|
Jumat, 2 Juni 2023 Renungan Katolik Jumat, 2 Juni 2023 - Markus 11:11-26 BcO Yakobus 1:1-18 - Marselinus dan Petrus#tag: Jumat, 2 Juni 2023 Marselinus dan Petrus Sir. 44:1,9-12; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a.9b; Markus 11:11-26 BcO Yakobus 1:1-18 Warna Liturgi Hijau Markus 11:11-26 11:11 Sesampainya di Yerusalem Ia masuk ke Bait Allah. Di sana Ia meninjau semuanya, tetapi sebab hari sudah hampir malam Ia keluar ke Betania bersama dengan kedua belas murid-Nya. Yesus mengutuk pohon ara 11:12 Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. 11:13 Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. 11:14 Maka kata-Nya kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu selama-lamanya!" Dan murid-murid-Nyapun mendengarnya. Yesus menyucikan Bait Allah 11:15 Lalu tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati dibalikkan-Nya, 11:16 dan Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. 11:17 Lalu Ia mengajar mereka, kata-Nya: "Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!" 11:18 Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya. 11:19 Menjelang malam mereka keluar lagi dari kota. Pohon ara yang sudah kering Nasihat Yesus tentang doa 11:20 Pagi-pagi ketika Yesus dan murid-murid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya. 11:21 Maka teringatlah Petrus akan apa yang telah terjadi, lalu ia berkata kepada Yesus: "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kaukutuk itu sudah kering." 11:22 Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah! 11:23 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. 11:24 Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. 11:25 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." 11:26 (Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.) Penjelasan: * Kristus, yang diterima dan disambut dengan begitu meriah, memasuki kota dan langsung pergi ke Bait Allah. Di sana tidak ada perjamuan anggur untuk menjamu-Nya, bahkan sedikit makanan pun tidak. Walaupun begitu, Ia segera mulai bekerja, karena itulah yang menjadi makanan dan minuman-Nya. Ia masuk ke Bait Allah, sehingga firman Tuhan digenapi, "Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke Bait-Nya dengan tiba-tiba, tanpa pemberitahuan sebelumnya. Ia akan mengejutkanmu pada hari kedatangan-Nya, karena Ia akan menjadi seperti api tukang pemurni logam, dan seperti sabun tukang penatu" (Mal. 3:1-3). Ia masuk ke Bait Allah dan meninjau keadaannya saat itu (ay. 11). Ia melihat-lihat segala sesuatu di sekelilingnya, tetapi tidak mengatakan apa pun. Ia melihat banyak ketidakteraturan di sana, tetapi tetap diam (Mzm. 50:21). Walaupun Ia bermaksud untuk menekan orang-orang itu, Ia tidak mau melakukannya dengan tiba-tiba, supaya jangan sampai orang mengira Ia sedang tergesa-gesa. Ia membiarkan semuanya ini seperti apa adanya untuk malam ini, supaya Ia dapat menyiapkan diri untuk keesokan paginya, dan juga supaya Ia dapat mengkhususkan hari itu bagi-Nya. Kita boleh merasa yakin bahwa Allah melihat semua kejahatan yang ada di dalam dunia, tetapi Ia tidak langsung menanganinya ataupun menghancurkannya saat itu juga. Setelah memperhatikan semua yang terjadi dalam Bait Allah, Kristus beristirahat di rumah seorang teman-Nya di Betania, karena di sana Ia bisa bebas dari keramaian kota dan segala kasak-kusuk dan kecurigaan memimpin suatu kelompok yang memecah belah. * Kristus Mengutuk Pohon Ara yang Tidak Berbuah (11:12-26) Dalam perikop ini diceritakan tentang: I. Kristus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah. Ia mempunyai tempat beristirahat yang nyaman di Betania, dan karena itu Ia pergi ke sana untuk beristirahat. Namun, pekerjaan-Nya ada di Yerusalem, sebab itu, Ia kembali ke situ keesokan hari paginya, pada jam kerja. Begitu bersungguh-sungguhnya Ia bekerja, sampai-sampai Ia keluar dari Betania tanpa sarapan terlebih dahulu. Karena itu, belum lagi berjalan jauh, Ia sudah merasa lapar (ay. 12), karena Ia juga merasakan semua kelemahan-kelemahan tidak berdosa yang menjadi sifat kita manusia. Karena ingin makan, Ia mendekati sebuah pohon ara yang dilihat-Nya dari jauh. Pohon ara ini dihiasi dengan daun-daun hijau, dan Ia berharap pohon itu diperkaya pula dengan buah-buahnya. Tetapi, tidak ada yang didapati-Nya selain dedaunan saja. Ia berharap bisa menemukan buah, karena waktu untuk mengumpulkan buah ara sudah dekat, walaupun belum tiba saatnya. Jadi, tidak dapat dikatakan bahwa pohon itu telah menghasilkan buah tetapi buahnya sudah dikumpulkan dan habis, karena waktu mengumpul itu memang belum tiba. Mungkin juga Ia tidak menemukan apa-apa, karena memang saat itu bukan musim buah ara, bukan tahun ara yang baik. Namun, pohon ara yang satu ini jauh lebih buruk daripada pohon ara yang mana saja, karena tidak ada satu buah pun di atasnya, padahal daun-daunnya sangat rimbun. Tetapi, pelajaran yang ingin Kristus berikan dari kejadian ini bukan diberikan kepada pohon-pohon, tetapi kepada manusia, dari generasi waktu itu, karena itu Ia mengutuknya dengan kutuk yang berlawanan dengan berkat yang pertama, Berbuahlah. Maka, kata-Nya kepada pohon itu, "Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya" (ay. 14). Manisan dan buah yang baik, dalam perumpamaan Yotam, merupakan kehormatan dari pohon ara (Hak. 9:11), yang bermanfaat bagi manusia, dan yang lebih disukai bahkan melebihi menjadi raja atas pohon-pohon lain. Tetapi, kini kehormatan ini sudah dicabut dan digantikan dengan kutuk yang keras. Hal ini dimaksudkan untuk menjadi bentuk dan jenis dari hukuman yang dijatuhkan kepada umat Yahudi, yang kepadanya Ia datang, untuk mencari buah, tetapi tidak menemukannya (Luk. 13:6-7), dan walaupun tidak langsung ditebang, seperti kutuk dalam perumpamaan tersebut, namun, seperti yang kita saksikan dalam sejarah, mereka ditimpa oleh kebutaan dan kesusahan (Rm. 11:8,25), sehingga untuk seterusnya mereka menjadi tidak berguna lagi. Murid-murid mendengar kalimat yang dikatakan Kristus kepada pohon ara itu dan memperhatikannya. Kecaman yang keluar dari mulut Kristus harus diperhatikan dan diingat, seperti halnya ucapan berkat. II. Pembersihan Bait Allah dari para pedagang dan dari orang-orang yang menjadikannya sebagai tempat berlalu lalang. Kita tidak menemukan bahwa Kristus mendapat makanan di tempat lain setelah Ia tidak memperoleh apa-apa dari pohon ara itu. Namun begitu, walaupun tidak makan, hati-Nya yang sangat berkobar-kobar akan rumah Allah membuat Dia lupa akan diri-Nya sendiri, sehingga Ia datang ke Yerusalem dalam keadaan lapar dan langsung menuju Bait Allah, mulai merombak dan mengoreksi segala bentuk penyalahgunaan yang telah Ia tandai pada hari sebelumnya itu. Dengan ini Ia memperlihatkan bahwa pada saat Penebus datang ke Sion, tujuan-Nya adalah untuk menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub (Rm. 11:26), dan bahwa Ia tidak datang, seperti yang dituduhkan kepada-Nya, untuk menghancurkan Bait Allah, tetapi sebaliknya, untuk memurnikan dan memperbaiki keadaannya, serta mengembalikan Gereja-Nya kepada keadaannya yang benar seperti pada mulanya. . Ia mengusir para pembeli dan penjual, menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang (dan melemparkan uangnya ke tanah, yaitu tempat yang lebih cocok untuknya) dan bangku-bangku pedagang merpati. Semua ini dilakukan-Nya sebagai seorang yang memiliki kuasa atau otoritas untuk itu, sebagai seorang Anak di dalam rumah-Nya sendiri. Kenajisan Putri Sion sedang dibersihkan, bukan dengan kekuatan, bukan dengan kekuasaan, tetapi oleh roh yang mengadili dan roh yang membakar. Dan Ia melakukannya tanpa perlawanan, karena apa yang dilakukan-Nya merupakan perwujudan dari apa yang baik dan benar, bahkan menurut suara hati mereka yang menyetujui semua perilaku jahat yang terjadi dalam Bait Allah itu, karena mereka mendapatkan uang darinya. Perhatikanlah, kejadian ini bisa jadi memberikan semangat bagi para pembaru yang sering kali bersemangat untuk memberantas korupsi dan memperbaiki yang salah, bahwa sebenarnya pekerjaan ini lebih mudah daripada yang disangka orang. Usaha-usaha yang bijaksana kadang-kadang mendatangkan keberhasilan melebihi apa yang diharapkan tanpa berhadapan dengan singa-singa yang menghadang di tengah jalan, yang selalu suka membuat orang merasa ketakutan terlebih dulu. . Ia tidak memperbolehkan orang membawa barang-barang, harta benda atau barang dagangan apa saja, melintasi Bait Allah atau halaman-halamannya, karena orang biasanya melewati Bait Allah supaya lebih dekat dan cepat (ay. 16). Orang Yahudi mengakui bahwa tindakan tersebut merupakan salah satu contoh penghormatan kepada Bait Allah, yaitu untuk tidak menjadikan Bait Allah jalan atau tempat perlintasan umum, atau untuk masuk ke dalamnya dengan barang bawaan. . Ia memberikan sebuah alasan yang baik untuk masalah ini karena ada tertulis bahwa Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa (ay. 17). Perkataan ini tertulis dalam Yesaya 56:7, dan isinya berlaku bagi semua orang. Rumah-Nya akan menjadi rumah doa bagi segala bangsa, dan demikianlah yang terjadi pada Bait Allah yang dibangun pertama kali. Ketika Salomo mempersembahkannya, Bait Allah itu juga diperuntukkan bagi orang asing (1Raj. 8:41). Dan sudah dinubuatkan bahwa akan menjadi lebih dari itu. Kristus akan mempunyai Bait Allah, seperti sejenis Gereja-Injil, yang menjadi: (1) Rumah Doa. Setelah mengusir semua lembu jantan dan merpati dari Bait Allah, yang saat itu biasa dipakai sebagai korban untuk persembahan, Ia menghidupkan kembali tempat itu sebagai rumah doa yang sebenarnya. Dengan ini Ia mau mengajarkan kepada kita bahwa ketika semua korban dan persembahan dihapuskan, korban rohani berupa doa dan pujian harus terus berlanjut dan ada sampai selamanya. (2) Ini juga berlaku pada semua bangsa, dan bukan hanya bagi bangsa Yahudi saja, karena barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan, walaupun secara daging bukan berasal dari keturunan Yakub. Karena itulah tidak semestinya bangsa Yahudi membuat Rumah Doa itu menjadi sarang penyamun, sehingga bisa menimbulkan prasangka bangsa-bangsa lain mengenai tempat itu, padahal mereka ini justru seharusnya diundang untuk datang ke sana. Pada waktu Kristus mengusir para pembeli dan penjual di awal pelayanan-Nya, Ia hanya menyalahkan mereka karena menjadikan Bait Allah tempat berjualan (Yoh. 2:16). Tetapi, sekarang Ia menuduh mereka menjadikannya sarang penyamun, sehingga sejak saat itu mereka telah dua kali mencoba untuk melempari Dia di Bait Allah (Yoh. 8:59; 10:31). Para pedagang di sana terkenal dengan kecurangan mereka terhadap para pelanggan, dan mengambil keuntungan dari kebodohan dan kebutuhan orang-orang desa, yang tidak lebih baik daripada tindakan merampok. Mereka beribadah dengan segala pikiran duniawi yang sia-sia, sehingga membuat rumah doa menjadi tempat berjualan. Dengan berpura-pura mereka mengucapkan doa-doa yang panjang-panjang untuk memeras rumah janda-janda, sehingga menjadikan rumah doa itu sebagai sarang penyamun. . Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat sangat marah dengan kejadian ini (ay. 18). Mereka membenci Yesus, dan tidak suka diubah oleh-Nya, tetapi mereka juga takut kepada-Nya, kalau-kalau Ia akan menggulingkan kedudukan mereka dan mengusir mereka, karena mereka sendiri sadar telah mengotori dan menyalahgunakan kekuasaan mereka. Mereka menemukan bahwa Kristus memiliki daya tarik yang besar, sehingga semua orang takjub akan pengajaran-Nya, dan semua yang dikatakan-Nya menjadi sabda dan hukum bagi mereka, dan kalau Dia sudah mendapat dukungan seperti ini, apa lagi yang tidak akan berani diusahakan-Nya? Apa lagi yang tidak dapat dipengaruhi-Nya? Karena itu mereka berupaya, bukan bagaimana mereka bisa berdamai dengan Dia, tetapi bagaimana mereka bisa menghancurkan-Nya. Apa yang mereka lakukan merupakan suatu usaha karena tidak ada jalan lain, yang mau tidak mau harus mereka lakukan walaupun mungkin saja disertai rasa takut, yaitu bertempur melawan Allah. Tetapi mereka tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan, untuk mendukung kekuasaan dan kemuliaan mereka. III. Pembicaraan Kristus dengan murid-murid-Nya mengenai pohon ara yang mengering setelah dikutuk oleh Dia. Sekarang pun, seperti biasanya, Ia keluar lagi dari kota (ay. 19), ke Betania. Mungkin mereka pergi saat hari sudah gelap, sehingga tidak dapat melihat pohon ara. Tetapi keesokan paginya, ketika mereka melewatinya, mereka melihat pohon ara itu sudah kering sampai ke akar-akarnya (ay. 20). Banyak kali dalam kutuk Kristus, apa yang terjadi lebih dari yang dinyatakan-Nya, seperti terlihat dari dampak yang ada. Kutuk-Nya tidak lebih bahwa pohon ara itu tidak akan pernah berbuah lagi, tetapi pengaruhnya lebih dari itu, pohon ara tersebut sudah kering sampai ke akar-akarnya. Jika tidak berbuah, pohon itu juga tidak akan berdaun supaya tidak mengelabui orang. Sekarang perhatikanlah: . Bagaimana murid-murid-Nya terpengaruh dengan kejadian itu. Petrus ingat apa yang dikatakan Yesus dan berkata, dengan terkejut, "Rabi, lihatlah, pohon ara yang Kau kutuk itu sudah kering" (ay. 21). Ingat, kutuk Kristus mempunyai dampak yang luar biasa, ia membuat orang yang sebelumnya bertumbuh seperti semak hijau segera mengering. Mereka yang dikutuki-Nya, dikutuk sepenuhnya. Ini menggambarkan karakter dan keadaan Gereja Yahudi, yang untuk seterusnya menjadi pohon yang kering sampai ke akar-akarnya, yang tidak lagi cocok untuk dimakan, dan hanya cocok untuk dijadikan kayu bakar. Jabatan imamat kaum Lewi disahkan dan dikuatkan melalui mujizat sebuah tongkat kering, yang dalam satu malam bertunas, berbunga, dan mengeluarkan buah badam (Bil. 17:8). Ini merupakan suatu pertanda bahagia atas keberhasilan dan kemajuan dari tugas imamat kaum Lewi. Dan sekarang, melalui mujizat yang berlawanan, berakhirnya masa jabatan imamat tersebut ditandai dengan mengeringnya pohon yang sedang bertumbuh dan mengembang dalam waktu satu malam saja. Inilah hukuman yang adil bagi imam-imam yang menyalahgunakan kedudukan mereka itu. Dan hal ini tampak sangat aneh bagi para murid, dan hampir tidak bisa dipercaya, bahwa bangsa Yahudi, yang sudah begitu lama menjadi milik Allah, yang diakui-Nya sebagai satu-satunya umat pilihan di dunia, harus ditinggalkan-Nya. Mereka tidak dapat membayangkan bagaimana pohon ara itu bisa mengering dalam waktu singkat, tetapi ini terjadi karena adanya penolakan terhadap Kristus, dan karena ditolak oleh-Nya. BcO Yakobus 1:1-18 Salam 1:1 Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. Iman dan hikmat 1:2 Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 1:3 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 1:4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya. 1:6 Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. 1:7 Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. 1:8 Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Keadaan rendah dan keadaan kaya 1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, 1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. 1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap. Pengujian dan pencobaan 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. 1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. 1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya. Penjelasan: * Arti “bersukacita” yang sesungguhnya. Benarkah himbauan: “Tetaplah bersukacita ketika Anda terpaksa kehilangan pekerjaan tetap akibat penolakan Anda melakukan KKN dalam perusahaan”, merupakan aplikasi yang tepat dari pernyataan Yakobus (2)? Tidak sepenuhnya benar, bila hanya sebatas pengertian bahwa Kristen harus meminimalkan dukacita yang dialaminya dan bersikap seolah-olah tidak pernah merasakan sedih, pedih, merintih, dan menangis. Benarkah bahwa Kristen tidak boleh berdukacita akibat pencobaan yang dialaminya? Apakah harus bersikap naif terhadap dukacita yang dialaminya? Tidak benar demikian! Dalam menghadapi pencobaan dan pergumulan yang berat, Kristen harus hidup dalam dunia realita. Namun tidak terhanyut dalam perasaan yang menekan, gagal, dan suasana perkabungan. Mengapa demikian? Karena ada satu keyakinan bahwa pencobaan yang dialaminya diizinkan Tuhan untuk menguji imannya dan mendewasakan kehidupan rohaninya (3-4). Kristen mengalami proses pergumulan dari dukacita menjadi sukacita yang bukan bergantung pada situasi yang telah berubah menjadi menyenangkan, tetapi semata bergantung kepada pengenalan akan Allah yang memiliki tujuan mulia dan mampu memberi kekuatan untuk menghadapi segala pencobaan. Itulah sebabnya kata ‘berbahagia’ yang dipakai Yakobus bukan berdasarkan dukungan secara material tetapi kekayaan rohani, sehingga mampu menempatkan pencobaan sebagai batu uji iman (2-3). Progresif pengenalan seseorang akan Allah menolong dia menyikapi pencobaan dengan hikmat. Bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki hikmat? Yakobus pun membahas dalam suratnya (5-8). Orang yang kekurangan hikmat hendaknya datang kepada sumber hikmat, Allah sendiri, yang tidak pernah kekurangan hikmat, atau terlalu pelit memberikannya kepada yang memintanya dengan iman. * Menilai status dan kemilikan Apakah kekayaan dapat memecahkan masalah hidup? Kelompok pertama yang Yakobus sebut "saudara" adalah pembaca surat Yakobus yang, karena perubahan besar yang terjadi dalam hidup mereka, menjadi miskin. Ada yang semula kaya, tetapi harus merelakan harta mereka untuk menolong sesama yang menderita. Ada yang mengalami penderitaan karena perantauan ke wilayah lain. Ada juga yang, karena iman, harus kehilangan posisi dan miliknya. Semua itu menggambarkan perubahan kedudukan mereka dari tinggi ke rendah. Di mata orang di sekitarnya, mereka tidak lagi dianggap. Yakobus mengingatkan bahwa meski sekarang mereka rendah, tetapi mereka patut bermegah karena kedudukan yang tinggi di dalam Tuhan (9). Tinggi sebab mereka adalah ahli waris Kerajaan Allah. Siapakah orang kaya di sini? Jika mereka orang kaya di luar Tuhan, ini mengingatkan mereka agar mencari nilai hidup dengan merendahkan diri kepada Tuhan. Bila yang dimaksud adalah orang percaya yang kaya, mereka patut bersyukur bahwa dengan menjadi bagian dari kelompok umat Tuhan yang, meski dipandang miskin dan hina oleh manusia, tetapi telah mendapat nilai hidup di dalam Tuhan (10-11). Manusia memang cenderung tertarik pada harta, akibatnya bergumul setiap hari untuk bekerja dan mencari harta benda. Padahal hidup hanya untuk harta tidak boleh menjadi pilihan hidup. Fokus hidup harus tetap hanya pada status sebagai umat tebusan Allah. Kebanggaan ini yang seharusnya menjadi ciri utama umat Allah. Cobaan karena adanya perubahan status dari kaya menjadi miskin seharusnya disikapi dengan hikmat Ilahi dan penuh syukur. Perubahan terus berlangsung di dunia ini dan menjadi bagian hidup kita setiap hari. Namun kiranya setiap perubahan tidak membuat hati kita beralih dari Tuhan. Kiranya hidup kekal dalam kasih Allah yang tak berubah itu memampukan kita menjalani hidup yang kokoh dan mendorong lahirnya kemegahan di dalam Kristus. * Tahan uji Semua orang pernah mengalami pencobaan di dalam hidupnya. Pemicunya adalah keinginan diri. Setelah terseret dan terpikat, lalu ditindaklanjuti hingga berujung pada dosa. Dosa selalu melahirkan maut (14-15). Oleh karena itu, Yakobus menyatakan, "Berbahagialah orang yang tahan uji" (12). Artinya pencobaan itu tidak harus berujung pada dosa. Ada pencobaan yang berujung pada mahkota kehidupan. Ini terjadi jika orang bertahan dan menolak daya tarik kejahatan. Mahkota kehidupan diberikan Allah sebagai bukti bahwa orang tersebut setia mengasihi Allah. Yakobus menolak pendapat bahwa pencobaan di dalam diri manusia berasal dari Allah. Allah tidak pernah mencobai seorang pun (13)! Tahan uji dalam pencobaan menjadi kunci sukses dalam mengarungi kehidupan iman Kristen. Alkitab mengisahkan berbagai teladan dari para tokoh iman. Yesus sendiri memperlihatkan ketahanan-Nya dalam ujian setelah Ia menyelesaikan masa empat puluh hari puasa. Pimpinan Roh Kudus dalam diri Tuhan juga memberi kesaksian bahwa Roh Kudus berperang aktif dalam hidup-Nya. Roh Kudus memampukan orang Kristen untuk mengenali kuat kuasa-Nya melalui ketahanan dalam pencobaan. Tahan uji membuktikan bahwa orang Kristen menggunakan sepenuhnya perlengkapan senjata rohani (Ef. 6:10-20). Setiap kali menang, maka layaklah orang Kristen disebut berbahagia. Nilai moral yang tinggi dalam ketaatan membuat hidup menjadi berhasil. Orang Kristen perlu serius memperhatikan kondisi tahan uji, karena Allah memang menginginkan kita menjadi tahan uji. Dia bukan hanya mengizinkan adanya pencobaan tetapi juga membimbing kita untuk lulus dari pencobaan, bagaimana pun bentuk dan sifatnya. Asal kita punya semangat untuk tahan uji, maka meski di sekitar kita banyak yang kalah dalam pencobaan, kita tidak akan menjadi sama seperti mereka. Lihat terus pada mahkota kehidupan yang Allah janjikan! Itu akan membuat kita terus memiliki semangat juang untuk mengalahkan pencobaan.
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023 Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Sabtu, 3 Juni 2023 - Markus 11:27-33 - BcO Yakobus 1:19-27 - Peringatan Wajib St. Karolus Lwanga dkk Hari Sabtu Imam PREV: Renungan Katolik Kamis, 1 Juni 2023 - Kesempatan Satu-Satunya - Markus 10:46-52 - BcO 1 Korintus 16:1-24 - Peringatan Wajib St. Yustinus Martir 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |