misa.lagu-gereja.com        
 
Selasa, 14 Maret 2023
Hari biasa
Pekan III Prapaskah
Dan. 3:25,34-43; Mzm. 25:4b-5b,6-7c,8-9;
Matius 18:21-35
BcO Ibrani 3:1-19
Warna Liturgi Ungu


Matius 18:21-35
Perumpamaan tentang pengampunan
18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 18:28 Tetapi ketika hamba itu keluar, ia bertemu dengan seorang hamba lain yang berhutang seratus dinar kepadanya. Ia menangkap dan mencekik kawannya itu, katanya: Bayar hutangmu! 18:29 Maka sujudlah kawannya itu dan memohon kepadanya: Sabarlah dahulu, hutangku itu akan kulunaskan. 18:30 Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 18:31 Melihat itu kawan-kawannya yang lain sangat sedih lalu menyampaikan segala yang terjadi kepada tuan mereka. 18:32 Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. 18:33 Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani engkau? 18:34 Maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 18:35 Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Penjelasan:



* Mengampuni sesama. (21-35)
Bila kita sejujur Petrus, harus kita akui bahwa kita hampir-hampir tidak memiliki kemampuan untuk mengampuni orang lain. Apa lagi bila harus mengampuni tanpa batas, dan dengan sepenuh hati. Padahal andaikan Allah memberlakukan keadilan dan bukan kasih terhadap kita, entah bagaimana nasib kekal kita? Tidak ada kesalahan yang tidak dapat diampuni. Tuhan sendiri memberikan contoh bahwa Allah telah mengampuni setiap dosa umat-Nya yang datang meminta.

Allah mengampuni setiap jengkal dosa kita. Perumpamaan yang Yesus kemukakan sangat gamblang. Sulit bagi kita untuk mengerti makna perumpamaan ini. Namun sebenarnya perumpamaan ini menggambarkan mahalnya pengampunan yang kita terima dalam Tuhan. Dosa kita terlampau jahat dan banyak hingga nyawa Yesus harus dikorbankan menggantikan kita. Apalah arti kesalahan kecil orang lain kepada kita dibandingkan dosa kita terhadap Allah? Orang yang sungguh menghayati pengampunan Allah, wajib meneruskan pengampunan itu kepada sesamanya. Namun jika kita sendiri belum mengalami pengampunan Allah, memang mustahil untuk meneruskan misi pengampunan itu.

Doa: Betapa masih kurangnya kemampuanku untuk mengampuni sesama. Tolonglah aku ya, Tuhan.

* Mat 18:21 - Tuhan, sampai berapa kali // Sampai tujuh kali? // tujuh puluh kali tujuh

Tuhan, sampai berapa kali. Penjelasan sebelumnya mengenai orang yang berbuat salah mencakup kesediaan pihak yang dirugikan untuk mengampuni. Petrus bertanya sampai sejauh mana pengampunan harus diberikan apabila orang melakukan kesalahan terus-menerus. Sampai tujuh kali? Ajaran para rabi (berlandaskan pada Am. 1:3; Ayb. 33:29, 30) mewajibkan hanya sebanyak tiga kali. 22. Tetapi Yesus mengangkat masalah ini melampaui. perhitungan praktis semacam itu dengan menyebutkan tujuh puluh kali tujuh. Daripada berusaha untuk memenuhi patokan tertentu, orang percaya sebaiknya mengikuti teladan Tuhannya (Kol. 3:13).

* Mat 18:23 - Kerajaan Surga // Raja

Perumpamaan tentang hamba yang tidak berbelas kasihan mengajarkan bahwa orang yang telah mengalami pengampunan dari Allah bertanggung jawab untuk mengampuni orang lain. Inilah patokan di dalam Kerajaan Surga (lihat tafsiran atas 13:11). Raja di Timur (ditafsirkan sebagai Bapa surgawi; ay. 35) dilukiskan sedang mengadakan perhitungan dengan hamba-hamba-Nya.

* Mat 18:24 - Seorang, // sepuluh ribu talenta

Seorang, rupanya seorang gubernur yang memiliki akses perbendaharaan raja yang berjumlah besar, ternyata berhutang sepuluh ribu talenta (nilai suatu talenta senantiasa berubah tergantung pada logam yang dipergunakan, tetapi selalu terhitung tinggi).

