|
Selasa, 15 Agustus 2023 Renungan Katolik Selasa, 15 Agustus 2023 - Matius 18:1-5,10,12-14 - BcO 2 Raja-raja 6:8-23 - Tarsisius#tag: Selasa, 15 Agustus 2023 Tarsisius Ul. 31:1-8; MT Ul. 32:3-4a,7,8,9,12; Matius 18:1-5,10,12-14 BcO 2 Raja-raja 6:8-23 Warna Liturgi Hijau Matius 18:1-5,10,12-14 Siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga 18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." 18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga. Perumpamaan tentang domba yang hilang 18:12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? 18:13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 18:14 Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang." Penjelasan: * Keutamaan mengenai Kerendahan Hati (18:1-6) Tidak pernah ada teladan kerendahan hati dan guru yang sedemikian rendah hatinya seperti Kristus. Ia selalu memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengajarkan kerendahan hati kepada para murid dan pengikut-Nya serta mendorong mereka untuk melakukannya. I. Ajaran Yesus mengenai kerendahan hati di sini berawal dari adu pendapat yang tidak berguna di antara murid-murid-Nya mengenai siapa yang terbesar di antara mereka. Murid-murid Yesus datang kepada-Nya, sambil bertanya-tanya di antara mereka (karena mereka malu bertanya secara langsung kepada Yesus, Mrk. 9:34), "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" Yang mereka maksudkan bukanlah siapa menurut tabiat (sehingga mereka dapat mengetahui apa sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan yang dituntut), tetapi siapa itu nama-nama orangnya. Mereka telah banyak menyimak dan memberikan kesaksian mengenai Kerajaan Sorga, Kerajaan Mesias, dan gereja-Nya di dunia ini, namun karena mereka belum mendapatkan pemahaman yang jelas mengenai Kerajaan tersebut, mereka selalu mengimpi-impikannya sebagai sebuah kerajaan duniawi yang tampak megah dan hebat. Belum lama ini Yesus menubuatkan penderitaan-penderitaan yang akan dialami-Nya dan kemuliaan yang akan menyertai penderitaan-Nya itu, bahwa Ia akan dibangkitkan dari maut. Dari sinilah murid-murid berharap Kerajaan-Nya akan dimulai pada waktu itu. Sekarang mereka pikir sudah waktunya untuk menetapkan kedudukan mereka masing-masing di dalam kerajaan itu. Lebih dini lebih baik. Sudah beberapa kali ketika berbicara mengenai Kerajaan-Nya, perdebatan seperti ini juga terjadi (20:19-20; Luk. 22:22, 24). Yesus banyak berbicara mengenai penderitaan-penderitaan yang akan dialami-Nya, namun hanya sekali Ia berbicara mengenai kemuliaan-Nya. Akan tetapi, murid-murid-Nya selalu berkutat pada hal ini dan mengabaikan hal-hal yang lain. Bukannya bertanya mengenai bagaimana mereka dapat memperoleh anugerah dan kekuatan untuk dapat ikut mengambil bagian dalam penderitaan-Nya, mereka malah bertanya, "Siapa yang terbesar yang akan memerintah bersama-Nya." Perhatikanlah, banyak orang suka mendengar dan berbicara mengenai hak-hak istimewa dan kemuliaan Kerajaan Sorga, tetapi tidak bersedia untuk berusaha dan berkorban. Mereka menginginkan mahkota kerajaan, tetapi lupa akan kuk dan beban salib yang harus dipikul. Inilah yang ditunjukkan oleh murid-murid Yesus ketika mereka bertanya, "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" . Murid-murid Yesus beranggapan bahwa semua yang mendapat tempat dalam Kerajaan Sorga adalah pribadi-pribadi yang besar, karena Kerajaan Sorga adalah Kerajaan para imam. Perhatikanlah, pribadi-pribadi yang sungguh-sungguh besar adalah mereka yang sungguh-sungguh baik. Pribadi-pribadi seperti inilah yang pada akhirnya akan diakui oleh Yesus, walaupun mereka dianggap sangat rendah dan tidak berharga di dunia. . Murid-murid Yesus beranggapan bahwa