misa.lagu-gereja.com        
 
Kamis, 18 Mei 2023
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Kis. 1:1-11; Mzm. 47:2-3,6-7,8-9; Ef. 1:17-23;
Matius 28:16-20
BcO Efesus 4:1-24
Warna Liturgi Putih
MT/BPI Edisi Baru: 038, 962 Lama: 825, 962
Saran Nyanyian: PS 530, 531, 532, 533, 534, 548, 551, 676
Besok mulai Novena Pentakosta.

Matius 28:16-20
Perintah untuk memberitakan Injil
28:16 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Penjelasan:


* Amanat Agung (28:16-20).

Penampakan kepada kesebelas murid di Galilea yang menggenapi pemberitaan sebelumnya (26:32; 28:7, 10), tidak dapat disangkal lagi merupakan penampakan kepada "lebih dari lima ratus saudara" yang disebutkan Paulus (I Kor. 15:6). Galilea merupakan tempat tinggal sebagian besar pengikut Yesus, dan tempat yang paling mungkin bagi orang sebanyak itu tanpa diganggu pihak penguasa. 17. Mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Pengakuan sungguh-sungguh akan keilahian diri-Nya oleh sebagian besar orang yang hadir (bdg. kasus Tomas sebelumnya, Yoh. 20:28); keraguan di dalam diri beberapa orang. Kesulitan untuk memahami bahwa orang-orang yang ragu ini adalah di antara anggota Sebelas Murid setelah berbagai penampakan kepada mereka di Yerusalem telah membuat banyak penafsir menganggap bahwa mereka adalah orang-orang di antara yang disebutkan Paulus. Sekalipun demikian, tanpa mengabaikan kehadiran orang-orang lain, Matius nyaris mustahil berpandangan seperti itu di sini. Lebih baik menerima hal ini sebagai penafsiran yang mengejutkan tetapi jujur atas berbagai kenyataan tersebut, dan sebagai petunjuk selanjutnya bahwa para murid bukan kelompok yang mudah mempercayai sesuatu, namun baru benar-benar percaya berdasarkan "banyak tanah" (Kis. 1:3). 18. Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Penugasan yang diberikan ditopang dengan kausa dari Dia yang oleh Allah dijadikan Raja perantara, dengan kekuasaan atas segala sesuatu. 19. Jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Tugas untuk memberitakan Injil, mendaftarkan orang di bawah ketuhanan Kristus. Baptislah mereka. Upacara simbolik dengan mana seseorang secara terbuka mengakui komitmen pribadinya terhadap berita kristiani. Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Rumusan lengkap yang harus dipergunakan, dengan menekankan ciri khas Kristen dari baptisan ini dibandingkan bentuk-bentuk penyucian Yahudi sebelumnya. 20. Ajarlah mereka. Menanamkan ketetapan-ketetapan para pengikut-Nya. Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Sebuah janji indah bahwa kehadiran dan juga kekuasaan Kristus akan senantiasa memberikan kekuatan kepada hamba-hamba-Nya di dalam melaksanakan amanat ini.


* Amanat untuk Para Rasul (28:16-20)

I. Bagaimana para murid menghadiri penampakan-Nya itu sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya (ay. 16). Mereka berangkat ke Galilea, menempuh perjalanan yang jauh untuk melihat Kristus lagi, tetapi hal itu tidaklah sia-sia. Meskipun mereka telah beberapa kali melihat Dia di Yerusalem, mereka tetap berangkat ke Galilea untuk bertemu lagi dengan-Nya di sana:
        . Sebab Dia telah menyuruh mereka berbuat demikian. Sepertinya, mereka tidak perlu sampai pergi ke Galilea untuk bertemu dengan seseorang yang sebetulnya bisa mereka temui di Yerusalem, terutama karena mereka harus segera kembali ke Yerusalem sebelum kenaikan-Nya tiba. Akan tetapi, mereka telah belajar untuk taat kepada perintah Kristus dan tidak berkeberatan melaksanakannya. Perhatikan, orang yang ingin memelihara persekutuan dengan Kristus harus menjumpai Dia di tempat yang telah Ia tetapkan. Mereka yang telah menemui Dia dalam satu ibadah, harus terus menjumpai Dia dalam ibadah yang lain. Mereka yang telah melihat-Nya di Yerusalem, juga harus tetap berangkat ke Galilea.
        . Sebab penampakan tersebut dilakukan di tengah orang banyak dan merupakan pertemuan umum. Mereka memang telah melihat Dia dengan mata kepala mereka sendiri dan telah bercakap-cakap dengan-Nya secara pribadi, namun bukan berarti mereka kini tidak lagi harus menghadiri pertemuan besar itu, saat banyak orang akan berkumpul di sana untuk melihat Dia. Perhatikan, persekutuan pribadi dengan Tuhan tidak boleh mengurangi kehadiran kita dalam penyembahan kelompok, bila kita memang memiliki kesempatan untuk menghadirinya, sebab Allah mencintai pintu-pintu gerbang Sion, sehingga kita pun harus demikian. Tempatnya adalah di sebuah gunung di Galilea, mungkin gunung yang sama di mana Dia dulu pernah berubah rupa. Di sanalah mereka bertemu secara pribadi, yang mungkin dimaksudkan untuk menggambarkan kemuliaan yang hendak dimasuki-Nya, serta persiapan keberangkatan-Nya ke sorga.

II. Bagaimana reaksi mereka terhadap penampakan Kristus (ay. 17). Inilah saatnya Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus (1Kor. 15:6). Sebagian orang mengira bahwa pertama-tama orang-orang itu melihat-Nya dari kejauhan, yaitu di atas sana, ephthÄ” epanō -- Dia tampak di atas sana, oleh lima ratus saudara (begitulah mereka mengartikannya), sehingga wajar saja kalau ada yang ragu-ragu, sampai Dia datang mendekat (ay. 18) dan mereka pun menjadi yakin.

III. Apa yang Yesus Kristus katakan kepada mereka (ay. 18-20), Yesus datang dan berkata kepada mereka. Sekalipun ada beberapa orang yang merasa ragu, Dia tidak lantas menolak mereka, sebab buluh yang terkulai tidak dipatahkan-Nya. Dia tidak berdiri jauh-jauh, melainkan datang mendekat, dan memberi mereka bukti yang kuat mengenai kebangkitan-Nya, seakan-akan Dia membalikkan sisi timbangan yang tadi masih berayun-ayun itu sehingga kini iman mereka menjadi lebih besar daripada keragu-raguan mereka. Dia datang dan berkata-kata kepada mereka secara akrab, layaknya seorang teman, sehingga mereka pun dipuaskan dengan amanat yang hendak diberikan-Nya itu. Dia yang mendekat kepada Allah untuk berbicara bagi kita, kini mendekat kepada kita supaya Dia dapat menyampaikan apa yang Allah ingin katakan kepada kita. Kini Kristus telah menyerahkan hak dan kuasa untuk menjalankan amanat agung Kerajaan-Nya di dunia ini kepada para rasul, dan Dia mengutus mereka ke mana-mana sebagai duta-duta besar-Nya dengan hak penuh dari Dia.

    Ada dua hal yang dapat kita amati dalam kata-kata awal amanat agung Yesus ini:

        . Amanat yang diterima Tuhan Yesus sendiri dari Bapa. Dia hendak memberi kuasa kepada para rasul-Nya. Karena itu, untuk menjawab sekiranya ada yang bertanya, dengan kuasa apa Dia melakukan hal itu, serta siapa yang memberikan kuasa tersebut, maka Dia memberi tahu kita, Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Pernyataan yang sungguh hebat, yang tidak bisa dikatakan oleh siapa pun juga kecuali Dia. Dengan begitu Ia menyatakan kekuasaan-Nya atas seluruh alam semesta dan dunia ini sebagai Sang Pengantara, yang merupakan dasar yang sangat agung dalam agama Kristen. Dia memiliki segala kuasa.

(1) Dari mana Dia mendapatkan kuasa ini. Dia tidak mengarang-ngarangnya sendiri atau merampasnya dari seseorang. Kuasa itu diberikan kepada-Nya. Dia berhak atas kuasa tersebut, dan berhak menggunakannya, karena kuasa tersebut telah dikaruniakan oleh Sang Sumber Hayat dan sekaligus Sumber dari segala kuasa. Aku telah melantik raja-Ku (Mzm. 2:6), dan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud (Luk. 1:32). Sebagai Allah yang setara dengan Bapa, segala kuasa sedari dulu memang adalah milik-Nya, tetapi sebagai Sang Pengantara, yaitu Allah yang menjadi manusia, segala kuasa diberikan kepada-Nya sebagai upah dari pekerjaan yang telah Ia tuntaskan (Allah meninggikan Dia karena Dia telah merendahkan diri-Nya). Selain itu, juga untuk menyempurnakan rancangan Allah bagi-Nya. Kepada-Nya telah diberikan kuasa atas segala yang hidup, sehingga Ia dapat memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah diberikan kepada-Nya (Yoh. 17:2). Dengan demikian, Ia dapat terus mengerjakan dan menuntaskan karya keselamatan bagi kita. Pada saat Ia bangkit, kuasa itu diberikan kepada-Nya dengan cara yang lebih nyata (Kis. 13:3). Sebelumnya, Ia memang telah memiliki kuasa, yaitu kuasa untuk mengampuni dosa (9:6), tetapi kini segala kuasa diberikan kepada-Nya. Kini Dia dinobatkan sebagai Raja (Luk. 19:12), yang akan duduk di sebelah kanan (Mzm. 110:1). Kini Dia dapat memiliki kuasa itu setelah membayar lunas harganya, dan kuasa itu telah menjadi milik-Nya untuk selamanya.

(2) Di mana Dia memiliki kuasa itu, yaitu di sorga dan di bumi, di seluruh alam semesta. Kristus adalah Penguasa dunia satu-satunya, Dia adalah Tuhan dari semua orang (Kis. 10:36). Dia memiliki segala kuasa di sorga. Dia memiliki kuasa dan memerintah para malaikat, dan mereka semua adalah hamba-hamba-Nya (Ef. 1:20-21). Dia memiliki kuasa untuk mengantarai doa-doa kita dengan Bapa karena Dia telah menunaikan tugas penebusan-Nya. Dia bersyafaat tidak seperti seorang pemohon, melainkan sebagai seorang yang berkuasa; Bapa, Aku mau supaya ... Dia juga memiliki segala kuasa di bumi. Setelah berhasil menyenangkan hati Allah dengan menjadi korban penebusan, Ia kini berkuasa atas manusia melalui perannya sebagai seorang Pendamai. Dia adalah Sang Penguasa dan Pemerintah tertinggi atas segala perkara dan atas semua orang. Oleh Dia, raja-raja memerintah. Semua jiwa adalah milik-Nya, dan di hadapan-Nya setiap hati dan segenap lutut harus bertelut, dan setiap lidah harus mengaku bahwa Dialah Tuhan. Semua ini dikatakan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, bukan saja untuk memuaskan keingintahuan mereka mengenai kuasa yang Dia telah memberikan kepada mereka dan menyuruh mereka melaksanakan amanat-Nya, tetapi juga untuk menghapus aib kayu salib. Mereka tidak perlu merasa malu lagi bahwa Kristus pernah disalibkan, setelah menyaksikan sendiri bagaimana Dia kini begitu dipermuliakan.
        . Amanat yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang dia utus: Karena itu pergilah.

        Amanat ini diberikan:

            (1) Terutama kepada para rasul yang merupakan pelayan utama dalam Kerajaan Kristus, yaitu para arsitek yang membangun dasar gereja. Mereka yang telah mengikut Yesus dalam penuaian jiwa-jiwa baru itu kini duduk di atas takhta (Luk. 22:30). Pergilah. Kata itu bukan saja merupakan perintah seperti dalam kalimat, Pergilah bekerja, anakku, tetapi juga mengandung penguatan di dalamnya, Pergilah dan jangan gentar, bukankah Aku telah mengutusmu? Pergi dan kerjakanlah ini sebagai pekerjaanmu. Mereka tidak boleh hanya tinggal di satu tempat dan menyuruh bangsa-bangsa untuk berkumpul di sana dan mendengarkan mereka, tetapi merekalah yang justru harus pergi untuk mengantarkan kabar Injil sampai ke pintu rumah bangsa-bangsa. Pergilah kamu. Selama ini mereka sangat menyukai kehadiran Kristus secara fisik, bergantung pada hal itu serta mendasarkan segenap sukacita dan harapan mereka pada hal tersebut, tetapi kini Kristus hendak melepaskan mereka dari ketergantungan terhadap kehadiran jasmani-Nya dan mengutus mereka untuk pergi ke luar wilayah mereka dan mengerjakan tugas lain. Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, untuk mengajari mereka terbang (Ul. 32:11), begitulah Kristus menggoyangbangkitkan para murid-Nya, untuk menyebar mereka ke seluruh penjuru dunia.
            (2) Amanat itu juga diberikan untuk para penerus mereka, yaitu para pelayan Injil Tuhan, yang berkewajiban menyalurkan Injil dari masa ke masa, sampai akhir zaman, sebagaimana tugas rasul-rasul pertama untuk menyampaikan Injil kepada bangsa-bangsa, sampai ke pelosok dunia. Janji dalam Perjanjian Lama mengenai pelayanan Injil harus terus digenapi (Yes. 59:21), dan hal ini harus benar-benar dipahami, sebab jika tidak, bagaimana mungkin Kristus dapat selalu bersama-sama mereka sampai kepada akhir zaman? Pada waktu Kristus naik ke sorga, janji ini tidak hanya diberikan-Nya kepada rasul-rasul dan nabi-nabi, melainkan juga kepada pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (Ef. 4:11).

            Perhatikanlah kini:

                [1] Sejauh mana amanat itu harus dijalankan, yaitu kepada semua bangsa. Pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku. Hal ini bukan berarti mereka harus pergi bersama-sama ke setiap tempat, tetapi berbagi tugas dan berpencar sedemikian rupa sehingga terang Injil dapat memancar ke berbagai tempat dengan cara yang terbaik. Berikut adalah alasan yang menjelaskan mengapa Kristus menghendaki amanat-Nya ini dijalankan demikian, yaitu:
                    Pertama, karena kovenan atau perjanjian yang khusus dibuat dengan bangsa Yahudi kini harus dibatalkan dan dihapuskan. Perkataan Yesus itu telah merubuhkan benteng pemisah yang telah sekian lama menghalangi bangsa bukan-Yahudi untuk masuk sebagai anggota jemaat di dunia ini. Dulu ketika pertama kali diutus, para rasul dilarang untuk pergi kepada orang-orang bukan-Yahudi. Tetapi kini mereka diutus ke segala bangsa.
                    Kedua, keselamatan melalui Kristus harus ditawarkan kepada semua orang, sehingga tidak ada seorang pun yang terkecuali, selain mereka yang memang menolak keselamatan itu karena kedegilan dan kebebalan mereka sendiri. Keselamatan yang harus mereka beritakan adalah keselamatan yang terbuka bagi semua orang. Siapa saja yang mau, biarlah ia datang dan mengambil keuntungan dari pengampunan yang ditawarkan itu, sebab kini tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi atau orang Yunani dalam Kristus Yesus.
                    Ketiga, Kekristenan harus dimasukkan dalam undang-undang nasional, supaya kerajaan-kerajaan di dunia ini dapat terhitung sebagai Kerajaan-Kerajaan Kristus juga, dan raja-raja mereka bisa berperan sebagai ayah yang memelihara jemaat.
                [2] Maksud utama amanat tersebut, yaitu untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. MathÄ”teusate -- "Terima mereka sebagai murid-murid. Lakukan semampumu untuk menjadikan semua bangsa menjadi bangsa-bangsa Kristen," dan bukannya, "Pergilah ke semua bangsa, dan umumkan penghukuman-penghukuman dari Allah atas mereka seperti yang dilakukan Yunus terhadap orang-orang di Niniwe atau seperti nabi-nabi lainnya di zaman Perjanjian Lama" (meskipun mereka memang layak menerima semua itu oleh karena kejahatan mereka), melainkan, "Pergilah dan jadikanlah mereka murid-Ku." Kristus Sang Pengantara sedang mendirikan Kerajaan-Nya di dunia ini dan membuat bangsa-bangsa menjadi warga Kerajaan-Nya. Dia sedang membangun sebuah sekolah dan mengundang bangsa-bangsa untuk menjadi sarjana-sarjana-Nya. Dia sedang mengerahkan pasukan-Nya untuk berperang melawan kuasa kegelapan dan menaruh nama setiap bangsa di bawah panji-Nya. Pekerjaan yang harus dilakukan para rasul itu adalah untuk menancapkan ajaran agama Kristen di segala tempat, yang merupakan suatu pekerjaan yang mulia, bahkan prestasi para pahlawan dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding pekerjaan tersebut. Para pahlawan di dunia ini menaklukkan bangsa-bangsa untuk kepentingan mereka sendiri, sehingga bangsa-bangsa itu menderita. Tetapi, para rasul menaklukkan mereka untuk Kristus, dan membuat mereka bahagia.

                [3] Petunjuk-petunjuk yang Ia berikan kepada mereka untuk melaksanakan amanat-Nya.

Pertama, mereka harus menerima murid-murid melalui upacara baptisan kudus. "Pergilah ke segala bangsa, beritakan Injil kepada mereka, lakukan mujizat di antara mereka dan yakinkan mereka untuk masuk dengan sukarela dengan membawa serta anak-anak mereka ke dalam gereja Kristus, dan terimalah mereka dan keluarga mereka sebagai bagian dari gereja Kristus dengan membaptis mereka dengan air," baik dengan cara membenamkan mereka ke dalam air, ataupun dengan mencurahkan atau memercikkan air kepada mereka, yang kelihatannya lebih cocok dilakukan, sebab cara ini telah banyak diungkapkan, seperti dalam Yesaya 44:3, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan Titus 3:5-6, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita, serta Yehezkiel 36:25, Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, dan juga Yesaya 52:15, Demikianlah Ia akan membuat tercengang banyak bangsa (KJV: "Demikianlah Ia akan memercikkan banyak bangsa"), yang kelihatannya merupakan nubuat mengenai amanat untuk membaptis bangsa-bangsa.

Kedua, baptisan ini harus dilakukan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Artinya:
                        . Oleh kuasa dari sorga, dan bukan kuasa manusia, sebab para pelayan-Nya bertindak dengan kuasa yang berasal dari tiga pribadi ke-Allah-an, dan ketiganya berperan serta dalam penciptaan dan juga penebusan kita. Ketiganya menjalankan tugas di bawah meterai sorgawi yang menunjukkan keagungan tugas tersebut, yang sekalipun menurut pandangan mata jasmani, sebagaimana Dia yang telah membentuknya, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada.
                        . Menyerukan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Segala hal dikuduskan melalui doa, dan terutama melalui air baptisan. Doa yang diimani mengandung hadirat Allah di dalam pelaksanaannya, dan hal itu merupakan keindahan dan semaraknya, sumber hidup dan kekuatannya. Tetapi,
                        . Hal itu dilakukan dalam nama (eis to onoma) Bapa, Anak dan Roh Kudus. Hal ini dijadikan intisari dari dasar-dasar pertama agama Kristen dan perjanjian baru, dan berdasarkan itulah pengakuan iman yang mula-mula disusun. Dengan memberi diri dibaptis, maka dengan khidmat kita mengakui:
                            (1) Persetujuan kita terhadap penyataan yang berupa firman Allah yang menyingkapkan mengenai Allah yang adalah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kita mengakui kepercayaan kita bahwa Allah itu ada, dan hanya ada satu Allah, bahwa dalam diri Allah ada Bapa yang memperanakkan, Anak yang diperanakkan, dan Roh Kudus dari keduanya. Kita dibaptis bukan dalam berbagai nama, tetapi dalam nama Bapa, Anak, dan Roh, yang dengan jelas menekankan bahwa ketiganya adalah satu, dan nama mereka juga satu. Disebutkannya tiga pribadi secara terpisah dalam Tritunggal, baik dalam baptisan Kristen maupun dalam pemberkatan Kristen (2Kor. 13:13) merupakan bukti menyeluruh dari doktrin Tritunggal, sehingga kemurniannya selalu dilestarikan dan dijaga di dalam gereja sepanjang masa, sebab tidak ada satu hal pun yang lebih besar dan hebat dalam perkumpulan Kristen dibanding kedua hal tersebut.
                            (2) Persetujuan kita terhadap hubungan kovenan atau perjanjian dengan Allah, Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Baptisan adalah sebuah sakramen, yaitu, sebuah sumpah; super sacramentum dicere, yang artinya mengatakan di bawah sumpah. Baptisan adalah sebuah sumpah untuk meninggalkan sesuatu, yang melaluinya kita melepaskan dunia dan kedagingan sebagai musuh Allah dalam menduduki takhta hati kita. Baptisan juga merupakan sumpah setia, yang melaluinya kita berserah dan memberikan diri kita menjadi milik Allah, yaitu segenap diri kita, jiwa, raga dan roh, untuk dikuasai oleh kehendak-Nya, dan dibuat bahagia dalam anugerah-Nya. Kita menjadi umat-Nya, sehingga kita berbakti kepada-Nya. Oleh karena itulah baptisan diterapkan pada pribadi seseorang, karena yang didedikasikan kepada Allah adalah seorang manusia.
                                [1] Baptisan dalam nama Bapa, artinya mempercayai Dia sebagai Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus (karena hal itulah yang terutama dimaksudkan di sini), oleh peranakan yang kekal, dan Bapa kita, sebagai Pencipta, Pemelihara, dan Pelindung kita, dan kepada-Nyalah kita berserah sebagai pemilik yang memiliki diri kita secara mutlak, yang mengatur dan menggerakkan kita, serta sebagai Pemimpin tertinggi kita yang memerintah kita sebagai utusan-utusan-Nya yang merdeka melalui hukum-Nya, dan juga sebagai sumber kebaikan utama dan tujuan tertinggi kita.
                                [2] Dalam nama Anak, Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah, yang berkaitan dengan Bapa. Baptisan merupakan sebuah cara istimewa yang dilakukan dalam nama Tuhan Yesus (Kis. 8:16; 19:5). Dalam upacara baptisan kita mengaku, seperti halnya Petrus, bahwa Engkau adalah Kristus, Anak Allah yang hidup (16:16), dan setuju, seperti halnya Tomas, Ya Tuhanku dan Allahku (Yoh. 20:28). Kita mengakui Kristus sebagai Nabi, Imam, dan Raja kita, serta memberi diri kita untuk diajar, diselamatkan, dan diperintah oleh-Nya.
                                [3] Dalam nama Roh Kudus, artinya kita mempercayai Roh Kudus sebagai salah satu pribadi Allah dan karya-Nya dalam melaksanakan penebusan kita. Kita menyerahkan diri kita dalam tuntunan dan karya-Nya sebagai Roh yang menguduskan, mengajar, membimbing, dan menghibur kita.
                    Ketiga, mereka yang telah dibaptis dan termasuk salah satu murid Kristus, harus diajari (ay. 20), ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Hal ini menyiratkan dua hal.
                        . Tugas para murid, yaitu semua orang Kristen yang telah dibaptis. Mereka harus memperhatikan dan melaksanakan segala sesuatu yang telah diperintahkan Kristus. Untuk itu, mereka harus tunduk kepada ajaran siapa pun yang telah Dia utus. Keterlibatan kita dalam sebuah gereja adalah untuk mencapai sesuatu yang lebih dalam. Saat Kristus telah menjadikan kita murid-Nya, bukan berarti Dia telah selesai berurusan dengan kita. Dia justru sedang membentuk pasukan yang dapat Dia latih untuk melayani-Nya.

          

BcO Efesus 4:1-24

Kesatuan jemaat dan karunia yang berbeda-beda
4:1 Sebab itu aku menasihatkan kamu, aku, orang yang dipenjarakan karena Tuhan, supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil berpadanan dengan panggilan itu. 4:2 Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. 4:3 Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: 4:4 satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, 4:5 satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, 4:6 satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. 4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus. 4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. 4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, 4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, 4:13 sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, 4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, 4:15 tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 4:16 Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Manusia baru
4:17 Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia 4:18 dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. 4:19 Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. 4:20 Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. 4:21 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, 4:22 yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, 4:23 supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, 4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Penjelasan:


* Kesatuan umat Allah.
Umat Allah yang terdiri dari semua etnis, dipanggil mendemonstrasikan kesatuan yang ada padanya kepada dunia (ayat 1). Agar kesatuan ini menjadi nyata bagi dunia maka pertama sekali orang Kristen perlu mewujudnyatakan moralitas kesatuan. Ada lima bentuk moralitas kesatuan: rendah hati, lemah lembut, sabar, kasih dan saling membantu (ayat 2). Kesatuan umat Allah tidak akan terwujud tanpa moralitas kesatuan di dalamnya.

Benar bahwa kesatuan jemaat harus diupayakan, namun umat Allah menjadi satu bukan karena hasil usaha jemaat. Kesatuan umat Allah bersumber dari Allah yang satu. Artinya, kesatuan itu sudah ada dan jemaat mengekspresikannya melalui moralitas kesatuan. Kesatuan umat Allah sudah ada karena hanya ada satu Roh (ayat 4). Umat Allah sudah menjadi satu karena memiliki dan didiami oleh Roh yang sama. Umat Allah sudah menyatu karena memiliki satu pengharapan (ayat 4), satu iman dan satu baptisan yang bersumber dari satu Tuhan (ayat 5).

Tuhan Yesus yang kita percayai adalah dasar baptisan, juga merupakan pengharapan kita. Umat Allah menjadi satu karena diciptakan oleh Allah yang Esa. Ringkasnya, kesatuan umat sudah ada. Dan orang Kristen diperintahkan Paulus untuk memelihara kesatuan itu (ayat 3). Kesatuan umat yang sudah ada tidak ada artinya jika tidak terlihat jelas di dalam sejarah. Semua orang Kristen yang menjadi umat Allah harus mendemonstrasikan kesatuannya sebagai umat Allah.

Renungkan: Menurut Anda, apakah hambatan utama dalam mengekspresikan kestuan jemaat? Mengapa orang Kristen sulit sekali bersatu? Apakah upaya konkrit Anda untuk mewujudnyatakan kesatuan umat?

* Kesatuan yang tidak menghilangkan jati diri.
Bersatu bukan berarti menghilangkan keunikan kepribadian setiap orang dan juga bukan berarti meleburkan diri dalam sebuah komunitas sehingga kehilangan jati diri.Dalam bagian ini Paulus meneruskan pembahasan dengan menekankan bahwa panggilan Allah agar kita menjadi satu, tidak akan membuat kita kehilangan jati diri dan talenta/kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Karena itu Paulus menuliskan bahwa Allah tidak menganugerahkan kasih karunia yang sama kepada kita, tetapi masing-masing dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus (ayat 7). Paulus berbicara tentang anugerah Allah dalam konteks kemampuan jemaat melayani Allah. Di dalam gereja ada jemaat yang berfungsi sebagai rasul-rasul, nabi-nabi, pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar (ayat 11). Semua fungsi ini menunjukkan bahwa:

[1] setiap orang Kristen, tidak hanya pendeta atau pemimpin jemaat, memikul tanggung jawab untuk membangun tubuh Kristus sesuai dengan karunia Tuhan yang ada di dalam dirinya;

[2] setiap orang Kristen dapat mencapai kedewasaan rohani yang lebih matang dan iman yang stabil, sehingga tidak mudah untuk diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran (ayat 13-14);

[3] setiap orang Kristen dimampukan menjaga prinsip-prinsip kebenaran Allah dalam bertingkah laku dan bertutur kata sehingga semakin bertumbuh ke arah Kristus (ayat 15).

Penjelasan di atas semakin mempertegas keyakinan kita bahwa komunitas Kristen memiliki kesatuan dan persatuan yang sejati; dan fungsi serta kemampuan yang Allah anugerahkan kepada kita, dapat kita pergunakan untuk membangun tubuh Kristus dan melayani Kristus.

Renungkan: Sudahkah Anda terlibat dengan orang Kristen lainnya membangun tubuh Kristus dan melayani Kristus dengan kemampuan yang Allah anugerahkan untuk Anda?


* Tinggalkan Semua Perilaku Lama

Hitam bukan putih, keduanya berbeda tajam. Ilustrasi warna ini tepat untuk menggambarkan kehidupan orang Kristen yang jelas, sebagai manusia baru yang hidup di dalam Kristus. Artinya, hidup kita kini jelas-jelas telah menanggalkan manusia lama yang hidup dalam dosa. Orang yang ada di dalam Kristus tidak mungkin serempak hidup di dalam dosa.Dalam bagian ini Paulus memberikan perbandingan mencolok antara kehidupan orang di dalam Kristus dengan orang yang di luar Kristus. Orang yang berada di luar Kristus adalah orang yang tidak mengenal Tuhan. Mereka hidup terpisah dari Sang Pencipta, dan menyerahkan diri kepada kecemaran hawa nafsu untuk memperoleh kenikmatan semu (ayat 17-19). Sedangkan orang yang berada di dalam Kristus adalah orang yang mengenal Kristus. Mereka adalah orang yang hidupnya telah ditebus dari dosa, dan menjadi anak-anak Allah (ayat 21-24). Hidup mereka menuju kepada kehidupan kekal bersama Allah. Apa maksud Paulus membuat dan memaparkan perbandingan ini? Maksudnya adalah agar jemaat di Efesus melakukan tanggung jawabnya hidup sebagai orang kudus di dalam Kristus. Diharapkan pula bahwa kita, orang-orang Kristen sebagai tubuh Kristus masa kini pun melakukan tanggung jawab hidup kudus di hadapan Tuhan Yesus Kristus.

Renungkan: Anda yang telah menanggalkan citra kemanusiaan lama untuk selama-lamanya, haruslah juga menanggalkan semua perilaku lama yang penuh kecemaran.





Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Jumat, 19 Mei 2023 - Jangan Ragu Dalam Doamu - Yohanes 16:20-23a (Penjelasan) - BcO 1 Yohanes 3:1-10 (Penjelasan) - Hari biasa Pekan VI Paskah

PREV:
Renungan Katolik Rabu, 17 Mei 2023 - Roh Kebenaran Bagi Orang Beriman - Yohanes 16:12-15 (Penjelasan) - BcO 1 Yohanes 2:18-29 (Penjelasan) - Hari biasa Pekan VI Paskah





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)