misa.lagu-gereja.com        
 
View : 4262 kali
Renungan Katolik 2023
Jumat, 28 Juli 2023
Renungan Katolik Jumat, 28 Juli 2023 - Matius 13:18-23 - BcO 1 Raja-raja 3:5-28 - Hari Biasa
#tag:

Jumat, 28 Juli 2023   
Hari Biasa
Kel. 20:1-17; Mzm. 19:8,9,10,11;
Matius 13:18-23
BcO 1 Raja-raja 3:5-28
Warna Liturgi Hijau

Baca Juga:


Matius 13:18-23
13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. 13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. 13:20 Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. 13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. 13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 13:23 Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Penjelasan:


* Mat 13:18 - Penabur

Penabur. Identitas penabur tidak disebutkan, tetapi sesuai dengan perumpamaan selanjutnya, jelas penabur itu adalah Kristus sendiri dan orang-orang yang mewakili Dia (13:37).

* Mat 13:19 - Firman tentang Kerajaan Surga // (si jahat), // burung,

Firman tentang Kerajaan Surga atau Firman Allah (Luk. 8:11). yang dilambangkan dengan benih, ialah amanat yang diberitakan Yesus tentang diri-Nya sendiri dan kerajaan-Nya. Benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih di tanah dianggap akan mencapai puncaknya pada tumbuhnya tanaman, dan karenanya merupakan lambang keadaan individu. Pendengar di tepi jalan ialah orang yang sama sekali tidak memberikan tanggapan, sehingga Iblis (si jahat), baik secara pribadi maupun melalui anak buahnya (burung, ay. 4, sering kali melambangkan yang jahat: Yer. 5:26, 27; Why. 18:2), segera mengambil darinya semua kesan rohani.

* Mat 13:20-21 - (segera menerima dengan gembira) // kesusahan // penganiayaan. 22 // di tengah semak duri // kekhawatiran

Benih di tanah berbatu melukiskan keadaan pendengar yang berpikiran dangkal dan emosional (segera menerima dengan gembira) sehingga kegembiraannya yang semula itu cepat lenyap sama sekali oleh sinar matahari yang menghidupkan dan diperlukan berupa kesusahan atau penganiayaan. 22. Benih yang muncul di tengah semak duri melukiskan pendengar yang khusuk yang hatinya sudah penuh dengan kekhawatiran dan kepentingan dunia (duri-duri itu sudah ada di dalam tanah, tetapi tidak tampak pada saat penaburan). Kesetiaan yang terbagi menghambat pertumbuhan nilai-nilai rohani.

* Mat 13:23 - tanah yang baik // berbuah

Satu-satunya jenis pendengar yang diperkenan ialah yang dari tanah yang baik. Hanya di sinilah yang bisa berbuah (Gal. 5:22, 23), karena soal berbuah merupakan ujian adanya hidup (Yoh. 15:1-6). Penjelasan mengenai bagaimana hati mencapai berbagai keadaan tersebut tidak termasuk dalam perumpamaan ini.

* Ada satu perumpamaan yang menunjukkan halangan-halangan besar yang menghambat orang sehingga mereka tidak mendapat keuntungan dari firman Injil dan dalam diri banyak orang firman itu tidak mencapai maksudnya, karena kebodohan mereka sendiri. Itu adalah perumpamaan tentang empat jenis tanah, yang disampaikan (ay. 3-9) dan dijelaskan (ay. 18-23).


