misa.lagu-gereja.com        
 
Sabtu, 16 September 2023
Peringatan Wajib
St. Kornelius, Paus dan St. Siprianus
1Tim. 1:15-17; Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7; 
Lukas 6:43-49
BcO Hosea 6:1-7:2
Warna Liturgi Merah

Lukas 6:43-49

Pohon dan buahnya
6:43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. 6:44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. 6:45 Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Dua macam dasar
6:46 "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? 6:47 Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya -- Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan --, 6:48 ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. 6:49 Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya."

Penjelasan:

* Kita dapat berharap bahwa perkataan dan tindakan orang akan sesuai dengan diri mereka yang sebenarnya, sesuai dengan keadaan hati mereka yang sebenarnya, dan sesuai dengan asas-asas yang mereka anut.

Hati manusia seperti pohon, sedangkan perkataan dan perbuatannya adalah buah yang sesuai dengan sifat pohon itu (ay. 43-44). Jika seseorang benar-benar baik, jika terdapat suatu asas anugerah di dalam hatinya, dan jiwa yang mengarah pada Allah dan sorga, walaupun buah yang dihasilkannya tidak berlimpah dan beberapa di antaranya hancur, walaupun adakalanya dirinya bagaikan pohon di musim dingin, ia tidak akan menghasilkan buah yang tidak baik. Bisa saja ia tidak melakukan semua kebaikan terhadap engkau sebagaimana seharusnya, namun dia tidak akan menyakitimu. Sekalipun tidak mampu mengubah kebiasaan buruk, ia tidak akan merusakkan kebiasaan yang baik. Jika buah yang dihasilkan seseorang ternyata tidak baik, jika pikiran dan kelakukannya rusak, jika tingkah lakunya kasar, jika dia seorang pemabuk atau penipu, jika ia suka mengumpat atau berdusta, jika dalam segala hal ia bersikap tidak adil atau tidak wajar, jika buah yang dihasilkannya tidak baik, maka engkau dapat memastikan bahwa dia bukanlah pohon yang baik. Di lain pihak, tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik, meskipun pohon itu menghasilkan daun hijau. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Kalau suka, engkau bisa saja menancapkan buah ara pada duri dan menggantungkan buah anggur di semak duri, tetapi keduanya tidak mungkin merupakan hasil alami pohon-pohon itu. Jadi engkau juga tidak mungkin mengharapkan perilaku baik dari orang-orang yang mempunyai watak buruk. Jika buahnya baik, engkau boleh menyimpulkan bahwa pohonnya juga baik. Jika tingkah lakunya kudus, saleh, dan apa adanya, walaupun engkau tidak dapat mengenal hatinya dengan sempurna, engkau boleh berharap bahwa orang itu tulus di hadapan Allah. Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Namun, orang bebal mengatakan kebebalan (Yes. 32:6) dan pengalaman orang zaman sekarang pun sesuai dengan peribahasa zaman dulu, bahwa dari orang fasik timbul kefasikan (1Sam. 24:14).

Hati adalah perbendaharaan, sedangkan perkataan dan tindakan adalah barang yang dikeluarkan dari perbendaharaan itu (ay. 45). Kita sudah membacanya dalam Matius 12:34-35. Kasih Allah dan Kristus yang bertakhta dalam hati memerintah atas orang itu sehingga ia menjadi orang yang baik, dan baiklah apa yang dikeluarkannya dari perbendaharaannya yang baik itu. Namun, bila cinta akan dunia dan keinginan daging memerintah atas dirinya, maka hatinya akan menyimpan perbendaharaan yang jahat, dari mana orang yang jahat senantiasa mengeluarkan barang yang jahat. Dari apa yang dikeluarkan itu, engkau bisa tahu apa yang ada di dalam hati itu, seperti orang mengetahui apakah isi tempayan itu air atau anggur melalui apa yang dicedok darinya (Yoh. 2:8). Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya. Apa yang biasa diucapkan mulut, yang diucapkan dengan nikmat dan senang hati, biasanya sesuai dengan apa yang ada di dalam hati: Siapa yang berasal dari bumi akan berkata-kata dalam bahasa bumi (Yoh. 3:31). Bukanlah berarti bahwa orang baik tidak mungkin mengeluarkan perkataan yang buruk, atau orang jahat tidak bisa menggunakan perkataan yang baik untuk sesuatu yang jahat. Namun, pada umumnya hati manusia sama seperti kata-kata yang dikeluarkannya, entah sia-sia atau bersungguh-sungguh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengisi hati kita, bukan sekadar dengan hal yang baik, melainkan dengan berlimpah-limpah.

Tidaklah cukup untuk sekadar mendengarkan perkataan Kristus. Kita harus melakukannya juga. Tidaklah cukup untuk mengaku-ngaku bahwa kita ini memiliki hubungan dengan-Nya, sebagai hamba-hamba-Nya. Kita harus dengan sadar menaati-Nya juga.

Sungguh merupakan penghinaan bagi-Nya untuk memanggil-Nya Tuhan, Tuhan, seakan-akan kita telah sepenuhnya menaati perintah-Nya dan mengabdikan diri melayani-Nya, tetapi tidak sungguh-sungguh menjalankan kehendak-Nya serta melayani kepentingan-kepentingan kerajaan-Nya. Kita hanya akan mengejek-Nya, sama seperti mereka yang dengan penuh cemoohan berkata, "Salam, hai raja orang Yahudi!," jika kita terus memanggil-Nya Tuhan, Tuhan, tetapi berjalan mengikuti keinginan hati dan mata sendiri. Untuk apa kita memanggilnya Tuhan, Tuhan dalam doa (bdk. Mat. 7:21-22), jika kita tidak menaati perintah-perintah-Nya? Orang yang memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.

Jika kita menyangka bahwa sekadar memeluk agama dapat menyelamatkan kita, bahwa mendengarkan perkataan Kristus tanpa melakukannya akan membawa kita ke sorga, maka kita telah menipu diri sendiri. Ia menggambarkan hal ini melalui sebuah perumpamaan (ay. 47-49), yang menunjukkan:
        (1) Bahwa hanya mereka yang berdiri teguh di masa pencobaan, yang tidak sekadar datang kepada Kristus untuk belajar, dan tidak hanya mendengarkan perkataan-Nya tetapi juga melakukannya, yang berpikir, berbicara, dan bertindak dalam segala sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan-Nya sajalah yang bersungguh-sungguh berusaha bagi jiwa dan kekekalan mereka. Mereka bagaikan rumah yang dibangun di atas batu. Mereka ini adalah orang-orang yang mengerjakan dengan sungguh-sungguh ibadah mereka, seperti orang yang menggali dalam-dalam, yang menemukan pengharapan mereka di dalam Kristus, Sang Batu Zaman (dan tidak ada dasar lain yang dapat digunakan untuk membangun). Mereka inilah orang-orang yang membekali diri untuk hari kemudian, yang bersiap-siap menghadapi hal terburuk, yang mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya (1Tim. 6:19).
        (2) Bahwa orang-orang yang sekadar mendengarkan perkataan Kristus tetapi tidak hidup menurut perkataan-perkataan-Nya itu, hanyalah menyiapkan diri untuk mengalami kekecewaan berat. Barangsiapa yang mendengar tetapi tidak melakukannya (yang mengetahui kewajibannya tetapi hidup dengan mengabaikannya), adalah seperti orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ia menghibur diri dengan pengharapan tanpa dasar. Pengharapannya itu akan terbukti sia-sia justru pada saat ia teramat membutuhkan penghiburan, saat ia mengharapkan untuk memperoleh mahkota pengharapannya itu. Ketika banjir melanda rumahnya, robohlah rumah itu. Pasir tempat rumah itu dibangun tersapu habis, dan runtuhlah rumah itu. Demikianlah harapan orang durhaka, ketika Allah menghabisinya dan menuntut nyawanya. Hidupnya seperti sarang laba-laba yang menggelantung.


BcO Hosea 6:1-7:2
6:1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. 6:2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. 6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." 6:4 Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi, dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar. 6:5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan hukum-Ku keluar seperti terang. 6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Efraim tidak mau bertobat
6:7 Tetapi mereka itu telah melangkahi perjanjian di Adam, di sana mereka telah berkhianat terhadap Aku. 6:8 Gilead adalah kota para penjahat, penuh dengan jejak darah. 6:9 Seperti gerombolan menghadang demikianlah persekutuan para imam; mereka membunuh di jalan ke Sikhem, sungguh, mereka melakukan perbuatan mesum. 6:10 Di antara kaum Israel telah Kulihat hal-hal yang mengerikan; di sana ada Efraim bersundal dan Israel telah menajiskan diri. 6:11 Juga bagimu, hai Yehuda, telah ditentukan penuaian: Apabila Aku memulihkan keadaan umat-Ku, 7:1 apabila Aku menyembuhkan Israel, maka tersingkaplah kesalahan Efraim dan kejahatan-kejahatan Samaria: sebab mereka melakukan penipuan: pencuri mendobrak masuk, gerombolan merampas di luar. 7:2 Dan tidak terpikir mereka bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka. Sekarangpun perbuatan-perbuatan mereka mengepung mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku.




Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Minggu, 17 September 2023 - Matius 18:21-35 (Penjelasan) - BcO Hosea 8:1-13 = Hari Minggu Biasa XXIV

PREV:
Renungan Katolik Jumat, 15 September 2023 - Yohanes 19:25-27 - Yohanes 19:25-27 - BcO Hosea 4:1-10; 5:1-7 - Peringatan Wajib Santa Perwan Maria Berdukacita





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)