misa.lagu-gereja.com        
 
Jumat, 16 Juni 2023
HARI RAYA HATI YESUS YANG MAHAKUDUS
Ul. 7:6-11; Mzm. 103:1-2,3-4,6-7,8,10; 1Yoh. 4:7-16;
Matius 11:25-30
BcO Roma 5:1-21 atau Rm. 8:28-39
Warna Liturgi Putih
MT/BPI Edisi Baru: 073, 951 Lama: 809, 951
Saran Nyanyian: PS 337, PS 442, PS 542, PS 543, PS 544, PS 561, 563, PS 564, PS 659a (bait2-3), PS 661, 663

Baca Juga:


Matius 11:25-30
Ajakan Juruselamat
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. 11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Penjelasan:




* Panggilan Kristus kepada Jiwa-jiwa yang Berbeban (11:25-30)

    Dalam ayat-ayat ini kita melihat Kristus menengadah ke langit sambil mengucap syukur kepada Bapa-Nya karena telah melindungi kovenan penebusan dengan kedaulatan dan pemeliharaan-Nya. Ia juga memandang ke sekeliling bumi ini sambil menawarkan kepada anak-anak manusia hadiah-hadiah yang akan menjadi milik mereka ini, yaitu berbagai hak istimewa dan keuntungan yang berasal dari perjanjian anugerah itu.

Kristus di sini mengembalikan segala rasa syukur kepada Allah atas kebaikan-Nya terhadap orang-orang kecil yang kepada mereka dinyatakan rahasia-rahasia Injil (ay. 25-26). Pada waktu itu berkatalah Yesus (KJV, "Yesus menjawab dan berkata"). Perkataan-Nya ini disebut jawaban, meskipun sebelumnya tidak ada perkataan dari orang lain selain perkataan-Nya sendiri, sebab perkataan ini merupakan suatu sahutan yang begitu menghibur atas ungkapan-ungkapan pedih sebelumnya, dan perkataan ini juga pantas untuk mengimbangi kesedihan-kesedihan itu. Dosa dan kehancuran kota-kota yang terkutuk itu pasti membuat Yesus sedih. Ia hanya bisa menangisi kota-kota itu seperti Ia menangisi Yerusalem (Luk. 19:41). Oleh sebab itu, Ia menghibur diri-Nya dengan pemikiran ini. Agar pemikiran itu dapat lebih menghibur lagi, Ia mengungkapkannya dalam bentuk ucapan syukur. Kendati dengan semuanya ini, masih ada umat yang tersisa yang kepadanya perkara-perkara Injil dinyatakan, meskipun hanya sekelompok orang kecil. Walaupun Israel tidak dikumpulkan, namun Ia akan dipermuliakan. Perhatikanlah, dengan menengadah kepada Allah, kita akan sangat dikuatkan, walaupun segala yang tampak di sekeliling kita sungguh mengecilkan hati. Sungguh sedih melihat bagaimana kebanyakan orang tidak peduli dengan kebahagiaan mereka sendiri, namun juga sungguh menghibur untuk mengetahui bahwa meskipun demikian, Allah yang bijaksana dan setia berhasil melindungi segala sesuatu untuk kemuliaan-Nya sendiri. Yesus menjawab dan berkata, "Aku bersyukur kepada-Mu." Perhatikanlah, ucapan syukur adalah jawaban yang sesuai bagi pikiran-pikiran yang gelap dan menggelisahkan, dan juga dapat berguna untuk mendiamkan pikiran-pikiran semacam itu. Nyanyian puji-pujian adalah penghibur yang ampuh bagi jiwa yang letih, dan akan membantu menyembuhkan kesedihan. Apabila tidak ada cara lagi untuk menghilangkan perasaan-perasaan sedih dan takut, kita bisa mengucap syukur dan berkata, Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa. Marilah kita puji Allah agar keadaan kita tidak semakin bertambah buruk lagi.

        Ada dua hal yang Ia tunjukkan kepada kita di sini (ay. 27).

