|
Kamis, 17 Agustus 2023 Renungan Katolik Kamis, 17 Agustus 2023 - Matius 22:15-21 (Penjelasan) - BcO Galatia 5:1-26 (Penjelasan) - HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA#tag: Kamis, 17 Agustus 2023 HARI RAYA KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Sir. 10:1-8; Mzm. 101:1a,2ac, 3a,6-7; 1Ptr. 2:13-17; Matius 22:15-21 BcO Galatia 5:1-26 Warna Liturgi Putih MT/BPI Edisi Baru: 177, 961 Lama: 862, 956 Saran Nyanyian: PS 377, 550, 666, 667, 668, 672, 673, 704, 705, 706, 707 Matius 22:15-21 Tentang membayar pajak kepada Kaisar 22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. 22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka. 22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?" 22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik? 22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya. 22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?" 22:21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah." Penjelasan: * Tentang Membayar Pajak kepada Kaisar (22:15-21) Bukan main-main penderitaan Kristus itu, ketika Ia tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, dan mengalami jerat yang mereka pasang dalam upaya mencari jalan untuk menangkap Dia dengan berbagai alasan. Dalam ayat-ayat ini, kita membaca bagaimana Dia diserang dengan sebuah pertanyaan oleh orang-orang Farisi dan Herodian tentang membayar pajak kepada Kaisar. Perhatikan baik-baik: I. Rancangan apa yang mereka adakan. Mereka berunding bagaimana dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Hingga saat itu, sering kali Ia hanya berhadapan dengan imam-imam kepala dan tua-tua saja, yaitu mereka yang memiliki wewenang dan yang lebih mengandalkan kekuasaan daripada kebijakan, dan mereka hanya memeriksa Dia tentang kuasa yang dimiliki-Nya (21:23). Tetapi sekarang ini Ia hendak dijerat dengan soal lain. Kali ini, orang-orang Farisi ingin mencoba apakah bisa menjerat Dia dengan pengetahuan hukum mereka yang dipertentangkan secara licik dengan masalah keagamaan, sehingga mereka bisa memiliki tentamen novum -- sebuah cobaan baru untuk Dia. Perhatikanlah, sia-sialah orang-orang paling baik dan bijaksana mengira bahwa mereka dapat meloloskan diri dari kebencian dan niat buruk orang-orang jahat, atau menjauhkan diri dari perbantahan lidah dengan menggunakan kecerdikan, perhatian, dan kerajinan mereka, atau bahkan dengan ketulusan dan kejujuran mereka. Lihatlah, betapa musuh-musuh Kristus dan Kerajaan-Nya tidak mengenal lelah dalam melakukan perlawanan! . Mereka berunding. Telah dinubuatkan tentang Kristus bahwa para pembesar akan bermufakat bersama-sama melawan Dia (Mzm. 2:2), dan begitulah mereka menganiaya para nabi. Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia (Yer. 18:18). Perhatikanlah, semakin banyak tipu muslihat dan perundingan untuk berdosa, semakin buruklah dosa itu. Secara khusus, celakalah orang-orang yang merancang kedurjanaan (Mi. 2:1). Semakin banyak akal jahat dalam rancangan dosa, semakin banyak pula niat jahat dalam perbuatan itu. . Tujuan mereka adalah menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan. Mereka melihat Kristus mengungkapkan pemikiran-Nya dengan bebas dan berani, dan berharap bisa menggiring-Nya pada pokok persoalan yang sangat sensitif supaya dapat memetik keuntungan dari Dia. Itulah cara kuno yang biasa dilakukan oleh pengikut dan utusan Iblis, yaitu membuat orang menjadi pelanggar firman dengan memutarbalikkan, memalsukan, atau menyalahartikan firman. Firman yang dirancang tanpa dosa telah disesatkan dengan usaha keras tiada henti. Demikianlah, mereka memasang jerat terhadap Dia yang menegor mereka di pintu gerbang (Yes. 29:21), dan menggambarkan guru-guru terbaik sebagai pengacau-pengacau besar bagi Israel. Demikianlah orang fasik merencanakan kejahatan terhadap orang benar (Mzm. 37:12-13). Ada dua cara yang bisa digunakan oleh musuh-musuh Kristus untuk membalas dendam terhadap-Nya, dan menghindarkan diri dari-Nya, yaitu melalui jalur hukum atau melalui kekerasan. Melalui jalur hukum mereka tidak berhasil, kecuali mereka bisa membuat-Nya menjadi orang yang berbahaya bagi pemerintah sipil, karena mereka tidak diperbolehkan membunuh seseorang (Yoh. 18:31), sementara penguasa Romawi cenderung tidak akan mengurusi perselisihan tentang perkataan, nama, atau hukum yang berlaku di antara mereka (Kis. 18:15). Melalui kekerasan, mereka juga tidak bisa melakukannya, kecuali mereka bisa menjadikan Dia sebagai orang yang berbahaya bagi masyarakat, karena masyarakat selalu bisa diperalat oleh siapa saja dalam berbagai tindak kekerasan. Cara ini mereka sebut hantaman terhadap pemberontak. Tetapi orang banyak ini menganggap Kristus sebagai seorang Nabi, dan karena itu musuh-musuh-Nya tidak bisa menghasut mereka untuk melawan Dia. Sekarang (karena ular tua itu sejak permulaan adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat), mereka mencoba menggiring Dia ke dalam suatu dilema atau makan buah simalakama (maju kena, mundur kena), supaya apa pun pilihan-Nya, Ia pasti akan mendatangkan amarah baik orang-orang Yahudi maupun penguasa Romawi. Jawaban apa pun yang diambil-Nya, tetap saja Ia akan mengalami masalah. Dengan demikian mereka akan mencapai maksud mereka dengan menjadikan perkataan-Nya sendiri sebagai jerat. II. Pertanyaan yang mereka ajukan kepada-Nya sesuai dengan rancangan ini (ay. 16-17). Setelah merencanakan kejahatan ini secara rahasia, di dalam komplotan tertutup, di balik tirai, tanpa membuang-buang waktu lagi mereka melaksanakannya. Perhatikan baik-baik: . Orang-orang yang mereka peralat. Mereka tidak melakukannya sendiri, takut kalau-kalau rancangan tersebut dicurigai dan Kristus akan menjadi lebih waspada lagi. Sebaliknya, mereka menyuruh murid-murid mereka, yang tidak begitu tampak sebagai penggoda, tetapi lebih mirip sebagai pelajar. Perhatikanlah, orang-orang jahat tidak akan pernah kekurangan peralatan jahat untuk melaksanakan niat jahat mereka. Orang-orang Farisi mempunyai murid-murid yang siap menerima perintah mereka, yang akan pergi ke mana saja demi mereka, dan mengatakan apa saja sesuai pesan mereka. Dan inilah yang mereka lakukan dalam menarik orang-orang untuk memeluk ajaran mereka. Bersama-sama mereka, orang-orang Farisi ini juga menyuruh orang-orang Herodian, para pengikut salah satu partai politik orang Yahudi yang secara sukarela menjadi pendukung kaisar Romawi dan Herodes yang merupakan wakil kaisar. Mereka suka membujuk orang-orang agar taat kepada pemerintah, dan menekan mereka agar setia membayar pajak. Beberapa orang menduga bahwa mereka adalah para pemungut pajak bumi, seperti para pemungut cukai. Mereka ini mau saja pergi bersama-sama murid-murid kaum Farisi menghadap Kristus tanpa menyadari bahwa sementara orang-orang Herodian menyetujui pembayaran pajak, orang-orang Farisi justru menolaknya, dan dengan menyampaikan masalah ini kepada Kristus, mereka sebenarnya sedang menghadap Sang Hakim yang tepat untuk memutuskan perselisihan mereka ini. Sesuai dengan kekuasaan pemerintahan yang diterimanya, Herodes berkewajiban menjaga penerimaan pajak ini. Dengan membantu Herodes memungut pajak, berarti orang-orang Herodian membantunya tetap disayangi oleh para sahabatnya yang menjadi penguasa di kota Roma. Sebaliknya, orang-orang Farisi sangat giat memperjuangkan kemerdekaan orang-orang Yahudi, dan berbuat apa saja yang bisa mereka lakukan untuk membuat rakyat menjadi tidak sabar atas penjajahan bangsa Romawi. Sekarang, bila Kristus mendukung pembayaran pajak itu, orang-orang Farisi akan menghasut masyarakat melawan Dia. Sebaliknya, bila Ia tidak mendukung atau melarang pembayaran pajak itu, orang-orang Herodian akan meminta pemerintah melawan Dia. Perhatikanlah, merupakan hal yang lazim bagi kelompok yang saling bermusuhan untuk terus melawan Kristus dan Kerajaan-Nya. Anjing-anjing hutan Simson berlari ke segala arah, tetapi dipersatukan oleh sebuah obor (Mzm. 83:4, 6, 8-9). Bila dengan suara bulat mereka melawan, tidakkah kita juga harus demikian dalam menjaga kepentingan Injil? . Kata-kata rayuan yang mereka pakai untuk memulai pertanyaan itu. Kata-kata tersebut sangat menyanjung Juruselamat kita (ay. 16), "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah." Perhatikanlah, segala rencana keji memang biasanya dibungkus dengan kulit yang menggiurkan. Kalau mereka datang kepada Kristus untuk bertanya dengan sungguh-sungguh dan dengan maksud tulus, mereka pasti tidak akan dapat mengungkapkan pertanyaan itu dengan baik. Di sini kebencian diselubungi tipu daya, dan hati jahat disertai bibir manis (Ams. 26:23), seperti Yudas yang mencium sambil menyerahkan Yesus, dan Yoab yang mencium sambil membunuh. III. Perangkap dipatahkan oleh hikmat Tuhan Yesus. . Tuhan Yesus mengetahui maksud mereka itu (ay. 18), Ia mengetahui kejahatan hati mereka, karena percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap (Ams. 1:17). Godaan yang telah tercium berarti sudah setengah ditaklukkan. Bahaya terbesar bagi kita berasal dari ular-ular yang berada di balik rerumputan hijau. Kemudian Yesus berkata, "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?" Perhatikanlah, apa pun kedok yang dikenakan oleh orang-orang munafik, Tuhan Yesus mampu menembusnya. Ia mengetahui semua kejahatan yang ada di dalam hati orang yang berpura-pura, dan dengan mudah menyatakan mereka bersalah, dan menyingkapkan semuanya di hadapan mereka. Ia tidak bisa ditipu seperti kita oleh berbagai pujian menjilat dan kepura-puraan yang menarik hati. Ia yang menguji hati bisa langsung menyebut orang sebagai munafik seperti yang dilakukan Ahia terhadap istri Yerobeam (1Raj. 14:6), "Mengapakah engkau berbuat seolah-olah engkau orang lain? Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?" Perhatikanlah, orang-orang munafik mencobai Yesus Kristus dengan cara menguji pengetahuan-Nya, apakah Ia mampu membuka kedok mereka melalui penyamaran mereka. Mereka menguji kekudusan dan kejujuran-Nya, apakah Ia akan mengizinkan mereka bergabung dalam jemaat-Nya. Tetapi, bila mereka yang pada zaman dahulu kala telah mencobai Kristus, yang kala itu belum menampakkan diri-Nya secara jelas, dibinasakan oleh ular-ular, betapa beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas mereka yang sekarang mencobai Dia di tengah-tengah terang dan kasih Injil! Mereka yang mencobai Kristus pasti tidak akan berhasil, karena mata-Nya bukan hanya melihat, tetapi menembus jauh ke dalam. Selain itu mata-Nya yang lebih suci membenci kejahatan terselubung orang-orang munafik yang berusaha menyembunyikan dalam-dalam rencana mereka dari-Nya. . Ia meloloskan diri-Nya dari jebakan mereka. Atas kemunafikan itu, mereka pantas mendapat jawabannya juga (pertanyaan penuh kebencian dan menjebak seperti itu patut dicela, bukan dijawab). Tuhan Yesus kita memberi jawaban lengkap atas pertanyaan mereka. Ia mendahuluinya dengan sebuah bukti pernyataan yang mendukung, supaya Ia bisa menetapkan peraturan bagi jemaat-Nya mengenai hal ini, serta sekaligus menghindari menyakiti hati orang dan mematahkan jerat yang dipasang. (1) Ia memaksa mereka, lebih cepat daripada yang mereka sadari, untuk mengakui kekuasaan Kaisar atas mereka (ay. 19-20). Dalam berurusan dengan mereka yang suka menjebak, sangat baik bila kita bisa memberikan alasan sebelum memberikan penyelesaian kita, dan bila mungkin alasan itu berupa keadaan yang meyakinkan melalui pengakuan mereka sendiri. Dengan demikian, bukti kebenaran itu akan membungkam semua sanggahan mereka secara mengejutkan, karena mereka hanya berpegang pada perlawanan mereka atas kebenaran itu, bukan terhadap alasan itu sendiri, "Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Ia tidak memiliki uang apa pun untuk meyakinkan mereka. Tampaknya sekeping uang pun tidak Ia miliki, karena demi kita Ia telah mengosongkan diri-Nya, dan menjadi miskin. Ia memandang rendah kekayaan dunia ini, dan karena itu mengajarkan kita agar tidak terlampau mementingkan kekayaan. Perak dan emas tidak ada pada-Nya, mengapa kita ingin membebani hidup kita dengan barang-barang fana itu? Orang-orang Romawi menghendaki pembayaran pajak dilakukan dengan mata uang mere ka sendiri, yang memang berlaku di antara orang-orang Yahudi pada zaman itu. Karena itu mata uang itu dinamakan uang untuk pajak. Ia tidak menyebutkan pecahan nilai tertentu selain uang untuk pajak, untuk menunjukkan bahwa Ia tidak peduli dengan masalah nilai uang, dan juga tidak mau memusingkan diri-Nya sendiri dengan itu. Hati-Nya hanya tertuju kepada hal-hal yang lebih baik, yaitu Kerajaan Allah serta kekayaan dan kebenaran yang ada di dalamnya. Hati kita juga harus demikian. Kemudian mereka membawa suatu dinar kepada-Nya, satu dinar Romawi yang terbuat dari perak dan setara dengan upah seorang pekerja dalam sehari. Uang logam dengan nilai ini umum digunakan pada zaman itu. Mata uang ini dicetak dengan gambar dan tulisan kaisar untuk menjamin kepercayaan masyarakat umum tentang nilai pecahan mata uang itu, sebuah cara yang disepakati oleh sebagian besar bangsa di dunia ini guna mempermudah peredaran uang. Gambar yang dicetak pada uang selalu dipandang sebagai cara untuk menyatakan kekuasaan pemerintah yang berdaulat, sedangkan pengakuan atas uang tersebut sebagai alat bayar yang baik dan sah menunjukkan bahwa kita tunduk kepada kekuasaan tersebut. Betapa bahagianya