|
Sabtu, 15 Juni 2019 Materi Khotbah Katolik Sabtu, 15 Juni 2019 - Matius 5:33-37 - BcO Yos. 10:1-15 - warna liturgi Hijau#tag:Hari Biasa 2Kor. 5: 14-21; Mzm. 103:1-2,3-4,8-9,11-12; Matius 5:33-37. BcO Yos. 10:1-15. warna liturgi Hijau Matius 5:33-37 5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. 5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Penjelasan: * Mat 5:33-37 - Sumpah palsu // Janganlah sekali-kali bersumpah // Demi langit // langit, bumi, // Yerusalem; // Jika ya, hendaklah katakan: ya // Apa yang lebih daripada itu // si jahat Ilustrasi keempat: sumpah. Dasar Perjanjian Lamanya adalah Imamat 19:12 dan Ulangan 23:21 (bdg. Kel. 20:7). Sumpah palsu. Mengucapkan sumpah palsu. Penyalahgunaan adat bersumpah oleh orang Yahudi membuat Yesus mengatakan, Janganlah sekali-kali bersumpah. Sulit mencari dalih untuk melanggar pengajaran ini (lihat juga Yak. 5:12). Jadi orang percaya tidak boleh bersumpah untuk menguatkan pernyataannya. Bahkan pemerintah pada umumnya bersedia menerima penegasan dan bukan sumpah apabila diperlukan. Demi langit. Orang Yahudi memanfaatkan keahlian mereka untuk mengelompokkan berbagai macam sumpah, dan pada umumnya tidak menerima sumpah yang tidak menyebut Allah secara khusus. Yesus menunjukkan bahwa pemikiran licik yang menipu itu tidak benar, karena Allah masih saja terkait apabila orang melibatkan langit, bumi, atau Yerusalem; dan bahkan sumpah demi kepala sendiri pun melibatkan Dia yang menguasai kepala. Jika ya, hendaklah katakan: ya. Suatu penegasan atau penyangkalan yang sungguh-sungguh sudah cukup bagi orang percaya. Apa yang lebih daripada itu. Dengan menambahkan sumpah pada pernyataan kita, kita mengakui bahwa biasanya pernyataan kita tidak dapat dipercaya atau kita merendahkan diri kita ke tingkat pendusta, yang mengikuti si jahat. Bandingkan Yohanes 8:44. * Reformasi atas Penyimpangan terhadap Perintah Ketiga (5:33-37) Di sini diuraikan tentang perintah ketiga, yang semakin perlu kita pahami, terutama karena perintah ini mengatakan bahwa TUHAN akan memandang bersalah orang yang melanggar perintah ini, sekalipun dia memandang dirinya tidak bersalah, yaitu bila orang tersebut menyebut nama TUHAN dengan sembarangan. Berkaitan dengan perintah ini: I. Telah disepakati oleh semua pihak bahwa orang dilarang bersumpah palsu, makan sumpah, dan melanggar sumpah serta janji (ay. 33). Hal ini dikatakan kepada nenek moyang mereka, dan ini adalah tujuan serta makna sebenarnya dari perintah ketiga itu. Janganlah engkau menggunakan atau menyebut nama TUHAN (seperti yang kita lakukan saat mengangkat sumpah) dengan sembarangan, atau untuk maksud yang sia-sia, atau berdusta. Dia yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, diperjelaskan dalam kata-kata berikutnya, yang tidak bersumpah palsu (Mzm. 24:4). Bersumpah palsu adalah dosa yang dihukum sesuai hukum alam, karena dilakukan ketidaksalehan terhadap Allah dan ketidakadilan terhadap manusia. Selain itu, dosa ini juga sangat mendatangkan murka Allah bagi orang yang bersangkutan, dan murka Allah ini akan selalu mengikuti dosa itu sedemikan rupa sehingga segala sumpah yang dibuat itu biasanya akan berubah menjadi umpatan atau kutuk. Mengenai hal ini, beginilah kiranya Allah menghukum aku, bahkan lebih lagi daripada itu, dan mengenai kami, tolonglah aku, ya TUHAN; lebih baik aku tidak pernah mendapatkan pertolongan dari Allah lagi jika aku bersumpah palsu. Demikianlah, dengan persetujuan segala bangsa, manusia telah mengutuk diri mereka sendiri, dan mereka