misa.lagu-gereja.com        
 
View : 10096 kali
Khotbah Katolik 2017
Minggu, 13 Agustus 2017
(Lukas 1:39-56)

Khotbah Katolik Minggu, 13 Agustus 2017 - Lukas 1:39-56 BcO Efesus 1:16-2:10 - HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA

Minggu, 13 Agustus 2017
HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
Why. 11:19a; 12:1,3-6a,10ab; Mzm. 45:10bc,11,12ab; 1Kor. 15:20-26;
Lukas 1:39-56
BcO Efesus 1:16-2:10
warna liturgi Putih

Lukas 1:39-56

Maria dan Elisabet
1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 1:40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 1:41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 1:42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 1:45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Nyanyian pujian Maria
1:46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 1:47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 1:48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 1:49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 1:50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 1:51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 1:52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 1:53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 1:54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 1:55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 1:56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Penjelasan:

* Percakapan antara Maria dan Elisabet; Nyanyian Pujian Maria (1:39-56)

    Di sini kita menyimak percakapan antara dua ibu yang berbahagia, Elisabet dan Maria. Malaikat membuka kesempatan terjadinya perjumpaan di antara kedua orang ini dengan memberi tahu Maria tentang berkat yang dilimpahkan kepada sanaknya, Elisabet (ay. 36). Kadang-kadang memang baik kalau kita bisa melayani dengan mempertemukan orang-orang saleh bersama-sama, supaya mereka bisa bertukar pengalaman.
    Beginilah catatannya:

    I. Maria melakukan kunjungan kepada Elisabet. Usia Maria lebih muda daripada Elisabet, demikian pula dengan usia kandungannya. Oleh karena itu, bila mereka berdua perlu berjumpa, akan lebih pantas bila Marialah yang melakukan perjalanan, dan bukannya bersikeras memandang tingginya martabat bayi yang sedang dikandungnya (ay. 39). Ia berangkat, meninggalkan semua urusannya guna mengurus hal yang lebih besar ini: Pada waktu itu, pada masa itu (seperti yang lazim dijelaskan, Yer. 33:15; 50:4), satu atau dua hari setelah malaikat itu mengunjunginya, ia mengambil waktu sejenak, seperti yang bisa diduga, untuk beribadah, atau langsung bergegas menuju rumah sepupunya, di mana ia bisa mempunyai banyak waktu luang dan memperoleh pertolongan yang lebih baik, di tengah-tengah keluarga seorang imam. Ia pergi, meta spoudés -- dengan berhati-hati, gigih, dan cepat. Tidak seperti kebiasaan orang-orang muda yang bepergian dan mengunjungi teman-temannya hanya untuk menghibur diri, ia melakukannya untuk mendapat pengajaran. Ia pergi ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Daerah di pegunungan ini tidak disebut namanya, namun dengan cara membandingkan penjelasan ini dengan Yosua 21:10-11, tampaknya daerah yang dituju adalah Hebron, karena dalam Kitab Yosua itu ada dikatakan di pegunungan Yehuda, kota para imam, anak-anak Harun. Ke sanalah Maria bergegas, meskipun perjalanan itu adalah perjalanan yang jauh, sampai berkilo-kilo meter jauhnya.
        . Menurut perkiraan Dr. Lightfoot, waktu itu Maria akan mengandung Juruselamat kita di Hebron. Mungkin ini yang diisyaratkan oleh malaikat, atau dengan cara tertentu lainnya, dan karena itu ia segera menuju ke sana. Dr. Lightfoot menduga kota itu mungkin Silo dari suku Yehuda. Keturunan Daud harus dikandung di salah satu kota Yehuda, kota Daud, karena Ia harus dilahirkan di Betlehem, sebuah kota yang juga menjadi milik suku Yehuda. Di Hebronlah janji itu diberikan kepada Ishak, di sana jugalah hukum sunat mulai dilembagakan. Di sinilah (tutur Dr. Lightfoot), Abraham memperoleh tanah pertamanya, dan untuk pertama kalinya Daud dimahkotai. Di sini juga dimakamkan tiga pasang suami-istri, Abraham dan Sara, Ishak dan Ribka, Yakub dan Lea, dan menurut kata orang dahulu, juga Adam dan Hawa. Karena itu Dr. Lightfoot berpendapat bahwa hal itu sangat cocok sekali dengan keselarasan dan kesepakatan yang digunakan Allah di dalam karya-Nya bahwa janji-Nya itu harus dimulai dengan dikandungnya Sang Mesias di antara nenek moyang yang memperoleh janji itu. Saya melihat tidak ada yang mustahil dalam dugaan tersebut, namun saya mau tambahkan yang berikut ini untuk mendukung dugaan tersebut, yaitu apa yang dikatakan oleh Elisabet (ay. 45). Sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana; seakan janji itu belum terlaksana pada saat itu, namun akan dilaksanakan di sana.
        . Secara umum dianggap bahwa keberangkatan Maria ke sana adalah untuk meneguhkan imannya sesuai dengan tanda yang diberikan malaikat kepadanya, bahwa Elisabet, sanaknya, juga sedang mengandung seorang anak laki-laki, dan bahwa ia ingin bersukacita atas kemurahan yang diterima saudara sepupunya ini. Selain itu, mungkin ia pergi ke sana dengan maksud agar dapat menghindari orang banyak, karena di sana ia akan lebih mendapat teman yang cocok daripada yang bisa ia peroleh di Nazaret. Kita bisa menduga ia tidak memberi tahu seorang pun di Nazaret tentang berita yang telah ia terima dari sorga, meskipun sebenarnya ia sangat ingin membicarakan hal yang sudah ribuan kali dipikirkannya itu dengan orang lain; namun ia tidak mengenal seorang pun yang bisa ia ajak bicara dengan bebas tentang hal itu, selain sepupunya, Elisabet. Karena itulah ia bergegas ke sana. Perhatikanlah, akan sangat bermanfaat dan nyaman bagi mereka yang mendapatkan karya anugerah di dalam hati mereka, dan Kristus yang bekerja di sana, untuk berbincang-bincang dengan seorang yang menghadapi kasus serupa, sehingga mereka bisa saling berbagi pengalaman; dan mereka akan mendapati bahwa sama seperti ikan bertemu air, begitu pula hati berpadanan dengan hati, orang Kristen dengan orang Kristen.
    II. Pertemuan antara Maria dan Elisabet. Maria memasuki rumah Zakharia, namun berhubung Zakharia telah menjadi bisu dan tuli, Zakharia tetap tinggal di dalam kamarnya, dan mungkin tidak mau berjumpa dengan siapa pun. Oleh karena itu, Maria memberi salam kepada Elisabet (ay. 40), dan berkata bahwa ia datang untuk mengunjunginya, untuk mengetahui keadaannya, dan bersuka bersamanya di dalam sukacitanya.

    Nah, begitu berjumpa, demi menegaskan iman mereka berdua, terjadilah sesuatu yang luar biasa. Maria mengetahui bahwa Elisabet sedang mengandung seorang anak, tetapi tidak tampak tanda apa pun bahwa Elisabet telah diberi tahu apa pun tentang Maria sepupunya, bahwa dia telah ditentukan untuk menjadi ibu Sang Mesias; dan karena itu apa yang ia ketahui bisa dipastikan berasal dari sebuah penyataan, yang menjadi dorongan besar bagi Maria.

        . Maka melonjaklah anak yang di dalam rahimnya (ay. 41).

        Mungkin saja Elisabet telah beberapa minggu memasuki tahap bisa merasakan gerakan janinnya (karena telah hamil selama enam bulan), dan bahwa ia telah sering merasakan gerakan anak itu di dalam rahimnya, tetapi gerakan kali ini lebih daripada biasanya, yang memberinya peringatan untuk menantikan sesuatu yang luar biasa, eskirtēse. Ini kata sama yang digunakan oleh Septuaginta untuk menerjemahkan kisah Yakub dan Esau yang saling bertolak-tolakan di dalam rahim Ribka (Kej. 25:22), dan untuk menerjemahkan gunung-gunung yang melompat-lompat (Mzm. 114:4). Bayi itu melonjak seolah-olah memberi isyarat kepada ibunya, bahwa ia sekarang berjumpa dengan Dia, untuk Siapa ia menjadi pendahulu, sekitar enam bulan dalam pelayanan, sebagaimana juga dalam keberadaannya. Bisa juga hal itu merupakan pengaruh kuat yang ditujukan untuk sang ibu. Sekaranglah saatnya apa yang dikatakan oleh malaikat itu kepada ayahnya mulai digenapi (ay. 15), bahwa ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya. Dan mungkin Yohanes sendiri mempunyai kaitan dengan hal ini, ketika kemudian ia berkata, "Tetapi sahabat mempelai laki-laki sangat bersukacita, karena mendengar suara mempelai laki-laki itu" (Yoh. 3:29), meskipun saat itu bukan dia yang mendengarnya secara langsung, melainkan ibunya.

        . Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, atau Roh nubuat, dan oleh Roh inilah, dan juga dengan ilham yang diberikan Roh, ia diberi pemahaman bahwa Sang Mesias hadir di situ. Di dalam Dia nubuat akan dibangkitkan kembali dan karena Dia Roh Kudus akan dicurahkan dengan lebih limpah dibandingkan dengan masa sebelumnya, sesuai dengan harapan mereka yang menantikan penghiburan bagi Israel. Gerakan bayi yang tidak seperti biasanya di dalam rahimnya ini merupakan tanda adanya emosi yang luar biasa di dalam jiwa Elisabet karena gerakan ilahi. Perhatikanlah, mereka yang mendapat lawatan penuh rahmat dari Kristus akan mengetahui lawatan ini dengan dipenuhinya mereka dengan Roh Kudus; karena, jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.
    III. Ucapan selamat datang yang disampaikan oleh Elisabet melalui Roh Nubuat kepada Maria, ibu Tuhan kita. Ucapan ini disampaikan bukan seperti kepada seorang teman biasa yang sedang melakukan kunjungan biasa, tetapi seperti kepada orang yang akan melahirkan Mesias.
        . Elisabet mengucapkan selamat kepada Maria atas kehormatan yang diterimanya, meskipun ia belum pernah mengetahui hal itu sebelum ini. Ia mengucapkannya dengan penuh keyakinan dan kegembiraan. Ia berseru dengan suara nyaring, bukan karena ada lantai atau tembok di antara mereka (seperti yang dipikirkan sebagian orang), tetapi karena ia sedang hanyut dalam sukacita yang meluap-luap, dan tidak peduli kalau orang sampai mendengarnya. Ia berseru, "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan," kata-kata sama seperti yang diucapkan oleh malaikat (ay. 28); karena memang demikianlah kehendak Allah mengenai menghormati Sang Anak, bahwa itu harus terjadi di bumi seperti di dalam sorga. Namun, Elisabet menambahkan sebuah alasan lagi, oleh karena itu, "Diberkatilah engkau sebab diberkatilah buah rahimmu." Jadi Maria layak memperoleh kehormatan istimewa ini. Elisabet sudah jadi istri seorang imam selama bertahun-tahun, namun ia tidak merasa iri bahwa Maria, saudara sepupunya, yang jauh lebih muda daripadanya, yang dalam segala hal lebih rendah daripadanya, akan mendapatkan kehormatan untuk mengandung dalam keadaan masih perawan, dan menjadi ibu Sang Mesias. Meskipun kehormatan yang diperolehnya lebih sedikit, namun Elisabet bersukacita di dalamnya; ia merasa puas, sama seperti anaknya kelak, bahwa Maria yang datang kemudian daripadanya lebih tinggi daripadanya (bdk. Yoh. 1:27). Perhatikanlah, kita harus mengakui bahwa kita memperoleh lebih banyak kemurahan Allah daripada yang layak kita peroleh, jadi karena itu, dengan alasan apa pun janganlah merasa iri bila orang lain lebih banyak memperoleh kemurahan Allah daripada kita.
        . Elisabet mengakui ketidaklayakannya atas kunjungan Maria ini (ay. 43): "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?"

        Perhatikanlah:

            (1) Ia memanggil perawan Maria dengan sebutan ibu Tuhanku (seperti Daud oleh pimpinan Roh menyebut Sang Mesias Tuannya), karena ia mengetahui bahwa Dia akan menjadi Tuhan semua orang.
            (2) Ia tidak hanya menyambut Maria ke rumahnya, sekalipun mungkin Maria datang sebagai orang kecil, namun bahkan menganggap kunjungan Maria itu sebagai suatu kehormatan besar, sehingga ia menganggap dirinya tidak layak. Siapakah aku ini? Ini sungguh-sungguh, dan bukan sekadar basa-basi ketika ia berkata, "Ini suatu kehormatan besar melebihi yang dapat aku harapkan." Perhatikanlah, mereka yang penuh dengan Roh Kudus bersikap rendah hati mengenai kebaikan mereka sendiri, dan sangat meninggikan anugerah Allah. Anaknya Yohanes Pembaptis, mengakui dengan cara yang sama ketika ia berkata, "Engkau yang datang kepadaku?" (Mat. 3:14).
        . Elisabet memberi tahu Maria mengenai apa yang terjadi dengan bayi dalam kandungannya saat ia menyambut Maria (ay. 44): "Engkau pasti membawa kabar yang istimewa, berkat yang luar biasa bersamamu; sebab, ketika salammu sampai kepada telingaku, bukan hanya hatiku melonjak kegirangan, meskipun aku tidak segera mengetahui mengapa atau untuk apa, namun anak yang di dalam rahimku, yang belum tahu apa-apa, turut bergirang." Ia melonjak kegirangan karena Sang Mesias, yang bagi-Nya ia menjadi seorang pendahulu, akan segera datang setelah dia. Kejadian ini akan sangat menguatkan iman si anak dara itu, karena kepastian yang sedemikian itu telah diberitahukan kepada orang lain, dan hal ini merupakan bagian penggenapan dari apa yang telah sering diberitahukan sebelumnya, bahwa akan ada kesukaan di seluruh bumi di hadapan Tuhan, ketika Ia datang (Mzm. 98:8-9).
        . Elisabet memuji iman Maria, dan menguatkan dia (ay. 45): "Berbahagialah ia, yang telah percaya." Jiwa yang percaya adalah jiwa yang berbahagia, dan akan seperti itu sampai pada akhirnya. Keberkatan ini datang melalui imannya, bahkan berkat ini berkaitan dengan Kristus, untuk membiarkan Dia terbentuk di dalam jiwa. Berbahagialah mereka yang percaya kepada firman Allah, karena Firman-Nya tidak akan mengecewakan mereka; tak diragukan lagi, apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana. Kepastian bahwa Ia tidak akan melanggar janji-janji-Nya itu sungguh mendatangkan kebahagiaan tak terkira bagi siapa saja yang membangun di atasnya dan berharap darinya. Kesetiaan Allah merupakan keberkatan bagi iman orang-orang kudus. Mereka yang telah mengalami kegenapan janji Allah harus menguatkan orang lain untuk tetap berharap agar firman Allah juga tergenapi dalam hidup mereka, "Aku hendak menceritakan kepadamu apa yang dilakukan-Nya terhadap jiwaku."
    IV. Nyanyian pujian Maria atas kejadian ini. Nubuat Elisabet merupakan gema atas salam yang disampaikan oleh Perawan Maria, dan sebaliknya nyanyian Maria ini menggemakan kembali nubuat Elisabet tadi, dan menunjukkan bahwa ia juga penuh dengan Roh Kudus seperti Elisabet. Pastilah si dara yang terberkati ini sangat lelah akibat perjalanannya; namun, ia melupakannya, dan bangkit semangatnya oleh kehidupan baru, kekuatan, dan sukacita begitu kebenaran imannya diteguhkan. Karena itulah, penyataan dan sukacita besar yang datang dengan tiba-tiba ini menyadarkannya bahwa ia memang ditugaskan untuk datang ke rumah sepupunya itu, dan sekalipun merasa lelah, seperti si hamba Abraham itu, ia tidak akan makan atau minum sebelum pesan yang dibawanya disampaikan.
        . Inilah ungkapan sukacita dan pujiannya, dan hanya Allah saja yang menjadi tujuan pujian dan pusat sukacitanya. Beberapa orang membandingkan nyanyian ini dengan nyanyian sukacita Miryam, saudara perempuan Musa yang namanya mirip dengan Maria, ketika merayakan keberangkatan bangsa Israel keluar dari Mesir dan ketika berhasil melintasi Laut Teberau dengan selamat. Ada juga yang berpendapat lebih baik nyanyian ini dibandingkan dengan nyanyian Hana yang dipersembahkan untuk kelahiran Samuel, karena kelahirannya, seperti kelahiran Yesus, merupakan berkat keluarga yang kemudian turun menjadi berkat bagi banyak orang. Nyanyian Maria ini, seperti nyanyian Hana, dimulai dengan, "Hatiku bersukaria karena TUHAN" (1Sam. 2:1). Amatilah di sini bagaimana Maria berbicara tentang Allah.
            (1) Dengan penuh rasa hormat yang mendalam kepada-Nya, sebagai Tuhan, "Jiwaku memuliakan Tuhan; tidak pernah aku melihat keagungan-Nya seperti sekarang ini ketika aku mendapati betapa baiknya Ia." Perhatikanlah, hanya mereka yang sungguh-sungguh telah menikmati rahmat belas kasihan-Nya yang bisa berpikir betapa tinggi dan mulianya Allah itu; sedangkan mereka yang makmur dan berkedudukan tinggi akan berkata, "Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya?" Semakin Allah meninggikan kita dengan berbagai cara, kita harus semakin tekun mempelajari kemuliaan apa yang bisa kita berikan kepada-Nya; dengan demikian kita dapat memuliakan Allah, ketika jiwa kita dan semua yang ada di dalam kita memuliakan Dia. Memuji harus menjadi pekerjaan jiwa.
            (2) Dengan rasa puas yang luar biasa di dalam Dia sebagai Juruselamatnya, "Hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku." Tampaknya hal ini berkaitan dengan Sang Mesias, yang untuk-Nya ia akan menjadi seorang ibu. Ia menyebut-Nya Allah Juruselamatnya, karena malaikat telah mengatakan bahwa Dia akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi, dan Nama-Nya akan disebut Yesus, Sang Juruselamat. Inilah yang dipegangnya erat-erat bagi dirinya: Dia adalah Allah Juruselamatku. Bahkan ibu Tuhan kita memerlukan Dia sebagai Juruselamatnya, karena ia pun akan binasa tanpa Dia. Ia lebih bersukacita atas kebahagiaan keselamatan yang akan dimilikinya bersama orang-orang percaya lainnya, melebihi kebahagiaan menjadi seorang ibu bagi-Nya, sekalipun ini merupakan kehormatan khusus bagi dia. Dan memang hal ini cocok dengan kehendak Kristus yang meninggikan orang-orang percaya yang taat melebihi ibu dan saudara-saudara-Nya (Mat. 12:50; Luk. 11:27-28). Perhatikanlah, mereka yang memiliki Kristus sebagai Allah dan Juruselamat mereka akan memiliki banyak alasan untuk bergembira, bergembira di dalam Roh, seperti yang dilakukan Kristus (Luk. 10:21), dengan sukacita rohani.
        . Inilah yang membuat Maria bersuka dan memuji Allah.
            (1) Karena keadaannya sendiri (ay. 48-49).
                [1] Hatinya bergembira karena Tuhan, atas semua kebaikan yang telah Dia lakukan kepadanya; atas kemurahan dan rahmat-Nya kepadanya. Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya; maksudnya Ia memandangnya dengan penuh rasa kasihan, seperti yang umum diartikan. "Ia telah memilih aku untuk kehormatan ini, meskipun aku ini sangatlah rendah, miskin, dan tidak dikenal." Ungkapannya ini bahkan menyatakan lebih dari itu lagi (seperti Gideon di dalam Hakim-hakim 6:15), bahwa bukan hanya kaumnya adalah yang paling kecil dan miskin di antara suku Yehuda, namun ia pun seorang yang paling muda di antara kaum keluarganya, seolah-olah ia yang tercela dan terhina di antara kaum kerabatnya, terabaikan dan terbuang dari kaum keluarganya. Namun, Allah melimpahkan segala kehormatan ini kepadanya, ganti segala kehinaannya itu. Saya lebih suka dengan tafsiran seperti ini, karena kehormatan yang demikian juga dialami oleh orang-orang dalam keadaan yang sama. Karena Allah melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibuka-Nyalah kandungannya (Kej. 29:31). Karena Hana selalu disakiti hatinya agar ia menjadi gusar, dan ia juga dihina oleh Penina, maka Allah menganugerahkan seorang anak (1Sam. 1:19). Kepada mereka yang ditekan dan dipandang rendah secara semena-mena, adakalanya Allah akan melakukan sesuatu dengan penuh rahmat kepada mereka, khususnya bila mereka menanggungnya dengan sabar, sukarela, dan pantang mundur (Hak. 11:7). Demikian juga halnya dengan kasus Maria ini. Bila Allah memperhatikan kerendahannya, maka dengan demikian Allah bukan saja memberikan contoh tentang kemurahan-Nya kepada seluruh umat manusia, dengan mengingat kerendahan mereka, seperti yang dikatakan oleh pemazmur (Mzm. 136:23), tetapi juga menjamin kehormatan yang kekal baginya (karena kehormatan yang dianugerahkan Allah adalah kehormatan yang tidak akan sirna), "Mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, akan memandangku sebagai perempuan yang berbahagia dan sangat ditinggikan." Semua orang yang memiliki Kristus dan Injil-Nya akan berkata, "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau" (Luk. 11:27). Elisabet pernah dan sekali lagi menyebutnya diberkati. Maria menambahkan, "Namun itu belum semuanya. segala keturunan, baik bangsa bukan Yahudi maupun Yahudi akan menyebut aku demikian."
                [2] Jiwanya memuliakan Tuhan, karena perbuatan-perbuatan besar yang telah dilakukan Allah baginya (ay. 49): "Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku." Sebuah perbuatan yang sungguh besar, bahwa seorang perawan akan mengandung. Sebuah perbuatan yang sungguh besar, bahwa Sang Mesias, yang telah begitu lama dijanjikan kepada umat-Nya, dan begitu lama diharapkan oleh umat-Nya, tidak lama lagi akan dilahirkan. Kuasa dari Yang Mahatinggi telah menampakkan diri. Maria menambahkan, "dan nama-Nya adalah kudus." Begitu juga yang dinyanyikan oleh Hana, Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, yang kemudian dijelaskannya dalam kata-kata berikutnya, "sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau" (1Sam. 2:2). Allah adalah satu keberadaan pada diri-Nya sendiri, dan Ia menampakkan keberadaan-Nya, khususnya dalam karya penebusan kita. Ia yang adalah mahakuasa, Ia yang nama-Nya bahkan adalah kudus, telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku. Hal-hal yang mulia dapat diharapkan dari Dia yang adalah baik mahakuasa maupun kudus, yang sanggup melakukan segala sesuatu, dan melakukannya dengan baik untuk tujuan yang terbaik.
            (2) Karena keadaan orang lain. Perawan Maria, sebagai ibu Sang Mesias, ditentukan untuk menjadi semacam tokoh publik. Ia memiliki watak publik, dan karena itu ia diperlengkapi dengan semangat yang lain, semangat yang lebih bersifat publik dibandingkan dengan yang sebelumnya dimiliki. Oleh sebab itu ia berpandangan keluar, memandang di sekitar dirinya sendiri, memandang hal-hal di depan dirinya, serta memperhatikan berbagai cara Allah menangani anak-anak manusia (ay. 50 dst.), seperti Hana (1Sam. 2:3 dst.). Karena itu, pandangannya tertuju kepada kedatangan Sang Penebus dan Allah yang menampakkan diri-Nya sendiri dalam karya keselamatan itu.
                [1] Merupakan sebuah kebenaran yang pasti bahwa Allah menyimpan rahmat yang berkelimpahan dan menyediakannya bagi semua yang memiliki rasa hormat yang mendalam bagi keagungan-Nya, serta menghormati kedaulatan dan kekuasaan-Nya. Namun, belum pernah rahmat-Nya datang kepada kita seperti ketika Ia mengutus Anak-Nya ke dunia ini untuk menyelamatkan kita (ay. 50): Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia, dan akan selalu seperti itu. Dengan mata rahmat Ia selalu memandang mereka yang mencari Dia dengan mata takut dan hormat seorang anak. Namun, Ia telah mewujudkan rahmat yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengutus Anak-Nya untuk membawa sebuah kebenaran kekal, untuk mengerjakan karya keselamatan kekal bagi mereka yang takut akan Dia. Rahmat ini berlangsung turun-temurun, karena ada pemberitaan Injil yang disampaikan turun-temurun sampai selama-lamanya. Mereka yang takut akan Allah, sebagai Pencipta dan Hakim mereka, didorong untuk mengharapkan rahmat-Nya, melalui Pengantara dan Pembela mereka. Di dalam Sang Pengantara dan Pembela kita itu rahmat diberikan kepada mereka yang takut akan Allah, rahmat pengampunan, rahmat kesembuhan, rahmat untuk diterima oleh-Nya, rahmat untuk dimuliakan, turun-temurun selama dunia ini ada. Di dalam Kristus Ia menyediakan rahmat bagi banyak orang.
                [2] Kita selalu bisa menyaksikan bahwa Allah dalam pemeliharaan-Nya mendatangkan penghinaan kepada orang yang tinggi hati dan meninggikan orang yang rendah hati. Hal ini telah terjadi secara luar biasa di dalam keseluruhan karya penebusan umat manusia. Demikianlah dengan menyatakan rahmat-Nya kepada Maria, Allah juga menunjukkan diri-Nya sebagai Yang Mahakuasa (ay. 48-49). Dengan rahmat-Nya bagi mereka yang takut akan Dia, Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya.
                    Pertama, dalam pemeliharaan-Nya, sudah merupakan cara yang lazim bila Ia mematahkan pengharapan orang, dan melakukan sesuatu yang berlawanan dari yang telah mereka janjikan kepada diri sendiri. Orang yang sombong berharap bisa melakukan segalanya dengan menggunakan cara dan kehendak mereka sendiri, namun Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, mematahkan ukuran-ukuran mereka, menghancurkan proyek-proyek mereka, dan merendahkan mereka serendah-rendahnya melalui nasihat dan pendapat mereka sendiri yang mereka anggap akan membawa kemajuan dan kemapanan bagi mereka. Orang-orang yang berkuasa ingin mengamankan takhta mereka dengan kekuatan sendiri, namun Ia menurunkan mereka, dan menjungkirbalikkan takhta mereka. Sebaliknya, mereka yang rendah dan yang berada dalam keputusasaan untuk meningkatkan diri mereka sendiri, dan tidak ada yang dipikirkan selain tetap berada di dalam keadaan rendah, akan ditinggikan secara ajaib. Seperti halnya kehormatan, kekayaan juga demikian adanya. Bagi mereka yang begitu miskin sehingga tidak memiliki makanan untuk diri sendiri dan keluarga mereka, Pemeliharaan Ilahi yang mengherankan melimpahkan segala yang baik. Sebaliknya, mereka yang kaya dan selalu berpikir bahwa hari esok pasti akan sama seperti hari ini, bahwa gunung perlindungan mereka akan tetap kokoh berdiri dan tidak akan pernah beranjak, dengan cara yang aneh tiba-tiba jatuh miskin, dan disuruh pergi dengan tangan hampa. Hal ini juga yang diungkapkan Hana di dalam nyanyiannya sehubungan dengan masalahnya dan musuhnya (1Sam. 2:4-7). Masalahnya melukiskan hal ini dengan jelas (bdk. Mzm. 107:33-41; 113:7-9, dan Pkh. 9:11). Allah sangat suka mengecewakan harapan mereka yang menjanjikan perbuatan-perbuatan besar bagi diri sendiri di dunia ini, dan Ia mengabulkan harapan mereka yang hanya menjanjikan sedikit kepada diri mereka. Sebagai Allah yang benar, Ia merendahkan mereka yang meninggikan diri, dan memukul mereka yang merasa diri aman-aman saja. Allah yang baik, merupakan kesukaan-Nya untuk meninggikan mereka yang rendah hatiya, serta menghibur mereka yang takut akan Dia.
                    Kedua, hal ini tampak jelas dalam cara-cara anugerah Injil bekerja.
                        . Dalam mencurahkan kehormatan-kehormatan rohani. Ketika orang-orang Farisi yang sombong ditolak, dan para pemungut cukai dan orang-orang berdosa masuk ke dalam Kerajan Sorga di hadapan mereka; ketika orang-orang Yahudi yang sungguhpun mengejar hukum yang akan mendatangkan kebenaran tidak memperoleh kebenaran itu, sementara bangsa-bangsa lain yang tidak mengejar kebenaran, telah beroleh kebenaran (Rm. 9:30-31); ketika Allah tidak memilih orang yang bijak menurut ukuran manusia, orang yang berpengaruh, atau orang yang terpandang untuk mengabarkan Injil dan menanam benih Kekristenan di dunia ini, tetapi justru memilih apa yang bodoh dan lemah bagi dunia, serta apa yang dipandang hina (1Kor. 1:26-27); saat itulah Ia mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya, dan menurunkan orang-orang yang berkuasa, dan meninggikan orang-orang yang rendah. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika tirani imam-imam kepala dan tua-tua diruntuhkan, setelah sekian lama memerintah atas umat warisan Allah dan mau berharap untuk memerintah terus. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika murid-murid Kristus, kawanan nelayan miskin yang dipandang rendah diperlengkapi dengan kuasa dan didudukkan di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Yang congkak dicerai-beraikan dan yang rendah ditinggikan ketika kekuasaan keempat kerajaan dihancurkan, dan Kerajaan Mesias, yang adalah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia, dibuat Allah memenuhi bumi.
                        . Dalam mencurahkan kekayaan rohani (ay. 53).
                            (1) Mereka yang melihat kebutuhan mereka akan Kristus dan sangat merindukan kebenaran dan kehidupan di dalam Dia, akan dilimpahi segala yang baik, bahkan yang terbaik, yang diberikan dengan cuma-cuma kepada mereka, dan mereka akan dikenyangkan dengan berkat yang diberikan-Nya. Mereka yang letih lesu dan berbeban berat akan mendapat kelegaan bersama Kristus. Mereka yang haus diundang untuk datang kepada-Nya dan minum. Hanya orang-orang yang demikianlah yang mengetahui bagaimana menghargai anugerah-Nya. Bagi orang yang lapar segala yang pahit terasa manis, manna adalah makanan malaikat; dan bagi yang haus air biasa akan terasa seperti madu dari bukit batu.
                            (2) Mereka yang kaya, mereka yang tidak merasa lapar, yang sama seperti jemaat di Laodikia mengira tidak memerlukan apa-apa, dipenuhi oleh diri dan kebenaran mereka sendiri, dan mengira bahwa mereka tidak kekurangan apa-apa di dalam diri mereka sendiri. Orang-orang seperti inilah yang diusir-Nya dari pintu-Nya, mereka tidak diizinkan masuk oleh-Nya. Ia menyuruh mereka pergi dengan tangan hampa. Mereka datang penuh dengan diri sendiri dan disuruh pergi dengan tangan hampa tanpa Kristus. Ia menyuruh mereka pergi kepada dewa-dewa yang mereka sembah, kepada kebenaran dan kekuatan mereka sendiri yang mereka percayai.
                [3] Sejak dahulu Sang Mesias diharapkan dengan cara yang khusus menjadi kekuatan dan kemuliaan bagi umat-Nya Israel, dan memang demikianlah Ia adanya (ay. 54): Ia menolong Israel, hamba-Nya, antelabeto. Ia telah menarik mereka dengan tangan-Nya, dan menolong mereka bangkit dari kejatuhan mereka saat mereka tidak bisa menolong diri sendiri. Mereka terpuruk di bawah beban kovenan lama yang berdasarkan ketaatan pada Taurat dan dibangkitkan kembali melalui berkat-berkat kovenan anugerah yang telah diperbarui. Pengutusan Sang Mesias, tumpuan pertolongan bagi orang-orang berdosa yang malang, adalah kebaikan terbesar yang bisa dilakukan, bantuan terbesar yang bisa diberikan kepada umat-Nya Israel, dan yang semakin menunjukkan hal ini adalah:
                    Pertama, ini merupakan peringatan akan rahmat-Nya sifat-Nya yang penuh rahmat, rahmat yang disediakan-Nya bagi hamba-Nya Israel. Sementara berkat ini ditangguhkan, umat-Nya yang menanti-nantikan berkat itu sering bertanya-tanya, "Apakah Allah telah lupa bermurah hati?" Namun, sekarang Ia menyatakan bahwa Ia tidak lupa, Ia tetap mengingat rahmat-Nya. Ia ingat akan rahmat-Nya yang terdahulu, dan mengulanginya dalam bentuk berkat-berkat rohani, yang dahulu diberikan-Nya dalam bentuk berkat-berkat jasmani. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala. Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut, keluar dari Mesir? (Yes. 63:11). Ia akan melakukan yang seperti itu lagi, yaitu apa yang dilambangkan dengan peristiwa di Mesir itu.
                    Kedua, bahwa ini adalah penggenapan janji-Nya. Sebuah rahmat yang tidak hanya dirancang begitu saja, namun juga diumumkan (ay. 55), seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita. Keturunan perempuan itu akan meremukkan kepala ular itu, Allah akan tinggal di dalam kemah-kemah Sem, dan khususnya kepada Abraham, dan oleh dia segala bangsa di atas bumi akan mendapat berkat, berkat yang terbaik, berkat yang kekal. Berkat ini akan turun kepada keturunannya yang kekal, yaitu keturunan rohaninya, karena keturunan jasmaninya tidak lama lagi akan terputus. Perhatikanlah, apa yang difirmankan Allah akan dilaksanakan-Nya. Apa yang difirmankan-Nya kepada nenek moyang mereka akan digenapi-Nya di dalam keturunan mereka, dengan berkat-berkat yang kekal.
                    Terakhir, Maria kembali ke Nazaret (ay. 56), setelah ia tinggal bersama Elisabet sekitar tiga bulan lamanya, cukup lama sampai ia merasa yakin perihal dirinya bahwa ia benar-benar mengandung, serta mendapat penegasan dari saudara sepupunya, Elisabet. Beberapa orang berpendapat bahwa meskipun di sini dikatakan bahwa Maria pulang sebelum Elisabet melahirkan, ini hanyalah karena penulis Injil ini ingin mengakhiri kisah tentang Maria sebelum melanjutkan kisah mengenai Elisabet. Mungkin Maria masih tinggal bersama saudara sepupunya itu, walaupun tidak terus-menerus. Dengan kata lain, mungkin ia mondar-mandir ke tempat sepupunya itu. Dengan begitu Maria dapat melayani Elisabet dan menemaninya ketika tiba saatnya untuk bersalin, serta meneguhkan imannya sendiri melalui penggenapan janji Allah kepada Elisabet. Namun, kebanyakan orang terpaku pada kisah seperti yang tertulis, dan memperkirakan bahwa ia pulang ke rumahnya ketika Elisabet sudah dekat bersalin, karena ia masih ingin menyendiri, dan karena itu ia tidak hadir pada saat kelahiran anak perjanjian ini, yang akan menarik banyak orang untuk datang ke rumah itu pada saat kelahirannya. Mereka yang memiliki Kristus di dalam hati akan lebih bersukacita dalam duduk sendiri dan berdiam diri.



BcO Efesus 1:16-2:10
Salam
1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
Kekayaan orang-orang yang terpilih
1:3 Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. 1:4 Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. 1:5 Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, 1:6 supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya. 1:7 Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, 1:8 yang dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. 1:9 Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus 1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi. 1:11 Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan -- kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya -- 1:12 supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya. 1:13 Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. 1:14 Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Doa untuk pengertian tentang kemuliaan Kristus
1:15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 1:16 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 1:18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 1:19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 1:20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 1:21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 1:22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 1:23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.

Semuanya adalah kasih karunia
2:1 Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2:2 Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. 2:3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 2:4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 2:5 telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan -- 2:6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, 2:7 supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 2:10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.


Penjelasan:

* Pengantar (1:1-2)
    Inilah,
        1. Gelar yang digunakan oleh Rasul Paulus untuk dirinya sendiri, gelar yang digunakan sebagai miliknya sendiri, yaitu Dari Paulus, rasul Kristus Yesus, dst. Ia menganggap sebagai suatu kehormatan dapat dipakai oleh Kristus sebagai salah seorang utusan untuk anak-anak manusia. Di dalam jemaat Kristen, para rasul adalah pemimpin-pemimpin utama. Mereka menjadi pelayan-pelayan luar biasa yang ditunjuk untuk satu masa saja. Mereka dilengkapi dengan karunia-karunia luar biasa oleh Tuhan mereka yang agung, dan ditambah dengan penyertaan Roh secara langsung, supaya mereka cakap dalam memberitakan dan menyebarluaskan Injil serta mampu memerintah jemaat yang masih dalam keadaan seperti bayi. Begitu jugalah dengan Paulus ketika itu. Ia dianugerahi jabatan itu bukan oleh kehendak manusia, juga bukan oleh campur tangannya sendiri, melainkan oleh kehendak Allah, yang langsung dan jelas ditujukan kepada dia, langsung dipanggil (seperti halnya rasul-rasul lain) oleh Kristus sendiri untuk mengerjakan tugas itu. Setiap pelayan Kristus yang setia (walaupun panggilan dan jabatannya tidak sehebat seperti seorang rasul) bolehlah, bersama para rasul, berpikiran demikian, yaitu memandang suatu kehormatan dan penghiburan bagi dirinya sendiri bahwa dia dipanggil seperti sekarang ini oleh kehendak Allah.
        2. Orang-orang yang menjadi penerima surat kerasulan ini: Kepada orang-orang kudus di Efesus, yaitu, kepada orang-orang Kristen yang menjadi anggota jemaat di Efesus, sebuah kota besar di Asia. Ia menyebut mereka orang-orang kudus, sebab seperti itulah mereka menurut pengakuan iman, demikianlah mereka semua diikat dalam kebenaran serta kenyataan, dan banyak di antara mereka yang memang seperti itu. Semua orang Kristen harus menjadi orang-orang kudus. Jika mereka tidak memiliki sifat dan ciri seperti itu di atas muka bumi, mereka tidak akan pernah menjadi orang-orang kudus di dalam kemuliaan. Ia menyebut mereka sebagai orang-orang percaya dalam Kristus Yesus, orang-orang percaya di dalam Dia, tetap teguh dalam ketaatan kepada Dia serta kepada kebenaran dan jalan-jalan-Nya. Mereka bukanlah orang-orang kudus yang tidak setia, melainkan orang-orang kudus yang percaya di dalam Kristus, sangat taat kepada-Nya, serta setia kepada pengakuan yang mereka buat kepada Tuhan mereka. Perhatikanlah, merupakan suatu kehormatan tidak saja bagi para pelayan Tuhan, tetapi juga bagi setiap orang Kristen untuk memperoleh rahmat Tuhan untuk menjadi setia. Di dalam Kristus Yesus, dari siapa mereka memperoleh semua kasih karunia dan kekuatan rohani, dan di dalam siapa mereka serta semua perbuatan mereka mendapat perkenanan-Nya.
        3. Berkat kerasulan, Kasih karunia menyertai kamu, dan seterusnya. Inilah tanda yang digunakan di dalam setiap surat kerasulan. Berkat itu mengungkapkan kehendak baik Rasul Paulus kepada sahabat-sahabatnya, serta menunjukkan keinginan nyata atas kesejahteraan mereka. Oleh kasih karunia, kita memahami kasih dan kebaikan Allah yang cuma-cuma dan tanpa pamrih, serta semua kasih karunia Roh yang datang dari kasih karunia itu. Oleh damai sejahtera, kita juga memahami semua berkat lainnya, baik yang bersifat rohaniah maupun yang bersifat jasmaniah yang sementara, dan buah-buah serta hasil dari kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera tanpa kasih karunia. Tidak ada damai sejahtera dan juga tidak ada kasih karunia, selain yang berasal dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Kristus Yesus. Berkat-berkat yang khas ini berasal dari Allah, bukan sebagai Sang Pencipta, melainkan sebagai Sang Bapa karena pertalian khusus, dan berasal dari Tuhan Yesus Kristus yang telah membeli mereka untuk menjadi umat-Nya. Dia-lah yang memiliki hak untuk melimpahkan berkat-berkat itu ke atas mereka. Sesungguhnya, orang-orang kudus dan orang-orang yang setia di dalam Kristus Yesus, telah menerima kasih karunia dan damai sejahtera ini, namun penambahan berkat-berkat seperti ini sangat diharapkan. Orang-orang kudus yang terbaik, sangat membutuhkan kasih karunia yang baru dari Roh untuk bertumbuh dan berkembang. Itulah sebabnya mengapa mereka harus berdoa, masing-masing untuk dirinya sendiri, dan semua orang untuk satu sama lain, supaya berkat-berkat itu tetap melimpah ke atas mereka. Sesudah pendahuluan singkat ini, Rasul Paulus melanjutkan pada pokok persoalan dan isi dari surat kerasulan ini. Meskipun doa dan pujian seperti ini tampak aneh dicantumkan dalam sepucuk surat, namun Roh Allah memandang baik bahwa pembicaraan mengenai perkara-perkara ilahi di dalam pasal ini disampaikan dalam bentuk doa dan pujian, sebab doa dan pujian merupakan sapaan yang khidmat kepada Allah, sehingga menyampaikan perintah-perintah yang penting kepada orang lain. Doa dapat mengajarkan sesuatu, dan pujian juga dapat melakukan hal yang sama.


* Pujian atas Berkat-berkat Rohaniah (1:3-14)

    Rasul Paulus mengawali suratnya dengan ucapan syukur dan pujian, disertai dengan ungkapan perasaan yang mengalir deras dan berlimpah atas segala keuntungan besar dan berharga yang kita nikmati melalui Yesus Kristus. Memang tepatlah bila hak-hak istimewa dari iman kepercayaan kita itu diperkatakan dan diungkapkan banyak-banyak di dalam puji-pujian kita kepada Allah.
        I. Secara umum Rasul Paulus memuji Allah untuk segala berkat rohani (ay. 3), di mana ia menyebut Dia sebagai Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab, sebagai Pengantara, Sang Bapa adalah Allah-Nya. Sedangkan sebagai Allah dan Pribadi Kedua di dalam Trinitas Allah yang mulia, Allah adalah Bapa-Nya. Hal itu memperlihatkan persekutuan rohani antara Kristus dan orang-orang percaya, bahwa di dalam dan melalui Dia, Allah dan Bapa Tuhan Yesus Kristus kita adalah Allah dan Bapa mereka juga. Segala berkat datang dari Allah yang adalah Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus. Tidak ada kebaikan yang dapat diharapkan dari Allah yang adil dan kudus bagi makhluk-makhluk yang penuh dosa, selain melalui pengantaraan Yesus Kristus. Ia telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani. Perhatikanlah, berkat-berkat rohani merupakan berkat-berkat terbaik yang dengannya Allah memberkati kita, dan untuk itu kita harus memuji Dia. Ia memberkati kita dengan melimpahkan berkat-berkat seperti itu ke atas kita untuk membuat kita sungguh-sungguh diberkati. Karena itu, janganlah memuji Allah begitu-begitu saja, tetapi harus dengan memuji-muji dan mengagungkan Dia atas semuanya itu. Orang-orang yang dikarunia Allah beberapa berkat, akan diberkati-Nya lagi dengan segala berkat rohani. Kepada mereka Ia mengaruniakan Kristus, dan sesudah itu Ia mengaruniakan lagi segala berkat ini dengan cuma-cuma kepada mereka. Tidak demikian halnya dengan berkat-berkat jasmani yang bersifat sementara. Sebagian orang diberkati dengan kesehatan, dan tidak dengan kekayaan. Ada juga sebagian yang diberkati dengan kekayaan, tetapi tidak dengan kesehatan, dan begitu seterusnya. Tetapi, ketika Allah mengaruniakan segala berkat rohani, Ia memberkati dengan segalanya. Berkat-berkat itu adalah segala berkat rohani di dalam sorga. Beberapa orang mengartikannya sebagai berkat-berkat di dalam jemaat, dibedakan dari dunia, dan dipanggil keluar darinya. Atau dapat juga diartikan sebagai berkat-berkat di dalam perkara-perkara sorgawi, seperti berkat-berkat yang datang dari sorga, dan yang dirancang untuk menyiapkan manusia untuk masuk ke dalamnya, dan menjamin mereka untuk diterima masuk ke dalamnya. Oleh karena itu, kita harus peduli dengan perkara-perkara rohani dan sorgawi sebagai hal-hal yang utama. Oleh perkara-perkara ini kita tidak akan sengsara, dan pasti akan sengsara bila tidak memilikinya. Janganlah memikirkan perkara-perkara yang di bumi, tetapi pikirkanlah perkara-perkara yang di atas. Dengan berkat-berkat inilah kita diberkati di dalam Kristus, sebab, sebagaimana pelayanan-pelayanan kita naik ke atas kepada Allah melalui Kristus, begitu jugalah segala berkat kita disampaikan dengan cara yang sama kepada kita, yaitu melalui Kristus, Sang Pengantara antara Allah dan kita.
        II. Berkat-berkat rohaniah khusus yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus, dan untuk itu kita harus memuji Allah, banyak dari antaranya disebutkan dan diuraikan di sini.
            1. Pemilihan dan predestinasi (penentuan dari semula), yang merupakan sumber misteri, dari mana berkat-berkat lain mengalir (ay. 4-5, 11). Pemilihan atau pilihan menunjuk kepada sebagian orang yang dipilih dari sejumlah atau sekumpulan besar umat manusia. Dari situ mereka dipisahkan dan dikhususkan. Predestinasi menunjuk kepada berkat-berkat yang dirancang, khususnya pengangkatan menjadi anak-anak-Nya, yang menjadi tujuan Allah agar pada waktu yang telah ditetapkan, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya, dan dengan demikian memiliki hak atas semua keistimewaan dan warisan sebagai anak. Di sini kita membaca tentang waktu kapan tindakan kasih ini dilakukan, yaitu pada saat sebelum dunia dijadikan. Tidak saja sebelum umat Allah diciptakan, tetapi sebelum permulaan dunia ini. Karena mereka dipilih dalam kebijaksanaan Allah dari sejak kekekalan. Hal ini meninggikan derajat kebesaran berkat-berkat ini sebagai hasil kebijaksanaan yang kekal. Sedekah-sedekah yang Anda berikan kepada para pengemis di muka pintu rumah Anda berasal dari keputusan yang datang tiba-tiba, namun persiapan bagi masa depan yang dibuat oleh para orang tua bagi anak-anaknya merupakan hasil pemikiran yang panjang, serta dituangkan secara tertulis di dalam bentuk pesan terakhir dan surat wasiat yang dibuat dengan penuh rasa khidmat. Karena itu, pengangkatan menjadi anak ini sungguh mengagungkan kasih ilahi, dan juga menjamin tersedianya berkat-berkat bagi orang-orang pilihan Allah, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan. Allah melakukannya sesuai dengan tujuan kekal-Nya dalam mengaruniakan segala berkat rohani atas umat-Nya. Ia telah memberkati kita - sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita, di dalam Kristus, Kepala yang agung dari pemilihan itu, yang dengan penuh perasaan kasih menyebut kita sebagai orang-orang pilihan Allah, sebagai orang-orang pilihan-Nya. Di dalam Sang Juruselamat yang terpilih itu ada pandangan kebaikan yang ditujukan kepada kita. Amati di sini satu tujuan dan rancangan yang agung dari pemilihan ini, yaitu dipilih - supaya kita kudus. Mereka harus menjadi kudus bukan karena Ia telah mengetahuinya di dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena Ia telah memutuskan untuk membuat mereka seperti itu. Semua orang yang dipilih supaya berbahagia pada akhirnya, dipilih supaya menjadi kudus sebagai alat untuk mencapai kebahagiaan itu. Pengudusan dan juga keselamatan mereka merupakan hasil dari kebijaksanaan kasih ilahi. - Dan tak bercacat di hadapan-Nya - supaya kekudusan mereka tidak sekadar bersifat lahiriah dan berpenampilan luar belaka, tetapi sungguh-sungguh nyata dan datang dari dalam batin, untuk mencegah celaan orang. Dan Allah sendiri, yang melihat hati, akan memandang kekudusan seperti itu sebagai kekudusan yang berasal dari hati yang mengasihi Allah dan sesama makhluk ciptaan. Kasih ini menjadi dasar pijakan dari semua kekudusan yang sejati. Kata aslinya berarti kemurniaan tiada tara sehingga tidak ada orang yang sanggup mencelanya. Itulah sebabnya mengapa ada sebagian orang yang mengartikannya sebagai kekudusan sempurna yang akan dicapai oleh para orang kudus di dalam kehidupan yang akan datang. Kekudusan yang menjadi teramat sangat sempurna di hadapan Allah, dan mereka akan berada di dalam hadirat Allah sampai selama-lamanya. Di sini juga diberikan aturan dan sumber penyebab pilihan Allah, yaitu sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya (ay. 5). Bukan demi apa saja yang telah diketahui-Nya dalam kemahatahuan-Nya, melainkan karena hal itu merupakan kehendak-Nya yang berdaulat, dan merupakan sesuatu yang sangat menyenangkan hati-Nya. Hal itu sesuai dengan maksud Allah, kehendak yang sudah tetap dan tidak dapat diubah lagi, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya (ay. 11), yang dengan penuh kuasa menyempurnakan apa saja yang berkenaan dengan umat pilihan-Nya, sebagaimana Ia dengan bijaksana dan bebas menentukan dan menetapkan dari semula tujuan dan rancangan terakhir dan agung dari semua yang adalah kemuliaan-Nya sendiri, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia (ay. 6), supaya kami boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya (ay. 12), yaitu, supaya kita sendiri hidup dan berperilaku seperti itu sehingga kasih karunia-Nya yang melimpah akan diagungkan dan tampak mulia, serta layak memperoleh pujian tertinggi. Semua berasal dari Allah, dari Dia, dan melalui Dia, dan itulah sebabnya semua harus ditujukan kepada-Nya, dan berpusat di dalam pujian kepada-Nya. Perhatikanlah, kemuliaan Allah merupakan tujuan-Nya sendiri, dan tujuan itu haruslah menjadi tujuan kita juga di dalam semua yang kita lakukan. Bagian ini dipahami oleh sebagian orang dengan cara yang sangat berbeda dan secara khusus merujuk kepada pertobatan orang-orang Efesus menjadi orang-orang Kristen. Orang-orang yang berminat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal itu dapat membaca tulisan Locke (filsuf Inggris abad ketujuh belas - pen.) serta penulis-penulis ternama lainnya.
            2. Berkat rohaniah berikut yang diperhatikan oleh Rasul Paulus adalah penerimaan Allah melalui Yesus Kristus: Di dalam Dia, atau oleh kasih karunia-Nya ini, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya (ay. 6), Ia telah membuat kita diterima oleh Allah. Yesus Kristus adalah Pribadi yang dikasihi oleh Bapa-Nya (Mat. 3:17), seperti juga para malaikat dan orang-orang kudus. Sungguh sangat istimewa apabila kita diterima oleh Allah, karena ini menyiratkan kasih-Nya kepada kita dan bagaimana kita dibawa masuk ke dalam pemeliharaan-Nya dan keluarga-Nya. Dengan demikian, kita tidak mungkin dapat diterima oleh Allah, selain di dalam dan melalui Yesus Kristus. Allah mengasihi umat-Nya demi Kristus yang dikasihi-Nya itu.
            3. Pengampunan dosa dan penebusan melalui darah Yesus (ay. 7). Tidak ada pengampunan tanpa penebusan. Karena alasan dosalah kita menjadi orang tahanan, dan kita tidak dapat dilepaskan dari tahanan selain oleh pengampunan atas dosa-dosa kita. Penebusan ini kita peroleh di dalam Kristus, dan pengampunan diperoleh melalui darah-Nya. Kesalahan dan noda dosa hanya dapat dihapus oleh darah Yesus. Semua berkat rohani kita mengalir kepada kita di dalam curahan darah itu. Keuntungan besar yang kita peroleh dengan cuma-cuma ini telah dibeli dan dibayar dengan pengorbanan yang besar oleh Tuhan kita yang mahamulia. Dan itu semua terjadi sesuai dengan kekayaan kasih karunia Allah. Penebusan Kristus dan kelimpahan kasih karunia Allah sangat sesuai dengan perkara besar penebusan umat manusia. Allah dipuaskan oleh Kristus sebagai pengganti dan penjamin kita. Walaupun demikian, kasih karunia yang melimpah itulah yang memungkinkan penerimaan jaminan itu, yaitu ketika Allah tidak menjalankan pelaksanaan kerasnya hukum Taurat atas diri si pelanggar. Juga, kasih karunia-Nya yang melimpah itulah yang menjadikan Anak-Nya sendiri sebagai jaminan, serta menyerahkan Dia dengan cuma-cuma, ketika tidak ada lagi jaminan lain yang dapat kita pikirkan, dan yang dapat ditemukan untuk menggantikan kita. Di dalam hal ini, Ia tidak saja menunjukkan kekayaan kasih karunia itu, tetapi juga dilimpahkan-Nya kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian (ay. 8), yaitu hikmat di dalam memahami penyelenggaraan-Nya itu, dan pengertian di dalam melaksanakan rencana kehendak-Nya, sebagaimana telah Ia lakukan. Betapa mulianya hikmat dan pengertian ilahi menyatakan diri, dengan pantas dan layak menyesuaikan masalah antara keadilan dan belas kasihan Allah di dalam urusan yang agung ini, di dalam menjamin kehormatan Allah dan hukum-Nya pada saat yang sama, sehingga pemulihan orang-orang berdosa dan keselamatan mereka dapat ditegaskan dan dipastikan!
            4. Hak istimewa lain yang membuat Rasul Paulus di sini memuji Allah adalah wahyu ilahi - bahwa Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita (ay. 9). Yakni, betapa besarnya perkenan Allah kepada manusia, yang telah disimpan-Nya dalam waktu yang lama, dan tetap tinggal tersembunyi bagi sebagian besar dunia ini, dan untuk ini kita sekarang berutang kepada Kristus, yang setelah sejak kekekalan berada di pangkuan Bapa, kini telah datang untuk menyatakan kehendak-Nya kepada anak-anak manusia. Sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, kebijaksanaan rahasia-Nya mengenai penebusan manusia, yang telah Ia tetapkan, atau tentukan, hanya ada di dalam Dia serta berasal dari Dia sendiri, dan tidak di dalam anak-anak manusia itu. Di dalam pewahyuan ini, dan di dalam menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, hikmat dan pengertian Allah akan bercahaya dengan terang. Hal itu digambarkan sebagai firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan kita (ay. 13). Setiap firman dari Injil itu benar adanya. Firman itu mengandung dan mengajarkan kebenaran-kebenaran yang paling berbobot dan penting kepada kita. Firman itu ditegaskan dan dimeteraikan oleh sumpah Allah sendiri, yang darinya kita harus belajar untuk pergi sendiri mencari kebenaran ilahi itu. Itu adalah Injil keselamatan kita, karena ia menyatakan kabar baik tentang keselamatan dan mengandung tawaran bagi keselamatan itu. Injil itu menunjukkan jalan menuju kepada keselamatan itu, dan Roh yang mulia itu memberikan pengertian dan pertolongan yang dapat mendatangkan hasil baik bagi keselamatan jiwa-jiwa. Oh, betapa kita harus menjunjung tinggi Injil yang mulia ini dan memuji Allah untuk itu! Inilah cahaya yang bersinar di tempat yang gelap, yang untuknya kita beroleh alasan untuk bersyukur, dan untuknya kita harus memberikan perhatian.
            5. Persekutuan di dalam dan dengan Kristus merupakan sebuah hak istimewa, sebuah berkat rohaniah, dan dasar dari banyak berkat lainnya. Ia mempersatukan di dalam Kristus segala sesuatu (ay. 10). Segala macam wahyu ilahi bersatu di dalam Kristus, semua agama berpusat di dalam Dia. orang-orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain dipersatukan satu sama lain oleh penyatuan mereka kepada Kristus. Baik yang di sorga maupun yang di bumi dikumpulkan bersama-sama di dalam Dia. Terjadi perdamaian, keselarasan dibangun antara sorga dan bumi melalui Dia. Kumpulan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya menjadi satu dengan jemaat melalui Kristus, dan semua ini sudah ditetapkan-Nya di dalam Kristus. Sudah menjadi ketetapan-Nya di dalam masa penyelenggaraan itu, yang digenapi dengan dikirimkan-Nya Kristus setelah genap waktunya, pada waktu yang tepat sebagaimana telah ditetapkan dan diputuskan-Nya sejak semula.
            6. Warisan atau bagian kekal itu merupakan berkat besar yang dengannya kita diberkati di dalam Kristus: Di dalam Dia-lah kami mendapat bagian yang dijanjikan (ay. 11). Sorga itulah warisan atau bagian kekal itu, kebahagiaan yang diperoleh darinya merupakan bagian yang cukup bagi jiwa. Bagian yang dijanjikan ini disampaikan melalui pewarisan, sebagai suatu pemberian dari Bapa kepada anak-anak-Nya. Jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris. Segala berkat yang telah kita terima menjadi kecil jika dibandingkan dengan harta pusaka ini. Apa yang disediakan bagi seorang ahli waris ketika ia masih belum dewasa tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang disimpan baginya ketika ia telah dewasa. Dikatakan bahwa orang-orang Kristen akan menerima harta pusaka ini, karena mereka memiliki hak untuk itu pada saat sekarang ini, dan bahkan menjadi pemilik yang sebenarnya, di dalam Kristus yang menjadi kepala dan wakil mereka.
            7. Meterai dan jaminan Roh merupakan bagian dari berkat-berkat ini. Dikatakan bahwa kita dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu (ay. 13). Roh yang mulia itu adalah kudus, dan ia membuat kita menjadi kudus. Ia disebut sebagai Roh perjanjian, sebab Ia adalah Roh yang dijanjikan itu. Oleh-Nya orang-orang percaya dimeteraikan, artinya dipisahkan dan disisihkan bagi Allah, dikhususkan dan ditandai sebagai milik-Nya. Roh itu adalah jaminan bagian kita (ay. 14). Jaminan itu merupakan bagian dari pembayaran dan menjamin jumlah pembayaran sepenuhnya. Begitu jugalah karunia Roh Kudus itu, semua pengaruh dan pekerjaan-Nya, baik yang menguduskan dan yang menghibur. Semuanya dimulai dari dalam sorga, dan menjadi mulia di dalam Sang Benih dan Tunas. Pencerahan Roh merupakan jaminan dari cahaya yang kekal, sedangkan pengudusan merupakan jaminan dari kekudusan yang sempurna, dan segala penghiburan-Nya merupakan jaminan dari sukacita yang tak berkesudahan. Dikatakan bahwa Dia menjadi jaminan, sampai penebusan yang menjadikan kita milik Allah. Di sini jaminan itu bisa juga disebut kepemilikan, sebab jaminan ini memastikan para ahli waris seakan-akan mereka memang sudah memiliki warisan atau bagian kekal itu, dan bagian tersebut dibeli bagi mereka oleh darah Kristus. Penebusan warisan itu disebutkan di sini karena ia telah digadaikan dan diambil oleh dosa, dan Kristus mengembalikannya lagi kepada kita. Karena itulah dikatakan sebagai menebus warisan itu, dengan menggunakan kiasan hukum penebusan. Dari semua ini amatilah, betapa indahnya janji yang menjamin karunia Roh Kudus kepada mereka yang meminta-Nya. Rasul Paulus menyebutkan tujuan dan rancangan agung Allah dalam melimpahkan semua hak istimewa rohaniah ini, supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya - kepada kamilah pertama kali Injil diberitakan dan kamilah yang pertama kali bertobat dan percaya kepada iman kepada Kristus, serta menaruh harapan dan kepercayaan kami di dalam Dia. Perhatikanlah, orang yang lebih dahulu ada di dalam kasih karunia, mereka itu lebih diutamakan: yang menjadi Kristen sebelum aku, kata Rasul Paulus (Rm. 16:7). Orang-orang yang sudah lebih lama mengalami kasih karunia Kristus memiliki kewajiban yang lebih khusus untuk memuliakan Allah. Mereka harus menjadi kuat di dalam iman, lebih unggul dalam memuliakan Dia. Walaupun demikian, hal ini harus menjadi tujuan umum dari semua orang percaya. Untuk inilah kita diciptakan, dan untuk inilah kita ditebus. Inilah rancangan agung Kekristenan kita, serta juga dari Allah yang telah melakukan semuanya bagi kita, yaitu untuk memuji kemuliaan-Nya (ay. 14). Dengan cara ini Ia bermaksud supaya kasih karunia, kuasa, dan semua kesempurnaan lainnya menjadi menarik serta mulia, dan semua anak manusia mengagungkan Dia.


* Doa Rasul Paulus (1:15-23)

    Kita telah sampai pada bagian akhir pasal ini. Bagian yang memuat doa Rasul Paulus yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah demi kepentingan orang-orang Efesus ini. Kita harus mendoakan orang-orang yang atas mereka kita ucapkan syukur kepada Allah. Rasul Paulus kita ini memuji Allah untuk apa yang telah ia lakukan bagi mereka, dan kemudian ia berdoa supaya ia dapat berbuat lebih banyak bagi mereka. Ia mengucap syukur atas berkat-berkat rohaniah dan berdoa agar berkat-berkat itu dicurahkan terus, sebab Allah menginginkan supaya kaum Israel meminta dari pada-Nya apa yang hendak dilakukan-Nya bagi mereka. Ia telah menyerahkan berkat-berkat rohaniah ini bagi kita di dalam tangan Anak-Nya, Tuhan Yesus, namun Ia juga menetapkan kita untuk menarik dan mengambilnya melalui doa. Kita tidak memiliki bagian atau jatah di dalam hal itu lebih lanjut, selain kita harus memintanya dengan iman dan doa. Salah satu dorongan yang menyokong Paulus untuk berdoa bagi jemaat Korintus adalah laporan baik yang ia dengar tentang mereka, yaitu tentang iman mereka di dalam Tuhan Yesus dan kasih mereka terhadap semua orang kudus (ay. 15). Iman di dalam Kristus dan kasih kepada semua orang kudus, akan disertai dengan semua kasih karunia lainnya. Kasih terhadap orang-orang kudus, sedemikian rupa, dan karena disebut seperti itu, harus termasuk kasih kepada Allah. Mereka yang mengasihi orang-orang kudus, sedemikian rupa, berarti mengasihi semua orang kudus, tak peduli betapa lemah dalam kasih karunia, hina dan rendah di dalam dunia, dan sesaknya keadaan sebagian dari mereka. Dorongan lain untuk mendoakan mereka adalah karena mereka telah menerima jaminan atas bagian harta pusaka mereka. Hal ini dapat kita amati dari kata-kata yang dikaitkan dengan bagian sebelumnya, yaitu suatu kata hubung, karena itu. "Mungkin kamu mengira bahwa setelah menerima jaminannya maka dengan sendirinya kamu sudah cukup merasa bahagia dan tidak perlu lagi berbuat apa-apa selanjutnya, sehingga kamu merasa tidak perlu untuk berdoa bagi dirimu sendiri lagi, dan aku pun tidak perlu berdoa untukmu." Tidak, malah sebaliknya. Karena itu - aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu, da
Label:   Lukas 1:39-56 



Daftar Label dari Kategori Khotbah Katolik 2017
Lukas 10:13-16(1)
Lukas 10:17-24(1)
Lukas 10:25-37(1)
Lukas 11:27-28(1)
Lukas 14:1,7-11(1)
Lukas 18:1-8(1)
Lukas 1:39-56(1)
Lukas 20:27-40(1)
Lukas 24:13-35(1)
Lukas 2:22-40(1)
Lukas 6:12-19(1)
Lukas 6:43-49(1)
Lukas 7:1-10(1)
Lukas 8:16-18(1)
Lukas 8:4-15(1)
Lukas 9:43b-45(1)
Markus 13:33-37(1)
Matius 10:17-22(1)
Matius 10:26-33(1)
Matius 10:37-42(1)
Matius 13:1-23(1)
Matius 13:24-43(1)
Matius 16:13-20(1)
Matius 17:1-9(2)
Matius 18:1-5,10(1)
Matius 1:1-25(1)
Matius 20:1-16a(1)
Matius 21:28-32(1)
Matius 21:33-43(1)
Matius 25:31-46(1)
Matius 4:1-11(1)
Matius 4:12-23(1)
Matius 5:13-16(1)
Matius 5:17-37(1)
Matius 5:38-48(1)
Matius 6:24-34(1)
Matius. 5:1-12(1)
Yohanes 10:1-10(1)
Yohanes 11:1-45(1)
Yohanes 14:1-12(1)
Yohanes 14:15-21(1)
Yohanes 1:1-18(1)
Yohanes 1:29-34(1)
Yohanes 20:19-23(1)
Yohanes 3:16-18(1)
Yohanes 4:5-42(1)
Yohanes 9:1-41(1)




Nama-Nama Bayi Katolik Terlengkap

Kalender Liturgi Katolik 2024 dan Saran Nyanyian

Kalender Liturgi Katolik Desember 2023 dan Saran Nyanyian


Orang Kudus Katolik Dirayakan Desember
Santo-Santa 13 Desember - Santa Lusia (Perawan dan Martir), Santa Odilia atau Ottilia (Pengaku Iman)

MAZMUR TANGGAPAN & BAIT PENGANTAR INJIL
- PASKAH
- KENAIKAN
- PENTAKOSTA
- BIASA



NEXT:
Khotbah Katolik Minggu, 20 Agustus 2017 - Matius 15:21-28 BcO Efesus 1:1-14 - Hari Minggu Biasa XX - warna liturgi Hijau

PREV:
Khotbah Katolik Minggu, 6 Agustus 2017 Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya - Matius 17:1-9 ; BcO 2 Korintus 3:7-4:6


All Garis Besar





Arsip Khotbah Katolik 2017..


Jadwal Misa Gereja Seluruh Indonesia
1. Map/Peta Gereja Katolik di Jakarta
2. Map/Peta Gereja Katolik di Surabaya
3. Map/Peta Gereja Katolik di Makassar
4. Map/Peta Gereja Katolik di Bandung
5. Map/Peta Gereja Katolik di Medan
6. Map/Peta Gereja Katolik di Depok
Agustus - Hati Maria Yang Tidak Bernoda(3)
April - Sakramen Maha Kudus (6)
Bulan Katekese Liturgi(5)
Bulan November - Jiwa-jiwa Kudus di Api penyucian(4)
Bulan Oktober - Bulan Rosario(1)
Bulan Oktober - Bulan Rosario suci(4)
Desember - Bunda Maria yang dikandung tanpa noda(4)
Februari - Keluarga Kudus Yesus Maria Yosep(5)
Ibadah(1)
Januari - Bulan menghormati Nama Yesus(5)
Juli - Darah Mulia(2)
Juni - Hati Kudus Yesus(10)
Maret - Pesta St. Yosep(3)
Mei - Bulan Maria(8)
Penutup Bulan Rosario(1)
Peringatan Arwah(2)
Rabu Abu(1)
SEPTEMBER - TUJUH DUKA MARIA(7)