misa.lagu-gereja.com        
 
View : 4334 kali
Renungan Katolik 2023
Senin, 11 September 2023
Renungan Katolik Senin, 11 September 2023 - Lukas 6:6-11 - BcO Amsal 8:1-14 - Hari biasa
#tag: Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat

Senin, 11 September 2023
Hari biasa
Kol. 1:24-2:3; Mzm. 62:6-7,9; 
Lukas 6:6-11
BcO Amsal 8:1-14
Warna Liturgi Hijau

Lukas 6:6-11
Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat
6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. 6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. 6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. 6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" 6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. 6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.

Penjelasan:
* Pada hari Sabat Kristus masuk ke rumah ibadat. Perhatikanlah, setiap kali kita beroleh kesempatan, sudah menjadi kewajiban kita untuk menguduskan hari Sabat dalam perhimpunan ibadah. Pada hari Sabat harus ada pertemuan kudus dan janganlah tempat ibadah kita kosong tanpa alasan yang benar.

Di rumah ibadat, pada hari Sabat itu, Ia mengajar. Memberikan dan menerima pengajaran dari Kristus adalah pekerjaan yang sangat patut dilakukan pada hari Sabat di rumah ibadat. Kristus mengambil setiap kesempatan untuk mengajar, bukan saja kepada murid-murid-Nya, melainkan juga kepada orang banyak.

Seorang sakit yang ditangani Kristus duduk di antara para pendengar-Nya. Seorang yang mati tangan kanannya datang untuk belajar dari Kristus. Tidak disebutkan apakah dia berharap untuk disembuhkan. Namun, orang-orang yang ingin disembuhkan oleh anugerah Kristus harus bersedia mempelajari pengajaran Kristus.

Di antara orang-orang yang mendengarkan pengajaran Kristus yang sangat baik dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya yang luar biasa itu, ada sebagian yang hanya datang tanpa maksud apa pun selain untuk berseteru dengan-Nya (ay. 7). Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu seharusnya bersikap adil dengan memberi-Nya peringatan saja bahwa kalau Dia menyembuhkan pada hari Sabat, mereka akan memandang tindakan-Nya itu sebagai pelanggaran terhadap hukum keempat, sebab, perkara seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya (belum pernah ada yang mampu menyembuhkan seperti Dia). Bukannya memberi peringatan, mereka sebaliknya mengamat-amati Yesus bagaikan singa mengintai mangsanya, apakah Ia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat menemukan alasan untuk mempersalahkan Dia, dan mengejutkan-Nya dengan dakwaan.

Yesus Kristus tidak merasa malu atau pun takut untuk mengakui tujuan anugerah-Nya di hadapan orang-orang yang Dia tahu hendak melawan-Nya (ay. 8). Ia mengetahui pikiran mereka dan apa yang mereka rencanakan. Ia lalu menyuruh orang sakit itu bangun dan berdiri di tengah untuk menguji iman dan keberaniannya.

Ia bertanya langsung kepada para lawan-Nya dan menantang keyakinan hati nurani mereka, apakah memang benar tujuan hukum keempat adalah untuk mencegah orang untuk berbuat baik pada hari Sabat, untuk melakukan suatu perbuatan baik yang harus melakukan bila ada kesempatan dan tidak dapat ditunda-tunda lagi? (ay. 9) "Manakah yang sah menurut hukum pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat?" Di antara orang-orang jahat, tidak ada lagi yang lebih gila dan liar seperti para penyesah, karena mereka selalu berusaha berbuat jahat terhadap orang-orang yang berbuat baik.

Kristus menyembuhkan orang yang malang itu dan memulihkan tangan kanannya dengan suatu perkataan, meskipun Ia tahu bahwa musuh-musuh-Nya bukan saja merasa tersinggung karenanya, tetapi juga memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang-Nya (ay. 10). Janganlah kita menarik diri dari kewajiban atau pekerjaan baik kita hanya karena tekanan yang kita temui ketika melakukannya.

Melihat kejadian itu, lawan-lawan-Nya semakin marah kepada-Nya (ay. 11). Mereka bukannya diyakinkan bahwa Dia adalah Guru yang datang dari Allah lewat mujizat ini seperti seharusnya, dan mengasihi-Nya sebagai orang yang berbuat baik kepada umat manusia, mereka malah dipenuhi dengan amarah. Mereka merasa kesal karena tidak berhasil mencegah-Nya berbuat baik atau menghalang-halangi-Nya untuk semakin mengasihi orang banyak. Mereka marah pada Kristus, marah pada orang banyak, dan marah pada diri sendiri. Amarah adalah kebebalan yang singkat, sedangkan kedengkian adalah kebebalan yang berlarut-larut. Kedengkian mereka itu tidak terkuasai, terutama karena harapan yang tidak tercapai. Waktu mereka tidak berhasil mencegah-Nya mengadakan mujizat ini, mereka pun berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus, cara apa lagi yang dapat mereka ambil untuk menjatuhkan-Nya. Kita mungkin terheran-heran melihat bagaimana anak-anak manusia bisa begitu jahat, sedangkan Anak Allah begitu sabar menanggung kejahatan mereka itu.


BcO Amsal 8:1-14

Wejangan hikmat
8:1 Bukankah hikmat berseru-seru, dan kepandaian memperdengarkan suaranya? 8:2 Di atas tempat-tempat yang tinggi di tepi jalan, di persimpangan jalan-jalan, di sanalah ia berdiri, 8:3 di samping pintu-pintu gerbang, di depan kota, pada jalan masuk, ia berseru dengan nyaring: 8:4 "Hai para pria, kepadamulah aku berseru, kepada anak-anak manusia kutujukan suaraku. 8:5 Hai orang yang tak berpengalaman, tuntutlah kecerdasan, hai orang bebal, mengertilah dalam hatimu. 8:6 Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat. 8:7 Karena lidahku mengatakan kebenaran, dan kefasikan adalah kekejian bagi bibirku. 8:8 Segala perkataan mulutku adalah adil, tidak ada yang belat-belit atau serong. 8:9 Semuanya itu jelas bagi yang cerdas, lurus bagi yang berpengetahuan. 8:10 Terimalah didikanku, lebih dari pada perak, dan pengetahuan lebih dari pada emas pilihan. 8:11 Karena hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak dapat menyamainya. 8:12 Aku, hikmat, tinggal bersama-sama dengan kecerdasan, dan aku mendapat pengetahuan dan kebijaksanaan. 8:13 Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat. 8:14 Padaku ada nasihat dan pertimbangan, akulah pengertian, padakulah kekuatan.

Penjelasan:
* Firman (atau perkataan) Allah mempunyai dua sisi, dan, di dalam kedua pengertiannya, merupakan hikmat. Sebab firman (atau kata) tanpa hikmat sedikit nilainya, dan hikmat tanpa firman (atau kata) sedikit manfaatnya. 

Nah,
I. Pewahyuan ilahi merupakan firman (kata) dan hikmat Allah, dan agama yang murni serta tidak cemar yang dibangun di atasnya. Tentang pewahyuan itulah Salomo berbicara di sini, dengan menyarankannya kepada kita sebagai perkataan yang benar dan patut diterima sepenuhnya (ay. 1-21). Allah, melalui pewahyuan-Nya, mendidik, memerintah, dan memberkati anak-anak manusia.

II. Sang Penebus adalah Firman dan hikmat kekal, Sang Logos. Dialah Sang Hikmat yang berbicara kepada anak-anak manusia pada bagian awal pasal ini. Semua pewahyuan ilahi turun melalui tangan-Nya, dan berpusat pada-Nya. Tetapi tentang Dia sebagai Hikmat secara pribadilah, yaitu pribadi kedua dalam ke-Allah-an, Salomo berbicara di sini, menurut pandangan banyak orang di zaman dulu (ay. 22-31). Salomo menutup dengan mengulang kembali pesannya kepada anak-anak manusia untuk memperhatikan suara Allah dengan tanggap di dalam firman-Nya (ay. 32-36).



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Selasa, 12 September 2023 - Yohanes 3:13-17 - BcO Galatia 2:19-3:7,13-14 - Nama Tersuci Maria

PREV:
Renungan Katolik Minggu, 10 September 2023 - Matius 18:15-20 - BcO Amsal 7:1-17 - Hari Minggu Biasa XXIII





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)