misa.lagu-gereja.com        
 
View : 4236 kali
Katolik News 2023
14 April 2023
PEKAN SUCI DAHULU DAN SEKARANG: VIGILI PASKAH

oleh Pater Aaron Williams

Revisi paling ekstensif terhadap Vigili Paskah pada Sabtu Suci terlihat pada paruh pertama vigili tersebut. Rubrik pra-1955 mengasumsikan bahwa Misa dipersembahkan pada pagi hari Sabtu Suci, dan ini akan menimbulkan kesulitan pada kemudian hari dengan bagaimana bentuk pra-1955 dapat dipersembahkan pada masa sekarang.

Para pelayan mulai dengan memakai busana liturgi warna ungu dengan imam yang memakai pluviale ungu. Lilin Paskah tanpa hiasan sudah berdiri di sanctuarium sebelum vigili dimulai. Api baru disiapkan dan diberkati di luar gereja bersama dengan biji dupa untuk lilin Paskah. Diakon berganti busana menjadi dalmatik putih dan memegang arundo (tricereo), yaitu sebuah tiang panjang yang menyangga lilin bercabang tiga. Inilah hubungan lain dengan liturgi Timur dalam bentuk Byzantium, imam memegang lilin berujung tiga saat menyanyikan Kanon Paskah pada Vigili Paskah.

Saat prosesi memasuki gereja, sebuah lilin kecil panjang digunakan untuk menyalakan ketiga ujung tricereo, setiap kali dengan menyanyikan Lumen Christi. Tricereo ditempatkan di dekat lilin Paskah dan diakon menyanyikan Exsultet. Saat khusus ini menghadirkan elemen yang unik dari liturgi tradisional, yaitu diakon sendiri yang memberkati lilin Paskah-"satu-satunya saat dalam ritus liturgi tradisional seorang diakon diminta untuk memberkati sesuatu. Perlu dicatat bahwa di paroki-paroki yang tidak ada diakon dan subdiakon, imam diarahkan untuk menjadi diakon untuk melakukan ritus ini. Selama menyanyikan Exsultet, diakon berhenti pada saat-saat tertentu untuk memasukkan biji dupa dan menyalakan lilin dari tricereo. Ketika ini selesai, imam memakai kasula ungu dan diakon memakai kasula lipat ungu. Selanjutnya adalah dua belas bacaan nubuatan.

Pekan Suci yang direformasi memperlihatkan pemberkatan lilin Paskah di luar gereja, seperti yang ditemukan dalam bentuk modern. Penggunaan tricereo dihilangkan dan bacaan nubuatan dipersingkat dari dua belas menjadi empat. Cukup menarik, Forma Ordinaria memulihkan beberapa bacaan yang dihilangkan ini meskipun tidak semuanya.

Setelah bacaan nubuatan, ritus sebelum reformasi menyebutkan pemberkatan bejana baptis. Pemberkatan air didahului dengan Prefasi, kemudian diberkati dengan cara tradisional, yaitu air dibagi dan dipercikkan ke empat arah-"simbol dari empat sungai Eden. Imam mengembuskan napas ke atas air dalam bentuk huruf Yunani Ψ-"huruf pertama dari kata psyche (roh). Minyak katekumen dan minyak krisma suci ditambahkan ke dalam air. Jika pembaptisan akan dilakukan, maka itu dilakukan sekarang.

Setelah itu, Litani Para Kudus dinyanyikan, imam serta para pelayan meniarap di tangga menuju altar. Saat seruan, “Dari segala dosa, bebaskan kami,” imam dan para pelayan bangkit dan pergi ke sakristi tempat mereka memakai busana Misa warna putih. Sementara ini dilakukan, altar disiapkan untuk Misa Agung dengan kain, lilin, bunga, dan relikui. Setelah itu, Misa dimulai seperti biasa dengan Doa di Kaki Altar, tetapi Introitus tidak dinyanyikan.

Secara umum, Misa dilaksanakan seperti Misa biasa, tetapi ada penghilangan Credo, Antifon Persembahan, Agnus Dei, Pax, dan Antifon Komuni. Penghilangan ini sengaja dirancang untuk menegaskan bahwa Gereja belum sepenuhnya bersukacita karena kebangkitan masih akan terjadi pada hari Paskah (mengingatkan kembali bahwa Misa ini dipersembahkan pada pagi hari Sabtu Suci).

Setelah Komuni, sebagai ganti Antifon Komuni, Vesper dinyanyikan dalam bentuk singkat (ingat, Misa Vigili ini dirayakan pada pagi hari). Hal ini menimbulkan kesulitan ketika vigili pra-1955 dirayakan saat ini karena vigili sekarang dapat secara sah dirayakan pada malam hari ketika Vesper telah didaraskan sebelumnya, sebelum dimulainya Misa Vigili. Tidak ada doa setelah Komuni, tetapi pembubaran diberikan dengan Alleluia ganda, diikuti oleh Injil terakhir.

Pekan Suci yang direformasi membagi Litani Para Kudus menjadi dua, dengan pemberkatan bejana baptis yang terjadi di tengah. Rubrik menetapkan bahwa jika tempat pembaptisan berada di ruangan lain, imam dan para pelayan pergi untuk memberkati bejana sementara umat beriman tetap berada di gereja untuk terus menyanyikan litani. Imam dan para pelayan berlutut untuk paruh pertama litani dan bukan meniarap. Setelah pemberkatan bejana, sebuah ritus yang baru disusun, yaitu pembaruan janji baptis yang dimasukkan ke dalam ritus, yang mencakup nasihat dari imam-"satu-satunya saat nasihat seperti itu ditetapkan dalam Misa sebelum reformasi Paulus VI.

Sisanya Misa hampir sama dengan bentuk pra-1955 kecuali Doa di Kaki Altar yang dihilangkan dan bukannya menyanyikan Vesper singkat, ritus tersebut memberikan bentuk singkat dari Laudes. Vigili dan Laudes singkat ini memenuhi kewajiban untuk Matin dan Laudes hari Paskah.
Belajar dari Sejarah

Ritus liturgi, selain sebagai pertemuan sakramental dengan penyembahan surga, juga merupakan jendela ke masa lalu kita. Mengetahui ritus-ritus kita, dan ritus-ritus yang datang sebelumnya, dapat memberi kita wawasan yang luas tentang apa arti ritus-ritus ini atau mengapa Gereja menyerahkannya kepada kita pada masa modern kita. Tentunya, keakraban ini adalah bagian dari apa yang dimaksud Paus Benediktus XVI ketika dia menyerukan “saling memperkaya” bentuk-bentuk Ritus Roma. Bahkan di paroki-paroki yang tidak merayakan Forma Ekstraordinaria, para imam yang memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber ritus modern kita lebih diperlengkapi, baik untuk mempersiapkan diri mereka sendiri maupun para pelayan pembantu mereka untuk merayakannya, tetapi juga untuk mengajarkan kepada umat makna-makna yang lebih dalam dari ritus-ritus itu sendiri dan bagaimana mereka dimaksudkan untuk memungkinkan kita bertemu dengan Tuhan. Dengan cara ini, saya berharap gambaran singkat tentang ritus Pekan Suci sebelum reformasi ini dapat memungkinkan para pastor dan para pelayan liturgi untuk lebih memahami pentingnya ritus-ritus ini.

Untuk bacaan lebih lanjut, Gregory DiPippo menawarkan studi lengkap setiap hari. Artikel-artikel ini tersedia di New Liturgical Movement:
http://www.newliturgicalmovement.org/.../compendium-of...
Pater Aaron Williams adalah seorang imam Keuskupan Jackson, MS, melayani sebagai administrator paroki di Paroki St. Yusuf di Greenville. Dia adalah lulusan dari Seminari Notre Dame, New Orleans, dan memperoleh gelar master dalam Studi Liturgi dari Institut Liturgi di Universitas St. Maria Lake, Mundelein, IL.
Buletin Adoremus untuk Maret 2021: Vol. XXVI, no. 5

Diterjemahkan oleh Nicholas Adityas dari:
https://adoremus.org/2021/03/holy-weeks-past-and-present/



Daftar Label dari Kategori Katolik News 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA






Arsip Katolik News 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)