kita kalau kita memiliki undang-undang dasar, dan betapa berbahagianya kita kalau kita hidup di dalam negara yang meskipun gambar dan tulisan menjadi milik negara, namun hak miliknya ada pada warga negara dan dilindungi hukum, sehingga apa yang kita punyai kita bisa sebut sebagai milik kita! Kristus bertanya kepada mereka, "Gambar siapakah ini?" Mereka mengakuinya sebagai gambar Kaisar, sehingga dengan itu membuktikan kepalsuan mereka yang berkata, "Kami tidak akan pernah menjadi hamba siapa pun," dan menegaskan apa yang kemudian mereka katakan, "Kami tidak memiliki raja selain Kaisar." Itulah aturan yang tertulis dalam Kitab Talmud orang Yahudi, bahwa "Barangsiapa yang mata uangnya berlaku, dialah raja negara itu." Beberapa orang berpendapat bahwa tulisan yang tertera di atas uang logam itu adalah peringatan penaklukan Yudea oleh orang Romawi, anno post captam Judaeam -- tahun setelah peristiwa penaklukan itu dan bahwa hal itu juga diakui mereka. (2) Setelah itu Yesus menyimpulkan keabsahan pembayaran pajak kepada Kaisar (ay. 21). "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar," bukan, "Bayarlah kepada Kaisar" (seperti yang mereka ungkapkan dalam ayat 17), tetapi, "Berikan, kembalikan, atau pulangkan, bila Kaisar ingin mengisi pundi-pundi, biarlah Kaisar memerintah mereka. Sekarang sudah terlambat untuk memperdebatkan soal membayar pajak kepada Kaisar, karena negerimu telah menjadi sebuah provinsi kekaisaran. Setelah hubungan itu diakui, kewajiban itu harus dilaksanakan. Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar, dan khususnya, pajak kepada orang yang berhak menerima pajak." BcO Galatia 5:1-26 Kemerdekaan Kristen 5:1 Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan. 5:2 Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu. 5:3 Sekali lagi aku katakan kepada setiap orang yang menyunatkan dirinya, bahwa ia wajib melakukan seluruh hukum Taurat. 5:4 Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia. 5:5 Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. 5:6 Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih. 5:7 Dahulu kamu berlomba dengan baik. Siapakah yang menghalang-halangi kamu, sehingga kamu tidak menuruti kebenaran lagi? 5:8 Ajakan untuk tidak menurutinya lagi bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. 5:9 Sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. 5:10 Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapapun juga dia. 5:11 Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapakah aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi. 5:12 Baiklah mereka yang menghasut kamu itu mengebirikan saja dirinya! 5:13 Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. 5:14 Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" 5:15 Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Hidup menurut daging atau Roh 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, 5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, 5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. Penjelasan: * Nasihat dan Ajakan untuk Berdiri Teguh (5:1-12) Pada bagian terdahulu pasal ini Rasul Paulus memperingatkan orang-orang Galatia supaya mewaspadai guru-guru yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi, yang berusaha membawa mereka kembali kepada perhambaan hukum Taurat. Dia sudah menentang mereka sebelumnya, dan sudah banyak menunjukkan betapa bertentangannya pandangan-pandangan dan jiwa guru-guru ini dengan jiwa Injil. Dan sekarang bagian ini seolah-olah adalah kesimpulan umum atau penerapan dari seluruh penjelasannya itu. Tampak dari hal-hal yang telah dikatakannya bahwa kita dapat dibenarkan hanya oleh iman di dalam Yesus Kristus, dan bukan karena melakukan hukum Taurat, dan bahwa hukum Musa tidak lagi berlaku, dan orang-orang Kristen pun tidak harus tunduk kepadanya. Oleh karena itu dia menginginkan supaya mereka berdiri teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan, karena supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Di sini perhatikanlah, 1. Di bawah Injil kita dibebaskan, kita dibawa ke dalam keadaan merdeka, di mana di dalamnya kita dibebaskan dari kuk hukum yang menekankan pada upacara, dan dari kutuk hukum moral. Dengan demikian kita tidak lagi terikat pada ketaatan terhadap yang satu, ataupun terikat pada kekakuan yang lain, yang mengutuk semua orang yang tidak setia melakukan segala sesuatu yang tertulis di dalamnya (3:10). 2. Kita berhutang kepada Yesus Kristus atas kemerdekaan ini. Dialah yang telah memerdekakan kita. Dengan jasa-Nya Dia telah memenuhi tuntutan hukum yang telah dilanggar. Dan dengan wewenang-Nya sebagai seorang raja Dia telah membebaskan kita dari kewajiban melakukan ketetapan-ketetapan lahiriah yang dibebankan kepada bangsa Yahudi itu. Dan, 3. Oleh karena itu tugas kita adalah berdiri teguh dalam kemerdekaan ini, dengan tidak henti-hentinya dan dengan setia mengikuti Injil dan kemerdekaannya, dan tidak membiarkan diri kita, atas pertimbangan apa pun, kembali dikenakan kuk perhambaan, ataupun terbujuk untuk kembali kepada hukum Musa. Ini adalah peringatan atau nasihat umum, yang dalam ayat-ayat selanjutnya diperkuat oleh Rasul Paulus dengan beberapa alasan atau pernyataan. Seperti, I. Bahwa ketundukan mereka pada sunat, dan ketergantungan mereka pada perbuatan-perbuatan menurut hukum supaya dibenarkan, sepenuhnya bertentangan dengan iman mereka sebagai orang Kristen, dan menghilangkan semua keuntungan mereka yang diperoleh melalui Yesus Kristus (ay. 2-4). Dan di sini kita dapat mengamati, 1. Dengan sangat bersungguh-sungguh Rasul Paulus menegaskan dan menyatakan hal ini: Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu (ay. 2), dan dia mengulanginya (ay. 3), Sekali lagi aku katakan. Seperti yang pernah dia katakan, “Aku, yang telah membuktikan diri sebagai seorang rasul Kristus, dan telah menerima wewenang dan perintah dari Dia, sungguh-sungguh menyatakan, dan aku siap mempertaruhkan kehormatan dan nama baikku untuk itu, bahwa jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu, dst.” Dalam perkataannya itu dia menunjukkan bahwa apa yang sekarang dia katakan bukan hanya sangat penting, namun juga pasti dapat diandalkan. Dia sama sekali tidak mengajarkan sunat (seperti yang mungkin dilaporkan beberapa orang), malah sebaliknya ia memandang sangat penting agar mereka tidak tunduk kepada sunat. 