            (1) Amanat yang diterima-Nya dari Bapa: semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku. Kristus, sebagai Allah, memiliki kuasa dan kemuliaan yang sama dengan Bapa, tetapi sebagai Pengantara Ia menerima kuasa dan kemuliaan-Nya dari Bapa; segala penghakiman diserahkan kepada-Nya. Ia diberi wewenang untuk mengurus suatu kovenan baru antara Allah dan manusia, dan untuk menawarkan damai sejahtera dan kebahagiaan kepada dunia yang ingkar ini, dengan persyaratan-persyaratan yang menurut-Nya sesuai. Ia dikuduskan dan dimeteraikan untuk menjadi Penguasa mutlak, untuk mengurus dan mengatur perkara yang luar biasa besar ini. Untuk melakukannya, Ia diberi segala kuasa baik di sorga maupun di bumi (28:18), kuasa atas segala yang hidup (Yoh. 17:2), dan kuasa untuk menghakimi (Yoh. 5:22, 27). Hal ini haruslah mendorong kita untuk datang kepada Kristus, karena Ia diberi tugas untuk menerima kita dan untuk memberi kita apa yang kita cari, dan segala sesuatu telah diserahkan kepada-Nya untuk maksud tersebut, diserahkan oleh Dia yang adalah Tuhan atas segala sesuatu. Segala kuasa dan segala kekayaan ada di tangan-Nya. Perhatikanlah, Bapa telah menyerahkan segala kepunyaan-Nya ke dalam tangan Tuhan Yesus, jadi marilah kita juga menyerahkan segala kepunyaan kita ke dalam tangan-Nya, supaya dengan demikian selesailah pekerjaan itu. Allah telah menjadikan Dia sebagai seorang Hakim yang agung dan Penjaga sehari-hari yang mulia, supaya Dia memberkati kita, dan yang harus kita lakukan hanyalah menuruti petunjuk yang ada serta tunduk kepada pendamaian Tuhan Yesus. Dengan jalan ini, Ia akan menyelesaikan pertentangan yang menyedihkan antara kita dengan Allah, dan kita akan masuk ke dalam ikatan untuk mendapat berkat-Nya.
            (2) Kedekatan-Nya dengan Bapa: tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak. Hal ini semakin membuat kita merasa lebih puas, sangat puas. Para duta bukan hanya memperoleh amanat, yang akan mereka lakukan, tetapi juga petunjuk, yang mereka simpan untuk mereka sendiri, untuk digunakan nanti ketika mereka memerlukannya ketika berunding dengan pihak lain. Tetapi Yesus Tuhan kita bukan hanya mempunyai wewenang, melainkan juga kemampuan untuk melakukan tugas-Nya. Dalam mengurusi perkara besar penebusan kita, Bapa dan Anak adalah pihak-pihak yang terutama terlibat; permufakatan tentang damai ada di antara mereka berdua (Za. 6:13). Oleh sebab itu, kita boleh merasa sangat yakin bahwa mereka mengerti satu sama lain dengan sangat baik dalam perkara ini, yaitu bahwa Bapa mengenal Anak, dan Anak mengenal Bapa, dan keduanya mengenal satu sama lain dengan sempurna (kita bisa menyebutnya dengan kesadaran timbal balik antara Bapa dan Anak). Dengan demikian, tidak akan ada kesalahan dalam menyelesaikan perkara ini, seperti yang sering terjadi di antara manusia, yang karena kesalahpahaman satu sama lain kontrak diingkari dan persetujuan-persetujuan yang sudah diambil dilanggar begitu saja. Anak sudah ada di pangkuan Bapa dari kekekalan. Dialah satu-satunya yang dapat menyatakan-Nya (Yoh. 1:18). Bapa ada serta-Nya sebagai Anak kesayangan (Ams. 8:30), sehingga tidak seorang pun mengenal Bapa kecuali Anak, lalu ditambahkan-Nya, dan orang yang kepadanya Anak itu menyatakannya. Perhatikanlah,
                [1] Kebahagiaan manusia terletak pada pengenalan akan Allah. Itulah hidup yang kekal, itulah kesempurnaan dari ciptaan yang berakal.
                [2] Orang yang ingin mengenal Allah harus datang kepada Yesus Kristus, karena terang pengetahuan akan kemuliaan Allah bersinar dalam wajah Kristus (2Kor. 4:6). Kita harus bersyukur kepada Kristus atas semua penyataan yang kita dapati tentang Allah, tentang kehendak dan kasih Bapa, sejak Adam jatuh ke dalam dosa. Tidak akan ada hubungan yang indah antara Allah yang kudus dengan manusia yang berdosa, kecuali di dalam dan melalui Sang Pengantara (Yoh. 14:6).


 Inilah tawaran yang diberikan kepada kita beserta undangan untuk menerimanya. Setelah diberi pengantar yang begitu khidmat, kita boleh mengharapkan sesuatu yang sangat luar biasa, sebab ini memang perkataan yang benar dan patut diterima sepenuhnya, perkataan yang melaluinya kita dapat diselamatkan. Di sini kita diundang untuk datang kepada Kristus sebagai Imam, Raja, dan Nabi kita agar kita diselamatkan, dan untuk itu, kita harus rela diperintah dan diajar oleh-Nya.
            (1) Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Tempat Perteduhan kita dan beristirahat di dalam Dia (ay. 28), marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu. Perhatikanlah:
                [1] Ciri-ciri orang yang diundang: semua yang letih lesu dan berbeban berat. Ini adalah perkataan yang tepat untuk orang yang sudah kepayahan (Yes. 50:4). Orang-orang yang mengeluh akan beban hukum Taurat yang penuh dengan tata upacara, yang merupakan kuk yang tidak tertahankan, dan yang semakin dibuat lebih berat lagi dengan tradisi-tradisi nenek moyang (Luk. 11:46), marilah mereka datang kepada Kristus, maka mereka akan mendapat kelegaan. Ia datang untuk membebaskan gereja-Nya dari kuk ini, untuk menghapus beban berbagai aturan duniawi itu, dan untuk memperkenalkan cara menyembah yang lebih murni dan lebih rohani. Namun demikian, kata-kata Kristus ini lebih merujuk kepada beban dosa, baik itu rasa bersalah yang diakibatkan oleh dosa itu maupun kuasa yang ada dalamnya. Perhatikanlah, yang diundang untuk beristirahat di dalam Kristus adalah mereka, dan hanya mereka, yang merasakan dosa sebagai beban dan yang merintih karenanya. Mereka yang bukan hanya yakin akan jahatnya dosa, dosa mereka sendiri, tetapi juga menyesal dalam jiwanya karena dosa itu. Mereka yang benar-benar muak dengan dosa-dosa mereka dan letih melayani keinginan dunia serta keinginan daging. Mereka yang melihat bahwa keadaan mereka sungguh menyedihkan dan berbahaya oleh karena dosa, dan menderita serta takut karenanya, seperti Efraim (Yer. 31:18-20), si anak yang hilang (Luk. 15:17), si pemungut cukai (Luk. 18:13), orang-orang yang mendengarkan Petrus (Kis. 2:37), Paulus (Kis. 9:4, 6, 9), dan si kepala penjara (Kis. 16:29-30). Ini merupakan persiapan yang penting untuk menerima pengampunan dan kedamaian. Sang Penghibur harus menginsafkan terlebih dulu (Yoh. 16:8); Aku mengoyak dulu, lalu Aku akan menyembuhkan.
                [2] Undangan itu sendiri: Marilah kepada-Ku. Kebesaran Kristus yang sudah ditunjukkan kepada kita dengan mulia (ay. 27), sebagai Tuhan atas semua, dapat membuat kita takut akan Dia, tetapi lihatlah di sini bagaimana Dia mengulurkan tongkat emas supaya kita dapat menyentuh bagian atasnya dan bisa tetap hidup. Perhatikanlah, adalah kewajiban dan kepentingan orang-orang berdosa yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada Yesus Kristus. Setelah meninggalkan segala sesuatu yang menentang-Nya, atau yang bersaing dengan-Nya, kita harus menerima-Nya sebagai Tabib dan Pembela kita, dan harus menyerahkan diri kita kepada jalan dan perintah-Nya. Kita juga harus tanpa paksaan merelakan diri untuk diselamatkan oleh-Nya, dengan cara-Nya sendiri dan dengan persyaratan-persyaratan yang diajukan-Nya sendiri. Marilah dan taruhlah beban berat yang kau pikul itu di atas-Nya. Inilah penggilan Injil, Roh berkata, "Marilah!" dan pengantin perempuan berkata, "Marilah!" Barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia datang.
                [3] Berkat yang dijanjikan kepada mereka yang benar-benar datang: Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Kristus adalah Nuh bagi kita, yang namanya menandakan kelegaan dan penghiburan, karena dia akan memberi kepada kita penghiburan (Kej. 5:29; 8:9). Sungguh perhentian itu baik (Kej. 49:15), terutama bagi mereka yang letih lesu dan berbeban berat (Pkh. 5:11). Perhatikanlah, Yesus Kristus pasti akan memberi kelegaan bagi jiwa-jiwa yang letih, yang dengan iman yang hidup datang kepada-Nya untuk mendapatkan kelegaan itu. Ia akan memberi kelegaan atas ketakutan yang ditimbulkan oleh dosa, dalam hati nurani yang damai teguh, kelegaan dari kuasa dosa, dalam jiwa yang teratur dan yang memerintah dirinya sendiri, kelegaan di dalam Allah, dan kepuasan jiwa, di dalam kasih-Nya (Mzm. 11:6-7). Inilah perhentian yang masih tersedia bagi umat Allah (Ibr. 4:9), yang dimulai dalam anugerah dan disempurnakan dalam kemuliaan.
            (2) Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Penguasa kita dan tunduk kepada-Nya (ay. 29). Pikullah kuk yang Kupasang. Ini harus dilakukan bersama-sama dengan hal sebelumnya, karena Kristus ditinggikan sebagai Pemimpin dan Juruselamat, Imam yang memerintah di atas takhta-Nya. Kelegaan yang dijanjikan-Nya adalah kelegaan dari tekanan dosa, bukan dari pelayanan kepada Allah, dan ini merupakan utang kita kepada-Nya yang wajib kita bayar. Perhatikanlah, Kristus mempunyai kuk untuk leher kita, seperti halnya Ia mempunyai mahkota untuk kepala kita, dan Ia berharap agar kita memikul kuk ini dan berjalan dengannya. Memanggil orang yang letih lesu dan berbeban berat, lalu memasangkan kuk pada mereka tampaknya hanya menambah penderitaan kepada orang yang sudah menderita, namun demikian ketepatan perkataan ini terletak pada kata "(kuk-)Ku." "Kamu sedang berada di bawah kuk yang membuatmu letih, lepaskanlah kuk itu dan cobalah kuk-Ku, yang akan membuatmu merasa lega." Budak dikatakan menanggung beban atau kuk (1Tim. 6:1), begitu pula dengan hamba-hamba (1Raj. 12:10). Dengan memasangkan kuk Kristus pada kita berarti kita menempatkan diri sebagai budak dan hamba-Nya. Karena itu kita harus berlaku sesuai dengan kedudukan kita itu, yaitu dengan sadar mematuhi semua perintah-Nya, dan dengan sukacita tunduk di bawah segala peraturan-Nya. Menyerahkan diri kita kepada Tuhan berarti mematuhi Injil Kristus. Kuk itu adalah kuk Kristus, kuk yang telah dipilih-Nya, kuk yang ditarik-Nya sendiri untuk kita, karena Ia belajar untuk patuh. Bersama kita Dia menarik kuk itu dengan Roh-Nya, karena Dia membantu kita dalam kelemahan kita (Rm. 8:26). Kuk berbicara tentang kesusahan, namun jika seekor binatang harus menarik sesuatu, maka kuk itu justru sangat membantunya. Perintah-perintah Kristus adalah untuk kebaikan kita sendiri, kita harus memasang kuk ini dan menariknya. Kita diberi kuk untuk bekerja, dan karena itu kita harus rajin. Kita diberi kuk untuk patuh, dan karena itu kita harus rendah hati serta sabar. Kita diberi kuk bersama-sama dengan rekan-rekan sesama hamba, dan karena itu kita harus memelihara persekutuan dengan orang-orang kudus. Dengan demikian, kata-kata orang berhikmat seperti kusa bagi mereka yang diberi kuk seperti itu.

            Bagian yang di atas ini merupakan bagian yang paling berat dari pelajaran kita ini, dan oleh sebab itu ada tambahan yang menghibur, yaitu: Kuk yang Kupasang itu enak, dan beban-Ku pun ringan (ay. 30). Kamu tidak perlu takut dengan kuk-Ku ini.

                [1] Kuk dari perintah-perintah Kristus adalah kuk yang enak, malah bukan saja enak, tetapi juga chrÄ”stos -- penuh anugerah. Kuk ini manis dan menyenangkan, tidak akan menggores leher yang patuh dan tidak dapat menyakiti kita, malah sebaliknya, kuk ini akan menyegarkan kita. Ini adalah kuk yang dipasang dengan kasih. Demikianlah sifat dari perintah-perintah Kristus, begitu masuk akal dengan sendirinya serta begitu menguntungkan bagi kita, dan semuanya ini bisa diringkas dalam satu kata, dan kata itu adalah kata yang begitu manis: kasih. Pertolongan-Nya yang penuh kuasa, dorongan-Nya yang menguatkan, dan penghiburan-Nya yang kuat, semuanya ini dapat kita alami ketika kita melakukan kewajiban kita, sehingga kita benar-benar dapat berkata bahwa kuk ini adalah kuk yang sungguh menyenangkan. Kuk itu enak bagi orang yang baru memasangnya, dan sangat mudah bagi orang yang berpengertian (Ams. 14:6). Mungkin terasa agak sukar pada waktu pertama kali mencobanya, tetapi sesudahnya pasti akan terasa mudah. Kasih Allah dan harapan sorgawi akan membuatnya mudah.
                [2] Beban salib Kristus adalah beban yang ringan, sangat ringan. Penderitaan-penderitaan dari Kristus menimpa kita semua sebagai manusia, sedangkan penderitaan-penderitaan bagi Kristus menimpa kita sebagai orang-orang Kristen. Penderitaan yang disebut terakhir inilah yang terutama dimaksudkan di sini. Beban ini dengan sendirinya tidak mengenakkan, melainkan mendukakan, namun karena ini adalah penderitaan Kristus, maka penderitaan itu ringan. Sebagai manusia, Paulus sangat mengetahuinya, sehingga ia menyebutnya penderitaan ringan (2Kor. 4:17). Kehadiran Allah (Yes. 43:2), rasa simpati Kristus di dalam penderitaan orang lain (Yes. 63:9, Dan. 3:25), dan terutama pertolongan serta penghiburan Roh (2Kor. 1:5) membuat penderitaan bagi Kristus terasa ringan dan mudah. Semakin melimpah dan semakin lama penderitaan, semakin melimpah dan semakin lama pula penghiburannya. Oleh karena itu, biarlah hal ini membuat kita mau menerima kesulitan-kesulitan dan membantu kita mengatasi ketawaran hati yang akan kita jumpai, baik itu dalam melakukan pekerjaan maupun dalam menderita karena pekerjaan itu, sebab kita bisa saja menderita kerugian bagi Kristus, tetapi kita tidak akan dirugikan oleh Dia.
            (3) Kita harus datang kepada Yesus Kristus sebagai Guru kita, dan harus mempersiapkan diri kita untuk belajar dari-Nya (ay. 29). Kristus telah mendirikan sebuah sekolah yang luar biasa, dan telah mengundang kita untuk menjadi sarjana-sarjana-Nya. Kita harus masuk ke sana sendiri, berhubungan dengan para sarjana-Nya, dan setiap hari melaksanakan perintah-perintah yang diberikan-Nya melalui firman dan Roh-Nya. Kita harus banyak mempelajari apa yang dikatakan-Nya, dan siap sedia menggunakannya pada segala kesempatan. Kita harus mencontoh perbuatan-Nya dan mengikuti langkah-langkah-Nya (1Ptr. 2:21). Sebagian orang memakai perkataan karena Aku lemah lembut dan rendah hati sebagai pelajaran khusus yang harus kita pelajari dari teladan Kristus. Kita harus belajar dari Dia untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati, dan kita harus mematikan kesombongan serta nafsu kita yang membuat kita begitu tidak serupa dengan-Nya. Kita harus belajar dari Kristus seperti juga kita harus belajar mengenal Kristus (Ef. 4:20), karena Dia adalah Guru sekaligus Pelajaran, Pemandu sekaligus Jalan, dan Semua di dalam Semua.

            Ada dua alasan yang diberikan mengapa kita harus belajar pada Kristus.

                [1] Aku lemah lembut dan rendah hati, dan karena itu pantas untuk mengajar kamu.
                    Pertama, Ia lemah lembut, dan mempunyai belas kasihan kepada orang yang tidak tahu, sementara orang lain akan lekas dibuat marah oleh orang-orang semacam itu. Banyak guru yang mempunyai kemampuan, namun mempunyai sifat pemarah dan terburu-buru, dan guru-guru seperti ini akan mudah mematahkan semangat orang yang lamban dalam berpikir. Tetapi Kristus tahu bagaimana bersabar menghadapi orang-orang seperti itu, dan bagaimana membuka pengertian mereka. Sikap-Nya terhadap kedua belas murid-Nya merupakan contoh untuk hal ini. Ia lembut dan sabar terhadap mereka, dan Ia memanfaatkan apa yang terbaik dari mereka. Meskipun mereka kurang perhatian dan cepat lupa, Ia tidak bertindak berlebihan dalam menunjukkan kebodohan mereka.
                    Kedua, Ia rendah hati. Ia merendahkan diri-Nya untuk mengajar sarjana-sarjana yang miskin, untuk mengajar para pemula. Ia memilih murid-murid-Nya bukan dari istana, bukan juga dari sekolah, melainkan dari pinggir pantai. Ia mengajarkan prinsip-prinsip yang utama kepada mereka, seperti memberikan susu untuk bayi. Ia membungkuk untuk mereka yang mempunyai kemampuan paling rendah; Ia mengajar Efraim untuk berjalan (Hos. 11:3). Siapakah yang mengajar seperti Dia? Ini sangat membesarkan hati kita untuk bergabung dengan sekolah yang memiliki Guru seperti ini. Kerendahan hati dan kelemahlembutan ini, yang membuat-Nya memenuhi syarat untuk menjadi seorang Guru, juga merupakan persyaratan terbaik bagi mereka yang ingin diajar oleh-Nya, karena Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati (Mzm. 25:9).
                [2] Jiwamu akan mendapat ketenangan. Janji ini diambil dari Yer. 6:16, karena Kristus senang mengungkapkan diri-Nya dalam bahasa para nabi, untuk menunjukkan keselarasan di antara kedua Perjanjian itu.

                    Demikianlah, inilah puncak dan inti dari panggilan dan tawaran Injil: kita diberitahukan di sini, dengan sepatah dua patah kata, apa yang dikehendaki Tuhan Yesus dari kita, dan hal ini sekali lagi sesuai dengan apa yang dikatakan Allah tentang Dia, "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."



BcO Roma 5:1-21
Hasil pembenaran
5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. 5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. 5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. 5:6 Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. 5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar -- tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati --. 5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. 5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. 5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! 5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Adam dan Kristus
5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. 5:13 Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. 5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. 5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. 5:16 Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. 5:17 Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. 5:18 Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. 5:19 Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. 5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, 5:21 supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.

Penjelasan:



* Rm 5:1 - Kita yang dibenarkan karena iman // Damai sejahtera // damai sejahtera dengan Allah // Tuhan kita, Yesus Kristus

Bentuk participle menunjukkan tindakan yang telah dilakukan. Kita yang dibenarkan karena iman. Ini merupakan pokok bahasan dari 3:21-4:25. Dari tema ini muncul sejumlah persyaratan dan tanggapan. Kata kerja utama dalam 5:1, 2, 3 dapat diterjemahkan sebagai dorongan. Marilah kita menikmati damai sejahtera dengan Allah ... Marilah kita bermegah dalam pengharapan ... Marilah kita bermegah juga dalam kesengsaraan kita." Semua kata kerja ini adalah dalam bentuk waktu sekarang dan menunjukkan tindakan yang berkesinambungan. Damai sejahtera yang dimiliki oleh orang yang percaya adalah damai sejahtera dengan Allah. Ini adalah suatu keadaan objektif bagi orang yang dinyatakan benar oleh Allah. Damai sejahtera ini diperoleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Karya penebusan Kristus memberikan pendamaian, suatu penghapusan dosa bagi orang yang telah dinyatakan benar karena iman. Orang semacam itu telah diperdamaikan dengan Allah. Karena itu segala permusuhan dan pertentangan di antara Allah dengan orang percaya lenyap. Sebagai gantinya terdapat damai sejahtera yang membahagiakan.

* Rm 5:3-4 - kesengsaraan, ketekunan, tahan uji // pengharapan

Tetapi pengharapan ini menjadi makin jelas dalam tekanan hidup hari lepas hari. Orang percaya bermegah dalam kesengsaraannya sebab dia menyadari bahwa semua kesengsaraan ini akan makin memperjelas penglihatannya tentang masa depan - pengharapan yang mengandung keyakinan. Urutan dari kata-kata ini penting untuk diperhatikan - kesengsaraan, ketekunan, tahan uji dan akhirnya pengharapan. Ujian menghasilkan ketekunan. Ketekunan menghasilkan sikap tahan uji. Hasil dari semuanya itu ialah pengharapan.

* Rm 5:5 - Dan pengharapan tidak mengecewakan // kasih Allah, // yang telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita

Dan pengharapan tidak mengecewakan. Sekalipun pengharapan berpusat pada tindakan Allah pada masa yang akan datang (8:24, 25), pengharapan memiliki suatu unsur kekinian yang penting - kasih Allah, yaitu kasih yang Allah berikan, yang telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Kelimpahan dari kasih ini di dalam hati orang-orang yang telah dibenarkan, serta jangkauannya ke luar, oleh Kristus dikatakan merupakan ciri khas orang Kristen (Yoh. 13:34, 35).

Kasih yang telah dicurahkan ke dalam hati kita ini, dengan pengharapan yang tidak mengecewakan, bisa dilihat pada contoh utamanya yaitu dalam kasih Allah kepada kita (Rm. 5:6-8).

* Rm 5:6 - waktu kita masih lemah // Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka // bagi

Sesungguhnya, waktu kita masih lemah (lemah secara moral), Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka. Ada cukup banyak contoh tentang orang yang bersedia mati bagi orang yang benar. Bahwa seseorang berani mati bagi orang yang baik itu karena pengaruh kehidupannya tentu dapat dipahami. Tetapi bahwa Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dengan cara ketika kita masih berdosa Ia mengutus Kristus untuk mati bagi kita bukan saja menakjubkan, tetapi nyaris tidak masuk akal. Empat kali di dalam bagian ini dipergunakan kata depan hyper (ay. 6, 7, 7, 8). Kata depan ini memiliki arti demikian luas sehingga tidak ada kata yang dapat menggambarkannya dengan sempurna. Di dalamnya tercakup pengertian "demi keuntungan" "untuk kepentingan" "sebagai ganti". Jikalau kata ini diterjemahkan dengan kata "bagi" maka makna sepenuhnya dari kematian Kristus "bagi" kita mulai nyata.

* Rm 5:9 - sekarang

Akan tetapi, Paulus dengan cepat mengalihkan suasana dari keadaan kita sebelumnya sebagai orang berdosa kepada keadaan kita sekarang. Apabila Allah telah mengasihi kita pada saat kita masih berdosa, dan apabila Kristus telah mati bagi kita ketika itu, terlebih lagi sekarang, setelah kita dinyatakan benar melalui darah-Nya. kita akan diselamatkan oleh Dia (Kristus) dari murka Allah yang akan datang. Perhatikan bahwa dasar bagi pembenaran kita adalah darah Kristus. Keselamatan pada mala yang akan datang ini adalah dari hukuman murka Allah, yang dalam II Tesalonika 1:9 disebutkan sebagai "hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan kemuliaan kekuatan-Nya."

* Rm 5:10 - ketika masih seteru // kematian Anak-Nya // lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya

Orang-orang yang kini telah dibenarkan disebut sebagai telah diperdamaikan dengan Allah ketika masih seteru. Dasar dari pendamaian ini dinyatakan dengan jelas - kematian Anak-Nya. Kita diperdamaikan oleh kematian-Nya ketika kita masih seteru. Berdasarkan kenyataan ini, menurut kesimpulan sang rasul. lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya. Di bagian yang lain Paulus mengemukakan bahwa seseorang yang mengikatkan diri dengan Tuhan adalah satu roh dengan Dia (I Kor. 6:17). yaitu, dia ikut berbagi kehidupan kebangkitan dan kuasa rohani Kristus. Paulus juga menyatakan, "Apabila Kristus yang adalah hidup kita menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan" (Kol. 3:4). Kita akan diselamatkan oleh hidup Kristus sebab kita juga ikut berbagi hidup itu. Kita adalah milik Kristus. Penulis surat Ibrani menekankan bahwa Kristus hidup untuk berdoa syafaat. bagi kita (Ibr. 7:25). Kehidupan doa syafaat Kristus di dalam kemuliaan memainkan peranan penting dalam keselamatan orang-orang percaya. Tetapi konteksnya di sini rupanya menekankan bahwa orang percaya ikut berbagi kematian dan hidup kebangkitan Kristus. Orang-orang percaya akan selamat (kelak) oleh partisipasi mereka sekarang dan masa mendatang di dalam kehidupan Kristus.

* Rm 5:11 - kita telah menerima pendamaian

Bermegah di dalam Allah yang dengannya orang percaya menegaskan pengabdiannya kepada Allah adalah melalui Tuhan Yesus Kristus. Melalui Dia kita telah menerima pendamaian. Allah merupakan pihak yang aktif di dalam pendamaian itu (II Kor. 5:18, 19), dan manusia dikatakan sebagai diperdamaikan (Rm. 5:10; II Kor. 5:20). yaitu manusia ditangani oleh Allah. Karena itu manusia dikatakan menerima pendamaian. Manusia adalah penerima suatu hubungan yang damai sejahtera dan harmonis yang diadakan oleh Allah.

* Pengaruh Ketidaktaatan Adam dan Ketaatan Kristus (5:12-21).

Bagian ini termasuk bagian yang paling sulit untuk dipahami di dalam Kitab Roma, sebab Paulus demikian singkat pembahasannya. Pengulangan yang kelihatan hanyalah disebabkan oleh seringnya penyebutan Adam dan Kristus - termasuk orang-orang yang terpengaruh oleh tindakan kedua tokoh tersebut. Sesungguhnya, Paulus dengan cermat mengemukakan uraiannya. Ia memberikan uraian itu secara a fortiori (lebih meyakinkan dengan alasan yang lebih kuat): Jika dosa Adam berakibat ini, betapa lebihnya lagi karya penebusan Kristus yakin mendatangkan hasil ini. Sekalipun karya penebusan Kristus jauh lebih berkuasa daripada pelanggaran Adam. sebagaimana dikemukakan oleh rasul ini, kenyataan tersebut tidak berarti bahwa semua orang akan selamat. Untuk memerintah dalam kehidupan. manusia harus menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran yang disediakan oleh Allah (ay. 17).

* Rm 5:12-14 - Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut // Dunia // Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa // semua orang yang // satu orang; // Karena semua orang telah berbuat dosa

Universalitas Dosa dan Maut. 12. Dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut. Orang itu adalah Adam. Keterangan waktu dari kata kerja yang dipakai menunjukkan Adanya penerimaan sejarah yang nyata. Dunia mengacu pada umat manusia (pengertian yang umum dari istilah ini di dalam surat Roma; bdg. 1:8; 3:6, 19; 5:12, 13). Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Kematian jasmaniah dialami oleh semua orang bukan karena mereka semua secara pribadi berdosa. Semua orang memang berbuat dosa (terkecuali bayi yang mati ketika baru lahir). Tetapi yang dimaksudkan Paulus di sini bukanlah perbuatan dosa itu. Dosa dari semua orang yang dimaksudkan ialah yang berpusat pada satu orang; itu yaitu Adam. Karena semua orang telah berbuat dosa. Paulus menegaskan bahwa semua orang berbuat dosa ketika Adam berbuat dosa, tanpa menjelaskan bagaimana hal itu terjadi. Sekalipun demikian banyak pendapat telah dikemukakan tentang bagaimana hal itu bisa terjadi. Konsep solidaritas Paulus tampaknya merupakan universalisasi dari konsep solidaritas keluarga Ibrani. Sebuah lukisan menyedihkan mengenai solidaritas keluarga tampak di dalam Yosua 7:16-26 di mana Akhan ketahuan merupakan penyebab kekalahan bangsa Israel di Ai. Dia telah mengumpulkan beberapa barang rampasan di Yerikho, bertentangan dengan perintah Allah agar tidak melakukan hal itu (Yos. 6:17, 18). Akhan tidak berusaha untuk mengalihkan kesalahan itu kepada orang lain - "aku melihat ... aku mengingininya, maka kuambil" (Yos. 7:21). Ketika hukuman dilaksanakan yang terkena hukuman bukan hanya Akhan saja tetapi juga seluruh kekayaan, putra-putri, lembu, keledai, domba dan kemahnya dimusnahkan. Segala sesuatu yang berhubungan dengan Akhan dimusnahkan. Contoh lain dari solidaritas keluarga terdapat dalam peristiwa Abraham membayar perpuluhan kepada Melkizedek (Kej. 14:18-20). Penulis Kitab Ibrani menganggap Lewi juga membayar perpuluhan kepada Melkizedek sekalipun dia baru lahir sekitar 200 tahun kemudian. Dia menganggap Lewi masih berada di dalam tubuh leluhurnya ketika bertemu dengan Melkizedek (Ibr. 7:9, 10). Dalam pengertian yang sama Adam dilihat sebagai individu dan juga sebagai bangsa. Keturunannya dipandang sebagai bertindak bersama dengan dia sebab mereka adalah keturunannya. Selaku anak-anak Adam mereka adalah bani Adam.

* Rm 5:13 - Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat

Sejak zaman Adam hingga saat hukum Musa diturunkan, dosa ada di dalam dunia. Dosa ada di dalam tindakan dan juga dalam sifat manusia . (yaitu di dalam prinsip memberontak yang ada dalam diri manusia). Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat. Dosa Adam harus dipertanggungjawabkan olehnya dan keturunannya sebab dia melanggar sebuah perintah Allah yang jelas. Orang-orang yang hidup di antara Adam dan Musa tidak mungkin dituduh dengan cara yang sama dengan Adam sebab mereka tidak memiliki hukum yang jelas. Mereka tidak memiliki peraturan-peraturan yang tersurat dengan jelas seperti halnya kemudian yang diberikan kepada Musa.

* Rm 5:14 - juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam // gambaran Dia yang akan datang

Tetapi orang-orang tersebut ikut berbagi akibat dari dosa Adam, sebab kematian berkuasa sejak zaman Adam hingga zaman Musa bahkan juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam. Ketika memperhatikan orang-orang ini dari sudut solidaritas rasial, Paulus melihat orang-orang yang hidup sejak zaman Adam hingga zaman Musa itu sebagai ikut terlibat di dalam dosa pertama Adam serta dampak-dampaknya. Mereka yang termasuk di dalam kelompok ini tidak berbuat dosa yang berupa melanggar suatu perintah khusus, tetapi mereka toh mati. Di dalam ayat ini Adam disebut sebagai gambaran Dia yang akan datang. Paulus tidak bermaksud mengatakan bahwa manusia yang hidup di antara zaman Adam dan saat pemberian hukum Taurat tidak mengenal perintah Allah sama sekali (bdg. Kej. 26:5). Paulus menegaskan bahwa tidak adanya perangkat hukum - betapa norma yang ditetapkan oleh Tuhan - mempengaruhi bagaimana dosa diperhitungkan terhadap manusia.

* Rm 5:15-17

Hasil-hasil yang Berbeda dari Tindakan-tindakan Yang Beragam. Paulus kini menunjukkan perbedaan antara Adam dengan Kristus.

* Rm 5:15 - satu orang (Adam) diperbandingkan dengan kasih // Semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut // Jauh lebih besar lagi

Pelanggaran satu orang (Adam) diperbandingkan dengan kasih karunia Allah serta karunia-Nya yang dicurahkan oleh satu orang yaitu Yesus Kristus. Semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut karena pelanggaran Adam. Jauh lebih besar lagi. Kasih karunia Allah dan karunia yang ada di dalam lingkup kasih karunia yang disediakan oleh Kristus telah dilimpahkan kepada semua orang. "Semua orang" adalah kelompok yang sama yang terpengaruh oleh pelanggaran Adam sehingga mengalami kematian. Kasih karunia Allah dan karunia yang di dalam lingkup kasih karunia Kristus telah melimpah kepada semua orang. Karunia yang dimaksud adalah kebenaran (lih. ay. 17). Tindakan Adam mendatangkan maut. Kasih karunia ilahi melimpah kepada orang-orang yang terkena pengaruh tindakan Adam tersebut.

* Rm 5:16 - Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman // penghukuman // Tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran

Penghakiman yang berasal dari satu pelanggaran diperbandingkan dengan kasih karunia yang muncul karena banyak pelanggaran. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman. Penghakiman yang dimaksud ialah hukuman Allah. Kata yang diterjemahkan sebagai penghukuman mencakup pengertian "hukuman" dan "kutukan." Jadi kita bertanya: Penghakiman bagaimana? Jawabannya ialah, mendapat hukuman dan kutukan ilahi. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa penghakiman ini serius. Tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Hasil dari satu pelanggaran Adam adalah penghakiman. Banyak pelanggaran telah membuat karunia Allah bekerja dengan hasil pembenaran. Betapa kuatnya pasti karunia ini bila diarahkan kepada tujuan semacam itu!

* Rm 5:17 - Oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa // Lebih benar // Yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran // kebenaran // hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus // akan hidup dan berkuasa

Berkuasanya maut, akibat pelanggaran satu orang, diperbandingkan dengan Berkuasanya hidup - pada orang-orang yang menerima kelimpahan kasih karunia dan karunia kebenaran. Oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa. Adam melanggar perintah Allah yang melarangnya untuk memakan buah pengetahuan baik dan jahat (Kej. 2:17). Perintah ini merupakan ujian bagi ketaatan manusia kepada Allah. Dengan masuknya dosa ke dalam pengalaman hidup manusia, maut juga tiba. Maut menjadi raja dan merajalela. Tindakan Adam telah membuat maut berkuasa. Lebih benar. Ini juga menyangkut tindakan manusia: tetapi kali ini tindakan manusia yang merupakan tanggapan terhadap apa yang telah dilakukan oleh Allah. Yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Di sini kita melihat manusia wajib memberikan tanggapan terhadap tindakan Allah. Kelimpahan kasih karunia itu ada kaitannya dengan segala sesuatu yang Allah telah laksanakan dan janjikan untuk lakukan dalam Kristus. Karunia itu di sini didefinisikan sebagai kebenaran. Ini adalah kebenaran yang dicurahkan oleh Allah berdasarkan iman (Rm. 1:17; 3:21, 22, 26; 5:17, 21; 9:30; 10:3). Orang-orang yang menerima kemurahan melimpah dari Allah di dalam Kristus serta kebenaran yang Ia sediakan akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Karena apa yang dilaksanakan oleh satu orang itu, yakni Yesus Kristus. maut tidak lagi berkuasa, tetapi manusia akan hidup dan berkuasa. Mengapa jumlah orang yang berkuasa dan hidup tidak sebanyak mereka yang berada di bawah kuasa maut? Karena kelimpahan kasih karunia dan karunia kebenaran ditolak oleh banyak orang dan bukannya diterima.

* Rm 5:18-19 - Sebab itu // Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman // penghukuman, // beroleh // Demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup // satu perbuatan kebenaran, // pembenaran, // semua orang beroleh ... hidup // semua orang

Semua orang dipengaruhi oleh satu pelanggaran (yang dilakukan Adam) dan situ perbuatan benar (kematian untuk pendamaian dan kebangkitan Kristus). Sebab itu (jadi akibatnya) Paulus sekarang siap untuk merangkum uraiannya secara singkat. Sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman. Pokok kalimat, penghukuman, pasti berasal dari ayat 16. Kata kerja beroleh merupakan terjemahan dari kata kerja Yunani egeneto, yang harus juga dicantumkan. Demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Untuk terjemahan yang tepat dari satu perbuatan kebenaran, lihat Arndt, dikaioma, 2, hlm. 197. Roma 4:25 menunjukkan bahwa bagi Paulus kematian dan kebangkitan Kristus merupakan satu kesatuan. Subjek, pembenaran, pasti berasal dari 5:16. Pembenaran ini adalah untuk semua orang dengan maksud agar semua orang beroleh ... hidup (lih. Arndt, dikaiosis, hlm. 197). Di dalam kedua ayat ini muncul frasa yang sama - semua orang. Oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman. Jadi melalui satu perbuatan kebenaran, kasih karunia berupa penebusan (lih. Arndt, kharisma, I, hlm. 887) dicurahkan atas semua orang agar memperoleh pembenaran untuk hidup. Paulus dengan jelas menegaskan bahwa akibat dari perbuatan kebenaran Kristus jangkauannya sama dengan akibat dari tindakan pelanggaran Adam.

* Rm 5:19 - Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar // menjadi, // menjadi orang berdosa, // menjadi orang benar? // semua orang

Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi benar. Ketidaktaatan Adam diperbandingkan dengan ketaatan Kristus. Dalam ayat sebelumnya Paulus mempergunakan bahasa hukum - penghukuman di satu pihak dan pembenaran di pihak yang lain. Pada ayat ini pun Paulus tetap memakai bahasa serupa. Kata kerja kathistemi yang diterjemahkan dengan menjadi, merupakan bagian dari bahasa hukum. Dalam pengertian bagaimanakah semua orang menjadi orang berdosa, dan alam pengertian bagaimana pula semua orang menjadi orang benar? Bahasa hukum yang dipakai bisa mengandung arti-arti berikut ini: "ditetapkan" "digolongkan." "merupakan," dan "ditentukan menjadi." Akibat ketidaktaatan Adam, semua orang ditetapkan Allah menjadi orang berdosa. Mereka digolongkan dan merupakan orang berdosa. Karena ketaatan Kristus, semua orang akan ditetapkan menjadi orang benar. Kala kerja yang dipakai adalah dalam bentuk waktu yang akan datang sebab Paulus sedang berpikir tentang angkatan orang percaya yang akan datang yang karena percaya pada Kristus akan dinyatakan sebagai orang benar. Apakah sang rasul telah mengubah jangkauan dari ungkapan semua orang pada kedua bagian yang diperbandingkan ini? Tidak, sebab dia sedang menunjukkan dalam golongan mana Allah menempatkan manusia apabila Allah memandang mereka dari sudut akibat aktual dari ketidaktaatan Adam dan akibat potensial dari ketaatan Kristus. Sebagaimana tampak dari 5:17, Paulus tidak mengajarkan bahwa semua orang akan diselamatkan. Tetapi di dalam ayat 19 sang rasul menegaskan bahwa ketaatan Kristus menjangkau semua orang yang terkena pengaruh ketidaktaatan Adam.

* Rm 5:20-21

Kekuasaan Dosa Versus Kekuasaan Kasih Karunia. Di sini Paulus mengakhiri uraiannya yang dimulai dalam 5:12 tentang pertanyaan: mana yang lebih kuat - dosa atau kasih karunia?

* Rm 5:20 - supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak // pelanggaran // dosa // Kasih karunia menjadi berlimpah-limpah

Penulis mengingatkan kita bahwa sekalipun kebenaran oleh iman merupakan inti dalam sejarah umat manusia, hukum Taurat menduduki peranan yang penting. Hukum Taurat diberikan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak. Kata-kata pelanggaran dan dosa keduanya dipersonifikasikan untuk menjadikan kejahatan sebagai musuh yang nyata dan bukan sekadar teori. Kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Atau, ada dalam jumlah yang lebih besar. Kasih karunia jauh lebih berkuasa daripada dosa. Sekalipun demikian pada saat orang-orang percaya menyaksikan kekuatan dahsyat dari dosa, mereka melupakan kebenaran ini.

* Rm 5:21 - Supaya sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, // berkuasa oleh kebenaran // Untuk hidup yang kekal // Yesus Kristus, Tuhan kita // Yesus Kristus Tuhan kita

Supaya sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, kasih karunia makin melimpah agar dapat berkuasa oleh kebenaran. Di dalam ayat ini dosa dikaitkan dengan maut sebagaimana halnya dalam 5:12. Kasih karunia berkuasa melalui kebenaran yang dicurahkan oleh Allah. Kenyataan bahwa kebenaran Kristus dicurahkan atas orang-orang yang percaya bukan hanya berarti bahwa mereka sekarang dinyatakan benar, tetapi juga bahwa mereka sekarang berada di bawah kekuasaan dan kemenangan kasih karunia. Untuk hidup yang kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Kasih karunia berkuasa dengan sasaran tertentu - yakni hidup kekal. Hidup kekal adalah sebuah kwalitas hidup: yaitu menjalani kehidupan yang berasal dari Allah dan untuk Allah. Orang percaya memiliki kehidupan ini sekarang. Tetapi hidup kekal tidak hanya berarti hidup karena Allah, dan untuk Allah, tetapi juga dalam sebuah lingkungan yang diciptakan sempurna oleh-Nya. Bebas dari segala dosa. Dengan demikian hidup kekal adalah tujuan akhir orang percaya dan juga realitas hidupnya saat ini. Bagaimana kehidupan semacam ini dapat dicapai? Hanya melalui satu orang saja - Yesus Kristus Tuhan kita.





Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Sabtu, 17 Juni 2023 - Lukas 2:41-51 - BcO Yosua 10:1-15 - Peringatan Wajib Hati Tak Bernoda SP Maria

PREV:
Renungan Katolik Rabu, 14 Juni 2023 - Matius 5:17-19 (Penjelasan) - BcO Yosua 3:1-17; 4:14-19; 5:10-12 - Hari Biasa





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)