misa.lagu-gereja.com        
 
View : 5584 kali
Khotbah Katolik 2018
Sabtu, 17 Nopember 2018
(Lukas 18:1-8)

Sabtu, 17 Nopember 2018 - Lukas 18:1-8 BcO 1Mak. 3:1-26 - Pw S. Elisabet dr Hungaria, Biarw (P)

Sabtu, 17 Nopember 2018
Pw S. Elisabet dr Hungaria, Biarw (P).
BcE 3Yoh. 5-8;
Mzm. 112:1-2,3-4,5-6;
Lukas 18:1-8; atau dr RUybs..
BcO 1Mak. 3:1-26.
O IbdSore I.
Pekan Biasa XXXIII
O Pekan I

Lukas 18:1-8
Perumpamaan tentang hakim yang tak benar
18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun. 18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan berkata: Belalah hakku terhadap lawanku. 18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun, 18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku." 18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu! 18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka? 18:8 Aku berkata kepadamu: Ia akan segera membenarkan mereka. Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Penjelasan:

* Luk 18:1-8 - Hakim yang Lalim
    Kita temukan dalam pasal ini:
    I. Perumpamaan mengenai seorang janda yang keras hati, yang mengajarkan kita untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu (ay. 1-8).
    II. Perumpamaan mengenai seorang Farisi dan pemungut cukai, yang mengajarkan kita untuk rendah hati dan mengenyahkan dosa ketika berdoa (ay. 9-14).
    III. Perhatian Kristus terhadap anak-anak kecil yang dibawa ke hadapan-Nya (ay. 15-17).
    IV. Ujian yang dihadapi oleh seorang kaya yang memiliki hati untuk mengikuti Kristus, apakah ia lebih mencintai Kristus atau kekayaannya; kegagalannya dalam ujian tersebut, dan pembicaraan Kristus dengan murid-murid-Nya mengenai hal tersebut (ay. 18-30).
    V. Nubuat Kristus mengenai kematian dan penderitaan-Nya (ay. 31-34).
    VI. Kristus memulihkan penglihatan seorang buta (ay. 35-43).

    Keempat perikop dalam ayat-ayat ini telah kita baca sebelumnya dalam Injil Matius dan Markus.

Hakim yang Lalim (18:1-8)
    Perumpamaan ini mudah dipahami, arti dan tujuannya sudah dipaparkan di depan. Kristus menyampaikannya untuk mengajarkan kepada kita bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (ay. 1). Hal ini mengandaikan bahwa umat Allah adalah umat pendoa. Setiap anak-anak Allah bercakap-cakap dengan-Nya baik secara berkelanjutan maupun sewaktu-waktu, dan apa yang mereka katakan disampaikan kepada-Nya secara terbuka, dan dalam setiap keadaan darurat. Merupakan hak istimewa dan kehormatan bahwa kita boleh berdoa. Ini adalah kewajiban kita, kita harus berdoa, dan kita berdosa jika melalaikannya. Ini hendaknya menjadi keseharian kita. Kita harus selalu berdoa. Ini kewajiban yang dikehendaki bagi kita setiap hari. Kita harus berdoa dan tidak boleh lelah untuk berdoa, dan jangan berpikir untuk meninggalkannya sampai puji-pujian kekal meniadakannya. Akan tetapi, apa yang tampaknya ingin disampaikan secara khusus di sini adalah untuk mengajarkan kita mengenai ketetapan dan kegigihan ketika kita meminta belas kasihan rohani tertentu yang kita cari-cari, baik berkenaan dengan diri kita sendiri maupun dengan jemaat Allah. Ketika kita sedang berdoa untuk melawan musuh-musuh rohani kita, nafsu-nafsu kita dan kecemaran-kecemaran hati kita, yang merupakan musuh kita yang paling jahat, kita harus terus berdoa dan berdoa. Kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu, karena kita tidak akan sia-sia dalam mencari Allah. Begitu juga yang harus kita lakukan dalam doa kita untuk membebaskan umat Allah dari tangan-tangan yang menganiaya dan menindas mereka.

    I. Kristus menunjukkan, melalui sebuah perumpamaan, betapa besarnya kuasa yang bisa ditimbulkan dari kegigihan itu pada diri manusia. Bila tidak ada hal lain yang memengaruhinya, untuk melakukan apa yang adil dan benar, manusia akan dikuasai oleh kekuatan yang timbul dari kegigihan itu. Ia memberikan kita contoh bagaimana hal ini berhasil dilakukan di hadapan seorang hakim yang lalim, yang terjadi bukan karena keadilan atau rasa kasihan, namun murni karena kekuatan kegigihan.

    Perhatikanlah di sini:
        . Tabiat seorang hakim yang tinggal di kota tertentu yang tidak terpuji. Ia tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Ia tidak peduli baik terhadap hati nuraninya maupun nama baiknya. Ia berdiri dengan tegar menghadapi murka Allah terhadap dirinya maupun teguran manusia atasnya. Ia tidak peduli akan kewajibannya baik terhadap Allah maupun manusia. Ia benar-benar asing dalam hal kesalehan dan kehormatan, dan tidak memahami kedua-duanya. Bukanlah hal yang aneh jika mereka yang tidak gentar terhadap Sang Pencipta mereka juga akan tak acuh terhadap sesama mereka, karena kalau takut akan Allah tidak ada pada diri seseorang, maka tidak ada yang baik yang bisa diharapkan daripadanya. Orang yang tidak saleh dan tidak berperikemanusiaan seperti ini sangatlah jahat, apalagi kalau yang bertindak demikian adalah seorang hakim, yang punya kuasa di dalam tangannya. Seorang hakim yang punya kuasa demikian harus dituntun oleh prinsip-prinsip agama dan keadilan, karena kalau tidak, maka bukannya melakukan kebaikan dengan kuasanya itu, hakim tersebut malah akan membahayakan diri orang lain. Salah satu dari kefasikan paling besar yang dilihat Raja Salomo di dunia adalah bahwa di tempat pengadilan, di situ pun terdapat ketidakadilan (Pkh. 3:16).
        . Keadaan seorang janda miskin yang menyesakkan, yang membuatnya harus memohon di hadapan hakim tersebut, karena ia diperlakukan dengan tidak adil oleh seseorang yang menindasnya dengan menggunakan kekuasaan dan ancaman. Jelas terlihat bahwa janda tersebut berada di pihak yang benar, namun kelihatannya dalam mencari keadilan bagi dirinya, ia tidak mengikuti aturan-aturan hukum yang telah ditetapkan. Sebaliknya, ia secara pribadi memohon kepada hakim tersebut setiap hari dengan berseru di depan rumahnya, Belalah hakku terhadap lawanku, atau dengan kata lain, Berikanlah keadilan kepadaku atas lawanku. Ia tidak bermaksud untuk menuntut pembalasan dendam terhadap orang itu atas segala yang telah dilakukannya terhadapnya. Ia hanya meminta agar orang itu diwajibkan untuk mengembalikan apa yang telah ia rampas daripadanya, dan agar orang itu jangan menindas dirinya lagi. Perhatikanlah, janda-janda yang malang biasanya mempunyai banyak musuh yang dengan biadab memanfaatkan keadaan mereka yang lemah dan tidak berdaya untuk merampas hak-hak mereka dan memperdayai milik mereka yang biasanya tidak seberapa itu. Oleh karena itu, para hakim khususnya ditugaskan bukan saja untuk tidak menindas janda dengan keras (Yer. 22:3), tetapi juga untuk membela hak anak-anak yatim, dan memperjuangkan perkara janda-janda (Yes. 1:17), untuk menjadi pengayom dan pelindung bagi mereka. Hakim-hakim harus menjadi seperti allah bagi mereka, karena demikianlah Allah adanya (Mzm. 68:5).
        . Kesulitan dan penolakan yang ditemuinya dalam jalannya: Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Seperti yang biasa dilakukannya, hakim itu memandang rendah janda itu, mengabaikan maksud tujuannya, berpura-pura tidak mengetahui segala ketidakadilan yang dilakukan musuhnya kepadanya, karena janda itu tidak memiliki sogokan untuk diberikan kepadanya. Tidak ada orang besar yang diseganinya yang berbicara atas nama janda itu, sehingga hakim tersebut tidak tergerak sama sekali untuk menangani keluh kesahnya. Hakim tersebut sadar akan alasan atas keengganannya, namun di dalam hatinya bahwa ia tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorang pun. Sungguh disayangkan jika ada orang sudah begitu sadar akan kelemahannya, namun tidak peduli untuk mengubahnya.
        . Keberhasilan janda tersebut yang dengan tidak jemu-jemu menyusahkan hakim yang lalim ini (ay. 5): "Karena janda ini menyusahkan aku, terus membuat masalah bagiku, maka aku akan mendengarkan maksudnya, dan memberikan keadilan kepadanya, supaya jangan sampai karena seruannya yang tidak pernah berhenti terhadapku, ia membuat namaku menjadi jelek; supaya ia tidak membuatku lelah dengan seruannya, karena ia sangat gigih sehingga ia tidak akan membiarkan aku tenang sebelum perkaranya selesai. Oleh karena itu, aku akan melakukannya, supaya aku terhindar dari masalah yang lebih besar; lebih baik secepatnya daripada terlambat." Begitulah janda itu akhirnya mendapat keadilan karena ia terus-menerus memohon-mohon. Ia memohon kepada hakim itu di depan pintu rumahnya, mengikutinya di jalan-jalan, berseru kepadanya di lapangan terbuka, dengan seruan yang sama, Belalah hakku terhadap lawanku. Dengan begitu, hakim itu terpaksa melakukannya, supaya terhindar dari janda itu. Hati nuraninya, yang sama buruknya seperti dirinya, tidak ingin direpotkan dengan menjebloskan janda tersebut ke dalam penjara karena telah menghina pengadilan.
    II. Ia menggunakan perumpamaan ini untuk mendorong umat Allah yang berdoa supaya mereka berdoa dengan iman dan kegigihan, dan bertekun di dalamnya.
        . Ia memberikan jaminan kepada mereka bahwa Allah pada akhirnya akan bermurah hati kepada mereka (ay. 6): Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu, bagaimana ia sendiri mengakui bahwa dirinya sangat direpotkan oleh kegigihan yang tak henti-hentinya itu, dan tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya?