ada tingkatan-tingkatan tertentu dalam kebesaran seseorang. Semua orang kudus adalah pribadi-pribadi yang terhormat, tetapi tidak semuanya sama, Kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Tidak semua pejabat kerajaan dari Raja Daud sama menonjolnya, termasuk ketiga pejabatnya yang terbesar. . Murid-murid Yesus beranggapan bahwa beberapa dari antara mereka pasti akan diangkat oleh Yesus sebagai wakil-wakil raja dalam Kerajaan-Nya. Kepada siapa lagi Yesus Sang Raja akan memberikan kehormatan dalam Kerajaan-Nya, selain kepada mereka yang meninggalkan semua milik mereka untuk mengikuti-Nya, serta menjadi pengiring-pengiring-Nya yang sabar dan teguh dalam menghadapi cobaan? . Murid-murid Yesus selalu bertengkar mengenai hal tersebut. Masing-masing mempunyai tuntutannya sendiri-sendiri. Petrus selalu dipercaya menjadi juru bicara utama dan kepadanya telah diberikan kunci Kerajaan, sehingga ia berharap untuk dapat diangkat sebagai wakil atau penasihat utama dalam Kerajaan, dan dengan begitu menjadi yang terbesar. Yudas adalah pengurus keuangan, dan ia berharap dapat diangkat sebagai bendahara utama, sehingga dia akan menjadi yang terbesar walaupun sekarang ia dianggap yang terkecil. Simon dan Yudas memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan Kristus, sehingga mereka berharap untuk dapat diangkat sebagai pejabat-pejabat utama, sebagai pangeran karena hubungan darah. Yohanes adalah murid yang paling dikasihi oleh Yesus dan mendapat tempat yang khusus dalam hati-Nya, sehingga ia juga berharap agar dapat menjadi yang terbesar. Andreas adalah murid yang pertama kali dipanggil oleh Yesus, jadi mengapa bukan dia saja yang menjadi pilihan utama? Perhatikanlah, kita cenderung suka menghibur diri kita sendiri dengan khayalan-khayalan bodoh yang sama sekali tidak akan terbukti benar. II. Yesus dalam kejadian ini dengan tegas menegur pertanyaan tersebut: Siapakah yang terbesar? Kita melihat banyak bukti bahwa jika seandainya Kristus memang bermaksud untuk menjadikan Petrus dan para penggantinya untuk menjadi pemimpin gereja atau imam kepala-Nya di bumi, maka hal tersebut pasti sudah disampaikan oleh-Nya kepada murid-murid-Nya dalam berbagai kesempatan yang ada. Namun sebaliknya, sejauh ini jawaban yang diberikan-Nya justru melarang dan mengecam keinginan untuk menjadi yang terbesar itu. Yesus tidak akan memberikan kewenangan atau kedudukan yang tinggi seperti itu di dalam jemaat-Nya di mana pun. Mereka yang mengingini hal demikian adalah seorang perampok kekuasaan. Bukannya menempatkan salah satu dari murid-murid-Nya itu ke dalam kemuliaan ini, Yesus malah memperingatkan mereka untuk tidak mengejar hal tersebut. Kristus mengajari mereka untuk bersikap rendah hati: . Dengan menggunakan sebuah tanda (ay. 2), Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka. Kristus sering mengajar dengan memakai tanda-tanda atau hal-hal nyata yang bisa dirasakan (yang tampak pada mata), seperti yang dilakukan oleh nabi-nabi pada zaman dahulu. Perhatikanlah, ajaran mengenai kerendahan hati sangat sulit untuk dicerna sehingga diperlukan berbagai macam cara dan sarana untuk dipelajari. Oleh karena itu, sekali waktu bila melihat seorang anak kecil, pikirkanlah maksud pengajaran yang ingin disampaikan Kristus melalui anak kecil itu. Hal-hal nyata harus dimanfaatkan untuk mengajarkan hal-hal rohani. Yesus menempatkannya di tengah-tengah mereka, bukan agar mereka dapat bermain-main dengan anak kecil tersebut, namun agar mereka dapat memetik pelajaran darinya. Orang dewasa dan orang besar hendaknya tidak menganggap remeh keberadaan anak-anak kecil, apalagi sampai merendahkan mereka. Sebaliknya, berbincang-bincanglah atau