2. Hal yang dia nyatakan dengan sangat sungguh-sungguh, dan dengan sangat yakin, adalah bahwa jikalau mereka menyunatkan diri mereka, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, dst. Janganlah kita mengira bahwa hanya sunat saja yang sedang dibicarakan Rasul Paulus di sini, atau bahwa dia bermaksud mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang disunat yang dapat memperoleh manfaat apa pun dari Kristus. Semua orang kudus Perjanjian Lama pernah disunat, dan dia sendiri pun pernah menyetujui penyunatan Timotius. Tetapi harus dipahami bahwa dia sedang berbicara tentang sunat dalam pengertian guru-guru agama Yahudi ketika mewajibkannya, yang mengajarkan bahwa jikalau mereka tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak dapat diselamatkan (Kis. 15:1). Bahwa inilah maksud Rasul Paulus yang tampak dari ayat 4, di mana dia menyatakan hal yang sama dengan mereka yang mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, atau mencari pembenaran dengan melakukan hukum Taurat. Nah, dalam hal ini, jika mereka tunduk kepada sunat dalam pengertian ini, dia menyatakan bahwa Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka, bahwa mereka wajib melakukan seluruh hukum Taurat, bahwa mereka lepas dari Kristus, dan bahwa mereka hidup di luar kasih karunia. Dari semua ungkapan ini tampak bahwa dengan cara demikian mereka meninggalkan cara pembenaran yang sudah ditetapkan oleh Allah. Ya, benar, mereka menempatkan diri mereka sendiri menjadi tidak mungkin dibenarkan dalam pandangan-Nya, karena mereka menjadi orang-orang yang berutang untuk melakukan seluruh hukum Taurat, yang menuntut ketaatan yang tidak mampu mereka lakukan, dan menyatakan kutuk terhadap orang-orang yang gagal melakukannya, dan oleh karena itu hanya dapat menghukum, tetapi tidak dapat membenarkan mereka. Dan, sebagai akibatnya, karena mereka sudah memberontak dari Kristus, dan membangun harapan-harapan mereka berdasarkan hukum Taurat, maka Kristus sama sekali tidak akan berguna bagi mereka dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap mereka. Jadi, karena dengan disunat mereka melepaskan Kekristenan mereka, maka mereka memisahkan diri mereka sendiri dari semua keuntungan yang diberikan Kristus. Dan oleh karena itu ada alasan kuat mengapa mereka harus teguh berpegang kepada ajaran yang sudah pernah mereka terima, dan tidak membiarkan diri dikenakan kuk perhambaan. Perhatikanlah, (1) Walaupun Yesus Kristus sanggup menyelamatkan dengan sempurna, namun ada banyak orang yang tidak akan menerima keuntungan apa pun dari-Nya. (2) Semua orang yang mencari pembenaran dengan jalan melakukan hukum Taurat, membuat Kristus tidak berguna bagi diri mereka. Dengan membangun harapan-harapan mereka berdasarkan perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, mereka kehilangan semua harapan mereka dari Kristus. Sebab, Dia tidak akan menjadi Juruselamat bagi siapa pun yang tidak mau mengakui dan bergantung kepada Dia sebagai Juruselamat satu-satunya. II. Untuk mengajak mereka supaya berdiri teguh di dalam ajaran dan kemerdekaan dari Injil, Rasul Paulus memberi mereka teladannya sendiri, dan teladan orang-orang Yahudi lain yang telah memeluk agama Kristen. Dan dia memberi tahu mereka apa yang menjadi harapan mereka, yaitu, bahwa oleh Roh, dan karena iman, mereka menantikan kebenaran yang mereka harapkan. Walaupun mereka dilahirkan sebagai orang Yahudi, dan dibesarkan di bawah hukum Taurat, namun oleh Roh Kudus mereka menjadi mengenal Kristus. Karena itu mereka telah melepaskan semua ketergantungan pada perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat, dan mencari pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam Dia. Dan oleh karena itu pula pastilah benar-benar bodoh jika orang-orang yang tidak pernah berada di bawah hukum Taurat malah membiarkan diri mereka sendiri dibuat tunduk kepadanya, dan mendirikan harapan mereka di atas perbuatan-perbuatan menurut hukum tersebut. III. Dia memberikan penjelasan berdasarkan sifat dan rancangan ketetapan Kristen, yang adalah untuk menghapuskan perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, dan untuk menetapkan iman di dalam Kristus sebagai jalan untuk diterima oleh Allah. Rasul Paulus memberi tahu mereka (ay. 6) bahwa di dalam Kristus Yesus, atau di bawah masa penyelenggaraan Injil, hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti. Walaupun, selama masa penyelenggaraan hukum Taurat berlaku, ada perbedaan yang dibuat antara orang Yahudi dan orang Yunani, antara yang disunat dan yang tidak disunat, dan yang disebut pertama yang menerima hak-hak istimewa jemaat Allah, sedangkan yang lainnya tidak, namun tidak demikian halnya dalam masa penyelenggaraan Injil. Karena, Kristus, yang adalah kegenapan hukum Taurat, sudah datang, maka sekarang tidak ada bedanya lagi, baik di sini maupun di sana nanti, apakah seseorang disunat atau tidak. Seseorang tidak lebih baik karena disunat ataupun lebih buruk karena tidak disunat. Disunat maupun tidak disunat tidak membuat dia lebih baik di mata Allah. Dan oleh karena itu, sama seperti halnya guru-guru yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi sangat keterlaluan dalam mewajibkan sunat kepada mereka, dan mengharuskan mereka mematuhi hukum Musa, demikian pula mereka pastilah sangat tidak bijaksana jika sampai mau tunduk kepada guru-guru itu dalam hal ini. Namun, walaupun dia meyakinkan mereka bahwa baik disunat maupun tidak disunat tidak akan membantu mereka diterima oleh Allah, namun dia memberi tahu mereka apa yang dapat membantu mereka, yaitu iman yang bekerja oleh kasih. Artinya, iman di dalam Kristus yang membuktikan kesejatian dan kesungguhannya dengan cara menunjukkan kasih yang tulus kepada Allah dan sesama kita. Jika mereka memiliki iman seperti ini, tidak masalah apakah mereka disunat atau tidak, tetapi tanpa iman tersebut tidak ada yang akan membantu mereka. IV. Rasul Paulus memberikan alasan mengapa mereka harus bertekun di dalam iman dan kemerdekaan Injil, dan melawan ajakan yang menjauhkan mereka dari Injil (ay. 8): Ajakan untuk tidak menurutinya lagi, kata Rasul Paulus, bukan datang dari Dia, yang memanggil kamu. Pendapat atau ajakan yang dibicarakan Rasul Paulus di sini sudah pasti mengenai perlunya mereka disunat dan menuruti hukum Musa, atau mengenai mereka mencampurkan perbuatan-perbuatan menurut hukum Taurat dengan iman di dalam Kristus dalam usaha mendapatkan pembenaran. Inilah yang guru-guru agama Yahudi itu berusaha wajibkan kepada mereka, dan mereka terlalu mudah jatuh ke dalamnya. Untuk meyakinkan mereka tentang kebodohan mereka dalam hal ini, dia memberi tahu mereka bahwa ajakan ini tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, yaitu Allah. Dengan wewenang-Nya Injil telah diberitakan kepada mereka dan mereka telah dipanggil masuk ke dalam persekutuan-Nya. Ajakan dari guru-guru palsu itu juga tidak berasal dari Rasul Paulus sendiri, yang telah dipakai sebagai alat untuk memanggil mereka. Ajakan itu tidak mungkin datang dari Allah, karena bertentangan dengan jalan pembenaran dan keselamatan yang telah Dia tetapkan. Mereka pun tidak mungkin telah menerimanya dari Rasul Paulus sendiri, karena apapun yang dikarang-karang oleh sebagian orang, dia sejak semula sudah menjadi penentang dan bukan pemberita sunat. Dan, kalaupun dia pernah menyerah demi perdamaian, namun dia tidak pernah menekankan manfaatnya kepada orang Kristen, apalagi sampai mewajibkannya kepada mereka sebagai hal yang diperlukan untuk keselamatan. Jadi karena ajakan ini tidak datang dari Dia yang telah memanggil mereka, dia membiarkan mereka menilai dari mana timbulnya ajakan tersebut. Dia cukup menyiratkan bahwa ajakan itu tidak berasal dari siapa-siapa selain dari Iblis dan antek-anteknya, yang dengan cara ini berusaha keras menjatuhkan iman mereka dan menghalangi kemajuan Injil. Oleh karena itu orang-orang Galatia itu mempunyai cukup alasan untuk menolaknya, dan tetap berdiri teguh dalam kebenaran yang telah mereka terima sebelumnya. Perhatikanlah, 1. Untuk menilai dengan benar ajakan-ajakan yang berbeda dalam hal agama yang ada di antara orang-orang Kristen, kita perlu menyelidiki apakah ajakan-ajakan itu datang dari Dia yang memanggil kita, apakah didasarkan pada wewenang Kristus dan rasul-rasulnya atau tidak. 2. Jika, berdasarkan penyelidikan, ajakan-ajakan itu tampak tidak memiliki dasar tersebut, betapapun giatnya orang lain memaksakannya kepada kita, kita sama sekali tidak boleh menurutinya, melainkan harus menolaknya. V. Adanya bahaya penyebaran infeksi ini, dan pengaruh buruk yang bisa saja dimilikinya terhadap orang lain, adalah alasan lebih jauh yang disampaikan Rasul Paulus supaya mereka tidak menuruti guru-guru palsu mereka dalam hal yang hendak mereka wajibkan kepada mereka. Mungkin saja bahwa, untuk meringankan kesalahan mereka, mereka siap mengatakan bahwa hanya sedikit saja guru-guru seperti itu di antara mereka yang berusaha menarik mereka ke dalam kepercayaan dan perbuatan ini. Atau, bahwa mereka menuruti guru-guru itu dalam hal-hal sepele saja, bahwa walaupun mereka mau disunat, dan menuruti sedikit upacara peraturan dan hukum Yahudi, namun mereka sama sekali tidak pernah meninggalkan Kekristenan mereka dan beralih ke agama Yahudi. Atau, andaikata ketaatan mereka sejauh itu memang sesalah yang dia gambarkan, namun mungkin mereka berkata lebih jauh bahwa hanya sedikit saja di antara mereka yang melakukannya, dan karenanya dia tidak perlu begitu khawatir mengenai hal itu. Nah, untuk menyingkirkan kepura-puraan semacam ini, dan untuk meyakinkan mereka bahwa ada bahaya yang lebih besar di dalamnya daripada yang mereka sadari, dia memberi tahu mereka (ay. 9) bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Seluruh adonan Kekristenan dapat dicemarkan dan dirusakkan oleh satu pandangan mendasar yang salah seperti itu, atau bahwa seluruh adonan masyarakat Kristen dapat tertular oleh satu anggotanya. Oleh karena itu mereka benar-benar tidak boleh menyerah dalam satu hal ini. Atau, jika ada yang telah melakukannya, maka mereka harus berusaha keras dengan segala cara yang pantas untuk membersihkan infeksi itu dari antara mereka. Perhatikanlah, sangatlah berbahaya bagi jemaat-jemaat Kristen jika mereka sampai mendukung orang-orang di antara mereka yang memeluk kesalahan-kesalahan yang merusak, terutama yang bertekad untuk menyebarluaskannya. Inilah masalahnya di sini. Ajaran yang dengan giat disebarluaskan oleh guru-guru palsu, dan yang telah menarik beberapa orang di dalam jemaat-jemaat ini, adalah perlawanan terhadap Kekristenan itu sendiri, seperti yang sudah ditunjukkan sebelumnya oleh Rasul Paulus. Walaupun jumlah orang yang terlibat mungkin hanya sedikit, namun ajarannya bisa mendatangkan kerusakan yang mematikan bagi kodrat manusia bila orang sampai terpengaruh olehnya. Oleh karena itu dia tidak mau membiarkan mereka tenang-tenang saja dan tidak peduli, tetapi mengingatkan mereka bahwa sedikit ragi sudah mengkhamirkan seluruh adonan. Jika dituruti, pengaruh buruknya bisa segera menyebar lebih jauh dan lebih luas. Dan, jika mereka membiarkan diri mereka diwajibkan dalam hal ini, maka segera saja kebenaran dan kemerdekaan Injil akan hancur. VI. Agar supaya orang-orang Galatia itu lebih memperhatikan hal-hal yang telah dia katakan, Rasul Paulus menyatakan harapan-harapannya mengenai mereka (ay. 10). Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu, katanya, bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain dari pada pendirian ini. Dia memiliki banyak kekhawatiran dan keraguan tentang mereka (yang merupakan alasannya begitu terus terang dan bebas dengan mereka). Namun demikian, dia berharap supaya melalui berkat Allah atas hal-hal yang telah dia tulis, mereka dapat diyakinkan untuk berpikiran sama dengan dia, dan mengakui dan mematuhi kebenaran dan kemerdekaan Injil yang telah dia beritakan kepada mereka, dan yang sekarang sedang dia usahakan supaya mereka semakin kuat di dalamnya. Dalam hal ini dia mengajar kita bahwa kita harus mengharapkan yang terbaik bahkan dari orang-orang yang mengenai mereka kita memiliki alasan untuk mengkhawatirkan yang terburuk sekalipun. Supaya mereka tidak terlalu tersinggung oleh teguran yang telah dia berikan karena ketidakteguhan mereka dalam iman, dia lebih menyalahkan orang lain daripada mereka. Karena itu dia menambahkan, Tetapi barangsiapa yang mengacaukan kamu, ia akan menanggung hukumannya, siapa pun juga dia. Dia memahami bahwa ada orang yang mengacaukan mereka dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus (seperti Gal. 1:7). Dan mungkin dia menunjuk kepada satu orang tertentu yang lebih sibuk dan giat daripada yang lain, dan merupakan alat utama kekacauan yang ada di antara mereka. Dan orang-orang seperti inilah yang lebih dia salahkan atas penyimpangan atau ketidakgigihan jemaat Galatia itu. Ini memberi kita kesempatan untuk mempelajari bahwa, dalam menegur dosa dan kesalahan, kita harus selalu membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin, antara yang bertekad menyeret orang lain ke dalam dosa dan yang diseret oleh mereka. Jadi Rasul Paulus melunakkan dan meringankan kesalahan orang-orang Kristen ini, bahkan ketika sedang menegur mereka, supaya lebih bisa mengajak mereka untuk kembali dan berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah membebaskan mereka. Tetapi mengenai orang atau orang-orang yang telah mengacaukan mereka, siapa pun itu, dia menyatakan mereka akan menanggung hukumannya. Dia tidak ragu bahwa Allah akan berurusan dengan mereka sesuai dengan pembelotan mereka, dan karena kemarahan-Nya yang adil terhadap mereka, sebagai musuh-musuh Kristus dan gereja-Nya. Dia mengharapkan supaya mereka mengebirikan saja dirinya (KJV: supaya mereka dipisahkan). Bukan dipisahkan dari Kristus dan seluruh harapan akan keselamatan oleh-Nya, melainkan dipisahkan oleh hukuman dari gereja, yang harus bersaksi melawan guru-guru yang merusak kemurnian Injil. Orang-orang, baik para hamba Tuhan maupun yang lainnya, yang bertekad meruntuhkan iman Injil dan mengganggu kedamaian orang-orang Kristen, dengan cara demikian benar-benar kehilangan hak-hak istimewa persekutuan Kristen dan pantas untuk dipisahkan dari persekutuan itu. VII. Untuk meyakinkan orang-orang Kristen ini supaya tidak mendengarkan guru-guru mereka yang masih berpegang pada ajaran agama Yahudi itu, dan untuk memulihkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang itu, dia menggambarkan guru-guru itu sebagai orang-orang yang telah menggunakan cara-cara yang sangat hina dan licik untuk mencapai tujuan-tujuan mereka. Ini karena mereka menjelek-jelekkan dia, supaya mereka bisa lebih mudah mencapai tujuan-tujuan mereka. Apa yang mereka usahakan adalah untuk membuat orang-orang Kristen tunduk kepada sunat, dan mencampurkan agama Yahudi dengan Kekristenan. Dan, supaya lebih berhasil mencapai tujuan ini, mereka menyebarluaskan kabar di antara jemaat Galatia bahwa Paulus sendiri adalah seorang pemberita ajaran sunat. Karena dari perkataannya (ay. 11): Dan lagi aku ini, saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, tampak jelas bahwa mereka telah melaporkan dia berbuat demikian. Dan mereka telah memanfaatkan ini sebagai alasan untuk membujuk orang-orang Galatia supaya tunduk kepada sunat. Mungkin mereka mendasarkan laporan ini pada penyunatan yang sudah dilakukannya pada Timotius (Kis. 16:3). Tetapi, walaupun untuk alasan-alasan yang bagus dia telah mengalah kepada sunat dalam peristiwa itu, namun bahwa dia adalah seorang pemberita sunat, terutama dalam pengertian yang mereka maksudkan dalam mewajibkan sunat, dia sepenuhnya menyangkal. Untuk membuktikan ketidakadilan tuduhan atas dirinya itu, dia memberikan alasan-alasan yang, jika mereka mau mempertimbangkannya, pasti akan dapat meyakinkan mereka. 1. Seandainya dia mau memberitakan sunat, dia bisa saja menghindari penganiayaan. Seandainya aku memberitakan sunat, katanya, mengapakah aku masih dianiaya juga? Itu adalah bukti nyata, dan mereka pasti menyadari itu, bahwa dia dibenci dan dianiaya oleh orang-orang Yahudi. Namun alasan apakah yang dapat diberikan atas perilaku mereka ini terhadap dia, jika dia telah begitu jauh mereka gambarkan sebagai orang yang memberitakan sunat dan ketaatan kepada hukum Musa sebagai hal yang diperlukan untuk keselamatan? Ini adalah pokok besar yang mereka perjuangkan. Dan, seandainya dia telah setuju dengan mereka dalam hal ini, bukannya menjadi sasaran kemarahan mereka, dia mungkin sudah mereka terima dengan senang hati. Oleh karena itu ketika dia menderita aniaya dari mereka, ini adalah bukti yang jelas bahwa dia tidak sejalan dengan mereka, bahwa dia sama sekali tidak memberitakan ajaran yang dituduhkan kepadanya, bahwa, daripada melakukan itu, dia mau membiarkan dirinya menghadapi berbagai bahaya besar. 2. Seandainya dia menyerah kepada orang-orang Yahudi dalam hal ini, maka salib bukan batu sandungan lagi. Mereka tidak akan begitu menentang ajaran Kristen seperti yang telah mereka lakukan, pun dia dan yang lainnya tidak akan mengalami begitu banyak penderitaan karenanya seperti yang telah mereka alami. Dia memberi tahu kita (1Kor. 1:23) bahwa pemberitaan salib Kristus (atau ajaran pembenaran dan keselamatan hanya oleh iman di dalam Kristus yang disalibkan) untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan. Hal yang paling mengganggu perasaan mereka terhadap Kekristenan adalah, bahwa dengan demikian sunat dan seluruh kerangka penyelenggaraan hukum dikesampingkan, sebagai tidak berlaku lagi. Ini membuat mereka berteriak menentang hal tersebut, dan mendorong mereka untuk menentang dan menganiaya para pengikutnya. Nah, seandainya Paulus dan yang lainnya dapat menyerah kepada pandangan bahwa sunat masih harus dipelihara, dan ketaatan pada hukum Musa digabungkan dengan iman dalam Kristus karena diperlukan untuk keselamatan, maka serangan mereka akan benar-benar dihentikan. Dan Rasul Paulus dan yang lainnya bisa saja menghindari penderitaan yang mereka alami karenanya. Tetapi walaupun orang lain, dan khususnya orang-orang yang sangat gencar memfitnah dia sebagai pemberita ajaran ini, dapat dengan mudah menerima ajaran tersebut, namun dia tidak dapat seperti itu. Dia lebih memilih untuk membahayakan kenyamanan dan nama baiknya, bahkan hidupnya sendiri, daripada memutarbalikkan kebenaran dan melepaskan kemerdekaan Injil. Itulah sebabnya orang-orang Yahudi tetap merasa sangat terganggu oleh Kekristenan, dan oleh dia sebagai pemberitanya. Demikianlah Rasul Paulus membersihkan dirinya dari kecaman tidak adil yang dilemparkan musuh-musuhnya kepadanya. Dan pada saat yang sama dia menunjukkan betapa rendahnya perilaku orang-orang yang memperlakukan dia dengan cara yang menghancurkan seperti itu, dan betapa banyak alasan yang dia miliki untuk berharap supaya mereka dipisahkan dari jemaat. * Desakan untuk Hidup dalam Kesalehan; Perbuatan Daging dan Roh; Buah-buah Roh (5:13-26) Pada bagian terakhir pasal ini Rasul Paulus mulai menasihati orang-orang Kristen ini supaya sungguh-sungguh hidup dalam kesalehan, sebagai penangkal terbaik terhadap perangkap guru-guru palsu. Terutama ada dua hal yang dia tekankan kepada mereka: I. Bahwa mereka jangan bersitegang satu sama lain, melainkan saling mengasihi. Dia memberi tahu mereka (ay. 13) bahwa mereka telah dipanggil untuk merdeka, dan dia ingin supaya mereka berdiri teguh dalam kemerdekaan yang dengannya Kristus telah memerdekakan mereka. Walaupun begitu dia menghendaki mereka sangat berhati-hati, supaya mereka tidak mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa. Mereka tidak boleh mengambil kesempatan dari situ untuk menuruti keinginan hati dalam kesenangan-kesenangan dan perbuatan-perbuatan buruk apa pun, dan khususnya yang dapat menciptakan kesenjangan dan kebencian, dan menjadi dasar pertengkaran dan pertikaian di antara mereka. Tetapi, sebaliknya, dia ingin mereka melayani seorang akan yang lain oleh kasih, memelihara kasih sayang satu sama lain. Walaupun mungkin ada perbedaan-perbedaan kecil di antara mereka, kasih sayang itu akan mencondongkan hati mereka kepada segala pelayanan dengan rasa hormat dan kebaikan kepada satu sama lain yang diwajibkan agama Kristen kepada mereka. Perhatikanlah, 1. Kemerdekaan yang kita nikmati sebagai orang Kristen bukanlah kemerdekaan yang tidak bermoral. Walaupun Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat, namun Dia belum membebaskan kita dari kewajibannya. Injil adalah ajaran yang sesuai dengan ibadah kita (1Tim. 6:3, KJV: ajaran yang sesuai dengan kesalehan), dan sama sekali tidak mengizinkan dosa sedikit pun sehingga memberi kita kewajiban terbesar untuk menghindari dan menaklukkan dosa. 2. Walaupun kita harus berdiri teguh di dalam kemerdekaan Kristen kita, namun kita seharusnya tidak menuntut hal itu sampai melanggar kemurahan hati kristiani. Kita tidak boleh menggunakannya sebagai alasan untuk bersitegang dan bertikai dengan saudara-saudara Kristen kita, yang mungkin memiliki pikiran yang berbeda dengan kita. Sebaliknya kita harus selalu memelihara sikap terhadap satu sama lain yang mencondongkan hati kita untuk saling melayani dengan kasih. Untuk hal inilah Rasul Paulus berusaha keras meyakinkan orang-orang Kristen ini, dan ada dua pertimbangan yang dia sampaikan kepada mereka untuk tujuan ini: (1) Bahwa seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (ay. 14). Kasih adalah ringkasan dari seluruh hukum Taurat. Seperti halnya kasih kepada Allah mencakup semua kewajiban dari loh batu pertama, demikian pula kasih kepada sesama kita mencakup semua kewajiban dari loh batu kedua. Rasul Paulus memberi perhatian khusus pada yang terakhir di sini, karena dia membicarakan perilaku mereka satu terhadap yang lain. Dan, ketika dia menggunakan ini sebagai alasan untuk mengajak mereka saling mengasihi, dia mengisyaratkan bahwa ini akan menjadi bukti yang bagus akan ketulusan mereka dalam ibadah mereka dan ini juga cara yang paling mungkin untuk menghilangkan pertikaian-pertikaian dan perpecahan-perpecahan yang ada di antara mereka. Akan tampak bahwa kita sungguh-sungguh murid-murid Kristus jika kita memiliki kasih satu sama lain (Yoh. 13:35). Dan, bilamana sikap ini dipertahankan, jika tidak sepenuhnya memadamkan perselisihan-perselisihan tidak pantas yang ada di antara orang-orang Kristen, namun setidaknya akan banyak mendamaikan mereka sehingga perselisihan-perselisihan itu tidak sampai mengakibatkan kehancuran. (2) Perbuatan menyedihkan dan berbahaya dari perilaku yang sebaliknya (ay. 15): Tetapi, katanya, jika bukannya melayani satu sama lain dalam kasih, dan dengan demikian memenuhi hukum Allah, malahan sebaliknya kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan. Jika, bukannya bertindak sebagaimana layaknya manusia dan orang Kristen, mereka justru berkelakuan lebih menyerupai binatang buas, dengan mencabik dan mengoyak-ngoyak satu sama lain, maka tidak ada yang dapat mereka harapkan sebagai akibatnya, selain bahwa mereka akan membinasakan satu sama lain. Dan oleh karena itu mereka memiliki alasan paling kuat untuk tidak menuruti kehendak hati sendiri untuk saling bertengkar dan bermusuhan. Perhatikanlah, saling bersitegang di antara saudara, jika tetap dilakukan, kemungkinan besar akan terbukti menghancurkan semua orang. Orang-orang yang terus menelan satu sama lain akhirnya akan membinasakan satu sama lain. Jemaat-jemaat Kristen tidak dapat dihancurkan kecuali oleh tangannya sendiri. Jika orang-orang Kristen, yang seharusnya saling menolong dan memberikan sukacita, malah menjadi seperti binatang buas, saling menggigit dan menelan, maka apa lagi yang dapat diharapkan selain bahwa Allah Sang Pengasih akan menyangkal anugerah-Nya untuk mereka, dan Roh kasih akan meninggalkan mereka, dan roh jahat, yang mencoba menghancurkan mereka semua, akan menang? II. Bahwa mereka semua harus berjuang melawan dosa. Jemaat akan berbahagia jika orang-orang Kristen mau membiarkan semua pertengkaran mereka dikalahkan oleh perjuangan melawan dosa, bahkan pertengkaran melawan dosa sekalipun. Demikian pula jika, daripada saling menggigit dan menelan karena perbedaan pendapat mereka, mereka semua mau bertekad melawan dosa di dalam diri mereka dan di tempat di mana mereka hidup. Inilah hal yang paling perlu kita perhatikan untuk kita perangi, dan yang di atas segala hal lainnya harus kita lawan dan tindas. Untuk membangkitkan orang-orang Kristen melawan dosa, dan untuk membantu mereka dalam hal ini, Rasul Paulus menunjukkan: 1. Bahwa di dalam diri setiap orang ada pergumulan antara daging dan roh (ay. 17): Keinginan (perjuangan dan pergumulan dengan kekuatan dan tenaga) daging (bagian diri kita yang rusak dan duniawi) berlawanan dengan keinginan Roh. Daging melawan semua dorongan kehendak Roh, dan menolak segala sesuatu yang rohani. Di sisi lain, roh (bagian diri kita yang sudah diperbarui) berjuang melawan daging, dan menentang kehendak dan keinginannya. Dan karena itulah kita setiap kali tidak melakukan apa yang kita kehendaki. Seperti halnya dasar anugerah di dalam diri kita tidak akan membiarkan kita melakukan segala kejahatan yang didorong oleh sifat cemar kita, demikian pula kita tidak dapat melakukan seluruh hal baik yang ingin kita lakukan, karena perlawanan yang kita hadapi dari dasar yang cemar dan duniawi. Dalam diri manusia duniawi pun ada semacam pergumulan (tuduhan hati nuraninya dan kecemaran hatinya sendiri berjuang melawan satu sama lain. Tuduhan-tuduhan hati nuraninya akan menekan kecemaran-kecemarannya, dan kecemaran-kecemarannya membungkam tuduhan-tuduhan itu). Demikian pula dalam diri orang yang sudah diperbarui, di mana ada semacam dasar yang baik, ada pergumulan antara sifat lama dan sifat baru, antara sisa-sisa dosa dan awal-awal anugerah. Dan orang-orang Kristen harus sadar bahwa mereka pasti akan mengalami hal ini selama mereka hidup di dunia ini. 2. Kewajiban dan kepentingan kita dalam pergumulan ini adalah berpihak kepada sisi yang lebih baik, berpihak kepada tuduhan-tuduhan hati nurani kita melawan kecemaran kita dan berpihak kepada anugerah kita melawan hawa-hawa nafsu kita. Hal ini Rasul Paulus gambarkan sebagai kewajiban kita, dan dia menunjukkan kepada kita cara-cara yang paling jitu untuk berhasil di dalamnya. Jika ditanyakan, arah mana yang harus kita ambil supaya kepentingan yang lebih baik bisa mendapatkan yang lebih baik, maka dia memberi kita satu aturan umum ini, yang, jika dilakukan dengan sepenuh hati, akan menjadi obat paling kuat untuk melawan melazimnya kecemaran. Dan aturan itu adalah berjalan di dalam Roh (ay. 16): Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Yang dimaksud dengan Roh di sini adalah Roh Kudus sendiri, yang berkenan merendahkan diri untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang telah Dia perbarui dan kuduskan, untuk membimbing dan menolong mereka dalam melakukan kewajiban mereka. Atau, dasar penuh anugerah itu, yang Dia tanamkan di dalam jiwa umat-Nya dan yang dengan kuat melawan daging, karena dasar cemar yang masih ada di dalam diri mereka benar-benar melawannya. Karena itu tugas yang dinasihatkan kepada kita di sini adalah supaya kita menetapkan hati untuk bertindak di bawah bimbingan dan pengaruh Roh yang mulia itu, dan menyelaraskan diri dengan dorongan-dorongan dan kecenderungan sifat baru di dalam diri kita. Dan, jika ini menjadi perhatian utama kita dalam kebiasaan dan tujuan hidup kita, kita bisa mengandalkan bahwa, walaupun kita mungkin tidak dibebaskan dari segala hasutan dan perlawanan dari sifat cemar kita, kita akan dijaga supaya tidak mengikuti keinginan-keinginannya. Dengan demikian walaupun itu tetap ada di dalam diri kita, namun tidak akan menguasai kita. Perhatikanlah, penangkal terbaik racun dosa adalah berjalan di dalam Roh, banyak terlibat dalam hal-hal yang rohani, memikirkan hal-hal tentang jiwa, yang adalah bagian rohani manusia, lebih daripada tentang tubuh, yang adalah bagian duniawinya. Juga mempercayakan diri kita kepada tuntunan firman, yang di dalamnya Roh Kudus memberitahukan kehendak Allah mengenai kita, dan dalam menjalankan tugas kita bertindak dengan bergantung pada pertolongan dan pengaruh-Nya. Dan, seperti halnya ini akan menjadi cara terbaik untuk menjaga mereka dari memenuhi keinginan-keinginan daging, demikian pula ini akan menjadi bukti yang baik bahwa mereka adalah benar-benar orang Kristen. Karena itu Rasul Paulus mengatakan (ay. 18), Jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Seolah-olah dia berkata, “Kamu harus sadar bahwa pasti akan ada pergumulan antara daging dan roh selama kamu ada di dunia ini, bahwa daging akan memiliki keinginan yang bertentangan dengan roh seperti halnya roh bertentangan dengan daging. Namun jika, dalam kecondongan dan tujuan hidup kamu, kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, yakni jika kamu bertindak di bawah pimpinan dan pemerintahan dari Roh Kudus dan dari sifat dan watak rohani yang Dia kerjakan di dalam dirimu, dan juga jika kamu menjadikan firman Allah sebagai peraturanmu dan anugerah Allah sebagai pegangan dasarmu, maka akan jelas bahwa kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tidak di bawah kuasa penghukuman hukum Taurat, walaupun kamu masih berada di bawah kuasa pemerintahannya. Karena, demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus, dan semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah (Rm. 8:1-14). 3. Rasul Paulus memerinci perbuatan daging, yang harus diwaspadai dan dimatikan, dan buah-buah Roh, yang harus dihargai dan dihasilkan (ay. 19 dst.). 4. Rasul Paulus menutup pasal ini dengan sebuah peringatan terhadap kesombongan dan kedengkian (ay. 26). Sebelumnya dia telah menasehati orang-orang Kristen ini supaya melayani seorang akan yang lain oleh kasih (ay. 13), dan mengingatkan mereka apa akibatnya jika, bukannya melakukan itu, mereka justru saling menggigit dan saling menelan (ay. 15). Sekarang, sebagai cara untuk mengajak mereka melakukan yang satu dan menjaga mereka dari yang lain dari hal-hal ini, di sini dia memperingatkan mereka supaya tidak menginginkan kemuliaan sia-sia, atau mengharapkan penghargaan dan tepuk tangan yang tidak semestinya dari manusia. Karena, jika keinginan ini dituruti, pasti akan membuat mereka saling menggusarkan dan mendengki. Selama perilaku ini berkuasa di antara orang-orang Kristen, mereka akan mudah meremehkan dan merendahkan orang-orang yang mereka anggap lebih rendah daripada mereka. Mereka akan menjadi kesal jika tidak mendapatkan penghormatan yang mereka pikir berhak mereka dapatkan dari orang-orang itu. Dan mereka juga akan cenderung dengki kepada orang-orang yang dapat membuat ketenaran mereka berkurang. Dan demikianlah maka timbul pertengkaran-pertengkaran dan pertikaian-pertikaian yang, karena tidak sesuai dengan kasih yang harus dipelihara oleh orang-orang Kristen satu sama lain, maka sangat merugikan bagi kehormatan dan kepentingan agama itu sendiri. Oleh karena itu tentu saja Rasul Paulus ingin kita mewaspadai hal ini.
Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023 Pembuatan Tata Ibadah: Pembuatan Tata Ibadah Katolik, Lagu Perkawinan Katolik, Kalender Liturgi Katolik 2016, Khotbah Katolik 2016, | Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman) MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL - PASKAH - KENAIKAN - PENTAKOSTA - BIASA NEXT: Renungan Katolik Jumat, 18 Agustus 2023 - Matius 19:3-12 (Penjelasan) - BcO 2 Raja-raja 11:1-21 - Hari biasa PREV: Renungan Katolik Rabu, 16 Agustus 2023 - Matius 18:15-20 - BcO 2 Raja-raja 6:24-25,32-7:16 - Stefanus dr Hungaria 18 Maret 2024 Yesus membuka pintu Allah - Paus Benediktus XVI 18 Maret 2024 Puasa mengangkat pikiran kepada Allah - St. Fransiskus dari Sales Kamis, 28 Maret 2024 UPACARA PENCUCIAN ALTAR DI BASILIKA SANTO PETRUS PADA KAMIS PUTIH Kamis, 12 Oktober 2023 Panduan Dalam Memakai Rosario |
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
GKII,
gkj,
hkbp,
MISA,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Christian Song,
Lagu Rohani,
ORIENTAL WORSHIP,
Lagu Persekutuan
Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia 01 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Pusat 1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta02 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Barat 03 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Timur 04 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Utara 05 Jadwal Misa Gereja di Jakarta Selatan 06 Jadwal Misa Gereja di Tangerang 07 Jadwal Misa Gereja di Bekasi - Karawang 08 Jadwal Misa Gereja di Bandung 10 Jadwal Misa Gereja di Bogor - Depok 16 Jadwal Misa Gereja di Makassar 18 Jadwal Misa Gereja di Medan 21 Jadwal Misa Gereja di Palembang 2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya 3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar 4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung 5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan 6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3) April - Sakramen Maha Kudus (6) Bulan Katekese Liturgi(5) Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4) Bulan Oktober - Bulan Rosario(1) Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4) Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4) Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5) Ibadah(1) Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5) Juli - Darah Mulia(2) Juni - Hati Kudus Yesus(10) Maret - Pesta St. Yosep(3) Mei - Bulan Maria(8) Penutup Bulan Rosario(1) Peringatan Arwah(2) Rabu Abu(1) SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7) |
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |