misa.lagu-gereja.com        
 
Senin, 8 Agustus 2022
Peringatan Wajib
St. Dominikus, Pendiri Ordo Pengkotbah
Yeh. 1:2-5,24-2:1a; Mzm. 148:1-2,11-12ab,12c-14a,14bcd;
Matius 17:22-27
BcO Yunus 3:1-4:11
Warna Liturgi Putih
Gospel, Matthew 17:22-27

Matius 17:22-27
----------------------------
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus
17:22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 17:23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.
Yesus membayar bea untuk Bait Allah
17:24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" 17:25 Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" 17:26 Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. 17:27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."


Penjelasan:

* Mat 17:22-23 - Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea.
Pemberitaan baru mengenai kematian dan kebangkitan. Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea. Sekalipun bukti dari naskah kuno saling bertentangan, susunan ini tampaknya yang paling terbukti kebenarannya dan cukup selaras dengan Markus 9:30. Karena Yesus ingin kerahasiaan, mungkin Dua Belas Murid itu kembali melalui berbagai jalan. dan setelah bertemu kembali, mereka menerima pemberitaan ini. Anak manusia akan diserahkan. Diserahkan tidak setajam dikhianati (dalam terjemahan bahasa Inggris Authorized Version), sekalipun bisa juga memberi kesan adanya pengkhianatan.

* Mat 17:24-27
Pembayaran pajak Bait Allah.

* Mat 17:24 - Kapernaum // Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?
Kapernaum. Kunjungan Yesus yang terakhir ke kota tempat tinggal-Nya. Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu? Pembebanan bea ini dilandaskan pada Keluaran 30:11-16, semula dimaksudkan untuk menyokong Tabernakel, dan kemudian diberlakukan kembali setelah Pembuangan (Neh. 10:32; sepertiga syikal). Rupanya pada zaman Yesus orang Yahudi mengikuti rencana tahunan Nehemia, tetapi memungut bea menurut jumlah yang ditetapkan oleh Musa. Pembayaran, yang umumnya dilaksanakan pada musim semi, sudah terlambat beberapa bulan.

* Mat 17:25-26 - Yesus mendahuluinya // rakyat // raja-raja // bea
Yesus mendahuluinya. Ketika mengetahui kebingungan Petrus, yang muncul karena kesetiaan kepada integritas Yesus dan mungkin kekhawatiran karena kekurangan dana, Tuhan kita menunjukkan melalui ilustrasi bahwa rakyat dari raja-raja bebas bea. Jadi Yesus, selaku Anak Allah, secara pribadi tidak berkewajiban untuk membayar bea bagi rumah Allah.

* Mat 17:27 - Supaya jangan kita menjadi batu sandungan // empat dirham, // Empat dirham
Supaya jangan kita menjadi batu sandungan. Bagi Yesus, mengklaim hak istimewa-Nya sangat mungkin dapat memberikan kesan yang salah di antara orang-orang itu, termasuk barangkali menimbulkan rasa tidak hormat terhadap rumah Allah. Mukjizat yang menunjukkan kemahatahuan Yesus dengan menunjukkan ikan mana yang ada uang empat dirham, dan kemahatahuan-Nya dengan menjadikan ikan tersebut yang terpancing dahulu, menekankan fakta bahwa Dia adalah Tuhan (sehingga Dia memang berhak untuk tidak membayar bea), yang mungkin dikaburkan oleh rencana-Nya untuk tetap membayar. Empat dirham. Sama harganya dengan satu syikal, jumlah yang cukup untuk Yesus dan Petrus.

BcO Yunus 3:1-4:11
----------------------------
Pertobatan Niniwe
3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: 3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu." 3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya. 3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan." 3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung. 3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. 3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. 3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. 3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa." 3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.
Yunus belajar menginsyafi, bahwa Allah mengasihi bangsa-bangsa lain
4:1 Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. 4:2 Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: "Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. 4:3 Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup." 4:4 Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah?" 4:5 Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. 4:6 Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur dari pada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. 4:7 Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. 4:8 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." 4:9 Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." 4:10 Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. 4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


Penjelasan:

* Perintah Kedua dari Tuhan. 3:1, 2.
Setelah Yunus berserah kepada Allah, dia siap untuk melakukan pelayanan. Perintah kedua hampir sama dengan perintah pertama (1:2). Isi dari pemberitaan itu akan diberikan kepada sang nabi nanti.

* Memberitakan pesan. 3:3, 4.
Kali ini Yunus menanggapi dengan cepat. Dengan mengikuti jalan kafilah ke daerah di sebelah atas sungai Tigris, dia sampai ke tempat yang dikenal sebagai Niniwe, kota yang besar itu (ay. 2), yang ditunjukkan dalam perjalanannya oleh Tuhan.

* Yun 3:3 - Niniwe adalah // adalah // Tiga hari perjalanan luasnya
Niniwe adalah. Beberapa orang berpendapat bahwa kata kerja Ibrani yang diterjemahkan dengan adalah terdapat dalam bentuk lampau mumi, yang mengandung makna bahwa pada waktu kisah ini kota itu telah dihancurkan. Kita mengetahui bahwa kehancuran kota itu terjadi pada tahun 612 SM. Bahasa Ibrani tidak memiliki bentuk lampau yang sesungguhnya, dan memang tidak memiliki bentuk waktu dalam sistem kata kerjanya. Aspek 'perfect' Bari kata kerjanya kadang bisa diterjemahkan menjadi bentuk waktu lampau dalam bahasa Inggris, tetapi maknanya jauh lebih luas. Bentuk 'perfect' itu mungkin juga menunjukkan sebuah tindakan (seperti pendirian suatu kota) yang telah diperluas menjadi sebuah keberadaan. Jadi, yang dimaksud di sini hanyalah: Niniwe ada pada zaman Yunus sebagai sebuah kota besar. Tiga hari perjalanan luasnya. Pada zaman lampau sebuah kota tidak hanya meliputi daerah perkotaan tetapi juga daerah sekitarnya dan desa-desa atau kota-kota yang bergantung kepadanya (lih. tafsiran pada 1:2). Frasa yang deskriptif itu mungkin menunjuk pada daerah sekeliling kompleks ini, yaitu kira-kira 60 sampai 70 mil. Dengan kata lain, pernyataan itu mungkin hanya sebagai persamaan dari ungkapan "kota yang besar itu."

* Yun 3:4 - Mulailah ... masuk ... sehari perjalanan jauhnya // sempit. Empat puluh hari lagi
Mulailah ... masuk ... sehari perjalanan jauhnya. Kalimat ini bukan berarti bahwa Yunus menyelesaikan sehari perjalanan sebelum dia mulai memberitakan firman Tuhan; yang dimaksudkan adalah bahwa dia mulai berkhotbah pada awal kunjungannya ke Niniwe. Sehari perjalanan dalam wilayah terbuka bisa mencapai kira-kira 20 mil, tetapi dalam suatu daerah yang berpenghuni, jalur perjalanan semacam itu tidak mungkin berada dalam satu garis lurus, melainkan bisa bolak-balik melalui pasar-pasar dan jalan-jalan sempit. Empat puluh hari lagi. Pesan Yunus singkat dan sepintas sepertinya tanpa syarat. Itu adalah seruan tentang celaka dan bencana.

* Yun 3:5 - Orang Niniwe percaya kepada Allah. Penduduk // Mengumumkan puasa // Mengenakan kain kabung
Orang Niniwe percaya kepada Allah. Penduduk Niniwe menerima kata-kata Yunus sebagai suatu pesan dari Allah dan sangat cemas dengan bahaya yang mereka hadapi. Orang-orang Semit dalam kelompok-kelompok selalu mudah dipengaruhi, dan seorang dengan penampilan seperti Yunus dengan seruan yang menyayat mungkin menarik orang banyak itu serta sangat menggemparkan mereka. Reaksi massa tetap lazim di Timur Tengah. Di sini kecenderungan alami mereka pasti diperhebat oleh Roh Allah. Mengumumkan puasa. Pada saat-saat yang berbahaya orang menganggap tepat untuk menolak makanan dan menggunakan seluruh waktu untuk memohon kepada dewa sampai bahaya berlalu. Mengenakan kain kabung. Kain kabung dipandang sebagai lambang kerendahan hati dan kebergantungan penuh kepada Allah. Kain kabung adalah kain kasar yang jelek dan tidak cocok untuk dikenakan sehari-hari.

* Yun 3:6 - Raja kota Niniwe // Duduklah ia di abu
Raja kota Niniwe. Bukan kaisar dari kerajaan Asyur melainkan penguasa negara kota itu. Dia juga ikut serta dalam puasa itu dengan menjadikan tindakan tersebut sebagai sesuatu yang resmi. Setelah mengenakan kain kabung, bersama dengan orang-orang lainnya, dia mulai memohon belas kasihan. Duduklah ia di abu (bdg. Ayb. 2:8; Yer. 6:26; Mi. 1:10). Suatu cara yang jelas untuk menyatakan bahwa manusia bukan apa-apa di hadapan bahaya besar.

* Yun 3:7 - Memaklumkan
Memaklumkan. Tanggapan dari orang-orang itu dijadikan suatu ketetapan negara. Merupakan praktik yang umum di antara orang-orang Semit untuk menyertakan hewan mereka dalam masa perkabungan dan penderitaan. Mungkin terlihat ganjil bagi orang-orang Barat bahwa teriakan binatang-binatang yang sangat lapar sengaja ditambahkan kepada jeritan orang-orang itu; tetapi orang-orang Timur memandangnya penting agar permohonan berhasil.

* Yun 3:8 - Ternak, berselubung // Berbalik dari tingkah lakunya yang jahat // Dari kekerasan. Bangsa
Ternak, berselubung. Dengan mengenakan kain kabung pada temak dan juga pada diri mereka sendiri, orang-orang Niniwe melambangkan kesatuan antara manusia dan alam dalam merendahkan diri dan memohon. Berbalik dari tingkah lakunya yang jahat. Sebagaimana sering terjadi dalam masa-masa bahaya, orang-orang yang biasanya terlihat sama sekali tak peduli menjadi sangat sadar akan kesalahan-kesalahan mereka - suatu pernyataan pilu tentang kurangnya rasa syukur manusia atas berkat-berkat Allah dalam masa-masa yang baik. Dari kekerasan. Bangsa Asyur terkenal atas kekejaman mereka kepada bangsa lain, terutama kepada para tawanan perang. Penduduk Niniwe digerakkan hati nuraninya untuk menyadari bahwa perlakuan mereka terhadap bangsa lain hampir menyebabkan bencana atas mereka.

* Yun 3:9 - Allah akan berbalik dan menyesal // menyesal,
Allah akan berbalik dan menyesal. Dua kata kerja ini tidak berarti bahwa orang-orang Niniwe berpikir kalau Allah berubah-ubah. Sebaliknya, kata-kata kerja itu menunjukkan bahwa orang-orang kafir ini yakin bahwa kerinduan terbesar Tuhan bukanlah untuk menghancurkan manusia melainkan untuk menyelamatkan mereka. Kata menyesal, bila dikenakan untuk Allah, bukan berarti penderitaan karena dosa. Kata itu lebih menunjuk kepada keputusan di pihak Allah untuk mengubah. metode-Nya dalam menghadapi makhluk ciptaan-Nya. Allah senang bila manusia sungguh-sungguh menolak dosa, dan sebagai tanggapan Dia mencurahkan kasihNya secara melimpah.

* Penghakiman Ditarik Kembali. 3:10.
Pemberitaan Yunus tampaknya bukan sebuah kalimat "pengandaian"; namun kenyataannya itu bersyarat, karena ancaman hukuman Allah bisa dibatalkan ketika pertobatan sejati ditunjukkan. Janji-janji Tuhan tentang keselamatan lebih diutamakan daripada ancaman-ancaman-Nya. Kasih Allah itu kekal, tetapi pernyataan murka-Nya berfungsi untuk mendorong manusia agar bertobat. Dalam peristiwa Niniwe, hakikat Tuhan tidak berubah, hanya cara-Nya menghadapi manusia yang berubah. Inilah keajaiban dari belas kasihan dan kasih.

