misa.lagu-gereja.com        
 
View : 6939 kali
Khotbah Katolik 2016
Jumat, 7 Oktober 2016
(Lukas 11:15-26)

Khotbah Katolik Jumat, 7 Oktober 2016 Peringatan Wajib SP Maria, Ratu Rosario - Lukas 11:15-26. BcO Sir. 6:5-37

Jumat, 7 Oktober 2016
Peringatan Wajib
SP Maria, Ratu Rosario
Gal. 3:7-14; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 11:15-26.
BcO Sir. 6:5-37
warna liturgi Putih

Lukas 11:15-26
11:15 Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." 11:16 Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. 11:17 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. 11:18 Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul. 11:19 Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. 11:20 Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. 11:21 Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. 11:22 Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. 11:23 Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan."

Kembalinya roh jahat
11:24 "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. 11:25 Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. 11:26 Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula."


Penjelasan:

* Sebagian orang lain tersandung karena mujizat itu, dan, untuk membenarkan ketidakpercayaan mereka, mereka berkata bahwa karena bersekutu dengan Beelzebullah, yaitu

si penghulu setan, Dia dapat melakukannya (ay. 15). Rupa-rupanya dalam kerajaan Iblis pun ada para pemimpin, yang dengan demikian berarti ada juga para bawahan.

Sekarang mereka pasti sudah berpikir, atau setidak-tidaknya berkata, bahwa ada suatu persekongkolan antara Kristus dan Iblis. Dalam persekongkolan ini, menurut mereka,

Iblislah yang terutama akan diuntungkan dan yang akan menang pada akhirnya. Tetapi, untuk mencapai tujuan itu, dalam hal-hal tertentu Iblis harus membiarkan Kristus

mendapat keuntungan dan ia sendiri harus mundur sesuai dengan perjanjian. Sebagian orang lagi, untuk menyokong pendapat ini, dan untuk melawan bukti kuasa mujizat

Kristus, menantang-Nya untuk memberi mereka suatu tanda dari sorga (ay. 16). Mereka meminta Dia untuk menyokong ajaran-Nya dengan suatu penampakan di awan-awan,

seperti yang terjadi di gunung Sinai ketika hukum Taurat diberikan; seolah-olah mereka menyangka bahwa suatu tanda dari sorga, yang tidak bisa disangkal oleh hikmat

mereka, tidak dapat diberikan kepada mereka juga melalui kesepakatan dan kerja sama dengan penguasa-penguasa di udara, yang bekerja disertai rupa-rupa perbuatan ajaib,

tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, seperti pengusiran setan di sini. Bahkan, suatu tanda dari sorga tidak akan membuat orang berprasangka buruk terhadap-Nya

sekarang, sedangkan pengusiran setan ini dengan jelas membuat mereka bersikap demikian. Perhatikanlah, jika ketidaktaatan orang sudah mengeras, mereka akan berusaha

memberikan berbagai alasan untuk membenarkan ketidaktaatan mereka, sekalipun alasan mereka itu selalu tampak ganjil dan dibuat-buat. Di sini Kristus memberikan jawaban

yang tegas dan langsung atas keberatan mereka sepele ini.

1. Bahwa tidak bisa dibayangkan kalau penguasa yang begitu licik seperti Iblis menyetujui terjadinya suatu peristiwa yang akan berakibat langsung terhadap

keruntuhan kerajaannya sendiri (ay. 17-18). Orang-orang ini hanya menyimpan keberatan mereka dalam hati, mereka takut untuk mengungkapkannya, karena kalau diungkapkan,

mereka akan dijawab dan dibuat tersandung. Namun Yesus mengetahui pikiran mereka, sekalipun mereka mati-matian menyembunyikannya. Kristus berkata, "Kamu sendiri pasti

bisa melihat bahwa tuduhanmu itu sungguh tidak berdasar dan sangat keji; karena benarlah ungkapan yang bisa dilihat dalam pengalaman sehari-hari ini, bahwa tidak ada

satu kepentingan pun yang bisa bertahan kalau ia terbagi-bagi melawan dirinya sendiri, baik itu kepentingan umum dari suatu kerajaan maupun kepentingan pribadi dari

suatu rumah tangga atau keluarga. Kepentingan apa pun itu juga, kalau terbagi-bagi, tidak akan dapat bertahan. Jadi dalam hal ini Iblis dikatakan bertindak melawan

dirinya sendiri, bukan hanya melalui mujizat yang mengusirnya dengan paksa dari tubuh-tubuh orang yang dirasukinya, tetapi terlebih lagi melalui ajaran yang demi