juga tidak ragu bahwa Allah akan mengutuk mereka jika mereka berdusta terhadap kebenaran dan memanggil Allah untuk menjadi saksi. Kemudian, dari ayat-ayat lain ditambahkan juga kata-kata, "melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan" (Bil. 30:2), yang dapat berarti: . Janji-janji yang melibatkan Allah dan ditujukan kepada Allah harus ditepati (Pkh. 5:4-5), atau . Janji-janji yang dibuat kepada saudara-saudara kita, dengan Allah sebagai Saksi, dimaksudkan bahwa Dia dipanggil untuk menyatakan bahwa kita bersungguh-sungguh dengan janji itu. Hal-hal ini harus dilakukan bagi Tuhan dengan mata yang tertuju kepada-Nya dan demi kepentingan-Nya. Sebab bagi Dia, dengan mengesahkan janji-janji dalam bentuk sumpah, kita telah membuat diri kita menjadi orang yang berutang. Bila kita melanggar janji yang telah disahkan seperti itu, kita bukan hanya mendustai manusia, tetapi mendustai Allah. II. Di sini ditambahkan bahwa perintah itu bukan saja melarang sumpah palsu, tetapi juga semua sumpah yang gegabah dan tidak perlu, Janganlah sekali-kali bersumpah (ay. 34; bdk. Yak. 5:12). Ini bukan berarti bahwa semua sumpah adalah dosa. Jika sumpah dilakukan dengan benar, itu juga termasuk bagian dari ibadah, dan di dalamnya kita memberi kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya (Ul. 6:13; 10:20; Yes. 45:23; Yer. 4:2). Kita tahu Paulus menegaskan perkataannya dengan sungguh-sungguh melalui cara-cara demikian (2Kor. 1:23), ketika cara-cara tersebut memang diperlukan. Dalam mengucapkan sumpah, kita menjamin kebenaran suatu hal yang telah dikenal, atau menegaskan kebenaran dari suatu hal yang meragukan atau tidak diketahui. Dengan membuat sumpah, kita sedang menantang dilakukannya suatu pembuktian yang lebih tinggi, berseru kepada suatu mahkamah yang lebih tinggi, dan mengharapkan pembalasan dari seorang Hakim yang adil, jika kita bersumpah palsu. Sekarang, pemikiran Kristus mengenai masalah sumpah ini adalah: . Agar kita jangan sekali-kali bersumpah. Namun, bila kita memang harus melakukannya demi keadilan atau kebaikan terhadap saudara kita, atau demi menghormati pemerintah, buatlah seperlunya untuk mengakhiri segala bantahan (Ibr. 6:16), dan untuk keperluan ini, pada umumnya pejabat sipillah yang bertindak sebagai hakim. Kita boleh saja diambil sumpah kita, terpaksa mengucapkan sumpah, diminta dengan sangat sehingga berkewajiban melakukannya, tetapi janganlah kita melakukannya demi mencari keuntungan duniawi bagi diri kita sendiri. . Agar kita tidak begitu saja bersumpah dengan seenaknya ketika sedang bercakap-cakap. Kalau kita melakukannya, ini sungguh merupakan suatu dosa yang besar, karena kita menaikkan seruan-seruan yang tidak pada tempatnya pada sorga yang mulia, yang adalah suci adanya dan yang seharusnya diperlakukan dengan sungguh. Perilaku ini merupakan pelecehan besar terhadap nama Allah yang suci, dan terhadap salah satu hal suci yang sangat dihormati oleh umat Israel. Ini adalah dosa yang tidak dapat ditutupi, tidak dapat diberikan dalih, dan oleh sebab itu merupakan tanda bahwa orang yang melakukan hal demikian mempunyai hati yang jahat, yang di dalamnya berkuasa rasa permusuhan terhadap Allah. Orang fasik menyebut nama-Mu dengan sia-sia. . Agar kita teristimewa menghindari membuat sumpah yang berisi janji untuk melakukan sesuatu, yang secara khusus dibicarakan oleh Kristus di sini, sebab sumpah yang demikian merupakan janji yang harus dipenuhi. Suatu sumpah yang sifatnya hanya untuk menegaskan sesuatu, pengaruhnya akan langsung