* Keluhan. 4:1-3.
Yunus menaati Tuhan dengan pergi ke Niniwe dan menyampaikan pesan Allah, tetapi sikap hatinya belum berubah untuk mengasihi. Dia begitu membenci orang-orang Niniwe atas kekejaman mereka sehingga jauh di dasar hatinya, dia menantikan kehancuran mereka. Kini 40 hari telah berlalu, dan Niniwe masih tetap berdiri dengan utuh.

* Yun 4:1 - Sangat mengesalkan hati ... marahlah
Sangat mengesalkan hati ... marahlah. Suatu paralelisme Ibrani yang khusus, yang menyatakan reaksi ekstrem Yunus atas keselamatan kota Niniwe.

* Yun 4:2 - Aku tahu,, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih // pengasih, // Penyayang // Panjang sabar // Berlimpah kasih setia // Kasih setia
Aku tahu,, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih. Akhirnya rahasia itu terungkap. Yunus bukanlah tidak tahu tentang karakter Allahnya. Dia melarikan diri ke Tarsis bukan karena dia takut terhadap orang-orang Niniwe, tetapi karena dia tidak ingin mereka diselamatkan. Dia tabu bahwa setiap ancaman Allah bersyarat, sekalipun khusus sifatnya. Allah adalah pengasih, berarti bahwa yang Allah inginkan adalah kesejahteraan manusia, dan Allah sangat rindu untuk mengangkat manusia dari dosanya. Bahkan bangsa Yunus sendiri tidak mungkin ada seandainya Allah tidak bermurah hati kepada bani Israel sejak semula (Kel. 34:6, 7). Setiap pembebasan dari perbudakan, penindasan, kelaparan, atau kehancuran adalah bukti dari kasih sayang Allah kepada manusia (Hos. 14:2). Penyayang. Sebuah kata yang mengiringi pengasih, menunjuk kepada kasih Allah yang dicurahkan atas orang berdosa yang tidak layak dikasihi, yang menyesal akan dosa-dosanya. Allah memiliki hak untuk menolong orang-orang yang menunjukkan penyesalan yang tulus atas dosa dan yang mempercayai kebaikan-Nya. Panjang sabar. Keinginan Allah yang utama bukanlah menghukum orang berdosa. Dia sangat bersabar atas kejahatan manusia. Namun bila terbukti, dalam situasi tertentu, bahwa manusia terlalu sombong dan keras kepala untuk dituntun melalui disiplin yang ringan dan menyenangkan, Allah mulai menghajar mereka "dengan keras," dengan menyatakan ketidaksenangan-Nya terhadap dosa. Berlimpah kasih setia. Bagi sang nabi, kasih Allah sedemikian besar sehingga dia hanya bisa mengulang kata-kata ketika mencoba mengutarakannya. Kasih setia adalah terjemahan dari kata Ibrani hesed, yang berarti setia kepada janji perjanjian. Ungkapan kasih setia tidak pudar ketika perjanjian dilanggar oleh pihak yang lain, tetapi menjangkau orang berdosa untuk membawanya kembali ke suatu hubungan pribadi yang intim. Kasih setia Allah begitu besar sehingga Dia senang mengesampingkan hukuman supaya orang berdosa yang bertobat bisa masuk kembali ke dalam hubungan perjanjian.

* Yun 4:3
Yunus tidak memiliki kasih Allah dalam hatinya, dan dia merasa malu karena nubuatnya telah dibatalkan oleh pertobatan orang-orang yang tidak disukainya. Sang nabi begitu sedih sehingga dia ingin mati.

* Yun 4:4 - Layakkah engkau marah?
Layakkah engkau marah? Tuhan mempertanyakan sikap Yunus. Dari sisi kepedulian Allah kepada manusia, mengapa hamba-Nya bisa begitu tidak saleh?

* Yun 4:5 - Mendirikan di situ sebuah pondok
Mendirikan di situ sebuah pondok. Meskipun Yunus sadar bahwa gelombang pertobatan di Niniwe akan menggerakkan Allah untuk menyelamatkan orang-orang itu, dia bersikeras menantikan kehancuran yang dia nubuatkan. Dengan pergi ke daerah yang lebih tinggi di luar kota, dia mendirikan sebuah pondok yang terbuat dari dahan-dahan untuk menaunginya dari matahari. Pondok-pondok semacam itu masih digunakan di daerah terbuka di Timur Tengah. Seorang bisa merasa nyaman dalam naungan pondoknya bahkan ketika matahari sangat terik.

* Yun 4:6 - Atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak
Atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak. Tanaman itu, palma cristi, lazim tumbuh di Timur Tengah. Kecepatan pertumbuhannya dalam cerita ini dinyatakan sebagai tindakan Allah. Yunus sedang menderita karena begitu banyak konflik batin sehingga dia bereaksi dengan emosi yang sangat berbeda pada waktu-waktu yang berbeda. Sebelumnya dia sangat sedih, sekarang dia sangat bersukacita.

* Yun 4:7 - Atas penentuan Allah datanglah seekor ulat
Atas penentuan Allah datanglah seekor ulat. Kehancuran pohon jarak itu juga merupakan tindakan Allah. Ulat itu menghancurkan akar, menghancurkan tanaman itu, dan dengan begitu menghancurkan kebahagiaan yang diberikan oleh naungannya.

* Angin dan Matahari. 4:8.
Atas penentuan Allah bertiuplah angin. Tindakan terakhir Tuhan ini merampas kenyamanan duniawi Yunus yang terakhir. Angin timur terkenal karena temperatur panasnya yang menyengat, yang bahkan naungan pohon jarak pun tidak bisa melindungi orang dari sengatannya. Ketika Yunus tidak bisa menahan panas itu, dia berseru untuk kedua kalinya meminta mati. Kali pertama dia ingin mati karena keputusasaan hatinya; kali ini dia berseru kepada Allah karena penderitaan fisiknya.

* Pelajaran. 4:9-11.
Jelas bahwa serangkaian tindakan Allah terhadap Yunus itu memiliki suatu tujuan. Allah sedang berusaha menunjukkan kebodohan dari ketidakpedulian spiritual Yunus terhadap kesejahteraan manusia, dengan membandingkannya dengan perhatian besar Yunus atas kesejahteraan fisiknya sendiri.

* Yun 4:9
Pertanyaan dalam ayat 4 diulang di sini. Dari isi 4:1-3 seseorang bisa menduga bahwa jawaban Yunus saat pertanyaan itu pertama kali diberikan tentu sama dengan jawaban yang ada di sini.

* Yun 4:10 - Engkau sayang kepada pohon jarak itu
Engkau sayang kepada pohon jarak itu. Ini adalah kepedulian yang baik dan mungkin dasar yang masuk akal untuk marah. Namun tanaman itu hanyalah sebuah tanaman, dan Yunus tidak ada sangkut paut dengan pertumbuhan atau kehancurannya.

* Yun 4:11 - Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe. Penduduk Niniwe adalah manusia yaitu laki-laki, perempuan dan anak-anak, yang merupakan obyek ciptaan khusus Allah, dan karenanya merupakan obyek kasih-Nya. Tumbuhan saja, seperti pohon jarak, tidak bersekutu secara pribadi dengan Allah; demikian juga dosa tidak bisa merusaknya. Perhatian Yunus kepada pohon jarak itu bersifat mementingkan diri sendiri dia bersedih atas kehancurannya karena pohon itu memberikan kenyamanan bagi dirinya. Namun kemudian Allah kepada manusia tidaklah mementingkan diri sendiri karena Dia hanya berupaya memberikan kenyamanan kepada manusia dengan melepaskannya dari dosa. Tidak ada seorang pun yang memiliki hak untuk mempertanyakan atau membenci pencurahan kasih Allah dalam menyelamatkan manusia, siapapun itu, dari dosa dan kehancuran karena dosa. Orang-orang Niniwe membutuhkan-Nya lebih dari yang lain karena mereka tidak memiliki seorang pun untuk menunjukkan kepada mereka tentang berbagai perbedaan moral.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2022




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Selasa, 9 Agustus 2022 - Matius 18:1-5,10,12-14 - BcO Zakharia 9:1-10:2 - Peringatan fakultatif St. Teresia Benedikta dr Salib

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 7 Agustus 2022 - Lukas 12:32-48 (Penjelasan) - BcO Yunus 1:1-17; 2: 10 - HARI MINGGU BIASA XIX





Arsip Renungan Katolik 2022..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)