misa.lagu-gereja.com        
 
View : 6215 kali
Khotbah Katolik 2016
Rabu, 19 Oktober 2016
(Lukas 12:39-48)

Khotbah Katolik Rabu, 19 Oktober 2016 Yohanes de Brbeuf dan Isaac Jogues, Paulus dr Salib - Lukas 12:39-48. BcO Sir. 35:1-17

Rabu, 19 Oktober 2016
Yohanes de Brbeuf
dan Isaac Jogues,
Paulus dr Salib
Ef. 3:2-12; MT Yes. 12:2-3,4bcd,5-6; Luk. 12:39-48.
BcO Sir. 35:1-17
warna liturgi Hijau

Lukas 12:39-48
12:39 Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. 12:40 Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan." 12:41 Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" 12:42 Jawab Tuhan: "Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? 12:43 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. 12:44 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. 12:45 Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, 12:46 maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. 12:47 Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. 12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

Penjelasan:
* Karena itulah kita tetap tidak diberi tahu kapan tepatnya Dia akan datang, supaya kita selalu berjaga-jaga. Sebab jika orang sudah tahu kapan dia akan diserang, maka dia akan bersiap-siap hanya pada saat serangan itu terjadi. Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, maka betapapun cerobohnya ia, ia pasti tetap akan berjaga-jaga dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar (ay. 39). Tetapi masalahnya kita tidak tahu pukul berapa kita harus siaga, dan karena itu kita harus selalu waspada setiap saat dan tidak lengah. Atau ini mungkin menunjukkan betapa menyedihkannya orang yang ceroboh dan yang tidak percaya akan perkara yang besar ini.

Seandainya tuan rumah sudah tahu bahwa ia akan dirampok pada suatu malam, maka ia akan duduk dan berjaga-jaga untuk menyelamatkan rumahnya. Tetapi kita sudah melihat bahwa kedatangan Tuhan itu seperti pencuri di tengah malam, yang akan mengacaukan dan menghancurkan semua orang berdosa yang sedang enak-enakan dan tidak berjaga-jaga.

Jika untuk rumahnya saja orang mau berjaga-jaga seperti itu, oh semoga saja kita juga dapat bersikap bijak demikian untuk menjaga jiwa kita. Hendaklah kamu juga siap sedia, siap sedia seperti tuan rumah ketika ia tahu pukul berapa pencuri akan datang.

* Kewaspadaan dan Ketekunan Ditekankan Berkali-kali (12:41-53)
Di sini terdapat:
I. Pertanyaan Petrus, yang diajukannya kepada Kristus setelah ia mendengar perumpamaan di atas (ay. 41), "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu, kami yang adalah pengikut-pengikut setia-Mu, kami yang adalah para pelayan-Mu, atau juga kepada semua orang yang datang untuk menerima ajaran dari-Mu, semua orang yang mendengarkan-Mu, termasuk semua orang Kristen?" Petrus sekarang, seperti sebelum-sebelumnya, menjadi juru bicara bagi murid-murid yang lain. Kita patut bersyukur
kepada Allah atas orang-orang pemberani seperti ini, yang mempunyai karunia berbicara. Namun, orang-orang seperti ini harus berjaga-jaga supaya mereka tidak menjadi sombong. Nah, Petrus ingin agar Kristus menjelaskan sendiri apa yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu, dan agar Ia mengarahkan anak panah-Nya pada sasaran yang dituju. Petrus menyebutnya perumpamaan, karena perkataan itu tidak hanya bersifat kiasan, tetapi juga berbobot, padat, dan mengandung suatu ajaran. Tuhan, kata Petrus, kami ataukah semua orang yang dimaksudkan dengan perumpamaan itu? Kristus memberikan jawaban langsung untuk pertanyaan ini (Mrk. 13:37), "Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang." Namun, dalam penjelasan selanjutnya dalam ayat-ayat di atas tampaknya Ia menunjukkan bahwa para rasullah yang terutama dimaksudkan dengan perumpamaan itu. Perhatikanlah, kita semua harus memperhatikan apa yang dirancang Kristus dalam perkataan-Nya kepada kita, dan sesuai dengan itu kita harus menanyakan hal-hal yang berkaitan dengannya. Kamikah yang Engkau maksudkan? Akukah? Berbicaralah Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Apakah perkataan ini ditujukan kepadaku?

Berbicaralah kepada hatiku.
II. Jawaban Kristus terhadap pertanyaan ini, yang ditujukan kepada Petrus dan murid-murid yang lain. Bila apa yang sudah dikatakan Kristus sebelumnya tidak menyangkut mereka secara khusus, melainkan berkaitan dengan orang-orang Kristen lain secara umum, sebagai hamba-hamba-Nya, yang semuanya harus berjaga-jaga dan berdoa bagi kedatangan Kristus, maka perkataan-Nya ini secara khusus ditujukan kepada para hamba, yang merupakan pengurus di rumah Kristus. Nah, Yesus Tuhan kita dalam hal ini memberi tahu mereka,

1. Apa kewajiban mereka sebagai pengurus-pengurus rumah, dan apa kepercayaan yang diberikan kepada mereka.
(1) Mereka diangkat sebagai kepala atas rumah tangga Allah, di bawah Kristus, yang merupakan pemilik rumah itu. Hamba-hamba Tuhan mendapat wewenang dari Kristus untuk mengabarkan Injil, untuk menjalankan ketetapan-ketetapan Kristus, dan untuk menerapkan meterai-meterai kovenan anugerah (yaitu menjalankan baptisan dan perjamuan kudus -- pen.).

(2) Tugas mereka adalah memberikan makanan kepada anak-anak dan hamba-hamba Allah, makanan yang pantas bagi mereka dan yang sudah disediakan bagi mereka,

meyakinkan hati dan memberi penghiburan bagi mereka yang memerlukannya. Suum cuique -- kepada setiap orang apa yang menjadi bagiannya. Ini berarti berterus terang memberitakan perkataan kebenaran (2Tim. 2:15).

(3) Memberikan makanan itu kepada mereka pada waktunya, pada waktu dan dengan cara yang paling sesuai dengan sifat dan keadaan mereka yang akan diberi makan. Alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya kepada yang lelah.

(4) Dalam hal ini mereka harus berlaku setia dan bijaksana, setia kepada Tuan mereka, yang oleh-Nya kepercayaan besar ini ditanamkan di dalam diri mereka, dan setia kepada hamba-hamba yang lain, yang untuk kebaikan merekalah kepercayaan ini diberikan, dan bijaksana dalam memanfaatkan kesempatan untuk memberikan kehormatan bagi Tuan mereka dan pelayanan bagi keluarga-Nya. Hamba-hamba Tuhan haruslah terampil dan juga setia.

2. Apa kebahagiaan yang akan mereka peroleh jika mereka didapati setia dan bijaksana (ay. 43): "Berbahagialah hamba,"
(1) Yang bekerja, yang tidak bermalas-malasan atau bersantai-santai. Bahkan kepala rumah tangga harus bekerja dan menjadi hamba bagi semua.
(2) Yang sedang melakukan tugasnya, seperti yang sudah seharusnya, yaitu memberi makanan kepada hamba-hamba-Nya, dengan cara berkhotbah kepada jemaat dan memberi teladan mengenai apa yang diajarkannya itu.
(3) Yang didapati sedang melakukan tugasnya ketika Tuannya datang, yang bertahan sampai akhir, kendati menjumpai berbagai kesulitan di tengah jalan. Nah, kebahagiaannya ini digambarkan dengan diberikannya kedudukan yang lebih tinggi kepada pengurus rumah yang bertugas untuk melakukan pelayanan yang lebih rendah. Ia akan diberi kedudukan untuk melakukan tugas-tugas yang lebih besar dan lebih tinggi (ay. 44): Tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Yusuf pernah mendapat kedudukan seperti ini juga di istana Firaun. Perhatikanlah, hamba-hamba yang mendapat belas kasihan dari Tuhan untuk menjadi setia akan mendapat belas kasihan yang lebih banyak lagi dan akan diberikan imbalan yang berlimpah atas kesetiaan mereka pada hari Tuhan.

3. Betapa mengerikannya penghakiman yang akan menimpa mereka jika mereka berlaku jahat dan tidak setia (ay. 45-46). Jika hamba itu mulai bertengkar dan berbuat cemar, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban dan akan dihukum dengan berat. Kita sudah membahas semuanya ini dalam Injil Matius, dan karena itu di sini kita hanya akan mengamati,
(1) Pandangan kita bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali itu merupakan suatu peristiwa yang masih lama lagi baru akan terjadi merupakan penyebab dari banyaknya kekacauan yang membuat pikiran kita mengenai kedatangan-Nya itu terasa menyusahkan: Hamba itu berkata di dalam hatinya, "Tuanku tidak datang-datang."

Kesabaran Kristus sering kali disalahartikan sebagai suatu perbuatan yang menunda-nunda, yang membuat umat-Nya kecewa dan membuat musuh-Nya senang.

