oktober 2022
Renungan Katolik Minggu, 2 Oktober 2022 - Lukas 17:5-10 - BcO Sirakh 1:1-20 - HARI MINGGU BIASA XXVII

Minggu, 2 Oktober 2022
HARI MINGGU BIASA XXVII
Hab. 1:2-3; 2:2-4; Mzm. 95:1-2,6-7,8-9; 2Tim. 1:6-8,13-14;
Lukas 17:5-10
BcO Sirakh 1:1-20
Warna Liturgi Hijau
MT/BPI Edisi Baru: 016, 960 Lama: 854, 960
Saran Nyanyian: PS 377, 649, 650, 654, 656, 657, 658, 691, 695, 697

Baca Juga:

Lukas 17:5-10
17:5 Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!" 17:6 Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."
Tuan dan hamba
17:7 "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! 17:8 Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. 17:9 Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? 17:10 Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Penjelasan:



* Luk 17:5 - Tambahkanlah iman kamu
Tambahkanlah iman kamu. Para rasul tidak dapat mempercayai bahwa orang yang mempunyai kebiasaan untuk menyesatkan orang dapat diampuni.

* Luk 17:6 - Iman sebesar biji sesawi saja // Pohon ara ini
Iman sebesar biji sesawi saja. Biji sesawi merupakan biji terkecil yang dikenal oleh para petani di Palestina (bdk. 13:19). Kristus menekankan vitalitas iman dan bukan jumlahnya. Pohon ara ini. Sebagian besar sarjana mengidentifikasi pohon ini sebagai pohon besaran hitam, sekalipun istilah yang sama (Yunani: sycaminos) di dalam LXX dan dalam naskah lainnya disebut sebagai pohon ara. Pohon besaran dipelihara di Palestina untuk buahnya, dapat dijumpai hampir di semua tempat. Menanam pohon ini di dalam laut tampaknya fantastis; tetapi Yesus berusaha untuk menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa iman tidak mengenal mustahil.

* Luk 17:7 - Setelah
Setelah. Terjemahan yang tepat dari naskah Yunani ialah "segera sesudah".

* Luk 17:9 - Berterima kasih kepada hamba itu
Berterima kasih kepada hamba itu. Pekerjaan seorang budak dianggap sebagai hal yang sudah selayaknya; hanya pekerjaan yang dilakukan di luar tugas sajalah yang layak memperoleh pujian khusus.

* Bahwa iman kita semua perlu dikuatkan, sebab seiring dengan bertumbuhnya anugerah tersebut, maka bertumbuh pula anugerah-anugerah lainnya. Semakin teguh kita memercayai ajaran Kristus, dan semakin kukuh kita bergantung kepada anugerah Kristus, maka segala hal akan menjadi lebih baik bagi kita. Kini, perhatikanlah di sini,

. Permintaan murid-murid kepada Kristus, supaya iman mereka ditambahkan (ay. 5). Rasul-rasul itu sendiri, demikianlah mereka disebut di sini, tetap mengakui kelemahan dan kekurangan iman mereka, sekalipun mereka itu para pelayan utama dalam kerajaan Kristus. Mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan anugerah Kristus untuk meningkatkan iman mereka. Kata mereka kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami, dan sempurnakanlah apa yang kurang di dalamnya." Biarlah panggilan iman semakin nyata, hasrat iman semakin kuat, ketergantungan iman semakin teguh dan berakar, pengabdian iman semakin menyeluruh dan bulat, dan kesukaan iman semakin menyenangkan. Perhatikanlah, pertumbuhan iman merupakan hal yang seharusnya kita sungguh-sungguh inginkan, dan kita harus memanjatkan keinginan kita itu kepada Allah melalui doa. Beberapa orang berpikir bahwa para rasul memohonkan hal ini karena Ia sangat menekankan kewajiban mereka untuk mengampuni kesalahan orang lain: "Tuhan, tambahkanlah iman kami, karena jika tidak begitu, kami tidak akan pernah sanggup menjalankan kewajiban yang sesulit ini." Iman akan belas kasihan Allah untuk mengampuni akan memampukan kita untuk mengatasi segala kesulitan terbesar yang menghalangi kita dalam mengampuni saudara-saudara kita. Menurut sebagian orang lagi, permintaan tersebut diajukan pada kesempatan lain, yaitu saat para rasul mengalami kebuntuan dalam mengerjakan suatu mujizat sehingga mereka ditegur oleh Kristus karena iman mereka yang lemah itu (Mat. 17:16, dst.). Mereka harus meminta Dia yang menegur mereka itu memberikan anugerah kepada mereka dalam memperbaiki kekurangan mereka itu. Karena itulah mereka berseru kepada-Nya, "Tuhan, tambahkanlah iman kami."

. Jaminan yang diberikan Kristus mengenai keampuhan iman yang teguh (ay. 6): "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, sama kecilnya seperti biji sesawi, sebab imanmu masih lebih kecil daripada biji sesawi yang terkecil; atau seruncing biji sesawi, begitu tajam dan mampu membangkitkan anugerah-anugerah lainnya, sebagaimana sesawi membangkitkan semangat binatang-binatang," sehingga dijadikan perumpamaan, "kamu bisa mengerjakan perbuatan-perbuatan ajaib yang lebih hebat daripada yang kamu lakukan sekarang; tidak ada yang terlampau sukar bagimu untuk melakukan hal-hal yang layak bagi kemuliaan Allah dan bagi peneguhan ajaran yang kamu beritakan, sekalipun itu berupa memerintahkan sebuah pohon untuk terbantun dari tanah dan tertanam di dalam lautan." (Mat. 17:20). Seperti halnya bagi Allah tidak ada yang mustahil, demikianlah tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.

Bahwa, apa pun yang kita lakukan di dalam pelayanan kita bagi Kristus, kita haruslah tetap bersikap rendah hati dan tidak beranggapan bahwa kita layak menerima kebaikan dari-Nya, atau menuntutnya sebagai piutang kita. Bahkan para rasul itu sendiri yang telah banyak bekerja bagi Kristus dibandingkan orang-orang lain pun tidak boleh beranggapan bahwa Dia berutang budi kepada mereka.

. Kita semua adalah para pelayan Allah (terutama para rasul dan hamba-hamba Tuhan), dan sebagai pelayan, kita wajib melaksanakan segala sesuatu semampu kita demi kehormatan-Nya. Segenap kekuatan dan waktu kita harus dipakai bagi Dia, sebab kita bukan milik kita sendiri, dan tidak boleh berlaku semaunya, melainkan harus melayani Guru kita.

. Sebagai pelayan-pelayan Allah, kita wajib mempergunakan waktu kita untuk menjalankan kewajiban kita, dan banyak sekali pekerjaan yang telah ditetapkan untuk kita tuntaskan. Kita harus menjadikan akhir dari sebuah pelayanan sebagai permulaan dari pelayanan berikutnya. Seorang pelayan yang telah membajak atau menggembalakan ternak di ladang masih tetap punya pekerjaan untuk dilakukan ketika dia sudah pulang ke rumah pada malam hari; Ia harus melayani di meja (ay. 7-8). Ketika kita sudah dipakai untuk mengerjakan kewajiban berperilaku saleh, hal itu tidaklah berarti bahwa kita boleh melalaikan ibadah saat teduh kita. Setelah kita bekerja bagi Allah, kita tetap harus melayani Allah, terus melayaninya sepanjang waktu.

. Tugas utama kita adalah memastikan terlaksananya kewajiban kita dahulu, dan menyerahkan sisanya ke tangan Guru kita, untuk memberikan penghiburan bagi kita di saat dan dengan cara yang Dia anggap paling baik. Tidak satu pun pelayan boleh berharap mendengar majikannya berkata, "Mari segera makan!" Ada saatnya untuk mendengar perkataan seperti itu apabila kita telah melaksanakan pekerjaan kita hari itu. Biarlah kita selesaikan pekerjaan kita dengan baik terlebih dahulu, dan upahnya akan menyusul nanti pada waktu yang tepat.

. Kristus layak dilayani terlebih dahulu daripada kita: Sediakanlah makananku, dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Orang-orang Kristen yang penuh keragu-raguan berdalih bahwa mereka tidak bisa memberi Kristus segala kemuliaan kasih-Nya seperti yang seharusnya mereka lakukan, sebab mereka belum merasakan kenikmatan dari kasih-Nya itu. Ini jelas suatu sikap yang keliru. Pertama-tama, biarlah Kristus yang mendapatkan kemuliaan, biarlah kita melayani-Nya dengan puji-pujian, maka setelah itu kita akan makan dan minum di dalam kenikmatan kasih-Nya, dan di sanalah terdapat jamuan besar.

. Ketika harus melayani Kristus, para pelayan-Nya harus mengikat pinggang, membebaskan diri mereka dari segala sesuatu yang menghalang-halangi, dan mempersiapkan pikiran mereka untuk melanjutkan dan menuntaskan pekerjaan mereka. Mereka harus menyiapkan akal budi mereka. Ketika kita telah mempersiapkan segala sesuatu bagi Kristus, telah menyiapkan makanan-Nya, kita lalu harus mengikat pinggang kita untuk melayani-Nya. Inilah yang diharapkan dari para hamba, dan Kristus juga mungkin menginginkan hal yang sama dari kita, walaupun Ia tidak memaksakan hal tersebut. Dia adalah orang yang melayani di antara para murid-murid-Nya, dan tidak seperti kebanyakan tuan, Dia tidak datang untuk memegahkan diri, tidak pula datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani; lihatlah bagaimana Ia membasuh kaki murid-murid-Nya.

. Hamba-hamba Kristus tidak lantas layak menerima ucapan terima kasih-Nya atas pelayanan yang mereka kerjakan bagi Dia: "Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu? Apakah ia pikir bahwa dengan begitu dia berutang kepada hambanya itu? Tentu saja tidak." Tidak satu pun pekerjaan baik kita layak menerima balasan apa pun dari tangan Allah. Kita tentu saja mengharapkan kebaikan Allah, tetapi bukan karena kita telah menjadikan-Nya berutang budi kepada kita, melainkan karena Dia telah menjadikan diri-Nya sendiri berutang kepada kehormatan-Nya sendiri melalui janji-janji-Nya, dan inilah yang bisa kita mohonkan kepada-Nya, dan tidak untuk dituntut dari-Nya sebagai quantum meruit -- upah atau balasan.

. Apa pun yang kita lakukan bagi Kristus, walaupun mungkin lebih banyak dari yang dilakukan orang lain, semua itu tetap sudah menjadi kewajiban yang harus kita kerjakan. Meski kita harus melaksanakan segala sesuatu yang ditugaskan Allah kepada kita, (walaupun begitu ternyata ada banyak yang tidak kita kerjakan), tetap saja semua yang kita kerjakan itu tidaklah melebihi apa yang diwajibkan kepada kita. Semua pekerjaan itu merupakan kewajiban kita berdasarkan hukum Allah yang pertama dan yang terutama, yaitu mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwa kita, termasuk melakukan yang terbaik yang dapat kita kerjakan.

. Hamba-hamba Kristus yang terbaik pun, sekalipun melakukan pelayanan terbaik, tetap saja harus mengakui dengan rendah hati bahwa mereka hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna. Meskipun mereka tidaklah sama dengan hamba-hamba tidak berguna yang mengubur talentanya dan yang akan dilemparkan ke dalam kegelapan yang terkelam, tetap saja bagi Kristus, mereka itu hamba-hamba yang tidak berguna, walaupun mereka mendatangkan keuntungan kepada-Nya dengan pelayanan mereka itu. Kebajikan kita tiada sampai kepada Allah, jikalaupun engkau benar, apakah yang kau berikan kepada Dia? (Mzm. 16:2; Ayb. 22:2; 35:7). Allah tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dengan pelayanan kita, dan karena itulah Dia tidak berutang budi kepada kita. Dia tidak membutuhkan kita, dan pelayanan kita tidak akan bisa menambah kesempurnaan-Nya. Karena itulah kita layak menyebut diri kita sebagai hamba-hamba yang tidak berguna, dan menyebut pelayanan-Nya sebagai pelayanan yang berguna, sebab Allah berbahagia tanpa kita, tetapi kita akan celaka tanpa Dia.


BcO Sirakh 1:1-20
Tuhanlah sumber kebijaksanaan
1
    Segala kebijaksanaan dari Tuhan asalnya, dan ada pada-Nya selama-lamanya.
2
    Pasir di laut dan tetes hujan, dan hari-hari kekekalan siapa gerangan dapat membilangnya?
3
    Tingginya langit, luasnya bumi, dan samudera raya dan kebijaksanaan, siapa dapat menduganya?
4
    Sebelum segala-galanya kebijaksanaan sudah diciptakan, dan pengertian yang arif sejak dahulu kala.
5
    Kepada siapakah pangkal kebijaksanaan telah disingkapkan, dan siapakah mengenal segala akalnya?
6
    Hanyalah Satu yang bijaksana, teramat menggetarkan, yaitu Yang bersemayam di atas singgasana-Nya.
7
    Tuhanlah yang menciptakan kebijaksanaan, yang melihat serta membilangnya, lalu mencurahkannya atas segala buatan-Nya.
8
    Pada semua makhluk ia ada sekadar pemberian Tuhan, yang juga membagikannya kepada orang yang cinta kepada-Nya.
9
    Ketakutan akan Tuhan adalah kemuliaan dan kebanggaan, kesukaan dan puncak kegembiraan.
10
    Ketakutan akan Tuhan menyegarkan hati, memberikan sukacita, keriangan dan umur panjang.
11
    Orang yang takut akan Tuhan akhirnya mendapat sejahtera, dan pada hari ajalnya dipuji.
12
    Awal kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan bersama dengan orang setiawan diciptakan dalam kandungan ibu mereka.
13
    Laksana dasar abadi ia telah bersarang di tengah-tengah manusia, dan dengan setia tinggal pada keturunan mereka.
14
    Takut akan Tuhan adalah kepenuhan kebijaksanaan, yang memabukkan manusia dengan pelbagai buahnya,
15
    serta memenuhi seluruh rumah mereka dengan harta benda, dan semua gudang mereka dengan hasilnya.
16
    Puncak kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan iapun menumbuhkan kesejahteraan dan kesehatan segar.
17
    Tuhan telah melihat serta membilang kebijaksanaan, lalu menghujankan pengertian dan pengetahuan yang arif. Kebijaksanaan mempertinggi kemuliaan semua orang yang memilikinya.
18
    Pangkal kebijaksanaan ialah ketakutan akan Tuhan, dan ranting-rantingnya adalah umur yang panjang.
19
    Amarah yang tak adil tidak dapat dibenarkan, sebab keterlaluan amarah menjadi keruntuhan manusia.
20
    Orang yang sabar bertahan sampai pada waktu tepat, kemudian akan terbit sukacita baginya.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik September 2024 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan September
Santo-Santa 17 September - Santo Robertus Bellarminus, Uskup dan Pujangga Gereja

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Senin, 3 Oktober 2022 - Lukas 10:25-37 (Penjelasan) - BcO Sirakh 2:1-18 - Hari Biasa

PREV:
Renungan Katolik Sabtu, 1 Oktober 2022 - Mat. 18:1-5 - BcO 1Kor 7:25-40 - PESTA ST. TERESIA DARI KANAK-KANAK YESUS





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)