penyampaian dan peneguhannyalah mujizat tersebut diadakan, dan yang mempunyai pengaruh langsung untuk menghancurkan kepentingan Iblis dalam pikiran manusia, karena

ajaran itu mematikan perbuatan dosa dan membuat orang berbalik kepada Allah. Oleh karena itu, seandainya Iblis terbagi-bagi melawan dirinya sendiri, ia akan

mempercepat keruntuhannya sendiri, dan tidak mungkin kamu akan berpikir bahwa seorang musuh yang sudah bertindak dengan begitu teliti dalam mendirikan kerajaannya dan

begitu berhati-hati untuk menjaga keutuhan kerajaannya itu akan berbuat demikian."
2. Dengan menuduh-Nya bersekutu dengan Iblis, mereka melakukan suatu perbuatan jahat dan pilih kasih, sebab mereka sendiri juga menghargai dan memuji pekerjaan

seperti itu yang sebelumnya telah dilakukan oleh orang-orang sebangsa mereka sendiri (ay. 19): "Dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebagian dari

saudaramu sendiri, yaitu orang-orang Yahudi, dan malah beberapa pengikutmu sendiri, yaitu orang-orang Farisi, dalam nama Allah Israel, telah mengusir setan-setan, dan

kamu tidak pernah menuduhkan hal-hal yang keji kepada mereka seperti yang kamu tuduhkan kepada-Ku." Perhatikanlah, mengecam suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang

yang menegur kita, tetapi memperbolehkannya apabila itu dilakukan oleh orang yang memuji kita, adalah suatu tindakan yang jelas-jelas munafik.
3. Bahwa, dengan menentang mujizat yang sungguh meyakinkan ini, mereka menjadi musuh bagi diri mereka sendiri, mereka menghalang-halangi terang yang seharusnya

menyinari mereka, dan memasang penghalang di depan pintu hati mereka sendiri, karena dengan demikian mereka menjauhkan kerajaan Allah dari diri mereka (ay. 20): "Jika

Aku dengan tangan Allah mengusir setan, seperti yang kalian ketahui dengan pasti bahwa memang demikianlah kejadiannya, pasti kerajaan Allah sudah datang kepadamu,

kerajaan Mesias menawarkan segala kebaikan dan keuntungannya kepadamu, dan, jika kamu tidak menerimanya, maka kamu sendiri yang akan rugi." Dalam Injil Matius

dikatakan dengan Roh Allah, di sini dikatakan dengan tangan Allah; Roh Allah adalah tangan Allah (Yes. 53:1). Pekerjaan Allah yang paling besar dan paling hebat

dilakukan dengan Roh-Nya; namun, jika dalam karya ini Roh dikatakan sebagai tangan Allah, maka mungkin hal ini mengartikan betapa mudahnya Kristus menaklukkan dan

mengalahkan Iblis, bahkan cukup dengan tangan Allah saja, yaitu dengan menggunakan kekuatan ilahi dalam kadar yang lebih rendah dibandingkan dengan yang digunakan-Nya

dalam banyak kasus lain. Dia tidak perlu menunjukkan lengan-lengan-Nya yang kekal; singa yang mengaum-ngaum itu diremukkan-Nya, sesuai dengan kehendak-Nya, seperti

ngengat, hanya dengan sentuhan tangan. Mungkin juga ini merujuk kepada pengakuan para ahli sihir Firaun ketika mereka dikalahkan (Kel. 8:19): "Inilah tangan Allah."

"Jadi, jika kerajaan Allah sekarang datang kepadamu, dan kamu menunjukkan keberatan dan hujatmu melawannya, maka kerajaan itu akan datang kepadamu dengan kuat kuasa,

dan kamu tidak akan tahan berdiri di hadapannya."
4. Bahwa dengan mengusir setan-setan, Ia benar-benar menghancurkan Iblis dan kuasanya, karena pengusiran itu meneguhkan suatu ajaran yang berpengaruh langsung

dalam menghancurkan kerajaan Iblis (ay. 21-22). Barangkali memang ada sebagian orang yang mengusir setan-setan yang berkedudukan rendah melalui perjanjian dengan

Beelzebul, penghulu mereka, namun itu dilakukan tanpa benar-benar menimbulkan suatu kebencian terhadap Iblis atau merusak kerajaannya. Dia rugi dalam satu hal tetapi

mendapat untung dalam hal lain lagi. Iblis dan pengusir-pengusir setan yang demikian bermain rampas-rampasan; meskipun dari antara bala tentara Iblis ada yang

dijadikan korban, tubuh utamanya justru mendapat korban dengan cara demikian. Kepentingan Iblis dalam jiwa-jiwa manusia sama sekali tidak dilemahkan oleh pengusiran

seperti itu. Sebaliknya, ketika Kristus mengusir setan-setan, Ia tidak perlu melakukannya dengan membuat perjanjian apa pun dengan mereka, sebab Ia lebih kuat dari

mereka, dan Ia dapat melakukannya dengan paksa, dan akan terus memaksa sampai kuasa Iblis dihancurkan dan rencananya diobrak-abrik dengan ajaran dan anugerah yang

sanggup menghancurkan kuasa dosa, dan dengan demikian mengacaubalaukan tubuh utama Iblis, merampas semua senjatanya, dan membagi-bagikan rampasannya, yang tidak pernah

atau tidak akan pernah sanggup dilakukan oleh setan mana pun terhadap sesamanya. Hal ini dapat juga dimengerti sebagai kemenangan Kristus atas Iblis baik itu di dunia

maupun di dalam hati orang per orang secara khusus, yaitu melalui kuasa yang menyertai pewartaan Injil-Nya pada masa lalu sampai sekarang ini.

Dengan demikian, kita dapat melihat di sini:
(1) Keadaan yang menyedihkan dalam diri orang berdosa yang belum bertobat. Di dalam hatinya, yang layak didiami Allah, Iblis bertakhta, dan segala daya

kekuatan jiwa, yang digunakannya untuk melayani dosa, adalah barang milik Iblis.
Perhatikanlah:
[1] Hati setiap orang berdosa yang belum bertobat adalah istana Iblis, tempat dia tinggal dan memerintah; dia bekerja di antara orang-orang durhaka. Hati

adalah istana, tempat tinggal yang mulia, namun hati yang belum dikuduskan adalah istana Iblis. Kehendak Iblis dituruti, kepentingannya dilayani, dan bala tentaranya

ada dalam tangannya; dia merampas takhta di dalam jiwa.
[2] Iblis, sebagai seorang yang kuat, menjagai istana ini, berbuat sekuat tenaga untuk mengamankannya, dan mempertahankannya dari Kristus. Segala prasangka

yang digunakannya untuk mengeraskan hati manusia terhadap kebenaran dan kekudusan adalah benteng pertahanan yang dibangunnya untuk menjagai istananya. Istana ini

adalah tempat pasukannya berkumpul.
[3] Ada semacam damai di istana milik jiwa yang belum bertobat, karena Iblis, sebagai orang kuat yang bersenjata, menjaganya. Orang berdosa itu berpikiran

baik tentang dirinya sendiri, ia merasa sangat aman dan gembira, yakin akan keadaannya yang baik, dan tidak takut akan penghakiman yang akan datang. Ia memuji dirinya

menurut pandangannya sendiri dan berkata bahwa ia mempunyai damai di hati. Sebelum Kristus datang, semua tenang, karena semuanya menuju ke arah yang sama. Namun,

pengabaran Injil mengganggu ketenangan istana Iblis itu.
(2) Perubahan indah yang terjadi dalam pertobatan, yang merupakan kemenangan Kristus atas si perampas ini. Iblis adalah orang kuat yang bersenjata, namun Yesus

Tuhan kita, sebagai Allah dan sebagai Pengantara, lebih kuat darinya. Jika berbicara mengenai kekuatan, Dia kuat: yang lebih kuat ada bersama kita, dan bukan melawan

kita.
Amatilah:
[1] Bagaimana kemenangan ini diperoleh: Kristus datang kepada Iblis secara tiba-tiba, ketika barang miliknya sedang tenang dan ketika dia berpikir bahwa

dia memilikinya untuk selamanya, lalu Ia mengalahkannya. Perhatikanlah, pertobatan satu jiwa kepada Allah merupakan kemenangan Kristus atas Iblis dan atas kuasanya di

dalam jiwa itu. Ia membebaskan jiwa itu dan memulihkan kepentingan-Nya dan kekuasaan-Nya sendiri atas jiwa itu.
[2] Bukti-bukti dari kemenangan ini.
Pertama, Dia merampas semua senjata yang diandalkan Iblis. Iblis adalah musuh yang percaya diri, dia mengandalkan senjatanya, seperti Firaun yang

mengandalkan Sungai Nilnya (Yeh. 29:3). Tetapi, Kristus melucuti senjatanya itu. Ketika kuasa dosa dan kecemaran di dalam jiwa dihancurkan, kesalahan-kesalahan

diluruskan, mata dicelikkan, hati direndahkan dan diubah, serta dibuat menjadi sungguh-sungguh dan rohani, maka senjata Iblis dilucuti.
Kedua, Dia membagi-bagikan rampasan-Nya, Dia mengambil alih kepemilikan Iblis atas mereka dan menjadikannya milik-Nya sendiri. Segala kemampuan pikiran

dan tubuh, harta benda, kekuasaan, dan kepentingan, yang sebelumnya diabdikan untuk melayani dosa dan Iblis, kini dibalikkan untuk melayani Kristus dan digunakan untuk

kemuliaan nama-Nya. Namun bukan hanya itu saja, Dia juga membagi-bagikan semuanya itu kepada para pengikut-Nya, dan, setelah mengalahkan Iblis, membagi-bagikan

keuntungan dari kemenangan-Nya itu kepada semua orang percaya. Oleh sebab itu, Kristus menunjukkan bahwa, karena seluruh ajaran dan mujizat-Nya ditujukan untuk

menghancurkan kuasa Iblis, si musuh besar umat manusia itu, maka adalah kewajiban semua orang untuk bergabung bersama Dia, untuk mengikuti bimbingan-Nya, untuk

menerima Injil-Nya, dan untuk datang dengan sepenuh hati melaksanakan apa yang diajarkan dalam Injil-Nya itu, sebab kalau tidak, mereka dianggap berpihak kepada musuh

(ay. 23): Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku. Maka dari itu, mereka yang menolak ajaran Kristus, dan meremehkan mujizat-mujizat-Nya, dipandang sebagai musuh-Nya,

dan berpihak kepada Iblis.
5. Bahwa ada perbedaan besar antara keluarnya Iblis karena kesepakatan dan diusirnya Iblis oleh paksaan. Jika Kristus mengusir Iblis dari seseorang, Iblis tidak

akan pernah memasuki orang itu lagi, karena demikianlah yang dikatakan Kristus (Mrk. 9:25). Tetapi, jika Iblis hanya keluar dari seseorang, dia akan mencoba memasuki

orang itu lagi apabila tiba waktu yang dianggap tepat baginya, karena begitulah cara kerja roh jahat, ketika dia dengan sukarela dan dengan suatu rancangan keluar dari

seseorang (ay. 24-26). Si penghulu setan mungkin memberikan izin, malah bukan hanya itu saja, ia juga mungkin memberikan perintah kepada pasukannya untuk mundur, atau

untuk membuat suatu tipuan, agar jiwa malang yang tertipu itu masuk ke dalam jeratnya. Tetapi Kristus, ketika Dia menaklukkan musuh secara telak, maka ini berarti

kekalahan tuntas bagi si musuh. Di sini Dia mempunyai maksud yang lebih jauh, yaitu untuk menunjukkan gambaran keadaan orang yang sudah ditawari hal-hal yang baik.

Allah sudah mulai menghancurkan kuasa Iblis dan menaklukkan kerajaannya dalam diri mereka, tetapi mereka menolak rencana-Nya bagi diri mereka, dan ini membawa akibat

buruk bagi mereka sendiri, yaitu mereka tergelincir kembali ke dalam kuasa Iblis.

Di sini kita bisa melihat:
(1) Keadaan orang munafik, yakni sisi terang dan sisi gelapnya.
Hatinya masih tetap merupakan rumah Iblis. Iblis mengaku memilikinya, dan dia mempertahankan kepentingannya di dalam diri orang itu.
Walaupun begitu:
[1] Roh jahat telah keluar darinya. Dia tidak diusir keluar oleh kuasa anugerah yang menobatkan; tidak ada paksaan yang dilakukan oleh Kerajaan Sorga. Jadi

dia pergi keluar, mundur begitu saja untuk sementara waktu, supaya orang itu tampak tidak berada di bawah kuasa Iblis seperti sebelumnya, dan juga tidak terlihat

mengikuti godaan-godaannya. Iblis telah pergi, atau telah mengubah dirinya menjadi seorang malaikat terang.
[2] Rumah itu disapu dari pencemaran-pencemaran biasa, melalui pengakuan dosa yang dilakukan secara terpaksa, seperti pengakuan Firaun, pertobatan palsu

seperti pengakuan Ahab, dan pembaruan hati setengah-setengah seperti yang dibuat Herodes. Ada orang yang melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, namun masih

berada di bawah penguasa dunia ini (2Ptr. 2:20). Rumah itu disapu, tetapi tidak dibasuh, dan Kristus berkata, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat

bagian dalam Aku." Rumah itu harus dibasuh, atau tidak akan menjadi milik-Nya. Menyapu hanya membersihkan kotoran ringan, sementara dosa yang membelenggu, yakni dosa

yang disukai, tidak tersentuh sama sekali. Rumah itu disapu dari kotoran yang terlihat oleh mata duniawi, namun kotoran rahasianya tidak dicari dan diobrak-abrik (Mat.

23:25). Rumah itu disapu, namun penyakit kusta masih melekat di dinding, dan tetap menempel di sana sebelum ada usaha lebih keras yang dilakukan untuk membersihkannya.
[3] Rumah itu dihiasi dengan karunia dan anugerah umum. Rumah itu tidak diperlengkapi dengan anugerah yang sejati, tetapi hanya dihiasi dengan gambar-

gambar karunia. Simon si penyihir dihiasi dengan iman, Balaam dengan keinginan-keinginan yang baik, Herodes dengan rasa hormat kepada Yohanes, dan orang-orang Farisi

dengan berbagai penampilan lahiriah. Memang dihiasi, tetapi, seperti pecahan periuk bersalutkan perak, semuanya cuma cat dan pernis, bukan sungguhan dan tidak tahan

lama. Rumah itu dihiasi, namun kepemilikannya tetap tidak berubah. Rumah itu tidak pernah diserahkan kepada Kristus, dan juga tidak didiami oleh Roh Kudus. Oleh sebab

itu, marilah kita berjaga-jaga agar jangan bersandar pada apa yang mungkin dimiliki orang, namun yang tidak sepenuhnya dikuasainya.
(2) Inilah keadaan orang murtad pada akhirnya, setan kembali lagi ke dalam dirinya setelah keluar: Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat

dari padanya (ay. 26). Ini suatu jumlah yang menunjukkan suatu jumlah yang tidak tentu, seperti tujuh roh jahat dikatakan telah diusir dari Maria Magdalena. Tujuh roh

jahat dipertentangkan dengan tujuh roh Allah (Why. 3:1). Ketujuh roh jahat ini dikatakan lebih jahat dari setan yang masuk sebelumnya. Rupa-rupanya, bahkan setan-setan

pun tidak sama jahatnya; mungkin tingkat kejahatan mereka dalam keadaan mereka sekarang yang jatuh, sama seperti tingkat kekudusan mereka ketika sebelum jatuh. Supaya

kejahatannya sangat berhasil, setan memakai roh-roh yang lebih jahat dari dirinya sendiri. Roh-roh seperti ini masuk tanpa ada kesulitan atau perlawanan apa pun.

Mereka disambut, dan berdiam di sana. Di sanalah mereka bekerja dan memerintah. Maka, akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.
Perhatikanlah:
[1] Kemunafikan adalah jalan cepat menuju kemurtadan.
Jika hati tetap melayani kepentingan dosa dan Iblis, maka apa pun yang ditunjukkannya tetap akan sia-sia. Hati yang belum benar tidak akan lama berdiri

teguh. Ketika dosa tetap tersembunyi, di balik jubah pengakuan iman, dan hati nurani dipermainkan, maka Allah dipaksa untuk menarik anugerah-Nya yang menyelamatkan,

dan orang munafik yang sembunyi-sembunyi biasanya akan tampak murtad secara terang-terangan.
[2] Keadaan orang seperti itu pada akhirnya akan lebih buruk dari pada semula, baik dalam hal dosa maupun hukuman. Orang murtad biasanya orang yang paling

jahat, orang yang paling angkuh dan gegabah, paling berani dan menantang. Hati nurani mereka sudah kering kerontang, dan dosa mereka yang paling terburuk dari

semuanya. Sering kali Allah menunjukkan ketidaksukaan-Nya kepada mereka di dunia ini, dan di dunia nanti mereka akan menerima hukuman yang jauh lebih hebat. Oleh sebab

itu marilah kita dengarkan ajaran ini, dan menjadi takut serta berpegang pada kejujuran hati kita.

Label:   Lukas 11:15-26 
Label:   Lukas 11:15-26 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2016
Ayub 1:1-22(1)
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 11:15-26(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 11:29-32(1)
Lukas 11:37-41(1)
Lukas 12:39-48(1)
Lukas 12:49-53(1)
Lukas 12:54-59(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 15:1-10(1)
Lukas 1:39-45(1)
Lukas 20:27-38(1)
Lukas 21:5-19(1)
Matius 11:2-11(1)
Matius 1:18-24(1)
Matius 24:37-44(1)
Matius 3:1-12(1)
Matius 5:1-12a(1)
Yohanes 1:1-18(2)
Yohanes 6:37-40(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA




Arsip Khotbah Katolik 2016..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)