        Amatilah:
            (1) Apa yang mereka cari-cari dan harapkan: bahwa Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya.
            Perhatikanlah:
                [1] Ada orang-orang di dunia yang merupakan umat Allah, orang-orang pilihan-Nya, orang-orang yang dipilih-Nya sendiri, orang-orang terpilih. Bagi mereka, Ia memberikan perhatian-Nya dalam segala yang Ia perbuat bagi mereka karena mereka adalah orang-orang pilihan-Nya, sesuai dengan pilihan yang telah Ia buat atas diri mereka.
                [2] Orang-orang pilihan Allah menghadapi banyak masalah dan tentangan dalam dunia ini. Banyak musuh yang melawan mereka, dan Setan adalah musuh utama mereka.
                [3] Apa yang diharapkan dan ditunggu-tunggu dari Allah adalah bahwa Ia akan menjaga dan melindungi mereka dan memperlihatkan campur tangan-Nya dalam diri mereka, bahwa Ia akan mengamankan kepentingan gereja di dunia dan anugerah-Nya dalam hati mereka.
            (2) Apa yang dihendaki dari umat Allah untuk memperoleh hal ini: mereka harus berseru siang malam kepada-Nya. Bukan berarti bahwa Ia membutuhkan segala macam alasan dari mereka atau dapat tersentuh oleh seruan-seruan mereka, namun karena hal ini telah Ia tetapkan sebagai kewajiban mereka, dan untuk semuanya ini Ia telah menjanjikan belas kasihan-Nya. Dalam berdoa kita harus terperinci dalam menyebutkan apa yang menjadi musuh rohani kita, seperti yang dilakukan Rasul Paulus: Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan supaya utusan Iblis itu mundur daripadaku dan juga seperti dilakukan janda ini. Tuhan, matikanlah kecemaran ini. Tuhan, persenjatailah aku dalam melawan godaan ini. Kita harus peduli dengan jemaat-jemaat yang tertindas dan teraniaya dan berdoa agar Allah memberikan keadilan bagi mereka dan membuat mereka aman. Dalam hal ini, kita harus bergegas. Kita harus berseru dengan tulus: kita harus berseru siang dan malam, seperti orang yang percaya bahwa doanya pada akhirnya pasti akan didengar. Kita harus bergumul dengan Allah, seperti orang yang tahu bagaimana menghargai berkat dan tidak akan berkata tidak untuk berkat itu. Umat Allah yang berdoa diperintahkan agar jangan biarkan Dia tinggal tenang (Yes. 62:6-7).
            (3) Rintangan-rintangan yang menawarkan hati yang mungkin akan mereka temui dalam doa-doa dan pengharapan-pengharapan mereka. Allah bisa saja akan tampak seperti mengulur-ngulur waktu sebelum menolong mereka, dan tidak segera menampakkan diri-Nya bagi mereka untuk menjawab doa-doa mereka. Ia adalah makrothymōn ep' autois -- Ia bersabar terhadap musuh-musuh umat-Nya dan tidak membalas dendam terhadap mereka; dan Ia menguji kesabaran umat-Nya, dengan tidak membela perkara mereka. Ia menahan diri terhadap seruan dosa yang dilakukan orang-orang Mesir yang menindas Israel, dan terhadap seruan kesedihan mereka yang tertindas.
            (4) Sungguh ada jaminan bagi mereka bahwa belas kasihan-Nya pada akhirnya akan datang, walaupun tertunda, dan hal ini dikuatkan oleh perkataan hakim yang lalim tersebut: kalau janda ini saja berhasil dengan kegigihannya, lebih-lebih lagi orang-orang pilihan Allah, mereka akan sangat berhasil.

            Karena:
                [1] Janda ini adalah seorang asing, tidak ada hubungan apa pun dengan hakim tersebut. Akan tetapi, umat Allah yang berdoa adalah orang-orang pilihan-Nya, orang-orang yang Ia kenal, yang Ia kasihi dan sumber sukacita-Nya, dan yang selalu Ia pedulikan.
                [2] Janda tersebut hanya seorang diri, tetapi umat Allah yang berdoa kepada-Nya banyak, yang mana semuanya datang kepada-Nya dengan satu maksud tujuan, dan sepakat untuk meminta apa yang mereka butuhkan (Mat. 18:19). Seperti halnya orang-orang kudus di sorga mengelilingi takhta kemuliaan dengan puji-pujian mereka yang satu, maka orang-orang kudus di dunia mengepung takhta anugerah dengan doa-doa mereka yang satu.
                [3] Janda itu datang kepada hakim yang menyuruhnya untuk menjauhinya, namun kita datang kepada seorang Ayah yang meminta kita menghampiri-Nya dengan penuh keberanian dan yang mengajarkan kita untuk berseru, Ya Abba, Ya Bapa.
                [4] Janda itu datang kepada hakim yang lalim, kita datang kepada Bapa yang adil (Yoh. 17:25), pribadi yang peduli dengan kemuliaan-Nya dan kelegaan bagi ciptaan-Nya yang malang, khususnya mereka yang menderita, seperti janda-janda dan anak yatim.
                [5] Janda itu datang kepada hakim ini murni dengan usahanya sendiri, namun Allah sendiri terlibat dengan apa yang sedang kita minta, sehingga kita dapat berseru, Bangunlah ya Allah, lakukanlah perjuangan-Mu; dan Apakah yang akan Kaulakukan untuk memulihkan nama-Mu yang besar itu?
                [6] Janda itu tidak mempunyai teman yang membelanya untuk menguatkan perkaranya dan yang benar-benar peduli terhadap dirinya, tetapi kita memiliki Pembela yang berbicara pada Bapa, yang adalah Anak-Nya sendiri, yang selamanya hidup sebagai pengantara bagi kita dan yang memiliki hak penuh di sorga.
                [7] Janda itu tidak memiliki janji apa pun bahwa perkaranya akan selesai dengan segera. Tidak, juga tidak ada sokongan baginya untuk meminta. Sebaliknya, kita memiliki tongkat emas yang dijulurkan kepada kita, dan kita disuruh untuk meminta, dengan janji bahwa apa yang diminta itu akan diberikan kepada kita.
                [8] Janda itu hanya dapat menemui hakim tersebut sewaktu-waktu, tetapi kita dapat berseru kepada Allah siang dan malam, sepanjang waktu, sehingga kita dapat lebih berharap bahwa kita akan berhasil jika kita gigih di dalamnya.
                [9] Kegigihannya membangkitkan amarah hakim tersebut sehingga ia mungkin merasa takut bahwa hal tersebut akan membuat hakim tersebut memperlakukannya dengan lebih buruk. Tidak demikian halnya dengan kita, kegigihan kita malah menyenangkan hati Allah. Doa yang dipanjatkan oleh orang yang adil benar adalah kegirangan bagi-Nya. Oleh karena itu, kita dapat berharap, bahwa doa kita akan sangat membuahkan hasil jika dipanjatkan dengan gigih.
        . Meskipun demikian, Ia menyiratkan kepada mereka bahwa mereka akan mulai menjadi lelah dalam menantikan-Nya (ay. 8): "Meskipun demikian, walaupun ada jaminan bahwa Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya, namun jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" Anak manusia akan datang untuk membenarkan orang-orang pilihan-Nya, untuk membela perkara orang-orang Kristen yang teraniaya terhadap orang-orang Yahudi yang menganiaya mereka. Ia akan datang dalam pemeliharaan-Nya untuk membela perkara orang-orang-Nya yang terluka pada segala zaman. Dan akhirnya, pada hari penghakiman yang besar itu, Ia akan datang untuk menentukan nasib Sion yang memberontak. Sekarang, ketika Ia datang, akankah Ia menemukan iman di bumi? Pertanyaan ini menyiratkan pengingkaran yang kuat: Tidak. Ia tidak akan menemukannya, Ia sendiri telah melihatnya jauh-jauh hari sebelumnya.
            (1) Ini berarti bahwa hanya di bumi saja ada kesempatan untuk memiliki iman, karena para pendosa di neraka akan merasakan apa yang mereka tolak untuk diimani, dan orang-orang kudus di sorga akan menikmati apa yang mereka imani.
            (2) Ini berarti bahwa iman adalah hal utama yang Kristus cari.
            Ia mengamati anak-anak manusia dan tidak bertanya, Apakah ada yang tidak bersalah? namun, Apakah ada iman? Ia bertanya mengenai iman mereka yang datang kepada-Nya untuk disembuhkan.
            (3) Ini berarti bahwa jika ada iman, walaupun kecil sekali, Ia akan mencarinya, dan mendapatkannya. Mata-Nya tertuju kepada orang-orang percaya yang imannya paling lemah dan paling tersembunyi.
            (4) Telah dinubuatkan sebelumnya bahwa ketika Kristus datang untuk membela perkara umat-Nya, Ia hanya akan menemukan sedikit iman dibandingkan dengan apa yang mungkin bisa diharapkan orang.

            Ini berarti:
                [1] Secara umum, Ia hanya akan menemukan sedikit orang yang adil benar, sedikit orang yang benar-benar dan sungguh-sungguh baik. Banyak orang kelihatannya mencerminkan sifat-sifat ilahi, namun sedikit saja yang memiliki iman, sedikit saja yang tulus dan jujur. Ya, bahkan Ia hanya akan menemukan sedikit saja kesetiaan di antara manusia. Telah lenyap orang-orang yang setia (Mzm. 12:1-2). Bahkan sampai pada akhir zaman, masih akan ada keluh kesah yang sama mengenai hal ini. Dunia tidak akan menjadi lebih baik. Tidak, karena dunia sedang mendekati akhirnya. Dunia ini jahat, dan akan jahat, dan akan menjadi paling jahat tepat sebelum kedatangan Kristus. Akhir zaman akan menjadi masa yang paling berbahaya.
                [2] Secara khusus, Ia akan menemukan sedikit yang memiliki iman mengenai kedatangan-Nya. Ketika Ia datang untuk membela orang-orang pilihan-Nya, Ia akan melihat apakah ada iman untuk ditolong dan disokong, dan Ia heran bahwa tidak ada satu pun (Yes. 59:16; 63:5). Hal ini menyiratkan bahwa Kristus, baik dalam kedatangan-Nya secara khusus untuk memberikan kelegaan bagi umat-Nya, maupun dalam kedatangan-Nya secara umum pada akhir zaman, dapat dan akan menunda kedatangan-Nya, selama;
                    Pertama, orang-orang fasik akan mulai memberontak, dan berseru, Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? (2Ptr. 3:4). Mereka akan menantang-Nya untuk datang (Yes. 5:10, Am. 5:19), dan kedatangan-Nya yang tertunda akan semakin mengeraskan kejahatan mereka (Mat. 24:48).
                    Kedua, bahkan umat-Nya sendiri akan mulai putus asa, dan menyimpulkan bahwa Ia tidak akan pernah datang karena Ia telah melewati perkiraan mereka. Masa ketika Allah akan menampakkan diri-Nya di hadapan umat-Nya adalah ketika keadaan sudah sampai pada ambang batasnya yang terakhir, ketika Sion mulai berseru, Tuhan telah meninggalkan aku (lih. Yes. 49:14; 40:27). Ini merupakan penghiburan bagi kita, karena ketika waktu yang ditetapkan itu tiba, akan tampak bagi kita bahwa ketidakpercayaan manusia itu tidaklah membuat janji Allah batal.


Label:   Lukas 18:1-8 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2018
Lukas 12:8-12(1)
Lukas 13:1-9(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:57-66(1)
Lukas 21:25-28(1)
Lukas 21:34-36(1)
Lukas 2:41-51(1)
Lukas 8:4-15(1)
Markus 10:13-16(1)
Markus 10:35-45(1)
Markus 10:46-52(1)
Markus 11:27-33(1)
Markus 12:28-34(1)
Markus 14:12-16(1)
Markus 3:20-35(1)
Markus 4:26-34(1)
Markus 5:21-43(1)
Markus 6:1-6(1)
Markus 6:30-34(1)
Markus 7:1-8,14-15, 21-23(1)
Markus 7:31-37(1)
Markus 8:27-35(1)
Markus 9:30-37(1)
Matius 12:14-21(1)
Matius 23:1-12(1)
Matius 28:16-20(1)
Matius 9:14-17(1)
Yohanes 17:11b-19(1)
Yohanes 19:25-27(1)
Yohanes 1:47-51(1)
Yohanes 6:60-69(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Minggu, 18 Nopember 2018 - Markus 13:24-32 BcO 1Mak. 4:36-59 - Hari Minggu Biasa XXXIII (H). E KemSyah

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 11 Nopember 2018 - Markus 12:38-44 - BcO 1Mak. 1:1-24 - Hari Minggu Biasa XXXII (H). E KemSyah.


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2018..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)