* Mat 18:25-27

Sekalipun demikian, dengan sujud menyembah kepada raja, dia memperoleh penghapusan seluruh hutangnya (Yunani, loan; dipandang dengan kemurahan dan bukan sebagai penipuan).

* Mat 18:28-30 - seratus dinar

Setelah meninggalkan hadirat raja, hamba yang diampuni ini lalu menuntut perhitungan dari semua hamba yang berhutang seratus dinar kepadanya (satu dinar, denarius, adalah upah kerja satu hari, 20:2), nilai yang sangat kecil dibandingkan dengan talenta.

* Mat 18:31-33 - Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu

Bukankah engkau pun harus mengasihani kawanmu. Pastilah orang berdosa yang telah mengalami pengampunan Allah seharusnya menunjukkan sikap yang sama terhadap orang lain. khususnya karena pelanggaran yang dilakukan seseorang terhadap sesamanya tidak ada artinya dibandingkan dengan hutang manusia kepada Allah.

* Mat 18:34-35 - Menyerahkannya kepada algojo-algojo // Bapa di surga // Algojo-algojo

Menyerahkannya kepada algojo-algojo. Di sinilah letak inti dari penafsirannya. Tidak mungkin yang dimaksud adalah kehancuran abadi dari orang-orang yang benar-benar diselamatkan, karena itu akan bertentangan dengan ajaran yang sangat jelas di bagian lainnya. Jelas juga tidak mungkin bahwa yang dimaksudkan adalah suatu tempat penyucian (purgatori) yang tidak alkitabiah. Sekalipun demikian, kenyataan bahwa sang hamba sudah dihapuskan hutangnya menunjukkan bahwa dia tidak mungkin orang yang hanya mengaku percaya saja. Tetapi, apabila kita memandang penyiksaan tersebut sebagai hal-hal buruk yang ditimpakan oleh Bapa di surga kepada orang-orang percaya yang tidak mau mengampuni, maka semua kesulitan sebelumnya terhindar. Algojo-algojo (basanistai) diambil dari kata kerja besanizō, yang dipergunakan untuk melukiskan penyakit (Mat. 4:24; 8:6). dan situasi yang tidak enak (Mat. 14:24). Lot membuat "jiwanya yang benar itu tersiksa" (II Ptr. 2:8) karena berhubungan dengan orang jahat. Penyiksaan semacam itu dapat dipergunakan oleh Allah untuk menghajar dan menghasilkan jiwa yang benar di antara anak-anak-Nya (I Kor. 11:30-32). Jadi pengampunan ilahi di sini ialah hal yang kita perlukan setiap hari untuk. menikmati persekutuan sempurna dengan Bapa surgawi kita, dan konteksnya juga cocok untuk membahas hubungan antara orang percaya (ay. 15-20).


BcO Ibrani 3:1-19
Yesus lebih tinggi dari Musa
3:1 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, 3:2 yang setia kepada Dia yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. 3:3 Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. 3:4 Sebab setiap rumah dibangun oleh seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. 3:5 Dan Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian, 3:6 tetapi Kristus setia sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang kita megahkan.
Binasa karena murtad
3:7 Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, 3:8 janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada waktu pencobaan di padang gurun, 3:9 di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun lamanya. 3:10 Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu, dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak mengenal jalan-Ku, 3:11 sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku." 3:12 Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup. 3:13 Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. 3:14 Karena kita telah beroleh bagian di dalam Kristus, asal saja kita teguh berpegang sampai kepada akhirnya pada keyakinan iman kita yang semula. 3:15 Tetapi apabila pernah dikatakan: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman", 3:16 siapakah mereka yang membangkitkan amarah Allah, sekalipun mereka mendengar suara-Nya? Bukankah mereka semua yang keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa? 3:17 Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? 3:18 Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang tidak taat? 3:19 Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena ketidakpercayaan mereka.

Penjelasan:



* Yesus Pengantara Agung (1-6)
Di dalam Perjanjian Lama, Musa adalah salah seorang hamba Allah yang paling besar. Allah memakai dia sebagai nabi yang menyampaikan Hukum Taurat kepada umat Israel. Melalui Musa, Allah membimbing umat-Nya masuk ke dalam persekutuan dan ibadah yang intim dengan-Nya. Akan tetapi, Musa adalah manusia biasa yang terbatas dan berdosa.

Pada masa Perjanjian Baru, Yesus adalah utusan (Rasul) Allah untuk membimbing umat-Nya ke dalam persekutuan intim dengan-Nya. Yesus juga Pengantara Agung (Imam Besar) umat Tuhan kepada Allah. Yesus lebih besar daripada Musa. Yesus memiliki dua jabatan besar Perjanjian Lama (Imam Besar) dan Perjanjian Baru (Rasul) (ayat 1-2). Dua ilustrasi digunakan untuk memperlihatkan kebesaran Yesus dibandingkan Musa. Pertama, Yesus adalah ahli bangunan yang membangun umat Allah (rumah Allah). Sedangkan Musa hanyalah bagian dari bangunan itu (ayat 3-4). Kedua, Yesus adalah Anak yang mengepalai rumah Allah, Musa hanyalah pelayan yang setia. Jadi, sebenarnya Musa melayani Tuhan Yesus sebagaimana seorang pelayan rumah melayani Anak pemilik rumah itu (ayat 5-6).

Bagian firman Tuhan ini penting bagi para pembaca pertama surat Ibrani ini. Mereka mendapat godaan untuk meninggalkan Yesus dan kembali kepada kepercayaan agama Yahudi yang mementingkan pelaksanaan ritual dan moral Hukum Taurat. Dengan menempatkan status Musa sebagai pelayan dan Yesus sebagai Anak, para pembaca surat Ibrani justru semakin diteguhkan untuk setia kepada Yesus. Bagi kita umat Tuhan masa kini, hal ini semakin meneguhkan keyakinan kita akan kesatuan Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Juga semakin memantapkan iman kita hanya tertuju pada Yesus sebagai Anak Allah.

Camkan: Jangan sampai Anda mementingkan ritual dan ajaran moral kristiani, namun tidak sepenuhnya mengimani dan menaati Yesus, Sang Anak Allah.

* Ketegaran hati yang membinasakan (7-19)
Apa yang akan terjadi pada seorang anak yang bebal bila tidak ada yang menghajar dan mendidiknya secara benar? Anak seperti itu akan bertumbuh menjadi seorang dewasa yang berperangai keras kepala dan tidak tunduk pada otoritas. Ia hanya akan menjadi pengacau masyarakat.

Perilaku umat-Nya, bangsa Israel terhadap Allah pada masa lampau bagaikan seorang anak yang bebal. Mereka telah melihat dan mengalami kuasa Allah, namun tetap menolak percaya kepada-Nya. Kutipan Mazmur 95:7-11 di nas ini dan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menunjukkan ketegaran hati mereka (ayat 7-11). Sikap inilah yang membuat Allah murka kepada mereka serta tidak mengizinkan mereka masuk ke Tanah Perjanjian untuk menikmati semua janji dan kemurahan-Nya.

Cara penulis Surat Ibrani mengutip Perjanjian Lama menunjukkan bahwa suratnya itu ditujukan kepada para pembaca Yahudi (ayat 16-19). Tujuannya menjadikan ketegaran hati Israel yang menuai murka Allah ini sebagai contoh agar para pembaca suratnya jangan ikut menegarkan hati. Ketegaran hati berasal dari hati yang jahat dan yang menolak percaya pada Yesus. Ketegaran hati ini dapat membuat seseorang menjadi murtad (ayat 12). Penulis tidak menginginkan akibat ini terjadi pada para pembaca suratnya karena mereka telah menjadi milik Yesus (ayat 14-15).

Tidak sedikit orang yang mengaku Kristen, namun tidak memercayai Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat meskipun ia telah mengalami kuasa, kemurahan, dan kasih Allah. Orang seperti ini menganggap percaya kepada Yesus karena iman dan akan menerima hidup kekal sebagai akibatnya merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Orang seperti ini akan sangat mudah berpaling dari Tuhan Yesus kepada hal-hal dunia yang menawan hatinya.

Camkan: Yesus Kristus tanpa pamrih telah memberi diri-Nya untuk keselamatan kita. Iman asal-asalan kita kepada-Nya adalah sikap menghina Dia.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 15 Maret 2023 - Lakukan dengan Setia " Selamat menuruti perintah-Nya - Matius 5:17-19 (Penjelasan) - BcO Ibrani 4:1-13 - Hari biasa Pekan III Prapaskah

PREV:
Renungan Katolik Senin, 13 Maret 2023 - Pengalaman Masa Lalu - Lukas 4:24-30 - BcO Ibrani 2:5-18 - Hari biasa Pekan III Prapaskah





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)