ajarlah mereka, atau amatilah mereka dan tariklah pelajaran dari mereka. Kristus sendiri ketika masih kecil pernah berada di tengah-tengah alim ulama (Luk. 2:46). . Melalui tanda ini, Yesus ingin mengajar murid-murid-Nya dan kita semua mengenai: (1) Pentingnya kerendahan hati (ay. 3). Dia mendahului tanda ini dengan kata hikmat yang menuntut perhatian dan persetujuan kita, "Sesungguhnya Aku berkata, inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." Perhatikanlah di sini: [1] Apa yang dikehendaki dan dituntut oleh Kristus. Pertama, "Kamu harus bertobat, kamu harus berubah dalam akal budimu, dalam perilaku dan tabiatmu, pemikiranmu harus lain, baik mengenai dirimu sendiri maupun mengenai Kerajaan Sorga, jika kamu ingin mendapat tempat di dalamnya. Sifat angkuh, pengejaran akan keinginan yang berlebihan, dan haus akan kehormatan dan kekuasaan dalam dirimu harus dipertobatkan, dimatikan, dan diubahkan sepenuhnya, supaya kamu menjadi layak seutuhnya." Perhatikanlah, di samping pertobatan tahap pertama, yaitu dari sifat-sifat daging ke dalam sifat-sifat roh, masih ada pertobatan tahap selanjutnya, yaitu dari jalan-jalan sesat tertentu yang masih tertinggal, dan ini sama perlunya bagi keselamatan kita. Setiap langkah yang disesatkan oleh dosa harus ditebus dengan satu langkah kembali melalui pertobatan. Ketika Petrus bertobat karena menyangkali Gurunya, ia pun diubahkan. Kedua, kamu harus menjadi seperti anak kecil. Perhatikanlah, anugerah mengubah kita menjadi seperti seorang anak kecil, namun bukan menjadi kecil dalam pemikiran (1Kor. 14:20), atau mudah terombang-ambing (Ef. 4:14), atau pandai menarik perhatian (11:16), tetapi sebagai anak kecil, kita harus selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani (1Ptr. 2:2). Seperti anak kecil, kita harus menjalani hidup tanpa beban dan menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Bapa kita yang di sorga untuk mencukupkan segala sesuatunya bagi kita (6:31). Kita harus, seperti halnya anak kecil, polos dan cinta damai, bebas dari segala niat jahat (1Kor. 14:20), taat dan patuh (Gal. 4:2), dan yang terutama, kita harus rendah hati, tidak mencari pujian atau mengejar kekuasaan. Kita harus menjadi seorang anak bangsawan yang bisa bermain-main dengan anak pengemis (Rm. 12:16). Anak-anak yang berpakaian compang-camping akan bersyukur atas segala kecukupannya dan tidak akan merasa iri melihat anak yang memakai baju sutera. Anak-anak kecil tidak mempunyai keinginan besar untuk mengejar kedudukan tinggi. Mereka juga tidak berusaha untuk meninggikan diri di dunia ini. Mereka tidak mengejar hal-hal yang terlalu ajaib, sehingga kita juga harus meniru mereka dengan menenangkan dan mendiamkan jiwa kita (Mzm. 131:1-2). Seperti halnya anak-anak bertubuh kecil dan rendah (pendek), demikian juga kita harus menjadi kecil dan rendah dalam roh dan dalam pikiran mengenai diri kita. Inilah sifat yang akan menghasilkan tabiat-tabiat lain yang baik. Masa kanak-kanak adalah masa untuk belajar. [2] Apa yang ditekankan Kristus dengan hal ini. Tanpa ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Perhatikanlah, murid-murid Kristus perlu diperingatkan melalui ancaman, supaya mereka bisa gentar jika dianggap ketinggalan (Ibr. 4:1). Ketika murid-murid mengajukan pertanyaan tersebut (ay. 1), mereka merasa yakin bahwa mereka akan mendapat tempat dalam Kerajaan Sorga, tetapi Kristus menegur mereka supaya mereka sadar akan kesalahan mereka. Mereka terlalu mengharap-harapkan supaya menjadi yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Kristus berkata bahwa jika tabiat mereka tidak berubah menjadi lebih baik, maka mereka tidak akan pernah sampai ke sana. Perhatikanlah, banyak