berhenti pada saat kita berhasil mengungkapkan kebenarannya, seluruh kebenarannya; namun sumpah yang menjanjikan sesuatu sifatnya mengikat untuk jangka waktu yang lama, sehingga bisa saja dilanggar dengan berbagai cara, baik karena dorongan maupun desakan suatu godaan. Karena itu, sumpah yang demikian janganlah digunakan kecuali kalau sangat diperlukan. Persyaratan penggunaan sumpah menjadi cerminan bagi orang Kristen, di mana mereka seharusnya diakui karena kesetiaannya, perkataan mereka yang bijaksana harus sama kudusnya dengan sumpah yang mereka ucapkan dengan sepenuh hati. . Agar kita tidak bersumpah demi ciptaan mana pun. Tampaknya ada sebagian orang yang karena rasa hormat (menurut pikiran mereka) terhadap nama Allah, tidak mau menggunakan nama tersebut dalam bersumpah, dan sebagai gantinya mereka bersumpah saja demi langit atau bumi dan sebagainya. Hal ini juga dilarang Kristus di sini (ay. 34). Ia menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang boleh kita gunakan untuk bersumpah, karena semua ciptaan ini, dalam satu dan lain cara, ada kaitannya dengan Allah, yang adalah Sumber segala yang ada. Itulah sebabnya bersumpah demi segala hal tadi sama berbahayanya dengan bersumpah demi Allah sendiri, karena kebenaran ciptaan itu sendirilah yang dipertaruhkan. Jadi, cara ini bukan merupakan suatu sarana kesaksian, karena ia berurusan dengan Allah, yang adalah summum verum -- Kebenaran yang utama. Sebagai contoh: (1) Janganlah sekali-kali bersumpah demi langit, "Sepasti adanya langit, sepasti itu juga kebenaran yang kukatakan." Alasan larangan ini adalah karena langit adalah takhta Allah, tempat Ia tinggal dan menyatakan kemuliaan-Nya secara khusus, sebagai Raja yang duduk di takhta-Nya. Ini adalah martabat sorga yang tidak bisa dipisahkan, engkau tidak dapat bersumpah demi langit tanpa bersumpah demi Allah sendiri. (2) Maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya. Allah menguasai semua pergerakan dari dunia bawah ini. Sama seperti Dia memerintah di sorga, demikian pula Dia memerintah atas bumi ini, yang meskipun berada di bawah kaki-Nya, juga berada di bawah perhatian dan pemeliharaan-Nya serta berkaitan dengan Dia sebagai milik kepunyaan-Nya (Mzm. 24:1). TUHANlah yang empunya bumi, jadi dengan bersumpah demi bumi, Anda bersumpah demi Pemiliknya juga. (3) Ataupun demi Yerusalem, tempat yang begitu dipuja orang Yahudi, hingga tidak ada tempat kudus lainnya lagi yang dapat mereka pakai untuk bersumpah. Secara umum Yerusalem memang berkaitan dengan Allah, yaitu sebagai bagian dari bumi, namun, selain itu, kota ini juga memiliki hubungan khusus dengan diri-Nya, karena ia adalah kota Raja Besar (Mzm. 48:3), kota Allah (Mzm. 46:5). Oleh karena itu, Allah turut berkepentingan dengan Yerusalem dan dengan setiap sumpah yang dibuat demi namanya. (4) "Janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu. Sekalipun kepala itu melekat dan menjadi bagian penting dari dirimu, Allah tetap lebih berhak memilikinya daripada engkau. Sebab Dialah yang menciptakannya dan membentuk setiap bagian dan kekuatannya, sedangkan engkau sendiri, dengan kekuatan alami yang ada pada dirimu engkau tidak mampu mengubah warna, walau hanya sehelai rambut pun, untuk membuatnya putih atau hitam. Jadi engkau tidak boleh bersumpah demi kepalamu, tetapi bersumpahlah demi Dia yang adalah Kekuatanmu dan yang mengangkat kepalamu" (Mzm. 3:4). (5) Agar dengan demikian, dalam seluruh percakapan, kita harus cukup puas dengan berkata, "Ya," jika ya dan berkata "Tidak," jika tidak (ay. 37). Dalam percakapan biasa, saat menegaskan sesuatu, hendaklah kita hanya berkata, "Ya," kalau memang demikian halnya. Bila perlu, untuk membuktikan keyakinan kita terhadap sesuatu, kita boleh melipatgandakannya dan berkata, "Ya, benar, sungguh demikianlah halnya." Juruselamat kita menggunakan istilah, "Sesungguhnya," sebagai pengganti kata ya. Jadi, jika kita menyangkali sesuatu, sudah cukup untuk berkata, "Tidak," atau bila perlu, mengulangi penyangkalan itu dan berkata, "Tidak, tidak," dan bila kejujuran kita telah dikenal orang, hal itu saja sudah cukup bagi kita dalam mendapatkan penghargaan dari orang lain. Seandainya perkataan kita dipertanyakan, maka mendukung pernyataan kita dengan bersumpah dan mengutuk hanyalah akan membuat masalah semakin mencurigakan. Orang yang mampu membuat sumpah yang sia-sia juga tidak sulit untuk berdusta. Patut disayangkan bila apa yang disampaikan Kristus kepada semua murid-Nya untuk mereka beritakan ini masih dilekatkan suatu sekte yang memiliki berbagai kekeliruan, sementara (seperti yang dikatakan Dr. Hammond) kita tidak dilarang mengatakan sesuatu di luar ya dan tidak, asalkan dengan cara yang sesuai penggunaannya. Alasannya dapat dilihat, Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat, walau ini tidak berarti kesalahan dari sebuah sumpah. Menurut uraian zaman dahulu, sumpah berasal ek tou Diabolou atau berasal dari Iblis, si jahat. Sumpah timbul sebagai akibat dari rusaknya sifat manusia, dari nafsu dan hawa nafsu berapi-api, dari kesia-siaan yang menguasai pikiran, dan dari kebencian terhadap hal-hal yang kudus. Ia berasal dari tipu daya yang ada dalam diri manusia, Semua manusia pembohong. Oleh sebab itu manusia menggunakan pernyataan-pernyataan untuk meneguhkan sesuatu seperti ini, sebab mereka saling tidak percaya dan beranggapan bahwa mereka tidak akan dipercaya jika tanpa bersumpah. Perhatikanlah, demi nama baik agama mereka, orang Kristen bukan saja harus menghindari hal-hal yang memang jahat, melainkan juga yang berasal dari si jahat dan yang menyerupainya. Hal-hal yang berasal dari maksud yang jahat dapat dicurigai sebagai hal yang jahat. Sumpah itu bagaikan obat, yang menunjukkan adanya penyakit.
Daftar Label dari Kategori Materi Khotbah Katolik 2019 Lukas 10:1-9(1) Lukas 15:1-3.11-32(1) Lukas 18:9-14(1) Lukas 1:1-4;4:14-21(1) Lukas 22:14-23:56(1) Lukas 24:13-35(1) Lukas 2:22-40(1) Lukas 4:1-13(1) Lukas 4:21-30(1) Lukas 5:1-11(1) Lukas 5:27-32(1) Lukas 6:27-38(1) Lukas 6:39-45(1) Lukas 9:11b-17(1) Lukas 9:28b-36(1) Lukas 9:51-62(1) Markus 10:13-16(1) Markus 16:9-15(1) Markus 6:30-34(1) Markus 9:2-13(1) Matius 16:13-19(1) Matius 5:43-48(1) Matius 6:24-34(1) Yohanes 10:27-30(1) Yohanes 11:1-45(1) Yohanes 11:45-56(1) Yohanes 13:31-33a,34-35(1) Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26(1) Yohanes 14:23-29(1) Yohanes 14:7-14(1) Yohanes 15:18-21(1) Yohanes 16:23b-28(1) Yohanes 17:20-26(1) Yohanes 21:1-19(1) Yohanes 21:20-25(1) Yohanes 2:1-11 (1) Yohanes 4:5-42(1) Yohanes 6:16-21(1) Yohanes 6:60-69(1) Yohanes 7:40-53(1) Yohanes 9:1-41(1) Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Materi Khotbah Katolik Minggu, 16 Juni 2019 - Yohanes 16:12-15 - BcO Ef. 1:1-14 atau 1Kor. 2:1-16. - HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS - warna liturgi Putih PREV: Materi Khotbah Katolik Minggu, 9 Juni 2019 - Yohanes 14:15-26 14:15-16,23b-26 - BcO Rm. 8:5-27. - HARI RAYA PENTAKOSTA - warna liturgi Merah 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |