misa.lagu-gereja.com        
 
View : 4364 kali
Renungan Katolik 2023
Selasa, 11 Juli 2023
Renungan Katolik Selasa, 11 Juli 2023 - Matius. 9:32-38 - BcO 1 Samuel 19:8-10; 20:1-17 - Peringatan Wajib St. Benediktus
#tag:

Selasa, 11 Juli 2023
Peringatan Wajib St. Benediktus
Kej. 32:22-32; Mzm. 17:1,2-3,6-7,8b,15; 
Matius. 9:32-38
BcO 1 Samuel 19:8-10; 20:1-17
Warna Liturgi Putih

Matius 9:32-38
Seorang bisu disembuhkan
9:32 Sedang kedua orang buta itu keluar, dibawalah kepada Yesus seorang bisu yang kerasukan setan. 9:33 Dan setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Maka heranlah orang banyak, katanya: "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel." 9:34 Tetapi orang Farisi berkata: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."
Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak
9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. 9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

Penjelasan:

* Penyembuhan terhadap seorang bisu yang kerasukan setan. Perhatikanlah di sini:

. Persoalannya, yang sangat menyedihkan. Ia ada di bawah kuasa Iblis, sehingga ia tidak bisa berbicara (ay. 32). Lihatlah bagaimana kacau-balaunya keadaan dunia ini, dan betapa banyak macamnya penderitaan yang dialami manusia! Baru saja kita meninggalkan dua orang buta, tetapi sekarang kita menjumpai seorang bisu. Betapa kita harus bersyukur kepada Allah atas anugerah yang Dia berikan sehingga kita bisa melihat dan berbicara! Lihatlah kejahatan Iblis terhadap manusia, dan betapa banyaknya cara yang ia gunakan untuk melakukannya. Kebisuan orang ini diakibatkan oleh kerasukan setan; tetapi lebih baik ia tidak bisa berkata apa-apa daripada dipaksa untuk mengatakan sesuatu, seperti orang-orang kerasukan setan yang kita jumpai sebelumnya (8:29), yang berkata, "Apa urusan-Mu dengan kami?" Dari keduanya, lebih baik setan yang membuat bisu daripada setan yang menghujat. Ketika setan merasuki jiwa, jiwa itu dibuat diam terhadap segala sesuatu yang baik; bisu dalam doa dan pujian, yang sangat dimusuhi setan. Makhluk yang malang ini dibawa kepada Kristus, yang bukan saja menyambut mereka yang datang sendiri dengan iman mereka, melainkan juga yang dibawa kepada-Nya oleh teman-teman mereka, yaitu dengan iman orang lain. Walaupun orang benar akan hidup selamanya oleh iman mereka, namun belas kasihan sementara bisa dikaruniakan kepada kita oleh karena iman mereka yang berdoa syafaat bagi kita. Mereka membawa orang ini tepat pada waktu kedua orang buta itu keluar. Lihatlah bagaimana Kristus tidak mengenal lelah dalam berbuat baik: demikian dekatnya satu perbuatan baik langsung diikuti oleh perbuatan baik lainnya! Belas kasihan yang berlimpah ruah dan ajaib tersimpan di dalam diri-Nya, mengalir keluar tanpa henti, dan tidak pernah akan terkuras habis.

. Kesembuhannya, yang terjadi secara tiba-tiba (ay. 33); setelah setan itu diusir, dapatlah orang bisu itu berkata-kata. Perhatikanlah, kesembuhan yang dibuat Kristus langsung bekerja sampai ke akar-akarnya, menyingkirkan akibatnya dengan menghilangkan penyebabnya; orang itu bisa membuka mulut karena kuasa Iblis di dalam jiwanya sudah dihancurkan. Ketika memurnikan air, Ia menebarkan garam ke dalam mata air. Ketika Kristus, dengan anugerah-Nya, mengusir setan dari jiwa orang bisu, maka seketika itu juga orang bisu itu berbicara. Ketika Paulus bertobat, lihatlah, dia berdoa; demikian pula dengan si bisu ini, ia pun berbicara.

. Akibat-akibat dari kesembuhan ini.
        (1) Heranlah orang banyak, dan memang sudah sepantasnya demikian; walaupun sedikit yang percaya, namun banyak yang heran. Kekaguman lebih cepat timbul daripada perasaan-perasaan lain pada diri orang banyak. Sudah dinubuatkan bahwa nyanyian baru, nyanyian Perjanjian Baru, akan dinyanyikan atas perbuatan-perbuatan yang ajaib (Mzm. 98:1). Mereka berkata, "Yang demikian belum pernah dilihat orang di Israel," dan karena itu belum pernah dilihat orang di mana pun; karena tidak ada orang lain yang mengalami keajaiban belas kasihan yang demikian luar biasa seperti yang dialami Israel. Dulu ada orang-orang di Israel yang terkenal bisa mengadakan mujizat, tetapi Kristus melebihi semuanya. Mujizat-mujizat yang diadakan Musa ditujukan kepada Israel sebagai suku bangsa, tetapi mujizat-mujizat Kristus ditujukan kepada orang per orang.
        (2) Orang-orang Farisi menghujat (ay. 34). Ketika mereka tidak bisa menyangkal bukti yang meyakinkan dari mujizat-mujizat ini, mereka menuduh bahwa mujizat itu berasal dari Iblis dan dilakukan dengan persekutuan dengan si Iblis. "Dengan kuasa penghulu setan," kata mereka, "Ia mengusir setan" -- suatu pernyataan yang sungguh sangat mengerikan. Perkataan-perkataan demikian akan kita dengar lebih banyak lagi kemudian, diikuti jawaban Kristus (12:25); tetapi untuk sekarang ini, perhatikan saja bagaimana orang jahat dan penipu akan bertambah jahat (2Tim. 3:13), dan ini merupakan dosa sekaligus hukuman bagi mereka. Sebelum ini, mereka berselisih dengan Kristus karena Ia mengampuni dosa (ay. 3), karena Ia makan bersama-sama pemungut cukai dan orang berdosa (ay. 11), dan karena tidak berpuasa (ay. 14). Dan, walaupun ada unsur kebencian di dalamnya, masalah-masalah tersebut diwarnai juga dengan alasan-alasan kesalehan, kesucian, dan ibadah. Namun, dalam masalah yang satu ini (dan dalam hal ini mereka dibiarkan saja, sebagai hukuman bagi mereka) tidak ada unsur lain yang menjadi penyebabnya selain rasa dengki, kebohongan, dan rasa permusuhan mengerikan yang sedalam-dalamnya. Tingkah laku jahat ini sungguh di luar batas, sehingga pantas untuk tidak dapat diampuni. Karena orang banyak terkagum-kagum, mereka harus mengatakan sesuatu untuk mengecilkan arti mujizat itu, dan inilah satu-satunya yang dapat mereka katakan.


* Yesus Berkeliling Memberitakan Injil ke Semua Kota dan Desa (9:35-38)

    Perikop ini merupakan,

I. Kesimpulan dari perikop-perikop sebelumnya yang mengetengahkan ajaran-ajaran dan mujizat-mujizat Kristus (ay. 35); Ia berkeliling ke semua kota dan desa untuk memberitakan Injil dan melenyapkan segala penyakit. Ungkapan ini sama dengan ungkapan yang sudah kita lihat sebelumnya dalam 4:23. Pasal tersebut merupakan pengantar pada bacaan-bacaan yang lebih khusus menjelaskan ajaran-ajaran Kristus (psl. 5, 6, dan 7) dan mujizat-mujizat-Nya (psl. 8 dan 9). Dalam perikop ini, ungkapan itu diulangi lagi dengan lebih indah pada bagian penutup untuk menyimpulkan contoh-contoh khusus peristiwa mujizat yang diadakan Kristus sebagai quod erat demonstrandum -- inti yang ingin dibuktikan. Ungkapan tersebut diulangi seolah-olah penulis Injil ini ingin mengatakan, "Nah, sekarang saya harap saya sudah menuliskan semuanya, dengan menyajikan kejadian-kejadian khusus yang merupakan contoh dari ajaran-ajaran Kristus dan penyembuhan-penyembuhan yang diadakan-Nya. Sekarang Saudara sudah melihat khotbah-khotbah utama Kristus dan beberapa kejadian khusus mengenai penyembuhan-penyembuhan-Nya, yang dilakukan untuk membuktikan kebenaran ajaran-Nya: semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya." Sebagian orang berpendapat bahwa ini merupakan perjalanan keliling Kristus yang kedua kalinya di Galilea; Ia mengunjungi kembali orang-orang yang sudah diajari-Nya sebelumnya. Walaupun orang-orang Farisi mencela dan melawan-Nya, Dia tetap melanjutkan pekerjaan-Nya; Dia memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Dia memberi tahu mereka sebuah kerajaan anugerah dan kemuliaan, yang mulai dari sekarang akan didirikan di bawah pemerintahan Sang Pengantara: ini sungguh merupakan Injil, yaitu kabar baik, berita kesukaan besar. Perhatikanlah bagaimana Kristus di dalam pengajaran-Nya memberikan perhatian terhadap:

. Tempat-tempat terpencil. Ia tidak hanya mengunjungi kota-kota besar dan megah, melainkan juga desa-desa miskin dan terpencil. Di sana Ia memberitakan Injil dan menyembuhkan segala penyakit. Jiwa-jiwa orang yang paling hina di dunia ini sama berharganya seperti jiwa-jiwa orang-orang besar bagi Kristus, dan harus demikian pula bagi kita. Kaya dan miskin, pejabat dan petani, semuanya berkumpul bersama di dalam Dia: perbuatan-Nya yang adil terhadap orang-orang-Nya di pedusunan harus ditunjukkan kembali (Hak. 5:11).

. Tempat-tempat ibadat umum. Ia mengajar di rumah-rumah ibadat:
            (1) Supaya Ia bisa memberikan kesaksian kepada sidang majelis yang ada di sana, walaupun pada waktu itu ada sejumlah penyimpangan yang mereka lakukan. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang.
            (2) Supaya Ia mendapat kesempatan untuk berkhotbah di sana, di mana orang berkumpul bersama dengan harapan untuk mendengarkan khotbah. Di kemudian hari, bahkan ketika gereja Injil telah dibangun dan pertemuan-pertemuan ibadah Kristen sudah didirikan, para rasul masih sering berkhotbah di tempat-tempat ibadat orang Yahudi. Hikmat orang bijak adalah memanfaatkan setiap kesempatan untuk hal yang terbaik.

II. Perikop ini merupakan pendahuluan atau pengantar bagi pasal berikutnya yang menceritakan tentang Kristus mengutus rasul-rasul-Nya. Ia memerhatikan orang banyak (ay. 36); Ia tidak hanya memerhatikan orang banyak yang mengikuti-Nya, melainkan juga orang banyak yang (sambil Ia lewat) dilihat-Nya memenuhi daerah pedesaan. Ia memerhatikan bagaimana kota-kota dan desa-desa itu dipenuhi dengan jiwa-jiwa, dan betapa padat penduduknya; bagaimana banyaknya jemaat di setiap rumah ibadat, dan bagaimana gerbang-gerbangnya dipenuhi dengan kumpulan orang banyak. Sungguh pesatnya pertumbuhan penduduk bangsa itu sekarang, dan ini merupakan hasil dari berkat Allah atas Abraham. Melihat orang banyak itu:

. Ia mengasihani mereka dan peduli dengan mereka (ay. 36); tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan terhadap mereka, bukan tergerak karena masalah duniawi, seperti ketika Ia mengasihani orang buta, orang lumpuh, dan orang sakit, melainkan karena masalah rohani. Ia merasa tergerak karena melihat mereka hidup dalam kebodohan dan kecerobohan, dan segera binasa karena tiadanya pengertian rohani. Perhatikanlah, Yesus Kristus adalah Teman yang sangat berbelas kasihan terhadap jiwa-jiwa yang berharga. Belas kasihan-Nya tergerak secara khusus. Dan belas kasihan terhadap jiwa-jiwa itulah yang membawa-Nya turun dari sorga ke bumi, dan dari situ ke kayu salib. Kesengsaraan adalah objek sasaran belas kasihan; dan kesengsaraan yang dirasakan oleh jiwa-jiwa yang berdosa dan yang menghancurkan diri sendiri adalah kesengsaraan yang paling mendalam. Kristus terutama sangat mengasihani orang-orang yang justru paling tidak mengasihani diri mereka sendiri, dan demikianlah pula kita seharusnya. Belas kasihan yang paling Kristiani adalah belas kasihan terhadap jiwa-jiwa; inilah belas kasihan yang paling menyerupai belas kasihan Kristus. Lihatlah apa yang menggerakkan belas kasihan Kristus ini.

(1) Mereka lelah; mereka miskin, susah, dan letih. Mereka terlantar, yang satu terlepas dari yang lain; tongkat persaudaraan mereka sudah patah (Za. 11:14). Jiwa-jiwa mereka perlu bantuan, dan di tangan mereka tidak ada sesuatu yang baik yang berguna. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menjejali mereka dengan gagasan-gagasan kosong, membebani mereka dengan tradisi-tradisi nenek moyang, dan menyesatkan mereka ke dalam banyak kesalahan. Mereka tidak diajarkan mengenai kewajiban mereka dan tidak kenal luasnya hukum ilahi dan sifat kerohanian dari hukum Taurat. Inilah yang membuat mereka lelah. Bagaimana mungkin ada kesehatan, kehidupan dan semangat rohani yang baik dalam jiwa-jiwa ini kalau mereka hanya diberi makan dengan sekam dan abu, dan bukannya dengan roti hidup? Jiwa-jiwa yang berharga akan merasa lelah ketika harus menunaikan kewajiban, ketika melawan godaan, dan ketika menanggung derita, kalau mereka tidak diberi makanan bergizi dari firman kebenaran.

(2) Mereka terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Ungkapan ini diambil dari 1 Raja-raja 22:17, dan menggambarkan keadaan yang menyedihkan dari orang-orang yang tidak mempunyai pemandu yang setia yang menuntun mereka di dalam perkara-perkara mengenai Allah. Tidak ada makhluk lain yang lebih mudah tersesat dibandingkan domba, dan apabila domba tersesat, ia menjadi semakin tidak berdaya, bingung, terancam bahaya, dan susah mencari jalan pulang. Jiwa-jiwa yang berdosa seperti domba yang hilang, mereka butuh petunjuk jalan dari gembala untuk membawa mereka pulang. Guru-guru Yahudi mengaku bahwa mereka adalah gembala, tetapi Kristus berkata bahwa mereka bukan gembala, karena mempunyai gembala seperti mereka itu lebih buruk daripada tidak mempunyai gembala sama sekali. Mereka adalah gembala-gembala malas yang menuntun orang semakin jauh dari jalan yang benar, dan bukannya membawa orang kembali pulang; mereka hanya menipu kawanan domba, dan bukannya memberi makan. Mereka seperti gembala-gembala yang digambarkan dalam Yeremia 23:1, dst. dan Yehezkiel 34:2, dst. Perhatikanlah, sangatlah menyedihkan melihat orang yang benar-benar tidak mempunyai pelayan Tuhan, atau mereka yang mempunyai pelayan Tuhan, tetapi sama buruknya dengan tidak mempunyai pelayan Tuhan sama sekali. Pelayan-pelayan yang demikian hanya mencari kepentingan diri sendiri, bukannya kepentingan Kristus dan jiwa-jiwa.

. Ia menggugah murid-murid-Nya untuk berdoa bagi mereka. Rasa kasihan-Nya membuat Dia merancang suatu sarana demi kebaikan orang-orang ini. Tampak bahwa (Luk. 6:12-13) pada kejadian ini, sebelum Ia mengutus para rasul-Nya, Ia sendiri menghabiskan banyak waktu untuk berdoa. Perhatikanlah, kita harus mendoakan orang-orang yang kita kasihani. Setelah berdoa kepada Allah bagi mereka, Ia berbalik kepada murid-murid-Nya dan memberi tahu mereka,
            (1) Bagaimana duduk permasalahannya; tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Orang menginginkan pengajaran yang baik, namun hanya ada sedikit pengajar yang baik. Jadi, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan ada banyak hal baik yang besar mungkin untuk dilakukan, namun dibutuhkan tangan-tangan yang mau melakukan pekerjaan itu.
                [1] Sangatlah membesarkan hati bahwa tuaian itu begitu banyak. Wajar saja kalau ada sangat banyak orang yang membutuhkan pengajaran, tetapi yang sering terjadi adalah bahwa orang yang memerlukan dan menginginkannya tidak selalu bisa menerimanya. Orang yang diberi pengajaran tidak baik ingin diajar dengan lebih baik; harapan-harapan mereka meningkat, dan perasaan-perasaan mereka tergerak, sesuai dengan hal-hal baik yang sudah dijanjikan kepada mereka. Perhatikanlah, sungguh merupakan berkat Tuhan kalau kita melihat orang-orang menyukai pengajaran yang baik. Lembah-lembah kini sudah dipenuhi jagung, dan semoga semuanya bisa dipetik dan dikumpulkan dengan baik. Ini sungguh merupakan kesempatan emas, yang menuntut perhatian dan ketekunan yang berlipat ganda untuk memanfaatkannya; hari panen memang seharusnya menjadi hari yang sangat sibuk.
                [2] Sayang sekali bahwa walaupun tuaian itu banyak, namun para pekerja yang tersedia begitu sedikit; bahwa jagung itu akan jatuh dan membusuk di tanah karena kekurangan penuai; penganggur banyak, tetapi pekerja sangat sedikit. Perhatikanlah, tidaklah baik jika di dalam gereja pekerjaan baik tidak dilakukan, atau dikerjakan dengan lamban, karena kekurangan para pekerja; apabila ini terjadi, maka para pekerja yang ada haruslah lebih giat lagi.
            (2) Apa kewajiban murid-murid dalam hal ini (ay. 38); Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian. Perhatikanlah, bila kita melihat ada hal-hal yang menyedihkan pada suatu masa, bila ada jiwa-jiwa berharga yang hidup dalam keadaan yang mengkhawatirkan, maka ini haruslah membangkitkan semangat kita dan membuat kita tergugah untuk berdoa bagi mereka. Ketika segala sesuatunya tampak mengecilkan hati, kita harus berdoa lebih giat lagi, dan mengurangi keluhan dan rasa takut kita. Kita juga harus menyesuaikan doa-doa kita dengan kepentingan-kepentingan gereja pada saat ini; kita harus mengerti masa apa yang sedang kita jalani sekarang, seperti mengetahui bukan hanya apa yang harus dilakukan bangsa Israel, melainkan juga apa yang harus didoakan bangsa Israel. Perhatikanlah:
                [1] Allah adalah Tuan yang empunya tuaian; Bapa-Kulah pengusahanya (Yoh. 15:1). Kebun itu adalah kebun anggur Tuhan semesta alam (Yes. 5:7). Tuaian itu dikumpulkan bagi-Nya dan untuk melayani-Nya, untuk pekerjaan dan kehormatan-Nya. Kamu adalah kawan sekerja Allah (1Kor. 3:9); pengirik-Nya dan jagung di ladang-Nya (Yes. 21:10, KJV). Ia memberikan perintah sesuai dengan kehendak-Nya atas segala sesuatu yang berhubungan dengan tuaian itu; kapan dan di mana para pekerja akan bekerja, dan berapa lama. Mereka yang ingin ambil bagian dalam pekerjaan menuai itu boleh merasa terhibur bahwa Allah sendirilah yang memimpin, yang pasti akan mengatur segala sesuatunya dengan sempurna.
                [2] Para pelayan Tuhan adalah, dan harus menjadi, pekerja-pekerja dalam tuaian Allah; pelayanan adalah suatu pekerjaan, dan harus dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pelayanan itu adalah pekerjaan menuai, suatu pekerjaan yang dibutuhkan. Pekerjaan ini menghendaki agar segala sesuatunya harus dilakukan pada masanya, dan dibutuhkan ketekunan untuk menuntaskannya. Namun pekerjaan ini sungguh menyenangkan; mereka menuai dengan sukacita, dan sukacita yang dirasakan para pengabar Injil disamakan dengan sukacita di waktu panen (Yes. 9:1-2). Orang yang menuai menerima upahnya; upah pekerja yang menyabit rumput di ladang Allah tidak akan ditahan, seperti upah buruh yang digambarkan dalam Yakobus 5:4.
                [3] Allah-lah yang mengirim pekerja-pekerja, sedangkan Kristus mempersiapkan pelayan-pelayan Tuhan (Ef. 4:11); Dialah yang menetapkan pekerjaan, menentukan persyaratannya, dan memberikan panggilannya. Orang yang bekerja tanpa diutus, yang tidak memenuhi syarat, dan yang tidak mendapat panggilan, tidak akan diakui maupun dibayar sebagai pekerja. Bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus?
                [4] Semua orang yang mengasihi Kristus dan mengasihi jiwa-jiwa harus menunjukkannya dengan berdoa secara sungguh-sungguh kepada Allah, terutama apabila tuaiannya banyak, agar Dia mau mengirimkan pekerja-pekerja yang sangat ahli, setia, bijaksana, dan rajin, untuk mengerjakan tuaian-Nya. Mereka juga harus berdoa agar Dia mau membangkitkan pekerja-pekerja yang sesuai dengan kehendak-Nya, untuk mempertobatkan para pendosa dan meneguhkan orang-orang beriman. Juga agar Dia mau memberi mereka semangat untuk melakukan pekerjaan itu, memanggil mereka untuk melaksanakannya, dan membuat mereka berhasil dalam menjalankannya. Akhirnya, agar Dia mau memberi mereka hikmat untuk memenangkan jiwa-jiwa dan agar Dia mau memberikan dorongan bagi para pekerja. Bila ada sebagian orang yang menunjukkan keengganan untuk terus bekerja, karena kelemahan mereka sendiri, atau pengaruh buruk orang lain, atau perlawanan dari manusia yang berusaha membujuk mereka keluar dari pekerjaan menuai itu, maka kita harus berdoa agar semua pertentangan dari dalam dan dari luar dapat diselesaikan dan diatasi dengan baik. Kristus mendorong teman-teman sekerja-Nya untuk mendoakan hal ini tepat sebelum Dia mengutus mereka bekerja di dalam tuaian. Perhatikanlah, bila Allah hendak menganugerahkan suatu belas kasihan kepada orang-orang tertentu, Ia akan mengobarkan semangat orang-orang lain untuk berdoa, untuk mencari-Nya di takhta anugerah-Nya (Mzm. 10:17).

Perhatikanlah dengan lebih saksama bahwa Kristus mengatakan ini kepada para murid-Nya yang akan diangkat sebagai para pekerja. Mereka harus berdoa,

pertama, agar Allah mau mengutus mereka; ini aku, utuslah aku (Yes. 6:8). Perhatikanlah, pengutusan yang diberikan sebagai jawaban doa besar kemungkinannya untuk berhasil. Paulus adalah bejana terpilih, karena lihatlah, ia berdoa (Kis. 9:11, 15).

Kedua, agar Allah mau mengutus orang lain juga. Perhatikanlah, bukan hanya umat, melainkan juga pelayan-pelayan Tuhan sendiri harus berdoa agar pelayan-pelayan Tuhan bisa bertambah banyak. Memang ada sebagian orang, karena perasaan mementingkan diri sendiri, ingin mempunyai tempat tersendiri dalam pelayanan (lebih sedikit pelayan Tuhan, lebih tinggi kedudukan mereka), tetapi mereka yang mencari-cari kepentingan Kristus pasti rindu agar para pekerja bisa bertambah banyak, supaya ada lebih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, walaupun kehormatan mereka sendiri bisa menjadi pudar dengan adanya pekerja-pekerja lainnya itu.


BcO 1 Samuel 19:8-10; 20:1-17

 19:8 Ketika perang pecah pula, maka majulah Daud dan berperang melawan orang Filistin; ia menimbulkan kekalahan besar di antara mereka, sehingga mereka melarikan diri dari depannya. 19:9 Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi. 19:10 Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu.

Perjanjian antara Daud dan Yonatan
20:1 Maka larilah Daud dari Nayot, dekat Rama; sampailah ia kepada Yonatan, lalu berkata: "Apakah yang telah kuperbuat? Apakah kesalahanku dan apakah dosaku terhadap ayahmu, sehingga ia ingin mencabut nyawaku?" 20:2 Tetapi Yonatan berkata kepadanya: "Jauhlah yang demikian itu! engkau tidak akan mati dibunuh. Ingatlah, ayahku tidak berbuat sesuatu, baik perkara besar maupun perkara kecil, dengan tidak menyatakannya kepadaku. Mengapa ayahku harus menyembunyikan perkara ini kepadaku? Tidak mungkin!" 20:3 Tetapi Daud menjawab, katanya: "Ayahmu tahu benar, bahwa engkau suka kepadaku. Sebab itu pikirnya: Tidak boleh Yonatan mengetahui hal ini, nanti ia bersusah hati. Namun, demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu, hanya satu langkah jaraknya antara aku dan maut." 20:4 Yonatan berkata kepada Daud: "Apapun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu." 20:5 Lalu kata Daud kepada Yonatan: "Kautahu, besok bulan baru, maka sebenarnya aku harus duduk makan bersama-sama dengan raja. Jika engkau membiarkan aku pergi, maka aku akan bersembunyi di padang sampai lusa petang. 20:6 Apabila ayahmu menanyakan aku, haruslah kaukatakan: Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi dengan segera ke Betlehem, kotanya, karena di sana ada upacara pengorbanan tahunan bagi segenap kaumnya. 20:7 Jika begini dikatakannya: Baiklah! maka hambamu ini selamat. Tetapi jika amarahnya bangkit dengan segera, ketahuilah, bahwa ia telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka. 20:8 Jika demikian, tunjukkanlah kesetiaanmu kepada hambamu ini, sebab engkau telah mengikat perjanjian di hadapan TUHAN dengan hambamu ini. Tetapi jika ada kesalahan padaku, engkau sendirilah membunuh aku. Mengapa engkau harus menyerahkan aku kepada ayahmu?" 20:9 Tetapi jawab Yonatan: "Jauhlah yang demikian itu! Sebab jika kuketahui dengan pasti, bahwa ayahku telah mengambil keputusan untuk mendatangkan celaka kepadamu, masakan aku tidak memberitahukannya kepadamu?" 20:10 Lalu bertanyalah Daud kepada Yonatan: "Siapakah yang akan memberitahukan kepadaku, apabila ayahmu menjawab engkau dengan keras?" 20:11 Kata Yonatan kepada Daud: "Marilah kita keluar ke padang." Maka keluarlah keduanya ke padang. 20:12 Lalu berkatalah Yonatan kepada Daud: "Demi TUHAN, Allah Israel, besok atau lusa kira-kira waktu ini aku akan memeriksa perasaan ayahku. Apabila baik keadaannya bagi Daud, masakan aku tidak akan menyuruh orang kepadamu dan memberitahukannya kepadamu? 20:13 Tetapi apabila ayahku memandang baik untuk mendatangkan celaka kepadamu, beginilah kiranya TUHAN menghukum Yonatan, bahkan lebih lagi dari pada itu, sekiranya aku tidak menyatakannya kepadamu dan membiarkan engkau pergi, sehingga engkau dapat berjalan dengan selamat. TUHAN kiranya menyertai engkau, seperti Ia menyertai ayahku dahulu. 20:14 Jika aku masih hidup, bukankah engkau akan menunjukkan kepadaku kasih setia TUHAN? Tetapi jika aku sudah mati, 20:15 janganlah engkau memutuskan kasih setiamu terhadap keturunanku sampai selamanya. Dan apabila TUHAN melenyapkan setiap orang dari musuh Daud dari muka bumi, 20:16 janganlah nama Yonatan terhapus dari keturunan Daud, melainkan kiranya TUHAN menuntut balas dari pada musuh-musuh Daud." 20:17 Dan Yonatan menyuruh Daud sekali lagi bersumpah demi kasihnya kepadanya, sebab ia mengasihi Daud seperti dirinya sendiri.

   



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Rabu, 12 Juli 2023 - Mat. 10:1-7 - BcO 1Sam. 21:1-9; 22:1-5 - Hari biasa

PREV:
Renungan Katolik Senin, 10 Juli 2023 - Matius 9:18-26 - BcO 1Sam. 17:57-18:9,20-30 - Hari biasa





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)