misa.lagu-gereja.com        
 
View : 4488 kali
Renungan Katolik 2023
Senin, 30 Januari 2023
Renungan Katolik Senin, 30 Januari 2023 - Markus 5:1-20 (Penjelasan) - BcO Roma 12:1-21 (Penjelasan) - Hari biasa

Tolak semua bentuk kejahatan dan keterlibatan dengan kuasa-kuasa kegelapan
Senin, 30 Januari 2023
Hari biasa
Ibr. 11: 32-40; Mzm. 31:20,21,22,23,24;
Markus 5:1-20
BcO Roma 12:1-21
Warna Liturgi Hijau
----------------------------------------------
Catholic Daily Readings for January 23 2023,
Monday of the Third week in Ordinary Time
1st Reading     Hebrews 9:15, 24-28
Responsorial Psalm     Psalms 98:1, 2-3AB, 3CD-4, 5-6
Alleluia     2 Timothy 1:10
Gospel     Mark 3:22-30

Baca Juga:


Markus 5:1-20
Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa
5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 5:2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 5:3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 5:4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 5:6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 5:7 dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" 5:8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" 5:9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." 5:10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 5:11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 5:12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" 5:13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. 5:14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. 5:15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka. 5:16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. 5:17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. 5:18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. 5:19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" 5:20 Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.

Penjelasan:

* Tolak semua bentuk kejahatan dan keterlibatan dengan kuasa-kuasa kegelapan
Hampir seluruh stasiun tv di Indonesia saat ini menyuguhkan tontonan seram yang dikemas sedemikian rupa kepada para pemirsa. Dari tontonan tersebut diketahui bagaimana keadaan orang yang selalu berhubungan dengan roh-roh setan: liar, tak terkendali, bahkan membahayakan orang lain. Karena itu kita dapat memahami alasan mengapa masyarakat di Gerasa menjauhi orang yang dirasuk setan. Tidak ada usaha mereka untuk menolong atau mengendalikannya. Digambarkan bahwa orang yang dirasuk selegion roh jahat itu telanjang, berkeliaran di kubur-kubur, tidak dapat dikendalikan, dan membahayakan keselamatan orang lain (ayat 3,4). Keadaan seperti ini hanya akan dialami oleh orang-orang yang "bergaul akrab" dengan kuasa kegelapan seperti mempercayai dukun, ramalan, dlsb.

Apakah begitu berkuasanya setan sehingga tidak ada kuasa apa pun yang dapat mengendalikan dan menguasainya? Anggapan seperti itu tidak boleh ada dalam iman orang Kristen, sebab roh-roh jahat itu ternyata tidak tahan menghadapi Yesus. Di hadapan Tuhan Yesus yang penuh kuasa dan kekudusan Allah, roh-roh jahat itu segera membongkar nasib akhir mereka: dihukum Tuhan dan binasa (ayat 7). Cukup dengan hardikan, Tuhan Yesus mengusir mereka. Orang yang dilepaskan dari kuasa roh jahat itu berubah, kembali menjadi waras, berpakaian, duduk di kaki Yesus, dan memuliakan Allah. Yesus menginginkan agar melalui perubahan yang terjadi atas dirinya ia menjadi saksi kemuliaan Allah, memberitakannya kepada orang-orang lain. Dia yang dulu hidup dikuasai iblis, telah diubahkan menjadi manusia baru oleh Yesus. Tidak ada kuasa apa pun yang tak dapat tidak dikuasai Yesus. Tak ada hidup yang serusak apa pun yang tak dapat ditata ulang oleh Yesus.

Renungkan: Orang Kristen harus memiliki sikap tegas untuk menolak semua bentuk kejahatan dan keterlibatan dengan kuasa-kuasa kegelapan.

BcO Roma 12:1-21

Persembahan yang benar
12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. 12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, 12:5 demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. 12:6 Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. 12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; 12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Nasihat untuk hidup dalam kasih
12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. 12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. 12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! 12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan! 12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! 12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! 12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! 12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. 12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. 12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Penjelasan:



* Kewajiban-kewajiban Orang Percaya (Roma 12:1-21)
Di sini kita bisa mengamati nasihat-nasihat Rasul Paulus sesuai dengan pola yang telah disebutkan di dalam isi pasal ini.
I. Mengenai kewajiban kita kepada Allah, di dalamnya kita dapat melihat apakah yang dimaksudkan dengan kesalehan itu.

II. Mengenai kewajiban kita yang memberikan rasa hormat kepada diri kita sendiri, yaitu kesederhanaan.
            1. Sebuah pandangan yang sederhana atas diri kita sendiri (ay. 3). Hal ini disampaikan di dalam kata-kata pembukaan yang penuh kesungguhan: Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata. Berdasarkan kasih karunia kebijaksanaan, yang dengannya Rasul Paulus dapat memahami betapa pentingnya dan mulianya kewajiban ini. Berdasarkan kasih karunia kerasulan, yang olehnya ia memiliki kuasa untuk menekankan dan memerintahkan kewajiban itu. ”Aku berkata, akulah yang ditugaskan untuk mengatakan hal itu, di dalam nama Allah. Aku berkata, dan janganlah kamu melawan.” Hal itu dikatakan kepada setiap orang dari antara kita, setiap orang serta yang lainnya juga. Kesombongan adalah dosa yang berkembang biak di dalam diri semua orang, itulah sebabnya masing-masing kita harus diperingatkan dan diperlengkapi untuk menghadapi semua hal itu. Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan. Kita harus berhati-hati untuk tidak memiliki pandangan diri yang berlebihan atau memberikan nilai yang terlampau tinggi atas penilaian kita, kemampuan kita, pribadi kita, dan hasil kerja kita. Kita tidak boleh menyombongkan diri, tidak boleh terlampau memandang tinggi kebijaksanaan dan keberhasilan kita, juga tidak boleh beranggapan sudah menjadi orang yang berarti (Gal. 6:3). Satu-satunya pikiran tinggi yang boleh dan harus kita pikirkan ialah bahwa sebenarnya kita terlampau baik untuk menjadi hamba dosa dan budak dunia ini. Namun, di samping itu, kita harus tetap berpikir sederhana, artinya, kita harus merendah terhadap pandangan atas diri kita, kemampuan kita, serta rahmat dan kasih karunia sesuai dengan apa yang kita terima dari Allah, dan bukan sebaliknya. Kita juga tidak boleh terlalu yakin dan menjadi panas dalam memperdebatkan hal-hal yang meragukan, jangan berlebihan melampaui batas-batas kewenangan kita, dan juga jangan menghakimi dan mengecam keras orang-orang yang berbeda pandangan dengan kita. Kita juga harus menjauhkan keinginan untuk pamer kedagingan. Hal-hal ini dan hal lain yang serupa merupakan buah-buah dari kesederhanaan pandangan terhadap diri sendiri. Kata-kata yang digunakan mengandung arti lain yang sesuai. Sebenarnya kata of himself (KJV; TL: dirinya) tidak ada dalam naskah asli. Oleh karena itu seharusnya kalimat itu dibaca, Tidak ada orang yang bijaksana lebih daripada yang patut bagi dia, yaitu menjadi bijaksana secara wajar. Kita tidak boleh mengejar hal-hal yang terlampau besar bagi kita (Mzm. 131:1-2), berkanjang pada hal-hal yang tidak pernah kita lihat (Kol. 2:18), pada hal-hal tersembunyi yang tidak diperuntukkan bagi kita (Ul. 29:29), serta jangan ingin menjadi bijaksana melebihi yang telah tertulis. Ada pengetahuan yang dapat membuat orang menjadi sombong, yang dapat menjangkau buah yang terlarang untuk dimakan. Kita harus berhati-hati dalam hal ini, dan harus mengejar pengetahuan yang condong kepada kesederhanaan, yang memperbaiki hati dan memperbaharui kehidupan. Beberapa orang mengartikan kesederhanaan sebagai sesuatu yang dapat menahan kita di tempat dan kedudukan kita sendiri, sehingga tidak mengganggu batas-batas karunia dan jabatan orang lain. Lihatlah contoh yang diberikan perihal kerendah-hatian di dalam menerapkan berbagai karunia rohani yang besar di dalam 2 Korintus 10:13-15. Pada pokok bahasan ini termasuk juga nasihat, Janganlah menganggap dirimu pandai (ay. 16). Sangatlah baik untuk menjadi pandai, tetapi sangat buruk untuk menganggap diri sendiri pandai.

            2. Penggunaan yang wajar atas karunia-karunia yang telah diberikan Allah kepada kita. Sementara di satu sisi kita tidak boleh meninggikan talenta-talenta kita, sebaliknya di sisi lain kita juga tidak boleh menguburnya. Berhati-hatilah supaya kita tidak menjadi malas dalam hal memberikan diri kita untuk orang lain dengan berpura-pura rendah hati dan menyangkal diri. Kita tidak boleh berkata, “Saya sendiri bukan apa-apa, karena itu saya akan duduk diam dan tidak berbuat apa-apa,” tetapi kita harus berkata, “Saya sendiri bukan apa-apa, dan itulah sebabnya saya akan memberikan diri saya sepenuhnya di dalam kekuatan kasih karunia Kristus.” Rasul Paulus memerincikan jabatan-jabatan gerejawi yang ditetapkan bagi beberapa jemaat tertentu, dengan tujuan supaya masing-masing pejabat dapat belajar bagaimana menjalankan tugas masing-masing untuk menjaga ketertiban dan meningkatkan pertumbuhan di dalam jemaat. Supaya masing-masing mengetahui kedudukan masing-masing dan memenuhi tugas itu. Demikianlah kita mempunyai karunia. Contoh-contoh yang diberikan berikutnya menjelaskan hal yang bersifat umum ini. Mempunyai karunia, marilah kita menggunakannya. Wewenang dan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan pelayanan merupakan karunia Allah. Karunia yang berlain-lainan. Rancangan langsung dari masing-masing jabatan ini berbeda-beda, walaupun kecenderungan akhir dari semuanya sama. Menurut kasih karunia itu, charismata kata tÄ”n charin. Kasih karunia Allah yang diberikan dengan cuma-cuma merupakan sumber dan asal dari semua karunia yang diberikan kepada umat manusia. Kasih karunia itulah yang menetapkan jabatan itu, melayakkan, dan mengarahkan orang itu, bekerja untuk membuat orang itu mau melakukan dan terus melakukannya. Di dalam jemaat mula-mula terdapat beberapa karunia yang luar biasa, yaitu karunia berbahasa lidah, membedakan bermacam-macam roh, karunia untuk menyembuhkan, namun di sini Paulus berbicara mengenai karunia-karunia yang biasa (bdk. 1Kor. 12:4; 1Tim. 4:14; 1Ptr. 4:10). Ia memerincikan tujuh karunia khusus (ay. 6-8), yang tampaknya dimaksudkan untuk menunjukkan begitu banyaknya jabatan berbeda yang digunakan oleh jemaat-jemaat mula-mula sebagai kebijaksanaan pokok, khususnya jemaat yang besar. Terdapat dua karunia umum yang dinyatakan di sini, yaitu karunia bernubuat dan melayani. Yang pertama merupakan tugas para penilik jemaat, yang berikut merupakan tugas para diaken. Keduanya merupakan para pejabat utama di dalam jemaat (Flp. 1:1). Namun, supaya pekerjaan itu dapat dilaksanakan secara lebih baik dan berhasil, tampaknya pekerjaan-pekerjaan tertentu yang menjadi tugas masing-masing harus dibagi dan diberikan melalui persetujuan dan kesepakatan bersama, sebab yang disebut pekerjaan setiap orang dapat berarti bukan pekerjaan siapa pun. Dengan demikian masing-masing dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan baik, pekerjaan yang vir unius negotii -” satu orang dengan satu pekerjaan. Itulah sebabnya Daud memilih orang-orang Lewi (1Taw. 23:4-5), sehingga dengan kebijaksanaan ini pekerjaan lebih mudah diatur dan diarahkan. Oleh karena itu, lima karunia berikutnya dimasukkan ke dalam dua kelompok karunia sebelumnya.

III. Perihal bagian kewajiban kita yang berkenaan dengan saudara-saudara kita. Mengenai hal ini telah banyak diberikan contoh dalam bentuk nasihat-nasihat singkat. Nah, semua kewajiban kita terhadap sesama kita telah diringkas dalam satu kata yang indah, yaitu kasih. Di dalamnya diletakkan dasar dari semua kewajiban kita bersama. Itulah sebabnya Rasul Paulus menyebutkan hal ini terlebih dahulu, yang dijadikan sebagai pakaian seragam murid-murid Kristus, serta hukum utama agama kita: Hendaklah kasih itu jangan pura-pura, tidak dinyatakan dalam pujian dan sikap yang dibuat-buat, tetapi dalam perbuatan nyata, bukan dengan perkataan atau dengan lidah saja (1Yoh. 3:18). Kasih yang benar adalah kasih yang bersungguh-sungguh, bukan seperti ciuman seorang musuh, yang menipu. Kita harus bersukacita mendapat kesempatan untuk membuktikan keikhlasan kasih kita (2Kor. 8:8). Lebih khusus lagi, kita berutang kasih kepada sahabat-sahabat kita dan juga kepada musuh-musuh kita. Paulus memerinci kedua hal itu.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Selasa, 31 Januari 2023 - Markus 5:21-43 - BcO Roma 13:1-14 - Peringatan Wajib St. Yohanes Bosko

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 29 Januari 2023 - Matius 5:1-12a (Penjelasan) - BcO Roma 11:25-36 (Penjelasan) - Hari Minggu Biasa IV





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)