(2) Para penganiaya umat Allah biasanya merasa aman-aman saja dan dikuasai oleh kesenangan duniawi, mereka memukul sesama hamba, lalu makan minum dan mabuk, sama sekali tidak peduli dengan dosa mereka sendiri atau dengan penderitaan-penderitaan saudara-saudara mereka, seperti halnya raja dan Haman, yang duduk minum-minum ketika kota Susan menjadi gempar. Demikianlah mereka minum-minum, untuk menekan suara hati nurani mereka sendiri, dan untuk mengacaukannya, karena kalau
tidak demikian, hati nurani mereka pasti sudah menegur mereka dengan keras.

(3) Kematian dan penghakiman akan menjadi suatu hal yang sangat mengerikan bagi semua orang fasik, dan terutama bagi hamba-hamba Tuhan yang jahat. Mereka akan dibuat terkejut olehnya, karena kematian itu datang pada hari yang tidak disangkakannya. Pada hari itu mereka akan ditentukan untuk mengalami kesengsaraan yang tiada akhir. Mereka akan dipisahkan dan disatukan dengan orang-orang yang tidak percaya.

4. Dosa dan hukuman mereka akan semakin bertambah karena mereka tahu kewajiban mereka, namun tidak melakukannya (ay. 47-48). Hamba yang tahu kehendak tuannya, tetapi yang tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya itu akan menerima banyak pukulan, akan mendapatkan hukuman yang lebih menyakitkan; sedangkan hamba yang tidak tahu akan menerima sedikit pukulan, dan hukumannya, dengan mempertimbangkan ketidaktahuannya itu, akan diperingan. Ini tampaknya merujuk pada hukum yang membedakan dosa yang tidak disengaja dan dosa yang disengaja (Im. 5:15 dst.; Bil. 15:29-30), dan juga pada hukum lain yang berkaitan dengan banyaknya pukulan yang harus diberikan kepada orang yang bersalah sesuai dengan tindak kejahatannya (Ul. 25:2-3).

Di sini terlihat bahwa:
(1) Ketidaktahuan akan kewajiban kita bisa menjadi alasan keringanan atas dosa kita. Orang yang tidak tahu kehendak tuannya, karena kecerobohan dan kelalaian, dan tidak mempunyai kesempatan-kesempatan seperti yang dimiliki sebagian yang lain untuk mengetahui kewajiban itu, dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, maka ia akan dipukul, tetapi dengan sedikit pukulan, karena sebenarnya ia bisa saja mengetahui kewajibannya dengan lebih baik. Ketidaktahuannya itu dapat meringankan hukumannya sebagian, tetapi tidak seluruhnya. Demikianlah karena ketidaktahuan orang-orang Yahudi menghukum mati Kristus (Kis. 3:7; 1Kor. 2:8), dan Kristus memandang ketidaktahuan itu sebagai suatu alasan bagi perbuatan mereka: mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

(2) Jika kita tahu kewajiban kita namun tidak melakukannya, maka dosa kita pun lebih berat. Hamba yang tahu akan kehendak tuannya, namun melakukan kehendaknya sendiri, akan menerima banyak pukulan. Allah dengan adil akan memberinya hukuman yang lebih berat karena ia menyalahgunakan sarana pengetahuan yang sudah didapatnya, yang mungkin akan digunakan dengan lebih baik oleh orang lain, karena hal itu menunjukkan kehendak hati dan penghinaannya terhadap pengetahuan yang sudah
diperolehnya. Ah, berapa berat lagikah hukuman yang selayaknya diberikan kepada mereka ini, selain banyaknya pukulan yang mereka terima dari hati nurani mereka sendiri? Anakku, camkanlah ini! Inilah alasan baik yang ditambahkan untuk itu: setiap orang yang kepadanya banyak diberi, daripadanya akan banyak dituntut, terutama apabila hal itu diberikan sebagai kepercayaan yang harus ia pertanggungjawabkan. Orang yang mempunyai kemampuan berpikir yang lebih tinggi daripada orang lain, yang mempunyai lebih banyak pengetahuan dan pendidikan, dan yang lebih mengenal Kitab Suci, kepada mereka banyak diberi, dan mereka pun akan dimintai pertanggungjawaban yang lebih besar.

Label:   Lukas 12:39-48 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2016
Ayub 1:1-22(1)
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 11:15-26(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 11:29-32(1)
Lukas 11:37-41(1)
Lukas 12:39-48(1)
Lukas 12:49-53(1)
Lukas 12:54-59(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 15:1-10(1)
Lukas 1:39-45(1)
Lukas 20:27-38(1)
Lukas 21:5-19(1)
Matius 11:2-11(1)
Matius 1:18-24(1)
Matius 24:37-44(1)
Matius 3:1-12(1)
Matius 5:1-12a(1)
Yohanes 1:1-18(2)
Yohanes 6:37-40(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 12 Desember - Santa Yohanna Fransiska Fremio de Chantal (Janda), Santo Hoa (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA




Arsip Khotbah Katolik 2016..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)