misa.lagu-gereja.com        
 
Kamis, 5 Oktober 2023
Faustina Kowalska
Neh. 8:1- 4a,5-6,7b-12; Mzm. 19:8,9,10,11;
Lukas 10:1-12.
BcO 2 Tawarikh 29:1-2; 30:1-16a
Warna Liturgi Hijau

Lukas 10:1-12
Yesus mengutus tujuh puluh murid
10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 10:2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. 10:10 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: 10:11 Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. 10:12 Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."

Penjelasan:
* Pengutusan Ketujuh Puluh Murid (10:1-16)
Di sini kita dapati pengutusan tujuh puluh murid, berdua-dua, ke berbagai bagian daerah untuk memberitakan Injil, serta mengadakan mujizat-mujizat di tempat-tempat yang hendak dikunjungi Kristus sendiri, guna mempersiapkan segala perbekalan bagi-Nya. Hal ini tidak dicatat oleh penulis-penulis Injil yang lain, namun perintah yang di sini diberikan kepada mereka sangat mirip dengan yang diberikan kepada kedua belas murid.

Amatilah:
I. Jumlah mereka, yakni tujuh puluh orang. Sama seperti dalam memilih kedua belas rasul itu, Kristus menaruh perhatian pada kedua belas bapa leluhur, kedua belas suku, dan kedua belas raja dari suku-suku tadi, demikian pula di sini Ia sepertinya menaruh perhatian pada ketujuh puluh tua-tua Israel. Ada begitu banyak orang yang naik bersama Musa dan Harun ke atas gunung dan melihat kemuliaan Allah Israel (Kel. 24:1, 9). Ada begitu banyak yang setelah itu terpilih untuk membantu Musa dalam kepemimpinan, sesuai tata tertib Roh yang turun ke atas mereka (Bil. 11:24-25). Kedua belas mata air dan ketujuh puluh pohon korma di Elim merupakan bayangan kedua belas rasul dan ketujuh puluh murid itu (Kel. 15:27). Mereka adalah ketujuh puluh tua-tua orang Yahudi yang dipekerjakan oleh Raja Ptolomei, raja Mesir, untuk menuliskan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani, yang hasil terjemahannya karena itu disebut Septuaginta. Anggota Mahkamah Agama atau Sanhedrin juga terdiri atas jumlah ini.

Sekarang:
Kita senang mendapati bahwa Kristus mempunyai begitu banyak pengikut yang layak untuk diutus. Jerih payah-Nya tidaklah sia-sia walaupun menghadapi banyak tentangan. Perhatikanlah, perhatian Kristus adalah perhatian yang bertumbuh, dan sama seperti Israel di Mesir, para pengikut-Nya akan berlipat ganda meskipun ditindas. Ketujuh puluh murid ini, yang meskipun tidak senantiasa berada dekat dengan-Nya seperti kedua belas murid itu, bagaimanapun juga selalu menyimak ajaran-Nya, menyaksikan mujizat-mujizat-Nya, dan percaya kepada-Nya. Ketiga orang yang disebutkan di akhir pasal sebelum ini bisa akan termasuk di antara ketujuh puluh orang ini, jika mereka bersungguh-sungguh dalam upaya mereka. Ketujuh puluh orang ini disebut Petrus sebagai "mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami," dan merupakan sebagian dari keseratus dua puluh orang yang disebut-sebut di situ (Kis. 1:15, 21). Kelihatannya, banyak dari antara orang-orang yang menyertai para rasul, yang bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul dan Surat-surat, adalah ketujuh puluh murid ini.

Kita senang mendapati bahwa ada pekerjaan bagi begitu banyak pelayan, pendengar bagi begitu banyak pengkhotbah. Demikianlah biji sesawi itu mulai bertumbuh, dan ragi itu larut serta meresap ke dalam tepung supaya mengembang seluruhnya.

II. Pekerjaan dan kesibukan mereka: Ia mengutus mereka berdua-dua supaya mereka dapat saling menguatkan dan membesarkan hati. Jika salah seorang jatuh, maka yang lain akan membantunya berdiri. Ia mengutus mereka bukan ke semua kota di Israel, seperti yang dilakukan-Nya terhadap kedua belas murid itu, melainkan hanya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya (ay. 1), sebagai para pendahulu-Nya untuk menyiapkan tempat tinggal bagi Dia. Dan meskipun tidak dicatat, pastilah sesudah itu Kristus pergi ke semua tempat ke mana Ia mengutus mereka, meskipun Ia hanya tinggal sebentar di sana. Mereka diperintahkan untuk melakukan dua hal, yang sama seperti yang dilakukan Kristus ke mana pun Ia pergi:

Mereka harus menyembuhkan orang-orang sakit (ay. 9), menyembuhkan di dalam nama Yesus, supaya dengan begitu orang-orang menjadi rindu melihat Yesus ini dan siap menyambut Dia yang memiliki nama yang begitu penuh kuasa.

Mereka harus memberitakan kedatangan Kerajaan Allah, kedatangannya kepada mereka: "Katakan hal ini kepada mereka, Kerajaan Allah sudah dekat padamu, dan sekarang kamu bisa masuk ke dalamnya, jika kamu mau memandang ke sekelilingmu. Sekaranglah hari Ia melawat kamu, ketahui dan pahamilah hal itu." Sungguh baik bila kita disadarkan mengenai keuntungan dan kesempatan yang kita miliki, supaya kita dapat menaruh pengharapan kita. Ketika Kerajaan Allah sudah dekat pada kita, sudah menjadi urusan kita untuk maju dan menyambutnya.

III. Petunjuk-petunjuk yang diberikan-Nya kepada mereka.
Mereka harus berangkat dengan doa (ay. 2), dan di dalam doa:

(1) Sudah sepatutnya mereka memperhatikan keperluan jiwa-jiwa manusia yang membutuhkan pertolongan mereka. Mereka harus melihat di sekeliling mereka, supaya mereka tahu betapa tuaian memang banyak, betapa berlimpahnya manusia yang ingin agar Injil diberitakan kepada mereka dan mau menerimanya, dan terlebih lagi pada waktu itu harapan mereka semakin tinggi menantikan kedatangan Sang Mesias serta kerajaan-Nya. Tuaian sudah siap sedangkan tangan-tangan yang harus mengumpulkannya terlampau sedikit. Perhatikanlah, para hamba Tuhan harus mencurahkan tenaga pada tugas mereka dan menaruh perhatian mendalam bagi jiwa-jiwa yang sangat berharga, memandang jiwa-jiwa ini sebagai harta tak ternilai dunia ini, yang harus diamankan bagi Kristus. Mereka juga harus merasa prihatin bahwa pekerja sedikit saja. Guru-guru Yahudi memang banyak, tetapi mereka bukanlah pekerja. Mereka bukan mengumpulkan jiwa ke dalam kerajaan Allah, tetapi ke dalam kepentingan dan kelompok mereka sendiri. Perhatikanlah, pelayan-pelayan yang baik akan berharap supaya terdapat lebih banyak pelayan yang baik lagi, sebab ada tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh lebih banyak orang lagi. Sudah merupakan hal biasa bagi para pedagang untuk berharap bahwa tidak banyak pesaing yang berdagang barang yang sama, tetapi Kristus ingin agar para pekerja di kebun anggur-Nya mengeluhkan jumlah pekerja yang hanya sedikit.

(2) Mereka harus sungguh-sungguh ingin menerima penugasan dari Allah, agar Dia yang adalah Tuan yang empunya tuaian itu mau mengutus mereka sebagai pekerja-pekerja untuk tuaian, dan agar Dia juga akan mengutus orang-orang lain lagi. Sebab apabila Allah yang mengutus mereka, mereka boleh berharap bahwa Dia akan menyertai mereka dan membuat mereka berhasil. Oleh karena itu, biarlah mereka mengatakan seperti yang dikatakan sang nabi (Yes. 6:8), Ini aku, utuslah aku! Sungguh perlu sekali untuk menerima penugasan kita dari Allah, supaya kita bisa maju terus dengan berani.

Mereka harus pergi dengan menyadari bahwa akan ada masalah dan aniaya: "Camkanlah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala, tetapi pergilah, dan tetapkanlah hatimu untuk bekerja sebaik-baiknya. Musuh-musuhmu akan seperti serigala yang haus darah dan ganas, siap mencabik-cabikmu. Mereka akan mengancam dan mencercamu, seperti serigala yang melolong untuk menggentarkan hatimu. Mereka akan menganiaya kamu bagaikan serigala kelaparan yang mencabik-cabikmu. Tetapi kamu harus seperti anak domba yang cinta damai dan sabar, meskipun mudah dimangsa." Jadi sungguh berat untuk diutus sebagai anak domba ke tengah-tengah serigala seperti itu, jika Ia tidak memperlengkapi mereka dengan Roh dan dorongan-Nya.

Mereka tidak boleh membebani diri dengan berbagai perbekalan, seakan-akan hendak melakukan perjalanan jauh, melainkan mengandalkan Allah dan teman-teman mereka untuk mencukupi keperluan mereka: "Janganlah membawa pundi-pundi untuk membawa uang, atau kantung untuk membawa pakaian atau makanan, atau kasut (seperti yang diperintahkan-Nya sebelumnya kepada kedua belas murid, Luk. 9:3), dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan." Perintah seperti ini juga diberikan Elisa kepada pelayannya saat mengutusnya untuk menengok anak perempuan Sunem yang mati itu (2Raj. 4:29). Ini bukan berarti bahwa Kristus ingin supaya para pelayan-Nya bersikap kasar, murung, atau bahkan tidak sopan, tetapi:

(1) Supaya mereka pergi seperti orang yang sedang bergegas, yang sudah tahu tempat ke mana mereka ditugaskan untuk menyampaikan berita mereka, dan dalam perjalanan menuju tempat-tempat itu tidak boleh mengganggu atau menghambat diri mereka dengan macam-macam basa-basi atau sapaan yang tidak perlu.
(2) Mereka harus pergi sebagai seorang pebisnis, yang bisnisnya berkaitan dengan dunia lain, yang harus mereka urus dengan sungguh-sungguh, sehingga karena itu mereka tidak boleh melibatkan diri dalam hal-hal duniawi. Minister verbi est; hoc age -- Kamu adalah pelayan Firman; setialah pada tugasmu.
(3) Mereka harus pergi sebagai orang yang bersungguh-sungguh, dan sebagai orang-orang yang penuh kesengsaraan. Pada waktu itu, sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang yang berkabung untuk tidak memberi salam kepada siapa pun selama tujuh hari pertama dari masa perkabungan mereka (Ayb. 2:13). Kristus adalah seorang yang penuh kesengsaraan dan terbiasa dengan penderitaan. Jadi melalui hal ini dan juga isyarat-isyarat lain, sudah selayaknya para pembawa berita-Nya juga menyerupai diri-Nya dan merasa prihatin atas malapetaka yang menimpa umat manusia yang hendak mereka selamatkan, serta tersentuh oleh keadaan mereka.

Mereka harus menunjukkan bukan saja kehendak baik mereka, tetapi juga kehendak baik Allah, kepada semua orang yang mereka datangi, dan memercayakan masalah dan keberhasilan kepada Dia yang mengenal hati manusia (ay. 5-6).
(1) Perintah yang diberikan kepada mereka adalah, seperti apa pun rumah yang mereka masuki, mereka harus berkata, "Damai sejahtera bagi rumah ini."

Di sini:
[1] Mereka harus memasuki rumah pribadi. Karena mereka tidak diizinkan masuk ke rumah-rumah ibadah orang Yahudi, maka mereka terpaksa memberitakan Injil di tempat-tempat yang diperbolehkan. Karena para pemberitaan Injil diusir masuk ke dalam rumah, ke sana pulalah murid-murid ini membawa Injil itu. Sama seperti Guru mereka, ke mana pun mereka datang berkunjung, mereka memberitakan Injil di rumah-rumah orang (Kis. 5:42; 20:20). Pada mulanya jemaat Kristus khususnya berupa jemaat di dalam rumah.

[2] Mereka diperintahkan untuk berkata, "Damai sejahtera bagi rumah ini kepada seluruh penghuninya, kepada keluarga ini, dan kepada semua yang termasuk di dalamnya." Damai sejahtera bagimu adalah bentuk salam yang umum di antara orang Yahudi. Mereka tidak boleh menggunakannya sekadar basa basi sesuai adat kebiasaan terhadap orang-orang yang mereka jumpai di tengah jalan. Mereka harus menggunakannya dengan khidmat terhadap orang-orang yang menerima mereka di dalam rumah mereka: "Janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan sekadar sebagai basa basi. Tetapi kepada orang-orang yang menerimamu dalam rumah mereka, katakanlah, Damai sejahtera bagimu dengan sepenuh hati, sebab ucapan ini dimaksudkan lebih daripada sekadar salam biasa." Para pelayan Kristus pergi ke seluruh dunia untuk berkata, dalam nama Kristus, Damai sejahtera bagimu.

Pertama, Kita harus menawarkan damai sejahtera kepada semua orang, untuk memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, untuk memberitakan Injil perdamaian, perjanjian atau kovenan perdamaian, damai di atas bumi, dan untuk mengajak anak-anak manusia datang serta menerima manfaat darinya.

Kedua, Kita harus berdoa untuk damai sejahtera bagi semua orang. Kita harus sungguh-sungguh menginginkan keselamatan jiwa orang-orang yang kepadanya kita beritakan Injil, dan menaikkan keinginan ini kepada Allah dalam doa. Ada baiknya bila kita memberi tahu mereka bahwa kita mendoakan mereka seperti itu dan memberkati mereka di dalam nama Tuhan.
(2) Keberhasilan yang mereka raih akan berbeda, sesuai dengan macam-macam watak orang yang mereka khotbahi dan doakan. Juga tergantung pada penghuni rumah yang mereka kunjungi, apakah mereka layak menerima damai sejahtera atau tidak, apakah damai sejahtera yang mereka bawa perlu tinggal di atas rumah itu atau tidak. Recipitur ad modum recipientis -- Sifat atau mutu si penerima menentukan sifat penerimaannya.

[1] "Kamu akan berjumpa dengan beberapa orang yang layak menerima damai sejahtera, yang oleh pekerjaan anugerah ilahi dan maksud rencana ilahi siap menerima pesan Injil dalam terang dan mencintainya, serta membiarkan hati mereka diubah menjadi lunak sehingga mampu menerima pengaruhnya. Orang-orang seperti itu layak menerima penghiburan melalui Injil karena di dalam diri mereka telah terjadi karya anugerah yang indah. Bagi orang-orang seperti itulah damai sejahtera- mu akan tinggal di atas mereka. Doa-doamu bagi mereka akan didengar, janji-janji Injil akan diteguhkan atas mereka, hak-hak istimewanya akan dianugerahkan kepada mereka, dan buah-buahnya akan berdiam dan tetap berada bersama mereka -- yang menjadi bagian yang tidak akan ditarik kembali."

[2] "Kamu juga akan berjumpa dengan orang-orang lain yang sama sekali tidak ingin mendengar atau menerima pesanmu, rumah-rumah di mana tidak terdapat seorang pun yang layak menerima damai sejahtera." Sudah jelas sekarang bahwa damai sejahtera kita tidak akan tinggal di atas mereka, karena tidak ada bagian mereka di dalamnya. Berkat yang turun ke atas orang-orang yang layak menerima damai sejahtera tidak akan pernah turun ke atas anak-anak Belial. Tidak seorang pun dapat mengharapkan berkat perjanjian (kovenan), bila tidak mau taat kepada persyaratan-persyaratan kovenan itu. Sebaliknya, berkat itu akan kembali lagi kepada kita. Artinya, kita akan menerima penghiburan karena telah melaksanakan tugas kita bagi Allah dan mempercayakan diri kepada-Nya. Sama seperti doa-doa Daud, doa-doa kita akan kembali timbul dalam dada kita (Mzm. 35:13) dan kita akan mendapat penugasan untuk melanjutkan pekerjaan itu. Damai sejahtera itu akan kembali kepada kita lagi, bukan hanya untuk kita nikmati sendiri, tetapi juga untuk disalurkan kepada orang berikutnya yang akan kita jumpai, yakni mereka yang layak menerima damai sejahtera.

Mereka harus menerima kebaikan hati orang-orang yang akan menerima dan menyambut mereka (ay. 7-8). "Orang-orang yang menyambut Injil akan menyambut kamu yang memberitakannya dan menjamu kalian. Janganlah kamu berpikir untuk mendapatkan harta kekayaan, tetapi kamu boleh percaya akan menerima kebutuhan pokok hidupmu; dan,"
(1) "Jangan malu, jangan berprasangka terhadap sambutan mereka, atau khawatir akan merepotkan mereka, tetapi makan dan minumlah dengan kenyang apa yang diberikan orang kepadamu, sebab setiap kebaikan yang mereka tunjukkan kepadamu hanyalah balasan kecil yang tidak berarti dibandingkan dengan kebaikan yang kamu berikan kepada mereka dalam membawakan kabar sukacita perdamaian. Kamu berhak menerimanya, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Pekerja yang bekerja dalam bidang pelayanan patut mendapat upah demikian jika ia memang benar-benar seorang pekerja, dan ini bukanlah suatu derma, melainkan keadilan yang ditujukan kepada orang-orang yang menerima pengajaran dalam firman untuk membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang membagikan pengajaran itu."

(2) "Jangan kurang sopan dan terlalu berhati-hati dengan makananmu. Makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu (ay. 7), apa yang dihidangkan kepadamu (ay. 8). Bersyukurlah atas makanan yang sederhana, dan jangan mencela meskipun makanan itu tidak dihidangkan dengan indah." Sungguh tidak patut apabila murid-murid Kristus ingin akan makanan yang lezat. Sama seperti Ia tidak mengikat mereka dengan puasa orang Farisi yang penuh takhayul itu, Ia juga tidak mengizinkan mereka berpesta pora seperti para penganut Epikureisme. Boleh jadi di sini Kristus merujuk pada kebiasaan para tua-tua yang hidup dengan makanan berlimpah hingga orang-orang yang mengamati mereka bersikap sangat mencela. Orang nyaris tidak bisa hanya menghidangkan sepiring makanan begitu saja di hadapan mereka karena ada ketentuan-ketentuan tertentu mengenai itu. Namun, Kristus tidak ingin murid-murid-Nya mempermasalahkan perkara-perkara makanan seperti ini, melainkan memakan apa saja yang diberikan kepada mereka, tanpa bertanya-bertanya.

Mereka harus menyatakan penghakiman Allah ke atas orang-orang yang menolak mereka dan pesan mereka: "Bila kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, bila tidak ada orang di situ yang mau mendengarkan pengajaranmu, tinggalkan mereka (ay. 10). Jika mereka tidak mau menerima kamu di dalam rumah mereka, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah peringatan kepada mereka." Kristus menyuruh mereka (9:5) melakukan hal yang sama seperti yang disuruhkan-Nya kepada para rasul, "Katakanlah kepada mereka, bukan dengan amarah, caci maki, atau dendam, melainkan dengan rasa belas kasih akan jiwa malang mereka yang akan binasa, serta dengan rasa kecemasan kudus akan kehancuran yang mereka timpakan ke atas diri mereka sendiri, Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu (ay. 11). Janganlah menerima kebaikan apa pun dari mereka ini, dan jangan berutang budi kepada mereka. Nabi Tuhan yang menerima makanan dari seorang nabi di Betel harus membayar mahal untuk itu (1Raj. 13:21-22). Katakan kepada mereka bahwa kamu tidak akan membawa debu kota mereka. Biarkan mereka membawanya sendiri, karena mereka adalah debu." 

Debu itu akan menjadi saksi bagi utusan Kristus bahwa mereka pernah datang ke situ sesuai perintah Guru mereka. Dengan menunjukkan sikap lemah lembut dan penolakan seperti itu, mereka memperlihatkan kepercayaan mereka kepada-Nya. Tetapi debu ini juga akan menjadi saksi melawan orang-orang yang menolak itu, yang menyatakan bahwa mereka ini tidak mau melayani para utusan Kristus, bahkan dengan air untuk membasuh kaki mereka sekalipun, sehingga mereka terpaksa mengebaskan debu itu dari kaki mereka. "Dan katakan dengan terus terang kepada mereka, dan mintalah mereka untuk meyakini bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Tawaran yang baik diberikan kepadamu sekarang. Jika kamu tidak mau memanfaatkannya, itu adalah kesalahanmu sendiri. 

Injil telah dibawa ke depan pintumu. Jika kamu menutup pintu, maka darahmu tertanggung atasmu. Sekarang kerajaan Allah sudah dekat kepadamu, dan jika kamu tidak mau menerimanya, dosamu tidak dapat diampuni, dan hukuman yang akan jatuh ke atasmu tidak akan tertanggungkan." Perhatikanlah, semakin besar anugerah dan kehidupan yang ditawarkan kepada kita melalui Kristus, semakin besar pula pertanggungjawaban yang harus kita berikan suatu hari nanti, jika kita mengabaikan tawaran itu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu (ay. 12). Penduduk Sodom memang telah mengabaikan peringatan yang disampaikan Lot. Tetapi menolak Injil adalah kejahatan yang lebih keji dan akan mendapat hukumannya pada hari itu. Yang dimaksudkan-Nya adalah hari penghakiman (ay. 14), namun untuk menekankannya, Ia menyebutnya hari itu, sebab hari itu adalah hari yang terakhir dan terdahsyat, ketika kita harus mempertanggungjawabkan semua hari yang telah kita lalui dan ketika keadaan kita akan ditentukan untuk hari-hari kekekalan.



BcO 2 Tawarikh 29:1-2; 30:1-16a
Raja Hizkia
29:1 Hizkia berumur dua puluh lima tahun pada waktu ia menjadi raja dan dua puluh sembilan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Abia, anak Zakharia. 29:2 Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya.


Hizkia merayakan Paskah
30:1 Kemudian Hizkia mengirim pesan kepada seluruh Israel dan Yehuda, bahkan menulis surat kepada Efraim dan Manasye supaya mereka datang merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem. 30:2 Raja bersama-sama para pemimpin dan seluruh jemaah di Yerusalem merancangkan untuk merayakan Paskah pada bulan kedua, 30:3 karena mereka tidak dapat merayakannya pada waktunya, sebab para imam belum menguduskan diri dalam jumlah yang cukup dan rakyat belum terkumpul di Yerusalem. 30:4 Rancangan itu diterima baik oleh raja dan seluruh jemaah. 30:5 Mereka memutuskan untuk menyiarkan maklumat di seluruh Israel, dari Bersyeba sampai Dan, supaya masing-masing datang ke Yerusalem merayakan Paskah bagi TUHAN, Allah Israel, karena mereka belum merayakannya secara umum seperti yang ada tertulis. 30:6 Maka berangkatlah pesuruh-pesuruh cepat ke seluruh Israel dan Yehuda membawa surat dari raja dan para pemimpin, dan mengatakan sesuai dengan perintah raja: "Hai, orang Israel, kembalilah kepada TUHAN, Allah Abraham, Ishak dan Israel, maka Ia akan kembali kepada yang tertinggal dari pada kamu, yakni mereka yang terluput dari tangan raja-raja Asyur. 30:7 Janganlah berlaku seperti nenek moyangmu dan saudara-saudaramu yang berubah setia terhadap TUHAN, Allah nenek moyang mereka, sehingga Ia membuat mereka menjadi kedahsyatan seperti yang kamu lihat sendiri. 30:8 Sekarang, janganlah tegar tengkuk seperti nenek moyangmu. Serahkanlah dirimu kepada TUHAN dan datanglah ke tempat kudus yang telah dikuduskan-Nya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah kepada TUHAN, Allahmu, supaya murka-Nya yang menyala-nyala undur dari padamu. 30:9 Karena bilamana kamu kembali kepada TUHAN, maka saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negeri ini. Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!" 30:10 Ketika pesuruh-pesuruh cepat itu pergi dari kota ke kota, melintasi tanah Efraim dan Manasye sampai ke Zebulon, mereka ditertawakan dan diolok-olok. 30:11 Namun beberapa orang dari Asyer, Manasye dan Zebulon merendahkan diri, dan datang ke Yerusalem. 30:12 Di Yehuda nyata pula tangan Allah yang membulatkan hati mereka untuk melakukan perintah raja dan para pemimpin sesuai dengan firman TUHAN. 30:13 Maka berkumpullah di Yerusalem banyak orang, suatu jemaah yang sangat besar, untuk merayakan hari raya Roti Tidak Beragi pada bulan yang kedua. 30:14 Lalu bangunlah mereka menjauhkan mezbah-mezbah yang ada di Yerusalem; juga semua mezbah korban ukupan disingkirkan dan dibuang ke lembah Kidron. 30:15 Kemudian disembelihlah domba Paskah pada tanggal empat belas bulan kedua. Maka para imam dan orang-orang Lewi merasa malu, lalu menguduskan dirinya dan membawa korban bakaran ke rumah TUHAN. 30:16 Mereka berdiri pada tempatnya menurut peraturan yang berlaku bagi mereka masing-masing, sesuai dengan Taurat Musa, abdi Allah itu; para imam menyiramkan darah yang diterimanya dari orang-orang Lewi.

Penjelasan:
* Pendamaian bagi semua orang Israel.
Masih segar di ingatan kita tentang bagaimana tentara Pekah memorak-porandakan dan menghancurkan tentara Ahas, ayah Hizkia (ps. 28). Tetapi sekarang, dalam perikop ini, kita melihat bagaimana Hizkia menempuh satu langkah kontroversial dengan mengundang seluruh Israel, termasuk Israel Utara, bersama-sama merayakan "Paskah bagi TUHAN, Allah orang Israel, di rumah TUHAN di Yerusalem" (ayat 1b). Orang-orang Israel Utara ini adalah mereka yang tertinggal setelah penghancuran Samaria oleh tentara Asyur (lihay ayat 7b).

Biasanya perayaan Paskah mencakup perayaan Roti Tidak Beragi yang dirayakan selama tujuh hari berikutnya. Keduanya menjadi rangkaian perayaan yang mengingatkan Israel tentang karya besar Allah dalam kehidupan mereka, ketika Allah menyelamatkan nenek moyang mereka dari perbudakan di Mesir. Keputusan Hizkia untuk memundurkan waktu perayaan satu bulan mencerminkan kesadaran Hizkia tentang ketidaksiapan Israel untuk melaksanakan Paskah sesuai dengan peraturan di Bil. 9:9-11 pada waktunya. Kesiapan di sini adalah sikap hati seperti yang tercermin dalam perkataan yang disampaikan oleh utusan-utusan Hizkia kepada segenap orang Israel, yang menghimbau mereka agar segera bertobat (ayat 6b-7) dan taat pada firman Allah untuk bersama-sama merayakan Paskah (ayat 8-11).

Melalui perikop ini, kita bisa melihat bahwa hal terpenting yang ingin dicapai oleh Hizkia dalam momen ini adalah agar Israel dapat kembali kepada Allah (ayat 9). Ia berdoa supaya Allah mengadakan pendamaian bagi semua orang "yang sungguh-sungguh berhasrat mencari Allah … walaupun ketahiran mereka tidak sesuai dengan tempat kudus" (ayat 19). Permohonan Hizkia tidak sia-sia karena Allah mendengar doanya (ayat 29) dan memberikan sukacita besar bagi mereka (ayat 21-22).

Renungkan: Anugerah Allah yang memperdamaikan itu tidak hanya berkuasa untuk mempersatukan orang-orang yang berasal dari berbagai latar belakang budaya, tetapi juga memberikan sukacita besar bagi mereka.



Daftar Label dari Kategori Renungan Katolik 2023




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Renungan Katolik Jumat, 6 Oktober 2023 - Lukas 10:13-16 - BcO Yesaya 20:1-6 - Bruno

PREV:
Renungan Katolik Rabu, 4 Oktober 2023 - Lukas 9:57-62 BcO 2 Raja-raja 17:24-41 - Peringatan Wajib St. Fransiskus dr Assisi





Arsip Renungan Katolik 2023..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)