misa.lagu-gereja.com        
 
View : 6896 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Minggu, 24 Februari 2019
(Lukas 6:27-38)

Minggu, 24 Februari 2019 - Lukas 6:27-38 - BcO 1Kor. 10:14-11:1 - Hari Minggu Biasa VII - warna liturgi Hijau

Minggu, 24 Februari 2019
Hari Minggu Biasa VII
1Sam. 26:2,7-9,12-13,22-23;
Mzm. 103:1-2,3-4,8,10,12-13;
1Kor. 15:45-49;
Lukas 6:27-38
BcO 1Kor. 10:14-11:1
warna liturgi Hijau
    
Lukas 6:27-38
Kasihilah musuhmu
6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; 6:28 mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. 6:29 Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. 6:30 Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. 6:31 Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. 6:32 Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. 6:33 Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian. 6:34 Dan jikalau kamu meminjamkan sesuatu kepada orang, karena kamu berharap akan menerima sesuatu dari padanya, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun meminjamkan kepada orang-orang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama banyak. 6:35 Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 6:36 Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."
Hal menghakimi
6:37 "Janganlah kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 6:38 Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."


Penjelasan:

* Luk 6:27 - Kasihilah musuhmu
Kasihilah musuhmu. Kasih merupakan inti ajaran Juruselamat, sebab kasih merupakan hakikat dari watak Allah.

* Luk 6:29 - Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain
Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain. Tuhan sedang berusaha mengajarkan kasih kepada murid-murid-Nya dan bukan dendam. Mereka harus mengikuti teladan-Nya membalas kejahatan dengan kebaikan.

* Luk 6:35 - Kasihilah musuhmu
Kasihilah musuhmu. Prinsip yang ditanamkan Yesus ini merupakan prinsip yang membawa-Nya ke bumi (bdg. Rm. 5:8; I Yoh. 4:10).

* Luk 6:38 - Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar
Suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar. Kiasan ini diambil dari kebiasaan penjual gandum di Timur yang mengisi keranjang langganannya sepenuh mungkin hingga tumpah.

* Nasihat tentang Keadilan dan Belas Kasihan (6:27-36)

    Ayat-ayat ini sesuai dengan Matius 5:38-48. Tetapi kepada kamu yang mendengarkan (ay. 27), kepada kamu semua yang mendengarkan, bukan kepada para murid saja, sebab semua pelajaran berlaku untuk semua orang di segala tempat. Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar. Orang-orang yang tekun mendengarkan perkataan Kristus akan mendapati bahwa Ia mempunyai sesuatu yang berharga untuk disampaikan kepada mereka.
    Pengajaran yang disampaikan Kristus di sini adalah:

    I. Bahwa kita harus menunaikan kewajiban kita kepada semua orang, serta bersikap jujur dan adil dalam semua urusan kita (ay. 31). Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka, sebab ini sama dengan mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri. Apa yang kita harapkan supaya diperbuat orang kepada kita, baik menyangkut keadilan atau sikap dermawan, seandainya mereka mengalami keadaan yang seperti kita dan begitu pula sebaliknya, maka hal itulah yang patut kita perbuat kepada mereka. Kita harus menempatkan jiwa kita ke dalam tempat di mana jiwa mereka berada, dan berbelas kasihan serta menolong mereka, sama seperti kita juga berharap mendapat belas kasihan dan pertolongan.
    II. Bahwa kita harus bermurah hati dalam memberi kepada mereka yang membutuhkan (ay. 30): "Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu, kepada setiap orang yang kekurangan dan membutuhkan apa yang kamu miliki dengan berlebih. Berilah kepada mereka yang tidak mampu mencukupi diri sendiri dan tidak mempunyai sanak keluarga yang dapat menolong mereka." Kristus ingin agar murid-murid-Nya siap memberi dan berbagi, menurut kemampuan mereka dalam peristiwa-peristiwa biasa dan di luar kemampuan mereka dalam peristiwa-peristiwa yang luar biasa.
    III. Bahwa kita harus bermurah hati dalam mengampuni orang-orang yang menyakiti kita.
        . Janganlah kita terlampau menuntut hak ketika kita tidak menerimanya. "Barangsiapa yang mengambil jubahmu, baik dengan paksa maupun dengan curang, biarkan juga ia mengambil bajumu (ay. 29). Biarkan dia memperolehnya, tanpa harus bertengkar lagi. Demikian pula (ay. 30) kepada orang yang mengambil kepunyaanmu" (menurut Dr. Hammond), "yang meminjamnya, atau mengambilnya darimu berdasarkan kepercayaan. Jangan menagih milikmu darinya. Jika Allah mengizinkan utang tak terbayar, janganlah menggunakan hukum untuk melawannya, tetapi lebih baik kehilangan milik daripada menangkap dan mencekik orang itu (Mat. 18:28). Jika seseorang melarikan diri dengan utangmu dan mengambil kepunyaanmu, janganlah mengusik dirimu atau marah kepadanya."
        . Janganlah kita bersikap keras dan membalas kesalahan orang terhadap kita. Barangsiapa menampar pipimu yang satu. Daripada membalas perbuatannya atau mengirimkan surat perintah untuk membawanya ke pengadilan, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain. Artinya, abaikan saja hal itu, walaupun dengan begitu kamu mungkin akan merasa direndahkan, yang biasa terjadi dalam kejadian seperti ini. Jika orang menampar pipimu yang satu, daripada membalas tamparannya, bersiaplah menerima tamparan berikut darinya. Artinya, serahkan kepada Allah untuk membela perkaramu dan berdiam dirilah saat menerima penghinaan itu. Bilamana kita berbuat demikian, Allah akan memukul semua musuh kita, sejauh mereka adalah musuh-Nya juga, di rahang untuk mematahkan gigi orang-orang fasik (Mzm. 3:8). Karena Ia telah berkata, "Pembalasan itu adalah hak-Ku," dan Ia akan membuktikannya apabila kita membiarkan-Nya melakukan pembalasan bagi kita.
        . Bahkan lebih dari itu, kita harus berbuat baik kepada orang yang membenci kita. Inilah yang terutama hendak diajarkan Juruselamat kita dalam ayat-ayat ini sebagai suatu hukum yang khas dalam agama-Nya, dan sebagai suatu perbuatan yang harus dilakukan.
            (1) Kita harus bersikap baik kepada orang-orang yang menyakiti kita. Kita bukan saja harus mengasihi musuh kita dan berkehendak baik bagi mereka, tetapi juga berbuat baik kepada mereka seperti kepada siapa saja kalau memang diperlukan dan mampu kita lakukan. Kita harus berusaha menyatakannya melalui perbuatan yang membangun jika memang tersedia kesempatan untuk itu. Janganlah kita merencanakan yang jahat terhadap mereka atau berusaha membalas dendam. Apakah mereka mengutuk kita, berbicara jahat tentang kita dan mengharapkan kita celaka? Apakah mereka mencaci kita, baik melalui perkataan maupun perbuatan? Apakah mereka berusaha membuat kita tampak hina atau menjijikkan? Biarlah kita meminta berkat bagi mereka dan berdoa bagi mereka, berbicara yang baik-baik tentang mereka, mengharapkan yang terbaik bagi mereka, terutama bagi jiwa mereka, dan menjadi juru syafaat dalam doa kepada Allah bagi mereka. Hal ini diulangi dalam ayat 35: kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka. Supaya terasa ringan bagi kita, kewajiban yang sukar ini digambarkan sebagai suatu kemurahan hati dan sebagai suatu keberhasilan yang jarang dicapai orang. Mengasihi orang yang mengasihi kita bukanlah hal yang luar biasa dan aneh bagi murid-murid Kristus, sebab orang-orang berdosa pun mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. Dalam perbuatan itu tidak diperlukan penyangkalan diri sedikit pun. Perbuatan ini akan dilakukan oleh siapa saja, bahkan oleh orang yang berwatak buruk sekalipun. Tidak ada paksaan sama sekali dalam melakukannya (ay. 32). Bagi kita tidak ada jasanya bila kita mengasihi orang-orang yang berbicara dan berbuat tepat seperti yang kita mau mereka perbuat bagi kita. "Jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepadamu (ay. 33) dan membalas kebaikan mereka, apakah jasamu? Semua orang akan melakukan hal yang sama, karena memang kebiasaannya begitu, karena rasa hormat dan sebagai rasa terima kasih. Apakah manfaatmu bagi nama Kristus, atau nama baik apa yang bisa kauhasilkan? Sebab orang-orang berdosa pun yang tidak tahu apa-apa tentang Kristus dan pengajaran-Nya berbuat demikian. Namun, alangkah baiknya bila kamu melakukan sesuatu yang lebih mulia dan lebih tinggi, mengungguli sesamamu, melakukan hal yang tidak akan mau dilakukan orang berdosa, dan yang tidak akan mungkin dicapai berdasarkan landasan pikiran mereka: hendaklah kamu membalas kejahatan dengan kebaikan." Bukan supaya kita dianggap berjasa, tetapi supaya di mata Allah kita kelak menjadi ternama, terpuji dan terhormat, dan Dialah yang akan menerima ucapan syukur atas jasa-Nya.
            (2) Kita harus berbuat baik kepada orang-orang yang tidak akan memberikan keuntungan apa pun kepada kita (ay. 35). Pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan. Yang dimaksudkan adalah orang kaya harus meminjamkan sedikit uang mereka kepada orang miskin bagi keperluan mereka, untuk membeli makanan bagi diri mereka sekeluarga, atau untuk mencegah mereka dipenjarakan. Dalam hal ini, kita harus meminjamkan, dengan tekad tidak menuntut bunga atas pinjaman itu, seperti yang sepatutnya kita minta dari orang-orang yang meminjam uang untuk berdagang. Namun, ini belumlah semuanya. Kita harus meminjamkan meskipun memiliki alasan untuk menduga bahwa apa yang kita pinjamkan itu tidak akan kembali. Pinjamkan kepada mereka yang begitu miskin hingga mereka tidak mungkin mampu membayarnya kembali kepada kita. Ajaran ini dapat digambarkan dengan sangat baik melalui hukum Musa (Ul. 15:7-10) yang mewajibkan umat untuk memberikan pinjaman kepada saudara yang miskin sebanyak yang ia perlukan, walaupun tahun penghapusan utang sudah hampir tiba. Di sini terdapat dua alasan bagi kedermawanan ini.
                [1] Hal ini akan menguntungkan kita, sebab upah kita akan besar (ay. 35). Berdasarkan asas kedermawanan sejati, apa yang telah diberikan, dikeluarkan, dipinjamkan, atau terhilang di dunia ini akan digantikan di dunia yang akan datang dan akan sangat menguntungkan kita. Kamu bukan saja akan dibayar kembali, melainkan diganjar dengan upah besar. Kepadamu akan dikatakan, "Mari, hai kamu yang diberkati, terimalah Kerajaan itu."
                [2] Kita akan mendapat kehormatan olehnya, sebab dengan ini kita akan serupa dengan Allah dalam hal kebaikan, yang merupakan kemuliaan terbesar: "Kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, dan akan diakui oleh-Nya sebagai anak-anak-Nya karena menjadi serupa dengan-Nya." Allah itu sangat mulia karena Ia baik hati terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. Ia melimpahkan pemeliharaan-Nya bahkan terhadap orang yang paling jahat sekalipun, yang setiap hari membuat-Nya gusar dan yang memberontak kepada-Nya, serta menggunakan pemberian-pemberian itu hanya untuk mempermalukan diri-Nya. Itulah sebabnya Ia menyimpulkan (ay. 36), Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Hal ini menjelaskan ayat dalam Matius 5:48 yang berbunyi, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. Contohlah Bapamu dalam hal-hal yang memancarkan kesempurnaan-Nya." Orang-orang yang murah hati seperti Allah yang adalah murah hati, bahkan terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat, adalah sempurna, sama seperti Allah yang adalah sempurna. Ia akan menerima perbuatan itu dengan senang hati meskipun jauh dari sempurna. Kedermawanan disebut juga pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol. 3:14). Hal ini seharusnya membuat kita terdorong untuk bermurah hati terhadap saudara-saudara kita, bahkan terhadap mereka yang telah menyakiti kita. Ini bukan saja karena Allah berbuat demikian terhadap orang lain, tetapi juga terhadap kita, meskipun kita pernah dan masih berbuat jahat serta tidak tahu berterima kasih. Hanya karena belas kasihan-Nya sajalah kita tidak dibinasakan.


* Nasihat tentang Keadilan dan Ketulusan Hati (6:37-38)
    Semua perkataan Kristus dalam ayat-ayat di atas sudah kita baca dalam Injil Matius. Sebagian dalam Matius 7, dan sisanya dalam pasal-pasal lain. Ini adalah perkataan-perkataan yang sering digunakan Kristus. Perkataan-perkataan ini cukup disebutkan saja karena mudah dijelaskan. Grotius berpendapat bahwa di sini cukup mudah untuk mencari hubungan antara perkataan yang satu dengan yang lain. Ini adalah kata-kata mutiara, seperti amsal atau perumpamaan Salomo.
    Perhatikanlah di sini:

    I. Kita harus sangat berhati-hati dalam mencela orang lain, sebab kita sendiri pun perlu mengingat diri kita sendiri: "Oleh sebab itu janganlah kamu menghakimi, sebab dengan demikian kamu pun tidak akan dihakimi. Oleh karena itu janganlah kamu menghukum orang lain, sebab dengan demikian kamu pun tidak akan dihukum (ay. 37). Bermurahhatilah terhadap orang lain dengan tidak menyimpan kesalahan orang lain, menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, dan mengharapkan segala sesuatu. Maka orang lain pun akan bermurah hati juga terhadap kamu. Jika Allah tidak mau menghakimi dan menghukummu, orang juga tidak akan melakukannya." Mereka yang berbelas kasih kepada orang lain akan mendapati orang lain berbelas kasih juga kepada mereka.
    II. Jika kita memiliki roh yang suka memberi dan mengampuni, kita akan memetik keuntungannya. Ampunilah dan kamu akan diampuni. Jika kita mengampuni kerugian yang ditimbulkan orang lain atas diri kita, maka orang lain pun akan mengampuni kecerobohan kita juga. Jika kita mengampuni kesalahan orang lain terhadap kita, maka Allah akan mengampuni kesalahan kita terhadap-Nya Dia pasti akan memperhatikan orang berbudi luhur yang merancang hal-hal yang luhur (ay. 38), Berilah, dan kamu akan diberi. Allah, dalam pemeliharaan-Nya, akan mengganti kerugianmu. Hal itu dipinjamkan kepada-Nya, dan Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu (Ibr. 6:10), melainkan akan membayarnya kembali. Orang lain akan mencurahkannya ke dalam ribaanmu, sebab Allah sering memakai orang lain sebagai alat-Nya, bukan saja untuk membalaskan dendam-Nya, tetapi juga untuk menyampaikan imbalan-Nya oleh sebab kebenaran. Jika kita memberi dengan cara yang benar kepada orang lain di saat mereka membutuhkan, Allah akan menggerakkan hati orang lain untuk memberi kepada kita di saat kita memerlukan, dan memberi dengan berlimpah, suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang. Mereka yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Allah akan memberikan imbalan dengan berkelimpahan.
    III. Kita harus berharap diperlakukan sama seperti kita memperlakukan orang lain. Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Orang yang memperlakukan orang lain dengan keras harus mengakui, seperti yang dilakukan Adoni-Bezek (Hak. 1:7), bahwa Allah adil ketika orang lain juga memperlakukan mereka dengan keras. Mereka harus sadar bahwa mereka juga akan beroleh balasan atas perbuatan mereka. Tetapi mereka yang memperlakukan orang lain dengan baik hati, boleh berharap bahwa bila tiba saatnya, Allah akan memberi mereka teman-teman yang akan memperlakukan mereka dengan baik hati pula. Walaupun pemeliharaan Allah tidak selalu mengikuti aturan ini karena imbalan jasa itu yang sejati dan sepenuh-penuhnya disimpan untuk dunia lain, namun, biasanya kita diberi bagian yang cukup untuk mencegah kita dari tindak kekerasan serta untuk mendorong kita melakukan tindakan yang baik.

Label:   Lukas 6:27-38 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Sabtu, 2 Maret 2019 - Yesus memberkati anak-anak - Markus 10:13-16 - BcO 1Kor. 14:1-19 - Agnes dari Praha - warna liturgi Hijau

PREV:
Sabtu, 23 Februari 2019 - Yesus dimuliakan di atas gunung - Markus 9:2-13 - BcO 1Kor. 10:1-14 - Peringatan Wajib St. Polikarpus - warna liturgi Merah





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)