misa.lagu-gereja.com        
 
Senin, 14 Agustus 2023
Peringatan Wajib
St. Maksimilianus Maria Kolbe
Ul. 10:12-22; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; 
Matius 17:22-27
BcO 2 Raja-raja 5:1-19a
Warna Liturgi Merah

   
Matius 17:22-27

Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus
17:22 Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya bersama-sama di Galilea, Ia berkata kepada mereka: "Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia 17:23 dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan." Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih sekali.
Yesus membayar bea untuk Bait Allah
17:24 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah pemungut bea Bait Allah kepada Petrus dan berkata: "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" 17:25 Jawabnya: "Memang membayar." Dan ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan: "Apakah pendapatmu, Simon? Dari siapakah raja-raja dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?" 17:26 Jawab Petrus: "Dari orang asing!" Maka kata Yesus kepadanya: "Jadi bebaslah rakyatnya. 17:27 Tetapi supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau. Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarkanlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu juga."

Penjelasan:


* Penderitaan-penderitaan Kristus Dinubuatkan (17:22-23)

    Di sini Kristus menubuatkan penderitaan-penderitaan-Nya sendiri. Ia sudah mulai menyampaikan nubuat-Nya ini sebelumnya (16:21), dan, karena mendapati bahwa perkataan-Nya itu keras bagi para murid-Nya, Ia memandang penting untuk mengulanginya lagi. Ada beberapa hal yang difirmankan Allah dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.
    Perhatikanlah di sini:

        . Apa yang dinubuatkan-Nya mengenai diri-Nya sendiri, yaitu bahwa Ia akan dikhianati dan dibunuh. Ia sudah mengetahui dengan sempurna segala sesuatu yang akan menimpa-Nya, namun Ia tetap mengerjakan pekerjaan bagi penebusan kita, yang menunjukkan betapa besar kasih-Nya. Bahkan, pandangan-Nya yang jelas tentang penderitaan-penderitaan itu bisa menjadi suatu penderitaan tersendiri bagi-Nya sebelum waktunya tiba, kalau bukan karena kasih-Nya kepada manusia yang membuat segala-galanya menjadi ringan bagi-Nya.
            (1) Kristus memberi tahu mereka bahwa Ia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Ia akan diserahkan (demikianlah kalimat ini dapat dibaca dan dimengerti sebagai tindakan Bapa-Nya yang menyerahkan Dia menurut maksud dan rencana-Nya (Kis. 2:23; Rm. 8:32). Akan tetapi, dalam pemahaman kita, pernyataan itu mengacu kepada Yudas yang mengkhianati-Nya dan menyerahkan-Nya ke tangan imam-imam, dan mereka ini mengkhianati-Nya dan menyerahkan-Nya ke tangan bangsa Romawi. Ia diserahkan ke tangan manusia, manusia yang mempunyai sifat yang sama dengan-Nya, dan yang karena itu darinya Dia dapat mengharapkan belas kasihan dan kelemahlembutan; manusia yang ingin diselamatkan-Nya, dan yang karena itu darinya Dia dapat mengharapkan penghormatan dan ucapan syukur. Akan tetapi, sebaliknya, mereka ini justru menjadi para penganiaya dan pembunuh-Nya.
            (2) Bahwa mereka akan membunuh Dia. Apa yang kurang dari ini tidak akan dapat memuaskan kegeraman mereka. Darah-Nyalah, darah-Nya yang berharga, yang menjadi sasaran dahaga mereka. Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia. Apa yang kurang dari itu tidak akan memuaskan keadilan Allah, dan memenuhi rancangan-Nya. Jika Kristus menjadi Korban penebusan, Ia haruslah dibunuh. Tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan.
            (3) Bahwa pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan. Tetap saja, saat Ia membicarakan kematian-Nya, Ia memberikan isyarat akan kebangkitan-Nya, yaitu sukacita yang disediakan bagi Dia, yang membuat-Nya tekun memikul salib dan mengabaikan kehinaan. Hal ini merupakan suatu dorongan, bukan hanya bagi Dia, melainkan juga bagi para murid-Nya. Pada hari ketiga Ia akan bangkit, jadi ketidakhadiran-Nya bersama mereka untuk sementara waktu itu tidaklah berlangsung lama, dan terlebih lagi, ketika Ia kembali kepada mereka setelah kebangkitan itu, Ia akan membawa serta banyak kemuliaan.
        . Bagaimana para murid menanggapinya, Hati murid-murid-Nya itu pun sedih sekali. Dalam hal ini tampaklah kasih mereka terhadap Guru mereka, namun bercampur dengan segala ketidaktahuan dan kekeliruan mereka mengenai rancangan-Nya. Petrus memang tidak berani berkata apa pun untuk menentangnya, sebagaimana yang sudah dilakukannya sebelumnya (16:22), setelah ia ditegur keras pada waktu itu. Tetapi ia, dan murid-murid yang lain, sangat bersedih karenanya, sebab hal ini merupakan kehilangan bagi mereka sendiri, kedukaan bagi Guru mereka, dan dosa serta kehancuran bagi orang-orang yang melakukannya.