pemimpin-pemimpin jemaat terbukti tidak berbuat banyak, bahkan tidak berbuat apa-apa dalam gereja, sehingga mereka tidak mendapat bagian atau hak dalam perkara tersebut. Tuhan kita telah menunjukkan kepada kita di sini bahaya akan keangkuhan dan keinginan yang berlebihan akan kekuasaan, sehingga siapa pun yang membiarkan dosa-dosa ini mencemari diri mereka, tidak peduli seberapa baiknya pengakuan iman mereka, maka kemah suci dan bukit suci Allah akan tertutup bagi mereka. Keangkuhanlah yang telah melempar malaikat-malaikat berdosa keluar dari sorga, dan hal yang sama juga akan menjauhkah kita dari sorga jika kita tidak bertobat. Mereka yang ditinggikan oleh keangkuhan, akan kena hukuman Iblis. Untuk menghindari hal ini, kita harus menjadi seperti anak kecil, dan untuk itu, kita harus dilahirkan kembali dan mengenakan manusia baru, serta harus menjadi seperti Yesus, hamba yang kudus (KJV: "Yesus, anak kecil yang kudus"), sebagaimana Ia dipanggil bahkan setelah Ia naik ke sorga (Kis. 4:27). (2) Yesus menunjukkan kehormatan dan keuntungan yang menyertai kerendahan hati (ay. 4). Hal ini memberikan jawaban yang tegas dan tidak disangka-sangka oleh murid-murid-Nya. Mereka yang menunjukkan kerendahan hati seperti seorang anak kecil, walaupun diliputi rasa khawatir akan diejek sebagai orang yang tidak berhikmat, adalah mereka yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Perhatikanlah, orang Kristen yang sejati adalah mereka yang menunjukkan kerendahan hati. Merekalah yang sungguh serupa dengan Kristus dan akan mendapat tempat tertinggi menurut anugerah-Nya. Merekalah yang akan diserahi tugas untuk mewartakan kabar baik mengenai anugerah ilahi dan sangat layak melayani Allah di dunia ini dan menikmati kebersamaan dengan-Nya di dunia akan datang. Merekalah yang terbesar, karena Allah mencari orang-orang demikian di sorga dan di bumi. Merekalah yang pasti akan dihormati dan ditinggikan di dalam jemaat karena mereka rendah hati dan bisa menyangkali diri. Mereka layak mendapatkan Kerajaan Sorga, walaupun mereka tidak mengejar-ngejarnya. (3) Kristus menjaga pribadi-pribadi yang rendah hati. Ia mengawal jalan-jalan mereka, melindungi mereka, mendengarkan segala keluh-kesah mereka dan memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan adil. Mereka yang merendahkan hatinya biasanya akan takut terhadap: [1] Mereka takut akan dikucilkan (ay. 5). Namun Yesus berkata, "Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." Jika kita mengasihi salah satu dari hamba-hamba-Nya yang kecil, kita telah melakukannya untuk Kristus sendiri. Mereka yang dalam nama Kristus menerima dan menguatkan hamba-Nya yang kecil dan dengan rendah hati menjaga perasaannya, menerima dia dalam kasih dan persahabatan serta persekutuan, dan peduli terhadapnya serta berbuat baik bagi dia, berarti telah melayani Kristus sendiri. Mereka melakukan ini demi Dia, karena mereka menyandang citra Kristus, dan karena Dia sendiri telah menerima mereka lebih dulu. Perbuatan seperti ini akan diterima dan diperhitungkan sebagai suatu bentuk rasa hormat kepada Kristus. Perhatikanlah, walaupun kita melakukan hal-hal tersebut bagi salah satu dari hamba-hamba-Nya yang kecil saja, Kristus tetap berkenan terhadap perbuatan kita itu. Perhatikanlah, dengan kasih-Nya yang lembut Kristus memperhatikan jemaat-Nya, dan ini berlaku bagi setiap anggota di dalamnya, bahkan kepada mereka yang dianggap paling kecil. Kasih-Nya tidak hanya akan diberikan untuk setiap keluarga, tetapi juga untuk setiap anak dalam keluarga tersebut. Semakin kita mengasihi hamba-hamba yang kecil, semakin kita menunjukkan kesungguhan hati kita untuk melayani Kristus. Sebaliknya, semakin kita kurang peduli terhadap hamba-Nya yang kecil, semakin kita telah mencela-Nya, dan Ia akan memperhitungkannya demikian juga. Jika Kristus benar-benar ada di tengah-tengah kita, maka kita tidak akan pernah cukup dalam melayani-Nya, karena orang-orang miskin selalu ada padamu, dan mereka adalah orang-orang yang selalu berharap pada kebaikan-Nya (25:35-40). [2] Mereka takut akan dianiaya. Orang fasik suka menindas mereka yang rendah hati, vexat censura columbas -- orang yang cinta damai akan terus dikecam. Kristus memberi suatu peringatan (ay. 6), agar kita semua tidak menyakiti satu pun dari hamba-hamba-Nya yang kecil karena kita akan membayar akibat dari perbuatan kita dengan kebinasaan. Firman ini mengawal hamba-hamba-Nya yang kecil itu seperti dinding-dinding api di sekeliling mereka. Orang yang mengusik mereka seperti mengusik biji mata Allah. BcO 2 Raja-raja 6:8-23 Tindakan Elisa dalam peperangan melawan Aram 6:8 Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel. Ia berunding dengan pegawai-pegawainya, lalu katanya: "Ke tempat ini dan itu haruslah kamu turun menghadang." 6:9 Tetapi abdi Allah menyuruh orang kepada raja Israel mengatakan: "Awas, jangan lewat dari tempat itu, sebab orang Aram sudah turun menghadang ke sana." 6:10 Sebab itu raja Israel menyuruh orang-orang ke tempat yang disebutkan abdi Allah kepadanya. Demikianlah Elisa memperingatkan kepadanya, supaya berawas-awas di sana, bukan sekali dua kali saja. 6:11 Lalu mengamuklah hati raja Aram tentang hal itu, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: "Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?" 6:12 Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: "Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu." 6:13 Berkatalah raja: "Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap dia." Lalu diberitahukanlah kepadanya: "Dia ada di Dotan." 6:14 Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu. 6:15 Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" 6:16 Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka." 6:17 Lalu berdoalah Elisa: "Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa. 6:18 Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: "Butakanlah kiranya mata orang-orang ini." Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa. 6:19 Kemudian berkatalah Elisa kepada mereka: "Bukan ini jalannya dan bukan ini kotanya. Ikutlah aku, maka aku akan mengantarkan kamu kepada orang yang kamu cari." Lalu diantarkannya mereka ke Samaria. 6:20 Segera sesudah mereka sampai ke Samaria berkatalah Elisa: "Ya TUHAN, bukalah mata orang-orang ini, supaya mereka melihat." Lalu TUHAN membuka mata mereka, sehingga mereka melihat, dan heran, mereka ada di tengah-tengah Samaria. 6:21 Lalu bertanyalah raja Israel kepada Elisa, tatkala melihat mereka: "Kubunuhkah mereka, bapak?" 6:22 Tetapi jawabnya: "Jangan! Biasakah kaubunuh yang kautawan dengan pedangmu dan dengan panahmu? Tetapi hidangkanlah makanan dan minuman di depan mereka, supaya mereka makan dan minum, lalu pulang kepada tuan mereka." 6:23 Disediakannyalah bagi mereka jamuan yang besar, maka makan dan minumlah mereka. Sesudah itu dibiarkannyalah mereka pulang kepada tuan mereka. Sejak itu tidak ada lagi gerombolan-gerombolan Aram memasuki negeri Israel.
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023 Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Rabu, 16 Agustus 2023 - Matius 18:15-20 - BcO 2 Raja-raja 6:24-25,32-7:16 - Stefanus dr Hungaria PREV: Renungan Katolik Senin, 14 Agustus 2023 - Matius 17:22-27 - BcO 2 Raja-raja 5:1-19a - Peringatan Wajib St. Maksimilianus Maria Kolbe 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |