misa.lagu-gereja.com        
 
View : 5080 kali
Materi Khotbah Katolik 2019
Sabtu, 23 Februari 2019
(Markus 9:2-13)

Sabtu, 23 Februari 2019 - Yesus dimuliakan di atas gunung - Markus 9:2-13 - BcO 1Kor. 10:1-14 - Peringatan Wajib St. Polikarpus - warna liturgi Merah

Sabtu, 23 Februari 2019
Peringatan Wajib
St. Polikarpus
Ibr. 11:1-7;
Mzm. 145:2-3,4-5,10-11;
Markus 9:2-13;
BcO 1Kor. 10:1-14.
warna liturgi Merah

Markus 9:2-13
Yesus dimuliakan di atas gunung
9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, 9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. 9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. 9:5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." 9:6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. 9:7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." 9:8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri. 9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. 9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati." 9:11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?" 9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan? 9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia."


Penjelasan:

* Mrk 9:2 - Gunung yang tinggi // Berubah rupa
Gunung yang tinggi secara tradisional diidentifikasi sebagai Gunung Tabor di Galilea, tetapi gunung ini letaknya terlalu jauh dari Kaisarea Filipi. Gunung Hermon tampaknya lebih cocok. Berubah rupa. Terjemahan dari istilah Yunani metanzorphoõ, yang berarti perubahan bentuk secara hakiki. bukan perubahan penampilan luar yang dangkal. Tubuh manusiawi Tuhan kita dimuliakan, dan di dalam tubuh yang dimuliakan inilah pada suatu hari Dia akan datang untuk mendirikan kerajaan-Nya.

* Mrk 9:4 - Elia
Elia adalah pengalihan dari kata Yunani Elijah. Mengapa Musa dan Elia terpilih untuk muncul tidak disebutkan. Patut diperhatikan bahwa kedua tokoh ini meninggalkan dunia dengan cara yang tidak biasa. Lagi pula, Musa mewakili Hukum Taurat, sedangkan Elia merupakan salah satu di antara para nabi. Injil Lukas (9:31) menyatakan bahwa pokok pembicaraan mereka adalah kematian Kristus yang sudah dekat, sebuah tema yang terdapat di sepanjang Perjanjian Lama, baik dalam kitab Taurat maupun kitab Nabi-nabi.

* Mrk 9:6 - Sangat ketakutan
Sangat ketakutan. Mereka sangat ngeri menyaksikan peristiwa itu.

* Mrk 9:9 - jangan menceritakan kepada seorang pun
Perintah agar mereka jangan menceritakan kepada seorang pun adalah sesuai dengan kebijaksanaan Yesus untuk menahan diri agar berbagai pandangan yang salah tentang Mesias ketika itu tidak semakin menjadi-jadi. Sesudah peristiwa Kebangkitan, bahaya tersebut tidak ada lagi. Waktu itu pengalaman di atas gunung ini akan memiliki nilai rohani bagi para murid sebagai penegasan tentang iman mereka (bdg. II Ptr. 1:16-18).

* Mrk 9:11 - Ahli-ahli Taurat,
Pertanyaan tentang Elia muncul karena sang nabi hadir di dalam peristiwa pemuliaan itu. Ahli-ahli Taurat, dalam hal ini, merumuskan ajaran mereka berdasarkan Maleakhi 4:5, 6. Mungkin para murid bertanya-tanya dalam hati apakah penampilan sang nabi di atas gunung itu merupakan penggenapan dari nubuat tersebut.

* Mrk 9:12 - Bagaimanakah dengan yang ada tertulis
Nubuat ini memperoleh penegasan dari Tuhan, dan keterangan waktu yang dipakai (waktu sekarang yang akan datang) menunjukkan bahwa penggenapannya akan terjadi pada masa yang akan datang. Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu (bdg. Mal. 4:6) sebelum Mesias datang. Bagaimanakah dengan yang ada tertulis. Sebagian besar penelaah memandang sisa dari ayat ini sebagai sebuah pertanyaan, "Bagaimanakah dengan yang ada tertulis ... ?" Kedatangan Elia dinubuatkan di dalam Alkitab. Bagaimana dengan nubuat bahwa Mesias akan menderita dan ditolak? Kristus sedang berusaha membangkitkan pikiran para pengikut-Nya supaya mereka dapat mengerti bahwa Anak Manusia harus menderita dahulu sebelum Elia datang dan sebelum kedatangan Mesias dalam kemuliaan.

* Mrk 9:13 - Memperlakukan dia menurut kehendak mereka,
Tetapi ada pengertian bahwa Elia sudah datang. Matius 17:13 menjelaskan bahwa Dia sedang berbicara tentang Yohanes Pembaptis. Ini tidak berarti bahwa Yohanes adalah Elia tetapi bahwa Yohanes datang seperti Elia (bdg. Luk. 1:17; 1:21). Memperlakukan dia menurut kehendak mereka, menunjuk pada kematian Yohanes atas permintaan Herodias.

* Contoh gambaran dari Kerajaan itu terjadi saat Kristus dimuliakan di atas gunung, yakni enam hari setelah Ia bernubuat mengenai diri-Nya. Sebelum semua itu terjadi, Ia sudah mulai memberikan peringatan kepada murid-murid-Nya mengenai penderitaan dan kematian-Nya, dan untuk mengurangi kesedihan mereka mengenai ini, Ia memberi mereka melihat sekilas kemuliaan-Nya, untuk memperlihatkan bahwa penderitaan-Nya dilakukan atas kemauan-Nya sendiri, dan betapa berharganya kalau martabat dan kemuliaan-Nya itu ada pada mereka. Penampakan itu juga dimaksudkan untuk mencegah mereka tersandung karena salib.

    . Yesus dimuliakan di puncak sebuah gunung yang tinggi, seperti halnya percakapan antara Musa dan Allah yang terjadi di puncak Gunung Sinai, dan juga seperti ketika Musa memandang negeri Kanaan dari puncak Gunung Pisga. Menurut tradisi, di puncak Gunung Taborlah Kristus dimuliakan, dan jika ini benar, maka genaplah apa yang dikatakan Kitab Suci bahwa Tabor dan Hermon bersorak-sorai karena nama-Mu (Mzm. 89:13). Dr. Lightfoot, yang mengamati bahwa tempat terakhir Kristus berada adalah di daerah pesisir antara Kaisarea dan Filipi, yang jauh dari gunung Tabor, lebih berpendapat bahwa tempat itu adalah sebuah gunung tinggi yang dimaksudkan oleh Josephus, yakni di dekat Kaisarea.
    . Saksi peristiwa itu adalah Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Ketiga murid ini yang memberikan kesaksian di atas bumi ini, mereka meneruskan kesaksian Musa, Elia, dan suara dari sorga, yakni suara ketiga yang memberikan kesaksian dari atas. Kristus tidak membawa semua murid-Nya karena peristiwa ini harus dijaga kerahasiaannya. Seperti halnya ada berkat yang diberikan kepada para murid dan bukan kepada dunia, demikian pula ada berkat yang hanya diberikan kepada beberapa murid dan tidak kepada yang lain. Semua orang kudus adalah orang-orang yang dekat dengan Kristus, tetapi hanya beberapa dari mereka duduk di pangkuannya. Yakobus adalah yang pertama di antara kedua belas murid yang mati untuk Kristus, dan Yohanes hidup lebih lama daripada yang lain, untuk menjadi saksi terakhir dari kemuliaan-Nya; Yohanes bersaksi (Yoh. 1:14), "Kami melihat kemuliaan-Nya," begitu juga Petrus (2Ptr. 1:16-18).
    . Cara Yesus dipermuliakan, Yesus dipermuliakan di hadapan mereka, Ia tampak dalam rupa yang berbeda dari rupa biasa-Nya. Terjadi perubahan pada sifat atau ciri, tetapi unsur intinya atau substansinya tetap sama, dan ini merupakan suatu mujizat. Ini berlawanan dengan transubstansiasi, yaitu terjadinya perubahan substansi, sedangkan semua sifat atau ciri tetap sama, dan ini bukanlah suatu mujizat melainkan kecurangan dan penipuan, dan perbuatan yang demikian tidak pernah dilakukan Kristus. Lihatlah perubahan luar biasa yang akan terjadi pada tubuh manusia, saat Allah berkenan untuk memberikan penghormatan kepada mereka, seperti yang akan dilakukan-Nya terhadap tubuh orang-orang kudus-Nya pada hari kebangkitan. Yesus dipermuliakan di hadapan mereka: perubahan-Nya mungkin terjadi secara berangsur-angsur, dalam kemuliaan yang semakin besar, supaya murid-murid yang melihat-Nya saat itu memiliki bukti yang sangat pasti dan nyata, bahwa penampakan yang mulia ini tiada lain daripada Yesus yang terberkati itu sendiri, dan ini bukan khayalan mereka. Kelihatannya Yohanes menunjuk kepada hal ini (1Yoh. 1:1) ketika ia berbicara tentang firman hidup, seperti yang mereka lihat dan pandang dengan mata mereka sendiri. Pakaian-Nya putih berkilat-kilat, sehingga walaupun mungkin tadinya berwarna suram, jika bukan hitam, sekarang tampak jauh melampaui putihnya salju, melebihi apa yang dapat dilakukan ahli pembersih dan pemutih pakaian mana pun.
    . Yang menyertai-Nya dalam kemuliaan ini adalah Musa dan Elia (ay. 4). Mereka tampak berbicara dengan Dia, bukan untuk mengajar-Nya, tetapi untuk memberikan kesaksian kepada-Nya dan diajar oleh-Nya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa orang-orang kudus yang dipermuliakan itu juga saling bercakap-cakap dan bergaul, mereka mempunyai cara tersendiri untuk berbicara satu sama lain, yang tidak bisa kita mengerti. Musa dan Elia hidup dalam kurun waktu yang jauh berbeda, tetapi hal tersebut tidak ada artinya di sorga, di mana yang pertama menjadi yang terakhir, dan yang terakhir menjadi yang pertama, yaitu, semuanya satu di dalam Kristus.
    . Murid-murid turut menyaksikan pemandangan ini dan percakapan mereka dengan sangat gembira, dan Petrus, yang menjadi juru bicara bagi yang lainnya, berkata, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini" (ay. 5). Walaupun Kristus sedang berubah rupa dalam kemuliaan dan sedang bercakap-cakap dengan Musa dan Elia, Ia tetap mengizinkan Petrus untuk berbicara dan bersikap bebas kepada-Nya seperti biasa. Perhatikanlah, Tuhan kita Yesus Kristus, walaupun dalam keagungan dan kemuliaan, sama sekali tidak mengurangi kebaikan-Nya yang penuh kerendahan hati itu terhadap umat-Nya. Banyak orang, jika mereka sudah menjadi orang besar, mengharuskan teman-teman mereka menjaga jarak. Berlainan halnya dengan Kristus, yang sekalipun sudah dipermuliakan, masih tetap bisa didekati orang-orang percaya dengan penuh keberanian dan kebebasan untuk berbicara kepada-Nya. Bahkan dalam pembicaraan sorgawi ini masih juga ada kesempatan yang diberikan kepada Petrus untuk berkata-kata; dan inilah yang dikatakannya, "Tuhan, betapa bahagianya berada di tempat ini, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah di sini, biarlah ini menjadi tempat peristirahatan kita selamanya." Perhatikanlah, jiwa yang saleh menginginkan persekutuan dengan Kristus, bahwa adalah baik untuk berada dekat dengan Dia, baik untuk berada di gunung bersama Dia, walaupun tempatnya dingin dan terpencil. Adalah baik untuk berada di tempat yang terpisah dari kebisingan dunia ini dan menyendiri dengan Kristus. Jika hanya dengan Kristus yang dipermuliakan di atas sebuah gunung dengan Musa dan Elia saja sudah sedemikian indah, apalagi kalau kita nanti bisa bersama-Nya dipermuliakan di sorga bersama semua orang kudus! Tetapi perhatikanlah, pada waktu Petrus ada di gunung itu, ia lupa akan orang banyak yang membutuhkan kehadiran Kristus dan khotbah dari para murid. Pada saat itu, murid-murid yang lain sangat mengharapkan mereka (ay. 14). Perhatikanlah, jika keadaan kita baik, kita cenderung mengabaikan orang lain, dan jika kita berada dalam sukacita yang penuh, kita cenderung melupakan kebutuhan saudara-saudara kita. Kelemahan Petrus ialah lebih menyukai kebersamaan pribadi bersama Allah daripada menghadapi kebutuhan orang banyak. Paulus bersedia tinggal di dalam daging, daripada berangkat ke gunung kemuliaan (walaupun itu jauh lebih baik), ketika ia melihat jemaat Tuhan sangat memerlukannya (Flp. 1:24-25). Petrus menyatakan keinginannya untuk membuat tiga kemah yang berbeda bagi Musa, Elia dan Kristus, dan ini bukanlah rencana yang baik, sebab di antara hukum, nabi-nabi, dan Injil, ada keselarasan yang sempurna sehingga satu kemah saja sudah cukup bagi mereka; mereka tinggal bersama dalam kesatuan. Tetapi apa pun yang tidak pantas yang dikatakan Petrus, dia dimaafkan, karena mereka semua hampir mati ketakutan, dan Petrus tidak tahu apa yang harus dikatakannya (ay. 6), sehingga tidak menyadari bagaimana akhir dari tindakannya itu.
    . Suara yang datang dari sorga itu merupakan bukti dari keperantaraan Yesus (ay. 7). Maka datanglah awan menaungi mereka, menjadi tempat berlindung bagi mereka. Sementara Petrus berkata untuk membuat kemah bagi Kristus dan teman-teman-Nya itu, lihatlah bagaimana rencananya digantikan, awan menaungi mereka, menggantikan kemah menjadi tempat untuk berlindung (Yes. 4:5). Sementara dia berbicara mengenai kemahnya, Allah menciptakan kemah-Nya sendiri yang bukan buatan tangan manusia. Kemudian, dari awan itu (yang hanya merupakan bayangan dari kemuliaan sempurna yang disebut Petrus) terdengar suara yang mengatakan, "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." Allah mengakui dan menerima Yesus sebagai Anak yang dikasihi-Nya, dan Dia siap menerima kita di dalam Yesus; karena itu, kita juga harus mengakui dan menerima Yesus sebagai Penyelamat kita terkasih, dan menyerahkan diri kita untuk diperintah oleh-Nya.
    . Penglihatan yang terjadi saat itu hanya dirancang untuk memperkenalkan suara dari sorga itu, sehingga begitu suara tersebut terdengar, semua pemandangan tadi langsung hilang (ay. 8). Sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling, dan belum lagi sirna rasa takjub mereka itu, semuanya telah lenyap, mereka tidak melihat seorang pun lagi. Elia dan Musa telah hilang dari pandangan, hanya Yesus yang masih bersama mereka, dan Ia tidak lagi tampak dalam rupa kemuliaan-Nya, tetapi tampak seperti biasanya. Perhatikanlah, Kristus tidak meninggalkan jiwa-jiwa ketika sukacita dan penghiburan yang luar biasa pergi meninggalkan jiwa-jiwa itu. Sekalipun percakapan Kristus yang membahagiakan dan sangat menarik bagi jiwa kita sekali waktu bisa dihentikan, namun sebagai murid-murid-Nya, kita masih dan selalu memiliki kehadiran-Nya bersama mereka, bahkan sampai akhir zaman, dan kita harus terus ingat akan hal ini. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan untuk makanan setiap hari dan tidak terus-menerus mengharapkan perayaan atau pesta di dunia ini.
    . Dalam perikop ini diceritakan juga mengenai pembicaraan antara Kristus dan murid-murid-Nya, saat mereka turun dari gunung.
        (1) Yesus menyuruh mereka untuk tidak menceritakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sampai Ia bangkit dari antara orang mati, yang akan melengkapi bukti dari pengutusan ilahi-Nya. Setelah kebangkitan-Nya itu, barulah murid-murid diizinkan untuk menyebarkan penglihatan tersebut dan harus bersama dengan bukti-bukti lainnya (ay. 9). Di samping itu, Yesus sekarang sedang merendahkan diri-Nya dan karena itu berada dalam kedudukan yang rendah sehingga Dia tidak mau menampilkan sesuatu di depan umum yang bisa bertentangan dengan keadaan-Nya itu, karena Dia mau merendahkan diri-Nya dalam segala hal. Perintah untuk diam ini berguna juga bagi para murid, karena hal tersebut bisa mencegah mereka untuk tidak membanggakan diri bahwa mereka dibiarkan sangat akrab dengan Kristus dan menjadi sombong dengan penyingkapan yang besar itu. Orang harus mematikan dirinya dari keinginan untuk menceritakan berbagai kemajuan yang dicapainya, supaya sikap menyombongkan diri bisa dicegah.
        (2) Murid-murid tidak mengetahui apa yang dimaksudkan dengan bangkit dari antara orang mati. Mereka tidak bisa sampai pada pemikiran apa pun bahwa Mesias akan mati (Luk. 18:34), dan karena itu mereka lantas mengira bahwa kebangkitan yang Yesus katakan itu merupakan suatu kiasan, yaitu mengenai kebangkitan-Nya dari keadaan-Nya yang hina dan rendah ini menjadi orang yang bermartabat tinggi dan berkuasa atas suatu kerajaan dunia seperti yang mereka harapkan. Tetapi jika perkiraan mereka ini benar, ada masalah lain yang bisa memalukan mereka (ay. 11), yaitu Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, sebelum kedatangan Mesias dalam kemuliaan, menurut urutan yang ditetapkan dalam Perjanjian Lama, Elia harus datang terlebih dahulu? Tetapi bukankah Elia telah tiada, dan Musa juga. Nah, yang menyebabkan masalah ini adalah bahwa ahli-ahli Taurat mengajarkan mereka untuk mengharapkan Elia dalam rupa jasmaninya yang sesungguhnya, padahal yang sebenarnya dimaksudkan adalah seseorang yang mempunyai roh dan kuasa seperti yang dipunyai Elia. Perhatikanlah, kesalahmengertian terhadap Kitab Suci merupakan perusak dan penghalang terbesar bagi penerimaan kebenaran.
        (3) Kristus memberi mereka kunci untuk mengartikan nubuat tentang Elia (ay. 12-13); "Memang benar dinubuatkan bahwa Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu, dan menjadikan segala sesuatu itu benar, dan (walaupun kamu tidak mengerti ini) juga dinubuatkan mengenai Anak Manusia, bahwa Ia harus mengalami banyak penderitaan, dihina dan dicela serta direndahkan orang. Dan, sekalipun ahli-ahli Taurat tidak memberitahukan hal ini kepadamu, Kitab Suci menyebutnya, dan kamu punya banyak alasan yang sama untuk mempercayainya seperti yang kamu percaya tentang nubuat mengenai Elia itu tadi, dan jangan anggap nubuat tentang Anak Manusia ini aneh. Akan tetapi, mengenai Elia, aku berkata kepadamu, Ia telah datang; dan jika kamu bisa berpikir sedikit, kamu akan mengerti siapa yang Aku maksudkan, yaitu orang yang telah mereka perlakukan dengan sekehendak hati mereka," seperti perbuatan jahat yang mereka lakukan terhadap Yohanes Pembaptis. Banyak para pemikir zaman dulu beranggapan bahwa selain kedatangan Yohanes Pembaptis dalam roh Elia, Elia sendiri, bersama Henokh, juga diharapkan akan datang sebelum kedatangan Kristus yang kedua, yang di dalam nubuat Maleakhi disebutkan bahwa mereka akan melakukan pekerjaan yang jauh lebih besar lagi daripada Yohanes Pembaptis. Tetapi pikiran ini hanya merupakan khayalan yang tidak berdasar, karena Elia yang sesungguhnya, seperti halnya Mesias yang sesungguhnya yang dijanjikan, telah datang, dan kita tidak perlu mencari yang lain. Kata-kata ini, sesuai dengan apa yang ada tertulis tentang dia, tidak menunjuk kepada perlakuan orang terhadap dia sekehendak hati mereka, tetapi hanya pada kedatangannya. Elia sedang datang, dan telah datang, dan sudah terjadi, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.


Label:   Markus 9:2-13 



Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019
Lukas 10:1-9(1)
Lukas 15:1-3.11-32(1)
Lukas 18:9-14(1)
Lukas 1:1-4;4:14-21(1)
Lukas 22:14-23:56(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 4:1-13(1)
Lukas 4:21-30(1)
Lukas 5:1-11(1)
Lukas 5:27-32(1)
Lukas 6:27-38(1)
Lukas 6:39-45(1)
Lukas 9:11b-17(1)
Lukas 9:28b-36(1)
Lukas 9:51-62(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 16:9-15(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 9:2-13(1)
Matius 16:13-19(1)
Matius 5:43-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Yohanes 10:27-30(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 11:45-56(1)
Yohanes 13:31-33a,34-35(1)
Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1)
Yohanes 14:23-29(1)
Yohanes 14:7-14(1)
Yohanes 15:18-21(1)
Yohanes 16:23b-28(1)
Yohanes 17:20-26(1)
Yohanes 21:1-19(1)
Yohanes 21:20-25(1)
Yohanes 2:1-11 (1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 6:16-21(1)
Yohanes 6:60-69(1)
Yohanes 7:40-53(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Minggu, 24 Februari 2019 - Lukas 6:27-38 - BcO 1Kor. 10:14-11:1 - Hari Minggu Biasa VII - warna liturgi Hijau

PREV:
Minggu, 17 Februari 2019 - Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang - Lukas 6:17,20-26 - BcO 1Kor. 6:12-20 - Hari Minggu Biasa VI - warna liturgi Hijau





Arsip Materi Khotbah Katolik 2019..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)