BcO 1 Raja-raja 3:5-28
3:5 Di Gibeon itu TUHAN menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi pada waktu malam. Berfirmanlah Allah: "Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu." 3:6 Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini. 3:7 Maka sekarang, ya TUHAN, Allahku, Engkaulah yang mengangkat hamba-Mu ini menjadi raja menggantikan Daud, ayahku, sekalipun aku masih sangat muda dan belum berpengalaman. 3:8 Demikianlah hamba-Mu ini berada di tengah-tengah umat-Mu yang Kaupilih, suatu umat yang besar, yang tidak terhitung dan tidak terkira banyaknya. 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?" 3:10 Lalu adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian. 3:11 Jadi berfirmanlah Allah kepadanya: "Oleh karena engkau telah meminta hal yang demikian dan tidak meminta umur panjang atau kekayaan atau nyawa musuhmu, melainkan pengertian untuk memutuskan hukum, 3:12 maka sesungguhnya Aku melakukan sesuai dengan permintaanmu itu, sesungguhnya Aku memberikan kepadamu hati yang penuh hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau. 3:13 Dan juga apa yang tidak kauminta Aku berikan kepadamu, baik kekayaan maupun kemuliaan, sehingga sepanjang umurmu takkan ada seorangpun seperti engkau di antara raja-raja. 3:14 Dan jika engkau hidup menurut jalan yang Kutunjukkan dan tetap mengikuti segala ketetapan dan perintah-Ku, sama seperti ayahmu Daud, maka Aku akan memperpanjang umurmu." 3:15 Lalu terjagalah Salomo; ternyata ia bermimpi. Sekembalinya ke Yerusalem, berdirilah ia di hadapan tabut perjanjian Tuhan, dipersembahkannya korban-korban bakaran dan korban-korban keselamatan, kemudian ia mengadakan perjamuan bagi semua pegawainya.
Hikmat Salomo pada waktu memberi keputusan
3:16 Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya. 3:17 Kata perempuan yang satu: "Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. 3:18 Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. 3:19 Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. 3:20 Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. 3:21 Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan." 3:22 Kata perempuan yang lain itu: "Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati." Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: "Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." Begitulah mereka bertengkar di depan raja. 3:23 Lalu berkatalah raja: "Yang seorang berkata: Anakkulah yang hidup ini dan anakmulah yang mati. Yang lain berkata: Bukan! Anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup." 3:24 Sesudah itu raja berkata: "Ambilkan aku pedang," lalu dibawalah pedang ke depan raja. 3:25 Kata raja: "Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah lagi kepada yang lain." 3:26 Maka kata perempuan yang empunya anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: "Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia." Tetapi yang lain itu berkata: "Supaya jangan untukku ataupun untukmu, penggallah!" 3:27 Tetapi raja menjawab, katanya: "Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia; dia itulah ibunya." 3:28 Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan.

Penjelasan:


* Allah Menampakkan Diri kepada Salomo (3:5-15)

    Dalam perikop ini kita mendapati sebuah penjelasan tentang kunjungan Allah yang penuh rahmat kepada Salomo, dan persekutuan yang dialami Salomo dengan Allah dalam kunjungan itu, yang memberi Salomo kehormatan lebih besar daripada semua kekayaan dan kekuatan dari kerajaannya.

I. Keadaan di seputar kunjungan ini (ay. 5).
            1. Tempatnya. Kunjungan Allah itu terjadi di Gibeon. Itu adalah bukit pengorbanan yang paling besar, dan seharusnya menjadi satu-satunya bukit pengorbanan, sebab di sanalah Kemah Pertemuan dan mezbah tembaga berada (2Taw. 1:3). Di sana Salomo mempersembahkan korban-korbannya yang besar, dan di sana pula Allah mengakui dia lebih daripada di bukit-bukit pengorbanan lainnya. Semakin dekat kita mengikuti aturan dalam beribadah, semakin kuat alasan bagi kita untuk mengharapkan tanda-tanda kehadiran Allah. Di mana Allah menegakkan nama-Nya, di situlah Dia akan menjumpai kita dan memberkati kita.
            2. Waktunya. Kunjungan Allah dilakukan pada waktu malam, malam sesudah Salomo mempersembahkan korban yang berlimpah tersebut (ay. 4). Semakin kita melakukan pekerjaan Allah dengan berlimpah, semakin besar penghiburan yang dapat kita harapkan di dalam Dia. Jika siang hari dihabiskan dengan sibuk bekerja bagi Allah, maka pada malam hari kita akan merasa tenang di dalam Dia. Berdiam diri dan menyingkir dari keramaian membantu persekutuan kita dengan Allah. Kunjungan-kunjungan-Nya yang terbaik sering dilakukan pada waktu malam (Mzm. 17:3).
            3. Caranya. Kunjungan Allah tersebut terjadi dalam sebuah mimpi, ketika Salomo tertidur, dan pancaindranya terkunci, sehingga jalan masuk Allah ke dalam pikirannya dapat menjadi lebih bebas dan langsung. Dengan cara ini Allah biasa berbicara kepada para nabi (Bil. 12:6) dan kepada orang-orang tertentu, untuk keuntungan mereka sendiri (Ayb. 33:15-16). Mimpi-mimpi ilahi ini, tidak diragukan lagi, dapat dibedakan dengan jelas dari mimpi-mimpi lain di mana ada banyak kesia-siaan (Pkh. 5:6).

II. Tawaran penuh rahmat yang diajukan oleh Allah kepada Salomo tentang perkenanan yang ingin dipilihnya, apa pun itu (ay. 5). Ia melihat kemuliaan Allah bersinar di sekelilingnya, dan mendengar suara berkata, mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu. Hal itu bukan karena Allah telah berutang kepada Salomo atas korban-korban persembahannya, melainkan karena Dia hendak menunjukkan perkenanan-Nya atas korban-korban itu, dan menyatakan kepada Salomo betapa besar rahmat yang telah disediakan-Nya bagi dirinya, jika tidak ada kekurangan pada dirinya. Demikianlah Allah hendak menguji kecondongan hati Salomo dan memberikan kehormatan atas doa yang dipanjatkan dengan iman. Allah, dengan cara serupa, bersedia untuk melakukan tindakan rendah hati kepada kita, dan memuluskan jalan kita untuk bahagia dengan meyakinkan kita bahwa kita akan menerima apa yang kita minta dengan doa (Yoh. 16:23; 1Yoh. 5:14). Apalagi yang kita inginkan? Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.

III. Permohonan yang penuh kesalehan, yang kemudian diajukan oleh Salomo kepada Allah. Salomo segera saja menerima tawaran ini. Mengapakah kita mengabaikan tawaran serupa yang diajukan kepada kita, seperti Ahas, yang berkata, aku tidak mau meminta? (Yes. 7:12). Salomo berdoa dalam tidurnya, dengan anugerah Allah yang membantunya. Namun demikian, itu adalah doa yang hidup. Apa yang paling kita pedulikan, dan yang menimbulkan kesan-kesan terdalam pada diri kita ketika kita bangun, biasanya memengaruhi kita ketika kita tidur. Dan adakalanya melalui mimpi kita, kita dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh hati kita dan apa yang paling menyentuh perasaan kita. Plutarkhos memandang mimpi-mimpi yang baik sebagai satu bukti dari peningkatan kebaikan. Namun, hal ini haruslah dipandang berasal dari sumber yang lebih tinggi. Salomo membuat pilihan yang cerdas seperti ini ketika dia sedang tidur, dan ketika kekuatan berpikirnya tidak berjalan sebagaimana mestinya, yang menunjukkan bahwa hal itu semata-mata berasal dari anugerah Allah, yang telah menanamkan di dalam dirinya keinginan-keinginan yang penuh rahmat ini. Jika hati nuraninya mengajarinya seperti itu pada waktu malam, maka dia harus memuji TUHAN yang telah memberi nasihat kepadanya (Mzm. 16:7).


* Hikmat Salomo (3:16-28)

    Dalam perikop ini diberikan sebuah contoh tentang hikmat Salomo, untuk menunjukkan bahwa karunia yang belakangan ini diberikan benar-benar memiliki dampak yang nyata atas dirinya. Bukti itu diambil, bukan dari rahasia pemerintahan dan kebijakan dewan majelis, meskipun tidak diragukan lagi Salomo sangat memahami masalah itu, melainkan dari pengujian dan penetapan atas suatu perkara antara dua pihak. Walaupun para raja menyerahkan pengujian dan penetapan perkara semacam ini kepada para hakim, mereka tidak boleh berpikir bahwa perkara ini terlalu rendah untuk mereka perhatikan. Amatilah,

I. Perkara itu dibuka, bukan oleh para pengacara, melainkan oleh kedua pihak yang bertikai, kendati mereka adalah perempuan. Hal ini semakin mempermudah mata tajam Salomo untuk membedakan antara yang benar dan yang salah melalui apa yang mereka tunjukkan sendiri. Kedua perempuan ini adalah perempuan sundal, yang bekerja di tempat hiburan, dan bayi mereka, menurut sebagian penafsir, dilahirkan dari hasil perzinahan, sebab di sini tidak disebutkan tentang suami mereka. Ada kemungkinan bahwa perkara itu telah didengar dalam pengadilan yang lebih rendah, sebelum dibawa ke hadapan Salomo, dan telah didapati sebagai perkara luar biasa, sebab para hakim tidak sanggup memutuskannya, supaya hikmat Salomo dalam memutuskannya pada akhirnya bisa semakin mendapat perhatian. Kedua perempuan ini, yang tinggal bersama dalam satu rumah, masing-masing telah melahirkan seorang anak laki-laki dalam selang waktu tiga hari (ay. 17-18). Mereka begitu miskin sehingga mereka tidak memiliki seorang hamba atau perawat untuk menolong mereka, begitu diremehkan, sebab mereka adalah perempuan sundal, sehingga mereka tidak mempunyai teman atau kerabat untuk menemani mereka. Salah satu dari mereka tidur menindih bayinya, dan, pada malam hari, menukarnya dengan bayi temannya (ay. 19-20). Kemudian temannya itu segera sadar akan tipuan yang dilakukan kepadanya, dan mengajukan perkara itu kepada pengadilan umum untuk mendapat keadilan (ay. 21). Lihatlah,
            1. Betapa besar kekhawatiran yang disebabkan oleh anak-anak kecil, betapa tidak pasti hidup mereka, dan betapa banyak bahaya yang terus-menerus mengancam mereka. Masa bayi adalah lembah bayang-bayang maut. Dan lampu kehidupan, setelah pertama kali dinyalakan, bisa saja padam dengan mudah. Sungguh suatu keajaiban belas kasihan bahwa begitu sedikit bayi yang binasa pada masa menyusui yang penuh bahaya itu.
            2. Betapa jauh lebih baik perlakuan terhadap anak-anak yang dilahirkan dari hasil perzinahan pada waktu itu daripada perlakuan pada umumnya sekarang ini. Para perempuan sundal pada waktu itu mengasihi anak-anak mereka, merawat mereka, dan enggan berpisah dengan mereka. Sementara sekarang anak-anak sering dibuang, ditinggalkan, atau dibunuh. Tetapi demikianlah dinubuatkan bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar, ketika manusia tidak tahu mengasihi (2Tim. 3:1, 3).

II. Kesulitan perkara itu. Pertanyaannya adalah, siapakah ibu dari anak yang hidup ini, yang dibawa ke dalam pengadilan, yang pada akhirnya harus diputuskan apakah yang satu atau yang lain? Kedua ibu itu bersikeras dalam pengakuan mereka, dan menunjukkan kepedulian yang mendalam terhadap anak itu. Keduanya menegaskan kebenaran perkataan mereka: “Itu anakku,” kata seorang. “Bukan, itu anakku,” kata yang lain. Tidak ada yang mau mengakui anak yang mati, meskipun akan lebih murah untuk menguburkannya daripada untuk merawat yang hidup. Tetapi anak yang hiduplah yang mereka perebutkan. Anak yang hidup adalah sukacita orangtuanya, sebab ia adalah harapan mereka. Dan tidak dapatkah anak-anak yang mati juga demikian? (lih. Yer. 31:17). Nah, kesulitan dari perkara ini adalah bahwa tidak ada bukti pada kedua belah pihak. Walaupun beberapa orang dari para tetangga mungkin hadir pada saat kelahiran dan penyunatan anak-anak tersebut, namun mereka tidak begitu memperhatikan anak-anak itu hingga dapat membedakan mereka. Berusaha mendapatkan pengakuan jujur dari kedua pihak dengan menyiksa mereka pastilah suatu perbuatan yang biadab. Bukan ibu yang memiliki keadilan di pihaknya, melainkan ibu yang paling kuatlah, yang nanti akan diuntungkan. Bukti yang dikeluarkan dengan paksa tidak boleh terlalu dianggap penting. Para hakim dan juri memerlukan hikmat untuk mencari tahu kebenaran ketika kebenaran tersebut disembunyikan seperti itu.

III. Keputusan perkaranya. Setelah dengan sabar mendengarkan apa yang diceritakan oleh kedua pihak, Salamo merangkum buktinya (ay. 23). Dan sekarang seluruh sidang menantikan langkah apa yang akan diambil oleh hikmat Salomo untuk menemukan kebenaran. Ibu yang satu tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk perkara itu, sementara ibu yang lain, mungkin, ingin menentukannya melalui undi. Tetapi Salomo meminta sebilah pedang, dan memberi perintah untuk membelah anak yang hidup itu untuk kedua pihak yang sedang bertikai.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Sabtu, 29 Juli 2023 - Yohanes 11:19-27 (Penjelasan) - BcO 1 Raja-raja 8:1-21 (Penjelasan) - Peringatan Wajib

PREV:
Renungan Katolik Kamis, 27 Juli 2023 - Matius 13:10-17 - BcO 1 Raja-raja 1:11-35; 2:10-12 - Hari Biasa





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)