* Tuhan Kita Membayar Bea untuk Bait Allah (17:24-27)

    Di sini diceritakan tentang Kristus yang membayar bea untuk Bait Allah.

I. Perhatikanlah bagaimana bea ini diminta (ay. 24). Kristus pada waktu itu sedang berada di Kapernaum, markas besar-Nya, tempat Ia paling sering menetap. Ia tidak menghindar dari situ supaya dapat menghindari kewajiban membayar bea, sebaliknya Ia datang ke sana, siap untuk membayar.
        . Bea yang dituntut ini bukanlah bayaran rakyat kepada pemerintah Romawi, yang dengan ketat dituntut oleh para pemungut cukai, melainkan pajak bagi Bait Allah, yang banyaknya setengah syikal, atau dua dirham, yang dituntut dari setiap orang atau setiap ibadah di dalam Bait Allah, dan itulah biaya yang dikeluarkan untuk ibadah di sana. Uang itu disebut uang pendamaian karena nyawa (Kel. 30:12, dst.). Bea ini tidak terlalu dituntut dengan ketat pada waktu itu seperti pada waktu sebelum-sebelumnya, terutama di daerah Galilea.
        . Tuntutan itu diajukan dengan sangat sopan. Para pemungut bea berdiri di hadapan Kristus dengan penuh hormat, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang besar, sehingga mereka tidak berani berbicara kepada-Nya mengenai hal ini, tetapi langsung berbicara kepada Petrus, yang rumahnya berada di Kapernaum, dan mungkin pada waktu itu Kristus sedang menginap di rumahnya. Oleh karena itu, dialah orang yang tepat untuk diajak bicara, sebab dialah tuan rumahnya, dan mereka menganggap bahwa Petrus mengetahui pikiran Gurunya. Pertanyaan mereka adalah, "Apakah gurumu tidak membayar bea dua dirham itu?" Sebagian orang berpendapat bahwa mereka ini mencari-cari kesempatan untuk menentang Dia. Seandainya Dia menolak membayar, mereka akan mengatakan Dia sebagai orang yang tidak menghargai ibadah di Bait Allah, dan para pengikut-Nya adalah orang-orang yang tidak taat hukum, yang tidak lagi membayar pajak, upeti atau bea (Ezr. 4:13). Tetapi kelihatannya mereka menanyakan ini dengan rasa hormat, dengan menunjukkan bahwa jika Kristus mendapatkan hak istimewa untuk tidak membayar bea itu, maka mereka pun tidak akan memaksakannya.

        Petrus menjawab untuk Gurunya, "Ya, tentu saja. Guruku memang membayar bea itu. Membayar bea adalah prinsip-Nya dan Dia selalu melaksanakannya. Kalian tidak perlu takut meminta dari-Nya."

            (1) Ia takluk kepada hukum Taurat (Gal. 4:4), dan karena itulah, di bawah hukum Taurat ini Ia dibayarkan bea pada usia empat puluh hari (Luk. 2:22), dan sekarang Ia membayarnya bagi diri-Nya sendiri, sebagai orang yang dalam keadaan merendahkan diri telah mengambil rupa seorang hamba (Flp. 2:7-8).
            (2) Dia dijadikan dosa bagi kita, dan dijadikan serupa dengan daging yang dikuasai dosa (Rm. 8:3). Nah, pajak yang dibayarkan untuk Bait Allah ini disebut sebagai uang pendamaian bagi nyawa (Kel. 30:15). Supaya di dalam segala hal Kristus tampak serupa dengan orang-orang berdosa, Dia membayar bea itu meskipun Dia tidak mempunyai dosa apa pun yang harus ditebus.
            (3) Demikianlah Ia selalu berusaha menggenapkan seluruh kehendak Allah (3:15). Ia melakukan hal ini untuk memberikan contoh:
                [1] Mengenai hal membayar semua yang harus dibayarkan kepada pihak yang berhak menerimanya (Rm. 13:7). Karena Kerajaan Kristus bukanlah dari dunia ini, para pengikut dan para petugasnya tidaklah diberi kuasa untuk menarik pajak dari pundi-pundi orang lain, sehingga mereka sendiri pun tunduk pada kekuasaan-kekuasaan yang ada.
                [2] Mengenai hal menyumbang bagi tempat ibadah umum di tempat kita berada. Jika kita menuai hal-hal rohani, maka pantas jika kita juga membalasnya dengan hal-hal jasmani. Bait Allah pada saat itu telah menjadi sarang penyamun, dan penyembahan di Bait Allah dimanfaatkan sebagai dalih bagi imam-imam kepala dalam menentang Kristus dan ajaran-Nya. Namun demikian, Kristus membayar bea untuk Bait Allah ini. Perhatikanlah, kewajiban-kewajiban gereja, yang dituntut secara sah, haruslah dibayar, kendati ada kejahatan-kejahatan yang terjadi di dalam gereja itu. Kita harus berhati-hati untuk tidak menyalahgunakan kemerdekaan kita untuk menyelubungi kejahatan atau ketamakan (1Ptr. 2:16). Jika Kristus saja membayar bea, siapa yang berani mengaku dibebaskan darinya?

II. Bagaimana masalah pembayaran bea itu dibahas (ay. 25), bukan dengan para pemungut bea itu sendiri, supaya jangan mereka marah, melainkan dengan Petrus, supaya ia puas dan memahami alasan mengapa Kristus membayar bea, dan tidak memandangnya dengan keliru. Petrus membawa para pemungut bea itu ke dalam rumah, tetapi Kristus mendahului dia, untuk memberinya bukti akan kemahatahuan-Nya, dan bahwa tidak ada satu pemikiran pun yang dapat disembunyikan dari-Nya. Murid-murid Kristus tidak pernah diserang tanpa sepengetahuan-Nya.

III. Bagaimana bea itu dibayar, kendati dengan semuanya itu (ay. 27).
        . Untuk alasan apa Kristus melepaskan hak istimewa-Nya, dan membayar bea ini, meskipun Ia berhak dibebaskan darinya -- supaya jangan kita menjadi batu sandungan bagi mereka. Hanya sedikit orang, seperti Petrus, yang mengetahui, bahwa Ia adalah Anak Allah. Dan kehormatan dari kebenaran agung itu, yang pada waktu itu masih rahasia, akan berkurang jika kebenaran itu dinyatakan saat itu hanya untuk memenuhi tujuan sepele seperti itu. Oleh karena itu, Kristus mempertimbangkan bahwa jika Dia menolak membayar, maka prasangka orang banyak akan semakin bertambah melawan Dia dan ajaran-Nya, dan menghilangkan kasih mereka terhadap-Nya, dan oleh sebab itu Ia berkeputusan untuk membayarnya. Perhatikanlah, kebijaksanaan dan kerendahan hati Kekristenan mengajar kita, dalam banyak hal, untuk menyerahkan hak kita daripada menjadi batu sandungan jika kita menuntutnya. Kita tidak boleh satu kali pun mundur dari kewajiban kita hanya karena takut menjadi batu sandungan (pengajaran dan mujizat-mujizat Kristus menjadi batu sandungan bagi mereka, namun Ia tetap melakukannya [15:12, 13], karena lebih baik menjadi batu sandungan bagi manusia daripada bagi Allah). Namun demikian, kadang-kadang kita harus menyangkal diri dalam hal kepentingan duniawi, daripada harus menjadi batu sandungan, sebagaimana yang diperbuat Rasul Paulus (1Kor. 8:13; Rm. 14:13).

. Jalan apa yang diambil oleh Kristus untuk membayar bea ini.

        Ia memperoleh uang bagi diri-Nya untuk membayar bea itu dari mulut seekor ikan (ay. 27), yang dalam hal ini tampaklah:

            (1) Kemiskinan Kristus. Ia tidak memiliki setengah syikal pun di kantong-Nya untuk membayar bea, sekalipun Ia telah menyembuhkan begitu banyak orang sakit. Tampaknya Dia mengadakan penyembuhan itu secara cuma-cuma. Oleh karena kita Dia menjadi miskin (2Kor. 8:9). Untuk biaya hidup sehari-hari, Ia mengandalkan pemberian-pemberian orang lain (Luk. 8:3), dan untuk biaya-biaya khusus, Ia mengandalkan mujizat-mujizat. Ia tidak memerintahkan Yudas untuk membayar bea ini dari uang di dalam tas yang dibawanya. Uang itu untuk penghidupan sehari-hari, dan Ia tidak akan memberikan perintah untuk menggunakan uang demi kepentingan pribadi-Nya, karena uang itu sudah dikhususkan untuk kepentingan bersama.
            (2) Kuasa Kristus, dengan mengambil uang dari dalam mulut ikan untuk memenuhi tujuan ini. Entah kemahakuasaan-Nya yang menempatkan uang itu di sana, atau kemahatahuan-Nya yang mengetahui bahwa uang itu ada di sana, semuanya mengarah kepada hal yang sama. Hal ini merupakan bukti keilahian-Nya, dan bahwa Dia adalah Tuhan semesta alam. Makhluk-makhluk ciptaan yang paling jauh dari kehidupan manusia berada di bawah perintah Kristus, bahkan ikan-ikan di laut diletakkan di bawah kaki-Nya (Mzm. 8:7); dan untuk membuktikan kekuasaan-Nya di dunia bawah ini, dan untuk menyesuaikan diri-Nya dengan keadaan-Nya sekarang yang sedang merendah, Ia memilih mendapatkan uang itu dari mulut ikan, meskipun Dia bisa saja memperolehnya dari tangan malaikat.


BcO 2 Raja-raja 5:1-19a


Naaman disembuhkan
5:1 Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta. 5:2 Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. 5:3 Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." 5:4 Lalu pergilah Naaman memberitahukan kepada tuannya, katanya: "Begini-beginilah dikatakan oleh gadis yang dari negeri Israel itu." 5:5 Maka jawab raja Aram: "Baik, pergilah dan aku akan mengirim surat kepada raja Israel." Lalu pergilah Naaman dan membawa sebagai persembahan sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas dan sepuluh potong pakaian. 5:6 Ia menyampaikan surat itu kepada raja Israel, yang berbunyi: "Sesampainya surat ini kepadamu, maklumlah kiranya, bahwa aku menyuruh kepadamu Naaman, pegawaiku, supaya engkau menyembuhkan dia dari penyakit kustanya." 5:7 Segera sesudah raja Israel membaca surat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya serta berkata: "Allahkah aku ini yang dapat mematikan dan menghidupkan, sehingga orang ini mengirim pesan kepadaku, supaya kusembuhkan seorang dari penyakit kustanya? Tetapi sesungguhnya, perhatikanlah dan lihatlah, ia mencari gara-gara terhadap aku." 5:8 Segera sesudah didengar Elisa, abdi Allah itu, bahwa raja Israel mengoyakkan pakaiannya, dikirimnyalah pesan kepada raja, bunyinya: "Mengapa engkau mengoyakkan pakaianmu? Biarlah ia datang kepadaku, supaya ia tahu bahwa ada seorang nabi di Israel." 5:9 Kemudian datanglah Naaman dengan kudanya dan keretanya, lalu berhenti di depan pintu rumah Elisa. 5:10 Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." 5:11 Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! 5:12 Bukankah Abana dan Parpar, sungai-sungai Damsyik, lebih baik dari segala sungai di Israel? Bukankah aku dapat mandi di sana dan menjadi tahir?" Kemudian berpalinglah ia dan pergi dengan panas hati. 5:13 Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir." 5:14 Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir. 5:15 Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!" 5:16 Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan, sesungguhnya aku tidak akan menerima apa-apa." Dan walaupun Naaman mendesaknya supaya menerima sesuatu, ia tetap menolak. 5:17 Akhirnya berkatalah Naaman: "Jikalau demikian, biarlah diberikan kepada hambamu ini tanah sebanyak muatan sepasang bagal, sebab hambamu ini tidak lagi akan mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan kepada allah lain kecuali kepada TUHAN. 5:18 Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu." 5:19 Maka berkatalah Elisa kepadanya: "Pergilah dengan selamat!" Setelah Naaman berjalan tidak berapa jauh dari padanya,

Penjelasan:


* Kecil bagi dunia, besar di hadapan Allah

Kita sering menganggap remeh orang kecil, seperti pelayan, sopir, TKW, dll. Mereka kita masukkan sebagai bagian yang tidak penting dalam kehidupan. Kita menganggap pekerjaan atau profesi kita jauh lebih utama. Padahal, tanpa mereka banyak pekerjaan 'penting' kita terbengkalai. Bayangkan kantor Anda tanpa pesuruh dan petugas kebersihan. Semua harus Anda kerjakan sendiri, repot bukan?

Nas hari ini menampilkan sejumlah tokoh dari berbagai kalangan. Ada pelayan perempuan Israel yang bekerja pada istri seorang pembesar Aram, Naaman. Walau ditawan di negeri orang serta menjadi pelayan bagi musuh Israel ia tetap memelihara imannya sehingga mampu menjadi alat anugerah bagi Naaman, majikannya (ayat 3). Ada nabi Israel yang Tuhan pakai untuk menyembuhkan Naaman. Elisa tidak membatasi anugerah Allah untuk bangsanya sendiri (ayat 14). Ada pembesar Aram yang menderita kusta. Naaman adalah kesayangan raja Aram sehingga merasa diri penting. Ia menganggap dengan kuasa dan uang segala masalah dapat diselesaikan (ayat 5). Ada raja Israel yang tidak beriman. Raja Yoram panik ketika raja Aram menyuruhnya menyembuhkan Naaman (ayat 7).

Dua tokoh pertama adalah agen-agen Allah untuk menyalurkan anugerah-Nya kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Allah memakai mereka bukan karena status mereka "besar" atau "kecil", tetapi karena mereka bersedia dipakai-Nya. Dua tokoh berikutnya adalah mereka yang menerima belas kasih Allah. Mereka ditolong bukan karena status "besar" atau "kecil" melainkan karena kedaulatan Allah.

Gereja acap kali terjebak memberlakukan ukuran dunia untuk menilai seseorang. Jangan rendah diri bila dunia mengukur Anda orang "kecil". Allah dapat dan mau memakai Anda menjadi saluran berkat untuk orang lain. Yang penting kesediaan diri dibentuk untuk dipakai-Nya.

* Iman, aman, atau serakah?

Respons yang tepat atas anugerah Allah seharusnya iman yang disertai pengucapan syukur. Hal itu terjadi karena menyadari diri telah menerima apa yang bukan haknya dan yang tidak layak diterimanya.

Sepertinya Naaman percaya pada Tuhan karena Dia telah menyembuhkan penyakitnya. Ia merasa perlu membayar sebagai ungkapan terima kasih (ayat 15). Oleh karena hamba-Nya tidak bersedia dibayar dengan harta maka Naaman akan membayar dengan cara menyembah Tuhan orang Israel di negerinya sendiri (ayat 17). Namun, ia akan tetap menyembah dewa bangsanya karena risiko jabatan (ayat 18). Sikap Naaman ini bukan sikap iman, tetapi sikap mencari aman. Di mata Naaman, Tuhan dan Elisa hanyalah sarana untuk memberikan kesembuhan dari penyakitnya. Naaman menetapkan nilai kesembuhannya itu sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas plus sepuluh potong pakaian atau sekitar Rp 10 Miliar (ayat 6). Sikap Gehazi tidak berbeda dari sikap Naaman. Gehazi melihat uang dan kekayaan sebagai segala-galanya (ayat 20-23).




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Selasa, 15 Agustus 2023 - Matius 18:1-5,10,12-14 - BcO 2 Raja-raja 6:8-23 - Tarsisius

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 13 Agustus 2023 - Lukas 1:39-56 (Penjelasan) - BcO Efesus 1:16-2:10 - HARI RAYA SP MARIA DIANGKAT KE SURGA





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)